Pasien Menstruasi
POSTED ON DESEMBER 5, 2012 BY ELFRIANA
0
BAB 1
PENDAHULUAN
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari
vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai
kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan
lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun,
tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif
terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai
usia 45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir
dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-
masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun
berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-
saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal,
termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap
bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi
hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur. Pada
permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai
penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal
pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur
dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila
telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan),
lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui
vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid),
berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi
bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda
(walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi
dengan pemeriksaan darah sederhana.
1.3. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium
uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan
ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal,
ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab
dalam pengaturan perubahan – perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan et
al, 1998).
Menstruasi adalah keluarnya darah melalui vagina, yang berasal dari rahim, berlangsung secara
teratur, sebagai aspek dari kerja hormon-hormon retorik (Yanto Kadarusman,2000).
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan
terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap
bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan
berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya,
menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki
siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa
wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah
kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan
dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir –
yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200.000 hingga
400.000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel
telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi
berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari
ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan
ini disebut dengan “OVULASI”.
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle
Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut
tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat
daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon
yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama
dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian
memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut.
Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk
membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.
Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan
Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya
pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini,
sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki
kesempatan yang besar untuk dibuahi.
Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi,
mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur
tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin
(HCG). Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim.
Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan
terjadilah proses menstruasi.
2.3.1. Definisi
Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang dapat berupa
kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.
a. Definisi
Keteganagan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa
hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang
berlangsung terus sampai haid berhenti.
b. Etiologi
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan
esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan,
dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid
terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron.
Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan penting.
Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap
perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
c. Patofisiologi
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang akan
menyebabkan gejala deprese dan khususnya gangguan mental. Kadar esterogen akan
mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai
vitaminanti depresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali
bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup dapat
mengakibatkan depresi.
Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin. Prolaktin
dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan
progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat
mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut.
Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau
normal.
Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi
prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon esterogen,
progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
d. Manifestasi klinis
Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala,
perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dsb. Sedang pada kasus yang
berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejal fisik
tersebut diatas.
e. Terapi
– Progesteron sintetik dosis kecil dapat diberikan selama 8 jam sampai 10 hari sebelum
haid
– Pemakaian garam dibatasi dan minum sehari-hari dikurang selama 7-10 hari sebelum
haid
– Psikoterapi suportif
2.3.2.2. Disminorea
a. Definisi
Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita tersebut
tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala,
perasaan mau pingsan, lekas marah. Dikenal adanya disminore primer dan sekunder.
b. Etiolog
Penyebab pasti disminore primer belum diketahui. Diduga faktor psikis sangat berperan terhadap
timbulnya nyeri. Disminore primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid
berovulasi. Penyebab tersering disminore sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik
genitalia interna
c. Patofisiologi
d. Manifestasi klinis
Disminore Primer
Usia lebih muda
Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
Sering pada nulipara
Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
Nyeri timbul mendahului haid
Nyeri meningkat pada hari pertama dan kedua saat haid
Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik
Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
Sering memberikan respons terhadap pengobatan medikamentosa
Pemeriksaan pelvik normal
Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala
Disminore Sekunder
Usia lebih tua
Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur
Tidak berhubungan dengan paritas
Nyeri sering terasa terus-menerus dan tumpul
Neri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
Berhubungan dengan kelainan pelvik
Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
Seringkali memerlikan tindakan operatif
Terdapat kelainan pelvik
e. Terapi
Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein.
Obat-obat paten beredar di pasaran ialah antara novalgin, ponstan, acet-aminophen dan
sebagainya.
Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud
untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar disminore primer, atau untuk memungkinkan
penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat
dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
1) Hipermenore (Menorraghia)
a. Definisi
Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu menstruasi teratur.
Bisa disebut juga dengan perdarahan haid yang jumlahnya banyak hingga 6-7 hari, ganti
pembalut 5-6 kali/hari tetapi masih memiliki siklus-siklus yang teratur.
Pada hipermenore perdarahan menstruasi berat berlangsung sekitar 8-10 hari dengan kehilangan
darah lebih dari 80ml
b. Etiologi
40-60% wanita yang mengaku mengalami perdarahan hebat saat haid tidak ada patologi
pada sistem reproduksinya dan hal ini disebut perdarahan uterus disfungsional.
Penyebab lokal seperti : myomata, endometril polip, uterus retro versi, first menstrual
period after childbirth or abortion (MPT), tumor sel granulosa di ovarium.
