Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PELATIHAN BT&CLS SMART EMERGENCY

NAMA : Indriyanto

NO.ABSEN : 85

INSTANSI : Akper Giri Satria Husada Wonogiri

Setelah mempelajari materi yang disampaikan pada sesi learning (physical distanching),
peserta Pelatihan Basic trauma and cardiac life support diharapkan mampu menjawab
beberapa pertanyaan dibawah ini. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan pendapat
yang anda pahami setelah mengikuti pembelajaran. Setelah menjawab dan menyelesaikan
tugas, peserta wajib mengubah menjadi PDF dan mengunggah melalui link berikut ini:
http://www.bit.ly/tugas-pelatihan-btcls pada hari pertama maksimal pukul 21.00 WIB dengan
format file “No.absen_nama lengkap peserta”.

1. Building Learning Commitmen (BLC)


Apa yang menjadi dasar bahwasannya anda diharuskan untuk mengikuti pelatihan
BT&CLS, dan apa motivasi anda serta apa yang anda harapkan dari mengikuti
pelatihan BT&CLS bersama Smart Emergency...? Jelaskan
Jawaban :
Tentunya sebegai calon tenaga kesehatan diwajibkan mengetahui dasar dasar dari
penanganan pasien gawat darurat untuk menunjang skill yang digunakan untuk
memberikan pertolongan ketika ada pasien yang mengalami kondisi gawat darurat.

2. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)


Dalam pelayanan kegawatdaruratan khususnya di “Pre Hospital” sangat diperlukan
suatu sistem pelayanan Ambulance (PSC 119), dalam kondisi saat ini (Pandemic
Cov.19), hal apa saja yang perlu di perhatikan untuk Team dan Mobil Ambulance
saat beroperasi..?
Jawaban :
Aman diri, Manajemen call center 119 dan PSC.
-Menjaga airway dan breathing
-kontrol perdarahan dan syok
-imobilisasi penderita
-pengiriman ke rumah sakit terdekat yang cocok
3. Etiko Legal Keperawatan Gawat Darurat
Apa yang anda lakukan ketika menemukan kasus Kegawatdaruratan dilapangan,
apakah anda di perbolehkan menolong korban tersebut, jika iya., apa dasar hukum
yang melandasi tindakan anda tersebut...? Jelaskan
Jawaban :
Iya, perawat merupakan tenaga kesehatan yang memliki peran penting dalam upaya
kesehatan. berdasarkan UU No 36 pasal 1 butir 6 tahun 2009, yaitu perawat
merupakan salah tenaga kesehatan.dan dijelaskan pula dalam pasal lain dalam UU,
RS, Keperawatan, dan PMK.

4. Cardio Pulmonary Resucitation (CPR)


Ketika pasien mengalami Henti Jantung (Cardiac Arrest) pada pasien Dewasa, Anak
dan Bayi, apa yang anda lakukan untuk menolong pasien tersebut, tentunya sesuai
dengan Algoritme AHA 2015 yang telah di update pada tahun 2020 untuk pasien
dengan Suspected or Confirmed Covid-19...? Jelaskan
Jawaban
Dangerous : memastikan keamanan diri, pasien dan lingkungan. Menggunakan APD
Response : cek respon pasien dengan menepuk dan memanggil pasien,
Call For Help : jika tidak ada respon, telepon call center PSC 119 untuk segera
menuju lokasi guna memberikan bantuan
Posisi kan pasien dengan in line
Compression : lakukan kompresi dada pada daerah midsternum dengan kedalaman
1/3 dada dengan kecepatan 100 – 120 x permenit dan minimalkan interupsi
Air way : pastikan kepatenan jalan nafas
Breathing : berikan bantuan nafas 2x menggunakan BVM dengan hitungan 5 – 6
Rasio kompresi dewasa (30:2), anak (30:2), bayi (15:2)

