Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN

RESERTIFIKASI
FISIOTERAPI

IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA


KEPUTUSAN
PENGURUS PUSAT IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA
NOMOR : 631/KEP/PP-IFI/I/2016

Tentang

PEDOMAN RESERTIFIKASI FISIOTERAPI


IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA

PENGURUS PUSAT IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa Undang-undang nomor 36 tahun 2014


tentang Tenaga Kesehatan menyebutkan, dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah yang
diberikan dalam bentuk SIP. Syarat untuk
mendapatkan SIP salah satunya adalah tenaga
kesehatan harus memiliki STR.

2. Bahwa Peraturan Menteri Kesehatan nomor 46


tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
menyebutkan setiap tenaga kesehatan yang akan
menjalankan pekerjaannya wajib memiliki STR.
Masa berlaku STR adalah 5 tahun dan berakhir
sesuai dengan tanggal kelahiran tenaga kesehatan
yang bersangkutan.

Mengingat : Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) satu-satunya adalah


organisasi Profesi Fisioterapi di Indonesia.

Memperhatikan : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 46 tahun 2013


tentang Registrasi Tenaga Kesehatan pasal (5) bahwa
salah satu syarat untuk perpanjangan STR adalah
Pemenuhan kecukupan dalam kegiatan pelayanan,
pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah
lainnya yang dibuktikan dengan pemenuhan syarat
satuan kredit profesi yang diperoleh selama 5 (lima)
tahun yang ditetapkan oleh organisasi profesi.

1|Pedoman Resertifikasi Fisioterapi


Menetapkan : 1. Pedoman Resertifikasi Fisioterapi dan
Penghitungan SKP Fisioterapi sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam ketetapan ini
akan diatur kemudian dengan peraturan khusus
yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat Ikatan
Fisioterapi Indonesia sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga yang berlaku.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 9 Januari 2016

Ikatan Fisioterapi Indonesia

M Ali Imron, SMPh, S Sos, M Fis


Ketua Umum

2|Pedoman Resertifikasi Fisioterapi


PEDOMAN RESERTIFIKASI FISIOTERAPI
IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… 3

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 4

A. Latar Belakang………………………………………………………… 4

B. Tujuan …………………………………………………………………… 4

C. Sasaran………………………………………………………………… 5

D. Landasan Hukum……………………………………………………… 5

E. Pengertian……………………………………………………………… 5

BAB II. UJI PORTOPOLIO 7

BAB III. RANAH PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 8

(P2KB) IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA

BAB IV. MEKANISME PERMOHONAN RESERTIFIKASI 16

BAB V. PENUTUP 21

Lampiran 22

3|Pedoman Resertifikasi Fisioterapi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan menyebutkan bahwa


Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin
dari pemerintah yang diberikan dalam bentuk SIP. Syarat untuk mendapatkan SIP salah
satunya adalah tenaga kesehatan harus memiliki STR yaitu bukti tertulis yang diberikan
oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan
pekerjaannya wajib memiliki STR. Masa berlaku STR adalah 5 tahun dan berakhir
sesuai dengan tanggal kelahiran tenaga kesehatan yang bersangkutan. STR yang
habis masa berlakunya dapat diperpanjang dengan syarat memiliki STR lama, memiliki
Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi, memiliki surat keterangan sehat fisik dan
mental, membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi,
telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidangnya; dan memenuhi
kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah
lainnya.

Untuk memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau


kegiatan ilmiah lainnya maka tenaga kesehatan harus mengikuti Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) atau Continuing Profesional
Development (CPD) yang ketentuan penyelenggaraanya diatur oleh organisasi profesi.
Setiap tenaga kesehatan yang mengikuti Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (P2KB) akan mendapat Satuan Kredit Profesi dengan jumlah tertentu.

Dalam hal ini Ikatan Fisioterapi Indonesai (IFI) telah menetapkan jumlah angka
kecukupan SKP yang harus dicapai sebagai syarat perpanjangan STR. Ketetapan
tersebut sebagaimana tertuang dalam ketetapan kongres nasional Fisioterapi nomor :
TAP/10/KONAS XI/VI/2012 tentang Pedoman Uji Portopolio Fisioterapi, bahwa setiap
fisioterapis harus memenuhi 25 SKP selama 5 tahun.

