1
Pengalaman Birokrasi dan Sains Ilmu / Kegiatan Ilmiah:
1. Dosen Akademi Keperawatan RS PGI Tjikini Jakarta 1987- 1990
2. Dosen Sekolah Tinggi Speech Therapy Indonesia Jakarta 1988-1992
3. Dosen Akademi Fisioterapi Jakarta YIRM Jakarta 1990-1995
4. Dosen Akademi Keperawatan RS Pusat Pertamina Jakarta 2000-2002
5. Dosen Stikes Prodi Keperawatan RS Pelni Jakarta 2000- 2013
6. Dosen Poltekkes RS Al Islam Prodi D3 Terapi Wicara Bandung 2006-2014
7. Dosen Stikes Binawan Prodi D4 Fisioterapi Jakarta. 2009- 2012
8. PNS Kemenkes RI. 1995 – Sekarang.
9. Dosen Tetap PNS di Poltekkes Jurusan TerapI Wicara Kemenkes RI 2017 – Sekarang
10. Anggota Tim Penilai / Visitasi Pendirian Prodi D3 TW & D3 Rad Poltekkes Al Islam Bandung 2004
11. Anggota Tim Pengembangan Pelayanan Kesehatan Mandiri Terapi Wicara, BPPSDM Kes Depkes RI 2004
12. Anggota Tim penyusun Buku Jabfung Terapi Wicara 2005 Men Pan RI.
13. Anggota Tim penyusun Buku Juklak Jabfung Terapi Wicara 2005 Depkes RI & BKN.
14. Anggota Tim penyusun Buku Juknis Jabfung Terapi Wicara 2006 Depkes RI.
15. Anggota Tim penyusun Buku Izin Praktek Terapis Wicara 2004 Depkes RI.
16. Anggota Tim penyusun Buku Standar Profesi Terapi Wicara 2007 Depkes RI.
17. Anggota Tim penyusun Buku Pendirian Pendidikan D III Bid. Kes BPPSDM Depkes RI 2004.
18. Anggota Tim penyusun Modul & Kurikulum Diklat Tk. Nasional Jab Fung Eletromedik BPPSDM Kemenkes RI 2013
19. Anggota Tim penyusun Modul & Kurikulum Diklat Tk. Nasional Jab Fung Teknis Transfusi Darah BPPSDM Kemenkes RI 2013
20. Anggota Tim penyusun Kurikulum Diklat Tk. Nasional Jab Fung Terapis Wicara BPPSDM Kemenkes RI 2013
21. Anggota Tim Penyusun Standar Pelayanan Terapi Wicara PMK No. 81 Tahun 2014
22. Anggota Tim Penyusun Standar Pelayanan Terapi Okupasi PMK No. 76 Tahun 2014
23. Anggota Tim penyusun Modul & Kurikulum Diklat Tk. Nasional Jab Fung Okupasi Terapis BPPSDM Kemenkes RI 2016
Organisasi :
1. Sekretaris II IKABWI PUSAT 1989 – 1993
2. Ketua I IKATWI PUSAT 2001 – 2006
3. Wakil Ketua IKATWI DPD Bodeka 2009 – 2011
4. Ketua Litbang IKATWI DPD Bodeka 2011 – 2014
5. Ketua Litbang IKATWI PUSAT 2012- 2017
6. Wakil Ketua Umum II IKATWI PUSAT 2017-2022
Pengalaman Praktek :
1. Terapis Wicara di Neurologi FKUI 1987-1988.
2. Terapis Wicara di YPAC SLB D Jakarta 1988 – 1992.
3. Terapis Wicara di Wisma Tuna Ganda Cacat Ganda Jakarta 1988 -1994.
4. Terapis Wicara di RS Pertamina Pusat Jakarta 1990 – 2006.
5. Terapis Wicara di Klinik Fisioterapi Sasana Husada Jakarta 1997 - 2001.
6. Terapis Wicara di SLB B dan SLB C Tridaya Jakarta 1988 – 1990.
7. Terapis Wicara di Klinik Vacana Husada Jakarta 1988 – 1990.
8. Terapis Wicara di RS Dharma Jaya Jakarta 2000 – 2002.
9. Terapis Wicara di RS Kanker Dharmais Jakarta 1995 – 2006 PNS.
10. Terapis Wicara di RS Jantung Harapan Kita Jakarta 2002-2006
Pembicara :
1. Pembicara Penanganan Astisme kajian Terapi Wicara Yayasan Psiko Buana bekerjasama Fakultas Psikologi YAI Jakarta 2003.
2. Pembicara Open House Politeknis RS Al Islam Bandung Tentang Pelayanan Terapi Wicara 2 -9- 2006.
3. Pembicara Tingkat Nasional tentang Jab Fung Terapi Wicara 21-23 Juni 2006 Depkes RI
4. Pembicara Tingkat Nasional tentang Jab Fung Radiografer 26 – 31 Maret 2008 Depdagri
5. Pembicara Peran Terapi Wicara pada Anak Gangguan Komunikasi . 16-18 Nopember 2008 Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta
6. Pembicara Tingkat Nasional Pelatihan Peningkatan Teknis Tenaga Keterapian Fisik (FT. TW, OT) di Makasar 14-18 Nopember 2011 Kemkes RI
7. Pembicara Tingkat Nasional Pelatihan Peningkatan Teknis Tenaga Keterapian Fisik (FT. TW, OT) di Bandung 6 – 10 Desember 2011 Kemkes RI
8. Pembicara Pelatihan Jab . Fung dan Angka Kreditnya, Pegawai di RSAB Harapan Kita pada 10 -Mei- 2012
9. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 28 – 30 Agustus 2012 Kemkes RI
10. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF RSUD Dr. Abdul Moeloek Lampung, 3-5 Oktober 2012 Kemkes RI
11. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUD Ulin Banjarmasin Kalsel 9-11 Oktober 2012 Kemkes RI
12. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUD Dr. Soedarso Pontianak Klabar 16 – 18 Oktober 2012 Kemkes RI
13. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKFdi RSUD Serang, Banten 23- 25 Oktober 2012 Kemkes RI
14. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUP Bogor Jabar 17 – 18 Oktober 2012 Kemkes RI
15. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUD Pemantang Siantar Medan 2 7 – 29 Oktober 2012 Kemkes RI
16. Pembicara Tingkat Nasional Workshop Standar Pelayanan Keterapian Fisik ( FT, TW, OT) dii Batam 25 – 27 Februari 2013 Kemkes RI
17. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUD Wonogiri 18 – 20 April 2013 Kemkes RI
18. Pembicara Pendampingan Standar Pelayanan Keterapian Fisik ( FT, TW, OT ) di RSUP Adam Malik Medan 24 – 26 April 2013 Kemkes RI
19. Pembicara Pendampingan Standar Pelayanan Keterapian Fisik ( FT, TW, OT ) di RSUP Dr. Wahidin Makasar 29 April - 1 Mei 2013 Kemkes RI
20. Pembicara Pendampingan Standar Pelayanan Keterapian Fisik ( FT, TW, OT ) di RS Ortopedi Surakarta 15 – 17 Mei 2013 Kemkes RI
21. Pembicara Pendampingan Standar Pelayanan Keterapian Fisik ( FT, TW, OT ) di RSUP Fatmawati Jakarta 21- 23 Mei 2013 Kemkes RI
22. Pembicara Pendampingan Standar Pelayanan Keteknisian (TE, RM , Rad) di RSUP Dr. Hoesein Palembang 20- 22 Juni 2013 Kemkes RI
23. Pembicara Pendampingan Standar Pelayanan Keteknisian (TE, RM , Rad) di RS Stroke Nasional Padang 25- 27 Juni 2013 Kemkes RI
24. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta 20 – 22 Agustus 2013 Kemkes RI
