Anda di halaman 1dari 109

GUNAWAN.

HS, SMTW, SPd, MM


Klaten, 19 Maret 1965
Islam, Jawa, Indonesia
Pendidikan Formal :
1. Akademi Fisioterapi Prodi Terapi Wicara, Jakarta Lulus 1987.
2. Sarjana Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Jakarta Lulus 2002
3. Akta Mengajar IV Universitas Negeri Jakarta Lulus 2003
4. Magister Manajemen Universitas Mpu Tantular Jakarta Lulus 2015
Pendidikan , Pelatihan dan Pernghargaan:
1. Diklat Jab Fung Administrator Kesehatan Tk. Nasional, Pusdiklat Aparatur Kemenkes RI 2012.
2. Diklat TOT Tenaga Kesehatan Tk. Nasional, Pusdiklat Aparatur Kemenkes RI 2012
3. Diklat Item Development Tk. Nasional A1, Pusdiklat Aparatur, MTKI, Kemenkes RI 2012.
4. Diklat Tim Penilai Jab Fung Kesehatan Tk. Nasional A2, Pusdiklat Aparatur Kemenkes RI 2012
5. Anggota Tim Penyusun Kurikulum Inti Tk. Nasional Pendidikan D IV, TW, 0T, OP & FT BPPSDM Kemenkes RI 2012
6. Diklat Item Review Tk. Nasional A2, Pusdiklat Aparatur, MTKI, Kemenkes RI 2013.
7. Koordinator Tim Penilai Jab Fung Tk. Nasional TW & OT Kemenkes RI 2012 - Sekarang
8. Wakil Koordinator Tim Penilai Jab Fung Tk. Nasional OP Kemenkes RI 2012 - Sekarang
9. Anggota Tim Penilai Jab Fung Tk. Nasional FT, RM, RO Kemenkes RI 2012 - Sekarang.
10. Anggota Tim Penyusun Kurikulum Inti Tk. Nasional Pendidikan D3 Jamu, D4 Rad & D4 FT BPPSDM Kemenkes RI 2015
11. Diklat Inner Beuty Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik , Kemenkes RI 2013
12. Anggota Tim Penyusun Soal CPNS TW Tk. Nasional Biro Kepegawaian Kemenkes RI 2016
13. Piagam Penghargaan Bakti Karya Husada Dwi Windu Menteri Kesehatan RI 2013
14. Piagam Tanda Keharomatan Presiden RI, IR. H. Joko Widodo, Satyalancana Karya Satya XX Tahun 2015

1
Pengalaman Birokrasi dan Sains Ilmu / Kegiatan Ilmiah:
1. Dosen Akademi Keperawatan RS PGI Tjikini Jakarta 1987- 1990
2. Dosen Sekolah Tinggi Speech Therapy Indonesia Jakarta 1988-1992
3. Dosen Akademi Fisioterapi Jakarta YIRM Jakarta 1990-1995
4. Dosen Akademi Keperawatan RS Pusat Pertamina Jakarta 2000-2002
5. Dosen Stikes Prodi Keperawatan RS Pelni Jakarta 2000- 2013
6. Dosen Poltekkes RS Al Islam Prodi D3 Terapi Wicara Bandung 2006-2014
7. Dosen Stikes Binawan Prodi D4 Fisioterapi Jakarta. 2009- 2012
8. PNS Kemenkes RI. 1995 – Sekarang.
9. Dosen Tetap PNS di Poltekkes Jurusan TerapI Wicara Kemenkes RI 2017 – Sekarang
10. Anggota Tim Penilai / Visitasi Pendirian Prodi D3 TW & D3 Rad Poltekkes Al Islam Bandung 2004
11. Anggota Tim Pengembangan Pelayanan Kesehatan Mandiri Terapi Wicara, BPPSDM Kes Depkes RI 2004
12. Anggota Tim penyusun Buku Jabfung Terapi Wicara 2005 Men Pan RI.
13. Anggota Tim penyusun Buku Juklak Jabfung Terapi Wicara 2005 Depkes RI & BKN.
14. Anggota Tim penyusun Buku Juknis Jabfung Terapi Wicara 2006 Depkes RI.
15. Anggota Tim penyusun Buku Izin Praktek Terapis Wicara 2004 Depkes RI.
16. Anggota Tim penyusun Buku Standar Profesi Terapi Wicara 2007 Depkes RI.
17. Anggota Tim penyusun Buku Pendirian Pendidikan D III Bid. Kes BPPSDM Depkes RI 2004.
18. Anggota Tim penyusun Modul & Kurikulum Diklat Tk. Nasional Jab Fung Eletromedik BPPSDM Kemenkes RI 2013
19. Anggota Tim penyusun Modul & Kurikulum Diklat Tk. Nasional Jab Fung Teknis Transfusi Darah BPPSDM Kemenkes RI 2013
20. Anggota Tim penyusun Kurikulum Diklat Tk. Nasional Jab Fung Terapis Wicara BPPSDM Kemenkes RI 2013
21. Anggota Tim Penyusun Standar Pelayanan Terapi Wicara PMK No. 81 Tahun 2014
22. Anggota Tim Penyusun Standar Pelayanan Terapi Okupasi PMK No. 76 Tahun 2014
23. Anggota Tim penyusun Modul & Kurikulum Diklat Tk. Nasional Jab Fung Okupasi Terapis BPPSDM Kemenkes RI 2016

Organisasi :
1. Sekretaris II IKABWI PUSAT 1989 – 1993
2. Ketua I IKATWI PUSAT 2001 – 2006
3. Wakil Ketua IKATWI DPD Bodeka 2009 – 2011
4. Ketua Litbang IKATWI DPD Bodeka 2011 – 2014
5. Ketua Litbang IKATWI PUSAT 2012- 2017
6. Wakil Ketua Umum II IKATWI PUSAT 2017-2022
Pengalaman Praktek :
1. Terapis Wicara di Neurologi FKUI 1987-1988.
2. Terapis Wicara di YPAC SLB D Jakarta 1988 – 1992.
3. Terapis Wicara di Wisma Tuna Ganda Cacat Ganda Jakarta 1988 -1994.
4. Terapis Wicara di RS Pertamina Pusat Jakarta 1990 – 2006.
5. Terapis Wicara di Klinik Fisioterapi Sasana Husada Jakarta 1997 - 2001.
6. Terapis Wicara di SLB B dan SLB C Tridaya Jakarta 1988 – 1990.
7. Terapis Wicara di Klinik Vacana Husada Jakarta 1988 – 1990.
8. Terapis Wicara di RS Dharma Jaya Jakarta 2000 – 2002.
9. Terapis Wicara di RS Kanker Dharmais Jakarta 1995 – 2006 PNS.
10. Terapis Wicara di RS Jantung Harapan Kita Jakarta 2002-2006
Pembicara :
1. Pembicara Penanganan Astisme kajian Terapi Wicara Yayasan Psiko Buana bekerjasama Fakultas Psikologi YAI Jakarta 2003.
2. Pembicara Open House Politeknis RS Al Islam Bandung Tentang Pelayanan Terapi Wicara 2 -9- 2006.
3. Pembicara Tingkat Nasional tentang Jab Fung Terapi Wicara 21-23 Juni 2006 Depkes RI
4. Pembicara Tingkat Nasional tentang Jab Fung Radiografer 26 – 31 Maret 2008 Depdagri
5. Pembicara Peran Terapi Wicara pada Anak Gangguan Komunikasi . 16-18 Nopember 2008 Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta
6. Pembicara Tingkat Nasional Pelatihan Peningkatan Teknis Tenaga Keterapian Fisik (FT. TW, OT) di Makasar 14-18 Nopember 2011 Kemkes RI
7. Pembicara Tingkat Nasional Pelatihan Peningkatan Teknis Tenaga Keterapian Fisik (FT. TW, OT) di Bandung 6 – 10 Desember 2011 Kemkes RI
8. Pembicara Pelatihan Jab . Fung dan Angka Kreditnya, Pegawai di RSAB Harapan Kita pada 10 -Mei- 2012
9. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 28 – 30 Agustus 2012 Kemkes RI
10. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF RSUD Dr. Abdul Moeloek Lampung, 3-5 Oktober 2012 Kemkes RI
11. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUD Ulin Banjarmasin Kalsel 9-11 Oktober 2012 Kemkes RI
12. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUD Dr. Soedarso Pontianak Klabar 16 – 18 Oktober 2012 Kemkes RI
13. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKFdi RSUD Serang, Banten 23- 25 Oktober 2012 Kemkes RI
14. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUP Bogor Jabar 17 – 18 Oktober 2012 Kemkes RI
15. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUD Pemantang Siantar Medan 2 7 – 29 Oktober 2012 Kemkes RI
16. Pembicara Tingkat Nasional Workshop Standar Pelayanan Keterapian Fisik ( FT, TW, OT) dii Batam 25 – 27 Februari 2013 Kemkes RI
17. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUD Wonogiri 18 – 20 April 2013 Kemkes RI
18. Pembicara Pendampingan Standar Pelayanan Keterapian Fisik ( FT, TW, OT ) di RSUP Adam Malik Medan 24 – 26 April 2013 Kemkes RI
19. Pembicara Pendampingan Standar Pelayanan Keterapian Fisik ( FT, TW, OT ) di RSUP Dr. Wahidin Makasar 29 April - 1 Mei 2013 Kemkes RI
20. Pembicara Pendampingan Standar Pelayanan Keterapian Fisik ( FT, TW, OT ) di RS Ortopedi Surakarta 15 – 17 Mei 2013 Kemkes RI
21. Pembicara Pendampingan Standar Pelayanan Keterapian Fisik ( FT, TW, OT ) di RSUP Fatmawati Jakarta 21- 23 Mei 2013 Kemkes RI
22. Pembicara Pendampingan Standar Pelayanan Keteknisian (TE, RM , Rad) di RSUP Dr. Hoesein Palembang 20- 22 Juni 2013 Kemkes RI
23. Pembicara Pendampingan Standar Pelayanan Keteknisian (TE, RM , Rad) di RS Stroke Nasional Padang 25- 27 Juni 2013 Kemkes RI
24. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta 20 – 22 Agustus 2013 Kemkes RI
25. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUD Undata Palu 4 – 7 Nopember 2013 Kemkes RI
26. Pembicara Seminar IKATWI Bodeka, Ranah Hukum Pelayanan Terapi Wicara di RSUD Kota Bekasi 22 September 2013.
27. Pembicara Seminar Peran Terapi Wicara, Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Al Azhar Bekasi 15 Maret2014.
28. Pembicara Seminar DPW IKATWI Jakarta, Ranah Hukum Pelayanan Terapi Wicara di Jakarta 21 September 2014
29. Pembicara Kuliah Umum di Poltekes Surakarta Kemenkes RI Prodi D3 TW, Ranah Hukum Pelayanan Terapi Wicara 4 Oktober 2014
30. Pembicara Sosialisasi PMK 65 Tahun 2015 ttg Standar Pelayanan Fisioterapi, IFI Pusat (Ikatan Fisioterapi Indonesia) Jakarta, 24 Januari 2016
31. Pembicara Kuliah Umum di Poltekes Surakarta Kemenkes RI Prodi D3 TW, Ranah Hukum Pelayanan Terapi Wicara 15 Oktober 2016
32. Pembicara Seminar & Diskusi Panel IKATWI PUSAT " Hukum & Regulasi Terapi Wicara , Khusus Celah Bibir/Langit Pre & Post Operasi 21 September 2016
33. Pembicara Kebijakan Pelayanan Rekam Medik di Seminar Nasional, Traine Of Trainer RMIK dan Rakernas VIII PORMIKI Jakarta 21-26 September 2016
34. Pembicara Seminar & Workshop Peran TW Deteksi Dini Tuli Kongenital Hari Pendengaran Sedunia 2017 di RSUD Karanganyar Ikatan Dokter THT 25 Maret 2017
GANGGUAN MOTORIK BICARA

