Anda di halaman 1dari 58

TATALAKSANA REHABILITASI MEDIK

ANAK DENGAN DISABILITAS


dr. Novaria Puspita, Sp. KFR
Definisi ANAK (menurut UU No. 35 Tahun
2014)
Seseorang yang
belum berusia 18
tahun termasuk
anak yang masih
dalam kandungan
Definisi
Disabilitas
Merupakan kondisi yang
menjelaskan hasil dari
interaksi antara individu-
individu yang
mempunyai keterbatasan
fisik atau
mental/intelektual
dengan sikap dan
lingkungan yang menjadi
penghambat kemampuan
mereka berpartisipasi di
masyarakat secara penuh
Disabilitas
• WHO memperkirakan jumlah anak dengan disabilitas
adalah sekitar 7 – 10% dari total populasi anak

Meningkatkan kepedulian dan


kemandirian orang tua, keluarga
Tujuan penanganan
dan masyarakat dalam
yang tepat bagi Anak
dengan Disabilitas :
mengasuh dan merawat Anak
dengan Disabilitas Untuk
mencapai kemandirian serta
kemampuan optimal anak sesuai
dengan potensi yang dimiliki
Hak Anak di Bidang Kesehatan

1. Hak atas kelangsungan


hidup

2. Hak untuk tumbuh dan


berkembang

3. Hak memperoleh
perlindungan dan terhindar
dari segala bentuk kekerasan
dan diskriminasi

4. Hak untuk partisipasi


(sekolah, bekerja, dll)
Kriteria Kebutuhan pada
Anak dengan Disabilitas
1. Anak Mampu Rawat
Anak yang seluruh aktivitas fisiknya
memerlukan bantuan orang lain secara
penuh
• Orang tua harus sering merubah
posisi tidur anak
• Menjaga kebersihan dan
kelembaban kulit
• Stimulasi tetap diberikan untuk
mengaktifkan seluruh panca indera
• Ajarkan anak untuk :
1. Transfer (bergeser) sendiri
2. Ambulasi mandiri
Berpindah tempat scr mandiri sesuai
kemampuan anak
Kriteria Kebutuhan pada Anak
dengan Disabilitas
2. Anak Mampu Latih 3. Anak Mampu didik
Anak yang memiliki kemampuan
Anak yang bisa melakukan menerima pengetahuan dasar,
aktivitas sederhana, seperti seperti membaca, menulis dan
makan, minum, mewarnai, berhitung
berpakaian, mandi
Latar belakang
• Tujuan Pembangunan Nasional (kesehatan):
tercapainya derajat kesehatan individu/
masyarakat secara optimal termasuk Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) dapat hidup secara
produktif

• ABK termasuk disabilitas merupakan SDM


bangsa Indonesia
Latar belakang…..
Disabilitas pada anak
masalah kompleks (kuantitas & kualitas)

ditangani secara dini dengan baik &


ketrampilan ditingkatkan sesuai minat

Beban keluarga, masyarakat dan negara


berkurang
Apakah masalah pada anak disabilitas?
– Adanya gangguan pada tumbuhnya
– Adanya gangguan pada kembangnya ( Fungsi )
• Fungsi motorik kasar
• Fungsi motorik halus
• Fungsi bicara dan bahasa
• Fungsi psikososial
• Fungsi Makan
Pendidikan Luar
Biasa

Hak Anak Rehabilitasi


Penyandang Cacat

Bantuan Sosial

Pemeliharaan Taraf
Kesejahteraan Sosial
Profesi apa saja yang terlibat ?
• Psikolog
• Spesialis anak
• Spesialis mata
• Spesialis THT
• Spesialis Kedokteran Fisik & Rehabilitasi Medik
(SpKFR )……….PERDOSRI
• dll
Pelayanan Rehabilitasi Medik
Yaitu upaya untuk mengembalikan fungsi dan
mengembangkan kemampuan fisik, mental dan
sosial anak / orang dengan disabilitas agar
dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara
wajar dalam kehidupan masyarakat, sesuai
dengan bakat, kemampuan, pendidikan dan
pengalaman
• Di RS biasanya ada departemen/Instansi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (KFR) yg
melaksanakan pelayanan bagi pasien yg
mengalami gangguan fungsional

• Pelayanan dilaksanakan dalam bentuk Tim


yg terdiri dari:
– Dokter spesialis KFR yang akan memeriksa
setiap pasien, mengevaluasi dan memberikan
program
ALUR
 Pasien datang sendiri
 Rujukan dari Puskesmas & dokter praktek
 Rujukan dari bagian/UPF lain di RSHS

