Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU

DISUSUN OLEH:
DEVI TRISMIA PUSPITASARI
NIK.198603052010012008

UPT PUSKESMAS SUKOREJO


LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS
LAPORAN INI DIBUAT UNTUK PERSYARATAN UJI KOMPETENSI

NAMA : DEVI TRISMIA PUSPITASARI


NIP. : 198603052010012008

MENGETAHUI
KEPALA UPT PUSKESMAS SUKOREJO

Drg.WISMA YUNIAR
197704062010012003
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN

Konsep Gastritis

1. Definisi

Gastritis adalah penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya asam lambung


sehingga mengakibatkan inflamasi atau peradangan yang mengenai mukosa lambung
(Khanza, et al., 2017).

2. Etiologi
1) Obat-obatan seperti Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid/OAINS
(Indometasin, Ibuprofen dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid,
Kokain, agen kemoterapi (Mitomisin, 5-fluoro-2-deoxyuridine), Salisilat
dan Digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2) Minuman beralkohol seperti whisky, vodka, dan gin
3) Infeksi bakteri seperti H.pylori (paling sering), H.heilmani, Streptococci,
Staphyloccoci, Proteus species, Clostridium species, E.coli, Tuberculosis dan
secondary syphilis
4) Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5) Infeksi jamur seperti Candidiasis, Histoplasmosis dan Phycomycosis.
6) Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat dan refluks usus-lambung
7) Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman
dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen penyebab iritasi
mukosa lambung
8) Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu dari usus kecil ke
mukosa lambung sehingga menimbulkan respon peradangan mukosa
9) Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung
10) Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang dapat
menimbulkan respons peradangan pada mukosa lambung.
3. Klasifikasi
a. Gastritis Akut
Gastritis akut merupakan peradangan mukosa lambung yang menyebabkan
perdarahan lambung akibat terpapar pada zat iritan dan merupakan suatu penyakit
yang mudah ditemukan, biasanya bersifat jinak dan dapat disembuhkan.
b. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
bersifat menahun, yang disebabkan oleh ulkus atau bakteri helicobacter pylori.
Gastritis kronis cenderung terjadi pada usia muda yang menyebabkan penipisan
dan degenerasi dinding lambung.
4. Manifestasi Klinis Gastritis
1) Manifestasi Klinis Gastritis Akut
a. Nyeri pada ulu hati
b. Mual dan muntah
c. Perut kembung
d. Anoreksia
2) Manifestasi Klinis Gastritis Kronis
a. Nyeri menetap pada epigastrium
b. Anoreksia
c. Perasaan penuh di dalam perut
d. Mual dan muntah
e. Hematemesis melena (perdarahan pada saluran cerna)
5. Patofisiologi

Mukosa lambung mengalami pengikisan akibat konsumsi alkohol, obat - obatan


antiinflamasi nonsteroid, infeksi helicobacter pylori. Pengikisan ini dapat
menimbulkan reaksi peradangan. Inflamasi pada lambung juga dapat dipicu oleh
peningkatan sekresi asam lambung sehingga lambung teraktivasi oleh rasa mual,
muntah dan anoreksia. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri yang
ditimbulkan karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Peningkatan sekresi lambung
dapat dipicu oleh peningkatan rangsangan persarafan, misalnya dalam kondisi cemas,
stress, marah melalui serabut parasimpatik vagus akan menjadi peningkatan
transmitter asetilkolin, histamine, gastrin releasing peptide yang dapat meningkatkan
sekresi lambung. Peningkatan ion H⁺ (hidrogen) yang tidak diikuti peningkatan
penawarnya seperti prostaglandin, HCO₃⁺, mukus akan menjadikan lapisan mukosa
lambung tergerus terjadi reaksi inflamasi. Prostaglandin dibutuhkan tubuh untuk
memproduksi kekebalan lapisan mukosa, serta bikarbonat untuk menghambat
produksi asam lambung dan meningkatkan aliran dalam lambung. Semua efek ini
diperlukan lambung untuk mempertahankan integritas pertahanan mukosa lambung
agar tidak mengalami iritasi pada mukosa lambung.
6. Pathway