GUNAWAN, SMTW, SPd, MM

PRODI D IV TW ALIH JENJANG 2019

4
Sejarah Bahasa

A. Kemampuan berbahasa itu pula yg terkandung dlm diri Adam, manusia


berakal yg pertama.
Menurut Al-Quran, Nabi Adam, as dilebihkan atas makhluk Tuhan yg lain
sehingga iblis harus tunduk pdnya krn Adam memiliki kemampuan
“menyebut nama-nama” (QS AL-Baqarah [2] : ayat 33), suatu keahlian untuk
menciptakan & memahami simbol-simbol. Lebih tegas lagi manusia
disebut juga makhluk Al-Bayan (QS Al-Rahman [55] : ayat 1-4) yg
mengandung arti mampu berbicara & Berkomunikasi.

B. Abdullah juga menafsirkan kata salsal (terutama dlm QS Al- Hijr [15] : ayat
26) berhubungan dengan kemampuan berbicara manusia. Tanah liat kering
yg mengeluarkan bunyi—itulah salsal– menjadi asal tubuh fisik manusia.
Sifat tanah itu sendiri bila telah kering adalah mengeluarkan bunyi. Sifat
bunyi ini berasosiasi dg suara, berbicara.

C. Menafsirkan Alif-lam-mim (QS Al-Baqarah [2]: ayat 1) dr perspektif fonetis


(bunyi-bunyi bahasa) sebagai hurut A-L-M. Lokasi pembentukan tiga huruf
itu secara simbolik sejalan dg AWAL-TENGAH-AKHIR. Assosiasi ini
mungkin terjadi krn ada praanggapan bahwa manusia memiliki
kemampuan linguistik yg baik.
5
D. Al-Hujwiri Penulis buku tasawuf Kasyful Mahjub : manusia dianugerahi
Kemampuan berbicara. QS Al-Isra (17) ayat 70 sebagai “dengan anugerah
berbicara.
E. Al- Ghazali bahkan, menulis artikel khusus tentang lidah dan berbicara, yakni
kitab Al-lisan (bahaya-bahaya lisan) untuk menarik perhatian betapa lidah &
berbicara itu sangat penting dlm akhlak manusia.itu pula yg terkandung dlm
diri Adam, manusia berakal yg pertama.
F. Noam Chomsky, yg terkenal dg teori Transformasi Generatifnya, adalah salah
seorang yg berpendapat bahwa berbahasa merupakan kegiatan asasi manusia.
Krn, manusia pd fitrahnya atau secara genetis, dilengkapi dengan kemampuan
berbahasa. Kemampuan itu ada secara potensial dlm otak manusia. Chomsky
menyebutkan Language Acquasition Device (LAD).
G. Van Peursen menyatakan bahwa bahasa adalah alat bagi manusia untuk belajar
karena bahasa “ membungkus” pengalaman-pengalaman manusia bagi manusia
lainnya dari rentang waktu yang berbeda.
H. Ernst Cassirer, sebagai sistem simbol, bahasa adalah mata rantai ketiga yg hanya
dpt ditemukan pd manusia. Sehingga tepatlah manusia disebut sebagai animal
symbolicum, makhluk pembuat & penafsir simbol. Semua terangkum dalam
sebuah kata : “Berpikir”. (Revolusi IQ/EQ/SQ Antara Neurosains & Al-Quran, Dr.
H. Taufik Pasiak 2002).

6
Hedberg (1987),Sidiarto Kusumoputro; 1992 : 13
Menghubungkan 3 (tiga) aspek bahasa yaitu :
sosial, kognitif dan linguistik

HUBUNGAN ASPEK DAN KOMPONEN BAHASA

Pragmatik Penggunaan Sosial

Semantik Isi Kognitif

Sintaksis
Morfologi Bentuk Linguistik
Fonologi
Akibat Gangguan Bahasa Bicara

HAMBATAN REAKSI
PERSEPSI MASYARAKAT HAMBATAN
DAN DAN EMOSI
SENSORI KELUARGA

HAMBATAN HAMBATAN
HAMBATAN
MOTORIK BAHASA
KOGNITIF DAN
DAN DAN
INTELEKTUAL
KESEIMBANGAN BICARA

TERBATASNYA
HAMBATAN HAMBATAN
LAPANGAN
SOSIAL PENDIDIKAN
PEKERJAAN
Bagian Otak
1. Saraf Pusat (central)
a. Otak
a.1. Otak Depan (Proencephalon)
. Dua Belahan Otak (hemispher cerebri)
. Talamus
. Hipotalamus
. Metatalamus
. Subtalamus dan eitalamus
a.2. Otak Tengah (mesencephalon)
a.3. Otak Belakang (rhombencephalon)
. Pons
. Otak Kecil (cerebellum)
. Batang Otak (medula oblongata)

9
b. Tulang Belakang (medula spinalis) ada 31 pasang saraf tulang belakang
. Di leher (cervicalis) 8 pasang
. Di punggung (thoracalis) 12 pasang
. Di Pingggang (lumbalis) 5 pasang
. Di Tulang duduk (sacralis) 5 pasang
. Di tulung ekor (cacccygeus) 1 pasang
2. Saraf Pinggir ( perifer)
a. Saraf otak (nervi cranial) 12 pasang
b. Saraf Spinal (segmentalis)
c. Saraf dalaman (viscreal) untuk masukan
d. Saraf dalam (visceral) untuk keluaran atau saraf otonom

10
 CEREBRUM (OTAK BESAR)

• Porsi terbesar dari otak (80%) , pada orang dewasa


volumenya berkisar antara 1300-1600 cc.
• Cerebrum terdiri atas miliaran sel .
• Bertanggung jawab atas fungsi-fungsi berpikir tingkatan
tertinggi dan pengambilan keputusan.
• Pertumbuhannya dipengaruhi oleh tulang yang
membatasi cavitas cranialis.

11
Cerebrum terbagi menjadi 4 bagian (lobus)

1.Frontal
2.Parietal
3.Occipital
4.Temporal

Masing-masing lobus berhadapan dengan tulang yang


bernama sama
12
Anatomi Otak

13
 Lobus Frontal Tindakan yang disengaja (memberi penilaian,
kreativitas, menyelesaikan masalah, berpikir, perencanaan dan
konsep baru) berperan sangat penting” menatap masa depan’
posisi menghadap jauh kedepan.
 Lobus Temporal Pendengaran, memori dan bahasa otak kiri,
pemaknaan, dan persepsi suara dan bunyi. Pusat Auditoris di
lobus temporalis kiri dan kanan.
 Lobus Parietal Memproses yang berhubungan dengan sensori
 Lobus Occipital Bertanggung jawab pada penglihatan
 Vilyanur Ramachandran Univesitas California otak yang
betanggung jawab resposn respons spiritual atau mistis
manusia menyebut Got Spot betempat di Lobus Temporalis yg
menjadi bagian apa yang didengar maupun dicium. ( Revolusi
IQ, EQ, SQ antara Neurosains dan Al Quran : Taufik Pasiak
tahun 2002)

14
1. Otak
17
Sistem Saraf Pusat
 Otak
Otak Tengah (Mesencephalon)
Mempunyai struktur:
- Inferior Colliculi
(Berperan Pendengaran)
Sinyal dari berbagai nukleus batang otak −> bagian
talamus −> Primary Auditory Korteks
- Superior Colliculi
(Berperan Awal Proses Visual dan Pengendalian
gerakan mata)
Fungsi Otak dalam Kehidupan Manusia

 FUNGSI DASAR tidak memerlukan proses pembelajaran


•GERAKAN TUBUH
•PENGLIHATAN
•PENDENGARAN
•FUNGSI PENGATURAN ORGAN TUBUH

 FUNGSI LUHUR memerlukan proses pembelajaran


•Berpikir
•Beremosi
•Belajar (fungsi pengingatan)
•Menulis
•Membaca
•Menari
•Mengerti