B. Tujuan

Sebagai acuan bagi Pengurus Pusat, wilayah dan cabang Ikatan Fisioterapi Indonesia,
dalam merencanakan dan melaksanakan program pengembangan keprofesian dan re-
sertifikasi bagi seluruh anggota.

4|Pedoman Resertifikasi Fisioterapi


C. Sasaran

Sasaran pedoman ini adalah seluruh fisioterapi Indonesia, pengurus Ikatan Fisioterapi
Indonesia pusat, wilayah dan cabang serta pihak terkait lainnya yaitu MTKP dan MTKI.

D. Landasan

1. Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan


2. Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang – Undang N0. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara
RI tahun 2012 NO. 158, Tambahan Negara RI No. 5336);
4. Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (Lembaran Negara RI tahun 2012 N0. 24);
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan (Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan N0. 1796 tahun 2011);
6. Peraturan Menteri Kesehatan N0.80 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan dan Praktik Fisioterapi.

E. Pengertian

1. Ikatan Fisioterapi Indonesia IFI adalah organisasi profesi fisioterapi di Indonesia


2. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan profesional yang ditujukan pada
gerak fungsional individu dan atau kelompok mencakup promotif, preventif, restoratif,
pemeliharaan dan wellness sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis
dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi.
3. Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku dan kepadanya diberikan kewenangan
tertulis untuk melakukan praktik fisioterapi atas dasar kompetensi yang dimilikinya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan
dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan

5|Pedoman Resertifikasi Fisioterapi


5. Kegiatan Pengembangan Keprofesian adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan
pelayanan, pendidikan, pelatihan, pengabdian masyarakat dan/atau kegiatan ilmiah
lainnya.
6. STR (Surat Tanda Registrasi) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah
kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah memiliki Sertifikat Kompetensi
7. SKP (Satuan Kredit Profesi) adalah nilai/penghargaan yang dikeluarkan oleh
Pengurus Pusat IFI atas pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan.
8. Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan
dan sikap tenaga kesehatan sesuai dengan standard profesi
9. Akreditasi adalah suatu penilaian terhadap kegiatan pengembangan keprofesian
10. Sertifikat adalah suatu dokumen resmi yang berisikan hasil penilaian /pengakuan
profesi melalui kegiatan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(P2KB)
11. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki
sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui
secara hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya
12. MTKI (Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia) adalah lembaga yang berfungsi untuk
menjamin mutu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
13. Tempat pelayanan fisioterapi termasuk dan tidak terbatas pada Pelayanan Primer,
Rehabilitasi bersumberdaya masyarakat, Pusat Pendidikan dan penelitian, Klub
kebugaran, kesehatan dan spa Rumah perawatan/ hospices, Rumah Sakit Umum
dan Khusus, Klinik, Praktik mandiri dan praktik bersama, Promosi kesehatan di
tempat umum, Pusat rehabilitasi dan rumah tempat tinggal, Sekolah termasuk pra
sekolah dan sekolah kebutuhan khusus, Panti werda, Pusat/ klub olahraga, Pabrik.
14. MTKP (Majelis Tenaga Kesehatan Propinsi) adalah lembaga yang melaksanakan
tugas lanjut dari MTKI di propinsi

6|Pedoman Resertifikasi Fisioterapi


BAB II
UJI PORTOFOLIO

Uji Portofolio adalah serangkaian penilaian berdasar dokumen – dokumen yang dimiliki oleh
fisioterapis setelah mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB)
baik kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, pengabdian masyarakat dan/atau kegiatan
ilmiah lainnya dengan mengikuti asas; validity (kesahihan), authenticity (keaslian), currency
(kekinian), sufficiency (kecukupan). Jika seorang fisioterapis setelah melalui penilaian
terhadap bukti – bukti dokumen telah memenuhi kriteria tersebut maka fisioterapis yang
bersangkutan dinyatakan telah memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan,
pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya sebagai persyaratan perpanjangan
STR. Bagi Fisioterapis yang dinyatakan tidak memenuhi kecukupan maka yang
bersangkutan harus mengikuti evaluasi kemampuan yang diselenggarakan oleh Ikatan
Fisioterapi Indonesia.

