Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PELATIHAN BT&CLS SMART EMERGENCY

HARI KEDUA

NAMA : DYAH KUSUMONINGRUM, S. Kep., Ns

NO.ABSEN : 04

INSTANSI : RSUD R.A.A TJOKRONEGORO PURWOREJO

Setelah mempelajari materi yang disampaikan pada sesi learning/online (physical


distanching), peserta Pelatihan Basic trauma and cardiac life support diharapkan mampu
menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan
pendapat yang anda pahami setelah mengikuti pembelajaran. Setelah menjawab dan
menyelesaikan tugas, peserta wajib mengunggah melalui aplikasi system website
www.smartemergency.id pada hari Kedua sesuai deadline yang sudah tertera pada system
tugas peserta.
Note: (File yang diunggah berbentuk dokumen/PDF)

1. TRIAGE
Pada kondisi bencana ada istilah START, Jelaskan istilah tersebut dan cara
pengaplikasian dari Metode START tersebut..!!
Jawaban :
START : Simple Triage And Rapid Treatment
Yaitu mengelompokkan korban bencana dengan kategori:
- 0 (Awal)
Dengan memanggil semua korban yang dapat berjalan dan di perintahkan pergi
kesuatu tempat serta memberikan kartu HIJAU.
- 1 (Airway)
Dengan memilah korban terdekat, cek apakah masih bernafas atau tidak?
Korban tidak bernafas, buka airway. Jika tetap tidak bernafas berikartu HITAM,
bila kembali bernafas diberikan kartu MERAH. Jika bernafas spontan lanjut ke
penilaian breathing.
- 2 (Breathing)
Dengan memilah korban yang bernafas spontan. Jika >30x/menit diberikan kartu
MERAH, jika < 30x/mnt lanjut ke penilaian Sirkulasi
- 3 (Sirkulasi)
Dengan cara cek capillary. Jika >2 detik diberikan kartu MERAH, jika <2 detik
lanjut penilaian kesadaran.
Apabila keadaan gelap capillary refill sulit dinilai maka periksa nadi pergelangan
tangan. Jika teraba kecil dan cepat diberikan kartu MERAH,bila teraba kuat cek
kesadaran.
- 4 (Kesadaran)
Dengan cek kesadaran, jika tidak dapat mengikuti perintah berikan kartu
MERAH, jikadapat mengikuti perintah berikan kartu KUNING.

