Hormone gastrin
Ansietas Hipotalamus
Nyeri akut/kronis
4. Manifestasi Klinik
a. Gastritis Akut
1. Muntah kadang disertai darah
2. Nyeri epigastrium
3. Nausea dan rasa ingin vomitus
Menurut (Desty, 2020) Membran mukosa lambung menjadi edema dan
hiperemik (kongesti dengan jaringan, cairan dan darah) dan mengalami erosi
superfisial, bagian ini mensekresi sejumlah getah lambung yang mengandung
sangat sedikit asam tetapi banyak mukus. Ulserasi superfusial dapat terjadi dan
dapat menimbulkan hemoragi. Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit
kepala, malas, mual dan anoreksia, sering disertai dengan muntah dan cegukan.
Beberapa pasien asimtomatik.
Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami
gastritis. Kadang-kadang, hemoragi memerlukan intervensi bedah. Bila makanan
pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus, dapat mengakibatkan kolik
dan diare. Biasanya, pasien sembuh kira-kira sehari, meskipun napsu makan
mungkin menurun selama 2 atau 3 hari kemudian.
b. Gastritis Kronik
1. Sebagian asimtomatik
2. Nyeri ulu hati
3. Anoreksia
4. Nausea
5. Nyeri seperti ulkus peptik
6. Anemia
7. Nyeri tekan epigastrium
8. Cairan lambung terganggu
9. Aklorhidria
5. Pemeriksaan Dignostik
a. Gastritis Akut
1. Anamnesis
2. Endoscopy dilanjutkan pemeriksaan biopsy
b. Gastritis Kronik
Menurut (Eka,2020) Pemeriksaan kadar asam lambung perlu dilakukan
karena berhubungan dengan pengobatan. Pada gastritis kronik hipotropik dan
atrofi gaster, kadar asam lambung menurun, sedang pada gastritis kronik
superfisialis oleh hipertrofikan, kadar asam lambung normal atau meninggi. Foto
rontgen dapat membantu yaitu dengan melihat gejala benda-benda sekunder yaitu
hipersekresi, mukosa yang tebal dengan lipatan-lipatan tebal dan kasar, dll. Tetapi
hal ini tidak memastikan diagnosis.
Gastritis tipe A dihubungkan dengan aklorhidria atau hipoklorhidria (kadar
asam lambung klorida tidak ada atau rendah), sedangkan gastritis tipe B
dihubungkan dengan hiperklorhidria (kadar tinggi dari asam hidroklorida).
Diagnosis dapat ditegakkan dengan endoskopi, serangkaian pemeriksaan sinar-x
gastrointestinal (GI) atas dan pemeriksaan histologis. Tindakan diagnostik untuk
mendeteksi H. pylory mencakup tes serologis untuk antibody terhadap antigen H.
pylory dan tes pernapasan.
6. Penatalaksanaan
a. Gastritis Akut
Menurut (Futriani dkk, 2020) Gastritis akut diatasi dengan
menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan yang
mengganggu dan merusak mukosa gastrik sampai gejala berkurang. Bila pasien
mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala
menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka
penatalaksanaannya serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi
saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan
yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan
penetralisasian agen penyebab.
1. Untuk menetralisir asam digunakan antasida (mis, aluminium
hidroksida) ; untuk menetral alkali digunakan jus lemon encer atau
cuka encer.
2. Bila korosi luas atau berat, emetic dan lavase dihindari karena bahaya
perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedative, antasida
serta cairan intravena. Endoskopi fiber-optik mungkin diperlukan. Pembedahan
darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan perforasi.
Gastrojejenostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi
obstruksi pylorus.
b. Gastritis Kronik
Gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan
istirahat, mengurasi stress dan memulai farmakoterapi. H. pylory dapat diatasi
dengan antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismut (pepto-
bismol). Pasien dengan gastritis tipe A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin
B12 yang disebabkan oleh adanya antibody terhadap faktor intrinsik.
7. Komplikasi
a. Gastritis Akut
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena, dapat
berakhir sebagai syok hemoragik.
2. Terjadi ulkus --> hebat
3. Jarang terjadi perforasi
b. Gastritis Kronik
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas
2. Ulkus
3. Perforasi
4. Anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12
5. Penyempitan daerah antrum pylorus
6. Dihubungkan dengan ca lambung
C. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji Selanjutnya
Masalah kepererawatan dan data yang perlu dikaji selanjutnya adalah mengenai
gangguan rasa nyaman pada Ny. A, yang berhubungan dengan awal mula Ny. A
mengalami gastritis, pola makan Ny. A, serta jenis makanan yang dikonsumsi oleh Ny.
