Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRITIS AKUT

Holistik Nursing Therapy Bangsalsari

Oleh :

Weni Carina

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa :
Kasus Laporan Pendahuluan/Asuhan Keperawatan :
Ruang Praktik :
Rumah Sakit/ Lahan Praktik :

Jember, Februari 2023

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

…………………………………..… ………………………………………….
NIK/NIDN. NIK/NIDN.

LEMBAR KONSULTASI
TANGGAL MASUKAN PEMBIMBING TTD PEMBIMBING

KONSEP DASAR
GASTRITIS AKUT
1. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah peradangan lambung baik lokal atau menyebar pada
mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Reeves. J. Charlene).
Umumnya gastritis dibedakan menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik.
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani
yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau
peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus dan lokal. Ada
dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan kronik (Price dan
Wilson, 2005).
Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung
sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Berdasarkan
pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto
memperlihatkan iregularitas mukosa (Wibowo,2007).
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek yang terkait
dengan konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu  dan merusak
mukosa gastrik. Agen semacam ini mencakup bumbu, rempah-rempah,
alkohol, obat-obatan, radiasi, kemoterapi dan mikroorganisme inefektif.
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Erosif karena perlukaan hanya
pada bagian mukosa.

2. Etiologi Gastritis Akut

Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus, atau

parasit lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis akut

adalah meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan

yang dimakan, dan penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat


menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen (Dewit dkk,

2016). Menurut (Gomez, 2012) penyebab gastritis adalah sebagai berikut :

a. Infeksi bakteri

b. Sering menggunakan pereda nyeri

c. Stres

d. Autoimun

Menurut Muttaqin (2011) Penyebab dari gastritis antara lain :


1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,
ibuprofen,
dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-
fluora-2-deoxyuriine), salisilat dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
Menurut Muttaqin (2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,
ibuprofen,
dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-
fluora-2-deoxyuriine), salisilat dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
Menurut Muttaqin (2011) Penyebab dari gastritis antara lain :

1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,

ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen

kemoterapi (mitomisin, 5- fluora-2-deoxyuriine), salisilat dan digitalis

bersifat mengiritasi mukosa lambung.

2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.

3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii, streptococci,

staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis,

dan secondary syphilis.

4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus

5. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycos


6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,

gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus-

lambung.

7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan

minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen

iritasi mukosa lambung.

8. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu ( komponen

penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil

ke mukosa lambungsehingga menimbulkan respon peradangan mukosa.

9. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara

agresi dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang

dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung.

3. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis pada gastritis akut yaitu:

a. Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi.

b. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual,

dan anoreksia. disertai muntah dan cegukan.

c. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.

d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak

dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.

e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu mungkin

akan hilang selama 2 sampai 3 hari. (Smeltzer, 2001).


4. Patofisiologi
5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan penyakit gastritis antara lain :
a. Radiology: sinar x gastrointestinal bagian atas.
b. Endoskopy : gastroscopy ditemukan muksa yang hiperemik
c. Laboratorium: mengetahui kadar asam hidroklorida.
d. EGD (Esofagagastriduodenoskopi): tes diagnostik kunci untuk perdarahan
gastritis, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau derajat ulkus
jaringan atau cidera.
e. Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak
pernah melewati mukosa muskularis.
f. Analisa gaster: dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji
aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik
dan pembentukan asam noktura penyebab ulkus duodenal.
g. Feses: tes feses akan positif H. Pylory Kreatinin : biasanya tidak
meningkat bila perfusi ginjal di pertahankan.

7. Penatalaksanaan
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alkohol dan makanan yang mengganggu dan merusak mukosa
gastrik sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut,
diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan
secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaannya serupa
dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.
Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau
alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab
(Hardi & Huda, 2015).
Pengobatan farmakologi pada gastritis meliputi:
a. Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b. Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan
intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-
gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan
istirahat.
c. Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam
lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
d. Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi.
Pengobatan non-farmakologi pada gastritis meliputi :
a. Terapi air doa
b. Terapi akupresur
c. Tetes madu propolis
Pengobatan secara keperawatan meliputi :
a. Tirah baring
b. Mengurangi stress
c. Diet