 Administrasi

 Dokter Rehabilitasi Medik
(assesmen, pembuatan program)

 Keterapian Fisik dkk

 Dokter Rehabilitasi Medik
(evaluasi pasien, program terapi, tujuan)
Dokter
Spesialis
Rehabilitasi
Medik Orthotic-
Fisiotherapist/ Prosthetic
Fisioterapi

Tim Social Worker/


Speech Petugas Sosial
Rehabilitasi
Therapist / Medik
Terapi Wicara Medis

Occupational Perawat
Therapist / Rehabilitasi
Terapi Medis
Psikolog
Okupasi)

16
Latihan untuk Meningkatkan Kemandirian

1. Latihan Motorik Halus


• Kegiatan otot yang lebih kecil dalam
melakukan kegiatan
• Contoh : memindahkan kacang hijau,
merobek kertas, mewarnai gambar
• Dilakukan rutin setiap hari
Latihan untuk Meningkatkan
Kemandirian
2. Latihan Motorik Kasar
• Kegiatan otot yang lebih besar
• Contoh : latihan berdiri tegak, berdiri jinjit,
jongkok, merangkak, penguatan sendi
dengan bola besar
• Apabila anak bisa telungkup sendiri  bola
dicoba didudukkan (dengan disangga)
Latihan untuk Meningkatkan Kemandirian
3. Latihan Bicara
• Orang tua bisa melakukan test sederhana untuk mengetahui gangguan
pendengaran dengan kerincingan atau memanggil anak dari belakang
• Bila anak dicurigai mengalami gangguan bicara dan bahasa  periksakan ke fasilitas
kesehatan
• Bila terdapat gangguan bicara, orang tua dapat melakukan :
1. Lebih sering kontak dengan anak
2. Ajak anak berinteraksi dengan sebayanya
3. Jangan terlalu sering melarang anak kecuali hal yang membahayakan
4. Latihan meniup lilin, pengucapan huruf, belajar mendengar dan meniru kalimat
Latihan untuk Meningkatkan Kemandirian
4. Latihan Gerak dan Kontak Mata
Menggerakkan bola mata ke atas-
bawah-kanan-kiri
5. Latihan Pengendalian Emosi
• Mendudukkan anak pada kursi
konsentrasi minimal 1 jam per
hari
• Mendengarkan musik
6. Latihan Pengenalan Air
Agar otot-otot dan persendian
menjadi lentur
Anak dengan Disabilitas Penglihatan/
Tuna Netra
Lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari
6/60 m setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki
penglihatan

Menguatkan Terutama dengan


kemampuan dengan mengoptimalkan
menggunakan 4 fungsi pendengaran
indera yang lain
Latihan di rumah

• Membiaskan anak untuk menggunakan


kata “maaf, tolong, dan terima kasih “
• Melatih anak untuk melakukan kegiatan
yang aman dan menghindari kegiatan yang
dapat melukai diri sendiri
• Mendorong anak untuk mempelajari hal
baru
• Memperkenalkan suara orang, binatang,
kendaraan, air, api, gas elpiji, dan angin
• Mengajarkan anak untuk memperkenalkan
diri dengan orang lain atau menanggapi
saat orang lain memperkenalkan diri
Latihan di rumah

• Mengajarkan anak untuk


mengespresikan diri dalam
bentuk bahasa tubuh
• Mengajarkan anak untuk
mengendalikan diri dari
gerakan yang berulang-ulang
dan tidak terkendali
• Mengajarkan anak cara
membuat bunyi
• Memberikan alat bantu
penglihatan
Latihan di luar Rumah

• Mengajarkan anak belajar


berjalan mandiri dengan
menggunakan bantuan tongkat
• Mengajarkan anak jalan-jalan
mengenali lingkungan
• Mengajarkan anak mengenal
simbol-simbol umum dan arah
Anak dengan Disabilitas rungu, wicara rungu dan
wiacara/tuna rungu, tuna wicara, tuna rungudan
wicara

Ciri anak disabilitas pendengaran/ wicara adala :


1. Anak acuh tak acuh
2. Anak terkesan kebingungan/ kikuk atau sangat
penurut
3. Anak sering menyendiri dan berkhayal
4. Anak mengalami gangguan pendengaran atau
bicara
Ciri fisik dan psikis anak disabilitas rungu,
wicara, rungu dan wicara adalah :
• Berbicara keras dan tidak jelas
• Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranya
• Seringkali melakukan gerakan tubuh saat bicara
• cenderung pendiam
• Kadang suara sengau dan cadel
Latihan berkomunikasi bagi anak dengan disabilitas rungu,
wicara, rungu dan wicara dapat dilakukan oleh orang tua
dan keluarga :

