Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PELATIHAN BT&CLS SMART EMERGENCY

NAMA : CHOFIFAH INDRAWATI

NO.ABSEN : 086

INSTANSI : POLTEKKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN PURWOKERTO

Setelah mempelajari materi yang disampaikan pada sesi learning/online (physical


distanching), peserta Pelatihan Basic trauma and cardiac life support diharapkan mampu
menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan
pendapat yang anda pahami setelah mengikuti pembelajaran. Setelah menjawab dan
menyelesaikan tugas, peserta wajib mengunggah melalui aplikasi system website
www.smartemergency.id pada hari Kedua sesuai deadline yang sudah tertera pada system
tugas peserta.
Note: (File yang diunggah berbentuk dokumen/PDF)

1. Initial Assessment
Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan Initial Assessment..!! Jelaskan
Jawaban :
- Danger
A3 (Aman Diri, Aman Lingkungan, Aman Pasien)
- Respon.
Cek respon korban dengan waspada kemudian panggil teriak pak/bu buka
matanya. Bila tidak bangun beri rangsang nyeri. Bila tidak sadarkan diri. Lanjut
alogaritma berikutnya
- Call for help
Bila di RS panggil code blue dengan menyebutkan nama ruangan "Code blue
mawar 1”
Bila diluar RS dapat memanggil PSC 119 Primary survey (A-G)
Jika berada di IGD pasang heart-monitor
Airway
 Adanya sumbatan atau tidak. Sumbatan dibagi menjadi 2
Sumbatan total (seperti tersedak) dari sumbatan parsial, seperti gurgling diatasi
dengan suction atau miringkan dengan teknik log roll snoring (jatuhnya dan ke
belakang) diatasi dengan memasang OPA atau dengan teknik membuka jalan
nafas dengan jaw trust apa bila ada trauma headlit chin lift maneuver bila tidak
ada trauma lalu stidor (pembengkakan jalan nafas karena inhalasi atau ca jalari
natas) dapat diatasi dengan memasang NPA Intubasti.
 Kontrol servikal
Kontrol Servikal karena daerah servikal tempat keluarnya syarat pernafasan.
Indikasi fraktur servikal antara lain, yaitu trauma kapitis dengan penurunan
kesadaran. jejas diatas klavikula. multiple trauma, biomekanik trauma.
Breathing + kontrol ventilasi
 Pasang oxyometri SPO2 normal 95%-100%. Jika tidak normal pasang oksigen.
 Evaluasi pasien trauma daerah thorax, jika setelah dipasang oksigen hingga
Non Retreathing Mask tidak kunjung meningkat normal SPO2nya. Lakukan
IAPP
I : Inspeksi Lihat frekuensi nafas dan SPO2 pasien, adakah jejas. kesimetrisan
dinding dada, dan vena jugularis
A : Auskultasi Dengarkan suara nafas, vesikuler unvesikuler (suara nafas
menurun atau hilang). Tindakan dilakukan dimulai dari tempat yang tidak ada
jejas. Dilakukan pada 4/5 titik
P : Perkusi Ketuk apakah sonor hipersonor/ redup (adanya cairan
darah/hematothorax)
P : Palpasi Apakah ada krepitasi.
 Problem breathing
Tension pneumotorak berisi udara diatasi dengan needle thoracocintecis pada
axilla anterior Chest tube pada ics 5 mid axilla. Open pneumotoraks suara
menghisap, diatasi dengan oklusif dressing atau kassa 3 Hemathoraks dapat
syok diatasi dengan resusitasi cairan Flat chest (patan) diposisikan senyaman
mungkin, waspada umumnya pasien enggan bernafas karena nyeri yang
sangat hebat. Tamponade jantung dilakukan tindakan perikardio oleh dokter.
Circulation
 Stop perdarahan dengan menekan perdarahan, apabila masih perdarahan
dilanjutkan pembidaian, apabila masih perdarahan dilanjutkan tourniquet.
apabila masih perdarahan dilanjutkan mencatt titik tekan. apabila masih
perdarahan dilanjutkan meninggikan titik tekan.
 Cek tanda syok stanosis akral dingin. nadi cepat dan lemah Atasi dengan
memasang infus 2 jalur
Disability
GCS dan laterarisasi
Exposure
Luka semua anggota tubuh observasi apakah ada jelas juga pada bagian
belakang dengan teknik log roll. untuk mencegah hipotermia tutup dengan
selimut.
Folley catheter
Indikasi monitoring tetapi cairan
Kontra indikasi rupture uretra
Jika terdapat kontraindikasi menggunakan blast fungsi pada 3 jari diatas simfisis
pubis ditusukkan kemudian diamkan ke kateter.
Gastric tube
Pasang NGT jika terdapat kontraindikast fracture basis crabi pasang OGT
- Re-evaluasi
- Secondary survey : TTV, Head to toe (Bentuk, Tumor, Luka, Sakit). Anamnesa
(Keluhan, Obat, makan minum, penyakit yang di derita, alergi, kejadian). Finger
In Every Orifie. Pemeriksaan penunjang.
- Re-evaluasi
- Rujuk or no, siapkan identitas, diagnose, primary survey, secondary survey, data
yang merujuk.
2. Trauma Musculosceletal
Terdapat kasus trauma akibat kecelakaan pada Cruris Dextra (Close Fraktur) dan
luka terbuka pada Radius Ulna, langkah apa yang anda lakukan untuk menangani
pasien tersebut dengan prinsip penanganan luka dan pembidaian..? Jelaskan
Jawaban :
Jika korban terdapat fraktur, segera ambil papan ukuran yang sesuai dan rekatkan
pada bagian luar dan dalam tulang bantali dengan kain dan eratkan dengan tali atau
kain. tenaga medis datang sampai dilakukan tindak lanjut oleh tim Nakes. Segera
kompres bagian fraktur untuk mencegah perdarahan, jika korban cedera tidak sadar
atau bernapas pendek segera ambil tindakan sedikit merendahkan bagian kepala
atau sedikit meninggikan bagian kaki jika memungkinkan.