25. Pembicara Monitoring Evaluasi Kebijakan Yan KMKF di RSUD Undata Palu 4 – 7 Nopember 2013 Kemkes RI
26. Pembicara Seminar IKATWI Bodeka, Ranah Hukum Pelayanan Terapi Wicara di RSUD Kota Bekasi 22 September 2013.
27. Pembicara Seminar Peran Terapi Wicara, Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Al Azhar Bekasi 15 Maret2014.
28. Pembicara Seminar DPW IKATWI Jakarta, Ranah Hukum Pelayanan Terapi Wicara di Jakarta 21 September 2014
29. Pembicara Kuliah Umum di Poltekes Surakarta Kemenkes RI Prodi D3 TW, Ranah Hukum Pelayanan Terapi Wicara 4 Oktober 2014
30. Pembicara Sosialisasi PMK 65 Tahun 2015 ttg Standar Pelayanan Fisioterapi, IFI Pusat (Ikatan Fisioterapi Indonesia) Jakarta, 24 Januari 2016
31. Pembicara Kuliah Umum di Poltekes Surakarta Kemenkes RI Prodi D3 TW, Ranah Hukum Pelayanan Terapi Wicara 15 Oktober 2016
32. Pembicara Seminar & Diskusi Panel IKATWI PUSAT " Hukum & Regulasi Terapi Wicara , Khusus Celah Bibir/Langit Pre & Post Operasi 21 September 2016
33. Pembicara Kebijakan Pelayanan Rekam Medik di Seminar Nasional, Traine Of Trainer RMIK dan Rakernas VIII PORMIKI Jakarta 21-26 September 2016
34. Pembicara Seminar & Workshop Peran TW Deteksi Dini Tuli Kongenital Hari Pendengaran Sedunia 2017 di RSUD Karanganyar Ikatan Dokter THT 25 Maret 2017
GANGGUAN MOTORIK BICARA
4
Sejarah Bahasa
B. Abdullah juga menafsirkan kata salsal (terutama dlm QS Al- Hijr [15] : ayat
26) berhubungan dengan kemampuan berbicara manusia. Tanah liat kering
yg mengeluarkan bunyi—itulah salsal– menjadi asal tubuh fisik manusia.
Sifat tanah itu sendiri bila telah kering adalah mengeluarkan bunyi. Sifat
bunyi ini berasosiasi dg suara, berbicara.
6
Hedberg (1987),Sidiarto Kusumoputro; 1992 : 13
Menghubungkan 3 (tiga) aspek bahasa yaitu :
sosial, kognitif dan linguistik
Sintaksis
Morfologi Bentuk Linguistik
Fonologi
Akibat Gangguan Bahasa Bicara
HAMBATAN REAKSI
PERSEPSI MASYARAKAT HAMBATAN
DAN DAN EMOSI
SENSORI KELUARGA
HAMBATAN HAMBATAN
HAMBATAN
MOTORIK BAHASA
KOGNITIF DAN
DAN DAN
INTELEKTUAL
KESEIMBANGAN BICARA
TERBATASNYA
HAMBATAN HAMBATAN
LAPANGAN
SOSIAL PENDIDIKAN
PEKERJAAN
Bagian Otak
1. Saraf Pusat (central)
a. Otak
a.1. Otak Depan (Proencephalon)
. Dua Belahan Otak (hemispher cerebri)
. Talamus
. Hipotalamus
. Metatalamus
. Subtalamus dan eitalamus
a.2. Otak Tengah (mesencephalon)
a.3. Otak Belakang (rhombencephalon)
. Pons
. Otak Kecil (cerebellum)
. Batang Otak (medula oblongata)
9
b. Tulang Belakang (medula spinalis) ada 31 pasang saraf tulang belakang
. Di leher (cervicalis) 8 pasang
. Di punggung (thoracalis) 12 pasang
. Di Pingggang (lumbalis) 5 pasang
. Di Tulang duduk (sacralis) 5 pasang
. Di tulung ekor (cacccygeus) 1 pasang
2. Saraf Pinggir ( perifer)
a. Saraf otak (nervi cranial) 12 pasang
b. Saraf Spinal (segmentalis)
c. Saraf dalaman (viscreal) untuk masukan
d. Saraf dalam (visceral) untuk keluaran atau saraf otonom
10
CEREBRUM (OTAK BESAR)
11
Cerebrum terbagi menjadi 4 bagian (lobus)
1.Frontal
2.Parietal
3.Occipital
4.Temporal
13
Lobus Frontal Tindakan yang disengaja (memberi penilaian,
kreativitas, menyelesaikan masalah, berpikir, perencanaan dan
konsep baru) berperan sangat penting” menatap masa depan’
posisi menghadap jauh kedepan.
Lobus Temporal Pendengaran, memori dan bahasa otak kiri,
pemaknaan, dan persepsi suara dan bunyi. Pusat Auditoris di
lobus temporalis kiri dan kanan.
Lobus Parietal Memproses yang berhubungan dengan sensori
Lobus Occipital Bertanggung jawab pada penglihatan
Vilyanur Ramachandran Univesitas California otak yang
betanggung jawab resposn respons spiritual atau mistis
manusia menyebut Got Spot betempat di Lobus Temporalis yg
menjadi bagian apa yang didengar maupun dicium. ( Revolusi
IQ, EQ, SQ antara Neurosains dan Al Quran : Taufik Pasiak
tahun 2002)
14
1. Otak
17
Sistem Saraf Pusat
Otak
Otak Tengah (Mesencephalon)
Mempunyai struktur:
- Inferior Colliculi
(Berperan Pendengaran)
Sinyal dari berbagai nukleus batang otak −> bagian
talamus −> Primary Auditory Korteks
- Superior Colliculi
(Berperan Awal Proses Visual dan Pengendalian
gerakan mata)
Fungsi Otak dalam Kehidupan Manusia
19
Fungsi Otak
20
Otak Kanan dan Kiri
21
22
Anatomi dan Fungsi Otak
26
AREA KORTIKAL YANG BERHUBUNGAN DENGAAN
WICARA
28
Thalamus
•Memegang peranan penting dalam aktivitas sistem
motoris, sistem sensoris, dan fungsi luhur manusia
yang berkaitan dengan emosi dan memori.
