A Case Report
Emilzon Taslim
Fran S Widodo, Rifaatul Mardiana F
Abstract.
Abstrak
PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN FISIK
panjang badan : 47 cm
PEMERIKSAAN FISIK
KASUS
Seorang bayi perempuan usia 8 hari dengan
diagnosis
meningoensefalokel.
Pasien
direncanakan untuk operasi cell plasty pada
tanggal 26 September 2011.
ANAMNESIS
PENGELOLAAN ANESTESI
Premedikasi
Teknik anestesi:
Semi open jacksional rees, intubasi secara sadar
dengan menggunakan ETT no 3,5. Induksi
inhalasi O2;N2O:sevoflurance
Maintenance dengan O2; N20; sevofluran.
Monitoring selama operasi
9.0
0
Nadi
(kali/menit
)
Nafas
(kali/menit
)
Saturasi
KESIMPULAN
10
2
35
10
0
9.1
5
110
9.3
0
100
9.4
5
102
10.0
0
100
10.1
5
115
10.3
0
102
34
33
36
33
35
36
98
99
98
99
97
99
10.45
Nadi
(kali/menit)
Nafas
(kali/menit)
Saturasi
Pasien ASA 1
102
11.00
110
35
34
100
98
anak
dengan
27 September 2011
- kejang (-)
3
- menangis(+)
- cukup aktif
Vital Sign
nadi ; 120 kali/menit
Nafas; 38 kali/menit
saturasi : 98 %
Pasien di pindahkan ke covis dengan keadaan
umum stabil.
Foto post op
DISKUSI
Telah dilakukan tindakan anestesi pada seorang
neonatus jenis kelamin perempuan usia 8 hari.
Dengan diagnosis meningoensefalokel dan
rencana terapi Cell Plasty.
Pernafasan
Frekuensi pernafasan lebih cepat dibanding
orang dewasa, biasanya pada neonatus frekuensi
pernafasan 30- 40 x permenit dengan jenis
pernafasan abdominal, sehingga gangguan pada
sistem ini akan sangat ,memudahkan terjadinya
gangguan pernafasan. epiglotis menempel pada
langit-langit sehingga neonatus bernafas lewat
hidung.1,11
Sirkulasi
Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis,
akibat tahanan pembuluh paru yang besar (lebih
tinggi dibanding tahanan vaskular sistemik
=SVR) hanya 10% dari keluaran ventrikel kanan
yang sampai ke paru, sedang sisanya (90%)
terjadi shunting kanan ke kiri melalui duktus
arteriosus Bottali.3,4
SISTEM SYARAF
Waktu perkembangan sistem saraf, sambungan
saraf, struktur otak, dan mielinisasi akan
berkembang pada trimester tiga (myelinisasi
pada neonatus belum sempurna, baru matang
dan lengkap pada usia 3-4 tahun), sedangkan
berat otak sampai 80% akan dicapai pada umur
2 tahun. Waktu-waktu ini otak sangat sensitive
terhadap keadaan-keadaan hipoksia.2,6
Persepsi tentang rasa nyeri telah mulai ada,
namun neonatus belum dapat melokalisasinya
dengan baik seperti pada bayi yang sudah besar.
Sebenarnya anak mempunyai batas ambang rasa
nyeri yang lebih rendah dibanding orang
dewasa.10,14
FUNGSI HATI
Fungsi detoksifikasi obat masih rendah dan
metabolisme karbohidrat yang rendah pula yang
dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia dan
6
Sisa
dari
blok
obat
relaksasi
otot
dikombinasikan dengan zat anestesi IV dapat
menyebabkan kelelahan otot-otot pernafasan,
depresi pernafasan dan apnoe pada periode
pasca anestesi.4
Setiap keadaan bradikardia harus dianggap
berada dalam keadaan hipoksia dan harus cepat
diberikan oksigenasi. Kalau pemberian oksigen
tidak
menolong
baru
dipertimbangkan
9
pemberian sulfas atropin.
PENGATURAN SUHU
Pusat pengaturan suhu di hipotalamus belum
berkembang, walaupun sudah aktif. Kelenjar
keringat belum berfungsi normal, mudah
kehilangan panas tubuh (perbandingan luas
permukaan dan berat badan lebih besar, tipisnya
lemak subkutan, kulit lebih permeabel terhadap
air) sehingga neonatus sulit mengatur suhu
tubuh dan sangat terpengaruh oleh suhu
lingkungan (bersifat poikilotermik). Produksi
panas mengandalkan proses non-shivering
thermogenesis yang dihasilkan oleh jaringan
lemak coklat yang terletak diantara skapula,
aksila, mediastinum dan sekitar ginjal. Hipoksia
mencegah produksi panas lemak coklat.1,3,4
FARMAKOLOGI
Farmakokinetik dan farmakodinamik obat-obat
yang diberikan pada neonatus berbeda dibanding
dengan dewasa karena pada neonatus :
1.Perbandingan volume cairan intravaskular
terhadap cairan ekstravaskular berbeda dengan
orang dewasa.
2.Laju filtrasi glomerulus masih rendah
3.Laju metabolisme yang tinggi
4.Kemampuan obat berikatan dengan protein
masih rendah
5.Hati yang masih immature sehingga
mempengaruhi proses biotransformasi obat.
Penenang
Tidak dianjurkan, karena susunan syaraf pusat
belum berkembang, mudah terjadi depresi,
kecuali pascaanestesi dirawat diruang perawatan
intensif..9,12
PERSIAPAN ANESTESI
Sebelum anestesi dan pembedahan dilaksanakan,
keadaan hidrasi, elektrolit, asam basa harus
berada dalam batas-batas normal atau mendekati
normal. Sebagian pembedahan bayi baru lahir
merupakan kasus gawat darurat. Proses transisi
sirkulasi neonatus, penurunan PVR (Pulmonary
Vascular Resistance) berpengaruh pada status
asam-basa.
MASA ANESTESI
Induksi
Pada waktu induksi sebaiknya ada yang
membantu. Usahakan agar berjalan dengan
trauma sekecil mungkin. Umumnya induksi
inhalasi dengan Halotan-O2 atau HalotanO2/N2O.12.15
Intubasi
Intubasi neonatus lebih sulit karena mulut kecil,
lidah besar-tebal, epiglottis tinggi dengan bentuk
U. Laringoskopi pada neonatus tidak
membutuhkan bantal kepala karena occiputnya
menonjol. Sebaiknya menggunakan laringoskop
bilah lurus-lebar dengan lampu di ujungnya.
Hati-hati bahwa bagian tersempit jalan nafas
atas adalah cincin krikoid. Waktu intubasi perlu
pembantu guna memegang kepala. Intubasi
biasanya dikerjakan dalam keadaan sadar
(awake intubation) terlebih pada keadaan gawat
atau diperkirakan akan dijumpai kesulitan.
Beberapa penulis menganjurkan intubasi sadar
Premedikasi
Sulfas Atropin
DAFTAR PUSTAKA
3.
4.
5.
6.
7.
KESIMPULAN
Anestesi pada neonatus merupakan hal yang lain
dari biasanya. Karena mereka bukanlah
merupakan miniatur orang dewasa sehingga
8.
10