19
Fungsi Otak

20
Otak Kanan dan Kiri

21
22
Anatomi dan Fungsi Otak

Jakarta, 24 April 2009 23


24
25
IKHTISAR AFASIA

26
AREA KORTIKAL YANG BERHUBUNGAN DENGAAN
WICARA

◙ Area 1, 2, 3 ; Persepsi sentuh, tekan, suhu dan


gerakan-gerakan dari otot-otot.
◙ Area 4 : Area proyeksi untuk motorik dan
gerakan-gerakan volunter
◙ Area 6 : Area Ekstrapiramidal
◙ Area 7a : Area perumusan secara mendalam dan
terperinci dari pusat wicara
◙ Area 7c : Pusat integrasi ekspresi vokal dan emosi
◙ Area 8, 9, 10, 11 : Area asosiasi frontal (ideasional)
◙ Area 22 : Area auditori resepsi
◙ Area 41, 42 : Area pengertian auditori ( Wernicke)
◙ Area 44 : Area Broca
(Luther F. Sies; 1975 : 25}
Brodmann menyelidiki cytoarchitecture dari belahan otak pada pergantian abad ke-20
 Korteks serebral dapat dibagi menjadi area primer, area asosiasi (yang dibagi lagi menjadi area asosiasi uArea primer meliputi gyrus prekursor
lobus frontal,
 Area Brodmann 4, yang biasa disebut motor.nimodal dan multimodal), dan daerah limbik .
 Caudal ke strip motor adalah gyrus postcentral lobus parientalis, daerah Brodmann 3, 1, 2, biasa disebut strip sensoris atau korteks
somatosensori primer. Daerah ini menerima informasi sensorik (yaitu, sentuhan, getaran, nyeri, dan suhu) .
 Gyrus temporal di lobus temporal, diberi nomor brodmann sebagai area 41 dan 42, berfungsi sebagai Korteks pendengaran utama (Heschl’s
gyrus) dimana suara secara sadar dirasakan.
 Korteks pendengaran utama, diarea brodmann 17, ditemukan disekitar fisura calcarine terutama pada aspek medial lobus oksipital.
 Korteks promotor, area brodman 6, ditemukan rostral pada srip motor dan memberikan proyeksi pada strip motor
 Gyrus frontal interior, daerah brodmann 44 dan 45, ditemukan pada ujung inferior dan hanya di anterior area 6
 Daerah ini sering disebut sebagai area Broka dan memberikan proyaksi ke area 4 mengenai pergerakan bahasa.
 Area asosiasi somatosensori, Brodmann nomor 5 dan 7, langsung menuju ke strip sensoris dan menerima proyeksi dari yang sama.
 Korteks asosiasi pendengaran sangat penting untuk fungsi bahasa dan pendengaran. Berada pada are Brodmann 22, biasa disebut daerah
wernicke. Korteks asosiasi pendengaran sangat penting untuk menerapkan makna pada apa yang kita dengar dan menerima proyeksi secara
langsung dari koreteks auditiro primer.
 Korteks asosiasi visual mengambil sisa lobus oksipital; ini adalah area Brodmann 18 dan 19. Korteks asosiasi visual menerima proyeksi dari
corteks visual utama dan bekerja untuk memahami, menafsirkan, dan melampirkan makna pada rangsangan visual di lingkungan kita.
 Pariental-temporal-oksipital (P-T-O) terletak pada pertemuan lobus tersebut dan mencakup area Brodmann 39 dan 40. P-T-O dikelilingi
oleh daerah sensorik dan menyediakan integrasi dan asosiasi input sensorik gansa.
 Korteks asosiasi multimodal yang kompleks lainnya dapat ditemukan pada aspek paling anterior otak dan disebut sebagai korteks
prefrontal. Korteks prefrontal luas, sesuai dengan daerah Brodmann 8,9,10,11,12, dan 46. Korteks prefrontal menerima masukan konvergen
dari berbagai area otak dan talamus. Area otak ini bertanggung jawab atas proses kognitif yang lenih tinggi seperti penalaran dan fungsi
eksekutif (yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pemantauan, dan pengendalian perilaku). Korteks prefrontal juga merupakan rumah bagi
kepribadian kita.

28
 Thalamus
•Memegang peranan penting dalam aktivitas sistem
motoris, sistem sensoris, dan fungsi luhur manusia
yang berkaitan dengan emosi dan memori.
•Informasi sensoris masuk ke thalamus dibawa oleh
neuron sebelum menuju otak besar.
•Kerusakan thalamus menyebabkan proses kesadaran
sensoris terganggu (=thalamic syndrome) ditandai
dengan peninggian ambang rasa nyeri, suhu, raba
disertai gangguan emosi.

29
 Hipothalamus
•Berperan penting dalam pengaturan metabolisme,
pertumbuhan, dan reproduksi.
•Berkaitan dengan proses pembentukan hormon.
•Termasuk pula dalam fungsi pengaturan emosi sistem
limbik.

Emosi mempengaruhi hormon ??

30
 Amygdala
•Komponen sistem limbik yang berperan dalam proses
memori, emosi, dan pengendali rasa takut.

 Hipocampus
•Penting dalam proses belajar dan memori
•Mengubah memori jangka pendek menjadi lebih
permanen
•Proses recall memori: memunculkan kembali informasi
yang telah disimpan sebelumnya

31
Sistem Saraf Pusat
 Otak
Otak Tengah (Mesencephalon)
Mempunyai struktur:
- Inferior Colliculi
(Berperan Pendengaran)
Sinyal dari berbagai nukleus batang otak −> bagian
talamus −> Primary Auditory Korteks
- Superior Colliculi
(Berperan Awal Proses Visual dan Pengendalian
gerakan mata)
 Otak
Otak Tengah (Mesencephalon)
 Cerebellum
•Terletak di bawah lobus occipital
•Dihubungkan ke otak melalui pedunculus cerebri.
•Seperti cerebrum, cerebellum dilapisi oleh lapisan kulit
(cortex)
•Terdiri dari dua hemisphere (kanan dan kiri),
dihubungkan oleh vermis
•Terbagi menjadi lobus-lobus

34
 Otak
Otak Kecil (Cerebellum)
Mengendalikan dan meng- koordinasi
gerakan otot tubuh & menyimbangkan tubuh m
36
37
 Lobus Anterior
•Menerima rangsang dari medulla spinalis dan
mengontrol otot anti-gravitasi tubuh (mengatur postur
tubuh)
 Lobus Posterior
•Berhubungan dengan koordinasi gerakan otot dengan
cara menghambat gerakan otot yang sifatnya tidak
disadari (involunter)
 Lobus Flocullonodularis
•Berfungsi mempertahankan keseimbangan
 Fungsi Ketiga lobus terintegrasi dalam menjalankan
fungsinya:
•gerakan (movement)
•keseimbangan (balance)
•postur (posture)
38
Sistem Saraf Perifer/Tepi
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf
yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan
sistem saraf pusat.
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di
bagian luar otak dan medulla spinalis (sumsum tulang
belakang).
Sistem Saraf Perifer/Tepi
Nervi craniales: Ser.sensoris et motoris
41
JUMLAH DAN NAMA SARAF KRANIAL DENGAN FUNGSI UMUM DAN LOKASI SEL TUBUH
Lokasi Inti Batang
Urat Saraf Sistem Fungsi
Otak
I Penciuman Penciuman Indrawi Rongga Hidung
II Optik Visual Indrawi Retina Mata
III Oculomotor Visual Motorik Otak tengah
Sistem saraf otonom Otak tengah
IV Trochlear Visual Motorik Otak tengah
Pons Pons
(memperluas
rostral ke otak
V Trigeminal Motorik bahasa dan Menelan Motorik Sensorik
tengah dan
kaudal ke
medula)
VI Abducens Visual Motorik Pons
Motorik Sensorik Sistem saraf Pons Sumsum
Motorik bahasa dan Menelan
VII Wajah otonom belakang Pons
VIII Vestibulocochlear (Dikenal
Pons/sumsum
juga sebagai pendengaran atau audisi dan keseimbangan Sensorik
belakang
akustik)

Sumsum belakang
Motorik Sensorik Sistem saraf
IX Glossopharyngeal Motorik bahasa dan Menelan Sumsum belakang
otonom
Sumsum belakang

Sumsum belakang
X Vagus Motorik bahasa dan Menelan Motorik Sensorik 43
Sumsum belakang
Saraf cranial yang berhubungan dengan proses bicara dan tahap menelan

Saraf kranial Proses berbicara Tahap menelan

V. Trigeminal Artikulasi Persiapan Oral

Resonansi

VII. Wajah Artikulasi Persiapan Oral

Oral

IX. Glossopharyngeal Artikulasi Oral

Resonansi Faring

X. Vagus Fonasi Faring

Resonansi Esofagus

XI. Saraf Pelengkap Artikulasi Faring

XII. Hipoglosus Artikulasi Persiapan Oral

Oral

44
45
GANGGUAN BICARA AKIBAT CEREBRAL PALSY

A. Salah satu jenis gang. perilaku komunikasi yg ditandai ada kesalahan proses produksi bunyi
bicara. Kesalahan Point Of Articulation (POA) & Manner Of Articulation (MOA) berupa :
Subtitusi, Omisi, Distorsi & Adisi.
Disartria : Gang. Bicara akibat kelumpuhan, kelemahan, spastisitas, gang. Koordinasi
otot2 organ bicara disebabkan kerusakan syaraf pusat maupun perifer.
Cerebral Palsy: sautu jenis gang. atau kerusakan fisik yg paling banyak dijumpai pd
anak2 usia sekolah, ketidak mampuan motorik atau bergerak yg disebabkan krn tdk
berfungsinya otak. (Heward & Orlansky 1988)
Cerebral Palsy : suatu kondisi yang mempunyai ciri adanya kelumpuhan, kelemahan, incoordinasi atau
adanya penyimpangan fungsi motorik akibat adanya kerusakan di pusat kontrol motor di otak ( Perlstein
1952).
Cerebral Palsy : suatu istilah umum yang menunjukan adaya kelumpuhan,kelemahan, incoordinasi atau
penyimpangan fungsi dari sistem motor akibat dari adanya kerusakan di intrakranial atau otak mulai dari
konsepsi sampai usia 2-3 tahun.

