NO. ABSEN : 45
Setelah mempelajari materi yang disampaikan pada sesi learning (physical distanching),
peserta Pelatihan Basic trauma and cardiac life support diharapkan mampu menjawab
beberapa pertanyaan dibawah ini. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan pendapat
yang anda pahami setelah mengikuti pembelajaran. Setelah menjawab dan menyelesaikan
tugas, peserta wajib mengubah menjadi PDF dan mengunggah melalui link berikut ini:
http://www.bit.ly/tugas-pelatihan-btcls pada hari kedua maksimal pukul 21.00 WIB dengan
format file “No.absen_nama lengkap peserta”
1. Trauma Capitis
Pada kasus Trauma Capitis atau Kepala, ada berapa tingkat kesadaran dan GCS..?
Jelaskan masing-masing poin-nya..!!
Jawaban :
Tingkat Kesadaran
1) Compos mentis adalah kondisi sadar sepenuhnya. Pada kondisi ini, respon
pasien terhadap diri sendiri dan lingkungan sangat baik. Pasien juga dapat
menjawab pertanyaan penanya dengan baik. Nilai GCS untuk compos mentis
adalah 15-14.
2) Apatis adalah kondisi di mana seseorang tidak peduli atau merasa segan
terhadap lingkungan sekitarnya. Nilai GCS untuk apatis adalah 13-12.
3) Delirium adalah kondisi menurunnya tingkat kesadaran yang disertai dengan
kekacauan motorik. Pada kondisi ini pasien mengalami gangguan siklus tidur,
merasa gelisah, mengalami disorientasi, merasa kacau, hingga meronta-
ronta. Nilai GCS adalah 11-10.
4) Somnolen adalah kondisi mengantuk yang cukup dalam namun masih bisa
dibangunkan dengan menggunakan rangsangan. Ketika rangsangan tersebut
berhenti, maka pasien akan langsung tertidur kembali. Nilai GCS untuk
somnolen adalah 9-7.
5) Sopor adalah kondisi mengantuk yang lebih dalam dan hanya dapat
dibangunkan melalui rangsangan yang kuat seperti rangsangan nyeri.
Meskipun begitu pasien tidak dapat bangun dengan sempurna dan tidak
mampu memberikan respons verbal dengan baik. Nilai GCS adalah 6-5.
6) Semi-koma atau koma ringan adalah kondisi penurunan kesadaran di mana
pasien tidak dapat memberikan respons pada rangsangan verbal dan bahkan
tidak dapat dibangunkan sama sekali. Tetapi jika diperiksa melalui mata
maka masih akan terlihat refleks kornea dan pupil yang baik. Pada kondisi ini
respons terhadap rangsangan nyeri tidak cukup terlihat atau hanya sedikit.
Nilai GCS untuk semi-koma adalah 4.
7) Koma adalah kondisi penurunan tingkat kesadaran yang sangat dalam.
Dalam kondisi ini tidak ditemukan adanya gerakan spontan dan tidak muncul
juga respons terhadap rangsangan nyeri. Nilai GCS untuk koma adalah 3.
Nilai GCS
1) Mata (Eye)
(4) : untuk mata terbuka dengan spontan.
(3) : untuk mata terbuka ketika diberikan respons suara atau
diperintahkan membuka mata.
(2) : untuk mata terbuka ketika diberikan rangsangan nyeri.
(1) : untuk mata tidak terbuka meskipun diberikan rangsangan.
2) Respons verbal
(5) : untuk mampu berbicara normal dan sadar terhadap lingkungan
sekitarnya.
(4) : untuk cara bicara yang tidak jelas atau diulang-ulang, serta
mengalami disorientasi atau tidak mengenali lingkungannya.
(3) : untuk mampu berbicara tapi tidak dapat berkomunikasi
(2) : untuk bersuara namun tidak berkata-kata atau hanya mengerang
saja.
(1) : untuk tidak bersuara sama sekali.
3) Gerakan tubuh (Motorik)
(6) : untuk dapat mengikuti semua perintah yang diinstruksikan.
(5) : untuk dapat menjangkau atau menjauhkan stimulus ketika diberikan
rangsangan nyeri.
(4) : untuk dapat menghindari atau menarik tubuh menjauhi stimulus
ketika diberi rangsangan nyeri.
(3) : untuk satu atau kedua tangan menekuk (abnormal flexion) ketika
diberikan rangsangan nyeri.
(2) : untuk satu atau kedua tangan lurus (abnormal extension) ketika
diberikan rasa nyeri.
(1) : untuk tidak ada respons sama sekali.
Jawaban :
Kasus yang dialami pasien Tn. J
Pasien Tn. J mengalami trauma thorax dengan Tension Pneumothorax hal ini
dibuktikan dengan ditemukannya data:
1) Tn. J mengalami kecelakaan dan terdapat jejas di dada sebelah kiri (udara bocor
melalui dinding dada) sehingga udara terperangkap dalam kavum pleura
sehingga paru-paru colaps (RR= 37 x/menit)
2) Terjadi peningkatan tekanan JVP sebelah kiri
Peningkatan JVP dapat diakibatkan oleh terjadinya kolaps paru yang
menyebabkan terhambatnya pemompaan ventrikel sehingga isi jantung kurang
dan darah lebih banyak terkumpul pada sistem vena.