Penilaian dokumen bukti dalam uji portofolio P2KB fisioterapi menganut azas sebagai
berikut :
1. Validity
Validitas dokumen portofolio disebut sah apabila dikeluarkan oleh lembaga yang
berkompeten.
2. Authenticity
Authenticity dokumen dilihat dalam bentuk asli dengan stempel asli.
3. Currency
Currency dokumen adalah dokumen yang memiliki rentang waktu kurang dari 5 tahun
dari waktu pangajuan uji.
4. Sufficiency
Total nilai SKP yang dikumpulkan minimal 25 SKP.

7|Pedoman Resertifikasi Fisioterapi


BAB. III
RANAH PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB)
IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) Ikatan Fisioterapi Indonesia


disusun berdasarkan Kompetensi fisioterapis yang diukur dengan angka Satuan Kredit
Profesi (SKP). Ikatan Fisioterapi Indonesia menetapkan angka kecukupan dalam kegiatan
pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya sebagai persyaratan
perpanjangan STR sebesar 25 SKP. Kumulatif jumlah SKP tersebut di hitung dalam kurun
waktu 5(lima) tahun terakhir atau sejak diterbitkannya STR sampai habis masa berlakunya
STR tersebut dan diperoleh melalui kegiatan P2KB yang terbagi dalam beberapa ranah
kegiatan P2KB.

A. Ranah Kegiatan P2KB Fisioterapis meliputi :

1. Klinisi/ Keprofesian
a. Pelayanan fisioterapi rawat jalan.
b. Pelayanan fisioterapi rawat inap umum
c. Pelayanan fisioterapi rawat inap Khusus

2. Pengembangan dan penelitian.


a. Kegiatan Ilmiah : Seminar, Workshop, pelatihan fisioterapi. Ilmu kesehatan, dan ilmu
penunjang fisioterapi.
b. Karya Ilmiah dan Penelitian

3. Pendidik.
a. Pendidikan/ pembicara/penyuluhan
b. Pembimbing praktik fisioterapi.

4. Pengelola (manajer)
a. Mengembangkan pengelolaan/ manajerial Klinik.
b. Membuat pedoman : Administrasi, prosedur kerja, pengawasan mutu dll.

8|Pedoman Resertifikasi Fisioterapi


5. Pengabdian Masyarakat.
a. Pengurus IFI.
b. Bakti sosial /disaster

B. Komposisi Kumulatif SKP


Jumlah Kumulatif 25 SKP tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari 2 ranah kegiatan
P2KB yang salah satunya adalah ranah pengembangan dan penelitian sekurang-
kurangnya 5 SKP dan masing-masing ranah kegiatan P2KB sebanyak-banyaknya
adalah 15 SKP.

C. Cara Penghitungan Skp

1. Klinisi
a. Pelayanan fisioterapi rawat jalan dan praktik mandiri
Seorang fisioterapis dalam sehari rata-rata menangani 4 pasien, 5 hari kerja per
minggu dan 4 minggu dalam sebulan. Dibuktikan dengan laporan tahunan jumlah
kunjungan pasien yang dikeluarkan oleh pimpinan layanan kesehatan yang
bersangkutan. Sehingga perhitungan SKP- nya sebagai berikut :
4x5x4 = 80 pasien/ bulan
80 x 12 = 960 pasien/tahun
960 x 5 = 4800 pasien dalam 5 tahun
1 SKP = 400 pasien
4800 : 400 = 12 SKP
Untuk daerah terpencil dan terluar NKRI, 1 SKP = 100 pasien
Jadi fisioterapis yang bersangkutan mendapatkan 12 SKP dalam 5 tahun
Jumlah SKP ditetapkan dalam surat keputusan Pengurus Cabang IFI setempat

b. Pelayanan fisioterapi rawat inap umum,


Seorang fisioterapis dalam sehari menangani rata-rata 2 pasien rawat inap, 5
hari kerja per minggu. Dibuktikan dengan laporan tahunan. Sehingga
perhitungan SKP- nya sebagai berikut :
2x5x4 = 40 pasien/ bulan
40 x 12 = 480 pasien/ tahun
480 x 5 = 2400 pasien dalam 5 tahun

