Terdapat gaya resultan pada sendi lutut terkait dengan ketegangan dari kelompok otot quadriceps. Gaya resultan tersebut juga dipengaruhi oleh sudut dari panjangnya otot quadriceps terhadap sendi lutut dan gerak dari sendi patellofemoral. Sudut tersebut biasa disebut dengan Q-angle. Q-angle ini di lihat dengan menarik garis maya lurus dari anterior super iliac spine (ASIS) ke titik tengah dari tulang patela dan dari titik tengah patela ke tuberositas tibia. Sudut ini dapat diukur dengan menggunakan goniometer.
Menurut Grelsamer et.al (2005) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan sudut q-angle antara pria dan wanita. Namun akan mengalami perbedaan jika salah satu dari pria atau wanita dengan tinggi badan yang berbeda. Karena pada tubuh dengan tinggi 168 sentimeter sudut q-angle berbeda 2 derajat dibandingkan dengan tubuh yang tingginya lebih dari 168 sentimeter. Tata Cara pengukuran Q-angle Nomor
Protokol 1 Posisikan pasien berdiri. 2 Letakkan poros goniometer di titik tengah tulang patella. 3 Kemudian menarik garis superior iliac anterior spine (SIAS) ke patela dan tuberositas tibia ke patella 4 Lihat derajat yang tertera pada goniometer.
2. Bagaimana memeriksa deformitas genue? Dalam melakukan pemeriksaan fisik, pakaian harus dilepaskan, sehingga kedua ekstremitas bawah dapat dievaluasi dengan baik. Penilaian dilakukan baik dalam posisi berdiri, berjalan, ataupun berbaring terlentang (supine) pada meja pemeriksaan. Pada posisi berdiri, besarnya angulasi dari lutut dapat dinilai dengan dua cara: Sudut femoral-tibial: sudut diantara paha dengan tungkai bawah Pengukuran jarak antara penanda tulang: o Jarak interkondilar (genu varum): jarak antara kondilus femoral medial pada lutut. o Jarak intermaleolar (genu valgum): jarak diantara kedua medial maleolus pada pergelangan kaki Setiap pasien harus diperhatikan cara berjalannya, dengan perhatian tertuju pada lutut ketika fase melangkah untuk menentukan adanya pembentukan sudut ke lateral (lateral thrust) atau medial (medial thrust). Pasien dengan varus atau valgus fisiologis pada lutut umumnya tidak terjadi pembentukan sudut. Namun begitu, pada kondisi patologis, pembentukan sudut biasanya menunjukkan kelemahan ligamen- ligamen lutut.
Kelemahan ligamen meningkatkan potensi untuk bertambahnya keparahan deformitas. Pada posisi prone/ supine, dapat dinilai rotasi pinggul interna dan eksterna (torsi femoral) dan aksis paha-kaki (torsi tibia). Pada pemeriksaan fisik, diperiksa juga adanya diskrepansi panjang ekstremitas, dengan pengukuran true length dan apparent length.
