Anda di halaman 1dari 26

ANGGARAN DASAR

DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KEDOKTERAN


FISIK DAN REHABILITASI INDONESIA (PERDOSRI)

HASIL KONGRES NASIONAL XII


PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KEDOKTERAN FISIK & REHABILITASI INDONESIA
TAHUN 2022

1 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


ANGGARAN DASAR

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI


INDONESIA

MUKADDIMAH

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berhasil merebut
kemerdekaan dari kaum penjajah, maka setiap warga negara berkewajiban mengisi
kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju tercapainya
kehidupan rakyat yang sehat, adil dan makmur.

Dokter Indonesia sebagai warga bangsa yang ikut aktif dalam gerakan dan perjuangan
kemerdekaan, sadar akan hak dan kewajibannya serta peran dan tanggung jawabnya
kepada umat manusia dan bangsa, bertekad memberikan darma baktinya untuk
mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 dalam kehidupan
keprofesian.

Pada tahun 1982 didirikan Ikatan Dokter Ahli Rehabilitasi Medik Indonesia (IDARI).
Kemudian mendapat pengakuan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 1990.
Nama IDARI mengalami perubahan menjadi Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi
Medik Indonesia d e n g a n n a m a PERDOSRI tahun 1991. Pada tahun 2009
Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Indonesia mengalami perubahan
kembali menjadi Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Indonesia (The Indonesian Association of Physical Medicine and Rehabilitation) dengan
nama tetap PERDOSRI.

Dokter spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi adalah dokter yang berperan dalam
pelayanan medis spesialistik dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, untuk menegakkan diagnosis medis dan diagnosis fungsional, menentukan
tatalaksana kedokteran fisik dan rehabilitasi secara komprehensif berupa penatalaksanaan
farmakologi dan non farmakologi, melakukan evaluasi dan menentukan prognosis fungsi
dengan pendekatan bio-psiko-sosio-kultural.

Bahwa untuk memperlancar dan mempermudah tercapainya cita-cita tersebut, kami


membentuk suatu wadah/ikatan yang diberi nama PERDOSRI dengan Anggaran Dasar
sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama

Organisasi ini bernama Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Indonesia disebut PERDOSRI (The Indonesian Association of Physical Medicine and
Rehabilitation).

2 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


Pasal 2
Waktu

PERDOSRI didirikan di Jakarta pada tanggal 19 Maret 1982 untuk jangka waktu yang
lamanya tidak ditentukan.

Pasal 3
Tempat Kedudukan

Pengurus Pusat PERDOSRI berkedudukan di Jakarta.

BAB II
DASAR, ASAS DAN SIFAT

Pasal 4
Dasar

PERDOSRI berdasarkan Pancasila dan Undang–Undang Dasar 1945.

Pasal 5
Asas

PERDOSRI berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, perikemanusiaan, persatuan,


musyawarah mufakat, keadilan, kesejawatan, dan profesionalisme yang dijiwai oleh
Sumpah Dokter; dan Kode Etik Kedokteran Indonesia; serta Standar Etik Dokter Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia.

Pasal 6
Sifat

PERDOSRI adalah organisasi profesi Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Indonesia yang bersifat nasional, independen, dan nirlaba.

BAB III
TUJUAN DAN USAHA

Pasal 7
Tujuan

1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam


pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Memadukan segenap potensi Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di
Indonesia, meningkatkan harkat, martabat, kehormatan diri dan profesi kedokteran di
Indonesia, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan fungsional rakyat Indonesia
menuju masyarakat sehat dan sejahtera.

3 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


Pasal 8
Usaha

Membina dan mengembangkan kemampuan untuk meningkatkan profesionalisme dan


peran sebagai agen pembaharu (agent of change) serta agen pembangunan (agent of
development) terutama dalam peningkatan kualitas hidup, melalui :
1. Memelihara dan membina terlaksananya Sumpah Dokter; dan Kode Etik Kedokteran
Indonesia; serta Standar Etik Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Indonesia.
2. Meningkatkan mutu pendidikan profesi Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi, penelitian dan pengembangan Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi,
serta ilmu-ilmu yang berhubungan dengan kedokteran.
3. Memperjuangkan dan memelihara kepentingan serta kedudukan Dokter Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Indonesia sesuai dengan harkat dan martabat
profesi kedokteran.
4. Bermitra dengan semua pihak terkait dalam pengembangan kebijakan kesehatan.
5. Memberdayakan masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan
penyandang disabilitas.
6. Mengadakan hubungan kerjasama dengan badan-badan lain, pemerintah atau
swasta, di dalam negeri atau di luar negeri yang mempunyai tujuan yang sama atau
selaras.
7. Melaksanakan usaha-usaha untuk kesejahteraan anggota yang berguna untuk
mencapai tujuan sepanjang tidak bertentangan dengan sifat dan dasar organisasi.

BAB IV
STATUS, FUNGSI DAN PERAN

Pasal 9
Status

1. PERDOSRI merupakan satu-satunya organisasi profesi Dokter Spesialis Kedokteran


Fisik dan Rehabilitasi di Indonesia.
2. PERDOSRI berbadan hukum Perkumpulan.

Pasal 10
Fungsi

PERDOSRI berfungsi sebagai pemersatu, pembina dan pemberdaya Dokter Spesialis


Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Indonesia.

Pasal 11
Peran

PERDOSRI adalah organisasi yang mendorong peningkatan peran Dokter Spesialis


Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang meliputi profesional medis dalam meningkatkan
kemampuan fungsional dan kualitas hidup seseorang.

4 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 12
Anggota

Anggota Perhimpunan ini terdiri dari :


1. Anggota Biasa
2. Anggota Muda
3. Anggota Kehormatan

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 13
Kekuasaan

Kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat nasional berada pada Kongres Nasional, di


Tingkat Cabang berada pada Musyawarah Cabang.

Pasal 14
Struktur Kepemimpinan

1. Tingkat Pusat :
a. Terdiri dari Pengurus Pusat PERDOSRI; Kolegium Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi Indonesia (IKFRI); dan Dewan Etik dan Disiplin, yang masing-masing
memiliki wewenang dan tanggung jawab sesuai tugasnya.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Umum Pengurus Pusat PERDOSRI
berkoordinasi secara terintegrasi dengan Ketua Kolegium Ilmu Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi Indonesia (IKFRI); dan Ketua Dewan Etik dan Disiplin.
c. Ketua Umum Pengurus Pusat PERDOSRI dibantu oleh Kolegium Ilmu Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (IKFRI); dan Dewan Etik dan Disiplin yang
masing-masing memiliki kewenangan secara internal organisasi dan bertanggung
jawab kepada Kongres Nasional.
d. Ketua Umum Pengurus Pusat adalah pimpinan Organisasi PERDOSRI di tingkat
Pusat, yang melaksanakan kegiatan eksekutif organisasi dan bertanggungjawab
untuk dan atas nama organisasi.
e. Kolegium adalah Lembaga di lingkungan PERDOSRI yang mengatur Pendidikan
Dokter Spesialis, Fellowship, dan Dokter Subspesialis di bidang Ilmu Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi serta menilai kompetensi anggota PERDOSRI.
f. Dewan Etik dan Disiplin adalah organ perhimpunan yang berperan dan
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan internal organisasi dalam
bidang etik dan disiplin kedokteran.
g. Dalam melaksanakan tugasnya, Pengurus Pusat PERDOSRI mendapatkan
pengawasan secara internal dari Dewan Pengawas.
h. Ketua Umum Pengurus Pusat PERDOSRI berkoordinasi secara terintegrasi dengan
Dewan Pengawas.
i. Dewan Pengawas adalah organ perhimpunan yang bertugas untuk melakukan
pengawasan terhadap Pengurus Pusat PERDOSRI dalam menjalankan roda dan
kebijakan organisasi.