7.   Komplikasi
Komplikasi yang dapat di timbulkan oleh gastritis akut adalah perdahan
saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa haematomesis dan melena, dapat
berakhir dengan shock hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA perlu di
bedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang di perlihatkan hampir
sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah Helicobacter
Pylory, sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak
lambung. Diagnosis pasti dapat di tegakkan dengan endoskopi (Hardi & Huda,
2015).
8. Pencegahan
Pencegahan pada gastritis adalah dengan mengontrol semua faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya gastritis, dengan melakukan tindakan pencegahan
seperti dibawah ini:
a. Hindari minuman beralkohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga
terjadi inflamasi.
b. Hindari merokok dan kurangi konsumsi kopi karena dapat menganggu
lapisan dinding lambung sehingga lambung lebih mudah mengalami
gastritis dan tukak/ulkus. Rokok juga dapat meningkatkan asam lambung
dan memperlambat penyembuhan luka.
c. Atasi stres sebaik mungkin.
d. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur namun hindari sayur dan
buah yang bersifat asam.
e. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran balik)
asam lambung.
f. Berolahraga secara teratur untuk membantu mempercepat aliran makanan
melalui usus.
g. Bila perut mudah kembung, sementara waktu kurangi kamsumsi makanan
tinggi serat, seperti pisang, kacang-kacangan, dan kentang.
h. Makan dalam porsi sedang (tidak banyak) tetapi sering, berupa makanan
lunak dan rendah lemak. Makanlah secara perlahan dan rileks (Hardi &
Huda, 2015).

9. Pengkajian Fokus
Fokus Pengkajian Keperawatan :
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.
b. Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari
gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara
mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi
masalah tersebut.
c. Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan
dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat
pemakaian obat.
2. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.
- Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari
gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara
mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi
masalah tersebut.
- Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan
dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat
pemakaian obat.
3. Perubahan pola fungsi
- Aktivitas / Istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan Tanda : takikardia,
takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
- Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda : hipotensi (termasuk postural), takikardia, disritmia
(hipovolemia / hipoksemia), nadi perifer lemah, pengisian kapiler
lambat / perlahan (vasokonstriksi), warna kulit pucat, sianosis
(tergantung pada jumlah kehilangan darah), kelemahan kulit /
membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut,
respons psikologik)
- Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),
perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
- Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena
perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan
dengan GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster,
iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi - bunyi usus : sering hiperaktif
selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan., karakteristik feses :
diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah,
berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi (perubahan
diet, penggunaan antasida). haluaran urine : menurun, pekat.
- Makanan / Cairan
Gejala : anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
masalah menelan : cegukan, nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual
atau muntah
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan
atau tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan
produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).
- Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak
cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma
(tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).
- Nyeri / Kenyamanan
Gejala : - nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,
perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa
ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan
hilang dengan makan (gastritis akut). nyeri epigastrum kiri sampai
tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan
hilang dengan antasida (ulkus gaster). nyeri epigastrum kiri sampai /
atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan
bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus
duodenal). tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis). faktor
pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu
(salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit.
- Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar
(menunjukkan sirosis/ hipertensi portal)
- Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang
mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan
GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau
diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau
episode muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis,
alkoholisme, hepatitis, gangguan makan.
4. Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)
Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri
tekan di kwadran epigastrik.
B1(breath) : takhipnea
B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian
perifer lambat, warna kulit pucat.
B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi, nyeri epigastrum.
B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran
terhadap makanan pedas.
B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

10. Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama mencakup
yang berikut :
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (inflamasi mukosa lambung)
(D.0077) ditandai dengan:
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Mengeluh nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. waspada,
posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi menigkat
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaphoresis

2. Hipovolemia b/d kekurangan intake cairan (D.0023) ditandai dengan:


Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Frekuensi nadi meningkat
2. Nadi teraba lemah
3. Tekanan darah menurun
4. Tekanan nadi menyempit
5. Turgor kulit menurun
6. Membran mukosa kering
7. Volume urin menurun
8. Hematocrit meningkat
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif

1. Merasa lemah 1. Pengisian vena menurun

2. Mengeluh haus 2. Status mental berubah


3. Suhu tubuh meningkat
4. Konsentrasi urin meningkat
5. Berat badan turun tiba-tiba

3. Defisit Nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien (D.0019)


ditandai dengan :
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Berat badan menurun minimal
10% dibawah rentang ideal
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif

1. Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif

2. Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah

3. Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah


4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. diare

4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan (D.0056) ditandai dengan:


Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif

1. Mengeluh lelah 1. Frekuensi jantung meningkat


>20% dari kondisi istirahat
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif

1. Dyspnea saat/setelah aktivitas 1. Tekanan darah berubah >20%

2. Merasa tidak nyaman setelah dari kondisi istirahat

beraktivitas 2. Gambaran EKG menunjukkan

3. Merasa lemah aritmia saat/setelah aktivitas


3. Gambaran EKG menunjukkan
iskemia
4. Sianosis

5. Ansietas b/d kurang terpapar informasi (D.0080) ditandai dengan:


Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif

1. Merasa bingung 1. Tampak gelisah

2. Merasa khawatir dengan akibat 2. Tampak tegang


dan kondisi yang dihadapi 3. Sulit tidur

3. Sulit berkonsentrasi
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif

1. Mengeluh pusing 1. Frekuensi napas meningkat

2. Anoreksia 2. Frekuensi nadi meningkat

3. Palpitasi 3. Tekanan darah meningkat

4. Merasa tidak berdaya 4. Diaphoresis


5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu
11. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
No Keperawatan SLKI SIKI
(SDKI)
1. Nyeri akut b/d agen Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri
pencedera fisiologis Setelah dilakukan asuhan (1.14509)
(inflamasi mukosa keperawatan selama 1x30 di Observasi
lambung) (D.0077) harapkan tingkat nyeri - Identifikasi PQRST
meningkat:. - Identifikasi skala nyeri
Kriteria hasil : - Identfikasi factor
Kriteria Hasil SA ST memperberat dan
Keluhan nyeri 1 5 memperingan nyeri
Meringis 1 5 Terapeutik
Gelisah 1 5 - Berikan teknik
Kesulitan 1 5 nonfarmakologis untuk
tidur mengurangi rasa nyeri
Keterangan : (akupresur)
1 : Meningkat - Fasilitasi istirahat dan
2 : Cukup meningkat tidur
3 : Sedang Edukasi
4 : Cukup menurun - Jelaskan penyebab,
5 : Menurun periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2. Hipovolemia b.d Status Cairan (L.03028) Manajaman Hipovolemia