9|Pedoman Resertifikasi Fisioterapi


1 SKP = 200 pasien
2400 : 200 = 12 SKP
Untuk daerah terpencil dan terluar NKRI, 1 SKP = 75 pasien
Jadi fisioterapis yang bersangkutan mendapatkan 12 SKP dalam 5 tahun
Jumlah SKP ditetapkan dalam surat keputusan Pengurus Cabang IFI setempat.

c. Pelayanan khusus Resiko tinggi (contoh : ICU, NICU, ICCU),


Seorang fisioterapis dalam sehari menangani rata-rata 1 pasien rawat inap, 5
hari kerja per minggu. Dibuktikan dengan laporan tahunan. Sehingga
perhitungan SKP- nya sebagai berikut :
1x5x4 = 20 pasien/ bulan
20 x 12 = 240 pasien/ tahun
240 x 5 = 1200 pasien dalam 5 tahun
1 SKP = 100 Pasien
1200 : 100 = 12 SKP
Untuk daerah terpencil dan terluar NKRI, 1 SKP = 25 pasien
Jadi fisioterapis yang bersangkutan mendapatkan 12 SKP dalam 5 tahun
Jumlah SKP ditetapkan dalam surat keputusan Pengurus Cabang IFI setempat

2. Pengembangan dan penelitian

a. Kegiatan Ilmiah meliputi Seminar, Workshop, pelatihan fisioterapi. Ilmu


kesehatan, dan ilmu penunjang fisioterapi, yang dibuktikan dengan sertifikat yang
telah disahkan oleh IFI pusat.
1) Sebagai peserta kegiatan ilmiah lisan teoritis dua sampai empat jam diberi
nilai satu SKP
2) Sebagai peserta kegiatan ilmiah lisan teoritis empat sampai delapan jam
diberi nilai dua SKP
3) Sebagai peserta kegiatan ilmiah lisan teoritis delapan sampai dua belas jam
diberi nilai tiga SKP
4) Sebagai peserta kegiatan ilmiah lisan teoritis di atas dua belas jam diberi nilai
empat SKP

10 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
5) Sebagai pelatih/instruktur/pengajar/pembicara kegiatan ilmiah lisan teoritis
diberi nilai satu SKP untuk satu Topik/materi yang diberikan selama satu
sampai dua jam untuk masing-masing topik.
6) Sebagai peserta kegiatan ilmiah pelatihan keterampilan selama lima jam
diberi nilai satu SKP dan selanjutnya sesuai dengan kelipatannya.
7) Jumlah SKP ditetapkan dalam surat keputusan Pengurus Pusat IFI.
8) Ketentuan lebih lebih lengkap diatur dalam pedoman penyelenggaraan dan
Akreditasi kegiatan ilmiah fisioterapi.

b. Karya Ilmiah dan Penelitian Fisioterapi


Fisioterapis yang menulis 1 (satu) artikel, journal, makalah yang dipublikasikan
yang bersangkutan akan mendapatkan 1 SKP. Dibuktikan dengan sertifikat yang
dikeluarkaan oleh IFI pusat.
1) Karangan buku yang dipublikasikan : 10 SKP
2) Karangan hasil penelitian : 10 SKP
3) Karangan buku/modul pelajaran penggunaan internal : 5 SKP
4) Karangan laporan pendahuluan : 3 SKP
5) Laporan kasus : 2 SKP
6) Karangan dalam bentuk tinjauan kepustakaan : 2 SKP
7) Pengarang pembantu : 1 SKP
8) Editor jurnal ilmiah : 2 SKP/tiap tahun
Jumlah SKP ditetapkan dalam surat keputusan Pengurus Pusat IFI

3. Pendidik
a. Pendidikan /penyuluhan
Seorang fisioterapis yang menjadi pengajar atau dosen diberikan 1 SKP per
tahun untuk setiap 40 Jam atau 1 SKS mata kuliah yang diampu.
Jumlah SKP ditetapkan dalam surat keputusan Pengurus Cabang IFI setempat

b. Pembimbing Praktik Fisioterapi


Seorang Fisioterapis sebagai pembimbing praktek mahasiswa, yang
bersangkutan mendapatkan 1 (satu) SKP per tahun.
Jumlah SKP ditetapkan dalam surat keputusan Pengurus Cabang IFI setempat