5 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


2. Tingkat Cabang :
Ketua PERDOSRI Cabang adalah Pimpinan Organisasi PERDOSRI di tingkat Cabang
yang merupakan kesatuan organisasi yang dibentuk di provinsi atau gabungan
provinsi.

Pasal 15
Badan-Badan

1. Badan adalah instansi organisasi yang bersifat taktis dan dibentuk untuk menunjang
program-program PERDOSRI yang terdiri dari Badan Kelengkapan dan Badan Khusus.
2. Badan Kelengkapan terdiri dari Komisi Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota
(Komisi HP2A); dan Komisi Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan
(Komisi P2KB).
3. Badan Khusus merupakan badan atau lembaga milik PP PERDOSRI yang berbadan
hukum sendiri dan bertanggung jawab kepada PP PERDOSRI untuk melaksanakan
kegiatan khusus seperti penanggulangan bencana, lembaga riset, koperasi, yayasan,
dan badan hukum lainnya sesuai kebutuhan organisasi.

Pasal 16
Pengambilan Keputusan Organisasi

1. Pengambil Keputusan Organisasi di Tingkat Pusat adalah Pengurus Besar, di Tingkat


Cabang adalah Pengurus Cabang.
2. Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang melakukan pengambilan keputusan melalui
suatu mekanisme pengambilan keputusan PERDOSRI.
3. Mekanisme pengambilan keputusan organisasi melalui musyawarah untuk mufakat,
bila tidak tercapai mufakat dapat melalui pemungutan suara.
4. Dalam keadaan mendesak Ketua Pengurus Pusat PERDOSRI sesuai tingkatan dapat
mengambil keputusan tanpa melalui mekanisme pengambilan keputusan PERDOSRI
sebagaimana pada ayat (3), sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta harus dipertanggung-jawabkan kepada Kongres
Nasional untuk PP PERDOSRI dan Musyawarah Cabang untuk PERDOSRI Cabang.

Pasal 17
Hirarki Pengambilan Keputusan dan Peraturan

1. Hirarki pengambilan keputusan organisasi PERDOSRI adalah sebagai berikut :


a. Kongres Nasional PERDOSRI
b. Musyawarah Kerja Nasional
c. Rapat Pleno PP PERDOSRI
d. Rapat Pleno Kolegium IKFRI/Dewan Etik dan Disiplin
e. Musyawarah Cabang
f. Rapat Pleno Cabang

2. Hirarki Peraturan Organisasi PERDOSRI adalah sebagai berikut :


a. Anggaran Dasar.
b. Anggaran Rumah Tangga.
c. Ketetapan Kongres Nasional selain Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
d. Keputusan Musyawarah Kerja Nasional.
e. Peraturan Pengurus Pusat.
f. Peraturan Ketua Umum Pengurus Pusat
g. Keputusan Ketua Umum Pengurus Pusat.
h. Ketetapan Musyawarah Cabang.
i. Peraturan Cabang.

6 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


j. Keputusan Ketua PERDOSRI Cabang.

3. Setiap pengambilan keputusan organisasi PERDOSRI, wajib dan harus memperhatikan


keputusan organisasi yang lebih tinggi.

4. Setiap peraturan organisasi yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan peraturan
organisasi yang lebih tinggi.

Pasal 18
Kongres

Kongres Nasional PERDOSRI dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali, kecuali apabila
dipandang perlu dapat dilaksanakan Kongres Luar Biasa.

BAB VII
LOGO DAN BENDERA

Pasal 19
Logo

1. Logo PERDOSRI terdiri dari tongkat ketiak berwarna hitam dengan ular melingkar
berwarna merah yang kepalanya menghadap ke kanan, pada bagian dasar terdapat
bunga teratai berwarna hijau berbentuk oval dengan tulisan PERDOSRI dibawahnya.
2. Tulisan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia.

Pasal 20
Bendera

1. Bendera PERDOSRI yang juga disebut Pataka merupakan perangkat organisasi yang
digunakan pada kegiatan-kegiatan resmi PERDOSRI yang diletakkan di sebelah kiri dari
bendera Merah Putih.
2. Bendera/Pataka PERDOSRI berukuran 100 x 150 cm.

Pasal 21
Atribut

1. Atribut adalah merupakan perlengkapan sebagai identitas organisasi PERDOSRI. Dapat


berupa badge, pakaian, sticker, pin, jas, rompi, topi, dan lain sebagainya.
2. Atribut organisasi harus mencantumkan Logo PERDOSRI.

Pasal 22
Hymne dan MARS

1. Hymne organisasi adalah Hymne PERDOSRI.


2. Hymne PERDOSRI adalah lagu yang diciptakan oleh Tim PERDOSRI
3. MARS organisasi adalah MARS PERDOSRI.
4. MARS PERDOSRI adalah lagu yang diciptakan oleh Tim PERDOSRI

7 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


BAB VIII
KEKAYAAN DAN SUMBER KEUANGAN

Pasal 23
Kekayaan

Kekayaan Perhimpunan ini dapat dibagi dalam 3 (tiga) bagian:


1. Kekayaan yang berupa uang.
2. Kekayaan yang berupa benda/ barang, bergerak dan tidak bergerak.
3. Kekayaan intelektual dan sumber daya manusia

Pasal 24
Sumber Keuangan dan Pengelolaan

Keuangan didapatkan dari:


1. Uang (pangkal) pendaftaran dari anggota baru pada waktu mendaftar.
2. Uang iuran anggota diberikan pengurangan bagi anggota senior yang sudah pensiun
(>60 tahun).
3. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB IX
HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI DAN PERHIMPUNAN LAIN SERTA HUBUNGAN
KERJA INTERNAL

Pasal 25

1. Hubungan PERDOSRI dengan Organisasi/Perhimpunan/Perkumpulan lain merupakan


hubungan horizontal antar organisasi yang masing-masing bersifat otonom, dengan
prinsip kesetaraan dan saling menghormati.
2. Hubungan kerja antara Pengurus Pusat (PP) dengan Pengurus Cabang (PC) bersifat
vertikal dan koordinatif.
3. Hubungan antara PERDOSRI dengan Senat PPDS IKFR bersifat koordinatif.

BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 26

Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dan diputuskan oleh Kongres Nasional.

BAB XI
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 27

Pembubaran Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia


(PERDOSRI) hanya dapat dilakukan oleh Kongres Luar Biasa yang khusus diadakan untuk
keperluan itu.

8 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


BAB XII
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 28

Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Dasar PERDOSRI dimuat dalam Anggaran
Rumah Tangga selama tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 29

1. Dengan disahkannya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran Dasar sebelumnya


dinyatakan tidak berlaku.
2. Anggaran Dasar ini disahkan dalam Sidang Pleno Kongres Nasional XII di Jakarta
pada tanggal 16 Oktober 2022.

9 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI


INDONESIA

BAB I
DASAR PENYUSUNAN

Pasal 1

Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat ART disusun berdasarkan Anggaran
Dasar Pasal 28.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 2
Anggota

1. Anggota biasa ialah Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Warga
Negara Republik Indonesia yang memberikan pelayanan medis di bidang Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi.
2. Anggota muda ialah Dokter yang terdaftar sebagai anggota IDI dan sedang dalam
Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang diakui oleh
Kolegium Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia.
3. Anggota kehormatan ialah mereka yang berjasa terhadap Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi serta PERDOSRI.

