Anda di halaman 1dari 4

BIMBINGAN AKREDITASI

PELAYANAN REHABILITASI MEDIK

Akreditasi merupakan kewajiban dari semua rumah sakit baik pemerintah maupun
swasta. Bila belum terakreditasi atau tidak lulus akreditasi rumah sakit tidak akan
ditutup tetapi ada catatan khusus yang dapat memperberat kalau timbul masalah
hukum. Penilaian oleh KARS dari tingkat pusat seyogyanya ditindaklanjuti oleh
Dinas Kesehatan setempat untuk evaluasi setiap tahun.

Satu-satunya propinsi di Indonesia yang melakukan evaluasi untuk akreditasi rumah


sakit setiap tahun adalah Sumatera Selatan.

Dampak akreditasi rumah sakit adalah :


1. Legalisasi hukum, yaitu berdasarkan instrumen akreditasi. Contoh : ada
informed consent (harus ada 2 tandatangan saksi), ada SOP. Instrumen
akreditasi Indonesia dikembangkan dari instrumen Australia.
2. Mutu pelayanan

Syarat kelulusan : angka rata-rata 65, angka minimal tiap parameter 60

Data pasien fisioterapi harus tersentralisasi di medical record dan harus dijaga
confidentialitasnya.

Pertanyaan : mengapa akreditasi baru muncul sekarang, padahal rumah sakit sudah
berjalan berpuluh-puluh tahun. Apakah pelayanan kesehatan selama ini dinilai
“kacau” sehingga perlu diakreditasi ?
Jawab :
1. Penilaian terhadap mutu pelayanan kesehatan baru dapat dilakukan kalau ada
akreditasi.
2. Setiap rumah sakit punya sistem yang berbeda-beda sehingga harus dinilai
atau diaudit apakah mutunya baik atau tidak

Pertanyaan : bila ada rumah sakit yang sistemnya sudah bagus apakah tetapharus
diakreditasi ?
Jawab : Yang menilai bagus atau tidak adalah akreditasi. Bila akreditasinya bagus
akan diberi bonus 5 tahun.

Pertanyaan : setelah lulus akreditasi, seyogyanya pelayanan menjadi lebih mudah dan
tidak merepotkan. Kalau ada informed consent dengan 2 saksi apakah tidak
merepotkan pasien ?
Jawab : Tidak semua tindakan harus ada informed consent tertulis, hanya tindakan
yang berisiko tinggi.

Dalam bidang rehabilitasi medik seharusnya ada dokter rehabilitasi medik. Karena
belum ada, saat ini belum bisa dinilai.
Dalam pelayanan rehabilitasi medik paling sedikit ada :
o Fisioterapi
o Okupasi
o Speech therapy
Tidak perlu dokter spesialis rehabilitasi medik, bisa ditempatkan seorang dokter
umum yang melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan diagnosa. Program
fisioterapi disusun oleh fisioterapis. Dokter hanya melakukan pemeriksaan awal.

Di PK St. Carolus sudah ada :


o Fisioterapi
o Speech therapy
o Psikolog
o Social worker
Sehingga bisa disebut suatu instalasi rehabilitasi medik

Ada SK Direktur yang menetapkan terbentuknya instalasi rehabilitasi medik.

Rujukan pasien dari dokter spesialis langsung ke fisioterapis harus ditinjau kembali
karena nantinya semua pasien harus ke dokter dulu. Dokter akan memeriksa dan
membuat diagnosa rehabilitasi medik. Dokter hanya melakukan 1x pemeriksaan yaitu
pemeriksaan awal.

Selama ini dokter paru langsung mengirim untuk tindakan tertentu, kalau diagnosanya
keliru siapa yang salah ? Jawab : dokter pengirim

Apakah kasus-kasus yang sederhana bisa langsung ke fisioterapis ? Menurut aturan


pemerintah, harus melalui dokter. Status/rekam medik di rehabilitasi medik harus
dibuat oleh dokter.

