Oleh
SEKAR AYU IKA NOVITASARI
NIM.
P17211181006
I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung (Sudoyo,
2006).
Gastitisadalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronik, difus, atau lokal yang di sebabkan oleh bakteri atau obatobatan (Price, 2005).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yang ditemukan
berupa dispepsia atau indigesti (Mansjoer, 2001).
Gastritis adalah peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi. Erosi karena perlukaan hanya pada bagian mukosa(Inayah,
2004).
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung dan submukosa lambung yang
bersifat secara akut, kronis, difus atau lokal akibat infeksi dari bakteri, obat-obatan dan
bahan iritan lain, sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan atau perlukaan yang
menyebabkan erosi pada lapisan-lapisan tersebut dengan gambaran klinis yang
ditemukan berupa dispepsia atau indigesti.
Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut,kronis dan difus (local). Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah
gastritis superficial akut dan gastritis atropik kronis (Hardi & Huda Amin, 2015).
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini
dapat menyebabkan pembengkakan lambung sampai terlepasnya epitel mukosa
suferpisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan.
Pelepasan epitel dapat merangsang timbulnya inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2011).
B. Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus, atau parasit lainnya juga
dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis akut adalah meminum alkohol secara
berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain.
Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen.
(Dewit, Stromberg & Dallred, 2016). Menurut (Gomez 2012) penyebab gastritis adalah
sebagagi berikut :
a. Infeksi bakteri
b. Sering menggunakan pereda nyeri
c. Konsumsi minuman alcohol yang berlebihan
d. Stres
e. Autoimun
Selain penyebab gastritis di atas, ada penderita yang merasakan gejalanya dan ada juga yang
tidak. Beberapa gejala gastritis di antaranya:
1) Nyeri epigastrium
2) Mual
3) Muntah
4) Perut terasa penuh
5) Muntah darah
6) Bersendawa
Menurut Muttaqin(2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin, ibuprofen, dan
asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-
deoxyuriine), salisilat, dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii, streptococci, staphylococci,
proteus spesies, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis, dan secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus 5. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan
phycomycosis.
6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal napas,
gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks ususlambung.
7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan minuman dengan
kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen iritasi mukosa lambung.
8. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu ( komponen penting alkali
untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa lambungsehingga
menimbulkan respon peradangan mukosa.
9. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung.
10. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan respon
peradangan pada mukosa lambung.
C. Tanda dan gejala
Gejala gastritis akut adalah anoreksia, mual dan muntah, perasaan perut penuh. Gambaran
klinis pada gastritis yaitu:
a. Gastritis akut, gambaran klinis meliputi:
1) Dapat terjadi ulserasi 9iagnostic9 dan dapat menimbulkan hemoragik.
2) Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anoreksia.
Disertai muntah dan cegukan.
3) Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan.
b. Gastritis kronis
Pada gastritis kronis terjadi anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati setelah
makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. (Dirksen, Lewis, Heitkemper,
Bucher, 2011).
1. Gastritis Akut, gambaran klinis meliputi:
a) Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi.
b) Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anoreksia.
disertai muntah dan cegukan.
c) Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
d) Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi
malah mencapai usus.
e) Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu mungkin akan hilang
selama 2 sampai 3 hari. (Smeltzer, 2001)
2. Gastritis Kronis Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk
gejala defisiensi vitamin B12 . pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia ( nafsu
makan menurun ), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan
muntah. (Smeltzer dan Bare, 2001)
D. Patofisiologis
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan dignostik menurut Dermawan( 2010) dan Doenges( 2000 ) sebagai berikut :
1. Radiology: sinar x gastrointestinal bagian atas
2. Endoskopy : gastroscopy ditemukan muksa yang hiperemik
3. Laboratorium: mengetahui kadar asam hidroklorida
4. EGD (Esofagagastriduodenoskopi): tes diagnostik kunci untuk perdarahan gastritis,
dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau derajat ulkus jaringan atau cidera
5. Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis.
6. Analisa gaster: dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas
sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam
noktura
7. l penyebab ulkus duodenal.
8. Feses: tes feses akan positifH. PyloryKreatinin : biasanya tidak meningkat bila perfusi
ginjal di pertahankan.
9. Amonia: dapat meningkat apabila disfungsi hati berat menganggu metabolisme dan
eksresi urea atau transfusi darah lengkap dan jumlah besar diberikan.
10. Natrium: dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal terhadap simpanan cairan
tubuh.
11. Kalium: dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat atau muntah atau
diare berdarah. Peningkatan kadar kalium dapat terjadi setelah trasfusi darah.
12. Amilase serum: meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis.
F. Penatalaksanaan
1. Pengobatan pada gastritis meliputi:
a) Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b) Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena untuk
mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk gastritis yang
tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat.
c) Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam lambung
dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
d) Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang menyebabkan
iritasi.
e) Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi, Gastrojejunuskopi/reseksi
lambung: mengatasi obstruksi pilorus. (Dermawan, 2010)
2. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi: Gastritis akut Diatasi dengan
menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala
berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan.
Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi,
maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragik
saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang
sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen
penyebab.
G. Pengkajian
a. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, status, alamat, pekerjaan, agama, pendidikan terakhir,
alamat, regester, tanggal MRS, tanggal pengkajian, Diagnosis Medis. Data dasar
pengkajian penerima manfaat tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ-
organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya
eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis
lainnya.