•Informasi sensoris masuk ke thalamus dibawa oleh
neuron sebelum menuju otak besar.
•Kerusakan thalamus menyebabkan proses kesadaran
sensoris terganggu (=thalamic syndrome) ditandai
dengan peninggian ambang rasa nyeri, suhu, raba
disertai gangguan emosi.
29
Hipothalamus
•Berperan penting dalam pengaturan metabolisme,
pertumbuhan, dan reproduksi.
•Berkaitan dengan proses pembentukan hormon.
•Termasuk pula dalam fungsi pengaturan emosi sistem
limbik.
30
Amygdala
•Komponen sistem limbik yang berperan dalam proses
memori, emosi, dan pengendali rasa takut.
Hipocampus
•Penting dalam proses belajar dan memori
•Mengubah memori jangka pendek menjadi lebih
permanen
•Proses recall memori: memunculkan kembali informasi
yang telah disimpan sebelumnya
31
Sistem Saraf Pusat
Otak
Otak Tengah (Mesencephalon)
Mempunyai struktur:
- Inferior Colliculi
(Berperan Pendengaran)
Sinyal dari berbagai nukleus batang otak −> bagian
talamus −> Primary Auditory Korteks
- Superior Colliculi
(Berperan Awal Proses Visual dan Pengendalian
gerakan mata)
Otak
Otak Tengah (Mesencephalon)
Cerebellum
•Terletak di bawah lobus occipital
•Dihubungkan ke otak melalui pedunculus cerebri.
•Seperti cerebrum, cerebellum dilapisi oleh lapisan kulit
(cortex)
•Terdiri dari dua hemisphere (kanan dan kiri),
dihubungkan oleh vermis
•Terbagi menjadi lobus-lobus
34
Otak
Otak Kecil (Cerebellum)
Mengendalikan dan meng- koordinasi
gerakan otot tubuh & menyimbangkan tubuh m
36
37
Lobus Anterior
•Menerima rangsang dari medulla spinalis dan
mengontrol otot anti-gravitasi tubuh (mengatur postur
tubuh)
Lobus Posterior
•Berhubungan dengan koordinasi gerakan otot dengan
cara menghambat gerakan otot yang sifatnya tidak
disadari (involunter)
Lobus Flocullonodularis
•Berfungsi mempertahankan keseimbangan
Fungsi Ketiga lobus terintegrasi dalam menjalankan
fungsinya:
•gerakan (movement)
•keseimbangan (balance)
•postur (posture)
38
Sistem Saraf Perifer/Tepi
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf
yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan
sistem saraf pusat.
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di
bagian luar otak dan medulla spinalis (sumsum tulang
belakang).
Sistem Saraf Perifer/Tepi
Nervi craniales: Ser.sensoris et motoris
41
JUMLAH DAN NAMA SARAF KRANIAL DENGAN FUNGSI UMUM DAN LOKASI SEL TUBUH
Lokasi Inti Batang
Urat Saraf Sistem Fungsi
Otak
I Penciuman Penciuman Indrawi Rongga Hidung
II Optik Visual Indrawi Retina Mata
III Oculomotor Visual Motorik Otak tengah
Sistem saraf otonom Otak tengah
IV Trochlear Visual Motorik Otak tengah
Pons Pons
(memperluas
rostral ke otak
V Trigeminal Motorik bahasa dan Menelan Motorik Sensorik
tengah dan
kaudal ke
medula)
VI Abducens Visual Motorik Pons
Motorik Sensorik Sistem saraf Pons Sumsum
Motorik bahasa dan Menelan
VII Wajah otonom belakang Pons
VIII Vestibulocochlear (Dikenal
Pons/sumsum
juga sebagai pendengaran atau audisi dan keseimbangan Sensorik
belakang
akustik)
Sumsum belakang
Motorik Sensorik Sistem saraf
IX Glossopharyngeal Motorik bahasa dan Menelan Sumsum belakang
otonom
Sumsum belakang
Sumsum belakang
X Vagus Motorik bahasa dan Menelan Motorik Sensorik 43
Sumsum belakang
Saraf cranial yang berhubungan dengan proses bicara dan tahap menelan
Resonansi
Oral
Resonansi Faring
Resonansi Esofagus
Oral
44
45
GANGGUAN BICARA AKIBAT CEREBRAL PALSY
A. Salah satu jenis gang. perilaku komunikasi yg ditandai ada kesalahan proses produksi bunyi
bicara. Kesalahan Point Of Articulation (POA) & Manner Of Articulation (MOA) berupa :
Subtitusi, Omisi, Distorsi & Adisi.
Disartria : Gang. Bicara akibat kelumpuhan, kelemahan, spastisitas, gang. Koordinasi
otot2 organ bicara disebabkan kerusakan syaraf pusat maupun perifer.
Cerebral Palsy: sautu jenis gang. atau kerusakan fisik yg paling banyak dijumpai pd
anak2 usia sekolah, ketidak mampuan motorik atau bergerak yg disebabkan krn tdk
berfungsinya otak. (Heward & Orlansky 1988)
Cerebral Palsy : suatu kondisi yang mempunyai ciri adanya kelumpuhan, kelemahan, incoordinasi atau
adanya penyimpangan fungsi motorik akibat adanya kerusakan di pusat kontrol motor di otak ( Perlstein
1952).
Cerebral Palsy : suatu istilah umum yang menunjukan adaya kelumpuhan,kelemahan, incoordinasi atau
penyimpangan fungsi dari sistem motor akibat dari adanya kerusakan di intrakranial atau otak mulai dari
konsepsi sampai usia 2-3 tahun.
46
B. Prevalensi :
1. Wishik 1956 di amaerika 1,5 – 3 kasus cerebral palsy dari 1000 total populasi.
2. Illingworth di inggris dan Scandinavia 1 – 2 kasus cerebral palsy dari 1000 total populasi.
3. Heirlits dan Redin 1955 di Swedia 2 kasus ccerebral palsy dari 1000 total populasi.
4. Wiglly di England dan Wales 2 kasus 1000 total populasi.
5. Estimasi Anak Cacat Fisik Usia 0 – 19 di Amerika Serikat 0,5 % atau 328.000 Heward dan
Orlansky 1980.
6. Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Aanak Cacat Fisik o,5 % atau 215.000 1990/1991.
7. Di amerika kejadian banyak terjadi pada anak kelahiran anak kedua dari pada anak
pertama, Anak cerebral palsy laki-laki lebih banyak dari pada perempuan perbandingan 1-3 :
1.
8. 2-4/1000; 7-10,000 bayi baru lahir setiap tahun.
150 tahun yll ditemukan oleh Dr. Little, seorang ahli bedah ortopedi dan dikenal dengan
Little’s Disease Selama 3 dekade terakhir sudah terjadi kemajuan dibidang perawatan
neonatal dan obstetrik, tetapi nampaknya tidak ada perubahan nyata dalam insiden CP.