11 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
4. Pengelola/ menejer
a. Mengembangkan pengelolaan/ manajerial Klinik.
1) Kepala Departemen Keterapian Fisik : 2 SKP/tahun
2) Kepala Unit/ Menejer pelayanan fisioterapi : 1 SKP/tahun
3) Kepala/penangggungjawab praktik mandiri Fisioterapi : 1 SKP/tahun.
Jumlah SKP ditetapkan dalam surat keputusan Pengurus Cabang IFI setempat

b. Membuat pedoman :
1) Pedoman Administrasi pelayanan fisioterapi : 1 SKP
2) Pedoman SOP Fisioterapi minimal 5 SOP : 1 SKP
3) Pedoman pengendalian dan pengawasan mutu : 1 SKP
Jumlah SKP ditetapkan dalam surat keputusan Pengurus Cabang IFI setempat

5. Pengabdian Masyarakat
a. Pengurus IFI, ditetapkan berdasarkan surat keputusan Pengurus Pusat Ikatan
Fisioterapi Indonesia.
1) Pengurus Harian IFI Pusat : 3 SKP/ tahun
2) Ketua Majelis IFI Pusat : 3 SKP/ tahun
3) Ketua Bidang pengurus IFI pusat : 2 SKP/ tahun
4) Anggota Majelis IFI Pusat : 1 SKP/ tahun
5) Anggota Bidang IFI Pusat : 1 SKP/ tahun
6) Pengurus Harian IFI Wilayah : 2 SKP/ tahun
7) Pengurus Bidang IFI Wilayah : 1 SKP/ tahun
8) Pengurus Harian IFI Cabang : 2 SKP/ tahun
9) Pengurus Bidang IFI Cabang : 1 SKP/ tahun
Jumlah SKP ditetapkan dalam surat keputusan Pengurus Pusat IFI

b. Bhakti Sosial/ Disaster


1) Tanggap Darurat bencana alam/ Fisioterapi Peduli : 1 SKP.
2) Mengadakan kegiatan Bhakti sosial selama 1-3 hari: 1 SKP
Jumlah SKP ditetapkan dalam surat keputusan Pengurus Pusat IFI

12 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
NO Jenis Kegiatan Dokumen Bukti Persyaratan Keterangan
1 Klinisi
A Pelayanan Fisioterapi Log sheet Fisioterapi 1. STR Persyaratan dan
Rawat Jalan 2. SIPF dokumen bukti
3. Verfikasi diserahkan kepada
atasan pengurus wilayah
langsung untuk diverifikasi
B Pelayanan fisioterapi Log sheet Fisioterapi dan/ atau Lembar awal form
rawat inap rekan fisioterapi
sekerja difotokopi untuk
4. Kartu setiap pasien
C Pelayanan fisioterapi Log sheet Fisioterapi Anggota Semua berkas asli
rawat inap khusus dibawa saat
verifikasi
2 Pengembangan dan
Penelitian
A Kegiatan Ilmiah: Fotokopi Sertifikat, Sertifikat asli dan
Seminar, Workshop, daftar hadir dibawa
Pelatihan Fisioterapi, saat verifikasi
Ilmu Kesehatan dan
ilmu penunjang
Fisioterapi
B Karya Ilmiah dan  Proposal rencana Karangan buku
Penelitian penelitian/ TOR yang
 Verfikasi atasan dipublikasikan,
langsung atas karangan hasil
Proposal rencana penelitian,
penelitian/ TOR karangan buku/
 Karya ilmiah dan modul pelajaran
penelitian yang penggunaan
dihasilkan internal, karangan
laporan
pendahuluan,

13 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
laporan kasus,
karangan dalam
bentuk tinjauan
kepustakaan, hasil
penelitian/
karangan sebagai
pengarang
pembantu, hasil
penelitian/
karangan editor
jurnal ilmiah asli.
Proposal dan
surat verifikasi
atasan
3 Pendidik
A Pendidikan/  SK Menunjukkan
Penyuluhan  Pernyataan dari dokumen asli saat
institusi verifikasi
pendidikan yang
ditandatangani
oleh dekan
 Jadwal
perkuliahan

B Pembimbing Praktik  SK/ Surat tugas


 Pernyataan dari
institusi
pendidikan dan
pelayanan

4 Pengelola/ Manejer
A Mengembangkan  SK/ Surat tugas
pengelolaan/  Surat ijin klinik dari

14 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
manajerial klinik Dinas Kesehatan
 Pernyataan
atasan langsung

