Anda di halaman 1dari 84

PROPOSAL

GAMBARAN HAMBATAN DAN HARAPAN MAHASISWA

KEPERAWATAN DALAM PROSES MENCAPAI PRESTASI BELAJAR

MASA PANDEMI DI STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2020

OLEH :

Hanson Joshua

113063C117013

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN

BANJARMASIN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan

Proposal dengan judul ”Gambaran hambatan dan harapan mahasiswa keperawatan

dalam proses mencapai prestasi belajar masa pandemi ” dengan baik dan lancar.

Proposal ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin.

Proposal ini dapat terselesaikan berkat dukungan, bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Warjiman, MSN selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan

Banjarmasin.

2. Sr. Margaretha M. SPC, BSN, MSN selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan dan Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan

Banjarmasin.

3. Chrisnawati, BSN. MSN selaku pembimbing I dalam membimbing dan

memberikan arahan dalam dalam pembuatan proposal ini .

4. Theresia Jamini, S.Kep, Ners. M.Kep selaku pembimbing II dalam

membimbing dan memberikan arahan dalam pembuatan proposal ini.

5. Theresia Ivana,. S.Kep, Ns, MSN Selaku Penguji I

6. Aula Rachman,. S.Kep, Ners, M.Kep Selaku Penguji II

7. Ermeisi Er Unja S.Kep Ners, M.Kep selaku penguji III

i
8. Ermeisi Er. Unja, S.Kep.,Ners, M.Kep koordinator Riset Penelitian Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin.

9. Dania Relina Sitompul, S.Kep,.Ners, M.Kep selaku pembimbing akademik

S1 jalur regular angkatan XI

10. Seluruh Staf Pendidik dan Tata Usaha STIKES Suaka Insan Banjarmasin

yang turut membantu dalam proses jalannya penelitian.

11. Kedua orang tua dan saudara-saudara saya yang saya kasihi, atas doa dan

dukungan yang tidak pernah berhenti baik moril maupun materil yang tidak

ternilai harganya. Terima kasih atas segalanya yang telah diberikan, semoga

selalu dalam lindungan Tuhan Yesus Kristus.

12. Seluruh teman-teman Sarjana Keperawatan jalur reguler Angkatan XI

khususnya dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan

Banjarmasin yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama ini.

Penulis telah berusaha untuk menyelesaikan proposal ini dengan sebaik-baiknya.

Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan.

Oleh karena itu, demi kesempurnaan proposal ini, penulis mengharapkan adanya

kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga hasil dari penulisan

proposal ini dapat dimanfaatkan bagi perkembangan ilmu kesehatan khususnya

ilmu keperawatan.

Banjarmasin, 20 Januari 2021

Hanson Joshua

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................


KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR SKEMA ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
C. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4
D. Keaslian Penelitian ................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Telaah Pustaka ................................................................................................. 12
B. Landasan Teori ................................................................................................ 38
C. Kerangka Teori ................................................................................................ 58
D. Kerangka Konsep ............................................................................................ 60

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................................... 61
B. Tempat dan waktu penelitian ........................................................................... 61
C. Populasi ........................................................................................................... 61
D. Variabel Penelitian .......................................................................................... 62
E. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 66
F. Uji Validitas Dan Rehabilitas .......................................................................... 66
G. Tehnik Pengumpulan Data .............................................................................. 69
H. Rencana Jalannya Penelitian ........................................................................... 70
I. Cara Analisa Data ............................................................................................ 72
J. Pertimbangan Etika ........................................................................................ 75

iii
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR SKEMA

Bagan 2.1 Kerangka Teori ..............................................................................59

Bagan 2.2 Krangka Konsep ................……………………………………….60

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 2. Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Lembar Kuesioner

Lampiran 4. Lembar Konsultasi

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Prestasi belajar adalah sebuah pencapaian yang di dapatkan

seseorang dalam usaha belajar seperti mendapatkan sebuah nilai yang

bagus tetapi prestasi belajar juga bisa dalam bentuk penguasaan apa yang

sudah kita pelajari tetapi dibalik pencapaian yang didapat perlu ada usaha

yang keras untuk bisa mendapatkannya. Usaha keras yang harus dilakukan

saat ini adalah dengan cara bagaimana mahasiswa bisa mengatasi

permasalahan yang ada di perkuliahan yang menggunakan cara metode

online atau daring. Adanya beberapa pendapat diatas yang dapat

disimpulkan bahwa ada permasalahan perekonomian dan sinyal yang bisa

menyebabkan hambatan pada pembelajaran online atau daring.

Tantangan lain yang di hadapi adalah kendala dalam pembiayaan

pembelajaran daring. Mahasiswa mengungkapkan bahwa untuk mengikuti

pembelajaran daring, mereka harus mengeluarkan biaya cukup mahal

untuk membeli kuota data internet. Menurut mereka pembelajaran dalam

bentuk konferensi video telah menghabiskan banyak kuota data sementara

diskusi online melalui aplikasi pesan instan tidak membutuhkan banyak

kuota. Rata-rata mahasiswa menghabiskan dana Rp. 100.000 sampai Rp.

200.000 perminggu, tergantung provider seluler yang digunakan.

Penggunaan pembelajaran daring menggunakan konferensi video

1
2

membutuhkan biaya yang cukup mahal (Naserly, M. K., 2020). Akan

tetapi hal tersebut akan tetap di lakukan agar bisa mencapai prestasi dalam

pembelajaran.

Pembelajaran online adalah sistem belajar yang terbuka dan

tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan),

yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk

memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi

dan interaksi yang berarti (Dabbagh&Ritlan,2015:47).Mahasiswa

mengikuti pembelajaran online dan banyak kendala yang terjadi saat

melakukan pembelajaran online namun tidak sedikit mahasiswa yang

mengeluhkan jaringan yang bermasalah dan juga mahalnya biaya untuk

membeli kuota internet tetapi hal tersebut sudah menjadi resiko

pembelajaran yang menggunakan metode jaringan internet. 30%

mahasiswa kesulitan mengikuti kuliah online karena masalah sinyal

internet sebab tidak semua wilayah Indonesia memiliki kualitas jaringan

internet yang sama,selain itu masalah ekonomi juga ikut serta dalam

masalah tersebut 65% mahasiswa terhambat oleh masalah jaringan

internet, atau kuota internet (Nizam,2020;Syarif, 2020).

Virus corona menyerang seluruh lapisan masyarakat di Indonesia

dan menempati di urutan ke 19 jumlah covid terbanyak di dunia menurut

data di lapangan jumlah orang yang sudah terinfeksi virus covid mencapai

400.483 orang untuk yang di rawat berjumlah 61.078 orang lalu korban
3

meninggal dunia mencapai 13.612 orang dan yang sembuh berjumlah

325.793 orang Ridhoo, (Mahbub,2020). Penyebaran wabah virus tersebut

berdampak pada sistem pendidikan yang ada di Indonesia khususnya

perkuliahan pada mahasiswa keperawatan maka, disini teknologi berperan

lebih penting dalam proses pembelajaran. Selama mahasiswa sebagai salah

satu yang jumlahnya paling banyak di institusi pendidikan tentunya sangat

merasakan dampak perkuliahan online atau daring, dimana sistem

pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka baik lingkungan

kampus atau lahan praktik berubah menjadi daring (PH, Mubin, &

Basthom, 2020).

Dari hasil wawancara studi pendahuluan pada tanggal 20-23

November 2020 didapatkan 8 orang partisipan mahasiswa Stikes Suaka

Insan Banjarmasin , 6 dari 8 partisipan mahasiswa mengatakan jaringan

menjadi kendala dalam mengikuti perkuliahan online dan 4 dari 8

mahasiswa juga mengatakan kuota internet yang mahal juga menjadi

kendala dalam mengikuti kuliah online lalu 1 dari 8 mahasiwa mengatakan

kontrak waktu yang kadang bisa lebih cepat dan bisa lebih lambat yang

membuat pembelajaran kurang efektif. Dari dampak permasalahan di atas

mengakibatkan prestasi belajar di sebagian mahasiswa menjadi menurun 4

dari 8 mahasiswa mengalami penurunan meskipun tidak terlalu signifikan

dan sisanya mengalami kenaikan tetapi tidak terlalu signifikan juga. Untuk

harapan yang di dapat dari sebagian mahasiswa mengatakan ........

Fokus masalah
4

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka fokus masalah dalam

penelitian ini adalah” Bagaimana Gambaran hambatan dan harapan

mahasiswa keperawatan dalam proses mencapai prestasi belajar masa

pandemi di Stikes Suaka Insan Banjarmasin 2020 ?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran hambatan dan harapan

mahasiswa keperawatan dalam proses mencapai prestasi belajar masa

pandemi

C. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian pada penelitian ini adalah untuk:

1. Manfaat teoritis

Di harapkan hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran, memperluas wawasan dan perspektif pengembangan ilmu

tentang hambatan dan harapan mahasiswa keperawatan dalam mencapai

prestasi belajar

2. Manfaaat praktis

a. Bagi Insitusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan

dan menambahkan pengetahuan terkait gambaran hambatan dan

harapan mahasiswa keperawatan dalam proses mencapai prestasi

belajar di masa pandemi Penelitian ini juga dapat menjadi


5

pertimbangan bagi institusi pendidikan untuk membuat strategi

pembelajaran yang lebih baik.

b. Bagi Dosen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membangun cara mengajar dosen

selama perkuliahan dan menambah wawasan pengetahuan dosen dalam

membuat strategi pembelajaran.

c. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

mahasiswa sehingga mampu melakukan perkuliahan dan menambah

pengetahuan dari mahasiwa itu sendiri.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan untuk

peneliti dalam proses mencapai prestasi masa pandemi covid -19


6

D. Keaslian penelitian

No Judul dan tahun Nama Metode & hasil penelitian Perbedaan penelitian

penelitian peneliti
1. PENERAPAN Iskandar,S penelitian ini menggunakan Perbedaan dengan

SISTEM yarifah metode kualitatif dengan tehnik penelitian ini terletak

PEMBELAJAR Masthura, survey. Penelitian dilakukan pada pada metode

AN DARING Cut tanggal 09 – 10 April 2020 kuantitatif, jumlah

PADA Oktaviyana dengan jumlah responden sample dan tempat

MAHASISWA sebanyak 144 orang mahasiswa penelitian.

KEPERAWAT PSIK Fakultas Kedokteran

AN Universitas Abulyatama Aceh.

UNIVERSITAS Data diperoleh melalui

ABULYATAM pertanyaan-pertanyaan yang

A dibagikan kepada seluruh

2020 responden dalam bentuk google

form. Setelah itu data yang

terkumpul dianalisis untuk

dideskripsikan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui

tanggapan mahasiswa

keperawatan pada penerapan

pembelajaran daring dengan

metode survey terhadap 144


7

responden. Hasil penelitian

didapatkan, tipe media yang

digunakan sebanyak 50,7%

whatsapp, 49,3% zoom dan

11,8% google classroom.

Pemahaman terhadap tipe media

pembelajaran sebanyak 73,9%

belum tahu dan 26,1% tahu.

Perasaan mengikuti perkuliahan

daring 56,6% tidak senang,

43,4% senang, pemahaman

terhadap materi 37,1% sedikit

paham, 31,5% sedang dan 23,8%

paham. Kendala yang dihadapi

39,9% jaringan/sinyal, 37,8%

kuota internet. Efektifitas 55,6%

efektif serta 44,4% tidak efektif.