47
C. Jenis Cerebral Palsy: Spastik, Chorea Athetoid, Ataxia, Rigidity, Tremor dan Mixed (Eugene
T. Mc. Donald dan Burton Chance Jr. 1964
a. Spastik Disatria : Jenis terbanyak 40 – 60 %. Kelainan bicara akibat spstisitas otot2
organ bicara. Ciri : pengucapan lambat, tegang, penuh usaha, suara keras dan kasar,
pengucapan konsoanan tidak tepat dan kasar, disfungsi otot-otot larynx sehingga
terjadi sentakan tiba-tiba volume dan nada kasar. Menurut William Perkin’s.
Lessi : area motor primer di lobus frontalis dari korteks serebri (area 4) dan di
extra piramidal (area 6).
b. Chorea Athethoid Disatria : Jenis ini 20 – 30 %. Kelainan ini tidak ada kejang atau
kekakuan, otot dapat digerakan dengan mudah tetapi tidak dapat dicegah dan tiap-
tiap waktu datang. Ciri : pola-pola yg tidak teratur, dangkal, bernafas bising,
whispered, hoarse atau ventriculer phonasi, problem artikulasi bervariasi. Menurut
West dkk 1957. Lessi : sistem etra piramidal.
c. Ataxia Disatria : Jenis ini 5 – 10 %. Kelainan bicara akibat gang. Koordinasi gerakan2
phonasi, sluring pada artikulasi kekeliruan dan tidak dipahami bicaranya baik
phrase maupun kalimat, irama dan nada vokalnya terlambat, kekerasan dan kwalitas
monoton, serakulit mengatur kekuatan dan kecepatan Lessi : Cerebellum dan
jarasnya.
d. Rigidity Disatria : Kekakuan yg ekstrim pd anggota tubuh dan sendi2, sukar
bergerak tuk waktu lama jarang terjadi (Hallahan & Kauffman 1982).
e. Tremor Disartria : Hallaham : Adanya gerakan tidak berirama, tidak terkontrol,
tremor meningkat bila anak berusaha mengkontrol. Smith : Luka di sistem
extrapiramidal
f. Mixed campuran
48
49
Pembagian Cerebral Palsy menurut Derajat
Cerebral palsy ringan : anak tidak memerlukan pertolongan krn anak dpt mengurus
diri sendiri dlm kehidupan sehari-hari, dpt bergerak berjalan tanpa alat, berbicara
tegas , dpt hidup dg temen2 walau cacat tidak menggangu kehiduapan & pendidikan,
maka tidak perlu pertolongan.
Cerebral Palsy sedang : memerlukan pertolongan khusus, agar dpt bergerak
mengurus diri sendiri dan berbicara. Sehingga dg alat bantu dan terapi.
Cerebral Palsy berat : anak cacat yg memerlukan pertolongan orang lain memerlukan
perawat seumur hidup.
50
D. Problem Penyerta Cerebral Plasy :
1. Gang. Pendengaran 27,7 %. (Hoberman).
2. Gang. Penglihatan 25 % (New Jersey) pada Cp Ataxia
3. Gang. Perasaan. (proprioseseptif) atau Body Image.
4. Gang. Persepsi : Bentuk, ruang, bunyi, warna.
5. Retardasi Mental 30 – 40 %.
6. Retardasi Pertumbuhan.
7. Lateralisasi Bila lateralisasi sudah teratasi maka problem bicara, menulis, membaca akan
lebih baik dimana anak cp 8 tahun masih ambilateral.
8. Perseverasi
9. Epilepsi
10. Gang. Emosi
11. Gang. Bahasa dan Bicara 75 %.
51
E. Penyebab Cerebral Palsy
Fase Prenatal : (70%)
1. Anoxia : gangguan suplay oksigen dalam jaringan saraf pusat pada janin.
2. Infeksi pada Janin akibat infeksi yang diderita ibu : rubella, toxo plasmotis
3. Gangguan metabolisme susunan saraf pusat pada otak janin. Misal Ibu
Diabetes.
4. Erythroblastosis Foetalis
5. Hipertensi yg menyebabkan Ibu shock akibat solutio placenta.
Fase Natal : (5-10%)
1, Anoxia dan Asphysia : janin terbelit oleh tali pusat selama proses kelahiran.
2. Letak Bayi sung-sang.
3. Trauma
4. Prematuritas
5. Meningitis Purulenta
6. Analgesia
7. Waktu partus yg terlalu lama, bayi terhenti di pelvis.
52
Fase Post Natal :
1. Trauma Kapitis : Memar otak, Pendarahan Epidural, Pendarahan
Subdural. Pendarahan Intraserebral
2. Encephalitis : infeksi jaringan otak.
3. Meningitis Virus : infeksi virus susunan saraf pusat yang akut.
4. Neoplasma
5. Intoxikasi Bisa dari makanan dan obat-obatan.
53
F. Terapi Wicara pada Anak Cerebral Palsy
1. Pre Speech Feeding Program : Anak Cerebral palsy tidak
semua mengalami kesulitan bicara, bagi anak CP berat
kemungkinan mengalami kesulitan menghisap, mengunyah,
menggigit, menelan dan aspek feeding lain, sebelum latihan
bicara perlu diperhatikan. Bila sukses akan membantu anak
dalam kontrol duduk dan kontrol fungsi mulut. Sehingga akan
mengurangi spastisitas.
56
Vibrator Dan Vital Stim
Gambar Pemakaian Vital Stim
Suction dan Tabung Oksigen Portable
Alat Bantu isap untuk membantu terapi pada Disfagia, Post Tracheatomee, Post
Laryngectomee
Selang disediakan sendiri oleh pasien. Bagi terapis wicara perlu pelatihan.
Tabung Oksigen untuk tindakan emergensi bentuknya Portable diletakan di ruang terapi
wicara.
Stetoscope dan Tensi Meter
Alat bantu Diagnostik gangguan suara, gangguan menelan (Auskultasi pita
suara) dan alat bantu terapi suara pada disfonia dan afonia hysterical
Tensi Meter Alat mengukur tekanan darah
POHL : Prinsifnya otot-otot relaksasi secara volunter, latihan gerakan volunter
mengembangkan pola gerakan motorik normal : relaksasi, gerakan akfif dan gerakan
fungsional : gerakan pasif//palpasi sentuhan dan klien diminta untuk menkontrol
secara sadar depan Cermin (portable ,standing dan tiga pintu)
Alat Bantu terapi dalam bentuk visual
2. Treatment By Relaxation : Jacobson 1951 : Prinsip otot-otot
relaksasi secara volunter, latihan mengkontrol gerakan volunter
mengembangkan pola gerakan motorik normal. Ada 3 tahap :
relaksasi, gerakan aktif dan aktivitas fungsional. Cara : gerakan
pasif, palpasi/sentuhan dan kemudian anak diminta
mengontrol secara sadar di depan cermin.