B Membuat pedoman  Pedoman asli


yang sudah
disusun/ dibuat/
dicetak
 Pernyataan dari
atasan langsung
5 Pengabdian
Masyarakat
A Pengurus IFI SK Verifikasi wilayah
Kartu Anggota dengan membawa
dokumen asli
B Bhakti Sosial/ Disaster Proposal kegiatan Verifikasi wilayah
Laporan kegiatan dengan membawa
Surat Tugas dokumen asli
Foto

15 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
BAB IV

MEKANISME PERMOHONAN RESERTIFIKASI

A. Permohonan Resertifikasi Melalui Uji Portofolio

Pengajuan resertifikasi dengan uji portofolio dilakukan oleh masing-masing Fisioterapis


ke Pengurus Cabang untuk diteruskan Pengurus Wilayah IFI setempat dengan langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Fisioterapis melakukan pencatatan kegiatan pembelajaran berkelanjutan (PKB) atau


Continuing Professional Development (CPD) yang meliputi kegiatan pelayanan,
pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya yang telah dilakukannya,
melalui aplikasi CPD Online IFI di website IFI Pusat (www.ifi.or.id) dengan
menggunakan account masing-masing. Pencatatan P2KB / CPD secara Online ini
bisa dilakukan terhitung dari tanggal dikeluarkannya STR sampai dengan 3 bulan
sebelum habis masa berlakunya STR.
2. Melakukan permohonan resertifikasi melalui pengurus cabang dan menyerahkan
berkas fotokopi dan berkas asli dokumen persyaratan sebagai bukti telah
mengabdikan diri sebagai fisioterapis yang telah unggah di aplikasi CPD Online
Ikatan Fisioterapi Indonesia di www.ifi.or.id, dokumen yang dimaksud adalah:
a. STR lama;
b. Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi, jika ada
a. surat keterangan sehat fisik dan mental
c. SIPF/ SIKF
d. Kartu Anggota
e. Ijazah terakhir
f. Sertifikat Sumpah Profesi / Surat Pernyataan mematuhi Kode Etik Fisioterapi
g. Pas foto berwarna ukuran 4x6 (5 lembar)
h. Sertifikat seminar/ pelatihan
i. Dokumen bukti lainnya
j. Biaya resertifikasi.

3. Pengurus cabang menerima formulir, dokumen bukti dan persyaratan serta biaya
resertifikasi fisioterapi.

16 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
4. Pengurus cabang mengeluarkan bukti penerimaan formulir, dokumen bukti dan
persyaratan. Kwitansi pembayaran resertifikasi diberikan jika kelengkapan dokumen
resertifikasi sudah terpenuhi dengan lengkap.
5. Pengurus cabang melakukan verifikasi langsung atas dokumen bukti dan
persyaratan, berkas fotokopi dengan aslinya dan melakukan verifikasi data yang
telah diunggah oleh pemohon di aplikasi CPD Online IFI dengan cara mencocokkan
dengan dokumen bukti yang diterima.
6. Berkas yang tidak lengkap tidak dapat diproses dan dikembalikan kepada pemohon
untuk dilengkapi kembali. Ketidak lengkapan berkas ditulis pada bukti penerimaan
formulir. Maksimal fisioterapi melengkapi berkas dalam waktu 1 minggu. Jika lebih
dari 1 minggu dianggap batal.
7. Berkas yang lengkap dicatat dalam data base dan disimpan sebagai arsip.
8. Pengurus wilayah melakukan verifikasi data kegiatan pembelajaran berkelanjutan
(PKB) yang meliputi kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan
ilmiah lainnya yang telah dilakukan oleh pemohon dengan cara mencocokan antara
data dan dokumen yang telah diunggah oleh pemohon di aplikasi CPD Online IFI .
Pengurus wilayah sebagai verifikator menentukan apakah CPD yang diajukan
diterima, ditolak atau ditangguhkan. Jika ditolak atau ditangguhkan pengurus wilayah
wajib memberikan alasan yang ditulis langsung dalam aplikasi CPD Online yang
bersangkutan.
9. Pengurus pusat atau tim Komisi P2KB melakukan verifikasi kembali data CPD
pemohon yang telah disetujui oleh pengurus wilayah/ verifikator wilayah. Dan
selanjutnya menentukan apakah CPD yang diajukan diterima, ditolak atau
ditangguhkan. Jika ditolak atau ditangguhkan maka Pengurus pusat atau tim Komisi
P2KB wajib memberikan alasan yang ditulis langsung dalam aplikasi CPD Online
yang bersangkutan. Jika diterima maka pemohon dinyatakan telah memenuhi syarat
resertifikasi dan diterbitkan surat rekomendasi perpanjangan STR yang bisa diunduh
oleh pemohon di aplikasi CPD Online IFI.
10. Keputusan pengurus pusat atau tim komisi P2KB atas permohonan resertifikasi
diberitahukan kepada pemohon melalui email pemohon.
11. Pengurus pusat yang dimaksud dalam point 9 adalah tim khusus yang ditetapkan
oleh pengurus pusat.
12. Waktu yang diperlukan dari fisioterapi mengajukan permohonan sampai dengan
dikeluarkannya Rekomendasi adalah maksimal 1 bulan.