Kesimpulan sistem pembelajaran

daring akibat pandemi ini secara

keseluruhan sudah dapat diterima

oleh civitas akademika

keperawatan Universitas

Abulyatama.
2. Kendala Yang Syafaatul Metode yang dipakai dalam Perbedaan dengan

Dihadapi Hidayati penelitian ini adalah metode penelitian ini terletak


8

Mahasiswa penelitian kualitatif deskriptif pada metode ,tempat

Pendidikan data dari hasil penelitian ini lokasi penelitian dan

Ekonomi diperoleh peneliti melalui teknik populasi yang di

Universitas wawancara, observasi dan juga teliti pada mahasiswa

Pamulang dokumentasi terhadap 10 orang Pendidikan Ekonomi

Dalam responden yang terpilih dari Universitas Pamulang

Mengikuti mahasiswa Program Studi S1

Perkuliahan Pendidikan Ekonomi Fakultas

Daring Keguruan dan Ilmu

Pada Mata 1. Kendala internal internal

Kuliah Seminar muncul dalam diri mahasiswa

Proposal sendiri. Dalam hal ini kendala

Penelitian yang dialami mahasiswa meliputi

Selama Masa kemampuan dalam menggunakan

Pandemi Covid- IT dan kemampuan kendala

19 mahasiswa dalam memahami

2020 materi tidak sama.

Kecanggihan teknologi tidak

membuat mahasiswa melek

teknologi secara

keseluruhan.

Masih ada mahasiswa yang masih

gagap teknologi.

Ini sangat menghambat


9

kelancaran perkuliahan. Misalnya

yang sering di alami mahasiswa

adalah tidak mengetahui cara

share screen saat perkuliahan

melalui aplikasi zoom. Ini dapat

menghambat kelancaran dalam

proses perkuliahan daring.

Disamping itu sebagian besar

responden juga mengalami

kendala pemahamanmateri.

Menurut mereka lebih enak

bertatap muka langsung dengan

dosen,karena dengan tatap muka

lebih bisa memahami materi.

Dengan tatap muka mahasiswa

bisa bertanya langsung kepada

dosen apabila ada materi yang

tidak dipahami.

2. Kendala eksternal Ada

beberapa kendala eksternal yang

dihadapi oleh mahasiswa.

Pertama, kendala jaringan internet

semua responden menyatakan

bahwa mereka mengalami


10

kendala jaringan. Menurut

mereka tidak semua daerah

jaringan internetnya baik,

meskipun dari provider yang

sama.

Ini menjadi kendala utama

mengingat perkuliahan daring

yang dibutuhkan adalah internet.

Kedua, kendala kuota yang

terbatas. Perkuliahan daring

khususnya melalui teleconference

via zoom membutuhkan

quota yang tidak sedikit.

Sementara itu keadaan ekonomi

saat pandemi Covid 19 tidak

stabil. Ini menjadi hambatan juga

bagi mahasiswa mengingat

mereka banyak menggantungkan

biaya kuliah dari orang tua.

Ketiga, kendala fasilitas yang

tidak merata. Masih ada beberapa

orang mahasiswa yang tidak

mempunyai ponsel pintar atau

bahkan laptop serta komputer. Ini


11

menjadi kendala tersendiri bagi

keterlaksanaannya perkuliahan

daring dengan baik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Pengertian Hambatan Pada Proses Belajar

Untuk dapat mencapai tujuan dalam belajar mahasiswa sering dihadapkan

pada hambatan-hambatan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proses

belajar. Dalam kehidupan seharihari, hambatan sering dikenal dengan

istilah halangan. Hambatan memiliki arti yang begitu penting dalam

melakukan setiap kegiatan. Hambatan dapat menyebabkan pelaksanaan

suatu kegiatan menjadi terganggu. Hambatan belajar pada dasarnya suatu

gejala yang tampak ke dalam berbagai jenis manifestasi tingkah laku.

Gejala hambatan itu dimanifestasikan secara langsung dalam berbagai

bentuk tingkah laku (Yani, 2012:15). Menurut Oemar (1992:72),

“Hambatan adalah segala sesuatu yang menghalangi, merintangi,

menghambat yang ditemui manusia atau individu dalam kehidupannya

sehari-hari yang datangnya silih berganti, sehingga menimbulkan

hambatan bagi individu yang menjalaninya untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hambatan adalah

suatu hal yang bersifat negatif yang dapat menghambat atau menghalangi

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Hambatan ini menjadi sebuah

rintangan seseorang dalam melakukan kegiatan tertentu.

Ahmadi (1991) mengemukakan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

dapat digolongkan ke dalam 2 golongan yaitu:

faktor intern dan ekstern.

12
13

Ahmadi dan Supriyono (Irham & Wiyani, 2013:264-265), menjelaskan

faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua

golongan yaitu berikut ini:

Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi:

a. Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar

pada peserta didik seperti kondisi peserta didik yang sedang sakit,

kurang sehat, adanya kelemahan atau cacat tubuh dan sebagainya.

b. Faktor psikologi Faktor psikologi peserta didik yang dapat

menyebabkan kesulitan belajar meliputi tingkat intelegensi pada

umumnya rendah, bakat terhadap mata pelajaran rendah, minat belajar

yang kurang, motivasi yang rendah, dan kondisi kesehatan mental

yang kurang baik.

Faktor ekstern (faktor dari luar manusia) meliputi:

a. Faktor-faktor non-sosial.

Faktor non sosial yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada

seseorang dapat berupa peralatan belajar atau media belajar yang

kurang baik atau bahkan kurang lengkap, kondisi ruang belajar atau

gedung yang kurang layak, kurikulum yang sangat sulit dijabarkan

oleh dosen dan dikuasai oleh mahasiswa, waktu pelaksanaan proses

pembelajaran yang kurang disiplin, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor sosial.

Faktor-faktor sosial yang juga dapat menyebabkan munculnya

permasalahan pada seseorang seperti faktor keluarga, faktor sekolah,

teman bermain, dan lingkungan masyarakat yang lebih luas.


14

2. Pengertian Harapan Pada proses belajar

Menurut Synder (1994), harapan adalah keseluruhan daya kehendak

(willpower/agency) dan strategi (waypower/pathway) yang dimiliki

individu untuk mencapai sasaran (goal). Bila seseorang tidak memiliki

ketiga komponen tersebut, hal itu tidak bisa disebut sebagai harapan.

Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat

syaraf indivdu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena

terjadi secara mental dan tidak dapat diamati. Oleh karena itu, proses

belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang

yang berbeda dengan sebelummnya

Jadi dapat di simpulkan bahwa harapan pada proses belajar adalah

sebuah daya kehendak dan strategi untuk mencapai sebuah tujuan dalam

sebuah proses pembelajaran namun perlu di ketahui bahwa proses belajar

hanya dapat di lihat jika ada perubahan prilaku dari seseorang. Berikut

beberapa faktor harapan dalam mencapai proses belajar yaitu faktor

internal dan eksternal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang

menjalani proses belajar, yaitu :

a. Semangat Belajar Salah satu faktor internal dalam prestasi belajar yaitu

semangat belajar, karena meskipun seseorang pelajar memiliki

semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat, pasti akan tetap

merasakan kemalasan, mengalami keengganan dan kelalaian. Maka

tunas semangat ini harus dipelihara secara terus menerus. Semangat

belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses


15

belajar. Lemahnya semangat atau tidak adanya semangat belajar akan

melemahkan kegitan belajar, selanjutnya mutu belajar akan menjad

rendah. Menurut (Moekijat, 2004) “Semangat adalah kemampuan

sekelompok orang untuk bekerja sama dengan giat dan konsekuen

dalam mencapai tujuan bersama”. Bisa dikatakan bahwa semangat

belajar adalah kemampuan untuk bekerja dengan giat dan konsekuen

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dalam jangka waktu

lama melalui latihan maupun pengalaman sehingga seseorang memiliki

keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.

b. Percaya diri Pemahaman tentang hakekat percaya diri akan lebih jelas

jika seseorang melihat langsung berbagai peristiwa yang dialami oleh

dirinya sendiri atau orang lain. Rasa percaya diri sering dimaknai

dengan rasa kemampuan individu dalam menyeimbangkan struktur

kejiwaan yang ada pada diri individu tersebut, dengan kata lain percaya

diri adalah individu yang mampu mengendalikan gejala emosional

seperti takut dan sebagainya sehingga ia berani memposisikan pada hal

yang seimbang. Berdasarkan berbagai peristiwa dan pengalamn tersebut

bisa kita lihat bahwa gejala-gejala tingkah laku seseorang yang

menggambarkan adanya rasa percaya diri atau tidak.

c. Bakat Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bkat dalam

arti potensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai

dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip


16

dengan intelgensi. Dalam perkembangan selanjutnya bakat diartikan

sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa

banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Misalnya

seorang siswa berbakat dalam bidang elektro, maka akan lebih mudah

menyerap informasi, kemampuan dan keterampilan yang berhubungan

dengan bidang elektro ketimbang siswa lainnya.

Faktor eksternal merupakan suatu komponen sistem yang ikut

menentukan keberhasilan proses pendidikan. Faktor internal meliputi

lingkungan keluarga maupun pergaulan.

a. Keluarga Pendidikan keluarga merupakan pengalaman pendidikan

pertama bagi anak. Pendidikan keluarga juga merupakan dasar dari

pendidikan anak sehingga untuk memperoleh pengetahuan dan

pengalaman yang lain maka keluarga dengan kesadaran memberikan

pendidikan yang lain pula yaitu dengan menyekolahkan

anaknya.endidikan di sekolah memberikan motivasi dalam

mengaktifkan anak didiknya sehingga tidak menutup kemungkinan

banyak keanekaragaman problem yang dihadapi anak didiknya dengan

latar belakang yang berbeda.

b. Pergaulan Interaksi antar siswa dapat mempengaruhi hubungan atau

pergaulan yang dapat membentuk kepribadian seseorang. Suryabrata,

2001 menjelaskan bahwa pergaulan adalah jalinan hubungan sosial

antara seseorang dengan orang lain sehingga terjadi saling

mempengaruhi satu dengan lainnya. Pengaruh dari individu atau

kelompok yang bermanfaat sedangkan dampak negatif dapat


17

mengarahkan seseorang pada pergaulan bebas yang harus dihindari oleh

setiap masyarakat khususnya bagi remaja (Papalia et, 2014). (Hadi,

2008) berpendapat bahwa pergaulan adalah kontak langsung antara satu

individu dengan individu lain, termasuk di dalamnya pendidik dan

siswa. Ahmadi et, 2007: mengemukakan pergaulan adalah kontak

langsung antara satu individu dengan individu lain (Fahrur, 2016).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, didapat suatu kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan pergaulan adalah hubungan atau interaksi

antara seseorang dengan orang lain yang meliputi tingkah laku dan

melibatkan orang lain.

3. Konsep mahasiswa

a. Definis Mahasiswa adalah individu yang sedang menuntut ilmu di

tingkat perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta

atau lembaga lain yang sederajat dengan perguruan tinggi. (Siswoyo,

2007: 121).

Susantoro (dalam Siregar, 2006) menyatakan bahwa sosok

mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap

keilmuwannya yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan

objektif, sistematis dan rasional. Mahasiswa secara harfiah adalah orang

yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau

akademi. Merekayang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi

otomatis dapat disebut sebagai mahasiswa


18

Mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang besar untuk dapat

memecahkan masalah dalam bangsanya, maka dari itu mahasiswa

bertanggung jawab dan mempunyai tugas dalam hal akademis ataupun

organisasi (Oharella, 2011).