3. Bobath Appoaches to Speech : Menghilangkan pola refleks
primitif. Penggunaan tahanan-menghilangkan-lalu digantikan
lagi dengan bentuk/pola motorik yang matang. Menguasai
perkembangan tingkah laku motoriknya. Tujuan : 1. Menangani
anak CP dg suatu cara, dimana ketidak normalan tonus otot
nya supaya menjadi normal (yg tonusnya tinggi di kurangi dan
yg tonus belum stabil di stabilkan). 2. Meniadakan pola-pola
reflex primitif dari tingkah laku motoris yg ada pda anak. 3.
Permudah proses perkembangan motoris lebih lanjut.
Pada awalnya di daerah kepala dan leher, struktur oral, diikuti
memproduksi fonasi, babbling, produksi wicara, kata, phrase. 62
4. Teknic Resistance : Kabat dan Knott 1954 : Pemberian rangsangan prioseptif
yg terdiri perenggangan, perlawanan maksimal dan tekanan-tekanan,
diberikan oleh terapis sebagai suatu yg berarti bagi motor cortex. Hoberman
1941 : Penjuluran lidah dan pengangkatan lidah. TW dapat memegang lidah dg
sepotong kain tipis, terus mendorong ke belakang dan turun kemudian anak
diperintahkan untuk mendorong lidah ke luar dan ke atas pada saat TW
melawan pergerakan ini. (Alat bantu Spatel).
63
Vital Fungtions
1. Respiration/Pernafasan
2. Sucking/Menghisap
3. Swallowing/Menelan
4. Phonation/Bersuara
5. Chewing/Mengunyah
6. Speech/Bicara
64
Teknis Dasar Latihan
Muscle Exercises : latihan mempermudah permulaan meningkatkan
strength, relaxasi dan mengkontrol alat alat bicara. Rahang, bibir, lidah,
velum, pita suara semua ini untuk meningkat kekuatan dan mobilitas organ
organ artikulasi ( Berry dan John Eisenson).
Latihan Bahasa :
1. Mempertinggi perasaan interaksi dg lingkungan mendapatkan rangsangan
yg menyenangkan (m0dalitas auditory, visual dan tactail/kinestetik)
disarankan ada cermin besar
2. Menunjukan cara untuk mengadakan interaksi dg lingkungan atau
memberikan pengalaman. (berekreasi, bercerita)
65
3. Mengembangkan kemampuan bahasa pasif dan aktif dimulai dari aktifitas
sehari-hari anak dengan Modalitas Stimulasi Auditori, Stimulasi Visual, Stimulasi
Tactail/Kinestetik. Kata benda, kerja, sifat, keterangan, penghubung, mengenal
angka, huruf, membaca, menulis, berhitung, persepsi, orientasi, visuospasial, tanya
jawab, cerita, mainan puzzle, motorik halus, dongeng, Berdoa, Ngaji dll.
66
Alat Bantu Terapi Visual
Latihan Phonasi :
1.Deep inhalation – kontrol – exhalasi
Deep inhalation - kontrol – Mengucapkan ‘aaah’.
2. Mengucapkan dengan berirama
Inhalasi mengucapkan ‘aaah’ – istirahat terus di lanjutkan dengan ‘oooh’, ‘uuuh’,
‘eeeh’, dan ‘iiih’.
3. Phonasi dalam kata
Inhalasi – kontrol – mengucapakan ‘ satu’ – istirahat. Diteruskan sampai 5 kata.
Bisa dulang 3X.
4. Setelah anak bisa pada point no 3 bisa dilanjutkan menirukan kata, phrase, kalimat
dengan catatan setiap kali ucapan harus 1 kali inhalasi. 68
Latihan Pernafasan : merupakan dasar yg sangat penting untuk produksi
bicara.
1. Menghilangkan tonicc reflex yg abnormal
2. Mengembangkan kemampuan untuk mendapatkan sikap yg baik
(speech breathing)
3. Mempertahankan sikap yg baik pd abdomen, tubuh, leher dan kepala
4. Mengembang breathing rate
5. Mengembangkan Speech breathing pattern
6. Menahan gerakan abdomen dan thorax yg tidak syncron
7. Mengembangkan kontrol pernafasan (latihan meniup).
69
Senam/Latihan 0tot-otot Rahang, Bibir & Wajah yg dipersyarapi N V
Trigeminus & N VII Fasialis, N IX Glosofaryngeus
Menarik sudut mulut ke kanan – kiri
Membulatkan bibir
Menyerengai
Memonnyongkan
Menarik bibir atas & bawah ke dalam
Menggembongkan pipi
Menghisap
Membuka & menutup mulut
Gerakan mengunyah
Bersiul
Menggetarkan bibir
Menarik otot wajah ke kanan – kiri
Salah satu mata kanan tertutup mata kiri terbuka
Salah satu mata kiri tertutup mata kanan terbuka
Mengkerutkan dahi
Membelalakkan mata
Mengucapkan Vokal /a/
Mengucapkan Vokal /o/
Mengucapkan Vokal /i/
Meniup
Menghisap
Menggembungkan Pipi 70
Otot lidah yg dipersyarapi N XII Hypoglosus
Latihan Otot Lidah
Menjulurkan lidah ke depan
Menjulurkan lidah ke depan lurus
Lateral lidah ke kanan – kiri
Menyentuh sudut mulut luar ke kanan – kiri
Menyentuh sudut mulut daLam ke kanan – kiri
Menyentuh gigi atas – gigi bawah
Menyentuh bibir atas – bibir bawah luar
Menyentuh bibir atas – bibir bawah dalam
Menyentuh pipi kanan –pipi kiri
Menekuk lidah ke bawah
Elevasi lidah ke atas menyentuh langit-langit keras
Elevasi lidah ke atas menyentuh langit-langit lembut
Melipat lidah
Menjetakkan lidah
Rotasi lidah dari kanan ke kiri atau dari kiri ke kanan
Menggetarkan lidah
Mengucapkan Pa-Ta-Ka
Mengucapkan A-ka
Mengucapkan Ka
Menjulurkan lidah keluar dg kuat
71
OTOT LEHER & BAHU YG DIPERSYARAPI N XI ACESSORIUS
Latihan otot leher & bahu
Gerakan ke kanan – kiri
Gerakan dari kanan ke kiri
Gerakan dari kiri ke kanan
Gerakan ke bawah
Gerakan ke atas
Memutar otot leher dari kanan ke kiri
Memutar otot leher dari kiri ke kanan
Rotasi otot leher
Gerakan otot bahu ke atas terus lepas
Gerakan otot bahu ke depan
Gerakan otot bahu ke belakang
Sebelum melakukan latihan senam lebih dahulu latihan pernapasan
Tarik nafas dari hidung pelan-pelan dalam 3-4 detik tahan beberapa detik lalu lepaskan pelan-pelan
2-3 detik
Lakukan minimal 10 X Setiap Sesi Latihan
Kondisi harus relaksasi
Massage Otot Rahang, bibir, lidah & leher
Vibrasi
72
Sudut Pandang dlm Pengembangan Bahasa & Bicara.
Dlm upaya mengembangkan kemampuan bahasa & bicara yg benar & baik perlu mengetahui fungsi atau
kemampuan belahan otak.