Pasal 3
Tata Cara Penerimaan Anggota

1. Anggota biasa diangkat oleh Pengurus Pusat atas dasar permintaan dari calon
anggota sendiri, langsung atau melalui cabang dengan menyertakan tanda bukti ijazah
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang diakui oleh Kolegium IKFRI
dan menyatakan persetujuannya terhadap AD dan ART PERDOSRI.
2. Anggota muda diangkat oleh Pengurus Pusat atas usulan Kolegium IKFRI.
3. Anggota kehormatan diusulkan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) fungsionaris
organisasi (Pengurus Pusat atau Cabang), selanjutnya diproses oleh Pengurus Pusat
sesuai ketentuan yang berlaku dan disahkan oleh Kongres Nasional.

Pasal 4
Hak Anggota

1. Setiap anggota biasa berhak mengeluarkan pendapat; mengajukan usul atau


pertanyaan dengan lisan dan atau tertulis kepada pengurus; mengikuti semua
kegiatan organisasi; dan memiliki hak memilih dan dipilih.
2. Setiap anggota yang melaksanakan tugas PERDOSRI dan atau pekerjaan sebagai
dokter berhak mendapat perlindungan dan pembelaan dari organisasi.
3. Setiap anggota berhak mendapatkan manfaat dari upaya organisasi.

10 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


4. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir (2) dan (3) diatas lebih lanjut diatur
dalam Pedoman Tatalaksana Organisasi.

Pasal 5
Kewajiban Anggota

1. Anggota biasa dan anggota muda berkewajiban menjunjung tinggi Kode Etik
Kedokteran Indonesia; dan Standar Etik Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi Indonesia.
2. Anggota biasa dan anggota muda berkewajiban mematuhi Anggaran Dasar d an
Anggaran Rumah Tangga; mematuhi peraturan dan keputusan organisasi; serta
menjaga dan mempertahankan kehormatan PERDOSRI.
3. Anggota biasa berkewajiban membayar iuran anggota.

Pasal 6
Rangkap Anggota dan Rangkap Jabatan

1. Anggota PERDOSRI dapat merangkap anggota dan/atau merangkap jabatan pada


organisasi di lingkungan PERDOSRI dan Ikatan Dokter Indonesia sepanjang tidak
mengganggu kinerja organisasi, tidak terdapat konflik kepentingan dan tidak
bertentangan secara fungsional, serta tidak melanggar kehormatan dan/atau tradisi
luhur kedokteran.
2. Apabila terdapat potensi mengganggu kinerja organisasi, terdapat konflik kepentingan
dan bertentangan secara fungsional, serta melanggar kehormatan dan/atau tradisi
luhur kedokteran maka dilaporkan/diserahkan kepada Dewan Etik dan Disiplin untuk
Pengurus Pusat PERDOSRI dan atau unit tertentu yang dibentuk sesuai dengan
tingkatan dan diputuskan

Pasal 7
Kehilangan Keanggotaan

1. Anggota dinyatakan kehilangan keanggotaannya karena meninggal dunia, atas


permintaan sendiri, atau diberhentikan.
2. Pemberhentian atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan
secara tertulis kepada Pengurus Cabang sekurang-kurangnya 1 bulan sebelumnya.

Pasal 8
Sanksi dan Pembelaan Anggota

1. Anggota dapat diberikan sanksi berupa teguran tertulis/lisan, pencabutan sementara


atau diberhentikan karena :
a. Bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dan ketentuan- ketentuan lain yang telah ditetapkan PERDOSRI.
b. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik PERDOSRI
2. Anggota yang diberi sanksi berupa teguran tertulis/lisan, pencabutan sementara atau
diberhentikan diberi kesempatan meminta bantuan dalam rangka pembelaan kepada
Dewan Etik dan Disiplin.
3. Pemberhentian anggota dari keanggotaan PERDOSRI dilakukan oleh Pengurus Pusat.
4. Anggota yang diskors dan atau diberhentikan dapat melakukan pembelaan dalam
forum yang ditunjuk untuk itu.
5. Pengaturan sanksi dan pembelaan anggota lebih lanjut diatur dalam Pedoman
Tatalaksana Organisasi.

11 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


BAB III
ORGANISASI
A. STRUKTUR KEKUASAAN

Pasal 9
Kongres Nasional

1. Status :
a. Kongres Nasional merupakan kekuasaan tertinggi organisasi sebagai forum
pelaksanaan kedaulatan seluruh anggota Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia.
b. Kongres Nasional adalah musyawarah nasional Dokter Spesialis Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi yang diberi nama “Kongres Nasional Perhimpunan Dokter
Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (KONAS PERDOSRI)”.
c. Kongres Nasional diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun.
d. Peserta Kongres Nasional terdiri dari utusan cabang, peninjau, dan undangan.
e. Utusan cabang ditunjuk oleh Ketua PERDOSRI Cabang dan diberi mandat tertulis
resmi berdasarkan proses mekanisme rapat Pengurus Cabang.
f. Peninjau terdiri dari Pengurus Pusat; Kolegium Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi Indonesia/Kolegium IKFRI; serta Dewan Etik dan Disiplin.
g. Undangan adalah yang diundang untuk kegiatan tertentu dalam KONAS.
h. Utusan cabang menampung aspirasi Dokter-Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi serta aspirasi masyarakat yang berhubungan dengan bidang
kesehatan, untuk disampaikan pada KONAS PERDOSRI.
i. Dalam keadaan luar biasa Kongres Nasional dapat diselenggarakan sewaktu-
waktu atas inisiatif satu cabang dan mendapat persetujuan sekurang-kurangnya
dua pertiga dari jumlah cabang.
j. Kongres Nasional menyelenggarakan Sidang Organisasi dan Sidang Ilmiah.
k. Sidang Organisasi Kongres Nasional terdiri dari Sidang Pleno Pengesahan
Kongres Nasional, Sidang Pleno Kongres Nasional, Sidang Komisi, dan Sidang
Khusus.
l. Penjelasan sebagaimana dimaksud pada butir (k) diatas, lebih lanjut diatur
dalam Pedoman Tatalaksana Organisasi.

2. Wewenang :
Sidang Pleno Pengesahan Kongres
a. Menetapkan kuorum.
b. Menetapkan tata tertib Kongres Nasional sesuai ART.
c. Menetapkan Presidium Pimpinan Sidang Kongres Nasional

Sidang Pleno Kongres Nasional


a. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; Pedoman Pokok
Tatalaksana Organisasi; dan Kebijakan Strategis Nasional.
b. Menilai pertanggung-jawaban Ketua Umum Pengurus Pusat Dokter Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi serta mendengarkan laporan Ketua Kolegium
IKFRI dan Ketua Dewan Etik dan Disiplin.
c. Memilih Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia.
d. Menerima dan menetapkan hasil-hasil Sidang Komisi.
e. Menerima hasil-hasil Sidang Khusus diteruskan kepada Ketua Umum Pengurus
Pusat.
f. Mengukuhkan Ketua Kolegium IKFRI yang dipilih oleh Sidang Khusus Kolegium
IKFRI.
g. Mengukuhkan Ketua Dewan Etik dan Disiplin yang dipilih oleh Kongres Nasional.

12 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


h. Menetapkan tempat pelaksanaan Musyawarah Kerja Nasional dan Kongres
Nasional PERDOSRI berikutnya yang memenuhi persyaratan.
i. Memberikan tanda kehormatan kepada orang-orang yang berjasa pada organisasi
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik & Rehabilitasi Indoneisa.

