Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PELATIHAN BT&CLS SMART EMERGENCY

HARI KEDUA

NAMA : Shalza Dwi Paramitha

NO.ABSEN : 67

INSTANSI : FIK UMJ

Setelah mempelajari materi yang disampaikan pada sesi learning/online (physical


distanching), peserta Pelatihan Basic trauma and cardiac life support diharapkan mampu
menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan
pendapat yang anda pahami setelah mengikuti pembelajaran. Setelah menjawab dan
menyelesaikan tugas, peserta wajib mengunggah melalui aplikasi system website
www.smartemergency.id pada hari Kedua sesuai deadline yang sudah tertera pada system
tugas peserta.
Note: (File yang diunggah berbentuk dokumen/PDF)

1. TRIAGE
Pada kondisi bencana ada istilah START, Jelaskan istilah tersebut dan cara
pengaplikasian dari Metode START tersebut..!!
Jawaban :

SIMPLE, TRIAGE, AND, RAPID, TREATMENT


Metode in membagi penderita menjadi 4 kategori :
1. Prioritas 1 – Merah
Merupakan prioritas utama, diberikan kepada para penderita yang kritis
keadaannya seperti gangguan jalan napas, gangguan pemapasan, perdarahan
berat atau perdarahan tidak terkontrol, penurunan status mental
2. Prioritas 2 – Kuning
Merupakan prioritas berkutnya diberikan kepada para penderita yang mengalami
keadaan seperti luka bakar tapa gangguan saluran napas atau kerusakan alat
gerak, path tulang tertutup yang tidak dapat berjalan, cedera punggung
3. Prioritas 3 – Hijau
Merupakan kelompok yang paling akhir prioritasnya, dikenal juga sebagai
Walking Wounded" atau orang cedera yang dapat berjalan sendiri.
4. Prioritas 0 – Hitam
Diberikan kepada mereka yang meninggal atau mengalami cedera yang
mematikan.

Pelaksanaan Triage Metode S.T.A.R.T


Untuk memudahkan pelaksanaan triage maka dapat dilakukan suatu pemeriksaan
sebagai berikut :
1. Kumpulkan sema penderita yang dapat / mampu berjalan sendiri ke areal yang
telah ditentukan, dan beri mereka label HIJAU.
2. Setelah itu alihkan kepada penderita yang tersisa periksa :
3. Pernapasan:
a. Bila pernapasan lebih dari 30 kali / menit beri label MERAH.
b. Bila penderita tidak bernapas maka upayakan membuka jalan napas dan
bersihkan jalan napas satu kali, bila pernapasan spontan mulai maka beri
label MERAH, bila tidak beri HITAM.
c. Bila pernapasan kurang dari 30 kali /menit nilai waktu pengisian kapiler.
4. Waktu pengisian kapiler :
a. Lebin dari 2 detik berarti kurang baik, beri MERAH, hentikan perdarahan
besar bila ada.
b. Bila kurang dari 2 detik maka nilai status mentalnya.
c. Bila penerangan kurang maka periksa nadi radial penderita. Bila tidak ada
maka in berarti bahwa tekanan darah penderita sudah rendah dan perfusi
jaringan sudah menurun.
5. Pemeriksaan status mental :
a. Pemeriksaan untuk mengikuti perintah-perintah sederhana
b. Bila penderita tidak mampu mengikuti suatu perintah sederhana maka beri
MERAH.
c. Bila mampu beri KUNING.

2. Initial Assessment
Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan Initial Assessment..!! Jelaskan
Jawaban :

PRIMARY SURVEY
1. Airways + control cervical
Cek jalan napas, jika ada sumbatan bersihkan dengan NPA/OPA serta control
servican
2. Berathing + control ventilasi
Evalausi IAPP aapakah teriadi tention pneumothorax lakukan needle
thorakosintesis, jika open pneumothorax lakukan kasa tiga sisi, jika flail chest
lakukan berikan analgetik, jika hematothoraks berikan terapi syok serta lihat
frekuensi napas
3. Circulation + control perdarahan
Cek tanda-tanda syok, lakukan infus 2 jalur. Control perdarahan dengan
pembidaian
4. Disability
Cek neurologi pasien dengan GCS serta amati pupil dan motorik
5. Exposure
Kaji semua anggota tubuh, lakukan logroll dan jaga hipotermi dengan
menyelimuti pasien
6. Re-evalausi A-B-C
7. Foley cateter
Monitor terapi cairan, dengan pemasangan kateter jika terindikasi hematoma
skrotum dan perdarahan OUE
8. Gastric tube
Pemasangan NGT atau OGT untuk mencegah distensi lambung dan aspirasi
makanan.