Penyakit sistemik, seperti hipertiroidisme dan gangguan perdarahan.
Penggunaan IUCD (Intra Uterine Contraceptive Device). Penggunaan IUCD akan
meningkatkan aliran menstruasi.
Hypopalsia Uteri, menurut beratnya hipoplasia dapat mengakibatkan amenorrhoe (uterus
sangat kecil), hipermenorrhoe (uterus kecil jadi luka kecil).
Astheni, Menorrhagia terjadi karena tonus otot pada umumnya kurang.
Sealama atau sesudah menderita suatu penyakit atau karena terlalu lelah, juga karena
tonus otot kurang.
Hypertensi.
Decompensatio cordis.
Infeksi : endometriosis, salphingitis.
Retroflexio uteri, karena kandungan pembuluh darah balik.
Penyakit darah : Hemofili
c. Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon (GnRH),
yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada
gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus,
pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel
menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah
ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan
berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron.
Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari
setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium
sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.
Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang
disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa
kondisi patologis.
Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH, tetapi
dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang
terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat,
ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan.
Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun
ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan
hebat.
d. Manifestasi klinis
1) Sakit kepala
2) Kelemahan
3) Kelelahan
5) Meriang
6) Penurunan konsentrasi
e. Terapi
2) Kondisi sebelumnya
1) Suplemen zat besi (jika kondisi menorrhagia disertai anemia, kelainan darah yang
disebabkan oleh defisiensi sel darah merah atu hemoglobin).
2) Amenore
a. Definisi
Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore adalah tidak adanya haid
selama 3 bulan atau lebih. Klasifikasi amenore :
1) Amenore primer, tejadi apabila seseorang wanita belum pernah mendapat menstruasi dan
tidak boleh didiagnosa sebelum pasien mencapai usia 18 tahun
3) Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama
menyusui dan setelah menapause.
b. Etiologi
2. Kelainan bawaan pada pada sistem kelamin ( misalnya tidak memiliki rahim atau vagina,
adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina
terlalu sempit / himen imperforata )
3. Penurunan berat badan yang drastis ( akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia nervosa,
bulimia, dan lain – lain )
5. Kelainan kromosom ( misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer ) dimana sel hanya
mengandung 1 kromosom X )
7. Hipoglikemia
8. Disgenesis gonad
9. Hipogonadisme hipogonadotropik
18. Hipotiroidisme
19. Sindroma adrenogenital
1. Kehamilan
2. Kecemasan akan kehamilan
3. Penurunan berat badan yang drastis
4. Olah raga yang berlebihan
5. Lemak tubuh kurang dari 15 – 17 % extreme
6. Mengkonsumsi hormon tambahan
7. Obesitas
8. Stres emosional
9. Menopause
10. Kelinan endrokin ( misalnya sindorma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar
hoemon kortisol oleh kelenjar adrenal )
11. Obat – obatan ( misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid )
12. Prosedur dilatasi kuratesa
13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa ( tumor plasenta ) dan sindrom Asherman
( pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan )
c. Patofisiologi
Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian dari sindrom hemaprodit
seperti testicular feminization, adalah penyebab utama dari amenore primer. Testicular
feminization disebabkan oleh kelainan genetik. Pasien dengan aminore primer yang diakibatkan
oleh testicular feminization menganggap dan menyampaikan dirinya sebagai wanita yang
normal, memiliki tubuh feminin. Vagina kadang – kadang tidak ada atau mengalami kecacatan,
tapi biasanya terdapat vagina. Vagina tersebut berakhir sebagai kantong kosong dan tidak
terdapat uterus. Gonad, yang secara morfologi adalah testis berada di kanal inguinalis. Keadaan
seperti ini menyebabkan pasien mengalami amenore yang permanen.
Amenore primer juga dapat diakibatkan oleh kelainan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH
dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus
terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen
dan progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang
merasang. Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi
hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti adenoma pitiutari.
c. Manifestasi klinis
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda –
tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak
serta perubahan bentuk tubuh.
Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut.
Jika penyebabnya adalah kadar hoemon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung
yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, dan lengan serta
tungkai yang lurus.
Sakit kepala
Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang
menyusui )
Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
Vagina yang kering
Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria ),
perubahan suara dan perubahan ukuran payudara
d. Terapi
Pengobatan untuk kasus amenore tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebanya adalah
penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang
tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk
menguranginya.