Sidang Komisi
a. Membahas materi-materi yang akan ditetapkan dalam Sidang Pleno.
b. Menyerahkan hasil Sidang Komisi kepada Sidang Pleno untuk disahkan sebagai
ketetapan Kongres Nasional.

Sidang Khusus
a. Memilih Ketua Kolegium Ilmu Kedokteran Fisik & Rehabilitasi Indonesia untuk
kemudian dikukuhkan sebagai ketua pada Sidang Pleno Kongres Nasional untuk
diteruskan dan dibuat pengesahannya oleh Ketua Umum Pengurus Pusat.
b. Menetapkan pedoman-pedoman pokok, kebijakan strategis dan program kerja
nasional masing- masing.

Pasal 10
Kriteria Ketua PERDOSRI

1. Calon Ketua Umum PP PERDOSRI, Ketua PERDOSRI Cabang ialah anggota biasa
yang dibuktikan dengan KTA PERDOSRI yang masih berlaku.
2. Menyatakan kesediaannya secara lisan dan terbuka, serta menyampaikan curriculum
vitae dan visi misinya.
3. Pernah menjadi Pengurus PERDOSRI, kecuali cabang yang baru dibentuk.
4. Tidak pernah dan sedang dalam permasalahan etika, disiplin dan hukum.
5. Sehat jasmani dan rohani.
6. Melewati proses seleksi yang dilakukan oleh Tim Seleksi PERDOSRI sesuai dengan
tingkatannya.
7. Calon Ketua Umum PP PERDOSRI didukung minimal oleh 3 Cabang.
8. Penjelasan sebagaimana dimaksud pada butir (7) diatas lebih lanjut diatur dalam
Pedoman Tatalaksana Organisasi.

Pasal 11
Kriteria Ketua Dewan Etik dan Disiplin

1. Calon Ketua Dewan Etik dan Disiplin ialah anggota biasa yang dibuktikan dengan
KTA PERDOSRI yang masih berlaku.
2. Menyatakan akan kesediaannya secara lisan dan terbuka, serta menyampaikan
curriculum vitae dan visi misinya.
3. Tidak pernah dan sedang dalam permasalahan etika, disiplin dan atau hukum.
4. Melewati proses penjaringan dan seleksi yang dilakukan oleh Tim Seleksi PP
PERDOSRI.

Pasal 12
Kriteria Ketua Kolegium IKFRI

1. Calon Ketua Kolegium IKFRI ialah anggota biasa PERDOSRI yang dibuktikan dengan
KTA PERDOSRI yang masih berlaku.
2. Menyatakan akan kesediaannya secara lisan dan terbuka, serta menyampaikan
curriculum vitae dan visi misinya.
3. Tidak pernah dan sedang dalam permasalahan etika, disiplin dan hukum.

13 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


Pasal 13
Tata Tertib Sidang-Sidang

1. Sidang Pleno
a. Pengurus Pusat adalah penanggung jawab penyelenggaraan Kongres Nasional.
b. Kongres Nasional dihadiri oleh utusan cabang, peninjau dan undangan.
c. Jumlah peninjau ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
d. Utusan cabang memiliki hak bicara dan hak suara.
e. Peninjau hanya memiliki hak bicara.
f. Undangan tidak mempunyai hak bicara dan/atau hak suara.
g. Mekanisme pengambilan keputusan dalam Kongres Nasional dilaksanakan dalam
Sidang Pleno.
h. Peserta Kongres Nasional adalah utusan cabang dengan mandat resmi yang
mempunyai hak bicara dan hak suara sedangkan peninjau hanya mempunyai hak
bicara.
i. Ketentuan banyaknya suara utusan cabang dalam Kongres Nasional menggunakan
acuan sebagai berikut :
1) Sampai dengan 10 anggota biasa : 1 suara
2) Sampai dengan 20 anggota biasa: 2 suara
3) Sampai dengan 30 anggota biasa: 3 suara
4) Sampai dengan 40 anggota biasa: 4 suara
5) Sampai dengan 50 anggota biasa: 5 suara
6) dan seterusnya, setiap tambahan 30 anggota biasa akan memperoleh
tambahan 1 suara dengan jumlah maksimal sebanyak 15 suara.
j. Jumlah anggota biasa cabang ditentukan oleh Pengurus Pusat berdasarkan iuran
anggota yang dibayarkan oleh Pengurus Cabang.
k. Sidang pengesahan kuorum, pembahasan dan pengesahan agenda acara, tata tertib
sidang, dan pemilihan pimpinan Sidang Pleno Kongres Nasional dipimpin oleh
Panitia Pengarah Kongres Nasional.
l. Kongres Nasional dinyatakan sah bila dihadiri minimal 50 (lima puluh) % tambah
1(satu) dari jumlah cabang yang ada.
m. Apabila butir (l) sebagaimana dimaksud diatas tidak terpenuhi maka Kongres
Nasional ditunda dalam waktu 30 menit dan setelah itu Kongres Nasional dianggap
sah.
n. Sidang Pleno dipimpin oleh 3 (tiga) orang presidium yang dipilih oleh utusan
cabang.
o. Setelah selesai laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat, maka Pengurus
Pusat dinyatakan demisioner.

2. Sidang Komisi
a. Panitia Adhoc Kongres Nasional yang dibentuk PP PERDOSRI adalah penanggung
jawab masing-masing Sidang Komisi.
b. Sidang Komisi dihadiri oleh utusan cabang dan peninjau yang ditetapkan oleh
Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
c. Utusan cabang memiliki hak bicara dan hak suara.
d. Peninjau hanya memiliki hak bicara.
e. Hasil sidang Komisi diajukan dalam Sidang Pleno untuk ditetapkan.
f. Sidang Komisi dipimpin oleh 3 (tiga) orang pimpinan yang dipilih 2 dari utusan
cabang dan 1 Panitia Adhoc.

14 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


3. Sidang Khusus
a. Presidium Sidang Pleno Kongres Nasional adalah penanggung jawab masing-
masing Sidang Khusus.
b. Sidang Khusus terdiri dari Sidang Khusus Kolegium IKFRI
c. Sidang Khusus dilaksanakan sebelum laporan pertanggungjawaban Ketua PP
PERDOSRI
d. Sidang Khusus Kolegium IKFRI dihadiri oleh anggota Kolegium.
e. Masing-masing utusan memiliki hak bicara dan hak suara.
f. Hasil Sidang Khusus diajukan dalam Sidang Pleno untuk ditetapkan.
g. Sidang Khusus dipimpin oleh 3 (tiga) orang pimpinan yang dipilih dari dan oleh
peserta.
h. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib sidang khusus lebih lanjut diatur
dalam Pedoman Tatalaksana Organisasi.

Pasal 14
Musyawarah Cabang

1. Status :
a. Musyawarah Cabang yang disingkat dengan Muscab merupakan pengambilan
keputusan tertinggi pada tingkat cabang.
b. Muscab adalah musyawarah para anggota Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dalam cabang tersebut.
c. Muscab dilaksanakan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan dilaksanakan paling lambat 6
bulan setelah Kongres Nasional.
d. Diantara Muscab, Pengurus Cabang melaksanakan Rapat Kerja Cabang.
e. Dalam keadaan luar biasa Muscab dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul atau
inisiatif tiga orang anggota dan mendapat persetujuan sekurang-kurangnya dua
pertiga jumlah anggota biasa yang ada.

2. Wewenang :
a. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Cabang mengenai pelaksanaan amanat
Muscab.
b. Menetapkan program kerja cabang dengan tetap berpedoman kepada
kebijakan operasional yang telah ditetapkan dalam Kongres Nasional.
c. Memilih Ketua Pengurus Cabang untuk periode berikutnya.

