Anda di halaman 1dari 16

GASTRITIS

DISUSUN OLEH :
 AGUNG SETYO PAMBUDI (17001)
 ALFINA DAMAYANTI (17002)
 DESYANATA WISNU R (17005)
 INDA NOVA WULANDARI (17013)
 LITA MEIRASSARI (17016)
 NANDA RIZKI PUSPITASARI (17018)
 NIKEN WIDYAKUSWARA (17019)
 NOVI ERI INDRIYANTI (17021)
 NOVITA DWI S (17022)
 PUTRI UTAMI (17023)
 ROHMAT BANGKIT N (17027)
 TAMARA FEBRIANA (17030)
 VENA YULIANA (17033)
PENGERTIAN
 Gastritis adalah peradangan lambung baik lokal
atau menyebar pada mukosa lambung yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain
(Reeves. J. Charlene). Umumnya gastritis dibedakan
menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronik.
GASTRITIS AKUT GASTRITIS KRONIK
ETIOLOGI

GASTRITIS AKUT GASTRITIS KRONIK

 Obat analgetik anti inflamasi  Pada umumnya belum


(aspirin) diketahui
 Bahan kimia (lysol)  Sering dijumpai bersama
 Merokok dengan penyakit lain (anemia
penyakit adisson dan gondok)
 Alkohol
 ulkus lambung kronik atau
 Stres fisis yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter
oleh luka bakar, sepsis, pylory (H. Pylory)
trauma pembedahan, dll
 Beberapa peneliti
 Refluks usus lambung menghubungkan dengan
 Endotoksin proses imunologi
PATOFISIOLOGI
1. GASTRITIS AKUT
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya
obat- obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam.
Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf
simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam
klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam
lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat
kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel
epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi
produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa
lambung agar tidak ikut tercerna.
Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi
diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster
2. GASTRITIS KRONIK
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang
berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung
yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang
tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi
kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel
chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka
produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya
akanmenurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan
juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
MANIFESTASI KLINIK

GASTRITIS AKUT GASTRITIS KRONIK

a. Sebagian asimtomatik
a. Muntah kadang
b. Nyeri ulu hati
disertai darah c. Anoreksia
b. Nyeri epigastrium d. Nausea
e. Nyeri seperti ulkus peptik
c. Nausea dan rasa f. Anemia
ingin vomitus g. Nyeri tekan epigastrium
h. Cairan lambung terganggu
i. Aklorhidria
KOMPLIKASI

GATRITIS AKUT GASTRITIS KRONIK

 Perdarahan saluran  Perdarahan saluran cerna


bagian atas
cerna bagian atas  Ulkus
berupa hematemesis  Perforasi
dan melena, dapat  Anemia karena gangguan
absorbsi vitamin B12
berakhir sebagai syok
 Penyempitan daerah antrum
hemoragik. pilorus
 Terjadi ulkus --> hebat  Dihubungkan dengan ca
lambung
 Jarang terjadi perforasi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Gastritis Akut
a. Anamnesis
b. Endoscopy dilanjutkan pemeriksaan biopsy
2. Gastritis Kronik
Pemeriksaan kadar asam lambung perlu dilakukan karena
berhubungan dengan pengobatan. Pada gastritis kronik
hipotropik dan atrofi gaster, kadar asam lambung menurun,
sedang pada gastritis kronik superfisialis oleh hipertrofikan,
kadar asam lambung normal atau meninggi. Foto rontgen
dapat membantu yaitu dengan melihat gejala benda-benda
sekunder yaitu hipersekresi, mukosa yang tebal dengan
lipatan-lipatan tebal dan kasar, dll.Tetapi hal ini tidak
memastikan diagnosis.
PENATALAKSANAAN
1. Gastritis Akut
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan
makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik sampai gejala
berkurang.Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
dianjurkan.Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.Bila
perdarahan terjadi, maka penatalaksanaannya serupa dengan prosedur yang
dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.Bila gastritis diakibatkan oleh
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.

1. Gastritis Kronik
Gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat,
mengurasi stress dan memulai farmakoterapi.H. pylory dapat diatasi dengan antibiotic
(seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismut (pepto-bismol). Pasien dengan
gastritis tipe A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh
adanya antibody terhadap faktor intrinsik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan denganintake nutrien yang tidak
adekuat
 Risiko kekurangan volume cairan
berhubungan output berlebih karena muntah
 Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
INTERVENSI
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.
 Tujuan :Klien akan menunjukkan berat badan stabil atau
peningkatan berat badan sesuai sasaran dengan nilai laboratorium
normal dan tak ada tanda malnutrisi.
 Intervensi :

1). Timbang berat badan tiap hari


2). Dorong tirah baring dan/ pembatasan aktivitas selam fase
sakit akut.
3). Berikan kebersihan oral.
4). Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan
menyenangkan dengan situasi tidak terburu-buru, temani.
5). Identifikasi makanan yang dapat menyebabkan iritasi gaster
dan miningkatkan asam gaster misalnya coklat, makanan pedas, dll
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan output
berlebihan karena muntah

 Tujuan : Klien akan menunjukkan perbaikan keseimbangan


cairan.
 Intervensi :
1). Catat karakteristik muntah dan atau drainase.
2). Awasi tanda vital; bandingkan dengan hasil normal pasien/
sebelumnya.
3). Ukur CVP, bila ada
4). Awasi masukan dan haluaran dan hubungkan dengan perubahan
berat badan. Ukur
5). Pertahankan tirah baring; mencegah muntah dan tegangan pada
saat defekasi. Jadwalkan aktivitas untuk memberikan periode istirahat
tanpa gangguan. Hilangkan rangsangan berbahaya.
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi
Nyeri berhubungan dengan iritasi
mukosa lambung.
 Tujuan : Klien akan menyatakan nyeri hilang.
 Intervensi :
1). Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0 –
10).
2). Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
3). Catat petunjuk nyeri nonverbal, contoh gelisah, menolak bergerak,
berhati-hati dengan abdomen, takikardia, berkeringat. Selidiki
ketidaksesuaian antara petunjuk verbal dan nonverbal.
4). Berikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien.
5). Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan
ketidaknyamanan.
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
Kal

Anda mungkin juga menyukai