Dengan prosedur ini apakah prosedur pasien tidak menjadi lebih lama ? Jawab : tidak
menjadi lebih lama karena dokter hanya memeriksa seperlunya. Kalau dirasakan tidak
perlu diperiksa, dokter hanya membuat status saja.

Hal yang perlu disiapkan :


1. Status oleh dokter
2. Dokter yang akan ditempatkan harus memahami rehabilitasi medik termasuk
fisioterapi
3. Pasien yang dilayani di rumah sakit harus melalui port d’entrée pemeriksaan
dokter

Bagaimana dengan pasien rawat inap ? Jawab : lapor secara formalitas, tindakan
boleh langsung dilakukan (kecuali PKSC bisa menyediakan 2 dokter : 1 untuk rawat
jalan dan 1 untuk rawat jalan)

Bpk. Indratno :
Banyak dokter spesialis yang belum bisa menerima adanya dokter rehabilitasi medik,
karena itu sebaiknya ditempatkan dokter umum dulu.

Bpk. Sudarmono :
Apakah setelah diakreditasi, apakah rumah-rumah sakit ada perubahan misalnya
kunjungan pasien.
Jawab : sebagian besar rumah sakit tidak ada perubahan
Bpk Indratno : rekrutmen karyawan baru yang tidak menimbulkan peningkatan
pendapatan, apakah akan disetujui oleh Direksi ?
Jawab : saat ini rehabilitasi medik baru ada fisioterapi. Kalau nanti pelayanannya
ditambah maka akan menambah pendapatan.

RBM = Rehabilitasi Berbasis Masyarakat bisa dikembangkan oleh PKSC.

STANDARD 1.
Parameter 1
Ada pernyataan tentang jenis pelayanan.
Falsafah diambil dari falsafah rumah sakit dan standard depkes
Klub dan senam sebaiknya masuk rehabilitasi medik
Setelah terbentuk unit rehab medik sebaiknya ada rapat bulanan. Notulen bisa ditulis
di buku, sebelah kiri daftar hadir dan sebelah kanan notulen.

STANDARD 2
Parameter 1
Rehabilitasi medik harus muncul dalam struktur organisasi setingkat dengan unit lain.
Dalam unit rehabilitasi medik terdapat :
o Struktural yaitu administrasi, logistik dan pemeliharaan.
o Fungsional yaitu fisioterapi, speech therapy, psikolog dll
Dilengkapi dengan uraian tugas.

Parameter 2
Sediakan Standar Operasional Prosedur Rehabilitasi Medik dari Depkes dilengkapi
dengan SK bahwa SOP tsb. sebagai acuan. Kalau bisa buat SOP oleh PKSC sendiri.

Parameter 3
Rekam medik dibuat oleh dokter. Tindakan oleh petugas rehabilitasi medik dicatat
dalam lembaran tindakan.

STANDARD 3
Parameter 1
Saran dr. Harry : dokter umum dulu

Parameter 2
Dibuat berdasarkan beban kerja

Parameter 3
Adakan rapat setiap bulan membahas apapun. Lengkapi dengan undangan, daftar
hadir dan notulen

STANDARD 4
Parameter 1
Jangka panjang harus ditata ulang (terlalu sempit dan privacy pasien kurang terjaga)

Parameter 2
Self assessment : 4
Parameter 3
Minta program dari Pemeliharaan Alat disertai tanda bukti

STANDARD 5
Parameter 1
Mengacu pada Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit

Parameter 2
Mengacu pada SOP Depkes dan dilaporkan ke Komite Medik
SOP medik tidak pakai format SOP

STANDARD 6
Parameter 1
Program orientasi karyawan baru diambil dari SDM ditambah orientasi di rehabilitasi
medik

Parameter 2
Program tidak pakai format SOP

STANDARD 7
Parameter 1
Buat survei kepuasan pasien dan dari dokter juga.

Parameter 2
Evaluasi berdasarkan data diagnosa/tindakan, kerusakan alat, kesalahan tindakan,
kecepatan menjawab konsul (response time) SOP medik tidak pakai format SOP.
Response time : dari mulai dikonsul sampai dilakukan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai