LAPORAN PENDAHULUAN
GASTRITIS
Disusun Oleh :
DWI PUTRI NURUL
HUDA NIM : P
27220015008
B. Klasifikasi
Menurut Wibowo (2007), gastritis diklasifikasikan menjadi :
1. Gastritis Akut
3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii, streptococci,
lambung.
10. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi
d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak
2. Gastritis Kronis
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk
gejala defisiensi vitamin B12 . pada gastritis tipe B, pasien mengeluh
anoreksia (nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati setelah makan,
kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah.
E. Patofisiologi
1. Gastritis Akut.
epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan
sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya
akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya
rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta
formasi ulser.
F. Pathway
Peningkatan
produksi HCl
di lambung Erosi Nyeri akut
Resiko syok
Hipovolemia
G. Pemeriksaan Penunjang
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.pylori
atau tidak.
3. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylory dalam feces atau tidak.
Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadi infeksi.
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar – X .
5. Rongent saluran cerna bagian atas
Tes ini akan mengetahui adanya tanda – tanda gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya.
H. Komplikasi
I. Penatalaksanaan
1. Pengkajian
a. Pengkajian
Primer
1) Airway
Pada pengkajian ini hal yang perlu diketahui adalah adanya sumbatan
di kerongkongan, penumpukan sekret di tenggorokan, adanya
wheezing atau suara crakcel yang menunjukkan ketidak efektifan
pertukaran gas.
2) Breathing
Pada pengkajian ini hal yang perlu diketahui adalah sesak nafas akibat
aktivitas maupun tanpa aktivitas, irama nafas dan suara nafas.
3) Circulation
Pada pengkajian ini hal yang perlu diketahui adalah tekanan darah
yang menunjukkan hipertensi, adanya edema di ekstremitas, CRT yang
leboh dari 3 detik sebagai bentuk penurunan curah jantung, akral yang
dingin
dan output urin yang kurang.
4) Disability
sakit. Pengkajian ini dapat dilanjutkan ketika pasien sudah dalam keadaan
1) Sign and Symtoms (tanda dan gejala utama yang dirasakan dan
diobservasi).
3) Medications (terapi terakhir yang sudah diberikan klien dan apakah terapi
5) Last oral intake (terakhir kali pasien makan dan minum dan jenis detail
dari makanan atau minuman yang baru saja dimakan atau diminum).
d. Program Terapi
Terapi obat apa yang diperoleh pasien
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan faktor pencidera fisiologis (inflamasi
akut)
b. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dan
kekurangan intake cairan
c. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan kekurangan volume
cairan.
4. Implementasi
Hirlan. 2009. Gastritis Dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 5. Jakarta :
InternaPublishing
Muttaqin, A., Sari, K. 2011. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medika.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction Jogja.
Wibowo, Y.A. 2007. Gastritis. Diambil dari
http://fkuii.org/tikidownloadwiki_attachment.php?attdl=1078&page=Yoga