PENDAHULUAN
keluarga, khususnya ibu. Jika dilihat dari segi gizi anak, makan
anak terbiasa kebiasaan makan yang baik dan benar dan juga untuk
memuaskan, makan tidak mau ditelan, makan terlalu sedikit atau tidak
makan makanan yang aneh (pika), hanya mau makan jenis tertentu saja,
1
tingkat keterampilan makan, dan keluhan lain. Dampak gangguan
yang berarti. Pada gangguan makan yang berat dan berlangsung lama
artinya berkenaan dengan otak, dan palsy yang artinya paralisis. Anak-
2
Pada anak-anak dengan palsi serebralis, terjadi gangguan motorik,
dan status gizi. Faktor- faktor ini lah yang menyebabkan anak-anak
gizi buruk. Gizi yang buruk, pada akhirnya membuat anak rentan
cerebral palsy.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
neonatorum. Sir William Osler adalah orang yang pertama kali
pencegahannya.[10,12,13]
B. EPIDEMIOLOGI
5
serebralis tampaknya masih tidak banyak berubah atau mungkin
neurologis.[10]
6
b. Perinatal: anoksia/hipoksia, perdarahan otak, trauma
7
anggota gerak bawah terkena lebih berat, gangguan
atas spastik.
hipertonus.
koordinasi kurang.
8
Berdasarkan gerakan yang ditimbulkannya:
ekstrimitas.
dan atetosis.
postur abnormal.
lebar.
9
b) Berdasarkan derajat kemampuan fungsionalnya, Palsi
Classification System.[12,18]
a. Level I
b. Level II
c. Level III
d. Level IV
masyarakat.
e. Level V
10
c) Menurut kecacatannya, dapat dikelompokkan menjadi:[11]
a. Ringan
b. Sedang
dapat bersekolah.
c. Berat
11
d. Berat sekali
12
kadang-kadang efektif, akan membawa komplikasi, termasuk
yang berat
13
klinisi dapat merekomendasikan penggunaan selang
3. Inkontinensia urin
14
A. DEFINISI
15
B. EPIDEMIOLOGI
gangguan perkembangan.[3]
C. MANIFESTASI KLINIS
16
makan adalah gangguan asupan gizi seperti kekurangan kalori,
infeksi.[7,8]
17
Pada dasarnya gagal tumbuh dibagi menjadi 2, yaitu karena
1.[19]
18
Tabel 1. Penyebab Gagal Tumbuh Faktor Non Organik
menjadi:[9]
19
b) Kelainan/penyakit pada bagian lain saluran cerna
Hirschpung, dll.
hal ini sering tidak disadari oleh para ibu atau pengasuh anak yang
enak misalnya terlalu asin atau pedas dan dengan cara menyuapi
20
sendok. Semua hal ini menyebabkan kegiatan makan merupakan
tidak baik.[9]
atau disemua fase menelan (deglutisi), baik pada fase oral, fase
21
oleh mulut, gangguan fungsi lidah, gangguan daya dorong lidah,
E. PENATALAKSANAAN
yaitu:[1,6,7]
perilaku makan.
22
- Pemeriksaan penunjang bila diperlukan.
a) Nutrisi
suasana makan.
sebagai acuan ialah grafik WHO 2006 untuk anak kurang dari
2 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun.
23
Klasifikasi CDC 2000 (>2-
WHO 2006 ( 0-2 tahun)
Gizi 18 tahun)
Obesitas Z- Score (> +3) SD >120%
Overweight Z- Score (+2) (+3) SD 110-120 %
Gizi Baik Z- Score (-2) (+2) SD 90 110 %
Gizi Kurang Z- Score (-2) (-3) SD 70 90 %
Gizi Buruk Z- Score (> -3) SD < 70%
24
tidak termasuk aktivitas dan pengolahan badan. Dihitung dengan
sbb:[6]
25
c. Tentukan kebutuhan protein pasien (sesuai RDA)
26
dua macam alternatif yaitu pemberian nutrisi secara enteral
dan parenteral.[6]
yaitu:[6]
27
- Polimerik, yang terbuat dari makronutrien intak yang
padat kalori
intravena.[6]
5. Evaluasi/pengkajian respons
28
rawat inap evaluasi dan monitoring dilakukan setiap hari,
kebutuhan.[6]
sebagainya.[1]
29
34 jam dan tidak memberikan makanan kecil, susu, atau jus
saat makan
30
F. PROGNOSIS
psikologis/gangguan kejiwaan.[7]
31
BAB III
KESIMPULAN
32
pada akhirnya membuat anak rentan terhadap infeksi, dan
gangguan gizi.
33
DAFTAR PUSTAKA
2009.
www.pediatrik.com/pkb/061022021726-bvxh131.pdf.
2011.
34
10. Karin NB, Kenneth SF. Cerebral Palsy. In: Kenneth FS. Pediatric
13. Prevo AJH. Cerebral Palsy. In: Roeshadi DJ, Narendra MB,
Hospital; 1999.
http://www.caringforcerebralpalsy.com/index.html.
35
16. Palisano R, Rosenbaum P, Walter S, Russel D, Wood E. Gross
17. Gage RJ. Diplegia and Quadriplegia. In: Gait analysis in Cerebral
Palsy. New York: Mac Keith Press; 1991. Hal 70- 151.
36