A. Data lainnya yan perlu dikaji adalah data penunjang lainnya.
D. Diagnosa Keperawatan dan Prioritas
Berdasarkan dari data yang telah dikaji dan menurut dari analisa data, telah ditetapkan
diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (iritasi dinding mukosa
lambung)
2. Resiko deficit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur
E. Intervensi Keperawatan
No Hari/ Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Tanggal/Jam Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah Manajemen Nyeri Observasi
berhubungan dilakukannya Observasi 1. Mengidenti
dengan agen tindakan 1. Identifikasi fikasi nyeri
pencedera keperawatan lokasi, dalam
fisiologis (iritasi selama 1x24 jam karakteristik, membantu
dinding mukosa diharapkan nyeri durasi, pemberian
lambung) dapat berkurang frekuensi, implement
dengan kriteria kualitas, asi yang
hasil : intensitas tepat
1. Klien nyeri 2. Membantu
mengatakan 2. Identifikasi mengetahu
nyerinya skala nyeri i tingkat
berkurang 3. Identifikasi nyeri yang
2. Klien respon nyeri dirasakan
merasakan non verbal Klien
nyaman 4. Identifikasi 3. Membantu
3. Skala nyeri factor yang dalam
dapat memperbera mengetahu
berkurang t dan i tingkat
1-3 meringankan nyeri
nyeri melalui
5. Identifikasi respon
pengetahuan tidak
dan langsung
keyakinan yang
tentang nyeri ditunjukka
6. Identifikasi n oleh
pengaruh klien
budaya 4. Membantu
terhadap dalam
respon nyeri mengetahu
7. Identifikasi i factor apa
pengaruh yang dapat
nyeri memicu
terhadap terjadinya
kualitas nyeri pada
hidup klien
8. Monitoring 5. Membantu
efek mengetahu
samping i sejauh
penggunaan mana
analgetik pemahama
Terapeutik n klien
1. Berikan terhadap
teknik non nyeri
farmakologi 6. Sebagai
s untuk data
mengurangi tambahan
rasa nyeri mengenai
2. Control hubungan
linkungan nyeri
yang terhadap
memperbera perilaku
t rasa nyeri dan budaya
3. Fasilitasi klien
istirahat 7. Membantu
tidur mengetahu
4. Pertimbangk i sebesar
an jenis dan apakah
sumber nyeri pengaruh
dalam yang
pemilihan ditimbulka
strategi n nyeri
meredahkan terhadap
nyeri kehidupan
Edukasi klien
1. Jelaskan 8. Membantu
penyebab, mengetahu
periode, dan i respon
pemicu nyeri tubuh serta
2. Jelaskan ketidakcoc
strategi okan
meredahkan terhadap
nyeri penggunaa
3. Anjurkan n analgetik
memonitorin Terapeutik
g nyeri 1. Guna
secara membantu
mandiri klien
4. Anjurkan dalam
menggunaka untuk
n analgetik meredahka
secara tepat n nyeri
5. Ajarkan yang
teknik non dirasakann
farmakologi ya dengan
s untuk cara
mengurangi mengajark
rasa nyeri an teknik
relaksasi
napas
dalam
2. Membantu
klien
dalam
mendapatk
an suasa
yang
nyaman
dalam hal
istirahat
dan
membantu
dalam hal
mengontrol
nyeri
3. Guna
membantu
klien
mendapatk
an kualitas
istirahat
tidur yang
baik untuk
membantu
proses
penyembu
hannya
4. Memperti
mbanganka
n jenis dan
sumber
nyeri dapat
membantu
untuk
pemberian
strategi
dalam
meredahka
n rasa
nyeri
Edukasi
1. Memberika
n
pengetauan
tambahan
tentang
nyeri pada
klien
2. Menjelaska
n strategi
meredahka
n nyeri
kepada
klien guna
melatih
klien
dalam
pemilihan
strategi
mengurang
i rasa nyeri
3. Membantu
klien
dalam
menentuka
n tindakan
yang tepat
untuk
mengatasi
nyeri yang
dirasakann
ya
4. Membantu
klien
meredahka
n nyeri
melalui
teknik
farmakolog
is atau
dengan
obat-
obatan
5. Membantu
klien
meredahka
n nyeri
yang
dirasakan
dengan
cara
mengajark
an teknik
relaksasi
napas
dalam
2 Resiko defisit Setelah Edukasi Nutrisi Observasi