46
B. Prevalensi :

1. Wishik 1956 di amaerika 1,5 – 3 kasus cerebral palsy dari 1000 total populasi.
2. Illingworth di inggris dan Scandinavia 1 – 2 kasus cerebral palsy dari 1000 total populasi.
3. Heirlits dan Redin 1955 di Swedia 2 kasus ccerebral palsy dari 1000 total populasi.
4. Wiglly di England dan Wales 2 kasus 1000 total populasi.
5. Estimasi Anak Cacat Fisik Usia 0 – 19 di Amerika Serikat 0,5 % atau 328.000 Heward dan
Orlansky 1980.
6. Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Aanak Cacat Fisik o,5 % atau 215.000 1990/1991.
7. Di amerika kejadian banyak terjadi pada anak kelahiran anak kedua dari pada anak
pertama, Anak cerebral palsy laki-laki lebih banyak dari pada perempuan perbandingan 1-3 :
1.
8. 2-4/1000; 7-10,000 bayi baru lahir setiap tahun.
150 tahun yll ditemukan oleh Dr. Little, seorang ahli bedah ortopedi dan dikenal dengan
Little’s Disease Selama 3 dekade terakhir sudah terjadi kemajuan dibidang perawatan
neonatal dan obstetrik, tetapi nampaknya tidak ada perubahan nyata dalam insiden CP.

47
C. Jenis Cerebral Palsy: Spastik, Chorea Athetoid, Ataxia, Rigidity, Tremor dan Mixed (Eugene
T. Mc. Donald dan Burton Chance Jr. 1964
a. Spastik Disatria : Jenis terbanyak 40 – 60 %. Kelainan bicara akibat spstisitas otot2
organ bicara. Ciri : pengucapan lambat, tegang, penuh usaha, suara keras dan kasar,
pengucapan konsoanan tidak tepat dan kasar, disfungsi otot-otot larynx sehingga
terjadi sentakan tiba-tiba volume dan nada kasar. Menurut William Perkin’s.
Lessi : area motor primer di lobus frontalis dari korteks serebri (area 4) dan di
extra piramidal (area 6).
b. Chorea Athethoid Disatria : Jenis ini 20 – 30 %. Kelainan ini tidak ada kejang atau
kekakuan, otot dapat digerakan dengan mudah tetapi tidak dapat dicegah dan tiap-
tiap waktu datang. Ciri : pola-pola yg tidak teratur, dangkal, bernafas bising,
whispered, hoarse atau ventriculer phonasi, problem artikulasi bervariasi. Menurut
West dkk 1957. Lessi : sistem etra piramidal.
c. Ataxia Disatria : Jenis ini 5 – 10 %. Kelainan bicara akibat gang. Koordinasi gerakan2
phonasi, sluring pada artikulasi kekeliruan dan tidak dipahami bicaranya baik
phrase maupun kalimat, irama dan nada vokalnya terlambat, kekerasan dan kwalitas
monoton, serakulit mengatur kekuatan dan kecepatan Lessi : Cerebellum dan
jarasnya.
d. Rigidity Disatria : Kekakuan yg ekstrim pd anggota tubuh dan sendi2, sukar
bergerak tuk waktu lama jarang terjadi (Hallahan & Kauffman 1982).
e. Tremor Disartria : Hallaham : Adanya gerakan tidak berirama, tidak terkontrol,
tremor meningkat bila anak berusaha mengkontrol. Smith : Luka di sistem
extrapiramidal
f. Mixed campuran
48
49
Pembagian Cerebral Palsy menurut Derajat
 Cerebral palsy ringan : anak tidak memerlukan pertolongan krn anak dpt mengurus
diri sendiri dlm kehidupan sehari-hari, dpt bergerak berjalan tanpa alat, berbicara
tegas , dpt hidup dg temen2 walau cacat tidak menggangu kehiduapan & pendidikan,
maka tidak perlu pertolongan.
 Cerebral Palsy sedang : memerlukan pertolongan khusus, agar dpt bergerak
mengurus diri sendiri dan berbicara. Sehingga dg alat bantu dan terapi.
 Cerebral Palsy berat : anak cacat yg memerlukan pertolongan orang lain memerlukan
perawat seumur hidup.

50
D. Problem Penyerta Cerebral Plasy :
1. Gang. Pendengaran 27,7 %. (Hoberman).
2. Gang. Penglihatan 25 % (New Jersey) pada Cp Ataxia
3. Gang. Perasaan. (proprioseseptif) atau Body Image.
4. Gang. Persepsi : Bentuk, ruang, bunyi, warna.
5. Retardasi Mental 30 – 40 %.
6. Retardasi Pertumbuhan.
7. Lateralisasi Bila lateralisasi sudah teratasi maka problem bicara, menulis, membaca akan
lebih baik dimana anak cp 8 tahun masih ambilateral.
8. Perseverasi
9. Epilepsi
10. Gang. Emosi
11. Gang. Bahasa dan Bicara 75 %.

51
E. Penyebab Cerebral Palsy
 Fase Prenatal : (70%)
1. Anoxia : gangguan suplay oksigen dalam jaringan saraf pusat pada janin.
2. Infeksi pada Janin akibat infeksi yang diderita ibu : rubella, toxo plasmotis
3. Gangguan metabolisme susunan saraf pusat pada otak janin. Misal Ibu
Diabetes.
4. Erythroblastosis Foetalis
5. Hipertensi yg menyebabkan Ibu shock akibat solutio placenta.
 Fase Natal : (5-10%)
1, Anoxia dan Asphysia : janin terbelit oleh tali pusat selama proses kelahiran.
2. Letak Bayi sung-sang.
3. Trauma
4. Prematuritas
5. Meningitis Purulenta
6. Analgesia
7. Waktu partus yg terlalu lama, bayi terhenti di pelvis.

52
 Fase Post Natal :
1. Trauma Kapitis : Memar otak, Pendarahan Epidural, Pendarahan
Subdural. Pendarahan Intraserebral
2. Encephalitis : infeksi jaringan otak.
3. Meningitis Virus : infeksi virus susunan saraf pusat yang akut.
4. Neoplasma
5. Intoxikasi Bisa dari makanan dan obat-obatan.

53
F. Terapi Wicara pada Anak Cerebral Palsy
1. Pre Speech Feeding Program : Anak Cerebral palsy tidak
semua mengalami kesulitan bicara, bagi anak CP berat
kemungkinan mengalami kesulitan menghisap, mengunyah,
menggigit, menelan dan aspek feeding lain, sebelum latihan
bicara perlu diperhatikan. Bila sukses akan membantu anak
dalam kontrol duduk dan kontrol fungsi mulut. Sehingga akan
mengurangi spastisitas.

2.Muscle Exercises Latihan untuk mempermudah


meningkatkan strength, relaxsasi dan kontrol alat-lat
bicara (Otot-ot0t respirasi, fonasi dan artikulasi). 54
Lotion / baby oil dan Sarung Tangan

 Alat bantu sarana terapi untuk massage/manipulasi organ wicara sesuai


bidang garap TW
Metode dan Teknis TW
1. Brushing Teknis : Teknis ini Menurut Rood 1973: Melengkapi rangsangan proprioseptif
dlm pembentukan tingkah laku yg normal. Cara : menggosok yg kuat dg jari atau kwas yg
steril pada daerah lidah, velum dg tujuan memberikan reaksi yg lebih baik, atau bisa
menggunakan alat bantu vibrasi oral dg sikat gigi getar.
Gambar Alat Stimulasi Oral :

56
Vibrator Dan Vital Stim
Gambar Pemakaian Vital Stim
Suction dan Tabung Oksigen Portable
 Alat Bantu isap untuk membantu terapi pada Disfagia, Post Tracheatomee, Post
Laryngectomee
 Selang disediakan sendiri oleh pasien. Bagi terapis wicara perlu pelatihan.
 Tabung Oksigen untuk tindakan emergensi bentuknya Portable diletakan di ruang terapi
wicara.
Stetoscope dan Tensi Meter
 Alat bantu Diagnostik gangguan suara, gangguan menelan (Auskultasi pita
suara) dan alat bantu terapi suara pada disfonia dan afonia hysterical
 Tensi Meter Alat mengukur tekanan darah
 POHL : Prinsifnya otot-otot relaksasi secara volunter, latihan gerakan volunter
mengembangkan pola gerakan motorik normal : relaksasi, gerakan akfif dan gerakan
fungsional : gerakan pasif//palpasi sentuhan dan klien diminta untuk menkontrol
secara sadar depan Cermin (portable ,standing dan tiga pintu)
Alat Bantu terapi dalam bentuk visual
2. Treatment By Relaxation : Jacobson 1951 : Prinsip otot-otot
relaksasi secara volunter, latihan mengkontrol gerakan volunter
mengembangkan pola gerakan motorik normal. Ada 3 tahap :
relaksasi, gerakan aktif dan aktivitas fungsional. Cara : gerakan
pasif, palpasi/sentuhan dan kemudian anak diminta
mengontrol secara sadar di depan cermin.
3. Bobath Appoaches to Speech : Menghilangkan pola refleks
primitif. Penggunaan tahanan-menghilangkan-lalu digantikan
lagi dengan bentuk/pola motorik yang matang. Menguasai
perkembangan tingkah laku motoriknya. Tujuan : 1. Menangani
anak CP dg suatu cara, dimana ketidak normalan tonus otot
nya supaya menjadi normal (yg tonusnya tinggi di kurangi dan
yg tonus belum stabil di stabilkan). 2. Meniadakan pola-pola
reflex primitif dari tingkah laku motoris yg ada pda anak. 3.
Permudah proses perkembangan motoris lebih lanjut.
Pada awalnya di daerah kepala dan leher, struktur oral, diikuti
memproduksi fonasi, babbling, produksi wicara, kata, phrase. 62
4. Teknic Resistance : Kabat dan Knott 1954 : Pemberian rangsangan prioseptif
yg terdiri perenggangan, perlawanan maksimal dan tekanan-tekanan,
diberikan oleh terapis sebagai suatu yg berarti bagi motor cortex. Hoberman
1941 : Penjuluran lidah dan pengangkatan lidah. TW dapat memegang lidah dg
sepotong kain tipis, terus mendorong ke belakang dan turun kemudian anak
diperintahkan untuk mendorong lidah ke luar dan ke atas pada saat TW
melawan pergerakan ini. (Alat bantu Spatel).