Faktor Predisposisi

Peningkatan asam
lambung

Iritasi mukosa lambung

Peradangan mukosa
lambung

Hiperemis Ansietas Nyeri Epigastrium Aktivitas lambung


tidak efektif

mukosa menipis Kurang informasi NYERI AKUT


DISFUNGSI MOTILITAS
GASTROINTERNAL
Kehilangan fungsi
kelenjar fundus KURANG
PENGETAHUAN
Kontraksi otot
lambung ↑/↓
Faktor intrinsik

Penurunan absorpsi NAUSEA


Vit B12

Muntah
Anemia pernisiosa

Kehilangan cairan
Volume darah merah ↓ secara aktif

Volume cairan ↓
Suplai O2 ke jaringan ↓

RESIKO
HIPOVOLEMIA
Kelemahan fisik

INTOLERANSI
AKTIVITAS
7. Pemeriksaan Penunjang
1) Urea breath test (tes napas urea), tes serologis, tes antigen feses untuk
pemeriksaan adanya infeksi h. Pylori
2) Analisis lambung, untuk mengkaji sekresi asam hidroklorat
3) Kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah dievaluasi untuk mengetahui
adanya anemia
4) Kadar vitamin B12 serum, diukur untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya
anemia pernisiosa. Kadar normal vitamin B12 adalah 200-1000 pg/ml
5) Endoscopi saluran cerna atas, untuk menginspeksi perubahan mukosa lambung
mengidentifikasi area perdarahan dan mendapatkan jaringan untuk biopsy.
8. Penatalaksanaan
1) Antasida doen yang berisi aluminium, karbonat kalsium dan magnesium, untuk
mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asamlambung, tukak lambung,
gastritis, dengan gejala mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati dan perasaan penuh pada
lambung
2) Histamine (H2) blocker, seperti ranitidine, untuk pengobatan jangka pendek tukak
lambung, gastritis, tukak usus 12 jari, pengobatan keadaan hiperekskresi patologis
3) Inhibitor pompa proton (PPI), seperti omeprazole untuk pengobatan jangka pendek tukak
duodenum, tukak lambung, refluks esophagus, gastritis
4) Lanzoprazole, pengobatan jangka pendek tukak lambung, gastritis, tukak usus
9. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian

b. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia


1) Disfungsi Motilitas Gastrointernal (D.0021)
Definisi
Peningkatan, penurunan, tidak efektif atau kurangnya aktivitas perstatik
gastrointestinal
Penyebab
1) Asupan enteral
2) Intoleransi makanan
3) Imobilisasi
4) Makanan kontainan
5) Malnutrisi
6) Pembedahan
7) Efek agen farmakologis (mis. narkotik/opiat, antibiotik, laksatif, anatesia)
8) Proses penuaan
9) Kecemasan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1) Mengungkapkan flatus tidak ada
2) Nyeri/kram abdomen
Objektif
1) Suara peristaltik berubah (tidak ada, hipoaktif, atau hiperaktif)
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1) Merasa mual
Objektif
1) Residu lambung meningkat/menurun
2) Muntah
3) Regurgitasi
4) Pengosongan lambung cepat
5) Distensi abdomen
6) Diare
7) Feses kering dan sulit keluar
8) fese keras
Kondisi Klinis Terkait
1) Pembedahan abdomen atau usus
2) Malnutrisi
3) Kecemasan
4) Kanker empedu
5) Kolesistekomi
6) Infeksi pencernaan
7) Gastroesophageal refluk disease (GERD)
8) Dialisis perioneal
9) Terapi radiasi
10) Multiple organ dysfunction syndrome
2) Nausea (D.0076)
Definisi
Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau
lambung yang dapat mengakibatkan muntah.
Penyebab
1) Gangguan biokimiawi (mis. uremia, ketoasidosis diabetik)
2) Gangguan pada esofagus
3) distensi lambung
4) Iritasi lambung
5) Gangguan pamkreas
6) Peregangan kapsul limpa
7) Tumor terlolisasi (mis. neuroma akustik, tumor otak primer atau sekunder,
metastasis tulang di dasr tengkorak)
8) peningkatan tekanan intraabdominal (mis. keganasan intraabdomen)
9) Peningkatan tekanan intrakranial
10) Peningkatan tekanan intraorbital (mis. glaukoma)
11) Mabuk perjalanan
12) Kehamilan
13) Aroma tidak sedap
14) Rasa makanan/minuman yang tidak enak
15) Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
16) Faktor psikologis (mis. kecemasan, ketakutan, stres)
17) Efek agen farmakologis
18) Efek toksin
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1) Mengeluh mual
2) Merasa ingin muntah
3) Tidak berminat makan
Objektif
(tidak tersedia)
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1) Merasa asam di mulut
2) Sensasi panas/dingin
3) Sering menelan
Objektif
1) Salva meningkat
2) Pucat
3) Diaforesis
4) Takikardia
5) Pupil dilatasi
Kondisi Klinis Terkait
1) Meningitis
2) Labrinitis
3) Uremia
4) Ketoasidosis diabetik
5) Ulkus petikum
6) Penyakit esofagus
7) Tumor intaabdomen
8) Penyakit meniere
9) Neuroma akustik
10) Tumor otak
11) Kanker
12) Glaukoma
3) Nyeri Akut (D.0077)
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lamat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3 bulan.
Penyebab
1) Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi, lakemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis.abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1) Tekanan darah meningkat
2) pola napas berubah
3) nafsu makan berubah
4) proses berpikir terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaforesis
Kondisi Klinis Terkait
1) Kondisi pembedahan
2) Cedera traumatis
3) Infeksi
4) Sindrom koroner akut
5) Glaukoma
4) Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Definisi
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari hari.
Penyebab
1) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2) Tirah baring
3) Kelemahan
4) Imobilitas
5) Gaya hidup monoton
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1) Mengeluh lelah
Objektif
1) frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi sehat
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1) Dispnea saat/setelah aktivitas
2) Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3) Merasa lemah
Objektif
1) Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
2) Gambaran EKG menunjukan aritmia saat/setelah aktivitas
3) Gambaran EKG menunjukan iskemia
4) Sianosis
Kondisi Klinis Terkait
1) Anemia
2) Gagal jantung kongesif
3) Penyakit jantung koroner
4) Penyakit katup jantung
5) Aritmia
6) Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
7) Gangguan metabolik
8) Gangguan muskuloskeletal
5) Resiko Hipovolemia(D.0034)
Definisi
Beresiko mengalami penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial,
dan/atau intraselular.
Faktor Resiko
1) Kehilangan cairan secara aktif
2) Gangguan absorbsi cairan
3) Usia lanjut
4) Kelebihan beraat badan
5) Status hipermetabolik
6) Kegagalan mekanisme regulasi
7) Evaporasi
8) Kekurangan intake cairan
9) Efek agen farmakologis
Kondisi Klinis Terkait
1) Penyakit Addison
2) Trauma/perdarahan
3) Luka bakar
4) AIDS
5) Penyakit Crohn
6) Muntah
7) Diare
8) Kolitis ulseratif
6) Kurang Pengetahuan (D.0111)
Definisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu.
Penyebab
1) Keteratasan kognitif
2) Gangguan fungsi kognitif
3) Kekeliruan mengikuti anjuran
4) Kurang terpapar informasi
5) Kurang minat dalam belajar
6) Kurang mampu mengingat
7) Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1) Menanyakan masalah yang dihadapi
Objektif
1) Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
2) Menunjikan presepsi yang keliru terhadap masalah
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1) Menjalani pemeriksaan yang tepat
2) Menunjukkan perilaku berlebihan (mis. apatis, bermusuhan,
agitasi,histeria)
Kondisi Klinis Terkait
1) Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien
2) Penyakit akut
3) Penyakit kronis
c. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
a. Disfungsi Motilitas Gastrointernal (D.0021)
Motilitas Gastrointernal (L.03023)
Nyeri membaik
Kram Abdomen membaik
Suara peristaltik meningkat