2. Initial Assessment
Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan Initial Assessment..!! Jelaskan
Jawaban :
a. Danger
Pastikan 3A (Aman diri / penolong, Aman lingkungan / lokasi kejadian dan Aman
pasien/korban) serta evaluasi dan waspadai semua potensi bahaya agar tidak
membahayakan penolong dan penderita.
b. Respon
Menilai kesadaran di penilaian awal dengan cepat dan tepat. Cek apakah korban
sadar atau tidak? Dengan AVU, A (Alert / sadar): pasien dapat berorientasi
terhadap tempat, waktu dan orang. V (Verbal/ respon suara): pasien berespon
terhadap rangsangan suara, mengikuti perintah verbal dengan teriak ”Bangun
pak /bu!” atau “Buka mata pak / bu!” dan tepuk bahu. U (Unresponsive / tidak
sadar) menunjukkan adanya gangguan ABCD sehingga perlu penilaian dan
penanganan segera.
c. Call for help
Segera aktifkan system emergency dan minta pertolongan.
d. Primary Survey dan A-G
Monitoring /pemasangan heart atau EKG monitor sangat penting dilakukan untuk
penderita multiple trauma, usia >40 tahun, tersengat arus listrik, punya riwayat
penyakit jantung. Primary surveyterdiri dari penilaian secara cepat tepat akurat
berdasarkan prioritas yang mengancam nyawa. Pastikan protrksi diri untuk
menghindari tertular penyakit.
Penilaian dan pengelolaan berdasarkan prioritas masalah “ABCDE +FG”, tidak
lebih dari 2 menit melalui pendekatan teamwork:
- A: Airway dengan control servikal
Untuk memastikan bebas dan paten jalan nafas serta tidak adanya potensi
obstruksi. Cek adakah sumbatan? Total atau parsial (gurgling/ snoring/
stridor)? Perlu suction /OPA /NPA/ Artificial Airway / Airway definitive?
Indikasi control servikal: trauma kapitis dengan penurunan kesadaran, jejas
diatas klavikula, multiple trauma, biomekanik trauma.
- B: Breathing dengan control ventilasi
Breathing dengan evaluasi I (Inspeksi: frekuensi napas &SpO2, jejas,
kesimetrisandinding dada, vena jugularis) A (Auskultasi: vesikuler atau suara
nafas menurun/ tidak ada) P (Perkusi: sonor/ hipersonor/ redup) P (Palpasi:
krepitasi klavikula/ costae/ sternum/ trachea), apakah tension pneumothorks/
open pneumothoraks/ hemothorak/ flail chest/ tamponade jantung? Sesuaikan
penatalaksanaan.
Kontrol ventilasi dengan cek frekuensi nafas dan SpO2, apakah perlu
oksigenasi?
- C: Circulation dengan control perdarahan
Cek tanda – tanda SYOK, penatalaksanaan IV line 2 jalur dan cross macth.
Control perdarahan, direct pressure/ splinting/ tourniquet/ haemostatic agent/
point pressure/ elevation
- D: Disability (penilaian status neurologis dan GCS)
Cek status neurologis: GCS dan lateralisasi
- E: Exposure tetapi cegah hipotermia
Kaji semua anggota tubuh, bagian belakang dengan log roll
- F: Folley Catether
Untuk monitoring cairan, perhatikan kontra indikasi.
- G: Gastric tube
Dengan pemasangan OGT atau NGT. Indikasi: distensi abdomen. Mencegah
aspirasi input makanan /obat. Kontra indikasi: fraktur basis cranii
e. Re-evaluasi
f. Secondary Survey
Cek vital sign, anamnesa: Keluhan; Obat; Makan & Minum; Penyakit Penyerta,
Alergi; Kejadian (KOMPAK), Head to toe examination mengenai BTLS (Bentuk,
Tumor, lika, Sakit), finger in every orifice (hidung, telinga, mulut, anus),
pemeriksaan penunjang (radiologi, laboratorium)
g. Re-evaluasi
h. Rujuk or No
Jika rujuk maka konfirmasi tempat ( identitas, diagnosis, primary survey,
secondary survey, data yang merujuk).

3. Airway And Breathing Management


Dalam kasus Airway and Breathing sering kali ditemukan ganguan atau bahkan
sumbatan jalan nafas, dalam situasi pandemik Covid-19 saat ini apa yang menjadi
poin penting ketika anda berhadapan dengan pasien suspected / confirmed Covid-19
untuk menangani pasien tersebut yang mengalami gangguan Airway and
Breathing...? Jelaskan
Jawaban :
Pengguanaan APD lengkap, minimalkan kontak untuk menghindari aerosol, efisiensi
petugas dengan memilih petugas yang kompeten melakukan intubasi pada
pemasangan pertama,
Ketika pasien mengalami hentijantung dan gagal proteksi jalan napas segera
lakukan intubasi. Pada pasien dengan sesak nafas (RR >30 x/menit), hipoksemia
(SpO2 <93% dengan FiO2 21% dan PaO2 /FiO2 <300mmHg) cek apakah kondisi
sedang memburuk progresif?/apakah diyakini memburuk? Jika tidak berikan NRM 15
lpm; jika ya, apakah kesadaran compos mentis, komunikasi lancar dan RR 20-30x /
menit dan SpO2 >90%? Jika tidak lakukan intubasi. Jika ya pasang HFNC 30 lpm
dengan FiO2 100%, evaluasi dalam 1 jam apakah penurunan kesadaran / RR
>30x/menit/ SpO2 <92% (95% / komorbid) / peningkatan kerja otot napas bantu atau
nadi > 120x/menit? Jika Ya lakukan intubasi, jika tidak pertahankan HFNC evaluasi
tiap jam.