3) Terjadi deviasi trakea ke sebelah kanan
Pada rongga dada sebelah kiri terjadi peningkatan tekanan sehingga trakea
akan bergeser ke tekanan yang lebih kecil yaitu ke sebelah kanan
Pasien Tn. J juga mengalami trauma tumpul abdomen sehingga pasien dicurigai
mengalami internal bleeding hal ini dibuktikan dengan data bahwa pasien Tn. J
mengalami kecelakaan dan ada jejas di abdomen akibat trauma tumpul, HR= 125
x/menit, TD= 160/90 MmHg, pasien pucat, akral dingin, CRT 4 detik
3. Trauma Thermal
Kasus 1:
Pasien laki-laki 40 th (65 Kg) masuk UGD dengan luka bakar 2 jam setelah kejadian
LUKA BAKAR Derajat II, luas luka bakar 20 %, Berapa jumlah cairan yang diberikan
sebagai resusitasi awal, jika kecepatan 15 Tetes/menit..?
Jawaban :
Kebutuhan cairan (Rumus Baxter)= 4 x LLB x KgBB
= 4 x 20 x 65
= 5.200 cc/24 jam
Resusitasi awal 8 jam pertama, karena kejadian berlangsung 2 jam yang lalu maka
resusitasi awal adalah 6 jam pertama setelah kejadian.
Resusitasi awal (6 jam pertama) = 5.200 cc : 2
= 2.600 cc
Kecepatan infus 1 cc adalah 15 tetes/menit, maka faktor tetesan infus 4
TPM 2 Jam yang lalu = Jumlah cairan : (4 x W)
= 2.600 cc : (4 x 6)
= 2.600 cc : 24
= 108,3 >>> 108 Tetes/menit
Kasus 2:
Pasien anak-anak 15 th (25 Kg) masuk UGD dengan luka bakar sesaat setelah
kejadian, LUKA BAKAR Derajat II, luas luka bakar 20 %, Berapa jumlah cairan yang
diberikan sebagai resusitasi awal, jika kecepatan 20 Tetes/menit..?
Jawaban :
Keb. cairan anak= (2 cc/KgBB/%LB/24jam) + Maintenance
= (2cc x 25 Kg x 20) + ((100 cc x 10) + (50 cc x 10) + (10cc x 5)
= 1.000 cc + (1.000 cc + 500 cc + 50 cc)
= 1.000 cc + 1.550 cc
= 2.550 cc/24 jam
5. Konsep ECG
Irama : Teratur
HR : 150 x/menit (HR= 300: Jumlah kotak sedang R-R= 300:2=150 x/m)
Gel. P : Normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS dan T
Interval PR : Normal (0,12 detik)
Gel. QRS : Normal (0,06 detik)
Detak jantung mengalami sinus takikardi (ST)
Terapi Fibrinolitik
Dengan onset gejala < 3 jam
Strategi invasif bukanlah pilihan atau terlambat lebih dari 60 menit
- Door-ballon > 90 menit
- (Door-to-ballon) minus (Door-to-needle) is > 1 jam
Tidak ada kontraindikasi fibrinolitik
Unsynchronize (Defibrilasi)
Prosedur untuk mengembalikan normalitas jantung. Prosedur defibrilasi tidak
selalu dilakukan pada gelombang R.
VF (Ventrikular Fibrilasi)
VT (Ventrikular Takikardi) tanpa nadi
8. TRIAGE
Pada kondisi bencana ada istilah START, Jelaskan istilah tersebut dan cara
pengaplikasian dari Metode START tersebut..!!
Jawaban :
START : Simple Triage and Rapid Treatment
Adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk memungkinkan paramedis
memilah korban dalam waktu yang singkat kira-kira 30 detik.
Protokol Rujukan
1. Sebelum melakukan rujukan harus melakukan komunikasi dengan memberikan
informasi ke rumah sakit rujukan tentang
Identitas penderita : nama, umur, jenis kelamin, dll.
Hasil anamnesa penderita dan termasuk data pra rumah sakit
Penemuan awal pemeriksaan dengan respon terapi
2. Sebelum rujukan
Sebelum dirujuk stabilkan terlebih dahulu
Airway : pasang OPA bila perlu intubasi
Breathing : tentukan laju pernapasan, oksigen bila perlu ventilasi
Circulation :
- Hentikan perdarahan
- Pasang infus 2 jalur bila perlu
- Tentukan jenis cairan
- Perbaiki kehilangan darah, bila perlu teruskan selama transportasi
- Pemasangan keteter urin
- Monitor kecepatan dan irama jantung
Disability :
- Nilai tingkat kesadaran (GCS)
- Nilai ulang / 30 menit – 1 jam
- Laporkan setiap ada penurunan GCS
3. Informasi untuk petugas pendamping
Pengelolaan jalan napas
Cairan yang telah atau akan diberikan
Prosedur khusus yang mungkin diperlukan
GCS, resusitasi, dan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam
perjalanan
4. Pengelolaan selama transport
Monitor tanda-tanda vital dengan pulse oxymetri
Bantu kardio respirasi bila diperlukan
Pemberian darah bila diperlukan
Pemberian obat-obatan sesuai instruksi dokter atau sesuai protap
Melakukan komunikasi dengan dokter selama transportasi
5. Dokumentasi
Permasalahan penderita
Terapi yang telah diberikan
Keadaan penderita saat akan dirujuk dan selama dirujuk
~ Selamat Mengerjakan ~