OLEH
HANSON JOSHUA
NIM 113063J121018
Laporan Pendahulan Respirasi Distress Syndrome, ini telah disetujui pada tanggal
Oktober 2021
Menyetujui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik
Mengetahui,
Ketua PSIK & Profesi Ners Kepala Ruangan
.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Fisiologis
Bayi lahirpremature
Lapisan lemak
belum
Inadekuat surfaktan terbentuk
G. PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan yang harus dilakukan untuk mencegah komplikasi
pada bayi resiko tinggi adalah mencegah terjadinya kelahiran prematur,
mencegah tindakan. seksio sesarea yang tidak sesuai dengan indikasi medis,
melaksanakan manajemen yang tepat terhadap kehamilan dan kelahiran bayi
resiko tinggi. Tindakan yang efektif utntuk mencegah RDS adalah:
1. Mencegah kelahiran kurang bulan (premature)
2. Mencegah tindakan seksio sesarea yang tidak sesuai dengan indikasi medis
3. Management yang tepat.
4. Pengendalian kadar gula darah ibu hamil yang memiliki riwayat DM.
5. Optimalisasi kesehatan ibu hamil.
6. Kortikosteroid pada kehamilan kurang bulan yang mengancam.
H. KOMPLIKASI
1. Komplikasi jangka pendek ( akut ) dapat terjadi :
a. Ruptur alveoli
Bila dicurigai terjadi kebocoran udara (pneumothorak,
pneumomediastinum, pneumopericardium, emfisema intersisiel ), pada
bayi dengan RDS yang tiba-tiba memburuk dengan gejala klinis
hipotensi, apnea, atau bradikardi.
b. Dapat timbul infeksi yang terjadi karena keadaan penderita yang
memburuk dan adanya perubahan jumlah leukosit dan
thrombositopeni. Infeksi dapat timbul karena tindakan invasiv seperti
pemasangan jarum vena, kateter, dan alat respirasi.
c. Perdarahan intrakranial dan leukomalacia periventricular
Perdarahan terjadi pada 20-40% bayi prematur dengan frekuensi
terbanyak pada bayi RDS dengan ventilasi mekanik.
d. PDA dengan peningkatan shunting dari kiri ke kanan merupakan
komplikasi bayi dengan RDS terutama pada bayi yang dihentikan
terapi surfaktannya.
2. Komplikasi jangka panjang yang sering terjadi :
a. Bronchopulmonary Dysplasia (BPD)
Merupakan penyakit paru kronik yang disebabkan pemakaian oksigen
pada bayi dengan masa gestasi 36 minggu.BPD berhubungan dengan
tingginya 14 volume dan tekanan yang digunakan pada waktu
menggunakan ventilasi mekanik, adanya infeksi, inflamasi, dan
defisiensi vitamin A.
b. Retinopathy premature
Kegagalan fungsi neurologi, terjadi sekitar 10-70% bayi yang
berhubungan dengan masa gestasi, adanya hipoxia, komplikasi
intrakranial, dan adanya infeksi
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Gambaran radiologis
Diagnosis yang tepat hanya dapat dibuat dengan pemeriksaan foto
rontgen toraks. Pemeriksaan ini juga sangat penting untuk menyingkirkan
kemungkinan penyakit lain yang diobati dan mempunyai gejala yang
mirip penyakit membran hialin, misalnya pneumotoraks, hernia
diafragmatika dan lain-lain. Gambaran klasik yang ditemukan pada foto
rontgen paru ialah adanya bercak difus berupa infiltrate retikulogranuler
ini, makin buruk prognosis bayi. Beberapa sarjana berpendapat bahwa
pemeriksaan radiologis ini dapat dipakai untuk mendiagnosis dini
penyakit membran hialin, walaupun manifestasi klinis belum jelas.
2. Gambaran laboratorium
Kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium diantaranya
adalah :
a. Pemeriksaan darah
Kadar asam laktat dalam darah meninggi dan bila kadarnya lebih
dari 45 mg%, prognosis lebih buruk, kadar bilirubin lebih tinggi bila
dibandingkan dengan bayi normal dengan berat badan yang sama.
Kadar PaO2 menurun disebabkan kurangnya oksigenasi di dalam paru
dan karena adanya pirau arteri-vena. Kadar PaO2 meninggi, karena
gangguan ventilasi dan pengeluaran CO2 sebagai akibat atelektasis
paru. pH darah menurun dan defisit biasa meningkat akibat adanya
asidosis respiratorik dan metabolik dalam tubuh.