1. Kemampuan belahan otak kiri (Kemampuan linguistik) : untuk penggunan bahasa &
bicara yg benar.
a. Isi Bahasa (Semantik) :
* Pengetahuan Obyek * Membaca
* Hubungan Obyek
* Hubungan Peristiwa
b. Bentuk Bahasa * Menulis
* Fonologi.
* Morfologi. * Matematik
* Sintaktik
c. Penggunaan Bahasa
* Fungsi
* Konteks
2. Kemampuan belahan otak kanan (kemampuan para linguistik) : tuk penggunaan bahasa & bicara yg baik.
3. Pragmatik Bahasa : Intonasi, Prosodi, Atensi, Orientasi, Emosi, Gilir Bicara Tugas, Kontak Mata, Pemahaman
Perubahan, Fokus Bicara, Seleksi Topik Bicara. Dlm mengembangkan kemampuan bahsa & bicara
menggunakan modalitas auditory, visual & tactail/kinestetik dimulai dari Aktivitas Sehari-hari anak (ADL-nya).
Bentuk Tim Penanganannya “Multi Disipliner” : Terapis Wicara, Psikolog, Psikiater, Neurolog, Paediatris,
Okupasi Terapis, Ortopaedagog, Paedagog, Nutrisi, Fisioterapi & Peran Orang Tua.
73
Hal yg perlu diketahui sebelum intervensi pada anak :
Intervensi yang harus di lakukan pada anak-anak yang mempunyai cedera otak
adalah memperbaiki fungsi otak yang terganggu dengan merangsang susunan
syaraf pusat/otak anak, bukan saraf tepinya/otot.
Intervensi berdasarkan pada tahap perkembangan anak.
Prinsip intervensi dengan gerakan, krn setiap gerak adalah senso-motor, yang
terkait dengan pemahaman yg diterima melalui 5 panca indera kita :
penglihatan, pendengaran, perabaan + penciuman dan pengecapan.
Cedera otak merupakan pengahalang untuk penerimaan otak yg masuk
melalui jalur pengelihatan, pendengaran, perabaan, begitupun untuk
motoriknya.
74
Hal yg harus kita lakukan adalah ada 3 cara :
1. Meningkatkan rangsangan dalam hal : Frekwensi, Intensitas, Durasi
2. Peran Keluarga
3. Empati / kasih sayang
75
-Dokter Umum TATA LAKSANA Orang
- Dokter Spesialis PELAYANAN TERAPI WICARA Tua/Keluarga/Masyarakat
-Tenaga Kesehatan
-Guru
• Perolehan data
• Pengolahan data
• Perencanaan
• Tindakan
PEROLEHAN DATA PENGOLAHAN DATA PERENCANAAN TINDAKAN EVALUASI • Evaluasi
• Ringkasan akhir
Evaluasi
Suatu tindakan atau proses untuk menentukan tingkat keberhasilan
terapi.
1) Evaluasi dilaksanakan setiap akhir pertemuan dan pada akhir terapi
jangka pendek.
2) Evaluasi dimaksud untuk mendapatkan informasi kemampuan klien
yang telah dicapai yang berfungsi untuk menetapkan tindak lanjut.
3) Setelah evaluasi dilaksanakan terapis mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak keluarga klien
Dokumentasi dan Administrasi
Dokumen tertulis mengenai data klien sejak awal sampai akhir pelayanan. Terapis
wicara bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kelengkapan dan pemeliharaan
Administrasi klien. Terapis wicara wajib mencatat secara rinci dan teratur rencana dan
pelaksanaan terapi baik setiap sesi/pertemuan atau setiaap periode.
Data yang diliputi dalam adminitrasi klien :
1) Data lengkap hasil pengkajian
a) Perolehan data
b) Pengolahan data
2) Data lengkap hasil pengembangan program
a) Perencanaan
b) Tindakan
c) Evaluasi/Tindak lanjut
3) Ringkasan akhir (pada saat klien berhenti terapi karena selesai, indah, atau
meninggal).
Stimulasi Kognitif
Dalam bukunya D.C. Gangale, 1993, yang dikutif oleh Ki Pranindyo HA, 1999 : 13
mengatakan 3 bagian cara-cara menanggulangi klien yaitu :
a. Bagian suara dan kaitanya
b. Bagian stimulasi dan kaitannnya
c. Bagian latihan motorik mulut, kepala, leher dan wajah
83
2. Bagian pernafasan cara yang dianjurkan antara lain :
- Melatih sirkulasi pernafasan
- Respiration Training (F.A.XXIII)
3. Bagian relaksasi cara yang dianjurkan antara lain :
- Metode Relaksasi (F.A.XXII)
4. Bagian Phrasing (latihan artikulasi) cara yang
dianjurkan antara lain :
- Metode Early Approch (integral stimulasi, motokinestetic, phonetic placement)
5. Latihan adduksi pita suara cara yang dianjurkan antara lain :
- Inhalation Phonation (F.A.XV)
- Gargle Approch (F.A.XIII)
- Pushing Approch (F.A.XXI) metode ini kontra indikasi dengan klien yang
mempunyai tekanan darah tinggi.
6. Bagian perncanaan palatal cara yang dianjurkan antara lain :
- Yawn Sigh Approch (F.A.XXV)
84
B. Komunikasi dan Stimulasi
1. Bagian Komunikasi cara yang dinjurkan antara lain :
- Menghilangkan permusuhan
- Tegas
- Pertanyaan
- Pernyataan
- Penguatan positif (motivasi)
2. Bagian Stimulasi meningkatkan kognitif dan kemampuan motorik klien.
a. Stimulasi Auditory ( S1. pendengaran disebut 227 kali dalam Al Quran).
- Suara berbisik
- Bunyi-bunyi bernada
- Bunyi didalam – diluar ruangan
- Suara Wicara (mendongeng, ceritera)
b. Stimulasi Visual (S2. pengelihatan disebut 148 kali dalam Al Quran).
- Foto keluarga, obyek, video, mainan bentuk,ukuran
- Variasi warna (warna gelap – terang)
- Variasi sinar
- Sinar matahari, bulan, bintang
- Lampu redup – menyala terang – padam
- Senter menyala – padam dll 85
c. Olfaktorik (penciuman)
- Aroma yang sudah di kenal : Minyak kayu putih, parfum, minyak rambut.
- Aroma yang menimbulkan reaksi : alkohol, amoniak.
Jelaskan dan tunjukan kurang lebih selama 5 – 10 detik sebelum
stimulasi di kerjakan.
d. Stimulasi rasa kecap
- Makanan familier dan favorit : coklat, jeli, agar-agar, mie
- Rasa kontras : asin, pahit, manis, asam
e. Stimulasi taktail ( S3. (sentuhan pada kulit)
- Human touch (sentuhan)
- Texture / jaringan : bunga, sisir, amplas, busa
- Temperatur : es di bungkus kain kain dicelupkan ke air hangat
Tunjukan dan jelaskan kepada klien sebelum melaksanakan kegiatan
Kinestetik.
