Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PELATIHAN BT&CLS SMART EMERGENCY

NAMA : Untari,A.Md.Kep

NO.ABSEN : 41

INSTANSI : UPTD Puskesmas Randublatung

Setelah mempelajari materi yang disampaikan pada sesi learning/online (physical


distanching), peserta Pelatihan Basic trauma and cardiac life support diharapkan mampu
menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan
pendapat yang anda pahami setelah mengikuti pembelajaran. Setelah menjawab dan
menyelesaikan tugas, peserta wajib mengunggah melalui aplikasi system website
www.smartemergency.id pada hari Kedua sesuai deadline yang sudah tertera pada system
tugas peserta.
Note: (File yang diunggah berbentuk dokumen/PDF)

1. Initial Assessment
Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan Initial Assessment..!! Jelaskan
Jawaban :
 Primery survey, yaitu penanganan ABCDE dan resusitasi. 2. Secondary survey. 3.
Penanganan definitive atau menetap a. Tahapan Pengelolaan Penderita a) Tahap
Pra-Rumah sakit Di Indonesia peyanan pra-rumah sakit ini merupakan bagian yang
sangat terbelakang dari pelayanan penderita gawat darurat secara menyeluruh.
Berbeda di jalan tol hampir semua korban penderita trauma dibawa oleh ambulans
ke rumah sakit. Pelayanan korban dengan trauma pra-rumah sakit yang
membawanya biasanya adalah keluarga sendiri atau orang yang berbaik hati.
Yang harus dilakukan oleh seorang paramedik adalah Menjaga Airway dan
Breathing,Kontrol perdarahan dan syok, Imobilisasi penderita.
 Menjaga Airway Dengan Kontrol Servikal Yang pertama harus dinilai adalah
kelancaran jalan nafas, namun harus diingat bahwa kebanyakan usaha untuk
memperbaiki jalan nafas akan menyebabkan gerakan pada leher b. Breathing dan
ventilasi langkah berikut: periksa breathing dan atasi bila kurang baik jalan napas
yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Tiga hal yang hartus dilakukan dalam
breathing:  nilai apakah brathing Baik (look, listen, feel)  ventilasi tambahan
apabila breathing kurang adekuat  selalu berikan oksigen Menilai pernafasan
Pernafasan yang baik adalh pernafasan yang: - Freuensi normal (dewasa rata-rat 20,
anak 30,bayi 40) - tidak ada gejala dan tanda sesak - pada pemeriksaan fisik baik
Lakukan pemeriksaan fisik dengan cara: 1. Lihat dada penderita dengan membuka
untuk melihat pernafasan yang baik. Lihat apakha ada jejas, luka terbuka, dan
ekspansi kedua paru. 2. Auskultasi dilakukan untuk memastikan masuknya udara ke
dalam kedua paru dengan mendengarkan bising nafas( jangan lupa sekaligus
memeriksa jantung) 3. Perkusi dilakukan untuk menilai adanya udara(hipersonor),
atau darah(dull) dalam rongga pleura. Cedera thorak yang dapat mengakibatkan
gangguan ventilasi yang berta dan ditemukan pada saat melakukan survey primer
adalah: - tension pneumothorak - flail chest - open pneumothorak - hematothorak
massif Kelainan-kelainan diatas harus segera ditangani untuk menghindari kematian.
Ventilasi tambahan Apabila pernafasan tidak adekuat harus dilakukan bantuan
pernafasan (assisted ventilation). Di UGD sebaiknya membantu pernafasan adalah
dengan memakai dog valve mask (ambubag), ataupun ventilator.
Berikan oksigen, apabila diperlukan konsentrasi oksigen yang tinggi dengan
memakai rebreathing atau non-rebreathing mask, atau dengan kanul (berikan 5-6
lpm) b. Circulation langkah berikut: periksa sirkulasi dengan memeriksa kulit akral
dan nadi. Bila ada tanda syok atasi! Perdarahan merupakan sebab utama trauma
kematian pasca bedah yang mungkin dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan
tepat dirumah sakit. 1. Pengenalan syok 2. Control perdarahan 3. Perbaikan Volume
Alur Pikir Pada Penderita trauma yang mengalami syok : Saat ini dikenali syok
(penderita trauma), harus dianggap sebagi syok hemoragik. Sambil dipasang infuse,
dilakuka penekanan pada perdarahan luar (bila ada). Bila tidak ada perdarahan luar
dilakukan pencarian akan adanya perdarahan internal (lima tempat : thorax,
abdomen, pelvis, tulang panjang, retroperitoneal). Sambil mencari sumber
perdarahan dilakukan evaluasi respon penderita terhadap pemberian cairan.