Menurut Budiman (2006), mahasiswa adalah orang yang belajar

di sekolah tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya bagi

suatu keahlian tingkat sarjana. Sementara itu menurut Daldiyono (2009)

mahasiswa adalah seorang yang sudah lulus dari Sekolah Lanjutan

Tingkat Atas (SLTA) dan sedang menempuh pendidikan tinggi.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, peneliti

menyimpulkan bahwa mahasiswa adalah orang yang sedang menjalani

pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi.

b. Ciri-ciri Mahasiswa :

Menurut Kartono (dalam Siregar, 2006), mahasiswa merupakan anggota

masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain:

1) Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan

tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelektual.

2) Yang karena kesempatan di atas diharapkan nantinya dapat bertindak

sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin

masyarakat ataupun dalam dunia kerja.

3) Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses

modernisasi.

4) Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang

berkualitas
19

dan profesional.

c. Tugas dan Kewajiban Mahasiswa

Menurut Siallagan (2011), mahasiswa sebagai masyarakat kampus

mempunyai tugas utama yaitu belajar seperti membuat tugas, membaca

buku, buat makalah, presentasi, diskusi, hadir ke seminar, dan kegiatan-

kegiatan lainnya yang bercorak kekampusan. Di samping tugas utama, ada

tugas lain yang lebih berat dan lebih menyentuh terhadap makna

mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai agen perubah dan pengontrol sosial

masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya sebagai harapan

bangsa, yaitu menjadi orang yang setia mencarikan solusi berbagai

problem yang sedang mereka hadapi.

d. Hak Mahasiswa

Menurut Pasal 109 dan PP. No. 60 Tahun 1999 .

Mahasiswa mempunyai hak :

1) menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab

untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila

yang berlaku dalam lingkungan akademik;

2) memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang

akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuan;

3) memanfaatkan fasilitas perguruan tinggi dalam rangka kelancaran

proses belajar;

4) mendapat bimbingan dari dosen yang bertanggung jawab atas

program studi yang di ikutinya dalam penyelesaian studinya;


20

5) memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program

studi yang diikutinya serta hasil belajarnya;

6) menyelesaikan studi lebih awal dari jadwal yang ditetapkan sesuai

dengan persyaratan yang berlaku;

7) memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

8) memanfaatkan sumberdaya perguruan tinggi melalui

perwakilan/organisasi kemahasiswaan untuk mengurus dan

mengatur kesejahteraan, minat dan tata kehidupan bermasyarakat;

9) pindah keperguruan tinggi lain atau program studi lain, bilamana

memenuhi persyaratan penerimaan mahasiswa pada perguruan

tinggi atau program studi yang hendak dimasuki, dan bila mana

daya tampung pergururan tinggi atau program yang bersangkutan

memungkinkan;

10) ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa perguruan tinggi

yang

bersangkutan;

11) memperoleh pelayanan khusus bilamana menyandang cacat.

e. Peranan Mahasiswa

Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial selalu dituntut untuk

menunjukkan peranannya dalam kehidupan nyata. Menurut Siallagan

(2011), ada tiga peranan penting dan mendasar bagi mahasiswa yaitu

intelektual, moral, sosial.


21

1) Peran intelektual

Mahasiswa sebagaiorang yang intelek, jenius, dan jeli harus bisa

menjalankan hidupnya secara proporsional, sebagai seorang mahasiswa,

anak, serta harapan masyarakat.

2) Peran moral

Mahasiswa sebagai seorang yang hidup di kampus yang dikenal bebas

berekpresi, beraksi, berdiskusi, berspekulasi dan berorasi, harus bisa

menunjukkan perilaku yang bermoral dalam setiap tindak tanduknya tanpa

terkontaminasi dan terpengaruh oleh kondisi lingkungan.

3) Peran sosial

Mahasiswa sebagai seorang yang membawa perubahan harus selalu

bersinergi, berpikir kritis dan bertindak konkret yang terbingkai dengan

kerelaan dan keikhlasan untuk menjadi pelopor, penyampai aspirasi dan

pelayan masyarakat.

f. Nilai-nilai Mahasiswa

Definisi Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka untuk lebih

memahaminya lagi. Kita perlu mengetahui isi dari Tri Dharma Perguruan

tinggi ini. Isi Tri Dharma ini ada tiga, dan ketiga isinya merupakan

landasan dari sebuah perguruan tinggi.

Landasan itu terdiri dari:

g. Pendidikan

Bangsa Indonesia ini membutuhkan kaum intelektual, yang kelak bisa

membangun bangsa ini menjadi lebih maju lagi. Dan salah satu kaum

intelektual yang jumlahnya semakin bertambah banyak adalah mahasiswa.


22

Nah, untuk mencetak generasi intelektual yang berbudi luhur serta

memiliki sudut pandang yang baik terhadap dunia, maka perguruan tinggi

membutuhkan sistem pendidikan yang baik. Sistem pendidikan yang baik

dan komprehensif di perguruan tinggi tentunya tidak hanya sekedar

transfer ilmu dari dosen ke mahasiswanya saja. Tapi peran mendidik pun

tetap harus menjadi tanggung jawab dosen sebagai tenaga pendidik di

perguruan tinggi tersebut. Jadi amatlah tidak benar, jika ada dosen yang

lebih mengutamakan kepentingannya dibandingkan kepentingan para

mahasiswanya.

h. Penelitian dan Pengembangan

Selain sebagai sebuah wadah atau sistem pendidikan, perguruan tinggi

pun memiliki kewajiban untuk melakukan penelitian dan pengembangan.

Terkait ilmu-ilmu yang diampu di perguruan tinggi tersebut. Sehingga

peran perguruan tinggi tidak hanya men-transfer ilmu yang sudah tersedia

saja, namun perlu mengembangkannya lagi melalui berbagai kegiatan

penelitian. Kewajiban meneliti di perguruan tinggi tidak hanya ditujukan

kepada mahasiswanya saja, tapi para dosennya pun memiliki kewajiban

yang sama. Tapi bedanya jika mahasiswa melakukannya sebagai syarat

kelulusan dengan mengimplementasikan ilmu yang didapat melalui

penelitian, sedangkan kalau dosen menjadi prasyarat yang terkait dengan

jenjang karir. Namun tujuan

utamanya tetap untuk pengembangan ilmu yang ada dan penelitian hal-hal

baru.
23

i. Pengabdian pada Masyarakat

Isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga adalah pengabdian

pada masyarakat. Siapa yang bertanggung jawab untuk mengabdi? Yang

bertanggung jawab untuk mengabdi ke masyarakat tentunya seluruh

civitas akedemika perguruan tinggi tersebut. Namun masing-masing

tentunya mengabdi dengan cara yang berbeda. Bentuk pengabdian

mahasiswa kepada masyarakat, misalnya melalui organisasi-organisasi

kemahasiswaan, entah itu dalam bentuk bakti sosial, penyuluhan,

pendampingan masyarakat atau hal lainnya. Nah, sedangkan bentuk

pengabdian para dosennya bisa dalam bentuk jurnal-jurnal penelitian yang

bisa dikonsumsi oleh masyarakat secara luas atau penemuan-penemuan

yang pada akhirnya membantu masyarakat.

4. Definisi mahasiswa keperawatan

Mahasiswa keperawatan adalah seseorang yang dipersiapkan untuk

dijadikan perawat profesional di masa yang akan datang. Perawat profesional

wajib memiliki rasa tanggung jawab atau akuntabilitas pada dirinya,

akuntabilitas merupakan hal utama dalam praktik keperawatan yang

profesional dimana hal tersebut wajib adapada diri mahasiswa keperawatan

sebagai perawat di masamendatang (Black, 2014).

a. Kode Etik Mahasiswa Kepetawatan

Koeswadji dalam Praptianingsih (2008) mengatakan bahwa kode etik dapat

ditinjau dari empat segi, yaitu segi arti, fungsi,isi dan bentuk :
24

1) Arti kode etik atau etika adalah pedoman perilaku bagi pengemban

profesi. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku yang berisikan hak

dan kewajiban yang didasarkan moral dan perilaku yang sesuai dan

atau mendukung standar profesi.

2) Fungsi kode etik adalah sebagai pedoman perilaku bagi para

pengemban profesi, dalam hal in perwat, sebagai tenaga kesehatan

dalam upaya pelayanan kesehatan dan atau kode etik juga sebagai

norma etik yang berfungsi sebagaai sarana kontrol sosial, sebagai

pencegah campur tangan pihak lain, dan sebagai pencegah

kesalahpahaman dan konflik yang terjadi.

3) Isi kode etik berprinsip dalam upaya pelayanan kesehatan adalah

prinsip otonomi yang berkaitan dengan prinsip veracity, non-

maleficence, beneficence, confidentiality dan justice.

4) Bentuk kode etik keperawatan indonesia sendiri adalah Keputusan

Musyawarah Nasional IV Persatuan Perawat Nasional Indonesia pada

tahun 1989 tentang pemberlakuan kode etik keperawatan.

b. Menurut Nasrullah (2014), konsep etik keperawatan menegaskan bahwa

perawat harus mempunyai kemampuan yang baik, berfikir kritis dan

rasional, bukan emosional saat membuat keputusan etis. Apabila terjadi

konflik antara prinsip dan aturan dalam keperawatan maka teori- teori etik

digunakan dalam pembuatan keputusan. Terdapat beberapa teori terkait

prinsip kode etik keperawatan, diantaranya :


25

1) Etiologi yaitu suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi

yang menekankan pada pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal

serta ketidak baikan sekecil-kecilnya.

2) Deontologi yaitu teori yang berprinsip pada aksi atau tindakan serta

tidak menggunakan pertimbangan, misalnya seperti tindakan abortus

yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu. Hal ini dikarenakan

setiap tindakan mengakhiri hidup khususnya calon bayi merupakan

tindakan yang buruk secara moral.

3) Keadilan (justice) yaitu teori yang menyatakan bahwa mereka yang

setara harus diperlakukan setara, sedangkan yang tidak setara harus

diperlakukan tidak setara sesuai dengan kebutuhan mereka.

4) Otonomi adalah setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih

tindakan sesuai dengan rencana yang mereka pilih. Akan tetapi, pada

teori ini mengalami terdapat masalah yang muncul dari penerapannya

yakni adanya variasi kemampuan otonomi pasien yang mempengaruhi

banyak hal seperti halnya kesadaran, usia dan lainnya.

5) Kejujuran (veracity) merupakan dasar terbentuknya hubungan saling

percaya antara perawat serta pasien. Kejujuran berarti perawat tidak

boleh membocorkan data pasien atau informasi penting terkait pasien

tanpa sepertujuan pasien.

6) Ketaatan (fidelity) adalah pada dasarnya ketaatan berprinsip pada

tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan bersama

antara perawat dan pasien serta keluarga pasien yang meliputi


26

tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan dan memberikan

perhatian.

5. Konsep Belajar

a. Definisi Belajar

Definisi belajar adalalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk

memperkaya ilmu namun belajar tidak mesti harus di kelas atau pun

setiap waktu tetapi belajar bisa di mana saja dan kapan saja.

Menurut Dharma Kesuma dkk (2012:21) belajar yaitu suatu

pengalaman yang mendahului perubahan perilaku seseorang. Sedangkan

menurut Nana Sudjan (2010:5) belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat

ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,

pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan,

serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Slameto (2013:2) belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman sendiri dalam interaksi dan lingkungannya.

b. Tujuan Belajar

Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap

orang secara maksimal untuk dapat mengusai atau memperoleh sesuatu.