Tanpa melihat ( mata di tutup )
- Acungkan tangan
- Mempertemukan jari jemari dari kedua tangan
- Mengacungkan 2 jari tangan
86
- Mempertemukan ujung ibu jari dengan jari-jari yang lain dalam 1 tangan
- Mempertemukan ibu jari tangan kiri dengan jari telunjuk tangan kanan,
demikian juga ibu jari tangan kanan dengan jari telunjuk tangan kiri lalu
gerakanlah bergantian.
f. Stimulaai Vestibuler perubahan gerak dan titik tumpuh tubuh terhadap gravitasi.
- Perubahan posisi tidur ke duduk tegak, berdiri
- Pindah dari tempat tidur
- Membolak-balikan posisi tidur
Kalaborasi dengan Fisioterapi dan Okupasi Terapi.
g. Stimulasi rongga mulut
- Gunakan kain kasa atau sikat gigi yang lembut menggosok pipi bagian dalam,
lakukan gerakan memutar, dari pipi bergerak ke bagian bawah, geraham
stimulasi bagian permukaan luar geraham.
- Gerakan kedepan dan kebelakang secara berangsur terus, bertambah samapai
mencapai 5 x naik turun.
Dan Allah Mengeluarkan kamu dari perut ibumu – kamu tak tahu apa-apa – dan ia
memberikan kepada kamu pendengaran dan pengelihatan dan hati agar kamu bersyukur
(QS : An – Nahl [16] ; 78) Pendengaran disebut sebanyak 227 kali, Pengelihatan 148 kali
dan Lidah 25 kali, dalam Al Quran
87
h. Stabilitas kepala dan rahang
- Tekan bibir bawah dengan menggunakan jari telunjuk
- Tekan rahang pada bagian dagu dengan menggunakan jari tangan
- Letakan ibu jari anda ke dagu bagian belakang dan stabilkan posisi ini.
C. Motorik mulut, kepala, leher dan wajah latihan ini di bedakan menjadi 2 yaitu :
1. Latihan aktif / perlawanan (resintence) ( Lidah di sebut 25 kali dalam Al Quran )
a. Lokasi untuk perlawanan antara lain :
- Body of tongue elevasi
- Lateral side resintence
b. Meningkatkan kontrol ujung lidah antara lain :
- Tongue tip scrape
- Blunted tongue tip resistence
c. Latihan untuk meningkatkan kontrol lidah guna menalan antara lain :
- Texture food
- Dry swallows
- “ K” Tongue stimulasi
88
2. Latihan pasif antara lain :
- Upper lip stretch
- Sustained palm massage of cheeks
- Buccal cavity pull
3. Latihan stimulasi sensori antara lain :
- Brush cheeks
- Ice block stimulation to cheeks
4. Latihan aktif bibir dan pipi antara lain :
- Kissing exercice
- Upper lip movement
- Smile eercise
- “ O “ exercice
5. Latihan aktif lidah antara lain :
- Tongue lip movement
- Lateral tongue stretch
6. Latihan aktif leher antara lain :
- Lateral neck stretch
- Nech and back stretch
89
Model Stimulasi
90
Stimulasi Emosi : misal anak diajak menyanyikan lagu “Kupu-kupu” beri kesempatan anak
menyanyi dg ekspresi suara dan gerak seuai imajinasi dan rasa estika mereka. Misal
mengembangkan imajinasi minta membayangkan earna kupu-kupu, bentuk kupu-kupu
dan gerakan kupu-kupu. Melatih emosi misal anak imajinasi sedih,bingung, ekspresi mimik
lucu. Tanyakan ke tentang ekspresi tadi.
Stimulasi Sensomotorik
Beri kesempatan anak bermain peran, bernyanyi dan bergerak. Anak-anak berperan sebagai
kupu yg bernyanyyi dan bergerak-gerak ke sana kemari. Membayangkan mereka sebagai
kupu-kupu di taman bunyi bermain bersama temen2nya dg riang gembira, juga berusaha
mengedalikan diri dg berhenti krn sudah lelah.(diiringi lagu dan musik).
Stimulasi Visuospasial
a. Mewarnai dan mengambar sesuai imajinasi mereka tentang bentuk pelaku yg ada
dalam cerita misal kupu.
b. Menyusun Puzzle dll.
91
Sekilas Metode Terapi :
92
Komputer Kids
28 PROGRAM BELAJAR
Geniuskids merupakan produk edukasi & games untuk anak usia Play Group, TK, dan
SD. produk ini terdiri dari beberapa program yang dirancang untuk menunjang belajar
diantaranya :
1. Menulis A, B, C
2. Test IQ
3. Belajar Bahasa Inggris
4. Kamus Inggris-Indonesia ( Bersuara)
5. Belajar Mengetik 1
6. Mengenal Bentuk Benda
7. Organ ( bermain musik )
8. Belajar 1, 2, 3
9. Editor
10.Permainan Jari Tangan
11.Test Bahasa Inggris
12.Belajar Berhitung
13.Mengetik Kata
14.Mengisi Huruf
15.Free Cell
93
16.Melukis
17.Belajar Mengetik
18.Mengenal Kata dan Gambar
19.Catur
20.Kalkulator
21.Mengenal Komputer
22.Media Player
23.Sketsa Foto
24.Solitaire
25.Pengucapan Bahasa Inggris
26.Belajar Bahasa Inggris 2
27.Belajar Mengetik 3
28.Mengenal Benda
94
Pengertian Disartria
Disartria : Gang. bicara yg diakibatkan cedera neuromuskuler. kasus dewasa
BUKAN GANGGUAN BAHASA
Disartria is a disorder of articulation dua to impairment of the central nervous
system which directly control the muscles of articulations, (L.E Travis, 1971. hal
11dalam buku Handbook of Speech Pathology and Audiology, Prentice-Hall Inc,
Englewood Cliffe, New Jerssey).
Dysarthria is term for a collection of motor speech disorders due too impairment
originating in central or pheripheral nervous system. Respiration, articulation,
phonation, resonation and/ar prosody may be affected Volitional and automatic
actions, such as chewing and swallowing and movement of the jaw and tongu may
also be deviant. It excludes apraxia and fungtional or central language disorders (L.
Nicolosi, et al ; 1989, hal 86, dalam buku Therd Edition, Terminology of
Communication Disorders Speech-Language Hearing, Williams & Wilkins
Company, USA.).
Dysarthria refers to a disturbance in the execution of motor patterns for speech, due
to paralysis, weaknes, or discoordination of speech musculature (Wood, 1971, p. 237,
Curtis E. Weiss, 1967, p. 86 dalam buku Clinical Managemment of Articulation and
Phonology Disorders, William & Wilkis Company, Baltimore, USA. )”. 95
Penyebab : GPDO, CVA, Stroke, Gang. Biokimia, Trauma, Neoplasma, Keracunan,
Radang (Ensefalitis, Neuristis), Infeksi Virus (Poliomielitis), Degenerasi Progresif
(Multiple Sclerose) & Kel. Kongenital.