Teknik berbicara anak :


• Berbicara dengan anak sesering
mungkin
• Posisi mata sejajar dengan anak
• Gerakan mulut perlahan dan dengan
intonasi jelas
• Disertai dengan ekspresi wajah, mata,
mulut dan gerak isyarat
• Minta anak untuk memperhatikan wajah
dan gerakan bibir saat anda berbicara
• Biarkan anak untuk memperhatikan
anda berekspresi takut , gembira, sedih,
marah, dan sebagainya
Anak dengan disabilitas Intelektual
(tuna grahita)
• Merupakan anak yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata dan
disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang
muncul pada masa perkembangan
• Kategori Tuna grahita berdasarkan kapasitas kecerdasan (skor IQ) :
Tuna Grahita ringan : IQ 51-70
Tuna Grahita sedang : IQ 36-50
Tuna Grahita Berat : IQ 20-35
Tuna Grahita sangat berat : IQ di bawah 20
Pelatihan Anak dengan disabilitas Intelektual
(tuna Grahita)
• Ringan (IQ 50-69) Mampu didik
• Mengikutsertakan anak pada kegiatan sekolah di penyelenggaraan
pendidikan luar biasa (SLB) sehingga anak bisa meningkatkan
kemampuan bina diri dan mampu bersosialisasi dengan lingkungan
serta bisa menuju anak yang lebih mandiri
• Sedang (IQ 35-49) : Mampu latih
• Meskipun tingkat kecerdasannya kurang mencukupi namun
anak mampu melakukan kegiatan bina diri yaitu melakukkan
hal-hal yang diperlukan oleh dirinya sendiri : mandi, makan,
minum sikat gigi, meletakkan barang-barang miliknya sendiri
(peralatan mandi, peralatan olahraga, dan peralatan makan)
• Berat (IQ 20-34) Mampu rawat
• Anak dengan disabilitas yang kodisi secara fisik
mampu mental perlu penanganan tenaga
kesehatan secara intesnif
Anak Dengan Sindroma Down

• Merupakan anak yang terlahir karena gangguan


kromosom yang berdampak pada gangguan
perkembangan fisik dan mental
Gangguan yang dapat dialami anak
sindroma down antara lain :
1. Gangguan Pendengaran
2. Gangguan Komunikasi, bicara dan
bahasa

Latihan yang dapat dilakukan adalah


latihan yang sama dengan disabilitas
rungu, wicara, rungu dan wicara
Anak dengan Disabilitas Fisik/ Tuna
daksa
• Gangguan gerak yang disebabkan kelainan neuromuskuler (otot) dan
struktur tulang yang bersifat bawaan, akibat penyakit atau kecelakaan

Bentuk gangguan fisik yang


disertai gangguan intelektual
(Palsi serebral) yang terbagi
dalam kategori:
1. Ringan : dapat berjalan tanpa
alat bantu, mampu berbicara
dan dapat menolong dirinya
sendiri
2. Sedang : Bantuan untuk
berjalan, latihan berbicara, dan
mengurus diri
3. Berat : memerlukan
perawatan tetap sesuai dengan
kebutuhan
Latihan yang dapat dikerjakan anak
disabilitas fisk ( tuna daksa) :
• Mengajarkan anak untuk melakukan segala sesuatu dengan mandiri secara
bertahap
• Latihan pada anak yang mengalami kelumpuhan gerak
• Merubah posisi tubuh secara rutin pada anak mampu rawat
• Mengajarkan anak cara menggunakan alat bantu
Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktifitas (GPPH) atau Attention Deficit and
Hyperactivity Disorder (ADHD)

Latihan yang dapat dilakukan


Ketidakmampuan anak dengan cara :
melakukan pemusatan 1. Memperbaiki fungsi
perhatian dalam waktu pengendalian diri seperti :
tertentu
• Mengajarkan anak untuk
menyelesaikan tugas yang
diberikan sampai selesai dari
yang sederhana sampai yang
rumit
• Memberikan tugas yang beragam
dan membutuhkan kreatifitas
• Memelihara dan merawat hewan
peliharaan
2. Memperbaiki pola perilaku dan sikap anak dalam
menjalankan fungsi sehari-hari
3. Memperbaiki pola penyesuaian diri dan sosial anak
sehingga terbentuk kemapuan yang lebih baik dan
matang sesuai dengan tingkat perkembangan anak
4. Pada kondisi berat Anak ADHD memerlukan
pengobatan secara medis sehingga diperlukan
penanganan dari tenaga kesehatan
Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme

Gangguan perkembangan
syaraf yang berat yang
terjadi pada anak

• Menimbulkan masalah untuk


berkomunikasi dan berhubungan
lingkungannya.