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang

bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup


27

perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan keterampilan,

dan sebagainya Sa’ud (2008, h. 171)

mengemukakan tujuan belajar sebagai berikut :

1) Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain

tingkah laku.

2) Belajar bertujuan mengubah kebiasaan

3) Belajar bertujuan untuk mengubah sikap

4) Belajar bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau kecakapan.

5) Belajar bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai

bidang

Ilmu Faktor yang mempengaruhi proses belajar

c. Faktor mempengaruhi proses belajar EP Hutabarat (1995)

1) Faktor Kecerdasan

Di maksud dengan kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk

melakukan kegiatan berfikir yang bersifat rumit dan abstrak. Tingkat

kecerdasan dari masing-masing tidak sama. Ada yang tinggi, ada yang

sedang dan ada pula yang rendah. Orang yang tingkat kecerdasannya

tinggi dapat mengolah gagasan yang abstrak, rumit dan sulit dilakukan

dengan cepat tanpa banyak kesulitan-kesulitan dibandingkan dengan

orang yang kurang cerdas.

2) Faktor Belajar

Dimaksud dengan faktor belajar adalah semua segi kegiatan

belajar, misalnya kurang dapat memusatkan perhatian kepada

pelajaran yang sedang dihadapi, tidak dapat menguasai kaidah yang


28

berkaitan sehingga tidak dapat membaca seluruh bahan yang

seharusnya dibaca. Termasuk disini kurang menguasai cara-cara

belajar efektif dan efisien.

3) Faktor Sikap

Banyak pengaruh faktor sikap terhadap kegiatan dan keberhasilan

siswa dalam belajar. Sikap dapat menentukan apakah seseorang akan

dapat belajar dengan lancar atau tidak, tahan lama belajar atau tidak,

senang pelajaran yang di hadapinya atau tidak dan banyak lagi yang

lain.  Diantara sikap yang dimaksud di sini adalah minat, keterbukaan

pikiran, prasangka atau kesetiaan. Sikap yang positif terhadap

pelajaran merangsang cepatnya kegiatan belajar.

4) Faktor Kegiatan

Faktor kegiatan ialah faktor yang ada kaitannya dengan kesehatan,

kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang. Sebagaimana telah

diketahui, badan yang tidak sehat membuat konsentrasi pikiran

terganggu sehingga mengganggu kegiatan belajar.

5) Faktor Emosi dan Sosial

Faktor emosi seperti tidak senang dan rasa suka dan faktor sosial

seperti persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya dalam

proses belajar. Ada diantara faktor ini yang sifatnya mendorong

terjadinya belajar tetapi ada juga yang menjadi hambatan terhadap

belajar efektif.

6) Faktor Lingkungan
29

Dimaksud faktor lingkungan ialah keadaan dan suasana tempat

seseorang belajar. Suasana dan keadaan tempat belajar itu turut juga

menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar. Kebisingan, bau

busuk dan nyamuk yang mengganggu pada waktu belajar dan keadaan

yang serba kacau di tempat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan belajar. Hubungan yang kurang serasi dengan teman

dapat menganggu konsentrasi dalam belajar.

7) Faktor Guru

Kepribadian guru, hubungan guru dengan siswa, kemampuan guru

mengajar dan perhatian guru terhadap kemampuan siswanya turut

mempengaruhi keberhasilan belajar. Guru yang kurang mampu

dengan baik dalam mengajar dan yang kurang menguasai bahan yang

diajarkan dapat menimbulkan rasa tidak suka kepada yang diajarkan

dan kurangnya dorongan untuk menguasainya di pihak siswa.

6. Definisi Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai yang dinampakkan

dalam pengetahuan, sikap, dan keahlian. Prestasi tidak akan pernah

dihasilkan selama seseorang jika tidak melakukan suatu kegiatan. Untuk

mendapatkan prestasi dibutuhkan prestasi yaitu hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, diciptkan baik secara individual maupun kelompok.

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2012:21) euletan dan

kegigihan kerja.

Menurut Hamdani (2011:137). Prestasi belajar adalah sebuah pencapaian

yang di dapatkan seseorang dalam usaha belajar seperti mendapatkan sebuah


30

nilai yang bagus tetapi prestasi belajar juga bisa dalam bentuk penguasaan

apa yang sudah kita pelajari tetapi dibalik pencapaian yang di dapat perlu

ada usaha yang keras untuk bisa mendapatnya.

7. Definisi Pandemi Covid – 19

a. Definisi masa pandemi

Menurut WHO (World Health Organization) masa pandemi

adalah penyebaran penyakitbaru ke seluruh dunia (World Health

Organization, 2020).

b. Definis covid-19

Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar

virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau

manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi

pernafasan mulai dari flu biasa hingga yang lebih parah seperti

Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute

Respiratory Syndrme (SARS). Virus corona paling terbaru yang

ditemukan penyakit ini adalah virus corona COVID-19. Virus ini

termasuk penyakit menular dan baru ditemukan di Wuhan, China

pada Desember 2019 yang kemudian menjadi wabah. Gejala

COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan

batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan

nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare.

Gejala-gejala ini bersifat ringan dan terjadi secara bertahap.

Namun, beberapa orang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan

gejala apa pun dan tak merasa tidak enak badan. Kebanyakan
31

orang (sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan

khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang mendapatkan COVID-

19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.

c. Dampak Pandemi Covid-19

1) Ekonomi

Terhambatnya aktivitas perekonomian secara otomatis

membuat pelaku usaha melakukan efisiensi untuk menekan

kerugian, Akibatnya, banyak pekerja yang dirumahkan atau

bahkan diberhentikan (PHK). Berdasarkan data Kementerian

Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 7 April 2020, akibat pandemi

Covid-19, tercatat sebanyak 39.977 perusahaan di sektor formal

yang memilih merumahkan, dan melakukan PHK terhadap

pekerjanya. Total ada 1.010.579 orang pekerja yang terkena

dampak ini. Rinciannya, 873.090 pekerja dari 17.224 perusahaan

dirumahkan, sedangkan 137.489 pekerja di-PHK dari 22.753

perusahaan. Sementara itu, jumlah perusahaan dan tenaga kerja

terdampak di sektor informal adalah sebanyak 34.453 perusahaan

dan 189.452 orang pekerja. Rizal,Gustav,jawahir (2020)

2) Pendidikan

Dampak dari pandemi mengakibatkan seluruh aktifitas

pembelajaran daring (online learning) menjadi sebuah pilihan

kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk mencegah

penyebaran virus Covid-19 semakin meluas. Praktik pendidikan

daring (online learning) ini dilakukan oleh berbagai tingkatan


32

jenjang pendidikan sejak tingkat SD, SMP, SMA, hingga

perguruan tinggi. Tidak ada lagi aktifitas pembelajaran di ruang-

ruang kelas sebagaimana lazim dilakukan oleh tenaga pendidik

Syatiri,Shofiana,Ana(2020).

3) Sekor Pariwisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama

Kusubandio menilai terbatasnya mobilitas masyarakat akibat

pandemi Covid-19 serta ditutupnya tempat-tempat rekreasi dan

hiburan memberikan dampak ekonomi cukup besar terhadap

sektor pariwisata. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

dikatakan membuat masyarakat lebih banyak beraktivitas di

rumah dan tingkat hunian kamar hotel serta restoran menurun

drastis sebagai imbas dari hal tersebut. Sehingga dampaknya pada

sektor pendukung pariwisata dan ekonomi kreatif seperti

transportasi cukup besar Wishnutama(2020)

4) Dunia Kesehatan

Sembiring,Rozi,Faisal(2020)

a) Rumah sakit kewalahan

Para dokter spesialis dari Kota Medan ini mengatakan rumah sakit

yang merawat pasien COVID-19 kewalahan menampung pasien

sampai saat ini. Akhirnya muncul keluhan masyarakat karena tak

mendapat pelayanan kesehatan yang maksimal. “Ini berdampak

pula terhadap peningkatan angka kesakitan dan kematian akibat

COVID-19,” jelas Dika.


33

b) Tenaga kesehatan tertular

Tenaga kesehatan berisiko tinggi tertular COVID-19 jika tidak

menggunakan APD sesuai tingkat perlindungan penanganan

pasien COVID-19.

c) Takut ke rumah sakit

Pasien Non-COVID-19 ikut merasa cemas dan takut. Misalnya

saja pasien lanjut usia, pasien dengan penyakit kronik seperti

pasien diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung, penyakit

paru kronik, autoimun, pasien hemodialusis (cuci darah), pasien

kemoterapi yang memerlukan pengobatan rutin jadi takut datang

ke rumah sakit. Para pasien ini takut tertular COVID-19 di rumah

sakit. “Hal ini menyebabkan pasien kronik yang biasa kontrol

rutin setiap bulan tidak datang ke rumah sakit untuk mendapatkan

obat bulanan sehingga penyakit mereka menjadi tidak terkontrol,

dan menimbulkaj keluhan lain,” jelas Dika.

d) Pasien COVID depresi

Pasien COVID-19 juga merasa cemas, takut bahkan depresi. Rasa

takut ini bisa karena belum jelas obatnya maupun kesepian akibat

isolasi sehingga tak bisa bertemu keluarga secara langsung,

menyesal karena tak mengikuti protokol kesehatan, hingga tak

percaya diri akibat muncul stigma penyakit ini adalah aib.

“Bahkan ada beberapa laporan pasien COVID-19 yang berusaha

bunuh diri karena depresi,” ujarnya.


34

e) Tenaga kesehatan juga takut dan cemas

Tenaga kesehatan (nakes) memiliki tanggung jawab tidak hanya

kepada pasien, tapi juga kepada keluarganya. Karena tenaga

kesehatan juga memiliki keluarga yang perlu dilindungi. Belum

lagi banyaknya nakes yang positif dan meninggal, ini menambah

tinggal kecemasan pada nakes. “Stres juga sering muncul karena

beban kerja yang berat di ruang isolasi COVID-19,” sambungnya.

f) Stigma buruk ke tenaga kesehatan

Banyak masyrakat yang memandang negatif bahwa tenaga

kesehatan sebagai pembawa virus karena merawat pasien COVID-

19.

d. Corona Virus (covid-19)

1) COVID-19 (Corona Virus) telah menjadi pandemi (wabah

yang telah menyebar meluas serempak di seluruh dunia).

COVID-19 adalah jenis baru corona virus yang dapat

menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari flu biasa hingga

penyakit yang lebih parah seperti pneumonia dan pada

akhirnya menyebabkan kematian terutama pada kelompok

rentan seperti orang tua, anak-anak dan orang dengan kondisi

tidak sehat. Dari hasil laporan WHO per 18 Maret 2020 secara

global COVID-19 telah menginfeksi 191.127 orang dengan

total kematian 7807 orang. Kematian terbanyak terdapat di

Cina 3231 orang, Itali 2503 orang dan Spanyol 491 orang.
35

COVID-19 adalah peradangan pada parenkim paru yang

disebabkan oleh Severe acute respiratory syndrome

coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Sindrom gejala klinis yang

muncul beragam, dari mulai tidak berkomplikasi (ringan)

sampai syok septik (berat). Coronavirus merupakan keluarga

besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan

hewan (WHO, 2020). COVID-19 adalah penyakit yang

disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome

coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan

gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan

seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia

(Kemenkes, 2020).

2) Patofisiologi COVID-19

a) Coronavirus berasal dari banyak spesies hewan liar

paling banyak pada spesies kelelawar, sama dengan

MERS dan SARS

b) Penyebaran COVID-19 terjadi dari orang ke orang

(person-to-person). Paling banyak ditularkan saat orang

yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin, yang

menginfeksi orang sehat

c) Kasus Coronavirus jenis baru ini berawal dari Provinsi

Wuhan, Cina. Dimana warga Wuhan sering

mengonsumsi hewan liar yang tersedia bebas di pasar-

pasar di Wuhan.
36

3) Manifestasi / gejala klinis

Gejala orang dengan COVID-19 mulai dari gejala ringan

dan berat yang muncul 2-14 hari setelah orang tersebut

terinfeksi COVID-19. Gejala yang ditemukan berupa demam,

batuk kering dan sesak nafas. Perawat adalah salah satu tenaga

kesehatan terdapan yang berperan dalam proses penyembuhan

pasien dengan COVID-19. Dalam melaksanakan praktik

sebagai perawat wajib memberikan asuhan keperawatan

(askep).

Berikut Askep pada pasien COVID-19.

4) PENGKAJIAN

Pada pasien yang dicurigai COVID-19 (memiliki 3 gejala

utama demam, batuk dan sesak) perlu dilakukan pengkajian:

a) Riwayat perjalanan: Petugas kesehatan wajib mendapat

secara rinci riwayat perjalanan pasien saat ditemukan

pasien demam dan penyakit pernapasan akut.

b) Pemeriksaan fisik: Pasien yang mengalami demam, batuk

dan sesak napas dan telah melakukan perjalanan ke Negara

atau Daerah yang telah ditemukan COVID-19 perlu

dilakukan isolasi kurang lebih 14 hari.

5) DIAGNOSIS KEPERAWATAN
37

Hasil pengkajian dan respon yang diberikan pasien, paling

banyak diagnosis keperawatan yang diangkat pada COVID-19

adalah

a) Infeksi berhubungan dengan kegagalan untuk menghindari

patogen akibat paparan COVID-19

b) Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju

metabolisme

c) Pola napas tidak efektif terkait dengan adanya sesak napas

d) Kecemasan terkait dengan etiologi penyakit yang tidak

diketahui

6) TUJUAN DAN KRITERIA HASIL

a) Cegah penyebaran infeksi

b) Pelajari lebih lanjut tentang penyakit dan

penatalaksanaannya

c) Kontrol suhu tubuh

d) Frekuensi napas kembali normal

e) Kecemasan menurun

7) INTERVENSI KEPERAWATAN COVID-19

Berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada

pasien dengan COVID-19

a) Monitor vital sign: Pantau suhu pasien; infeksi biasanya

dimulai dengan suhu tinggi; monitor juga status


38

pernapasan pasien karena sesak napas adalah gejala umum

covid-19. Perlu juga untuk dipantau saturasi oksigen

pasien karena sesak napas berhubungan dengan kejadian

hipoksia

b) Maintain respiratory isolation: Simpan tisu di samping

tempat tidur pasien; buang sekret dengan benar;

menginstruksikan pasien untuk menutup mulut saat batuk

atau bersin (menggunakan masker) dan menyarankan

pengujung (siapa saja yang memasuki ruang perawatan)

tetap menggunakan masker atau batasi/hindari kontak

langsung pasien dengan pengunjung.

c) Terapkan hand hygiene: Ajari pasien dan orang yang telah

kontak dengan pasien cuci tangan pakai sabun dengan

benar

d) Manage hyperthermi: Gunakan terapi yang tepat untuk

suhu tinggi untuk mempertahankan normotermia dan

mengurangi kebutuhan metabolisme

e) Edukasi: Berikan informasi tentang penularan penyakit,

pengujian diagnostik, proses penyakit, komplikasi, dan

perlindungan dari virus.

8) EVALUASI

Tujuan keperawatan dapat dipenuhi jika dibuktikan dengan:

a) Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi


39

b) Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan

penatalaksanaanya

c) Suhu tubuh pasien kembali normal

d) Pernapasan pasien normal

e) Kecemasan pasien berkurang

Liputo Pandi Gusti(2020)

B. Landasan Teori

Pengertian Hambatan Pada proses belajar

Untuk dapat mencapai tujuan dalam belajar mahasiswa sering

dihadapkan pada hambatan-hambatan yang dapat mempengaruhi

pelaksanaan proses belajar. Dalam kehidupan seharihari, hambatan sering

dikenal dengan istilah halangan. Hambatan memiliki arti yang begitu

penting dalam melakukan setiap kegiatan. Hambatan dapat menyebabkan

pelaksanaan suatu kegiatan menjadi terganggu. Hambatan belajar pada

dasarnya suatu gejala yang tampak ke dalam berbagai jenis manifestasi

tingkah laku. Gejala hambatan itu dimanifestasikan secara langsung

dalam berbagai bentuk tingkah laku (Yani, 2012:15). Menurut Oemar

(1992:72), “Hambatan adalah segala sesuatu yang menghalangi,

merintangi, menghambat yang ditemui manusia atau individu dalam

kehidupannya sehari-hari yang datangnya silih berganti, sehingga

menimbulkan hambatan bagi individu yang menjalaninya untuk mencapai

tujuan”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hambatan

adalah suatu hal yang bersifat negatif yang dapat menghambat atau
40

menghalangi kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Hambatan ini

menjadi sebuah rintangan seseorang dalam melakukan kegiatan tertentu.

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil dari

interaksi dari berbagai macam faktor yang mempengaruhinya.

1. Faktor Internal

Faktor internal terdiri dari faktor-faktor berikut:

1) tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa:

2) minat

3) bakat

4) sikap siswa

5) motivasi

1) Intelegensi

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.

Dalam situasi yang sama siswa yang mempunyai tingkat

intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang

mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun

begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi

belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan

karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan

faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah

salah satu faktor diantara faktor-faktor yang lain. Menurut

Bischor (1954:1) intelegensi kemampuan untuk

memecahkan segala jenis masalah (Dalyono, 2009: 84)


41

2) Minat

Minat adalah sesuatu yang timbul karena keinginan diri

sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain. Menurut

hilgard dalam Slameto(2003:57) minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati

seseorang,diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa

senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Minat diartikan

sebagai kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-

ciri atau mengamati sementara situasi yang dihubungkan

dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan

sendiri (Sardiman 2005:76). Minat sangat besar

pengaruhnya terhadap belajar,karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,siswa tidak

akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya

tarik baginya. Ada tidaknya minat siswa terhadap suatu mata

pelajaran dapat dilihat dari cara mengikuti pelajaran,

lengkap tidaknya catatan, dan konsentrasi terhadap materi

pelajaran. Kegiatan yang diamati seseorang biasanya akan

diperhatikan secara terus menerus dan disertai dengan rasa

senang.

3) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu

baru akan terealisasi menjadi kecakapam yang nyata sesudah


42

belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik

misalnya,akan lebih dapat mengetik dengan lancar

dibandingkan dengan orang lain yang kurang atau tidak

berbakat dibidang itu. Menurut Thomas F Staton ( dalam

Sardiman, 2005: 46), bakat adalah kemampuan manusia

untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak

manusia itu ada. Jika bakat adalah kemampuan yang dimiliki

oleh siswa sejak lahir diperoleh melalui proses genetik yang

akan terealisasi menjadi kecakapan sesudah belajar.

4) Motivasi

Motivasi yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat

didalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan

menogorganisasikan tingkah lakunya. Seseorang yang

belajar dengan motivasi yang kuat akan melaksanakan

kegiatan dengan sungguhsungguh penuh semangat. Dan

sebaliknya motivasi yang lemah akan malas bahkan tidak

mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan

pelajaran. Motivasi menurut Mc. Donald adalah suatu

perubahan energi di daklam pribadi seseorang yang ditandai

dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk

mencapai tujuan (Djamarah 2008:148).

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah aspek penentu hasil belajar yang berasal dari

luar diri siswa. Faktor eksternal terdiri dari:


43

(1) faktor lingkungan keluarga,

(2) faktor lingkungan sekolah, dan

(3) faktor lingkungan masyarakat. Berikut ini adalah penjelasan faktor-

faktor eksternal tersebut.

Faktor Lingkungan Keluarga

Faktor lingkungan keluarga ini merupakan salah satu faktor yang

mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan siswa. Hal ini

diungkapkan oleh Sutjipto Wirowidjoyo dalam Slameto (2003: 61) dengan

pernyataan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan

utama. Keluarga merupakan pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan,

pertumbuhan, dan perkembangan seseorang.

Keluarga adalah wadah yang sangat penting di antara individu dan

group, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak

menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak

(Ahmadi, 2007: 108). Di dalam rumah atau lingkungan seorang anak

mempunyai banyak kesempatan waktu untuk bertemu dan berinteraksi

dengan sesama anggota keluarga lainnya. Frekuensi bertemu dan

berinteraksi terhadap sesama tersebut sudah pasti sangat besar

pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang.

Keluarga yang mempunyai hubungan harmonis antara sesama

anggotanya dan memberikan stimulus yang baik bagi anak sehingga

memberikan dampak perilaku dan prestasi yang baik pula. Faktor keluarga

yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah orang tua dan

suasana rumah. Berikut ini adalah penjelasan faktor-faktor tersebut.


44

1) Orang Tua

Dalam belajar anak membutuhkan dukungan dan perhatian dari orang

tua. Dukungan dan perhatian dari orang tua sangat berpengaruh

terhadap perilaku dan prestasi anak. Salah satu dukungan dan perhatian

orang tua terhadap anak adalah dengan memperhatikan dan

mengingatkan anak untuk belajar dengan rajin. Hal ini merupakan

bukti bahwa orang tua peduli terhadap tugas anak yaitu belajar untuk

mencapai hasil yang optimal.

2) Suasana Rumah

Suasana rumah yang harmonis antara sesama anggota keluarga akan

senantiasa membuat anak betah untuk belajar di rumah. Suasana sosial

di dalam rumah yang nyaman dapat memberikan pengaruh yang positif

terhadap prestasi belajar siswa. Sebaliknya, suasana rumah yang terlalu

ramai, sering terjadi ketegangan, dan sering terjadi pertengkaran akan

berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa. Motivasi belajar siswa

menurun dan konsentrasi dalam belajar menjadi terganggu.

Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi

pengaruh pada prestasi belajar siswa (Tu’u,2004:81). Faktor di sekolah

yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut.

1) Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan kepada siswa. Di dalam mengajar seorang guru

mempunyai cara yang berbeda-beda ,hal ini sesuai dengan kepribadian


45

masing-masing latarbelakang kehidupan mereka. Ada guru yang

menyampaikan materi kurang jelas sehingga siswa kurang mampu

memahami,dan cenderung bingung,penyampaian materi yang kurang

baik tentu akan berpengaruhtergadap prestasi belajar siswa.

2) Alat atau Media Pengajaran

Alat atau media pengajaran erat hubungannya dengan cara belajar

siswa. Alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar

dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat

pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan

bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.

Faktor Lingkungan Masyarakat Masyarakat merupakan fakror ekternal

yang juga mempengaruhi terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena

keberadaan siswa dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat yang dapat

menghambat kemajuan belajar anak (Slameto 2003:70-71) yaitu: teman bergaul,

lingkungan tetangga, dan media massa

Pengertian Harapan Pada proses belajar

Menurut Synder (1994), harapan adalah keseluruhan daya

kehendak (willpower/agency) dan strategi (waypower/pathway) yang

dimiliki individu untuk mencapai sasaran (goal). Bila seseorang tidak

memiliki ketiga komponen tersebut, hal itu tidak bisa disebut sebagai

harapan.

Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat

syaraf indivdu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena
46

terjadi secara mental dan tidak dapat diamati. Oleh karena itu, proses

belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang

yang berbeda dengan sebelummnya

Jadi dapat di simpulkan bahwa harapan pada proses belajar adalah

sebuah daya kehendak dan strategi untuk mencapai sebuah tujuan dalam

sebuah proses pembelajaran namun perlu di ketahui bahwa proses belajar

hanya dapat di lihat jika ada perubahan prilaku dari seseorang. Berikut

beberapa faktor harapan dalam mencapai proses belajar yaitu faktor

internal dan eksternal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang

menjalani proses belajar, yaitu :

a. Semangat Belajar Salah satu faktor internal dalam prestasi

belajar yaitu semangat belajar, karena meskipun seseorang pelajar

memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat, pasti akan tetap

merasakan kemalasan, mengalami keengganan dan kelalaian. Maka tunas

semangat ini harus dipelihara secara terus menerus. Semangat belajar

merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.

Lemahnya semangat atau tidak adanya semangat belajar akan melemahkan

kegitan belajar, selanjutnya mutu belajar akan menjad rendah. Menurut

(Moekijat, 2004) “Semangat adalah kemampuan sekelompok orang untuk

bekerja sama dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan

bersama”. Bisa dikatakan bahwa semangat belajar adalah kemampuan

untuk bekerja dengan giat dan konsekuen untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun
47

pengalaman sehingga seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan,

sikap dan nilai.

b. Percaya diri Pemahaman tentang hakekat percaya diri akan

lebih jelas jika seseorang melihat langsung berbgai peristiwa yang dialami

oleh dirinya sendiri atau orang lain. Rasa percaya diri sering dimaknai

dengan rasa kemampuan individu dalam menyeimbangkan struktur

kejiwaan yang ada pada diri individu tersebut, dengan kata lain percaya

diri adalah individu yang mampu mengendalikan gejala emosional seperti

takut dan sebagainya sehingga ia berani memposisikan pada hal yang

seimbang. Berdasarkan berbagai peristiwa dan pengalaman tersebut bisa

kita lihat bahwa gejala-gejala tingkah laku seseorang yang

menggambarkan adanya rasa percaya diri atau tidak.

c. Bakat Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat

dalam arti potensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu

sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip

dengan intelgensi. Dalam perkembangan selanjutnya bakat diartikan

sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa

banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Misalnya seorang

siswa berbakat dalam bidang elektro, maka akan lebih mudah menyerap

informasi, kemampuan dan keterampilan yang berhubungan dengan

bidang elektro ketimbang siswa lainnya.


48

Faktor eksternal merupakan suatu komponen sistem yang ikut

menentukan keberhasilan proses pendidikan. Faktor internal meliputi

lingkungan keluarga maupun pergaulan.

a. Keluarga

Pendidikan keluarga merupakan pengalaman pendidikan pertama

bagi anak. Pendidikan keluarga juga merupakan dasar dari pendidikan

anak sehingga untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang lain

maka keluarga dengan kesadaran memberikan pendidikan yang lain pula

yaitu dengan menyekolahkan anaknya kependidikan di sekolah

memberikan motivasi dalam mengaktifkan anak didiknya sehingga tidak

menutup kemungkinan banyak keanekaragaman problem yang dihadapi

anak didiknya dengan latar belakang yang berbeda.

b. Pergaulan

Interaksi antar siswa dapat mempengaruhi hubungan atau

pergaulan yang dapat membentuk kepribadian seseorang. Suryabrata, 2001

menjelaskan bahwa pergaulan adalah jalinan hubungan sosial antara

seseorang dengan orang lain sehingga terjadi saling mempengaruhi satu

dengan lainnya. Pengaruh dari individu atau kelompok yang bermanfaat

sedangkan dampak negatif dapat mengarahkan seseorang pada pergaulan

bebas yang harus dihindari oleh setiap masyarakat khususnya bagi remaja

(Papalia et, 2014). (Hadi, 2008) berpendapat bahwa pergaulan adalah

kontak langsung antara satu individu dengan individu lain, termasuk di

dalamnya pendidik dan siswa. Ahmadi et, 2007: mengemukakan pergaulan

adalah kontak langsung antara satu individu dengan individu lain (Fahrur,
49

2016). Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, didapat suatu

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pergaulan adalah hubungan

atau interaksi antara seseorang dengan orang lain yang meliputi tingkah

laku dan melibatkan orang lain.

Mahasiswa keperawatan

Mahasiswa keperawatan adalah seseorang yang dipersiapkan untuk

dijadikan perawat profesional di masa yang akan datang. Perawat

profesional wajib memiliki rasa tanggung jawab atau akuntabilitas

pada dirinya, akuntabilitas merupakan hal utama dalam praktik

keperawatan yang profesional dimana hal tersebut wajib adapada diri

mahasiswa keperawatan sebagai perawat di masamendatang (Black,

2014).

Kode Etik Mahasiswa Kepetawatan

Koeswadji dalam Praptianingsih (2008) mengatakan bahwa

kode etik dapat ditinjau dari empat segi, yaitu segi arti, fungsi,isi

dan bentuk :

1) Arti kode etik atau etika adalah pedoman perilaku bagi

pengemban profesi. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku

yang berisikan hak dan kewajiban yang didasarkan moral dan

perilaku yang sesuai dan atau mendukung standar profesi.

2) Fungsi kode etik adalah sebagai pedoman perilaku bagi para

pengemban profesi, dalam hal in perwat, sebagai tenaga


50

kesehatan dalam upaya pelayanan kesehatan dan atau kode etik

juga sebagai norma etik yang berfungsi sebagaai sarana kontrol

sosial, sebagai pencegah campur tangan pihak lain, dan sebagai

pencegah kesalahpahaman dan konflik yang terjadi.

3) Isi kode etik berprinsip dalam upaya pelayanan kesehatan

adalah prinsip otonomi yang berkaitan dengan prinsip veracity,

non-maleficence, beneficence, confidentiality dan justice.

4) Bentuk kode etik keperawatan indonesia sendiri adalah

Keputusan Musyawarah Nasional IV Persatuan Perawat

Nasional Indonesia pada tahun 1989 tentang pemberlakuan

kode etik keperawatan.

5) Menurut Nasrullah (2014), konsep etik keperawatan

menegaskan bahwa perawat harus mempunyai kemampuan

yang baik, berfikir kritis dan rasional, bukan

emosional saat membuat keputusan etis. Apabila terjadi konflik

antara prinsip dan aturan dalam keperawatan maka teori- teori

etik digunakan dalam pembuatan keputusan.

6) Etiologi yaitu suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang

terjadi yang menekankan pada pencapaian hasil dengan

kebaikan maksimal serta ketidak baikan sekecil-kecilnya.

7) Deontologi yaitu teori yang berprinsip pada aksi atau tindakan

serta tidak menggunakan pertimbangan, misalnya seperti

tindakan abortus yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa


51

ibu. Hal ini dikarenakan setiap tindakan mengakhiri hidup

khususnya calon bayi merupakan tindakan yang buruk secara

moral.

8) Keadilan (justice) yaitu teori yang menyatakan bahwa mereka

yang setara harus diperlakukan setara, sedangkan yang tidak

setara harus diperlakukan tidak setara sesuai dengan kebutuhan

mereka.

9) Otonomi adalah setiap individu memiliki kebebasan untuk

memilih tindakan sesuai dengan rencana yang mereka pilih.

Akan tetapi, pada teori ini mengalami terdapat masalah yang

muncul dari penerapannya yakni adanya variasi kemampuan

otonomi pasien yang mempengaruhi banyak hal seperti halnya

kesadaran, usia dan lainnya.

10) Kejujuran (veracity) merupakan dasar terbentuknya hubungan

saling percaya antara perawat serta pasien. Kejujuran berarti

perawat tidak boleh membocorkan data pasien atau informasi

penting terkait pasien tanpa sepertujuan pasien.

11) Ketaatan (fidelity) adalah pada dasarnya ketaatan berprinsip

pada tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan

bersama antara perawat dan pasien serta keluarga pasien yang

meliputi tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan dan

memberikan perhatian.
52

8. Prestasi belajar

a. Definisi Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai yang

dinampakkan dalam pengetahuan, sikap, dan keahlian. Prestasi tidak

akan pernah dihasilkan selama seseorang jika tidak melakukan suatu

kegiatan. Untuk mendapatkan prestasi dibutuhkan prestasi yaitu hasil

dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptkan baik secara

individual maupun kelompok. Sedangkan menurut Syaiful Bahri

Djamarah (2012:21) euletan dan kegigihan kerja.

Menurut Hamdani (2011:137). Prestasi belajar adalah sebuah

pencapaian yang di dapatkan seseorang dalam usaha belajar seperti

mendapatkan sebuah nilai yang bagus tetapi prestasi belajar juga bisa

dalam bentuk penguasaan apa yang sudah kita pelajari tetapi dibalik

pencapaian yang di dapat perlu ada usaha yang keras untuk bisa

mendapat nya.

Prestasi belajar yang dicapai seseorang tidak terlepas dari

adannya interaksi antar berbagai faktor yang saling mempengaruhi.

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor yang

mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun

menghambat. Demikian juga yang dialami dalam belajar

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2013:138)

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi.

Faktor internal :

1) Faktor jasmani (fisiologi).


53

Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan

sebagainnya.

2) Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu

kecerdasan, bakat dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi

yang telah dimiliki.

3) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi.

Faktor eksternal :

Faktor sosial yang terdiri atas:

a) Lingkungan keluarga

b) Lingkungan sekolah

c) Lingkungan masyarakat

d) Lingkungan kelompok

e) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,

teknologi, kesenian.

f) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas

belajar, iklim

9. Pandemi Covid – 19

a. Definisi masa pandemi

Menurut WHO (World Health Organization) masa pandemi adalah

penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia (World Health

Organization, 2020).

b. Definis covid-19
54

Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus

yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada

manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari

flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East

Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory

Syndrme (SARS). Virus corona paling terbaru yang ditemukan adalah

virus corona COVID-19. Virus ini termasuk penyakit menular dan

baru ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019 yang

kemudian menjadi wabah. Gejala COVID-19 yang paling umum

adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin

mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan

atau diare. Gejala-gejala ini bersifat ringan dan terjadi secara bertahap.

Namun, beberapa orang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan

gejala apa pun dan tak merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang

(sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus.

Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang mendapatkan COVID-19 sakit

parah dan mengalami kesulitan bernapas.

c. Dampak Pandemi Covid-19

1) Ekonomi

Terhambatnya aktivitas perekonomian secara otomatis

membuat pelaku usaha melakukan efisiensi untuk menekan

kerugian, Akibatnya, banyak pekerja yang dirumahkan atau bahkan

diberhentikan (PHK). Berdasarkan data Kementerian

Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 7 April 2020, akibat pandemi


55

Covid-19, tercatat sebanyak 39.977 perusahaan di sektor formal

yang memilih merumahkan, dan melakukan PHK terhadap

pekerjanya. Total ada 1.010.579 orang pekerja yang terkena

dampak ini. Rinciannya, 873.090 pekerja dari 17.224 perusahaan

dirumahkan, sedangkan 137.489 pekerja di-PHK dari 22.753

perusahaan. Sementara itu, jumlah perusahaan dan tenaga kerja

terdampak di sektor informal adalah sebanyak 34.453 perusahaan

dan 189.452 orang pekerja. Rizal,Gustav,jawahir (2020)

2) Pendidikan

Dampak dari pandemi mengakibatkan seluruh aktifitas

pembelajaran daring (online learning) menjadi sebuah pilihan

kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk mencegah

penyebaran virus Covid-19 semakin meluas. Praktik pendidikan

daring (online learning) ini dilakukan oleh berbagai tingkatan

jenjang pendidikan sejak tingkat SD, SMP, SMA, hingga

perguruan tinggi. Tidak ada lagi aktifitas pembelajaran di ruang-

ruang kelas sebagaimana lazim dilakukan oleh tenaga pendidik

Syatiri,Shofiana,Ana(2020).

3) Sekor Pariwisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama

Kusubandio menilai terbatasnya mobilitas masyarakat akibat

pandemi Covid-19 serta ditutupnya tempat-tempat rekreasi dan

hiburan memberikan dampak ekonomi cukup besar terhadap

sektor pariwisata. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)


56

dikatakan membuat masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah

dan tingkat hunian kamar hotel serta restoran menurun drastis

sebagai imbas dari hal tersebut. Sehingga dampaknya pada sektor

pendukung pariwisata dan ekonomi kreatif seperti transportasi

cukup besar Wishnutama(2020)

4) Dunia Kesehatan

a) Rumah sakit kewalahan

Para dokter spesialis dari Kota Medan ini mengatakan rumah

sakit yang merawat pasien COVID-19 kewalahan menampung

pasien sampai saat ini. Akhirnya muncul keluhan masyarakat

karena tak mendapat pelayanan kesehatan yang maksimal. “Ini

berdampak pula terhadap peningkatan angka kesakitan dan

kematian akibat COVID-19,” jelas Dika.

b) Tenaga kesehatan tertular

Tenaga kesehatan berisiko tinggi tertular COVID-19 jika tidak

menggunakan APD sesuai tingkat perlindungan penanganan

pasien COVID-19.

c) Takut ke rumah sakit

Pasien Non-COVID-19 ikut merasa cemas dan takut.

Misalnya saja pasien lanjut usia, pasien dengan penyakit

kronik seperti pasien diabetes mellitus, hipertensi, penyakit

jantung, penyakit paru kronik, autoimun, pasien hemodialusis

(cuci darah), pasien kemoterapi yang memerlukan pengobatan

rutin jadi takut datang ke rumah sakit. Para pasien ini takut
57

tertular COVID-19 di rumah sakit. “Hal ini menyebabkan

pasien kronik yang biasa kontrol rutin setiap bulan tidak

datang ke rumah sakit untuk mendapatkan obat bulanan

sehingga penyakit mereka menjadi tidak terkontrol, dan

menimbulkaj keluhan lain,” jelas Dika.

d) Pasien COVID depresi

Pasien COVID-19 juga merasa cemas, takut bahkan depresi.

Rasa takut ini bisa karena belum jelas obatnya maupun

kesepian akibat isolasi sehingga tak bisa bertemu keluarga

secara langsung, menyesal karena tak mengikuti protokol

kesehatan, hingga tak percaya diri akibat muncul stigma

penyakit ini adalah aib. “Bahkan ada beberapa laporan pasien

COVID-19 yang berusaha bunuh diri karena depresi,” ujarnya.

e) Tenaga kesehatan juga takut dan cemas

Tenaga kesehatan (nakes) memiliki tanggung jawab tidak

hanya kepada pasien, tapi juga kepada keluarganya. Karena

tenaga kesehatan juga memiliki keluarga yang perlu

dilindungi. Belum lagi banyaknya nakes yang positif dan

meninggal, ini menambah tinggal kecemasan pada nakes.

“Stres juga sering muncul karena beban kerja yang berat di

ruang isolasi COVID-19,” sambungnya.

f) Stigma buruk ke tenaga kesehatan


58

Banyak masyrakat yang memandang negatif bahwa tenaga

kesehatan sebagai pembawa virus karena merawat pasien

COVID-19 Sembiring Rozi Faisal(2020).


Hambatan dalam mencapai prestasi
1. Faktor internal
1)Intelegensi
2)Minat
3)Bakat
C. Kerangka Teori 4)Motivasi

Bagan 1.1 karangka teori 2. Faktor eksternal


a.faktor lingkungan keluarga
b.faktor lingkungan sekolah
c.faktor lingkungan masyarakat

Mahasiswa Non
Keperawatan
Mahasiswa

Mahasiswa Keperawatan

Keterangan :
Prestasi Belajar
= Yang di teliti
= Yang tidak di teliti
Harapan dalam mencapai prestasi
1. Faktor internal
a. Semangat Belajar
- Pengetahuan (knowledge)
- Sikap (atitude) b. Percaya diri
- Skil(Keterampilan) c. Bakat

2. Faktor eksternal

a.Keluarga

b.Pergaulan
59

Sumber: (Jati Cahyeng wulan Aufrida, 2014, Masrufah Ani,2017)


D. Kerangka Konsep

Bagan 1.2 kerangka konsep

Hambatan dalam mencapai prestasi


Faktor internal
- Intelegensi
- Minat
Harapan dalam mencapai prestasi
- Bakat
Faktor internal
- Motivasi
- Semangat Belajar
- Percaya diri
Faktor eksternal - Bakat
Faktor eksternal
- faktor lingkungan keluarga
- Keluarga
- Pergaulan
- faktor lingkungan sekolah

- faktor lingkungan masyarakat

60
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif didefinisikan suatu

penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010).

Deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan

untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif.

Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan

yang sedang dihadapi pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi

(Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau

data yang diangkakan (Sugiyono, 2011). Penelitian ini menggunakan

desian Kuantitatif deskriptif untuk menggambarkan hambatan dan harapan

dalam mencapai prestasi belajar .

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini di akan lakukan di Stikes Suaka Insan pada bulan

Januari 2021-Februari 2021.

C. Populasi

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

61
62

diucapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah

Seluruh mahasiswa keperawatan reguler Stikes Suaka Insan

Banjarmasin berjumlah 362 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel

merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian dari

jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014).

Menurut Notoatmodjo (2010). Pada penelitian ini peneliti

menggunakan seluruh mahasiswa keperawatan reguler berjumlah 362

orang di Stikes Suaka Insan Banjarmasin.

3. Sampling

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan

sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian

[ CITATION Nur13 \l 1033 ]. Metode sampling yang digunakan pada

penelitian ini adalah Total populasi sampling atau biasa disebut

dengan istilah teknik acak sederhana di mana teknik pengambilan

sampel dari anggota populasi yang di lakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata dalam populasi tersebut. Alasan mengambil

Total Sampling karena peneliti

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek

pengamatan penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam

peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Narbuko & Achmadi,


63

2012:118). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal

Menurut Hadari Nawawi dan H,.M Martini Hadari (1992 : 45)

variabel tunggal adalah variabel yang hanya mengungkapkan variabel

untuk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor didalam setiap gejala

yang termasuk variabel tersebut, penelitian seperti ini disebut variabel

tunggal.

Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang di amati, sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran

secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2014 )

.Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


64

Variabel Definsi Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Operasional

Hambatan Sebuah penghalang 1.Faktor internal Kuesioner Ordinal Skor 4 untuk


mahasiswa yang di alami 1)Intelegensi jawaban sangat
keperawatan mahasiswa 2)Minat setuju.
dalam proses keperawatan dalam 3)Bakat Skor 3 untuk
mencapai proses mencapai 4)Motivasi jawaban setuju.
prestasi prestasi belajar 2. Faktor eksternal Skor 2 untuk
belajar masa masa pandemi a.lingkungan keluarga jawaban tidak setuju.
pandemi di b.lingkungan sekolah Skor 1 untuk jawaban
Stikes Suaka c.lingkungan masyarakat sangat tidak setuju.
Insan
Banjarmasin
2020

64
65

Variable Definisi Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Operasional
Harapan Suatu keinginan 1. Faktor internal Kuesioner Ordinal Skor 4 untuk jawaban
mahasiswa atau impian yang a. Semangat Belajar, sangat setuju.
keperawatan bersifat b. Percaya diri Skor 3 untuk jawaban
dalam proses membangun untuk c. Bakat setuju.
mencapai mencapai prestasi 2. Faktor eksternal Skor 2 untuk
prestasi belajar masa a.Keluarga jawaban tidak setuju.
belajar masa pandemi b. Pergaulan Skor 1 untuk jawaban
pandemi di sangat tidak setuju.
Stikes Suaka
Insan
Banjarmasin

65
66

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus

ada alat ukur yang baik. Alat ukur yang dipakai dalam sebuah penelitian

disebut instrumen. Instrument penelitian adalah suatu alat ukur yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati

[ CITATION Sug12 \l 1033 ].

Penelitian ini menggunakan Kuesioner dibuat berdasarkan standar

WHO (World Health Organization) Lembar Kuesioner berbentuk

gambaran hambatan dan harapan mahasiswa keperawatan dalam mencapai

prestasi belajar dengan 30 item pernyataan. Cara pengisian kuesioner

dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah satu jawaban yaitu sangat

setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju .

F. Uji Validitas Dan Rehabilitas

Uji Validitas dan Uji Rehabilitas akan dilakukan pada mahasiswa non

reguler jalur b di Stikes Suaka Insan Banjarmasin sebanyak 20 orang 66

mahasiswa. Adapun mahasiswa yang akan mengikuti uji validitas dan

rehabilitas tidak akan dijadikan populasi penelitian. Alat ukur atau

instrument yang dapat diterima sesuai standar merupakan alat ukur yang

telah melalui uji validitas dan reliabel dalam pengumpulan data, maka

diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.

1. Uji Validitas
67

Setelah kuesioner selesai disusun, peneliti melakukan uji validitas

dan uji reliabilitas. Untuk itu maka kuesioner tersebut harus dilakukan uji

coba “trial” dilapangan. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan

alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur sehingga dikatakan

valid (Notoatmojo, 2010). Kuesioner yang valid mempunyai validitas

tinggi. Sebaliknya, Kuesioner yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah. dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

(Arikunto, 2010). Menggunakan rumus teknik Pearson Product Moment :

Rumus Pearson Product Moment

n ( ƩXY ) −( ƩX ) . ( ƩY )
Rhitung ¿ 2 2 2 2
√[ n. Ʃ X −( ƩX ) ] . [ n . Ʃ Y −( ƩY ) ]
Keterangan :

r : koefisien korelasi product moment

Ʃxi : skor tiap pertanyaan/ item

Ʃyi : skor total item

n : jumlah responden 67

Menurut Hidayat (2014) untuk r table= 0,05 derajat kebebasan

(dk=n-2) mengetahui nilai korelasi tiap pertanyaan signifikan maka akan

dilihat pada tabel nilai product moment. Jika nilai r hitung ≥ r (0,444)

sampel tabel berarti valid demikian sebaliknya jika nilai r hitungnya ≤

(0,444) sampel tabel tidak valid. Namun demi kemudahan penelitian

maka peneliti akan menghitung dengan menggunakan bantuan

komputerisasi (SPSS). Selanjutnya untuk memperoleh alat ukur yang valid


68

maka pertanyaan yang tidak memenuhi taraf significancy harus diganti,

direvisi dan dihilangkan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabel adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan, yang berarti

menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010) Uji

reliabilitas dilakukan dengan memperhatikan nilai Alpha Cronbach

dengan rumus sebagai berikut :

k ∑
Reliabilitas = r11 = [ ]
k−1
1−
k−1

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyak Butir Pertanyaan

ơ t2 = Varians Total
68
∑ ơb2 = Jumlah Varians Butir. (Sugiyono, 2017)

Suatu konstruk atau reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha

>0.60. Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

mempunyai indikator dari variabel. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu (Sugiyono, 2017). Perhitungan reabilitas

kuesioner dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS

(Statistical Package for Social Science).


