Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRITIS

Dosen Pembimbing:

Ns. Saiful Samsudin,S.Kep

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Sudrajat

Nim : 19180049

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III MANADO

TA. 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

Gastritis
A. Pengertian

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal
492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749)
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422). Gastritis merupakan inflamasi
pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis
merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi
bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138) Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan
imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang
terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.

Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:

1. Gastritis Akut Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu
cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain
termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

2. Gastritis Kronis Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri
Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.

B. Etiologi

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut

1. Gastritis Akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti: Obat-obatan seperti obat anti
inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
Minuman beralkohol Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci Infeksi virus oleh
sitomegalovirus Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis Stress fisik yang
disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan. Makanan dan minuman yang bersifat iritan.
Makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu
penyebab iritasi mukosa lambung.

2. Gastritis Kronik

Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting yang bisa
meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).

 Gastritis infeksi Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan
manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.

a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan penyebab utama dari gastritis
kronik (Anderson, 2007).

b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)

c) Infeksi parasit (Wehbi, 2008).

d) Infeksi virus (Wehbi, 2008).

 Gastritis non-infeksi
a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu kronis dan kontak
dengan OAINS atau aspirin (Mukherje, 2009).
b) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan ureum terlalu banyak
beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).

C. Patofisiologi
1. Gastritis Akut.
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa
lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan
meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL
sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan
asam lambung . Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka
akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan
dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan
akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka
akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan
pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik.

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa
lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan
terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan
sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan
dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga
bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

D. Manifestasi Klinik

1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada
hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia

2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh
nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai
kelainan.

E. Komplikasi

1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:

 Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis, terkadang
perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.

 Ulkus, jika prosesnya hebat

 Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat
kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan
penyempitan daerah antrum pylorus.

F. Manifestasi Klinis

a. Gambaran klinis gastritis akut meliputi :


1. Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi.

2. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anoreksia. disertai
muntah dan cegukan.

3. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.

4. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi malah
mencapai usus.

5. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu mungkin akan hilang selama 2
sampai 3 hari (Smeltzer & Bare, 2002).

b. Gambaran klinis gastritis kronis meliputi :

Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi
vitamin B12. Pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia (nafsu makan menurun), nyeri ulu
hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah (Smeltzer & Bare,
2002).

G. Penatalaksanaan Gastritis

Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan
makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, anjurkan diet
mengandung gizi. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan
terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragik
saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam
atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab (Hardi & Huda,
2015). Pengobatan pada gastritis meliputi:

1) Antikoagulan : bila ada pendarahan pada lambung

2) Antasida : pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena untuk
mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk gastritis yang tidak
parah diobati dengan antasida dan istirahat.

3) Histonin: dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam lambungdan kemudian


menurunkan iritasi lambung.
4) Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara menyelaputinya, untuk
mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang menyebabkan iritasi (IAI, 2010).

H. Pencegahan

Pencegahan pada gastritis adalah dengan mengontrol semua faktor risiko yang menyebabkan
terjadinya gastritis, dengan melakukan tindakan pencegahan seperti dibawah ini:

a. Hindari minuman beralkohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga terjadi inflamasi.

b. Hindari merokok dan kurangi konsumsi kopi karena dapat menganggu lapisan dinding lambung
sehingga lambung lebih mudah mengalami gastritis dan tukak/ulkus. Rokok juga dapat
meningkatkan asam lambung dan memperlambat penyembuhan luka.

c. Atasi stres sebaik mungkin.

d. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur namun hindari sayur dan buah yang bersifat
asam.

e. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran balik) asam lambung.

f. Berolahraga secara teratur untuk membantu mempercepat aliran makanan melalui usus.

g. Bila perut mudah kembung, sementara waktu kurangi kamsumsi makanan tinggi serat, seperti
pisang, kacang-kacangan, dan kentang.

h. Makan dalam porsi sedang (tidak banyak) tetapi sering, berupa makanan lunak dan rendah
lemak. Makanlah secara perlahan dan rileks (Hardi & Huda, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika Chandrasoma, &
Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta :EGC

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Gosyen Publising.

Amin huda nurarif, & Hardi kusuma, (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose
medis dan nanda nic noc (jilid 3). Penerbit mediaction jogja.

Anda mungkin juga menyukai