Jika seorang anak perempuan yang belum pernah mengalami menstruasi ( amenore primer ) dan
selama hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3 – 6 bulan untuk
memantau perkembangan pubertasnya.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
Nn.N berumur 19 th, belum kawin, datang ke dokter dengan keluhan kolik abdomen pada hari
pertama, kedua dan ketiga menstruasi, mudah merasa lelah, tekanan darah 90/60 mmHg, merasa
gelisah, pada saat melakukan aktivitas nyeri abdomen bertambah, terlihat pucat dan lemas.
3.2 Pengkajian
Pasien mengeluh nyeri abdomen pada saat menstruasi hari pertama sampai ketiga, pasien
mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas sehari – hari.
1. Breath
Pola nafas: teratur, Jenis: normal, Suara nafas: vesikuler, tidak terdapat sesak nafas.
1. Blood
Tekanan darah rendah (90/60 mmHg), Akral basah dan dingin
1. Brain
Penurunan konsentrasi, Pusing, Sklera/ konjungtiva anemia
1. Bladder
Warna kuning dan volume 1,5 L/hari
1. Bowel
Nafsu makan: baik, Porsi makan habis, Minum (1500cc/hari), Kebersihan mulut: bersih,
Mukosa: lembab, Tenggorokan: normal, Peristaltik (9x/menit), BAB (1x/hari), Konsistensi:
padat, Bau: Khas, Kuning kecoklatan.
1. Bone
Badan mudah capek, Nyeri pada punggung.
MASALAH
No. DATA ETIOLOGI KEPERAWATAN
1 Menstruasi Nyeri akut
DS:
↓
Penyebab timbulnya
nyeri: disminore.
Nyeri dirasakan Regresi korpus luteum
meningkat saat aktivitas
Lokasi nyeri abdomen ↓
Skala nyeri menunjukkan
lebih dari progesteron↓
Nyeri sering dan terus –
menerus
DO: ↓
Pucat
Memperlihatkan kurang inisiatif
Menstruasi
2 ↓ Intoleran aktivitas
Pendarahan
Anemia
Kelemahan
Intoleran aktivitas
Menstruasi
3 ↓ Ansietas
Nyeri haid
Kurang pengetahuan
Ansietas
Tujuan:
Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien
Kriteria hasil:
Skala nyeri 0-1
Pasien tampak rileks
INTERVENSI RASIONAL
1. Beri linkungan tenang dan kurangi 1. Meningkatkan istirahat dan
rangsangan penuh stress meningkatkan kemampuan koping
2. Kolaborasi dengan dokter dalam 2. Analgesik dapat menurunkan nyeri
pemberian analgesic
3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya
nafas berirama lambat, nafas dalam, 3. Memudahkan relaksasi, terapi non
bimbingan imajinasi farmakologi tambahan
4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping 4. Penggunaan persepsi sendiri atau prilaku
px untuk menghilangkan nyeri dapat
membantu mengatasinya lebih efektif
5. Mengurangi rasa nyeri dan
5. Kompres hangat memperlancar aliran darah
Tujuan:
Pasien dapat beraktivitas seperti semula
Kriteria hasil:
Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan memperingan
intoleran aktivitas
Pasien mampu beraktivitas
INTERVENSI RASIONAL
1. Beri lingkungan tenang dan perode
istirahat tanpa gangguan, dorong
istirahat sebelum makan
2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap
1. Menghemat energi untuk aktivitas dan
regenerasi seluler/ penyembuhan
3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan jaringan
2. Tirah baring lama dapat menurunkan
kemampuan
3. Menurunkan penggunaan energi dan
membantu keseimbangan supply dan
kebutuhan oksigen
Kriteria hasil:
Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas
Pasien menunjukkan relaksasi
Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stres
INTERVENSI RASIONAL
1. Libatkan pasien/ orang terdekat dalam
rencana perawatan
1. Keterlibatan akan membantu pasien
merasa stres berkurang,memungkinkan
energi untuk ditujukan pada
penyembuhan
2. Berikan lingkungan tenang dan istirahat
2. Memindahkan pasien dari stress luar
meningkatkan relaksasi; membantu
menurunkan ansietas
3. Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi/ pada penerimaan masalah stress saat ini,
memerlukan perilaku koping yang meningkatkan rasa control diri pasien
digunakan pada masa lalu 4. Belajar cara baru untuk mengatasi
4. Bantu pasien belajar mekanisme koping masalah dapat membantu dalam
baru, misalnya teknik mengatasi stres menurunkan stress dan ansietas
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium
uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan
ovarium dengan perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal,
ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab
dalam pengaturan perubahan – perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.
Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang dapat berupa
kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.