3. Trauma Thermal
Kasus 1:
Pasien laki-laki 40 th (65 Kg) masuk UGD dengan luka bakar 2 jam setelah kejadian
LUKA BAKAR Derajat II, luas luka bakar 20 %, Berapa jumlah cairan yang diberikan
sebagai resusitasi awal, jika kecepatan 15 Tetes/menit..?
Jawaban :
4 cc x 65kg BB x 20 % = 5200 cc / 24 jam
Resusitasi awal = 5200:2 = 2600 cc
= 2600 : 4 x 6 (8-2)
= 2600 : 24
= 108 tpm

Kasus 2:
Pasien anak-anak 15 th (25 Kg) masuk UGD dengan luka bakar sesaat setelah
kejadian, LUKA BAKAR Derajat II, luas luka bakar 20 %, Berapa jumlah cairan yang
diberikan sebagai resusitasi awal, jika kecepatan 20 Tetes/menit..?
Jawaban :
(2cc x 25kg BB x 20 %) + (10kg BB x 100 cc) + (10 kgBB x 50 cc) + (5 kgBB
x 10 cc)/24 jam
= (1000 + 1000 + 500 + 50) / 24 jam
= 2550 cc / 24 jam
= resusitasi awal = 2550 : 2 = 1275 cc

= 1275 : 3 x 8
= 1275 :24
= 53,125 = 53 tpm

4. Mechanism Of Trauma
Dalam Mechanism of Trauma terdapat beberapa klasifikasi trauma, tolong jelaskan
yang termasuk Klasifikasi Trauma Tumpul dan kemungkinan cidera yang terjadi..!!
Jawaban :
Klasifikasi trauma tumpul : trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam
rongga peritoneum. Luka pada abdomen bisa di sebabkan oleh
jatuh,kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera
akibat berolahraga, benturan, ledakan, kompresi/sabuk pengaman .
Kemungkinan cedera yang terjadi yaitu :
Fase 1 :
- Patah tulang paha karena menahan beban yang berlebihan
- Disklikasi sendi panggul
- Dislokasi lutut
Fase 2 :
- Cedera abdomen : perlukaan/ruptur pada organ
- Cedera dada : patah tulang rusuk, patah tulang dada,paru-paru,jantung dan
aorta
Fase 3 :
- Cedera kepala
- Patah tulang
Fase 4 :
- Fraktur servikal – koksigis
- Patah tulang leher – tanpa head rest
- Multiple trauma

5. Konsep ECG

Jawaban
Irama : Reguler
HR : 150x/menit
Gel. P : Normal
Interval PR : Normal
Gel. QRS : Normal

6. Acute Coronary Syndrome (ACS)


Pasien Tn. B umur 50 thn mengalami nyeri dada, nafas terasa sesak dan nyeri,
diketahui dari hasil ECG pasien tersebut mengalami STEMI, apa yang mendasari
bahwa pasien Tn.B mengalami STEMI dan terapy apa yang harus diberikan
sesegera mungkin dalam kurun waktu < 3 jam...? Jelaskan
Jawaban :
Pasien mengalami nyeri dada disertai sesak nafas dan hasil dari EKG kemudian
pasien diberikan terapi segera dengan pemberian terapi fibrinolotik (reperfusi
farmakologi) atau PPCI/PRIMARY PERCUTANEOUS CORONARY INTERVENTION
(reperfusi mekanik)
Strategi invansif bukanlah pilihan (contoh : kurangnya akses ke fasilitas PCI atau
akses vascular sulit) atau terlambat dari 60 menit.

7. Terapy Elektrik and Management Team


Apa itu Synchronize dan Unsyinchronize, dan irama apa saja yang termasuk
kedalam golongan Synchronize dan Unsyinchronize, serta Jelaskan cara kerja
Team Dynamic..!!
Jawaban :
Synchronize/Sinkronisasi kardioversi adalah shock energi rendah yang
menggunakan sensor untuk menyalurkan tenaga listrik yang disinkronkan dengan
puncak kompleks QRS (titik tertinggi dari gelombang R).