96
Klasifikasi Disartria Klinik Mayo (Darley, Aroson , Brown )
1975 dikutif Reni Dharmaperwira Prins 1996.
97
Disartria hipokinetis (Rigid) : Lessi Subtantia nigra dan/atau globus
palidus pada sistim ekstrapiramidal Penyebab : 97 % Parkinson,
ensefalitis, trauma, keturunan, racun/obat, stoke multi infrak. Ciri :
Huruf mati tdk tepat, monoton, kurang dinamis ,tekanan berkurang,
bag. Bicara pendek & cepat. Suara serak, nada bicara rendah
Disartria Hiperkinetis : Lessi Striatum dan/atau Nukleus
subthalamikus. Penyebab : Penyakit keturunan(Korea Huntington),
infeksi streptokok, penyakit kuning ganas, kekurangan zat asan waktu
lahir, interus nuklear pada pertentangan rhesus. Ciri : Huruf mati tdk
tepat, huruf hidup tdk benar, monoton, tekanan berkurang, suara
serak, istirahat diperpanjang, kecepatan bervariasi, kurang dinamis,
kalimat pendek, artikulasi bergantian memburuk, hipernasility.
Fonasi terperas, tremor
Disartria Campuran : Lessi Kombinasi disartria bulber dan spastik,
Striatum. Penyebab : Amyotrofic lateral sclerosis, multiple sclerose,
peny. Wilson. Ciri : artikulai sangat tergang, bicara lambat & sulit,
hipernasality, suara sangat parau, kontrol sangat keras tergang, suara
serak, tek. berkurang, monoton kekerasan suara yg rata.
98
Komponen2 fung. Kelakuan Bicara
Pengontrolan Pernapasan : waktu meniup, menghitung
Fonasi : membuat vokal /a/ selama mungkin, Tangga nada, ketinggian
suara rata2,
Resonansi
Artikulasi
Prosodi
99
Pemeriksaan TEDYVA
100
SEKILAS INTERVENSI DISARTRIA
Tujuan Penanganan : Mencapai cara berkomunikasi yg optimal
untuk pasien dg lingkungannya.
Penerangan & Bimbingan.
Prinsip dasar : Penanganan dr awal, kesadaran, penjelasan,
penerimaan, faktor yg paling mengganggu, saling tergantung,
perbaikan sikap, kerja sama.
Terapi Kelompok kasus yang sama.
Multidisipilin/Kolaborasi
101
Intervensi Terapi Wicara Disartria :
Latihan Pernafasan : Nafas biasa (Murry mengajur ambil nafas 3-
4 detik lalu hembuskan 2-3 detik istirahat , di ulangi lagi. , nafas
dg suara /f,a,n/.
Latihan Fonasi : Kontrol suara, tinggi suara, kekerasan suara
Latihan Resonansi.
Latihan Artikulasi Kosonan /t/ lalu kosonan ini di ulangi
denengan metronom ketukan ta-ta-ta
Latihan Prosodi : Kecepatan Bicara, tekanan.
Alat bantu teknis terapi.
Latihan otot-otot organ bicara.
Manipulasi otot-otot organ bicara.
Vibrator Oral, Vibrator/Vital Stim, Voca Stim pd otot-otot organ
bicara.
Pemahaman Konsep Bahasa pemberian contoh untuk Disartria
Anak Cerebral Palsy.
Perhatikan ada problem menelan.
102
Terapi Suara Pada Disartria
Altering Tongue Position (F.A.I)
Ear Training (F.A.VII)
Hierachy Analysis (F.A.XIV)
Relaxation (F.A. XXII)
103
Vitalstim
Alat bantu terapi untuk stimulasi otot-otot organ wicara
dan menelan yang bagian luar
APRAKSIA
106
Metode & Tenik Terapi Wicara
1. Stimulasi : Berdasar prisip pengamatan dg multi sensory approach yg dpt digunakan tuk
memperbaiki ”konsep komunikasi yg salah.
a. Stimulasi Visual : Pend. Melihat mekanisme gerakan yg benar yg dilakukan terapis wicara dg
membandingkan gerakan pend. Yg salah.
b. Stimulasi Auditory : Model sistem auditory, dlm hal ini pend. Mendengar bunyi2 yg benar &
kemudian berusaha tuk memproduksi bunyi2 bicara yg benar sbg mana bicara yg didengar
dlm model.
2. Phonetic-Placement : Menuntut pend. Gang. Komunkasi & menelan tuk memperhatikan
gerakan & posisi organ bicara atau alat komunikasi yg lain, sehingga pend. Mampu
mengendalikan pergerakan tuk memproduksi komunikasi yg benar. Mengutamakan excercise
& latihan gerak otot2 & sendi organ bicara melalui intruksi2 vebal& dibantu alat peraga visual
sesuai dg gerakan yg dikehendaki.
3. Moto Kinestetik : Manipulasi. Penerapan sekilas hampir sama dg phonetic-placement, akan ttp
pd metode ini TW melakukan teknis manipulasi secara langs. Pd otot2 organ
bicara/komunikasi & menelan yg dipandang perlu. Bisa dg jari, tong spatel, kuas khusus atau
alat vibrasi agar pend. Gang. Komunikasi & menelanmengendalikan alat2 organ bicara langs.
Pd otot2 organ bicara/komunikasi & menelan yg dipandang perlu. Bisa dg jari, tong spatel,
kuas khusus atau alat vibrasi agar pend. Gang. Komunikasi & menelan mengendalikan alat2
organ bicara.
4. Psiko-Edukatif : Prisip psikoterapi, bimbingan atau penyuluhan serta pendidikan. TW
menanamkan ”Konsep” komunikasi yg benar kpd pend. Gang. Komunikasi & menelan tuk
mengganti atau menghilangkan konsep komunikasi & menelan yang salah. Teknis : Play
Therapy, Role Playing Dramatisasi atau teknik lain yg digunakan dlm bid. Psikoterapi &
pendidikan. Hrs bisa memilih metode yg tepat sesuai dg permasalahan gang. Komunkasinya.
107
5. Compensatory Pattern : Penerapan sangat khas, metode ini diberikan
kpd pend. Krn suatu sebab sudah tdk dpt mungkin menggunakan
komunikasi yg normal. Prinsipnya memberikan ”Alternatif”
komunikasi baru yg umumnya kurang lazim digunakan tuk
menggantikan komunikasi normal yg tdk mungkin digunakan
penderita.
Kesimpulan
Gamb. diatas menunjukan : jenis & derajat gang. bicara sangat
bervariasi. Jadi dlm menggunakan metode terapi hrs sesuai dg kondisi
& masalah disamping ditutut TW hrs cermat dlm mempertimbangkan
hasil pemeriksaan, melihat perk. Kemp. Bicara dr waktu ke waktu.
108
MATUR NUWUN
WASSALAM
TERAPIS WICARA, EDUKASI, MANAJEMEN
GUNAWAN, SMTW,SPd, MM
Email. gunawanTW@yahoo.com
HP 08159554139/082220084958
109