63
Vital Fungtions
1. Respiration/Pernafasan
2. Sucking/Menghisap
3. Swallowing/Menelan
4. Phonation/Bersuara
5. Chewing/Mengunyah
6. Speech/Bicara

64
Teknis Dasar Latihan
 Muscle Exercises : latihan mempermudah permulaan meningkatkan
strength, relaxasi dan mengkontrol alat alat bicara. Rahang, bibir, lidah,
velum, pita suara semua ini untuk meningkat kekuatan dan mobilitas organ
organ artikulasi ( Berry dan John Eisenson).

 Latihan Bahasa :
1. Mempertinggi perasaan interaksi dg lingkungan mendapatkan rangsangan
yg menyenangkan (m0dalitas auditory, visual dan tactail/kinestetik)
disarankan ada cermin besar
2. Menunjukan cara untuk mengadakan interaksi dg lingkungan atau
memberikan pengalaman. (berekreasi, bercerita)

65
3. Mengembangkan kemampuan bahasa pasif dan aktif dimulai dari aktifitas
sehari-hari anak dengan Modalitas Stimulasi Auditori, Stimulasi Visual, Stimulasi
Tactail/Kinestetik. Kata benda, kerja, sifat, keterangan, penghubung, mengenal
angka, huruf, membaca, menulis, berhitung, persepsi, orientasi, visuospasial, tanya
jawab, cerita, mainan puzzle, motorik halus, dongeng, Berdoa, Ngaji dll.

66
Alat Bantu Terapi Visual

 Alat Bantu terapi menggunakan sensor visual


 Koran ,Buku gambar ( Majalah , Enskiklopedi , Kamus bergambar untuk anak
dan dewasa), Kartu-kartu, Buku Bacaan anak, dewasa.
 Latihan Artikulasi :
1. Gerakan Otot rahang,
2. Otot Bibir,
3. Lidah,
4. Otot Velum (lihat gambar).
5. Pita suara

 Latihan Phonasi :
1.Deep inhalation – kontrol – exhalasi
Deep inhalation - kontrol – Mengucapkan ‘aaah’.
2. Mengucapkan dengan berirama
Inhalasi mengucapkan ‘aaah’ – istirahat terus di lanjutkan dengan ‘oooh’, ‘uuuh’,
‘eeeh’, dan ‘iiih’.
3. Phonasi dalam kata
Inhalasi – kontrol – mengucapakan ‘ satu’ – istirahat. Diteruskan sampai 5 kata.
Bisa dulang 3X.
4. Setelah anak bisa pada point no 3 bisa dilanjutkan menirukan kata, phrase, kalimat
dengan catatan setiap kali ucapan harus 1 kali inhalasi. 68
 Latihan Pernafasan : merupakan dasar yg sangat penting untuk produksi
bicara.
1. Menghilangkan tonicc reflex yg abnormal
2. Mengembangkan kemampuan untuk mendapatkan sikap yg baik
(speech breathing)
3. Mempertahankan sikap yg baik pd abdomen, tubuh, leher dan kepala
4. Mengembang breathing rate
5. Mengembangkan Speech breathing pattern
6. Menahan gerakan abdomen dan thorax yg tidak syncron
7. Mengembangkan kontrol pernafasan (latihan meniup).

69
Senam/Latihan 0tot-otot Rahang, Bibir & Wajah yg dipersyarapi N V
Trigeminus & N VII Fasialis, N IX Glosofaryngeus
 Menarik sudut mulut ke kanan – kiri
 Membulatkan bibir
 Menyerengai
 Memonnyongkan
 Menarik bibir atas & bawah ke dalam
 Menggembongkan pipi
 Menghisap
 Membuka & menutup mulut
 Gerakan mengunyah
 Bersiul
 Menggetarkan bibir
 Menarik otot wajah ke kanan – kiri
 Salah satu mata kanan tertutup mata kiri terbuka
 Salah satu mata kiri tertutup mata kanan terbuka
 Mengkerutkan dahi
 Membelalakkan mata
 Mengucapkan Vokal /a/
 Mengucapkan Vokal /o/
 Mengucapkan Vokal /i/
 Meniup
 Menghisap
 Menggembungkan Pipi 70
Otot lidah yg dipersyarapi N XII Hypoglosus
Latihan Otot Lidah
 Menjulurkan lidah ke depan
 Menjulurkan lidah ke depan lurus
 Lateral lidah ke kanan – kiri
 Menyentuh sudut mulut luar ke kanan – kiri
 Menyentuh sudut mulut daLam ke kanan – kiri
 Menyentuh gigi atas – gigi bawah
 Menyentuh bibir atas – bibir bawah luar
 Menyentuh bibir atas – bibir bawah dalam
 Menyentuh pipi kanan –pipi kiri
 Menekuk lidah ke bawah
 Elevasi lidah ke atas menyentuh langit-langit keras
 Elevasi lidah ke atas menyentuh langit-langit lembut
 Melipat lidah
 Menjetakkan lidah
 Rotasi lidah dari kanan ke kiri atau dari kiri ke kanan
 Menggetarkan lidah
 Mengucapkan Pa-Ta-Ka
 Mengucapkan A-ka
 Mengucapkan Ka
 Menjulurkan lidah keluar dg kuat
71
OTOT LEHER & BAHU YG DIPERSYARAPI N XI ACESSORIUS
Latihan otot leher & bahu
 Gerakan ke kanan – kiri
 Gerakan dari kanan ke kiri
 Gerakan dari kiri ke kanan
 Gerakan ke bawah
 Gerakan ke atas
 Memutar otot leher dari kanan ke kiri
 Memutar otot leher dari kiri ke kanan
 Rotasi otot leher
 Gerakan otot bahu ke atas terus lepas
 Gerakan otot bahu ke depan
 Gerakan otot bahu ke belakang
Sebelum melakukan latihan senam lebih dahulu latihan pernapasan
 Tarik nafas dari hidung pelan-pelan dalam 3-4 detik tahan beberapa detik lalu lepaskan pelan-pelan
2-3 detik
 Lakukan minimal 10 X Setiap Sesi Latihan
 Kondisi harus relaksasi
 Massage Otot Rahang, bibir, lidah & leher
 Vibrasi
72
Sudut Pandang dlm Pengembangan Bahasa & Bicara.
 Dlm upaya mengembangkan kemampuan bahasa & bicara yg benar & baik perlu mengetahui fungsi atau
kemampuan belahan otak.
1. Kemampuan belahan otak kiri (Kemampuan linguistik) : untuk penggunan bahasa &
bicara yg benar.
a. Isi Bahasa (Semantik) :
* Pengetahuan Obyek * Membaca
* Hubungan Obyek
* Hubungan Peristiwa
b. Bentuk Bahasa * Menulis
* Fonologi.
* Morfologi. * Matematik
* Sintaktik
c. Penggunaan Bahasa
* Fungsi
* Konteks
2. Kemampuan belahan otak kanan (kemampuan para linguistik) : tuk penggunaan bahasa & bicara yg baik.
3. Pragmatik Bahasa : Intonasi, Prosodi, Atensi, Orientasi, Emosi, Gilir Bicara Tugas, Kontak Mata, Pemahaman
Perubahan, Fokus Bicara, Seleksi Topik Bicara. Dlm mengembangkan kemampuan bahsa & bicara
menggunakan modalitas auditory, visual & tactail/kinestetik dimulai dari Aktivitas Sehari-hari anak (ADL-nya).

 Bentuk Tim Penanganannya “Multi Disipliner” : Terapis Wicara, Psikolog, Psikiater, Neurolog, Paediatris,
Okupasi Terapis, Ortopaedagog, Paedagog, Nutrisi, Fisioterapi & Peran Orang Tua.

73
Hal yg perlu diketahui sebelum intervensi pada anak :
 Intervensi yang harus di lakukan pada anak-anak yang mempunyai cedera otak
adalah memperbaiki fungsi otak yang terganggu dengan merangsang susunan
syaraf pusat/otak anak, bukan saraf tepinya/otot.
 Intervensi berdasarkan pada tahap perkembangan anak.
 Prinsip intervensi dengan gerakan, krn setiap gerak adalah senso-motor, yang
terkait dengan pemahaman yg diterima melalui 5 panca indera kita :
penglihatan, pendengaran, perabaan + penciuman dan pengecapan.
 Cedera otak merupakan pengahalang untuk penerimaan otak yg masuk
melalui jalur pengelihatan, pendengaran, perabaan, begitupun untuk
motoriknya.