17 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
Bagan alur Resertifikasi Fisioterapi

ANGGOTA
PERSYARATAN PC

tidak lengkap
VERIFIKASI

lengkap

PP/ Komisi lengkap VERIFIKASI PW / Tim


P2KB P2KB
tidak lengkap
lengkap
VALIDASI

REKOME
NDASI

18 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
B. Permohonan Resertifikasi Melalui Evaluasi Kemampuan
Resertifikasi melalui Evaluasi Kemampuan diberlakukan kepada fisioterapis yang tidak
memenuhi syarat resertifikasi melalui uji portofolio P2KB. Evaluasi kemampuan
dilaksanakan di ibu kota propinsi atau di ibu kota Negara dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh pengurus pusat IFI.
1. Pemohon mendaftarkan diri ke pengurus cabang setempat untuk resertifikasi melalui
evaluasi kemampuan dengan mengisi formulir permohonan evaluasi kemampuan
dan menyerahkan berkas fotokopi dan berkas asli dokumen persyaratan sebagai
bukti telah mengabdikan diri sebagai fisioterapis yang telah unggah di aplikasi CPD
Online Ikatan Fisioterapi Indonesia di www.ifi.or.id, dokumen yang dimaksud adalah:
a. STR lama;
b. Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi, jika ada
a. surat keterangan sehat fisik dan mental
c. SIPF/ SIKF
d. Kartu Anggota
e. Ijazah terakhir
f. Sertifikat Sumpah Profesi / Surat Pernyataan mematuhi Kode Etik Fisioterapi
g. Pas foto berwarna ukuran 4x6 (5 lembar)
h. Biaya resertifikasi.
2. Pengurus cabang menerima formulir, dokumen bukti dan persyaratan serta biaya
Evaluasi Kemampuan fisioterapi.
3. Pengurus cabang mengeluarkan bukti penerimaan formulir, dokumen bukti dan
persyaratan. Kwitansi pembayaran resertifikasi diberikan jika kelengkapan dokumen
Evaluasi Kemampuan fisioterapi sudah terpenuhi dengan lengkap.
4. Pengurus cabang melakukan verifikasi langsung atas dokumen bukti dan
persyaratan, berkas fotokopi dengan aslinya dan melakukan verifikasi data yang
telah diunggah oleh pemohon di aplikasi CPD Online IFI dengan cara mencocokkan
dengan dokumen bukti yang diterima.
5. Berkas yang tidak lengkap tidak dapat diproses dan dikembalikan kepada pemohon
untuk dilengkapi kembali. Ketidak lengkapan berkas ditulis pada bukti penerimaan
formulir. Maksimal fisioterapi melengkapi berkas dalam waktu 1 minggu. Jika lebih
dari 1 minggu dianggap batal.