3. Tata Tertib :
a. Pengurus Cabang adalah penanggung jawab penyelenggaraan Muscab.
b. Muscab dihadiri oleh anggota, peninjau, dan undangan.
c. Peninjau berasal dari unsur PP PERDOSRI.
d. Anggota adalah semua anggota biasa yang ada di cabang bersangkutan.
e. Jumlah peninjau dan undangan ditetapkan oleh Pengurus Cabang.
f. Anggota memiliki hak bicara dan hak suara.
g. Peninjau hanya memiliki hak bicara.
h. Undangan tidak mempunyai hak bicara dan hak suara.
i. Pengambilan keputusan dalam Muscab dilaksanakan dalam Sidang Pleno.
j. Banyaknya suara cabang dalam Muscab ditentukan jumlah anggota pada cabang
yang bersangkutan.
k. Sidang pengesahan kuorum, pembahasan dan pengesahan agenda acara, tata
tertib sidang, dan pemilihan pimpinan Sidang Pleno Muscab dipimpin oleh panitia
pengarah muscab.
l. Sidang muscab dipimpin oleh tiga orang presidium yang dipilih dari anggota dan
oleh anggota.

15 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


m. Muscab baru dinyatakan sah bila dihadiri lebih dari 50 (lima puluh) % jumlah
anggota dengan melampirkan bukti pengiriman undangan kepada seluruh
anggota.
n. Butir (m) tidak terpenuhi maka muscab ditunda dalam waktu 30 menit setelah
itu Muscab dianggap sah.
o. Setelah selesai laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang, maka Pengurus
Cabang dinyatakan demisioner.
p. Ketua Pengurus Cabang yang baru segera membentuk kepengurusan selambat-
lambatnya 14 hari setelah penerbitan surat keputusan pengesahan sementara
Ketua Pengurus Cabang dan diajukan ke Pengurus Pusat untuk pengesahannya.
q. Butir (p) telah melewati batas waktu maka Pengurus Pusat memberikan
peringatan tertulis.
r. 6 (enam) bulan setelah habis masa bakti periode kepengurusan dan telah
maksimal 2 (dua) kali diingatkan secara tertulis dengan selang waktu 1 (satu)
bulan untuk segera mengadakan Muscab tetapi tidak dilaksanakan maka Pengurus
Pusat segera menunjuk tim caretaker dari unsur pengurus cabang yang telah habis
masa bakti dimana cabang tersebut berkedudukan untuk menyelenggarakan
Muscab.

Pasal 15
Musyawarah Kerja Nasional

1. Status :
a. Musyawarah Kerja Nasional yang disingkat dengan Mukernas adalah rapat yang
dihadiri oleh segenap perangkat organisasi dari tingkat pusat dan tingkat cabang.
b. Menetapkan aturan tata tertib Kongres Nasional, aturan pemilihan Ketua Umum PP
PERDOSRI; dan aturan pemilihan Ketua Kolegium IKFRI; serta Ketua Dewan Etik
dan Disiplin.
c. Memutuskan beberapa kebijakan organisasi yang dirasakan mendesak dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundangan.
d. Mukernas diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam periode kepengurusan.

2. Wewenang :
a. Menilai pelaksanaan program kerja nasional Pengurus Pusat Perhimpunan
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, menyempurnakan dan
memperbaikinya untuk dilaksanakan pada sisa periode kepengurusan selanjutnya.
b. Mempersiapkan bahan-bahan Kongres Nasional yang akan datang.
c. Menyusun rancangan tata tertib Kongres Nasional, rancangan tata tertib Pemilihan
Ketua Pengurus Pusat PERDOSRI, rancangan tata tertib pemilihan Ketua Kolegium
IKFRI serta Ketua Dewan Etik dan Disiplin, dan memutuskan tata cara Tim Seleksi.
d. Memutuskan beberapa kebijakan organisasi yang dirasakan mendesak sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan organisasi dan peraturan perundang-
undangan lainnya.

3. Tata Tertib :
a. Pengurus Pusat adalah penanggung-jawab penyelenggaraan Mukernas.
b. Mukernas dihadiri oleh seluruh perangkat organisasi yang terdiri dari Pengurus
Pusat termasuk Kolegium IKFRI beserta unsur-unsurnya; Dewan Etik dan Disiplin
beserta unsur-unsurnya; Para Ketua Cabang PERDOSRI; dan undangan dari
Pengurus Pusat.
c. Sidang-sidang Mukernas terdiri dari Sidang Organisasi dan Sidang Ilmiah.
d. Sidang Organisasi terdiri dari Sidang Pleno dan Sidang Komisi.
e. Sidang Pleno dipimpin oleh Ketua Umum Pengurus Pusat.

16 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


B. STRUKTUR KEPEMIMPINAN

Pasal 16
Pengurus Pusat

1. Status :
a. Pengurus Pusat adalah struktur kepemimpinan tertinggi organisasi yang
melaksanakan, dan mengurus kebijakan-kebijakan strategis dan operasional yang
bersifat nasional yang diputuskan dalam Kongres Nasional.
b. Ketua Umum Pengurus Pusat bertanggungjawab untuk dan atas nama organisasi
baik ke dalam maupun ke luar organisasi.
c. Dalam mengembangkan dan memformulasikan kebijakan, Pengurus Pusat dibantu
oleh Komite-komite tetap dan adhoc, yang dibentuk Pengurus Pusat untuk tujuan
tersebut.
d. Masa jabatan Pengurus Pusat adalah 3 (tiga) tahun.
e. Seorang anggota PERDOSRI hanya diperbolehkan menjadi Ketua Umum Pengurus
Pusat maksimal dua kali masa kepengurusan.
f. Apabila Ketua Umum Pengurus Pusat tidak dapat menjalankan tugas dan
berhalangan tetap, maka wakil ketua yang membawahi bidang organisasi dapat
menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat melalui Rapat Pleno PP.
g. Penjelasan sebagaimana dimaksud pada butir (f) diatas lebih lanjut diatur
dalam Pedoman Tatalaksana Organisasi.

2. Personalia :
a. Personalia Pengurus Pusat PERDOSRI sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua
Umum; Sekretaris Umum, Bendahara, dan beberapa koordinator bidang.
b. Yang dapat menjadi Pengurus Pusat adalah anggota biasa yang memiliki integritas
moral, etika, disiplin loyalitas, dedikasi tinggi dan memiliki komitmen terhadap
tujuan dan upaya PERDOSRI.

3. Tugas dan Wewenang :


a. Melaksanakan isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
keputusan yang telah ditetapkan Kongres Nasional.
b. Mengumumkan kepada seluruh Pengurus Cabang yang menyangkut
pengambilan keputusan organisasi kemudian mempertanggung-jawabkan kepada
Kongres Nasional berikutnya.
c. Melakukan pembinaan dan pengawasan internal organisasi pada tingkat cabang.
d. Melakukan advokasi kebijakan kesehatan kepada pembuat kebijakan.
e. Membina hubungan yang baik dengan semua aparat yang ada, pemerintah
maupun swasta didalam ataupun diluar negeri, khususnya dengan aparat yang
berhubungan dengan dunia kesehatan.
f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota melalui forum
Kongres Nasional.
g. Menyelenggarakan Kongres Nasional pada akhir periode.
h. Menyiapkan draft materi Kongres Nasional melalui forum Mukernas.
i. Mengesahkan dan melantik Pengurus Cabang serta perangkat organisasi baik
tingkat pusat maupun tingkat cabang.
j. Memberikan peringatan kepada cabang apabila ditemukan adanya indikasi
pelanggaran terhadap AD/ART PERDOSRI dan atau kebijakan orgaisasi lainnya.