2. Trauma Musculosceletal
Terdapat kasus trauma akibat kecelakaan pada Cruris Dextra (Close Fraktur) dan
luka terbuka pada Radius Ulna, langkah apa yang anda lakukan untuk menangani
pasien tersebut dengan prinsip penanganan luka dan pembidaian..? Jelaskan
Jawaban :
1. Mintalah korban untuk tidak banyak bergerak. Gunakan bantalan ringan untuk
menopang kaki yang fraktur, lakukan pembidaian Balutan pada bidai dilakukan
dari distal ke proksimal dengan tujuan untuk menghindari kompresi berlebihan
pada ekstremitas. Setelah dilakukan pembidaian, maka harus diperiksa kembali
apakah imobilisasi sudah adekuat, kesesuaian dengan posisi anatomis,
kekuatan bidai, dan kenyamanan pasien dengan bidai yang terpasang. Selain
itu, perlu dilakukan pemeriksaan motorik, sensorik, denyut nadi, dan
penilaian capillary refill time pada bagian distal ekstremitas. Pemeriksaan
radiologi diperlukan untuk memeriksa kembali fragmen fraktur dan dislokasi
yang terjadi.
2. Pada luka terbuka di radius ulna dihentikan terlebih dahulu perdarahan pada
lukanya, dengan kasa steril, setelah luka sudah tidak ada perdarahan yg
berlebih, kita lakukan pembidaian, sebelum dilakukan pembidaian basahi kasa
dengan NaCl lalu tutupkan pada luka terbuka baru dibebat dengan kasa, baru
dilakukan pembidaian dengan melewati 2 sendi.
3. Trauma Thermal
Kasus 1:
Pasien laki-laki 40 th (65 Kg) masuk UGD dengan luka bakar 2 jam setelah kejadian
LUKA BAKAR Derajat II, luas luka bakar 20 %, Berapa jumlah cairan yang diberikan
sebagai resusitasi awal, jika kecepatan 15 Tetes/menit..?
Jawaban :

Kasus 2:
Pasien anak-anak 15 th (25 Kg) masuk UGD dengan luka bakar sesaat setelah
kejadian, LUKA BAKAR Derajat II, luas luka bakar 20 %, Berapa jumlah cairan yang
diberikan sebagai resusitasi awal, jika kecepatan 20 Tetes/menit..?
Jawaban :

KASUS 1
D1 :
D2 : jumlah ciaran sebagai resusitasi awal jika kecepatan 15 tts/ mnt ?
D3 : 2cc x BBKG x PRESENTASE LUKA ABAKAR/24 JAM
2 CC X 65 KG X 20%
24 JAM
1600
24
RESUSITASI AWAL 800 CC
6 JAM
800 X 15
360

12000
360

33,3 Tt/ Menit

KASUS 2
D1
D2 : jumlah ciaran sebagai resusitasi awal jika kecepatan 20 tts/ mnt ?
D3 : 2cc x BBKG x PRESENTASE LUKA ABAKAR/24 JAM
2 CC X 25 KG X2 0%
24 JAM
1000
24
RESUSITASI AWAL 500 CC
8 JAM
500 X 20
480

10000
480
20,8 Tt/ Menit
4. Mechanism Of Trauma
Dalam Mechanism of Trauma terdapat beberapa klasifikasi trauma, tolong jelaskan
yang termasuk Klasifikasi Trauma Tumpul dan kemungkinan cidera yang terjadi..!!
Jawaban :
Yang termasuk klasifikasi trauma
1.Tumpul
Merupakan trauma fisik pada anggota tubuh, akibat benturan, maupun
serangan fisik tabrakan
2.Tembus
Merupakan trauma fisik pada tubuh akibat tertusuk
3.Thermal
Merupakan trauma yang terjadi akibat luka bakar.
4.Ledakan
Merupakan trauma fisik yang terjadi akibat adanya ledakan.

Kemungkinan cidera yang terjadi pada klasifikasi :

1. trauma tumpul fase satu patah tulang paha karna menahan beban berlebuhan,
dislokasi sendi panggul, dislokasi lutut
2. trauma tembus Fase 2, cidera abdomen, cidera dada,
3. trauma thermal fase 3, cidera kepala, patah tulang leher.
4. trauma ledakan fase 4, fraktur cervical sampai kogsigis,patah tulang leher, multiple
trauma

5. Konsep ECG

Jawaban
Irama : teratur
HR : 150 x/mnt
Gel. P :normal, setiap gemobang p selalu diikuti dengan QRS dan T
Interval PR : normal (0,12-0,20 detik)
Gel. QRS : normal (0,6-0,12 detik)

6. Acute Coronary Syndrome (ACS)


Pasien Tn. B umur 50 thn mengalami nyeri dada, nafas terasa sesak dan nyeri,
diketahui dari hasil ECG pasien tersebut mengalami STEMI, apa yang mendasari
bahwa pasien Tn.B mengalami STEMI dan terapy apa yang harus diberikan
sesegera mungkin dalam kurun waktu < 3 jam...? Jelaskan
Jawaban :
STEMI karena adanya sumbatan total 100% pada arteri coroner.
Therapy : bedres, pemberian oksigen 4 lt/mnt,nitrat ISDN 50 mg sublingual,aspirin
(160-320 mg) dikunyah, morfin intravena (2,5-5 ml) bila nyeri dada tidak teratasi
dengan nitrat, clopidogrel dosis loading 300 Mg/Oral.terapi fibrinolitik,door balloon <
90 mnt door – to – balloon minus –door to-needle is< 1 jam.