74
Hal yg harus kita lakukan adalah ada 3 cara :
1. Meningkatkan rangsangan dalam hal : Frekwensi, Intensitas, Durasi
2. Peran Keluarga
3. Empati / kasih sayang

 Ada 2 hal Intervensi pada anak :


1. Intervensi pada anak dengan keadaan belum sadar
a. Stimulasi diberikan melalui rangsangan (penglihatan, pendengaran, perabaan +
penciuman dan pengecapan).
b. Dalam keadaan belum sadar intensitasnya diutamakan di banding durasi dan
frekwensi.
- Memperdengarkan bunyi-bunyi yang sangat keras di telinga.
- Menggosok/mengelus elus permukaan kulit wajahnya
- Memberikan aroma amoniak di bawah hidungnya
- Menaruh rasa di bawah lidahnya.
2. Intervensi pada anak yang dalam keadaan siaga/sadar
- Anak yang lumpuh, sulit bicara lebih diutamakan pada frekwensinya
- Anak yang cedera otak meluas ditekankan pada durasinya.

75
-Dokter Umum TATA LAKSANA Orang
- Dokter Spesialis PELAYANAN TERAPI WICARA Tua/Keluarga/Masyarakat
-Tenaga Kesehatan
-Guru

PENGKAJIAN PENGEMBANGAN PROGRAM DOKUMENTASI

• Perolehan data
• Pengolahan data
• Perencanaan
• Tindakan
PEROLEHAN DATA PENGOLAHAN DATA PERENCANAAN TINDAKAN EVALUASI • Evaluasi
• Ringkasan akhir

• Wawancara • Validasi data • Tujuan program • Tujuan - program Berhubungan


- Checklis • Pengelompokkan - Panjang • Metode terapi dengan
- Format tanya • Analisa data - Pendek • Alat terapi • Perolehan data
jawab • Perumusan - Harian • Langkah terapi • Pengolahan data
- Format daftar • Penentuan diagnosis • Materi terapi • Evaluasi • Perencanaan
pertanyaan • Prognosis • Metode terapi • Advis • Tindakan
• Pengamatan - Nama
• Tes - Langkah-langkah
• Studi dokumentasi • Alat terapi
• Rencana terapi
- Durasi
- Frekuensi
• Rencana evaluasi
Tahap Pengkajian
 a. Perolehan Data
1) Wawancara
Percakapan yang diarahkan pada suatu masalah yang berkaitan dengan perilaku
komunikasi dan menelan, ini biasanya merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik ( terutama dengan klien ) anggota keluarga
dan teman )
2) Pengamatan
Suatu cara yang diengaja, langsung sistimatis yang bertujuan pada penilaian jawaban, reaksi
yang dapat dilihat, dihitung, dan dicatat, berkaitan dengan perilaku komunikasi dan
menelan
3) Tes
Suatu cara pemeriksaan yang bertujuan untuk dapat mengukur kemampuan dasar / awal
klien dengan menggunakan alat ukur yang obyektif dan subyektif, berkaitan dengan perilaku
komunikasi dan menelan
4) Studi Dokumentasi.
Pelayanan terapi wicara dalam bidang perilaku komunikasi dan menelan demi tercapainya
kemampuan secara optimal, menerima dan atau merujuk dengan ahli lain yang terkait (
multidisipliner).
Pengolahan Data
 1) Validasi data
Mengecek kembali data-data yang ada terutama yang diragukan keabsahannya untuk
menyakinkan bahwa data yang diperoleh berdasarkan pengkajian dan fakta adalah akurat.
 2) Analisa data
Usaha untuk menemukan, menghubungkan, bahan, pendapat, keterangan,
sehingga dapat menguraikan secara obyektif, sistematis dan kuantitatif perilaku
komunikasi dan gangguan menelan, sebagai dasar untuk menegakan diagnosa,
prognosa dan tahap pengembangan program
 3) Perumusan data/Penegakan Diagnosis
Penetapan dari suatu jenis penyakit ketidak normalan, kelainan, gangguan, yang diperoleh
dari hasil analisa kumpulan gejala-gejala yang nampak penyebabnya, perkembangannya
berdasarkan prosedur yang ada.
 4) Prognosis
Prediksi yang telah dipertimbangkan dengan teliti mengenai cara, lama, keefektifan,
kesulitan, dan kesembuhan dari suatu penyakit/ gangguan perilaku komunikasi dan gangguan
menelan.
Tahap Pengembangan Program
 a. Perencanaan
Merupakan proses pemikiran secara matang untuk menentukan pengambilan keputusan yang
mengandung unsur fakta dan berhubungan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga
dapat mencapai hasil yang diharapkan.

 Perencanaan disusun dengan menggunakan format sebagai berikut:


1)Tujuan dan program terapi
 Program jangka panjang
 Program jangka pendek
 Program harian
 2) Metode terapi.
Didalam pemilihan metode terapi wicara disesuaikan dengan jenis gangguan.
 3) Materi / alat -alat terapi
Didalam pemilihan alat-alat terapi wicara disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan.
 4) Waktu Pelaksanaan terapi
a) Durasi/Lamanya terapi dalam setiap pertemuan : 30 – 60 menit
b) Frekwensi kunjungan: 1-6 kali/minggu
 5) Tempat pelaksanaan terapi :
a) Ruang khusus terapi ( individu atau kelompok )
b) Ruang terapi wicara
Pelaksanaan
 Penerapan tindakan terapi sesuai dengan rencana program
terapi jangka pendek dan jangka panjang yang dilaksanakan
secara harian.
1) Tujuan dan programnya
2) Metode /teknis terapi
3) Alat terapi
4) Pelaksanaan terapi : berisi langkah-langkah yang dilakukan
5) Evaluasi
6) Advis dan tindak lanjut,selain itu perlu dilengkapi dengan
daftar hadir yang ditanda tangani pihak keluarga klien
 Hasil Pelaksanaan program terapi
Setiap pertemuan terapis wicara menyusun tujuan dan program terapi
harian disesuaikan dengan diagnosisnya.

 Evaluasi
Suatu tindakan atau proses untuk menentukan tingkat keberhasilan
terapi.
1) Evaluasi dilaksanakan setiap akhir pertemuan dan pada akhir terapi
jangka pendek.
2) Evaluasi dimaksud untuk mendapatkan informasi kemampuan klien
yang telah dicapai yang berfungsi untuk menetapkan tindak lanjut.
3) Setelah evaluasi dilaksanakan terapis mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak keluarga klien
Dokumentasi dan Administrasi

 Dokumen tertulis mengenai data klien sejak awal sampai akhir pelayanan. Terapis
wicara bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kelengkapan dan pemeliharaan
Administrasi klien. Terapis wicara wajib mencatat secara rinci dan teratur rencana dan
pelaksanaan terapi baik setiap sesi/pertemuan atau setiaap periode.
Data yang diliputi dalam adminitrasi klien :
1) Data lengkap hasil pengkajian
a) Perolehan data
b) Pengolahan data
2) Data lengkap hasil pengembangan program
a) Perencanaan
b) Tindakan
c) Evaluasi/Tindak lanjut
3) Ringkasan akhir (pada saat klien berhenti terapi karena selesai, indah, atau
meninggal).
Stimulasi Kognitif
Dalam bukunya D.C. Gangale, 1993, yang dikutif oleh Ki Pranindyo HA, 1999 : 13
mengatakan 3 bagian cara-cara menanggulangi klien yaitu :
a. Bagian suara dan kaitanya
b. Bagian stimulasi dan kaitannnya
c. Bagian latihan motorik mulut, kepala, leher dan wajah

A. Suara dan kaitannya


1. Bagian sikap tubuh yang salah cara yang dianjurkan
antara lain :
- Daily Stretch Routine
- Full Body Stretch
- Explanantion of Problem (F.A.XI)

83
2. Bagian pernafasan cara yang dianjurkan antara lain :
- Melatih sirkulasi pernafasan
- Respiration Training (F.A.XXIII)
3. Bagian relaksasi cara yang dianjurkan antara lain :
- Metode Relaksasi (F.A.XXII)
4. Bagian Phrasing (latihan artikulasi) cara yang
dianjurkan antara lain :
- Metode Early Approch (integral stimulasi, motokinestetic, phonetic placement)
5. Latihan adduksi pita suara cara yang dianjurkan antara lain :
- Inhalation Phonation (F.A.XV)
- Gargle Approch (F.A.XIII)
- Pushing Approch (F.A.XXI) metode ini kontra indikasi dengan klien yang
mempunyai tekanan darah tinggi.
6. Bagian perncanaan palatal cara yang dianjurkan antara lain :
- Yawn Sigh Approch (F.A.XXV)