4. Tata Cara Pengelolaan :


Tata cara pengelolaan Pengurus Pusat lebih lanjut diatur dalam Pedoman Tatalaksana
Organisasi.

17 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


Pasal 17
Pengurus Cabang

1. Status :
a. Cabang merupakan kesatuan organisasi yang dibentuk di Provinsi atau gabungan
provinsi.
b. Masa jabatan Pengurus Cabang adalah 3 (tiga) tahun.
c. Seorang anggota PERDOSRI hanya dibolehkan dipilih menjadi Ketua Cabang
maksimal 2 (dua) kali masa kepengurusan.

2. Personalia :
a. Personalia Pengurus Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris
dan Bendahara.
b. Yang dapat menjadi Pengurus Cabang adalah anggota biasa yang memiliki
integritas moral dan etika yang tinggi serta memiliki komitmen terhadap tujuan
dan usaha PERDOSRI.
c. Ketua Pengurus Cabang tidak dapat menjalankan tugas dan atau non aktif maka
dapat diangkat Pejabat Ketua Pengurus Cabang melalui Rapat Pleno Pengurus
Cabang dan selanjutnya ditetapkan dan disahkan menjadi Pejabat Ketua Pengurus
Cabang oleh Pengurus Pusat sampai dilaksanakannya Muscab berikutnya.
d. Tata cara Muscab Luar Biasa lebih lanjut diatur dalam Pedoman Tatalaksana
Organisasi.

3. Tugas dan Wewenang :


a. Melaksanakan keputusan Kongres Nasional, dan Muscab serta ketetapan-
ketetapan organisasi.
b. Memberikan laporan kegiatan Cabang kepada Pengurus Pusat yang dilakukan
minimal sekali 6 (enam) bulan.
c. Membina hubungan baik dengan semua aparat, khususnya yang berhubungan
dengan dunia kesehatan.
d. Melakukan advokasi kebijakan bidang kesehatan di daerahnya.
e. Bertanggung jawab kepada Muscab.

4. Tata Cara Pengelolaan :


Tata cara pengelolaan Pengurus Cabang lebih lanjut diatur dalam Pedoman
Tatalaksana Organisasi.

Pasal 18
Dewan Etik Dan Disiplin

1. Fungsi Dewan Etik dan Disiplin :


a. Dewan Etik dan Disiplin berfungsi menilai Anggota PERDOSRI, secara umum
maupun khusus.
b. Dewan Etik dan Disiplin berfungsi membantu memecahkan masalah, memberikan
penilaian Anggota PERDOSRI yang memerlukan pertimbangan khusus menyangkut
etika, prestasi, pengabdian dan segi-segi lain yang dibutuhkan PP PERDOSRI di
dalam mengambil suatu keputusan.
c. Dewan Etik dan Disiplin PERDOSRI memberikan saran–saran kepada Ketua Umum
PP PERDOSRI mengenai hal-hal yang menyangkut penilaian anggota dan
keanggotaan Anggota PERDOSRI, baik diminta ataupun tidak.

2. Wewenang Dewan Etik dan Disiplin :


a. Pertimbangan untuk persetujuan pengangkatan seorang Anggota Kehormatan atau
melalui Dewan Etik dan Disiplin PERDOSRI.

18 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


b. Mempunyai wewenang di dalam menilai anggota PERDOSRI yang bermasalah,
yang hasil keputusannya menjadi pegangan Ketua Umum PP PERDOSRI untuk
mengambil keputusan selanjutnya.

3. Pembentukan Kepengurusan Dewan Etik dan Disiplin:


a. Ketua Dewan Etik dan Disiplin dipilih oleh Kongres Nasional.
b. Tim seleksi menjaring Calon Ketua Dewan Etik dan Disiplin dan diajukan
untuk dipilih didalam Kongres Nasional.
c. Ketua Dewan Etik dan Disiplin akan memilih kepengurusan dengan struktur sesuai
dengan kebutuhan.
d. Masa jabatan kepengurusan Dewan Etik dan Disiplin bersamaan dengan masa
jabatan kepengurusan PP.
e. Kepengurusan Dewan Etik dan Disiplin setelah habis masa jabatannya dapat
diangkat kembali melalui Kongres Nasional.
f. Ketua Dewan Etik dan Disiplin dapat dipilih maksimal sebanyak 2 (dua) kali
berturut-turut.
g. Dewan Etik dan Disiplin PERDOSRI bertanggung jawab kepada Kongres Nasional.

4. Tata cara Pengelolaan :


Tata cara pengelolaan Dewan Etik dan Disiplin lebih lanjut diatur dalam Pedoman
Tatalaksana Organisasi.

Pasal 19
Badan-Badan Khusus

1. Badan-badan khusus dibentuk sesuai kebutuhan untuk pengembangan Ilmu


Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dan kesejahteraan anggota.
2. Pengurus Pusat da n Pen g u ru s Cab ang berwenang membentuk dan mensahkan
Badan–Badan Khusus sepanjang kegiatannya tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
3. Badan–badan Khusus dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Pengurus sesuai dengan tingkatannya.
4. Pengaturan lebih lanjut tentang badan khusus PERDOSRI diatur dalam Pedoman
Tatalaksana Organisasi

Pasal 20
Kolegium Ilmu Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi Indonesia

1. Status
a. Kolegium IKFRI adalah lembaga di lingkungan PERDOSRI yang bertanggung jawab
dalam bidang Pendidikan Dokter Spesialis, Fellowship, dan Dokter Subspesialis KFR.
b. Kolegium IKFRI dibentuk pada tingkat pusat PERDOSRI.
c. Ketua kolegium IKFRI duduk sebagai anggota MKKI.
d. Masa kepengurusan kolegium IKFRI disesuaikan dengan periode kepengurusan PP
PERDOSRI.

2. Keanggotaan
a. Anggota Kolegium IKFRI adalah anggota IDI dan PERDOSRI, yang mampu dan
berdedikasi dalam Pendidikan Dokter Spesialis, Fellowship, dan Dokter Subspesialis
KFR
b. Anggota Kolegium IKFRI terdiri dari :
1) Para guru besar di bidang IKFR,
2) Para Ketua dan Sekretaris Program Studi IKFR sebagai anggota ex officio,
3) Para kepala bagian/departemen penyelenggara Pendidikan Dokter
Spesialis KFR sebagai anggota ex officio

19 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


4) Ketua PP PERDOSRI sebagai anggota ex officio,
5) Para pakar yang diusulkan oleh Perhimpunan untuk menjadi anggota
Kolegium, disetujui dan ditetapkan dalam rapat Kolegium IKFRI.
6) Anggota lain yang diperlukan dan dianggap mampu untuk membantu
kelancaran kerja yang ditetapkan dalam rapat Kolegium IKFRI.

c. Anggota Kolegium IKFR harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


1) Mampu secara fisik dan mental untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
2) Tidak pernah dihukum karena terlibat pelanggaran hukum, etik, dan disiplin
kedokteran.
3) Bersedia menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk kepentingan
Kolegium IKFRI.

3. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab


a. Kolegium IKFRI mempunyai tugas untuk menyusun standar nasional pendidikan,
tata cara pengelolaan, penyelenggaraan dan pengawasan pendidikan Dokter
Spesialis KFR pada berbagai jenjang pendidikan.
b. Kolegium IKFRI mempunyai wewenang :
1) Menetapkan standar kompetensi Dokter Spesialis, Fellowship, dan Dokter Sub
Spesialis KFR.
2) Menyusun kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis, Fellowship, dan Dokter
Sub Spesialis KFR.
3) Memberi masukan berupa usulan perubahan atau penyempurnaan aspek
akademik kurikulum IKFRI kepada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
4) Mengupayakan IKFR masuk dalam kurikulum pendidikan dokter.
5) Memberi masukan dalam kurikulum pendidikan tenaga kesehatan lainnya
yang berkaitan dengan IKFR.
6) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan Dokter Spesialis,
Fellowship, dan Dokter Sub Spesialis KFR. yang bersifat nasional.
7) Merencanakan jumlah peserta didik calon Dokter Spesialis, Fellowship, dan
Dokter Sub Spesialis KFR. sesuai kebutuhan nasional, regional, dan
internasional, bekerja sama dengan PP PERDOSRI.
8) Melaksanakan akreditasi Lembaga Pendidikan Dokter Spesialis KFR.
9) Menyelenggarakan kerjasama dengan berbagai instansi lain baik pemerintah
maupun swasta di dalam dan luar negeri dalam Bidang Pendidikan IKFR.
10) Melakukan adaptasi Warga Negara Indonesia lulusan luar negeri.

4. Tata Cara Pengelolaan :


a. Kolegium IKFRI mempunyai enam komisi, yaitu komisi kurikulum, komisi ujian
nasional, komisi akreditasi, komisi pengembangan, komisi pendidikan fellowship,
dan komisi sertifikasi/resertifikasi & kompetensi.
b. Kolegium IKFRI dapat membentuk komisi lain atau subkomisi sesuai kebutuhan.
c. Kolegium IKFRI dapat mengangkat anggota adhoc dari luar anggota Kolegium
IKFR.
d. Kolegium IKFRI menyelenggarakan Sidang Khusus dan rapat pengurus harian.
Rapat dinyatakan sah bila dihadiri lebih dari separuh jumlah anggota.
e. Ketua Kolegium IKFRI dipilih oleh anggota Kolegium IKFRI dalam Sidang Khusus
dan dikukuhkan oleh Kongres Nasional.
f. Ketua Kolegium dapat dipilih 2 (dua) kali berturut-turut dengan batasan usia
maksimal 70 tahun pada saat terpilih dengan persetujuan rapat Pleno Kolegium
IKFRI.
g. Masa jabatan Ketua dan Pengurus Kolegium IKFRI sama dengan masa jabatan
Pengurus PERDOSRI.

20 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


h. Personalia Pengurus Kolegium IKFRI dikukuhkan bersamaan dengan pengukuhan
Pengurus PERDOSRI.
i. Ketua Kolegium IKFRI menyampaikan laporan kegiatannya kepada MKKI sebagai
laporan MKKI kepada Muktamar Ikatan Dokter Indonesia.
j. Tata cara pengelolaan Kolegium IKFRI dan unsur-unsurnya diatur lebih lanjut
dalam Pedoman Tatalaksana Organisasi.

Pasal 21
Dewan Pengawas

1. Status
a. Dewan Pengawas adalah organ perhimpunan yang bertugas untuk melakukan
pengawasan terhadap Pengurus Pusat PERDOSRI dalam menjalankan roda dan
kebijakan organisasi.
b. Dewan Pengawas diangkat oleh Kongres Nasional
c. Dewan Pengawas bekerja secara independen dan bertanggungjawab kepada
Kongres Nasional
d. Masa kepengurusan Dewan Pengawas disesuaikan dengan periode kepengurusan
PP PERDOSRI.

2. Keanggotaan
a. Anggota Dewan Pengawas adalah perseorangan yang merupakan anggota IDI dan
PERDOSRI, yang diangkat dan bertanggungjawab kepada Kongres Nasional
PERDOSRI.
b. Anggota Dewan Pengawas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Mampu secara fisik dan mental untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
2) Tidak pernah dihukum karena terlibat pelanggaran hukum, etik, dan disiplin
kedokteran.
3) Mempunyai independensi dan integritas yang tinggi dalam memajukan
PERDOSRI
4) Tidak berafiliasi terhadap kepentingan pribadi atau kelompok terutama
keterikatan secara personal dengan Pengurus Pusat
5) Pernah menjabat sebagai Pengurus Pusat PERDOSRI; atau Dewan Etik dan
Disiplin; atau Kolegium IKFRI.

3. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab


a. Dewan Pengawas bertanggung jawab penuh kepada Kongres Nasional dalam
melaksanakan tugas sehari-hari untuk kepentingan organisasi dalam memberikan
pengawasan dan pembinaan kepada Pengurus Pusat.
b. Dewan Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas pengawasan dan pembinaan kepada Pengurus Pusat untuk
kepentingan organisasi dengan rincian sebagai berikut:
1) Memberikan arah kebijakan (policy) yang terdiri dari arahan (guidelines) dan
sasaran utama serta saran baik diminta atau tidak.
2) Melakukan pengawasan secara internal terhadap seluruh kegiatan yang
dilakukan serta pengawasan lainnya sesuai AD/ART PERDOSRI.
c. Dewan Pengawas berwenang:
1) Mengunjungi tempat kegiatan/aktivitas yang dipergunakan organisasi
2) Memeriksa dokumen
3) Memeriksa pembukuan arus kas keuangan.
4) Mengetahui dan mengevaluasi Program Kerja Pengurus Pusat.
5) Memberi peringatan kepada Pengurus Pusat apabila ditemukan adanya
indikasi pelanggaran.

21 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


4. Tata Cara Pengelolaan :
Tata cara pengelolaan Dewan Pengawas lebih lanjut diatur dalam Pedoman
Tatalaksana Organisasi.

BAB IV
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI

Pasal 22

1. Di Tingkat Pusat, dalam rangka menjalankan tugasnya, Pengurus tingkat pusat


melakukan pengambilan keputusan melalui mekanisme pengambilan keputusan
dengan menyelenggarakan :
a. Rapat Kerja PP PERDOSRI.
b. Rapat Pleno.

2. Di Tingkat Cabang, dalam rangka menjalankan tugasnya, Pengurus tingkat cabang


melakukan pengambilan keputusan melalui mekanisme pengambilan keputusan
dengan menyelenggarakan:
a. Rapat Kerja Pengurus Cabang.
b. Rapat pleno.

Pasal 23
Rapat Kerja

1. Rapat Kerja merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang berfungsi


menjabarkan program kerja pengurus PERDOSRI sesuai tingkatannya untuk
menjalankan amanat Kongres Nasional, dan Musyawarah Cabang.
2. Rapat Kerja Pengurus Pusat PERDOSRI disebut Rapat Kerja Pengurus Pusat, dan
Rapat Kerja Pengurus Cabang disebut Rapat Kerja Cabang.
3. Rapat Kerja diadakan satu kali dalam masa kepengurusan dan dilaksanakan selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah pengurus dilantik.

Pasal 24
Peserta Rapat Kerja

1. Peserta Rapat Kerja adalah seluruh Pengurus PERDOSRI termasuk Pengurus Kolegium
IKFRI; serta Dewan Etik dan Disiplin pada Rapat Kerja Pengurus Pusat.
2. Rapat Kerja dipimpin oleh Ketua Pengurus PERDOSRI sesuai tingkatannya.