5. Airway And Breathing Management


Dalam kasus Airway and Breathing sering kali ditemukan ganguan atau bahkan
sumbatan jalan nafas, dalam situasi pandemik Covid-19 saat ini apa yang menjadi
poin penting ketika anda berhadapan dengan pasien suspected / confirmed Covid-19
untuk menangani pasien tersebut yang mengalami gangguan Airway and
Breathing...? Jelaskan
Jawaban :
Airway: melakukan pengkajian pada jalur nafas, memastikan kepatenan jalan nafas,
tidak ada bunyi snoring, gurgling, stridor, dan nafas. Jika jalan nafas tidak paten
lakukan intervensi sesuai dengan permasalahan (snoring > OPA/PA ; Gurgling >
suction ; Stridor > cricotiroidectomi .. jika sumbatan berupa benda padat dan pasien
tetap sadar (pada pasien tersedak) bisa dilakukan degna hemlich maneuver, atau
pada bayi bisa dilakukan chest trus dan back blow.
Breathing : (1) look : perhatikan adanya kelainan pada bentuk dada (intra thorakal
atau flail chest. Jika terjadi sesak nafas curigai merupakan ancaman terhadap
oksigenasi. (2) listen : Auskultasi kedua lapang paru, jika bising nafas menghilang
pada satu atau kedua hemithorakx menandakan adanya kelainan intrathorakal.
Waspadai takipnu dan terjadinua hipoksia

6. Syok Management
Pasien Ny. M mengalami kecelakaan umur 40 tahun, diketahui terdapat fraktur
terbuka di Femur, berat badan 60 kg, kesadaran menurun (Somnolen), HR 150
x/menit, akral dingin, CRT 4 detik, RR 35 x/menit, TD 80/50 mmHg, kehilangan
darah 2.000 cc.
Tolong jelaskan kategori Syok yang dialami oleh pasien teresebut, dan hitung berapa
jumlah cairan yang di butuhkan oleh pasien diatas berdasarkan Estimated Blood
Loss (EBL)..?
Jawaban :
Syock hipovolemik, untuk mengembalikan perfusi dan oksigenasi lakukan resusitasi
cairan dengan pemberian cairan kristaloid NaCl atau RL (20ml/kg dalam 30-60 menit
dapat diulang), sisa defisit cairan dapat diberikan 50% dalam 8 jam pertama dan
50% dalam 16 jam berikutnya. sehingga pada kasus ini berikan terapi cairan
RL/NaCl sebesar 1200cc dalam 30-60 menit

7. Initial Assessment
Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan Initial Assessment..!! Jelaskan
Jawaban :
PRIMARY SURVEY
1. Airways + control cervical
Cek jalan napas, jika ada sumbatan bersihkan dengan NPA/OPA serta control
servical
2. Berathing + control ventilasi
Evalausi IAPP aapakah terjadi tention pneumothorax lakukan needle thorakosintesis,
jika open pneumothorax lakukan kasa tiga sisi, jika flail chest lakukan berikan
analgetik, jika hematothoraks berikan terapi syok serta lihat frekuensi napas
3. Circulation + control perdarahan
Cek tanda-tanda syok, lakukan infus 2 jalur. Control perdarahan dengan pembidaian
4. Disability
Cek neurologi pasien dengan GCS serta amati pupil dan motorik
5. Exposure
Kaji semua anggota tubuh, lakukan logroll dan jaga hipotermi dengan menyelimuti
pasien
6. Re-evalausi A-B-C
7. Foley cateter
Monitor terapi cairan, dengan pemasangan kateter jika terindikasi hematoma
skrotum dan perdarahan OUE
8. Gastric tube
Pemasangan NGT atau OGT untuk mencegah distensi lambung dan aspirasi
makanan
SECONDARY SURVEY
1. Heart monitor ; pantau ttv, anamnesa KOMPAK
2. Initial assessment lakukan pemeriksaan head to toe

8. Trauma Musculosceletal
Terdapat kasus trauma akibat kecelakaan pada Cruris Dextra (Close Fraktur) dan
luka terbuka pada Radius Ulna, langkah apa yang anda lakukan untuk menangani
pasien tersebut dengan prinsip penanganan luka dan pembidaian..? Jelaskan
Jawaban :
Lakukan imobilisasi pada daerah fraktur,
Hentikan pedarahan pada radius dengan konseo balut , evaluasi dengan cek PMS
(Pulsasi, Motorik, Sensorik)
Lakukan imobilisasi bidai pada cruris dextra dengan memperhatikan konsep
pembidaian (tidak terlalu rapat dan longgar)
~ Selamat Mengerjakan ~

Anda mungkin juga menyukai