SECONDARY SURVEY
1. Heart monitor : pantau ttv, anamnesa KOMPAK
2. Initial assessment lakukan pemeriksaan head to toe

3. Airway And Breathing Management


Dalam kasus Airway and Breathing sering kali ditemukan ganguan atau bahkan
sumbatan jalan nafas, dalam situasi pandemik Covid-19 saat ini apa yang menjadi
poin penting ketika anda berhadapan dengan pasien suspected / confirmed Covid-19
untuk menangani pasien tersebut yang mengalami gangguan Airway and Breathing...?
Jelaskan
Jawaban :
a. Menggunakan APD level 3 b.
b. Pakai alat yang bisa disposible atau yang dapat disterilkan
c. Pada ruangan yang tekanannya negatif
d. Batasi orang yang ada diruangan dalam melakukan tindakan
e. Gunakan teknik intubasi yang memaksimalkan keberhasilan intubasi dalam satu
kali percobaan Intubasi endotrakeal harus dilakukan ole tenaga medis yang
terlatih dan berpengalaman

4. Syok Management
Pasien Ny. M mengalami kecelakaan umur 40 tahun, diketahui terdapat fraktur
terbuka di Femur, berat badan 60 kg, kesadaran menurun (Somnolen), HR 150
x/menit, akral dingin, CRT 4 detik, RR 35 x/menit, TD 80/50 mmHg, kehilangan darah
2.000 cc.
Tolong jelaskan kategori Syok yang dialami oleh pasien teresebut, dan hitung berapa
jumlah cairan yang di butuhkan oleh pasien diatas berdasarkan Estimated Blood
Loss (EBL)..?
Jawaban :

Termasuk dalam kategori syok Hipovolemik grade 3 ( 40%) Ny.M 40 thn


Ku= somnolen, akral dingin TD = 80/50 mmHg
HR = 150x/m RR = 35 x/m BB = 60 kg
CRT = 4 detik
Output darah = 2000 cc EBV=65X60=3900 EBL=40X3900=1560 ML

5. Trauma Capitis
Pada kasus Trauma Capitis atau Kepala, ada berapa tingkat kesadaran dan GCS..?
Jelaskan masing-masing poin-nya..!!
Jawaban :

1. Composmentis, vaitu kondisi seseorang yang sadar sepenuhnya, baik terhadap


dirinya maupun terhadap lingkungannya dan dapat menjawab pertanyaan yang
ditanyakan pemeriksa dengan baik.
2. Apatis, yaitu kondisi seseorang yang tampak segan dan acuh tak acuh terhadap
lingkungannya.
3. Delirium, yaitu kondisi seseorang yang mengalami kekacauan gerakan, siklus
tidur bangun yang terganggu dan tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi
serta meronta-ronta.
4. Somnolen yaitu kondisi seseorang yang mengantuk namun masih dapat sadar
bila dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti akan tertidur kembali.
5. Sopor, yaitu kondisi seseorang yang mengantuk yang dalam, namun mash dapat
dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyer, tetapi tidak
terbangun sempurna dan tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
6. Semi-coma yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons
terhadap pertanyaan, tidak dapat dibangunkan sama sekali, respons terhadap
rangsang nyeri hanya sedikit, tetapi refleks kornea dan pupil mash baik.
7. Coma. vaitu penurunan kesadaran vang sangat dalam. memberikan respons
terhadap pertanyaan, tidak ada gerakan, dan tidak ada respons terhadap
rangsang nyeri

Nilai tingkat kesadaran GCS orang dewasa


Berikut nilai acuan dalam penilaian GCS pada orang dewasa:
1. Eye (respon membuka mata)
(4) : spontan atau membuka mata dengan sendirinya tapa dirangsang
(3) : dengan rangsang suara, ddilakukan dengan menyuruh pasien untuk
membuka mata)
(2) : dengan memberikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari
(1) : tidak ada respon meskipun sudah dirangsang.
2. Verbal (respon verbal tau ucapan)
(5) : orientasi baik, bicaranya jelas
(4) : bingung, berbicara mengacau (berulang-ulang), disorientasi tempat dan
waktu
(3) : mengucapkan kata-kata yang tidak jelas
(2) : suara tapa arti (mengerang
(1) : tidak ada respon
3. Motorik (gerakan)
(6) : mengikuti perintah pemeriksa
(5) : melokalisir nyeri, menjangkau dan menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri
(4) : withdraws, menghindar atau menarik tubuh untuk menjauhi stimulus saat
diberi rangsang nyeri
(3) : flexi abnormal, salah satu tangan atau keduanya menekuk sat diberi
rangsang
nver
(2) : extensi abnormal, salah satu tangan atau keduanya bergerak lurus (ekstensi)
di sisi tubuh saat diberi rangsang nyeri
(1) : tidak ada respon

6. Trauma Thorax and Abdoment


Pasien Tn. J diketahui umur 45 thn mengalami kecelakaan dan terdapat jejas di dada
sebelah kiri, terjadi peningkatan teknan JVP sebelah kiri, dan terjadi deviasi trakea
kesebelah kanan, RR 37 x/mnt, HR 125 x/mnt, TD 160/90 MmHg, pasien pucat, akral
dingin, CRT 4 dtk, ada jejas di Abdomen akibat trauma tumpul, dari data diatas
pasien mengalami kasus trauma dengan...? Jelaskan langkah-langkah yang anda
lakukan..!!
Jawaban :
Pasien mengalami kasus trauma dengan tension pneumothoraks
Untuk penangannya sendiri dengan cara needle thorakosintesis/needle
dekompresi.untuk langkah=langkahnya :Tentukan garis mid-axila anterior,jarum
besar di tusukan pada IC 4 atau 5. Sesaat setelah insersi, udara akan mendadak
keluar dan tekanan dada akan berkurang. katub satu arah dapat dipasangkan pada
kateter jarum untuk mencegah masukya udara/katub dapat di but dengan
menggunakan potongan jari sarung tangan steril lalu lubangi pada ujungnya

~ Selamat Mengerjakan ~

Anda mungkin juga menyukai