1) Batasan Karakteristik :
a) Bradipnea
b) Dispnea
c) Fase ekspirasi memanjang
d) Ortopnea
e) Penggunaan otot bantu pernafasan
f) Penggunaan posisi tiga titik
g) Peningkatan diameter anterior-posterior
h) Penurunan kapasitas vital
i) Penurunan tekanan ekspirasi
j) Penurunan tekanan inspirasi
k) Penurunan ventilasi semenit
l) Pernafasan bibir
m) Pernafasan cuping hidung
n) Pernafasan ekskursi dada
o) Pola nafas abnormal (mis., irama, frekuensi, kedalaman)
p) Takipne
2) Faktor yang berhubungan
a) Ansietas
b) Cedera medulaspinalis
c) Deformitas dinding dada
d) Deformitas tulang
e) Keletihan
f) Hiperventilasi
g) Sindrom hipoventilasi
h) Gangguan musculoskeletal
i) Kerusakan neurologis
j) Imaturitas neurologis
k) Disfungsi
l) Keletihan otot pernapasan
m) Cedera medulla spinalis
c. Diagnosa : ketidakefektifan termoregulasi
1) Definisi : fruktuasi suhu diantara hipotermi dan hipertermia 2)
Batasan karakteristik :
a) Dasar kuku sianostik
b) Fruktuasi suhu tubuh diatas dan dibawah kisaran normal
c) Kulit kemerahan
d) Hipertensi
e) Peningkatan suhu tubuh diatas normal
f) Peningkatan frekuensi pernafasan
g) Sedikit menggigil, kejang
h) Pucat sedang
i) Piloereksi
j) Penurunan suhu tubuh dbawah normal
k) Kulit dingin. Kulit hangat
l) Pengisian ulang kapiler lambat
m) Taikardi
3) Faktor yang berhubungan :
a) Usia yang ekstrem
b) Fluktuasi suhu lingkungan
c) Penyakit
d) Taruma
4. Perencanaan Keperawatan (NANDA NIC NOC, 2015)
1. Diagnosa : Gangguan Pertukaran Gas
a. Tujuan dan Kriteria hasil :
NOC
1) Cardiac Pump Effectiveness
2) Circulation Status
3) Vital sign status
b. Kriteria Hasil :
1) Tanda vital dalam rentang normal (TD, Nadi, Respirasi)
2) Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
3) Tidak ada penurunan kesadaran
c. Intervensi (NIC)
Monitoring Respirasi:
1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman pernapasan,
pernapasan, dan upaya napas R/ .Berguna dalam derajat
distres pernapasan atau kronisnya proses penyakit
2) Monitor kemampuan batuk efektif
R/ Kental, tebal, dan banyaknya banyaknya sekresi sekresi
adalah sumber utama gangguan pertukaran pertukaran gas
pada jalan napas kecil, penghisapan dibutuhkan bila batuk
tidak efektif.
3) Auskultasi bunyi napas
R/ Bunyi napas mugkin redup karena penurunan aliran udara
atau area konsolidasi, adanya mengi mengindikasikan spasme
bronkus/ bronkus/ tertahannya tertahannya sekret. Krekels
basah menyebar menunjukan cairan pada intertisial/
dekompensasi jantung
4) Awasi tingkat kesadaran / status mental
R/ Gelisah dan ansietas adalah manifestasi umum hipoksia.
AGD yang memburuk disertai bingung bingung menunjukan
menunjukan disfungsi serebral yang berhubungan
berhubungan dengan hipoksemia.
Terapi Oksigen
Oxygen Therapy
1) Mempertahankan jalan napas paten
R/ Menjaga keadekuatan ventilasi
2) Kolaborasi dalam pemberian oksigen terapi
R/ Meningkatkan ventilasi dan asupan oksigen
3) Monitor aliran oksigen
R/ Menjaga aliran oksigen mencukup
Respiratory Monitoring
Nelson. (1999). Ilmu Kesehatan Anak. Volume I. Edisi 15. Jakarta : EGC.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. (1985). Buku Kuliah 3. Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran UI.
Suriadi & Yuliani. (2006). Buku Pegangan Praktik Klinik Asuhan keperawatan
pada Anak Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto. Wong L.