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan penyakit Rematik adalah
klien mengeluh nyeri
c. Riwayat penyakit sekarang
Berupa uraian pada mengenal penyakit yang diderita oleh klien dadri mulai
timbulnya keluhan yang dirasakan.
d. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit kesehatan yang dulu sperti riwayat penyakit musculoskeletal
sebelumnya
e. Riwayat penyakit keluarga
Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang sama.
f. Pola aktivitas sehari-hari
a. Waktu tidur
Berapa lama tidur dalam 24 jam
b. Waktu bangun
c. Masalah tidur
Adakah masalah ketika tidur, seperti pernah mengigau, mimpi buruk, dll.
d. Hal-hal yang mempermudah tidur
Hal yang biasa dilakukan untuk mempermudah tidur
e. Hal-hal yang mempermudah klien terbangun
Mengetahui hal yang bisa membuat klien terbangun dari tidur
g. Pola eliminasi
a. BAB
Mengkaji volume BAB, warna BAB, adakah kelaian pada BAB atau tidak
b. BAK
Mengkaji volume urine, warna urine, dan apakah ada kelainan saat BAK
c. Kesulitan BAB/BAK
Masalah yang muncul ketika melakukan eliminasi
d. Upaya/Cara mengatasi masalah tersebut
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi maslaah eliminasi
h. Pola makan dan minum
a. Jumlah dan jenis makanan
Mengkaji volume makanan selama 24 jam dan jenis makanan yang dikonsumsi
b. Waktu pemberian makanan
Mengkaji waktu pemberian makan dalam sehari
c. Jumlah dan Jenis cairan
Mengkaji frekuensi makanan
d. Waktu pemberian cairan
Mengetahui waktu yang digunakan dalam memenuhi pola makan
e. Pantangan
Mengkaji makanan yang tidak boleh dikonsumsi klien
f. Masalah makan dan minum
Mengkaji adanya masalah makan dan minum pada klien
i. Kebersihan diri/personal hygiene
Mengkaji keadaan diri pasien, mulai dari kebersian dan perawatan diri
j. Pola kegiatan/aktivitas lain
Mengkaji aktivitas lain yang biasa dilakukan klien selama masa sakit
k. Data psikososial
Mengkaji pola komunikasi, mengenali orang yang paling dekat dengan klien, hobby,
penggunaan waktu senggang, dampak dirawat di RS, serta hubungan dengan orang lain
l. Data Spiritual
Mengkaji dalam hal ketaatan beribadah, keyakinan terhadap sehat/sakit, dan keyakinan
terhadap penyembuhan
m. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Mengkaji keadaan umum klien saat ini
b. Tanda-Tanda Vital
Memeriksa suhu tubuh, tekanan darah, tinggi badan, nadi, respirasi, dan berat
badan.
c. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Mengkaji keadaan kepala/rambut, dari bentuk kepala, ubun-ubun, kulit kepala,
rambut, penyebaran dan keadaan rambut, bau, warna, wajah, warna kulit, dan
struktur wajah. Pemeriksaan pada mata, hidung, telinga, mulut dan faring, serta
leher.
d. Pemeriksaan Integumen
Mengkaji kebersihan kulit, kehangatan, warna, turgor, tekstur, kelembapan dan
kelainan pada kulit.
e. Pemeriksaan payudara dan ketiak
Mengkaji ukuran dan bentuk payudara, warna payudara dan areola, kelainan-
kelainan paudara dan puting serta axilla dan clavicula
f. Pemeriksaan Thorak/dada
Melakukan inspeksi thorak, pemeriksaan Paru, pemeriksaan Jantung
g. Pemeriksaan abdomen
Melakukan inspeksi bentuk abdomen, auskultasi peristaltik usus, palpasi serta
perkusi
h. Pemeriksaan Kelamin dan sekitarnya
Pemeriksaan genetalia dan anus serta perineum
i. Pemeriksaan Muskoloskeletal
Mengkaji kesimetrisan otot, pemeriksaan oedema, kekuatan otot, dan kelainan-
kelainan pada ekstermitas dan kuku
j. Pemeriksaan Neorologi
Mengkaji tingkat kesadaran, tanda-tanda rangsangan otak, fungsi motorik, fungsi
sensorik, dan refleks.
k. Pemeriksaan Status Mental
Mengkaji kondisi emosi, orientasi, proses berpikir, motifikasi, persepsi, dan
bahasa
l. Pemeriksaan Penunjang
Mengkaji pemeriksaan diagnostik dari laboratorium, Rontgen, ECG, USG, dan
lain-lain
m. Penatalaksanaan dan terapi
Mengkaji terapi yang digunakan selama kondisi sakit.
J. Diagnosa Keperawatan
1. (D.0077) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (gastritis) d.d klien mengeluh
nyeri dan tampak meringis
2. (D.0111) Defisit pengetahuan tentang asam urat b.d kurang terpapar informasi d.d
Klien mengatakan selama puasa ini kebutuhan makan sedikit, jarang minum air
putih, namun setiap sore, menjelang tidur, dan sahur selalu mengkonsumsi kopi, dan
masih sering begadang
3. (D.0112) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan b.d ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga dengan gastritis d.d keluarga mengekspresikan
keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahan gastritis
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Muhammadiyah Surakarta).
Kemenkes Kendari).
Hartati, S., & Cahyaningsih, E. (2016). Hubungan perilaku makan dengan kejadian gastritis
Keperawatan, 6(1).
Kemenkes Kendari).