Unsynchronize cardioversion/ kardioversi tidak sinkron (defibrilasi) adalah shock


energi tinggi yang disampaikan segera setelah tombol shock di tekan pada
defibrillator. Ini berarti bahwa shock mungkin jatuh secara acak di mana saja dalam
siklus jantung (kompleks QRS). Kardioversi tidak sinkron (defibrilasi) digunakan bila
tidak ada aktivitas terkoordinasi intrinsik listrik di jantung (pulseless VT / VF) atau
defibrillator gagal untuk menyinkronkan pada pasien yang tidak stabil.

Irama: Ventricular Fibrillasi, Ventrikular Takikardia, Supra Ventrikular Takikardia,


Atrial Fibrillasi, Atrial Flutter.

Cara kerja TEAM DYNAMIC


Peran & tanggung jawab yang jelas
Memahami keterbatasan masing-masing
Intervensi konstruktif
Saling berbagi pengetahuan
Review & reevaluasi
Closed loop communication
Informasi yang jelas
Saling menghormati
Debreafing

8. TRIAGE
Pada kondisi bencana ada istilah START, Jelaskan istilah tersebut dan cara
pengaplikasian dari Metode START tersebut..!!
Jawaban :
SIMPLE, TRIAGE, AND, RAPID, TREATMENT
Metode ini membagi penderita menjadi 4 kategori :
1. Prioritas 1 – Merah
Merupakan prioritas utama, diberikan kepada para penderita yang kritis
keadaannya seperti gangguan jalan napas, gangguan pernapasan,
perdarahan berat atau perdarahan tidak terkontrol, penurunan status
mental
2. Prioritas 2 – kuning
Merupakan prioritas berikutnya diberikan kepada para penderita yang
mengalami keadaan seperti luka bakar tanpa gangguan saluran napas
atau kerusakan alat gerak, patah tulang tertutup yang tidak dapat
berjalan, cedera punggung.
3. Prioritas 3 – hijau
Merupakan kelompok yang paling akhir prioritasnya, dikenal juga sebagai
‘Walking Wounded” atau orang cedera yang dapat berjalan sendiri.
4. Prioritas 4 – hitam
Diberikan kepada mereka yang meninggal atau mengalami cedera yang
mematikan.

Pelaksanaan Triage Metode S.T.A.R.T


Untuk memudahkan pelaksanaan triage maka dapat dilakukan suatu
pemeriksaan sebagai berikut :
1. Kumpulkan semua penderita yang dapat / mampu berjalan sendiri ke areal
yang telah ditentukan, dan beri mereka label HIJAU.
2. Setelah itu alihkan kepada penderita yang tersisa periksa :
3. Pernafasan
a. Bila pernapasan lebih dari 30 kali / menit beri label MERAH.
b. Bila penderita tidak bernapas maka upayakan membuka jalan napas dan
bersihkan jalan napas satu kali, bila pernapasan spontan mulai maka
beri label MERAH, bila tidak beri HITAM.

c. Bila pernapasan kurang dari 30 kali /menit nilai waktu pengisian kapiler.
4. Waktu pengisian kapiler :
a. Lebih dari 2 detik berarti kurang baik, beri MERAH, hentikan perdarahan
besar bila ada.
b. Bila kurang dari 2 detik maka nilai status mentalnya
c. Bila penerangan kurang maka periksa nadi radial penderita. Bila tidak
ada maka ini berarti bahwa tekanan darah penderita sudah rendah dan
perfusi jaringan sudah menurun.
5. Pemeriksaan status mental
a. Pemeriksaan untuk mengikuti perintah-perintah sederhana
b. Bila penderita tidak mampu mengikuti suatu perintah sederhana maka beri
MERAH
c. Bila mampu beri KUNING

9. Evakuasi dan Rujukan


Moving Equipment adalah alat untuk memindahkan pasien, alat apa saja yang di
perbolehkan untuk memindahkan pasien dengan Suspect Trauma Spinal, serta
jelaskan protokol rujukan ke Rumah Sakit tujuan..!!
Jawaban :
Alat yang di perbolehkan untuk memindahkan pasien dengan Suspect
Trauma Spinal:
- Long spine board
- Scoop stretcher 
- stretcher  
Protokol rujukan ke Rumah Sakit tujuan:
a. sebelum melakukan rujukan harus melakukan komunikasi dengan
memeberikan informasi ke RS Rujukan tentang:
a) identitas
b) hasil anamnesis
c) penemuan awal pemeriksaan dengan respon terapi
b. sebelum dirujuk stabilkan ABCD
c. informasi untuk petugas pendamping:
a) pengelolaan jalan napas
b) cairan yang akan / telah diberikan
c) prosedur khusus yang diperlukan
d) GCS, resusitasi, dan perubahan lain
d. Pengelolaan selama transport
a) Monitor TTV
b) Bantu kardio respirasi bila perlu
c) Pemerian darah bila perlu
e. Dokumentasi

~ Selamat Mengerjakan ~

Anda mungkin juga menyukai