nutrisi dilakukannya Observasi 1. membantu
berhubungan tindakan 1. Periksa untuk
dengan faktor keperawatan status gizi, memberika
psikologis selama 1x24 jam status alergi, n
diharapkan klien program implement
dapat menunjukkan diet, asi yang
tidak adanya tanda- kebutuhan tepat pada
tanda dari resiko dan klien
deficit nutrisi kemampuan 2. BHSP
dengan kriteria : pemenuhan dengan
1. Nafsu kebutuhan klien dan
makan baik gizi melakukan
2. Porsi 2. Identifikasi kontrak
makanan kemampuan waktu
dihabiskan dan waktu untuk
3. Mual yang tepat edukasi
menghilang menerima kesehatan
informasi Terapeutik
Terapeutik 1. Membantu
1. Persiapan memberika
materi dan n
media pengetahua
seperti jenis- n tambahan
jenis nutrisi, bagi klien
table makan mengenai
penukar, nutrisi
cara 2. Memberika
mengelola n pendkes
dan menakar sesuai
makanan dengan
2. Jadwalkan jadwal
pendidikan yang telah
kesehatan disepakati
sesuai
kesepakatan e
3. Berikan
kesempatan
untuk
bertanya
3. Guna
Edukasi
untuk
1. Jelaskan
menggali
pada klien
seberapa
alergi
jauh dan
makanan,
pemahama
makanan
n klien
yang harus
Edukasi
dihindari,
1. Membantu
kebutuhan
klien untuk
jumlah
menjaga
kalori, jenis
pola serta
makanan
makanan
yang
yang cocok
dibutuhkan
untuk
klien
dikonsumsi
2. Ajarkan cara
2. guna
melaksanaka
membantu
n diet sesuai klien untuk
program mengontrol
3. Jelaskan hal- makanan
hal yang yang sesuai
dilakukan 3. membantu
sebelum klien dan
memberikan memberika
makan n
4. Demonstrasi pengetahua
kan cara n tentang
membersihk apa yang
an mulut dapat di
5. Demonstrasi lakukan
kan cara sebelum
mengatur makan
posisi saat 4. membantu
makan klien
6. Ajarkan dalam
klien dan merawata
keluarga personal
memantau hygiene
kondisi mulut
kekurangan 5. guna
nutrisi memberika
n posisi
yang
nyaman
bagi klien
saat makan
6. untuk
mengurang
i resiko
terjadinya
deficit
nutrisi
3 Gangguan pola Setelah Observasi Observasi
tidur berhubungan dilakukannya 1. Monitoring 1. Pemberian
dengan kurang tindakan status posisi yang
kontrol tidur keperawatan oksigenasi tepat sesuai
selama 1x24 jam sebelum dan dengan
diharapkan pola sesudah kebutuhan
tidur klien mengubah Terapeutik
membaik dengan posisi 1. Membantu
kriteria hasil : Terapeutik klien
1. Keadaan 1. Atur posisi merasa
tampak tidur yang nyaman
segar disukai, jika 2. Pemberian
2. Waktu tidur tidak posisi semi
tercukupi kontraindika fowler
3. Tidur si 3. membantu
malam 2. Atur posisi mengurang
tidak untuk i sesak
terganggu mengurangi yang
4. Tidur tidak sesak dialami
lebih dari 3. Berikan klien
jam 9 bantal yang 4. Membantu
malam tepat pada klien untuk
leher menemuka
4. Motivasi n posisi
terlibat yang
dalam senyaman
perubahan mungkin
posisi, 5. Menghinda
sesuai ri
dengan terpicunya
kebutuhan sensasi
5. Hindari nyeri
menempatka
n posisi Edukasi
yang dapat 1. Membantu
menyebabka menghinda
n nyeri ri kejadian
Edukasi yang tidak
1. Ajarkan cara diinginkan
menggunaka saat
n postur mengatur
yang baik posisi
dan 2. Menghirup
mekanika udara
tubuh yang melalui
baik selama hidung dan
melakukan ditahan
perubahan selama 3
posisi detik
2. Ajarkan kemudia
pasien dihembusk
menggunaka an melalui
n teknik mulut,tekni
relaksasi k relaksasi
untuk membantu
mengurangi untuk
nyeri jika mengurang
nyeri i sensasi
dirasakan nyeri yang
3. Membantu dirasakan
klien untuk 3. Memfasilit
mendapatka asi dan
n posisi menunjang
ternyaman kenyamana
n klien saat
beristrahat