3. Interpretasi warna pemeriksaan aspirasi cairan sendi : Arthrocentesis dilakukan oleh dokter atau paramedik terlatih dengan mengunakan alat yang steril dan tepat. Spuit yang digunakan (19/21 untuk sendi besar, 23/25 untuk sendi kecil) Antikoagulan sodium heparin (penggunaan EDTA menghasilkan kristal yang akan membingungkan diagnosis, jangan mengunakan oxalate atau litium heparin) Gunakan sarung tangan steril Anastesi lokal (lidokain atau etiklorida spray Kapas alkohol dan betadin Empat tabung penampungan tanpa antikoagulan Prosedur : Tentukan tempat, daerah ektensor lebih aman (bebas saraf) dan beri tanda Atur posisi Lakukan tindakan aseptik pada lokasi Anastesi lokal (inflamasi lidokain/prokain dengan jarum halus atau etiklorida spray) Tusuk daerah yang sudah ditandai dengan spuit yang berisi 25 U sodium heparin (dibilas) dan gunakan jarum yang sesuai hingga terasa jarum menembus membran sinovia (seperti menusuk kertas) Aspirasi perlahan-lahan (untuk meminimalisasi nyeri) Penampungan spesimen (sesuai urutan tabung pertama kali diisi) : 1. Tabung I (tabung heparin ) steril untuk pemeriksaan mikrobiologis (gram dan biakan) 2. Tabung II (tabung EDTA) untuk pemeriksaan mikroskopis, memeriksa kristal, dan hitung jenis sel 3. Tabung III (tanpa EDTA) untuk pemeriksaan kimia atau imunologi dan untuk pemeriksaan makroskopis. Interpretasi pemeriksaan makroskopis : Kuning jernih : Arthritis traumatik, Osteoarthritis dan Rheumatoid Arthritis ringan. Kuning keruh : Inflamasi spesifik dan non spesifik, karena bertambahnya leukosit. Seperti susu (chyloid) : Arthritis rheumatoid dengan efusi kronis, Pirai dengan efusi akut dan Obstruksi limfatik dengan efusi. Purulent : Arthritis septik yang lanjut Hemoragik : Pada trauma, Hemofilia dan Sinovisitis Vilonodularis Hemoragik. Kuning kecokelatan : Pada perdarahan yang telah lama.
4. Efek samping kortikosteroid Peningkatan berat badan Moon face Peningkatan tekanan darah, Menghilangkan kandungan potasium tubuh Sakit kepala Kelemahan otot-otot Peningkatan kadar gula dalam darah Osteoporosis Masalah kulit : timbulnya jerawat dan peningkatan rambut pada wajah Gangguan pencernaan : ulserasi pada lambung dan duodenum Suasana hati yang tidak stabil Penyakit mata : Katarak dan Glaukoma Penurunan sistem kekebalan tubuh Gangguan menstruasi pada wanita.
5. Jenis alat bantu pada Osteoarthritis Genue 1. Long Leg Brace, adalah alat penguat anggota gerak bawah (tungkai bawah) pada kondisi poliomyelitis, Genu Varum,Genu valgum,Genu Recurvatum, membantu mobilitas pasien pasca fracture. Alat ini di desain dengan bahan duraluminium, stainless steel yang dilengkapi kulit sebagai penguat. Long Leg brace ini memiliki berbagai jenis type knee joint/axis yang disesuaikan dengan kasus.
2. Knee Ankle Foot Orthosis (KAFO) Dewasa, ortosis (alat penguat) anggota gerak bawah yang berfungsi untuk membantu mobilitas pasien post fracture, genu varum,genu valgum,genu recurvatum, poliomyelitis. KAFO ini dibuat dari bahan polyetilene dengan side bar duraluminium,stainless steel dan berbagai jenis joint yang disesuaikan dengan kasusnya.
3. Hip Knee Ankle Foot Orthosis (HKAFO), ortosis yang berfungsi untuk membantu mobilitas pasien post fracture, genu varum, genu valgum, poliomyelitis. Dibuat dari bahan duraluminium yang dikombinasikan dengan stainless steel dan tersedia berbagai macam model knee joint.
4. Hip Knee Ankle Foot Orthosis (HKAFO), alat penguat anggota gerak bawah (tungkai) yangberfungsi untuk membantu mobilitas pasien post fracture/patah tulang, genu varum,genu valgum,poliomyelitis.HKAFO ini dibuat dengan bahan polyetilene yang dirangkai dengan side bar duraluminium .
5. Grade pada Osteoarthritis pada gambaran radiologis
(A) (B)
(C) (D) Gambar 7. Kriteri Kellgren and Lawrence (A) Derajat . (B) Derajat 2. (C) Derejat 3. (D )Derajat 4 1. Derajat 0 : radiologi normal. 2. Derajat 1 : penyempitan celah sendi meragukan. 3. Derajat 2 : osteofit dan penyempitan celah sendi yang jelas. 4. Derajat 3 : osteofit sedang dan multipel, penyempitan celah sendi, sklerosis sedang dan kemungkinan deformitas kontur tulang. 5. Derajat 4 : osteofit yang besar, penyempitan celah sendi yang nyata, sklerosis yang berat dan deformitas kontur tulang yang nyata.