4. Syok Management
Pasien Ny. M mengalami kecelakaan umur 40 tahun, diketahui terdapat fraktur
terbuka di Femur, berat badan 60 kg, kesadaran menurun (Somnolen), HR 150
x/menit, akral dingin, CRT 4 detik, RR 35 x/menit, TD 80/50 mmHg, kehilangan
darah 2.000 cc.
Tolong jelaskan kategori Syok yang dialami oleh pasien teresebut, dan hitung berapa
jumlah cairan yang di butuhkan oleh pasien diatas berdasarkan Estimated Blood
Loss (EBL)..?
Jawaban :
EBV: 65 cc/kgBB = 65 cc x 60kg = 3900cc
Termasuk syok kelas III (40%) karena kehilangan darah sebanyak 2000cc, HR
sangat naik, TD menurun, kesadaran menurun, GCS menurun, frekuensi napas naik
EBL : 40 x 3900 = 1560 ml
Kebutuhan resusitasi dengan kristaloid sebanyak 1560 ml x 4 = 6240 ml

5. Trauma Capitis
Pada kasus Trauma Capitis atau Kepala, ada berapa tingkat kesadaran dan GCS..?
Jelaskan masing-masing poin-nya..!!
Jawaban :
Pada kasus trauma kepala ada 3 tingkat kesadaran dan GCS yaitu;
- Ringan
GCS 14 -15, penderita sadar tapi dapat mengalami amnesia, dapat mengalami
kehilangan kesadaran yang singkat, dapat sembuh dengan sempurna.
- Sedang
GCS 9-13, penderita mampu menuruti perintah sederhana tapi biasanya tampak
bingung atau terlihat mengantuk dan disertai deficit neurologis fokal seperti
hemiparese. Penderita harus dirawat diruang perawatan intensif atau yg setara,
dilakukan observasi ketat dan pemeriksaan neurologis serial selama 12-24 jam
pertama
- Berat
GCS 3-8, penderita tidak mmpu melakukan perintah sederhana walaupunstatus
kardiopulmonernya telah stabil, memiliki resiko morbiditas dan mortalitas cukup
besar.

6. Trauma Thorax and Abdoment


Pasien Tn. J diketahui umur 45 thn mengalami kecelakaan dan terdapat jejas di dada
sebelah kiri, terjadi peningkatan teknan JVP sebelah kiri, dan terjadi deviasi trakea
kesebelah kanan, RR 37 x/mnt, HR 125 x/mnt, TD 160/90 MmHg, pasien pucat, akral
dingin, CRT 4 dtk, ada jejas di Abdomen akibat trauma tumpul, dari data diatas
pasien mengalami kasus trauma dengan...? Jelaskan langkah-langkah yang anda
lakukan..!!
Jawaban :
Kasus trauma dengan tension pneumothorax
Langkah yang dilakukan:
- Danger: aman diri, aman lingkungan dan aman pasien
- Cek respon: AVPU
- Call for help: minta tolong dan mengaktifkan system emergency
- Pasang monitor EKG
- Primary survey:
 Airway dan kontrol servikal: airway clear, control servikal dengan manual /
alat
 Breathing dan control ventilasi: evaluasi dengan IAPP (tension
pneumothoraks), penatalaksanaan tension pneumothoraks dilakukan
needle thoracocentesis, control ventilasi dengan cek RR san SpO2
 Circulation dan control perdarahan: cek tanda stok, control perdarahan
 Disability: cek status neurologis
 Exposure: kaji semua anggota tubuh
 Folley cateter: karena ada trauma abdomen, dicurigai adanya trauma
pada pelvis maka tidak dipasangdiganti dengan diberikan diapers /
underpad untuk monitoring
 Gastric tube: pasang gastrik tube (NGT)
- Reevaluation
- Secondary survey: monitor vital sign, anamnesa (KOMPAK), pemeriksaan fisik
head to toe (BTLS), finger in every orifice (hidung, telinga, mulut, anus),
pemeriksaan penunjang (radiologi dan laboratorium)
- Perlu rujuk atau konsul Sp.B

~ Selamat Mengerjakan ~

Anda mungkin juga menyukai