Pasal 25
Tugas dan Wewenang

1. Rapat Kerja Pengurus Pusat memiliki tugas dan wewenang menjabarkan program
kerja nasional Pengurus Pusat dari hasil Kongres Nasional.
2. Rapat Kerja Cabang memiliki tugas dan wewenang menjabarkan program kerja
Pengurus Cabang dari hasil Musyawarah Cabang.

22 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


Pasal 26
Rapat Pleno

1. Rapat Pleno merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang berfungsi


menentukan langkah-langkah konkrit program Pengurus PERDOSRI untuk
menjalankan program kerja PERDOSRI sesuai tingkat kepemimpinan.
2. Rapat Pleno diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali tiap tahun.

Pasal 27
Peserta Rapat Pleno

1. Peserta Rapat Pleno terdiri dari seluruh Pengurus PERDOSRI termasuk termasuk
Pengurus Kolegium IKFRI serta Dewan Etik dan Disiplin pada Rapat Pleno PP
PERDOSRI.
2. Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua PERDOSRI, sesuai tingkatannya.

Pasal 28
Tugas dan Wewenang

1. Rapat Pleno memiliki tugas dan wewenang menentukan langkah-langkah konkrit


program Pengurus PERDOSRI yang akan dilaksanakan.
2. Rapat Pleno memiliki tugas dan wewenang mengevaluasi langkah-langkah konkrit
program Pengurus PERDOSRI yang sedang dan atau telah dilaksanakan.

BAB V
ATRIBUT DAN LOGO

Pasal 29

1. Atribut PERDOSRI berupa lambang, bendera, seragam, kartu anggota dan simbol-
simbol PERDOSRI lainnya harus mencantumkan logo PERDOSRI.
2. Logo PERDOSRI terdiri dari tongkat ketiak berwarna hitam dengan ular melingkar
berwarna merah yang kepalanya menghadap ke kanan, pada bagian dasar terdapat
bunga teratai berwarna hijau berbentuk oval dengan tulisan PERDOSRI dibawahnya.
Logo PERDOSRI dikelilingi oleh tulisan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi Indonesia.
3. Semua institusi, lembaga dan kepanitiaan yang berada di lingkungan PERDOSRI wajib
menggunakan atribut dan logo dalam setiap kegiatannya.
4. Ukuran atribut PERDOSRI berupa lambang, bendera, pataka, vandal, seragam, kartu
anggota dan simbol-simbol PERDOSRI lainnya serta cara penggunaannya diatur dalam
Pedoman Tatalaksana Organisasi.
5. Semua atribut PERDOSRI berupa lambang, bendera, seragam, kartu anggota dan
simbol-simbol PERDOSRI lainnya yang dipakai dalam kegiatan kepanitiaan maupun
kegiatan lain harus mencerminkan identitas PERDOSRI
6. Ketentuan selanjutnya mengenai logo, lambang, bendera, seragam, kartu anggota
dan simbol-simbol PERDOSRI lainnya akan diatur dalam Pedoman Tatalaksana
Organisasi.

23 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


BAB VI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 30

1. Keuangan
a. PERDOSRI menjalankan sistem keuangan yang desentralisasi.
b. Kegiatan-kegiatan yang dapat didesentralisasikan antara lain adalah kegiatan
dalam rangka penarikan iuran anggota.
c. Diperoleh dari iuran anggota, sumbangan yang sah dan tidak mengikat dan
usaha-usaha lain yang sah.
d. Pengurus Cabang diwajibkan menyerahkan 50 (lima puluh) ribu rupiah kepada
Pengurus Pusat dari uang iuran yang diterimanya.
e. Besaran iuran anggota ditetapkan oleh PP PERDOSRI, namun PERDOSRI Cabang
dapat menetapkan iuran tambahan berdasarkan keputusan Musyawarah Cabang.
f. Keuangan yang dimiliki organisasi tersebut, dimanfaatkan serta dipergunakan
untuk kepentingan kegiatan organisasi.

2. Kekayaan
a. Kekayaan PERDOSRI adalah aset dan harta milik organisasi.
b. Harta milik organisasi adalah harta yang dimiliki PERDOSRI berupa uang,
harta baik yang bergerak maupun tidak bergerak di semua tingkatan.
c. Pengelolaan keuangan dan kekayaan organisasi menjadi tanggung jawab
Pengurus PERDOSRI sesuai tingkatan.
d. Kepemilikan keuangan dan kekayaan organisasi sebagaimana tersebut diatas, atas
nama Badan Hukum PERDOSRI.

3. Ketentuan selanjutnya mengenai besaran iuran keuangan dan kekayaan organisasi


diatur dalam Pedoman Tatalaksana Organisasi.

4. Pengelolaan keuangan dan kekayaan PP PERDOSRI akan diperiksa auditor internal dan
eksternal secara berkala.

BAB VII
ADMINISTRASI

Pasal 31

1. PERDOSRI menjalankan sistem administrasi dan penyelenggaraan kegiatan


operasional organisasi yang bersifat desentralisasi.
2. Kegiatan-kegiatan operasional yang didesentralisasikan oleh Pengurus Pusat
PERDOSRI pada Pengurus Cabang PERDOSRI, ditetapkan bersama oleh Pengurus Pusat
PERDOSRI dan Pengurus Cabang PERDOSRI yang bersangkutan.
3. Kegiatan-kegiatan yang dapat didesentralisasikan antara lain adalah kegiatan dalam
rangka pencatatan dan pelaporan keanggotaan.
4. Surat keputusan tentang pengesahan Pengurus Cabang ditetapkan Pengurus Pusat
PERDOSRI.
5. Sistem administrasi menggunakan sistem informasi elektronik ditetapkan oleh
Pengurus Pusat PERDOSRI dan diatur dalam Pedoman Tatalaksana Organisasi.

24 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


BAB VIII
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 32

1. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Kongres Nasional
atau Kongres luar biasa.
2. Rencana perubahan tersebut diajukan oleh Pengurus Pusat atau Pengurus Cabang .
3. Rencana perubahan telah disampaikan kepada Pengurus Pusat selambat-lambatnya 3
bulan sebelum Kongres Nasional atau Kongres Luar Biasa dan tembusannya
disampaikan kepada semua unsur organisasi PERDOSRI lainnya.

BAB IX
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 33

1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh Kongres Nasional yang diadakan
khusus untuk itu .
2. Keputusan pembubaran organisasi atas usulan dari sekurang–kurangnya dua pertiga
jumlah cabang .
3. Sesudah pembubaran, maka segala hak milik PERDOSRI diserahkan kepada badan-
badan sosial atau perkumpulan yang ditetapkan oleh Kongres Nasional.
4. Tata cara pelaksanaan Kongres Nasional khusus akan diatur dalam Kompendium
Organisasi PERDOSRI.

BAB X
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 34

1. Setiap anggota PERDOSRI dianggap telah mengetahui Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga PERDOSRI
2. Setiap anggota PERDOSRI harus mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga ini dan bagi yang melanggarnya akan dikenakan sanksi sebagaimana yang
diatur dalam Pedoman Tatalaksana Organisasi PERDOSRI.
3. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran Anggaran Rumah Tangga, maka penafsiran
tersebut diserahkan ke Pengurus Pusat.
4. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini dimuat dalam
peraturan tersendiri, dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga PERDOSRI.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

1. Dengan disyahkannya Anggaran Rumah Tangga ini, maka Anggaran Rumah Tangga
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.

25 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022


2. Anggaran Rumah Tangga ini disahkan dalam Sidang KONAS PERDOSRI XII di Jakarta
pada tanggal 16 Oktober 2022.

***

26 | ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERDOSRI – 2022

Anda mungkin juga menyukai