• Tampak jelas sebelum anak berusia 3


tahun
Perkembangan sosial anak autis
A. Gejala pada bayi adalah kurang perhatian terhadap
rangsanga sosial
B . Gejala pada balita :
• Kurang kontak mata
• Tidak ada komunikasi timbal balik
• Berkomunikasi dengan menggunakan tangan orang lain
• Terdapat kesulitan bermain dengan teman sebaya
• Mendekati orang secara spontan
• Meniru dan bereaksi secara emosional
• Beromunikasi tanpa bahasa (non verbal)
C. Anak yang lebih besar dan dewasa mengalami
kesulitan dalam ekspresi wajahsedih, gembira atau
marah.
Perkembangan Komunikasi
anak Autis
Pada usia 2-3 tahun anak autis :
Gangguan komunikasi dapat
•Terlambat bicara
terjadi sejak tahun pertama
kehidupan berupa terlambat •Meracau dengan bahasa yang
mengoceh, tidak bisa menujuk, tidak dapat di mengerti oleh
tidak mau dipeluk dan tidak ada orang lain
reaksi ketika dipanggil
•Tidak dapat menggunakan kata
•Tidak dapat merangkai kata
•Bahasa tubuhnya sering tidak
sesuai
•Jarang meminta dan
membicarakan pengalaman
•Lebih sering meniru ucapan
•Tidak memmilki pertahatian
yang sama dengan orang
disekitarnya
•Tidak dapat bermain pura-pura
Bentuk perilaku pada anak disabilitas autis
:
Memiliki kecenderungan perilaku yang bersifat
berlebihan (aktif) atau berkekurangan (pasif)

Memiliki kelekatan pada benda tertentu

Memiliki kemampuan yang sangat baik untuk


memahami dan memeperhatikan sesuatu
Kelainan lain yang dapat menyertai anak
disabilitas autis :

• Gangguan sensorik
• Gangguan dalam bidang perasaan atau emosi
• Gangguan pada sistem gerak berupa lemahnya daya otot
Latihan yang dapat dikerjakan anak disabilitas
autis

Latihan utama pertama kali dilakuan : kontak mata,


latihan duduk, dan melakukan perintah sederhana

Latihan bina diri

Latihan meniru

Latihan Kecerdasan

Latihan sosialisasi
Latihan panca indera
Anak dengan gangguan Autisme disarankan untuk
memperhatikan 8 kelompok makanan dibawah ini

• Diet bebas Glutein dan kasein


• Diet bebas Gula
• Diet bebas Jamur atau
fermentas
• Makanan yang mengandung
baking soda
• Buah-buahan yang diawetkan
• Diet bebas zat adiktif
• Diet bebas fenol dan salisilat
• Diet terhadap makanan yang
mengakibatkan energi
Anak dengan Disabilitas Ganda
(Tuna Ganda)

• Merupakan anak yang


memiliki dua atau lebih ragam
disabilitas
• Latihan dan ragam
keterampilan yang diberikan
sesuai dengan kekurangan
atau jenis disabilitasnya :
Anak Lamban belajar

Karakteristik anak lamban belajar dibandingkan anak rata-


rata seusianya :
• Kesulitan untuk memahami teknik pembelajaran dengan
konsep yang abstrak
• Kesulitan dalam mengubah dan menyerap keterampilan,
pengetahuan,dan strategi belajar, mengadaptasi konsep
baru pada situasi yang baru
• Kesulitan mengelola atau penggunan waktu belajar, tidur,
istirahat, dan bermain
• Kesulitan dalam membangun motivasi akademis atau
motivasi berprestasi
Tips sederhana untuk membantu pembelajaran baik di
kelas dan di rumah :

• Menggunakan perintah yang


singkat dan jelas
• Memberikan kesempatan untuk
latihan yang rutin dan
berkelanjutan
• Mengajarkan mengatur jadwal
sehari-hari dengan baik
• Melakukan kegiatan bervariasi
yang disukai
Anak dengan kesulitan belajar khusus
atau specific learning disabilities