7. Terapy Elektrik and Management Team


Apa itu Synchronize dan Unsyinchronize, dan irama apa saja yang termasuk
kedalam golongan Synchronize dan Unsyinchronize, serta Jelaskan cara kerja
Team Dynamic..!!
Jawaban :
Synchronize ( cardioversi ) merupakan tindakan efektif atau emergency untuk
mengobati takiaritmia dengan cara diberikan aliran listrik biasanya dengan energi
rendah, Iramanya sinus.
Unsyinchronize ( defibrilasi ) merupakan tindakan pemberian kejut listrik pada
jantung untuk mengembalikan irama atau denyut jantung yang tidak normal akibat
aritmia.iramanya jantung

Cara Kerja Team Dynamic


Pastikan Team memahami dan mengenali masing-masing anggota dari cara
mereka berkomunikasi,aktifitas apa saja yang dilakukan sekarang, dan kesulitan-
kesulitan yang dialami . jika diantara tim ada masalah teknis maupun non teknis
siapa yang dalam keadaan online di team, maka diusahakanuntuk memberi saran
atau rujukan untuk menyelesaikan maslah tersebut. Selalu memperhatikan team apa
yang terjadi didalam team. Saling mendukung sesame individu dalam team untuk
mengerjakan tugasnya sesuai keinginan masing- masing tetapi tetap memperhatiakn
tanggung jawabnya. Memberikan apresiasi kepada semua tim atas keberhasilan
team.perkuat team dengan cara kolaborasi dengan baik,saling percaya,
mengapresiasi,saling menghormati dan saling berbagi ide.

8. TRIAGE
Pada kondisi bencana ada istilah START, Jelaskan istilah tersebut dan cara
pengaplikasian dari Metode START tersebut..!!
Jawaban :
START ( SIMPLE TRIAGE AND RAPID TREATMEN),
CARA mengaplikasikan yaitu dengan memilih korban berdasarkan pengkajian awal
terhadap penderita dengan menilai respirasi,perfusi dan status mental.yang pertama
penolong melakukan penilaian cepat tanpa menggunakan alat atau tindakan
medis.lalu memanggil penderita yang dapat berjalan dan kumpulkan di area
pengumpulan,menilai penderita yang tidak dapat berjalan, mulai dari posisi terdekat
ndengan penolong. 4 kategori label warna pada triage Merah ( gawat darurat)
korban dengan kondisi kritis abc bermasalah, kuning ( gawat tidak darurat) , hijau
( tidak gawat tidak darurat ) korban tidak mengalami cidera serius)kondisi yang
mendesak, Hitam (pasien yang sudah tidak bias ditolong/mati.

9. Evakuasi dan Rujukan


Moving Equipment adalah alat untuk memindahkan pasien, alat apa saja yang di
perbolehkan untuk memindahkan pasien dengan Suspect Trauma Spinal, serta
jelaskan protokol rujukan ke Rumah Sakit tujuan..!!
Jawaban :

Alatnya Long spinboard, streacher

protokol rujukan ke Rumah Sakit tujuan


1. Sebelum melakukan rujukan harus melakukan komunikasi dengan memberikan
informasi pasien meliputi identitas siapa nama pasien,umur kelamin, melaporkan
kondisi pasie hasil anamnesa yang ditemukan pada pemeriksaan terhadap
pasien, hasil pemeriksaan pertama yang dilakukan dan terapai apa saja yang
sudah diberikan pada saat awal pertolongan.
2. Sebelum dirujuk pastikan pasien sudah dalam kondisi stabil, hasil pemeriksaan
yang meliputi airway dipastikan tidak ada snoring atau stridor sudah teratasi,
breathing dipastikan tidak adanya sumbatan jalan nafas, circulation apabila ada
pendarahan dipastikan sudah berhenti,dan selalu memonitor kecepatan dan
irama jantung, disability pastikan nilai gcs , lakukan pemeriksaan ulang gcs
setiap 30 menit- 1 jam.
Dan pantau kondisi pasien selama perjalanan dan laporkan apabila adanya
penurunan kesadaran ke rs rujukan.
3.informasi untuk petugas pendamping, pastikan kelola dengan baik jalan nafas
pasien,pastikan cairan yang sudah diberikan berjalan lancer tidak ada udema,cek
secara berkala mengenai kondisipasien jika memungkinakan terjadi hal yang buruk.
4.pengelolaan selama transportasi selalu memonitor tanda tanda vital pasien,
pastikan obat yang dianjurkan oleh dokter sudah diberikan , lakukan komunikasi
dengan dokter mengenai kondisi pasien selama perjalanan,
5. dokumentasikan semua laporan hasil anamnesa awal pemeriksaan dan kondisi
pasien selama perjalanan, serta terapai apa saja yang sudah diberikan.

~ Selamat Mengerjakan ~

Anda mungkin juga menyukai