kekurangan intake Setelah di lakukan tindakan (1.03116)
cairan (D.0023) keperawatan 1x30 di Observasi
harapkan status cairan - Periksa tanda dan gejala
membaik: hipovolemia (mis.
Kriteria hasil: frekuensi nadi meningkat,
Indikator SA ST nadi teraba lemah, tekanan
Kekuatan 1 5 darah menurun, tekanan
nadi nadi menyempit, turgor
kulit menurun, membrane
Turgor 1 5
mukosa kering, volume
kulit
urin menurun, hematocrit
Output 1 5
meningkta, haus, lemah).
urin
- Monitor intake dan ouput
Keterangan : cairan
1 : Menurun Terapeutik
2 : Cukup menurun - Hitung kebutuhan cairan
3 : Sedang - Berikan posisi modified
4 : Cukup meningkat Trendelenburg
5 : Meningkat - Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
3. Defisit Nutrisi b/d Fungsi Gastrointestinal Manajemen Nutrisi
ketidakmampuan (L.03019) (1.03119)
mengabsorbsi nutrien Tujuan : Observasi
(D.0019) Setelah di lakukan tindakan - Identifikasi status nutrisi
keperawatan 1x30 di - Identifikasi makanan yang
harapkan fungsi disukai
gastrointestinal membaik. - Identifikasi kebutuhan
Kriteria hasil: kalori dan jenis nutrient
Indikator SA ST - Monitor asupan makanan
Mual 1 5 Terapeutik
Muntah 1 5 - Lakukan oral hygiene
Dispepsia 1 5 sebelum makan, jika perlu
Nyeri 1 5 - Fasilitasi menentukan
abdomen pedoman diet
Distensi 1 5 - Berikan makanan tinggi
abdomen kalori dan tinggi protein
Keterangan : - Berikan suplemen
1 : Meningkat makanan, jika perlu
2 : Cukup meningkat Edukasi
3 : Sedang - Anjurkan posisi duduk
4 : Cukup menurun - Ajarkan diet yang
5 : Menurun diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri), jika
perlu
4 Intoleransi aktivitas Toleransi Aktivitas Manajemen Energi
b/d kelemahan (L.05047) (1.05178)
(D.0056) Setelah di lakukan tindakan Observasi
keperawatan 1x30 di - Monitor kelelahan fisik
harapkan toleransi aktivitas dan emosional
membaik: - Monitor pola dan jam
Kriteria hasil: tidur
Indikator SA ST - Monitor lokasi dan
Keluhan 1 5 ketidaknyamanan selama
lelah melakukan aktivitas
Terapeutik
Perasaan 1 5
- Sediakan lingkungan
lemah
nyaman dan rendah
Keterangan :
stimulus (mis. suara)
1 : Meningkat
- Berikan aktivitas distrkasi
2 : Cukup meningkat
yang menenangkan
3 : Sedang
Edukasi
4 : Cukup menurun
- Anjurkan tirah baring
5 : Menurun
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
- Anjurkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
5 Ansietas b/d kurang Tingkat Pengetahuan Reduksi Ansietas (I.09326)
terpapar informasi (L.12111) Observasi
(D.0080) Setelah di lakukan tindakan - Identifikasi saat tingkat
keperawatan 1x30 di ansietas berubah (mis.
harapkan tingkat Kondisi, waktu, stresor)
pengetahuan meningkat. - Identifikasi kemampuan
Kriteria hasil: mengambil keputusan
Indikator SA ST Terapeutik
Perilaku 2 5 - Ciptakan terapeutik untuk
sesuai menumbuhkan
anjuran kepercayaan
Kemampua 2 5 - Pahami situasi yang
n membuat ansietas
menjelaskan - Dengarkan dengan penuh
pengetahuan perhatian
tentang - Gunakan pendekatan yang
suatu topic tenang dan meyakinkan
Keterangan : - Motivasi mengidentifikasi
1 : Menurun situasi yang memicu
2 : Cukup menurun kecemasan
3 : Sedang Edukasi
4 : Cukup meningkat - Jelaskan prosedur,
5 : Meningkat termasuk sensasi yang
Indikator SA ST mungkin dialami
Pertanyaan 2 5 - Informasikan secara
tentang factual mengenai
masalah diagnosis, pengobatan,
yang dan prognosis
dihadapi - Anjurkan melakukan
Persepsi 2 5 kegiatan yang tidak
yang keliru kompetitif, sesuai
terhadap kebutuhan
masalah - Anjurkan mengungkapkan
Keterangan : perasaan dan persepsi
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun

12. Evalusi
Hasil yang diharapkan :
a. Menunjukkan berkurangnya nyeri
b. Menghindari makan makanan pengiritasi atau minuman yang
mengandung kafein atau alkohol serta masukan nutrisi yang adekuat.
c. Mempertahankan keseimbangan cairan.
d. Mematuhi program pengobatan.
e. Melaporkan nyeri berkurang.
           

DAFTAR PUSTAKA

Dewit, S. C., Stromberg, H., & Dallred, C. (2016). Medical Surgical Nursing:
Concept and Practice. Philadelphia: Elsevier. Philadelphia: Elsevier.

Gomez, Kathy. 2012. A Nutritional Approach to Healing Acid Reflux & Gastritis.
Philadelphia : Elsevier.

Hardi, K., & Huda, A. N. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc (2nd ed.). Yogyakarta:
Mediaction.

Price, S.A., dan Wilson, L. M., 2005, Patofisiologi: Konsep Klinis Prosesproses
Penyakit, Edisi 6, Vol. 2, diterjemahkan oleh Pendit, B. U., Hartanto,
H., Wulansari, p., Mahanani, D. A.,Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.

Reeves, Charlene J. et al. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Salemba


Medika

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah


(8th ed.). Jakarta: EGC.

Tim Pokja, SDKI DPP.2018.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi


dan Indikator diagnortik.Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja, SLKI DPP SDKI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawtan.Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja, SIKI DPP SDKI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawtan.Jakarta: DPP PPNI.
Wibowo.2007. Manajemen Kinerja. Edisi ketiga. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Prasada

Anda mungkin juga menyukai