Hambatan pada satu atau lebih proses psikologis dasar berupa


ketidakmampuan mendengar, berpikir, berbicara, membaca,
menulis, mengeja, dan berhitung

Kesulitan Belajar Kesulitan belajar


Perkembangan akademik
Kesulitan Belajar Akademik :
1. Anak yang mengalami kesulitan belajar membaca
(disleksia)
2. Belajar yang mengalami kesulitan belajar menulis
(disgrafia)
3. Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung
(diskalkulasi)
Latihan yang dilakukan :

• Memahami kondisi atas kekurangan dan


keterbatas anak
• Memberikan pemahaman kepada anak
atas kekurangan dan keterbatasan, tidak
menjadi halangan untuk terus belajar
dan berusaha memperbaiki diri
• Membangun kepercayaan diri anak
• Melakukan pendampingan pada anak
saat belajar
• Melatih anak menulis huruf sambung
sambil memperhatikan cara anak duduk
dan memegang pensil
Latihan yang dilakukan :

• Mengajarkan anak trik khusus untuk mengenal huruf, angka dan


tanda disertai pengucapan kata dan gambar/ symbol
• Memberikan motivasi dan mendukung setiap langkah usaha yang
diperlihatkan anak
• Jangan membanding-bandingkan anak dengan saudara atau teman
lainnya
• Posisi duduk anak di sekolah berada pada baris depan berdekatan
dengan guru
• Guru dan orang tua perlu melakukan pendekatan berbeda pada
pembelajaran
• Perlu istirahat yang cukup pada saat proses pembelajaran
Anak dengan gangguan kemampuan berbicara dan berbahasa

• Gangguan dapat terjadi :


1. Secara Reseptif :
Ketidakmampuan dalam menerima, memahami,
dan memperoses
2. Secara Ekspresif :
Ketidakmampuan mengungkapkan keinginan secara
lisan dan disertai denagn bahas tubuh yang tidak
sesuai
Latihan yang dilakukan :
1. Memahami kesulitan anak dalam
mengekspresikan secara lisan
2. Melatih anak memperhatikan,
mendengarkan pembicaraan
3. Melatih anak untuk dapat
melafalkan huruf, vokal dan
konsonan, sukukata, kata dan
kalimat
4. Melatih anak untuk
mengarahkan perhatian pada saat
proses pembelajaran
berkomunikasi
5. Prose pembelajaran yang
dilakukan melalui berbagai
pemahaman dan alat bantu
Latihan yang dilakukan :

6. Dilakukan dalam suasana nyaman dan


menyenangkan
7. Mendorong anak menceritakan tentang
dirinya, hobi, dan sesuatu yang diinginkan
8. Orang tua dapat menceritakan tentang
sesuatu, dan selanjutnya mendorong
anaknya untuk menyelesaikan cerita
tersebut
9. Dibutuhkan kesabaran dalam
mendengarkan dan memberikan pujian
terhadap apa yang telah dikatakan anak
secara lisan dan dalam bahasa tubuh
10. Menggunakan cerita bergambar agar
anak dapat menyimpulkan cerita dan
menjawab pertanyaan
Latihan yang dilakukan :

11. Menggunakan setiap kesempatan untuk mendengarkan


suara anak dan berbicara dua arah dengan anak
12. Melatih anak menggunakan bahasa tubuh
13. Mengulangi beberapa kata, kalimat sampai anak mengerti
apa yang disampaikan
14. Merekam suara dan gambar anak (video)
15. Menyebutkan kata-kata yang telah dipahami anak
Latihan yang dilakukan :

16. Meminta anak menunjuk, meraba, dan


memyebutkan nama benda
17. Menyebutkan bagian tubuh secara baik dan
benar
18. Menggunakan nama pangilan sehari-hari untuk
mempermudah anak mengenal namanya.
19. Melatih anak mengungkapkan keinginan dengan
menyebutkan nama benda yang dimaksud
dengan jelas dan lengkap
Anak dengan gangguan Proses
Sensori (GPS)

Suara

Cahaya Warna

Kontak fisik Jenis


dengan
orang asing
SENSITIF makanan
tertentu

Bahan
pakaian Sentuhan
tertentu Benda-
benda yang
tidak
diinginkan
Anak dengan gangguan Proses Sensori (GPS)

Latihan yang dilakukan :

Mendorong
anak menerima Berikan waktu Setelah itu bisa
bermacam- Melihat penyesuaian Anak merasa ditambahkan/
macam peragaan dan jangan siap ditingkatkan
rangsangan dipaksakan latihanya
indera

Anda mungkin juga menyukai