69

G. Tehnik Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, peneliti akan melaksanakan sesuai

prosedur yang berlaku. Peneliti nantinya meminta surat pengantar

permohonan ijin penelitian dan permintaan data kepada koordinator Riset

Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin. Surat

yang telah diberikan dari koordinator Riset Penelitian akan diteruskan ke

BAA yang nantinya akan diteruskan lagi kepada Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin untuk melakukan pengambilan

data.

Setelah peneliti nantinya mendapatkan izin untuk melakukan

penelitian, maka peneliti mempersiapkan kuesioner menggunakan google

from dan peneliti juga nantinya membuat janji dengan responden


69
penelitian serta meminta izin kepada pembimbing akademik (PA) kelas

yang dijadikan responden penelitian dan masuk ke dalam grup mahasiswa

untuk menyebarkan link kuesioner yang ada nantinya akan diarahkan

masuk melalui google from. Peneliti juga melakukan kontrak waktu

dengan responden penelitian serta menjelaskan tujuan dan maksud dari

penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

2. Tahap Pengumpulan Data


70

Sebelum nantinya melakukan penelitian, peneliti akan memberikan

surat izin penelitian kepada Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka

Insan Banjarmasin, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dan Profesi

Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin, dan

koordinator Riset Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan

Banjarmasin sebagai bukti bahwa peneliti nantinya sudah mendapatkan

izin untuk melakukan penelitian. Pengambilan data pada penelitian ini

akan dilakukan pada bulan Januari 2020 di Stikes Suaka Insan

Banjarmasin, dimana nantinya peneliti mencari responden ( seluruh

mahasiswa keperawatan program studi Sarjana Keperawatan) yang sesuai

dengan kriteria inklusi yang dibutuhkan dalam penelitian. Peneliti

nantinya akan membuat janji dengan responden penelitian serta meminta

izin kepada pembimbing akademik (PA) kelas yang dijadikan responden

penelitian dan masuk ke dalam grup mahasiswa untuk menyebarkan link

kuesioner yang ada nantinya akan diarahkan masuk melalui google form.

Peneliti juga melakukan kontrak waktu dengan responden penelitian serta 70

menjelaskan tujuan dan maksud dari penelitian yang dilakukan oleh

peneliti. Setelah nantinya pengambilan data selesai dilakukan, peneliti

mengucapkan terima kasih kepada responden atas partisipasinya dalam

penelitian. Barulah setelah itu data dikumpulkan, diperiksa lalu data

instrumen diolah ke dalam angka dengan menggunakan komputerisasi.

H. Rencana Jalannya Penelitian


71

1. Rencana Persiapan

Dalam tahap persiapan proposal dimulai pada bulan Oktober 2020

yang bertujuan memberikan rencana dan arahan bagi penelitian.

Berikut ini dalah langkah-langkah persiapan pengumpulan data yang

dilakukan peneliti:

a. Peneliti mengajukan surat surat ijin dari koordinator riset.

Kemudian surat tersebut diajukan ke Kampus Suaka Insan

Banjarmasin untuk melakukan studi pendahuluan di kampus Suaka

Insan Banjarmasin khususnya bagi mahasiswa semester III,V,VII

dan Profesi Ners. Setelah mendapat persetujuan peneliti

mempersiapkan pertanyaan wawancara melalui whats app

mengumpulkan responden yang bersedia untuk dilakukan

wawancara singkat menggunakan kueioner, serta mempersiapkan

waktu.

b. Setelah mendapat izin dari bagian kemahasiswaan peneliti mulai

mengumpulkan data dengan melakukan wawancara kepada 71

beberapa Mahasiswa semester I,III,V,VII dan profesi ners yang

bersedia menjadi responden.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap Pelaksanaan pada proposal dilakukan sesuai dengan

prosedur administrasi yang berlaku. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Oktober- November 2020 di Kampus Suaka Insan Banjarmasin

dengan menggunakan wawancara online.


72

Setelah setuju maka peneliti mulai menyebarkan petanyaan

online dan menjelaskan tata cara pengisian, kemudian memberikan

waktu pada responden untuk mulai menjawab pernyataan yang ada

pada kuesioner online tersebut. Setelah pertanyaan online di jawab

kemudian peneliti mengumpulkan kembali untuk diperiksa

kelengkapannya apabila hasilnya sudah memenuhi petunjuk pengisian,

peneliti memasukan kedalam pengolahan data dan mulai dianalisis.

I. Cara Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2014) dalam melakukan analisa data

terlebih dahulu data diolah dengan tujuan mengubah data menjadi

informasi. Analisa data dimulai dengan penyelesaian dan

pemeriksaan kelengkapan jawaban yang dilakukan setelah data

terkumpul. Selanjutnya data yang ada dianalisa dengan langkah-

langkah sebagai berikut :


72
a. Editing

Editing adalah memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

Sebelum data mulai dianalisa peneliti melihat apakah data

tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti

dengan cara memeriksa kelengkapan data dan kesalahan

pada pengisian kuesioner untuk memastikan data yang


73

diperoleh telah lengkap, dapat dibaca dengan baik, relevan,

dan konsisten.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data yang berbentuk

huruf menjadi data yang berupa angka atau bilangan.

Scoring

c. Scoring

Skoring Proses penentuan skor atas jawaban responden

yang dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori

yang cocok tergantung pada anggapan atau opini

responden. Penghitungan scoring dilakukan dengan

menggunakan skala Likert yang pengukurannya sebagai

berikut (Riduwan, 2009 : 87)

a. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju 73

b. Skor 3 untuk jawaban setuju

c. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju

d. Skor I untuk jawaban sangat tidak setuju

d. Tabulating

Tabulating adalah penyajian dalam bentuk angka (numerik)

yang disusun dalam kolom dan baris (tabel) dengan tujuan


74

untuk menunjukkan frekuensi kejadian dalam kategori yang

berbeda.

e. Entry data

Entry data yaitu memasukkan data atau jawaban-jawaban

yang sudah diberi kode dan skor ke dalam tabel dengan cara

menghitung frekuensi data. Data dimasukkan secara manual

dan menggunakan program atau pengolahan komputer.

f. Clening

Cleaning adalah kegiatan pengecekan kembali data yang

dimasukkan, apakah ada kesalahan atau tidak.

2. Analisa Data

a. Univariat

Analisa univariat betujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karateristik variabel penelitian(Notoatmodjo,

2010). Dalam penelitian ini analisa data dilakukan untuk

mengetahui distribusi frekuensi dalam bentuk presentasi dari 74

karateristik responden dan analisa tabulasi bertujuan untuk

menganalisa distribusi frekuensi

dimana hasil penelitian dilakukan interpretasi data dari item

pertanyaan dengan cara mengitung presentasi jawaban.

Selanjutnya untuk item yang dijawab diberi nilai sesuai dengan

kategori yang yang sudah ditentukan. Setelah semua data

terkumpul dan semua lembar instrument terisi dengan lengkap


75

maka analisa diawali dengan penyeleksian hasil dari penelitian

di analisa.

F x 100 %
P=
N

Keterangan :

P = Presentase

F = Nilai dari pernyataan yang akan di presentasikan

N = Jumlah pernyataan interpretasi

J. Pertimbangan Etika

Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan

manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan, Peneliti

mengajukan permohonan izin kepada bidang Kemahasiswaan Kampus

Suaka Insan Banjarmasin kemudian peneliti mengumpulkan data dengan


75
memperhatikan etika sebagai berikut:

1. Informed Concent

Infrormed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan informan peneliti dengan memberikan lembar persetujuan,

informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi informan,

dengan tujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan

mengetahui dampaknya.
76

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencatumkan nama informan/ narasumber pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah kerahasiaan merupakan masalah etika dengan

memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

76
77

Daftar Pustaka

Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 284 -285

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:


RinekaCipta

Achmadi, Abu & Narbuko, Cholid. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.

A Soedomo Hadi. (2008). Pendidikan (Suatu Pengantar). Surakarta: UNS Press.

Black, J dan Hawks, J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis


untuk Hasil yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta:
Salemba Emban Patria

Budiman. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press.

Carliner, S. (2004). An Overview of Online Learning: Second Edition.


Massachusetts: HRD Press, Inc

Dabbagh, N & Bannan-Ritland, B. (2005). Online Learning: Concepts,


Strategies, and Application. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Daldiyono. (2009). How to be a Real and Successful Student. Jakarta : Kompas


Gramedia

Dharma Kesuma. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di


Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
77
Djamarah, Syaiful Bahri. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Hidayat, A.A.. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta : Salemba Medika

Hutabarat, E.P. (1995). Cara Belajar Pedoman Praktis Untuk Belajar Secara
Efisien dan Efektif Pegangan Bagi Siapa Saja Yang Belajar di Perguruan
Tinggi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Irham, M danWiyani.A.N. 2013. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media

Moekijat. 2004. Manajemen Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja. Bandung:


Penerbit CV. Pioner Jaya.
78

Naserly, M. K. (2020). Implementasi Zoom, Google Classroom, Dan Whatsapp


(Online), Group Dalam Mendukung Pembelajaran Daring 2, Pada Mata
Kuliah Bahasa Inggris Lanjut (Studi Kasus Pada 2, Kelas Semester
Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jakarta),
Universi. Jurnal AKSARA PUBLIC, 4(2), 155–165
http://aksarapublic.com/index.php/home/article/view/417/402 Snyder, C.
R. (1994). The psychology of hope: You can get there from here

Nana Sudjana 2010. Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung Cerdas
Berhitung BSE – Nur Fajriyah, Defi Triratnawati (2010:149) Gemar
Belajar Matematika, Buchori Jumadi (2011:114)

Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari. 1992. Instrumen Penelitian Bidang


Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis :


Jakarta : SalembaMedika.

Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:


Salemba Medika

Oharella, N. (2011). Pengaruh Kajian Islam Terhadap Tingkat Kecemasan


Mahasiswa Keperawatan di Stikes Surya Global. Skripsi strata satu,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Papalia, Diane E. Papalia, Sally Wendkos, dan Ruth Duskin Feldman. 2009.
78
Human Development. Terjemahan: Brian Marwensdy. (Jakarta: Salemba
Humanika).

Praptianingsih. S. (2006). Kedudukan Hukum Perawat Dalam Upaya Pelayanan


Kesehatan Di Rumah Sakit. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Siallagan, DF. (2011). “Fungsi dan Peranan Mahasiswa”, www.academia.edu,


diakses pada 30 April 2019.

Siregar, 2006, “Perbaikan Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi : Mendorong


Investasi dan Menciptakan Lapangan Kerja”, Jurnal Ekonomi Politik dan
Keuangan, INDEF, Jakarta.

Siswoyo. Dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.


79

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Afabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:


Alfabeta.

Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. (edisi revisi). Jakarta: Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Udin Saefudin Sa'ud. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

79

Anda mungkin juga menyukai