19 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
6. Berkas yang lengkap dicatat dalam data base dan disimpan sebagai arsip dan
permohonan Evaluasi Kemampuan fisioterapi diteruskan ke pengurus pusat IFI
melalui pengurus wilayah IFI

7. Pengurus pusat IFI melakukan pendataan permohonan dan menetapkan jadwal dan
tempat pelaksanaan Evaluasi Kemampuan fisioterapi dan memberitahukan kepada
pemohon melalui email.
8. Evaluasi kemampuan dilaksanakan dengan uji tulis dengan metode MCQ.
9. Pemohon yang mengikuti evaluasi kemampuan dan dinyatakan lulus maka kepada
yang bersangkutan akan diberikan rekomendasi perpanjangan STR dan bagi yang
dinyatakan tidak lulus diberi kesempatan untuk mengikuti evaluasi kemampuan
ulang. Kesempatan mengulang evaluasi kemampuan diberikan sebanyak 2 kali, jika
setelah 2 kali mengulang dan nyatakan gagal maka yang bersangkutan harus
mengikuti pendidikan dan pelatihan ditempat atau lembaga pelatihan yang ditunjuk
oleh Ikatan Fisioterapi Indonesia.
10. Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan evaluasi kemampuan akan
diatur tersendiri oleh Pengurus Pusat Ikatan Fisioterapi Indonesia bekerjasama
dengan MTKI.

20 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
BAB V
PENUTUP

Pedoman ini berlaku secara Nasional dan dibuat sebagai panduan bagi seluruh pengurus dan
anggota Ikatan Fisioterapi Indonesia serta seluruh stake holder yang terkait dalam proses
reregistasi STR Fisioterapi.

Akhir dari proses resertifikasi ini adalah dikeluarkannya Surat Rekomendasi / Surat Keterangan
bagi Fisioterapis bahwa yang bersangkutan telah memenuhi kecukupan dalam kegiatan
pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya melalui Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) atau Continuing Profesional Development
(CPD) yang ketentuan penyelenggaraanya diatur oleh Ikatan Fisioterapi Indonesia.

Surat Rekomendasi / Surat Keterangan bagi Fisioterapis sebagaimana dimaksud diatas hanya
dikeluarkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Fisioterapi dan bisa diunduh melalui aplikasi di
www.ifi.or.id.

Apabila kemudian hari ada perubahan kebijakan dari pemerintah atau perubahan peraturan
perundang-undangan maka pedoman ini akan disesuaikan.

21 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
Lampiran :
1. Log Sheet Fisioterapi Pelayanan rawat Jalan dan praktik mandiri
2. Log Sheet Fisioterapi Pelayanan Rawat inap
3. Log Sheet Fisioterapi Pelayanan Rawat inap khusus

1. Log Sheet Fisioterapi Pelayanan Rawat Jalan dan Praktik Mandiri


Nama Fisioterapi:
Institusi Pelayanan:
Ruang Pelayanan:
Nama Atasan Langsung:
No Tanggal Uraian Kegiatan Nama Pasien Bukti Fisik Verifikasi Atasan

2. Log Sheet Fisioterapi Pelayanan Rawat Inap


Nama Fisioterapi :
Institusi Pelayanan :
Ruang Pelayanan :
Atasan Langsung/ Penanggung jawab ruangan :
No Tanggal Uraian Kegiatan Nama Pasien Bukti Fisik Verifikasi Atasan

3. Log Sheet Fisioterapi Pelayanan Rawat Inap Khusus


Nama Fisioterapi:
Institusi Pelayanan:
Ruang Pelayanan:
Atasan Langsung/ penanggung jawab ruangan:
No Tanggal Uraian Kegiatan Nama Pasien Bukti Fisik Verifikasi Atasan

22 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i
Catatan:
Nama Fisioterapi : Nama Fisioterapi yang memiliki log sheet

Institusi pelayanan : Diisi nama institusi pelayanan

Ruang pelayananan : Diisi nama ruang pelayanan yang diberikan pelayanan

Atasan langsung/ : Diisi nama, jabatan dan paraf atasan langsung atau

PJ ruangan penanggung jawab ruangan pelayanan yang diberikan

pelayanan

No : Nomor urut pasien

Tanggal : Tanggal pelayanan dilakukan

Uraian kegiatan : Uraian pelayanan fisioterapi yang dilakukan misalnya:

pelayanan fisioterapi pada kasus LBP

Bukti fisik : Ditulliskan nomor rekam medik atau status pasien

Verifikasi atasan : Dilakukan setiap hari sejumlah pasien yang ditetapkan

untuk perhitungan SKP

23 | P e d o m a n R e s e r t i f i k a s i F i s i o t e r a p i

Anda mungkin juga menyukai