84
B. Komunikasi dan Stimulasi
1. Bagian Komunikasi cara yang dinjurkan antara lain :
- Menghilangkan permusuhan
- Tegas
- Pertanyaan
- Pernyataan
- Penguatan positif (motivasi)
2. Bagian Stimulasi meningkatkan kognitif dan kemampuan motorik klien.
a. Stimulasi Auditory ( S1. pendengaran disebut 227 kali dalam Al Quran).
- Suara berbisik
- Bunyi-bunyi bernada
- Bunyi didalam – diluar ruangan
- Suara Wicara (mendongeng, ceritera)
b. Stimulasi Visual (S2. pengelihatan disebut 148 kali dalam Al Quran).
- Foto keluarga, obyek, video, mainan bentuk,ukuran
- Variasi warna (warna gelap – terang)
- Variasi sinar
- Sinar matahari, bulan, bintang
- Lampu redup – menyala terang – padam
- Senter menyala – padam dll 85
c. Olfaktorik (penciuman)
- Aroma yang sudah di kenal : Minyak kayu putih, parfum, minyak rambut.
- Aroma yang menimbulkan reaksi : alkohol, amoniak.
Jelaskan dan tunjukan kurang lebih selama 5 – 10 detik sebelum
stimulasi di kerjakan.
d. Stimulasi rasa kecap
- Makanan familier dan favorit : coklat, jeli, agar-agar, mie
- Rasa kontras : asin, pahit, manis, asam
e. Stimulasi taktail ( S3. (sentuhan pada kulit)
- Human touch (sentuhan)
- Texture / jaringan : bunga, sisir, amplas, busa
- Temperatur : es di bungkus kain kain dicelupkan ke air hangat
Tunjukan dan jelaskan kepada klien sebelum melaksanakan kegiatan
Kinestetik.
Tanpa melihat ( mata di tutup )
- Acungkan tangan
- Mempertemukan jari jemari dari kedua tangan
- Mengacungkan 2 jari tangan
86
- Mempertemukan ujung ibu jari dengan jari-jari yang lain dalam 1 tangan
- Mempertemukan ibu jari tangan kiri dengan jari telunjuk tangan kanan,
demikian juga ibu jari tangan kanan dengan jari telunjuk tangan kiri lalu
gerakanlah bergantian.
f. Stimulaai Vestibuler perubahan gerak dan titik tumpuh tubuh terhadap gravitasi.
- Perubahan posisi tidur ke duduk tegak, berdiri
- Pindah dari tempat tidur
- Membolak-balikan posisi tidur
Kalaborasi dengan Fisioterapi dan Okupasi Terapi.
g. Stimulasi rongga mulut
- Gunakan kain kasa atau sikat gigi yang lembut menggosok pipi bagian dalam,
lakukan gerakan memutar, dari pipi bergerak ke bagian bawah, geraham
stimulasi bagian permukaan luar geraham.
- Gerakan kedepan dan kebelakang secara berangsur terus, bertambah samapai
mencapai 5 x naik turun.
Dan Allah Mengeluarkan kamu dari perut ibumu – kamu tak tahu apa-apa – dan ia
memberikan kepada kamu pendengaran dan pengelihatan dan hati agar kamu bersyukur
(QS : An – Nahl [16] ; 78) Pendengaran disebut sebanyak 227 kali, Pengelihatan 148 kali
dan Lidah 25 kali, dalam Al Quran

87
h. Stabilitas kepala dan rahang
- Tekan bibir bawah dengan menggunakan jari telunjuk
- Tekan rahang pada bagian dagu dengan menggunakan jari tangan
- Letakan ibu jari anda ke dagu bagian belakang dan stabilkan posisi ini.
C. Motorik mulut, kepala, leher dan wajah latihan ini di bedakan menjadi 2 yaitu :
1. Latihan aktif / perlawanan (resintence) ( Lidah di sebut 25 kali dalam Al Quran )
a. Lokasi untuk perlawanan antara lain :
- Body of tongue elevasi
- Lateral side resintence
b. Meningkatkan kontrol ujung lidah antara lain :
- Tongue tip scrape
- Blunted tongue tip resistence
c. Latihan untuk meningkatkan kontrol lidah guna menalan antara lain :
- Texture food
- Dry swallows
- “ K” Tongue stimulasi

88
2. Latihan pasif antara lain :
- Upper lip stretch
- Sustained palm massage of cheeks
- Buccal cavity pull
3. Latihan stimulasi sensori antara lain :
- Brush cheeks
- Ice block stimulation to cheeks
4. Latihan aktif bibir dan pipi antara lain :
- Kissing exercice
- Upper lip movement
- Smile eercise
- “ O “ exercice
5. Latihan aktif lidah antara lain :
- Tongue lip movement
- Lateral tongue stretch
6. Latihan aktif leher antara lain :
- Lateral neck stretch
- Nech and back stretch

89
Model Stimulasi

 Stimulasi Auditory (mendengar dongeng) : S1


Perangasangan melalui pendengaran yang selanjutnya akan di simpan dalam bentuk
memori di pusat pendengaran (lobus temporal) berupa kata-kata yg mempunyai arti
tertentu. Misal menceriterakan gambar ulat, kepompong dan kupu-kupu sebagai
suatu proses kehidupan (anak sambil membayangkan gambar-gambar).
 Stimulasi Visual (pengelihatan ) S2
Pemberian rangsangan melalui pengelihatan dan selanjutnya akan di simpam di pusat
pengelihatan (lobus oksipital) berupa pengelihatan bentuk, warna simbol-simbol,
huruf-huruf , gambar-gambar. Misal di pelihatkan gambar ulat, kepompong dan
kupu-kupu sebagai suatu proses kehidupan.
 Stimulasi Kemampuan Verbal
Secara verbal anak-anak diberi kesempatan untuk menceritekan kembali (ekspresi)
apa yang didengar atau diberitakan melalui dongeng dengan tanya jawab sesuai isi
cerita yang di berikan. Melalukan elaborasi makan dg mengajak anak untuk
memaknai kata-kata yg ada dlm lagu,

90
 Stimulasi Emosi : misal anak diajak menyanyikan lagu “Kupu-kupu” beri kesempatan anak
menyanyi dg ekspresi suara dan gerak seuai imajinasi dan rasa estika mereka. Misal
mengembangkan imajinasi minta membayangkan earna kupu-kupu, bentuk kupu-kupu
dan gerakan kupu-kupu. Melatih emosi misal anak imajinasi sedih,bingung, ekspresi mimik
lucu. Tanyakan ke tentang ekspresi tadi.
 Stimulasi Sensomotorik
Beri kesempatan anak bermain peran, bernyanyi dan bergerak. Anak-anak berperan sebagai
kupu yg bernyanyyi dan bergerak-gerak ke sana kemari. Membayangkan mereka sebagai
kupu-kupu di taman bunyi bermain bersama temen2nya dg riang gembira, juga berusaha
mengedalikan diri dg berhenti krn sudah lelah.(diiringi lagu dan musik).
 Stimulasi Visuospasial
a. Mewarnai dan mengambar sesuai imajinasi mereka tentang bentuk pelaku yg ada
dalam cerita misal kupu.
b. Menyusun Puzzle dll.

91
 Sekilas Metode Terapi :

1. Sebelum latihan bicara :


a. Merangsang oral motor.
b. Tekanan pd wajah… tanpa gosokan & pijatan.
c. Gunakan rangsangan dingin : menggunakan es dg mengulum, taruh di
pipi kiri & kanan. Hindari masuk ke rongga mulut untuk mencegah
terjadinya tersendak/tercekik.
d. Vibrasi pd lidah… merek Sonic Care.
2. Langkah2 yg mendorong perkembanmgan berbicara : Menyanyi, berayun-ayun..
Stimulasi vestibular, hindari stres, pandangan & isyarat… merasakan serta meraba.

 Video sering digunakan sebagai sarana mengajar:


Special Kisd Video (Video Khusus Anak) menolong anak belajar, berbicara, menulis,
berkomunikasi & mempelajari keahlian-keahlian yg dpt menolong diri sendiri. Bidang yg
dpt dicakup oleh video : Angka, huruf, bentuk, warna, bagian tubuh, cara berpakaian,
binatang, pengucapan kata, olah raga, permainan & kegiatan sehari-hari disekolah.

92
Komputer Kids
 28 PROGRAM BELAJAR
Geniuskids merupakan produk edukasi & games untuk anak usia Play Group, TK, dan
SD. produk ini terdiri dari beberapa program yang dirancang untuk menunjang belajar
diantaranya :
1. Menulis A, B, C
2. Test IQ
3. Belajar Bahasa Inggris
4. Kamus Inggris-Indonesia ( Bersuara)
5. Belajar Mengetik 1
6. Mengenal Bentuk Benda
7. Organ ( bermain musik )
8. Belajar 1, 2, 3
9. Editor
10.Permainan Jari Tangan
11.Test Bahasa Inggris
12.Belajar Berhitung
13.Mengetik Kata
14.Mengisi Huruf
15.Free Cell
93
 16.Melukis
17.Belajar Mengetik
18.Mengenal Kata dan Gambar
19.Catur
20.Kalkulator
21.Mengenal Komputer
22.Media Player
23.Sketsa Foto
24.Solitaire
25.Pengucapan Bahasa Inggris
26.Belajar Bahasa Inggris 2
27.Belajar Mengetik 3
28.Mengenal Benda

94
Pengertian Disartria
Disartria : Gang. bicara yg diakibatkan cedera neuromuskuler. kasus dewasa
BUKAN GANGGUAN BAHASA
 Disartria is a disorder of articulation dua to impairment of the central nervous
system which directly control the muscles of articulations, (L.E Travis, 1971. hal
11dalam buku Handbook of Speech Pathology and Audiology, Prentice-Hall Inc,
Englewood Cliffe, New Jerssey).
 Dysarthria is term for a collection of motor speech disorders due too impairment
originating in central or pheripheral nervous system. Respiration, articulation,
phonation, resonation and/ar prosody may be affected Volitional and automatic
actions, such as chewing and swallowing and movement of the jaw and tongu may
also be deviant. It excludes apraxia and fungtional or central language disorders (L.
Nicolosi, et al ; 1989, hal 86, dalam buku Therd Edition, Terminology of
Communication Disorders Speech-Language Hearing, Williams & Wilkins
Company, USA.).
 Dysarthria refers to a disturbance in the execution of motor patterns for speech, due
to paralysis, weaknes, or discoordination of speech musculature (Wood, 1971, p. 237,
Curtis E. Weiss, 1967, p. 86 dalam buku Clinical Managemment of Articulation and
Phonology Disorders, William & Wilkis Company, Baltimore, USA. )”. 95
 Penyebab : GPDO, CVA, Stroke, Gang. Biokimia, Trauma, Neoplasma, Keracunan,
Radang (Ensefalitis, Neuristis), Infeksi Virus (Poliomielitis), Degenerasi Progresif
(Multiple Sclerose) & Kel. Kongenital.

96
Klasifikasi Disartria Klinik Mayo (Darley, Aroson , Brown )
1975 dikutif Reni Dharmaperwira Prins 1996.

 Disartria Miogen/Bulber/lemas /Flaccid: Lessi LMN. Penyebab : virus,


tumor, stroke, trauma, degenerasi, keturunan, racun/obat, myasthenia
gravis. Ciri : bicara yg lemas, huruf mati tdk tepat,hipernasality, suara
lemah & parau/serak, monoton,kalimat-kalimat pendek, kurang
dinamis, nada bicara pelan, penghembusan nafas lemah serta
hipotoni akhirnya atrofia.
 Disartria Pseudobulber/Spastis : Lessi Sistim Piramidal/UMN.
Penyebab : stroke, tumor, trauma, kombinasi, degenarasi, multiple
sclerose. Ciri : Huruf mati tdk tepat, monoton, tekanan berkurang,
suara serak, kurang dinamis ketinggian suara terlalu pelan, nada
bicara pelan, hipernasility, kalimat pendek sedikat kata dalam satu
pernafasan, terus menerus angin liar
 Disartria serebeler/ataksis : Lessi Cerebellum dan jalur-jalur serebeler.
Penyebab : stroke, tumor, trauma, racun (alkohol), degenarasi,
multiple sclerose, ensefalitis. Ciri : Huruf mati tdk tepat, tekanan
berlebihan & rata, artikulasi yg bergantian memburuk.huruf hidup
tidak benar, suara serak, monoton, kurang dinamis, nada bicxara
pelan, fonem diperpanjang, istirahat diperpanjang

97
 Disartria hipokinetis (Rigid) : Lessi Subtantia nigra dan/atau globus
palidus pada sistim ekstrapiramidal Penyebab : 97 % Parkinson,
ensefalitis, trauma, keturunan, racun/obat, stoke multi infrak. Ciri :
Huruf mati tdk tepat, monoton, kurang dinamis ,tekanan berkurang,
bag. Bicara pendek & cepat. Suara serak, nada bicara rendah
 Disartria Hiperkinetis : Lessi Striatum dan/atau Nukleus
subthalamikus. Penyebab : Penyakit keturunan(Korea Huntington),
infeksi streptokok, penyakit kuning ganas, kekurangan zat asan waktu
lahir, interus nuklear pada pertentangan rhesus. Ciri : Huruf mati tdk
tepat, huruf hidup tdk benar, monoton, tekanan berkurang, suara
serak, istirahat diperpanjang, kecepatan bervariasi, kurang dinamis,
kalimat pendek, artikulasi bergantian memburuk, hipernasility.
Fonasi terperas, tremor
 Disartria Campuran : Lessi Kombinasi disartria bulber dan spastik,
Striatum. Penyebab : Amyotrofic lateral sclerosis, multiple sclerose,
peny. Wilson. Ciri : artikulai sangat tergang, bicara lambat & sulit,
hipernasality, suara sangat parau, kontrol sangat keras tergang, suara
serak, tek. berkurang, monoton kekerasan suara yg rata.

98
Komponen2 fung. Kelakuan Bicara
 Pengontrolan Pernapasan : waktu meniup, menghitung
 Fonasi : membuat vokal /a/ selama mungkin, Tangga nada, ketinggian
suara rata2,
 Resonansi
 Artikulasi
 Prosodi

99
Pemeriksaan TEDYVA

 Observasi ,Test, Wawancara, Data penunjang


 Anamnesis/Bicara Spontan : Kejelasan bicara, kecepatan bicara, bicara,
prosodi
 Membaca & Menulis : Keterangan Pribadi
 Membaca Bersuara.
 Komponen-komponen kelakuan bicara : Pernafasan, Kontrol nafas
waktu niup dan menghitung, fonasi : Jangka waktu maksimal
pemberian suara, pencapai suara, Ketinggian suara, Resonanssi,
Artikulasi/ Diadokokinesis, Prosodi
 Kerja kelima saraf yang terlibat dalam bicara

100
SEKILAS INTERVENSI DISARTRIA
 Tujuan Penanganan : Mencapai cara berkomunikasi yg optimal
untuk pasien dg lingkungannya.
 Penerangan & Bimbingan.
 Prinsip dasar : Penanganan dr awal, kesadaran, penjelasan,
penerimaan, faktor yg paling mengganggu, saling tergantung,
perbaikan sikap, kerja sama.
 Terapi Kelompok kasus yang sama.
 Multidisipilin/Kolaborasi

101
Intervensi Terapi Wicara Disartria :
 Latihan Pernafasan : Nafas biasa (Murry mengajur ambil nafas 3-
4 detik lalu hembuskan 2-3 detik istirahat , di ulangi lagi. , nafas
dg suara /f,a,n/.
 Latihan Fonasi : Kontrol suara, tinggi suara, kekerasan suara
 Latihan Resonansi.
 Latihan Artikulasi Kosonan /t/ lalu kosonan ini di ulangi
denengan metronom ketukan ta-ta-ta
 Latihan Prosodi : Kecepatan Bicara, tekanan.
 Alat bantu teknis terapi.
 Latihan otot-otot organ bicara.
 Manipulasi otot-otot organ bicara.
 Vibrator Oral, Vibrator/Vital Stim, Voca Stim pd otot-otot organ
bicara.
 Pemahaman Konsep Bahasa pemberian contoh untuk Disartria
Anak Cerebral Palsy.
 Perhatikan ada problem menelan.

102
Terapi Suara Pada Disartria
 Altering Tongue Position (F.A.I)
 Ear Training (F.A.VII)
 Hierachy Analysis (F.A.XIV)
 Relaxation (F.A. XXII)

103
Vitalstim
 Alat bantu terapi untuk stimulasi otot-otot organ wicara
dan menelan yang bagian luar
APRAKSIA

Gangguan Apraksia : kesulitan tuk melakukan aktifitas motorik yg


bertujuan serta keterampilan tertentu, lessi lobus frontalis &
parietalis.
Daerah lesi lainnya juga telah terlibat dalam Apraksia Of Speech seperti lesi
subkortikal yang melibatkan ganglia basal atau daerah lobus parietalis
termasuk korteks somatosensori dan gyrus supramarginal (penyusun persegi
& Apeldoorn, 1991). Daerah ini bertanggung jawab atas integrasi sensorik.
informasi, prasyarat untuk aktivitas motorik terampil (bengkak, 2005)
a. Apraksia kontruksial : Ketidak mampuan untuk membentuk bentuk2
gambar & menyusun balok /batang korek api, lessi lobus parietalis non
dominan.
b. Apraksia verbal/bukofasial : kesulitan tuk mengerti rang. Yg diterima
meskipun tdk ada gang. Pendengaran.
Apraksia Verbal : Lessi bag. Lateral kortek otak premotoris hemisfer
kiri. Penyebab : stroke, tumor, trauma, infeksi. Ciri : Bicara sadar
terganggu, fonem-fonem akan diganti, dibalik, ditambah, dikurang,
diulang dan diperpanjang secara Inkonsisten .

106
Metode & Tenik Terapi Wicara
1. Stimulasi : Berdasar prisip pengamatan dg multi sensory approach yg dpt digunakan tuk
memperbaiki ”konsep komunikasi yg salah.
a. Stimulasi Visual : Pend. Melihat mekanisme gerakan yg benar yg dilakukan terapis wicara dg
membandingkan gerakan pend. Yg salah.
b. Stimulasi Auditory : Model sistem auditory, dlm hal ini pend. Mendengar bunyi2 yg benar &
kemudian berusaha tuk memproduksi bunyi2 bicara yg benar sbg mana bicara yg didengar
dlm model.
2. Phonetic-Placement : Menuntut pend. Gang. Komunkasi & menelan tuk memperhatikan
gerakan & posisi organ bicara atau alat komunikasi yg lain, sehingga pend. Mampu
mengendalikan pergerakan tuk memproduksi komunikasi yg benar. Mengutamakan excercise
& latihan gerak otot2 & sendi organ bicara melalui intruksi2 vebal& dibantu alat peraga visual
sesuai dg gerakan yg dikehendaki.
3. Moto Kinestetik : Manipulasi. Penerapan sekilas hampir sama dg phonetic-placement, akan ttp
pd metode ini TW melakukan teknis manipulasi secara langs. Pd otot2 organ
bicara/komunikasi & menelan yg dipandang perlu. Bisa dg jari, tong spatel, kuas khusus atau
alat vibrasi agar pend. Gang. Komunikasi & menelanmengendalikan alat2 organ bicara langs.
Pd otot2 organ bicara/komunikasi & menelan yg dipandang perlu. Bisa dg jari, tong spatel,
kuas khusus atau alat vibrasi agar pend. Gang. Komunikasi & menelan mengendalikan alat2
organ bicara.
4. Psiko-Edukatif : Prisip psikoterapi, bimbingan atau penyuluhan serta pendidikan. TW
menanamkan ”Konsep” komunikasi yg benar kpd pend. Gang. Komunikasi & menelan tuk
mengganti atau menghilangkan konsep komunikasi & menelan yang salah. Teknis : Play
Therapy, Role Playing Dramatisasi atau teknik lain yg digunakan dlm bid. Psikoterapi &
pendidikan. Hrs bisa memilih metode yg tepat sesuai dg permasalahan gang. Komunkasinya.

107
5. Compensatory Pattern : Penerapan sangat khas, metode ini diberikan
kpd pend. Krn suatu sebab sudah tdk dpt mungkin menggunakan
komunikasi yg normal. Prinsipnya memberikan ”Alternatif”
komunikasi baru yg umumnya kurang lazim digunakan tuk
menggantikan komunikasi normal yg tdk mungkin digunakan
penderita.
Kesimpulan
Gamb. diatas menunjukan : jenis & derajat gang. bicara sangat
bervariasi. Jadi dlm menggunakan metode terapi hrs sesuai dg kondisi
& masalah disamping ditutut TW hrs cermat dlm mempertimbangkan
hasil pemeriksaan, melihat perk. Kemp. Bicara dr waktu ke waktu.

108
MATUR NUWUN
WASSALAM
TERAPIS WICARA, EDUKASI, MANAJEMEN

GUNAWAN, SMTW,SPd, MM
Email. gunawanTW@yahoo.com
HP 08159554139/082220084958

109

Anda mungkin juga menyukai