b. Nausea (D.0076)
Tingkat Nausea (L.08065)
Perasaan ingin muntah menurun
c. Nyeri Akut (D.0077)
Tingkat Nyeri (L.08066)
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Sikap protektif menurun
Gelisah menurun
Kesulitan tidur menurun
Frekuensi nadi membaik
d. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Toleransi Aktivitas (L.05047)
Keluhan lelah menurun
Dispnea saat aktivitas menurun
Dispnea setelah aktivitas menurun
Frekuensi nadi membaik
e. Resiko Hipovolemia (D.0034)
Status Cairan (L.03028)
Kekuatan nadi meningkat
Output urin meningkat
Membran mukosa lembab meningkat
Ortopnea menurun
Dispnea menurun
Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) menurun
Edema anasarka menurun
Edema perifer menurun
Hemoglobin membaik
Hematokrit membaik
Frekuensi nadi membaik
Tekanan darah membaik
Tekanan nadi membaik
Turgor kulit membaik
Jugular venous pressure (JVP) membaik

f. Kurang Pengetahuan (D.0111)


Tingkat Pengetahuan (L.12111)
Perilaku sesuai anjuran meningkat
Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
Kemampuan menjelaskan pengetahuan suatu topik meningkat
Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan
topik meningkat
Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
d. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
a. Disfungsi Motilitas Gastrointernal (D.0021)
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Observasi
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
b. Nausea (D.0076)
Manajemen Mual (I.03117)
Observasi
 Identifikasi pengalaman mual
 Identifikasi isyarat nonverbal ketidak nyamanan (mis. Bayi, anak-anak,
dan mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif)
 Identifikasi dampak mual terhadapkualitas hidup (mis. Nafsu makan,
aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
 Identifikasi faktor penyebab mual (mis. Pengobatan dan prosedur)
 Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual pada
kehamilan)
 Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
 Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
 Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. Bau tak sedap, suara,
dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan)
 Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis. Kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
 Berikan makan dalam jumlah kecil dan menarik
 Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak berwarna,
jika perlu
Edukasi
 Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
 Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
 Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (mis.
Biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

Manajemen Muntah (I.03118)


Observasi
 Identifikasi karakteristik muntah (mis. warna, konsistensi, adanya darah,
 waktu, frekuensi dan durasi)
 Periksa volume muntah
 Identifikasi riwayat diet (mis: makanan yang disuka, tidak disuka, dan
budaya)
 Identifikasi factor penyebab muntah (mis: pengobatan dan prosedur)
 Identifikasi kerusakan esofagus dan faring posterior jika muntah terlalu
lama
 Monitor efek manajemen muntahh secara menyeluruh
 Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
Terapeutik
 Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. bau tak sedap,
suara, dan stimulasi visual yang tidak menyenangkan)
 Kurangi atau hilangkan penyebab muntah(mis. Kecemasan, ketakutan)
 Atur posisi untuk mencegah aspirasi
 Pertahankan kepatenan jalan nafas
 Bersihkan mulut dan hidung
 Berikan dukungan fisik saat muntah (mis. Membantu membungkuk
atau menundukkan kepala)
 Berikan kenyamanan selama muntah (mis. Kompres dingin di dahi
atau sediakan pakaian kering dan bersih)
 Berikan cairan yang tidak mengandung karbonasi minimal 30 menit
setelah muntah
Edukasi
 Anjurkan membawa kantong plastic untuk menampung muntah
 Anjurkan memperbanyak istirahat
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengelola muntah
(mis. Biofeedback, hypnosis, relaksasi, terapi music, akupresur)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

c. Nyeri Akut (D.0077)


Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi
 lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
 Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberian Analgesik (I.08243)
Observasi
 Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
 Identifikasi riwayat alergi obat
 Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. Narkotika, non-narkotika, atau
NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri
 Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik
 Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
 Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia
optimal, jika perlu
 Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus opioid untuk
mempertahankan kadar dalam serum
 Tetapkan target efektifitas analgesic untuk mengoptimalkan respon pasien
 Dokumentasikan respon terhadap efek analgesic dan efek yang tidak
diinginkan
Edukasi
 Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi
d. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Manajemen Energi (I. 05178)
Observasi
 Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
 Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
 Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
 Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Terapi Aktivitas (I.05186)
Observasi
 Identifikasi deficit tingkat aktivitas
 Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivotas tertentu
 Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
 Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
 Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu luang
 Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik
 Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami
 Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi danrentang aktivitas
 Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten
sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan social
 Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
 Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
 Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai
 Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk
mengakomodasikan aktivitas yang dipilih
 Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan perawatan
diri), sesuai kebutuhan
 Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energy,
atau gerak
 Fasilitasi akvitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif
 Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai
 Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
 Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori implicit dan emosional (mis.
kegitan keagamaan khusu) untuk pasien dimensia, jika sesaui
 Libatkan dalam permaianan kelompok yang tidak kompetitif, terstruktur,
dan aktif
 Tingkatkan keterlibatan dalam aktivotasrekreasi dan diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan ( mis. vocal group, bola voli, tenis meja, jogging,
berenang, tugas sederhana, permaianan sederhana, tugas rutin, tugas rumah
tangga, perawatan diri, dan teka-teki dan kart)
 Libatkan kelarga dalam aktivitas, jika perlu
 Fasilitasi mengembankan motivasi dan penguatan diri
 Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk
mencapai tujuan
 Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
 Berikan penguatan positfi atas partisipasi dalam aktivitas
Edukasi
 Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
 Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
 Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam
menjaga fungsi dan kesehatan
 Anjurka terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai
 Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam
aktivitas
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor
program aktivitas, jika sesuai
 Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu
e. Resiko Hipovolemia (D.0034)
Manajemen Hipovolemia (I.03116)
Observasi:
 Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,
turgor kulit menurun, membran mukosa, kering, volume urin menurun,
hematokrit meningkat, haus, lemah)
 Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
 Hitung kebutuhan cairan
 Berikan posisi modified trendelenburg
 Berikan asupan cairan oral
Edukasi
 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan IV isotons (mis. Nacl, RL)
 Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, Nacl 0,4%)
 Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate)
 Kolaborasi pemberian produk darah
Pemantauan Cairan (I.03121)
Observasi
 Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
 Monitor frekuensi nafas
 Monitor tekanan darah
 Monitor berat badan
 Monitor waktu pengisian kapiler
 Monitor elastisitas atau turgor kulit
 Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
 Monitor kadar albumin dan protein total
 Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum, hematocrit,
natrium, kalium, BUN)
 Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor
kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urine menurun,
hematocrit meningkat, haus, lemah, konsentrasi urine meningkat, berat
badan menurun dalam waktu singkat)
 Identifikasi tanda-tanda hypervolemia mis. Dyspnea, edema perifer, edema
anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat, refleks hepatojogular positif,
berat badan menurun dalam waktu singkat)
 Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan (mis. Prosedur
pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis, obstruksi
intestinal, peradangan pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)
Terapeutik
 Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
 Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
f. Kurang Pengetahuan (D.0111)
Edukasi Kesehatan (I.12383)
Observasi:
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik:
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
 Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

BAB II
A. PENGKAJIAN DATA DASAR & FOKUS

Pengkajian tgl : 7 Maret 2022 Jam : 10.00 wib


NO. RM : 005477
Dx. : Gastritis

Nama : Ny. U Jenis Kelamin :P


Umur : 61 tahun Status Perkawinan : Janda
Identitas

Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : jl. Kampar gg.8 RT 3 Rw 2 Kel.Tanjungsari
Keluhan utama : klien mengatakan nyeri perut sampai ulu hati

Riwayat penyakit saat ini : klien puasa sejak tgl 6 Mei. klien sebelumnya berpuasa 1
bulan penuh selama ramadhan. Selama puasa ramadhan klien tidak ada keluhan tetapi setelah
berpuasa syawal sejak tgl 6 Mei mulai ada keluhan nyeri perut tapi tidak dihiraukan, keesokan
Riwayat Sakit dan Kesehatan

harinya saat berbuka puasa perut terasa bertambah nyeri, nyeri perut sampai ke ulu hati dan
klien merasa mual.

Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi biasa pengobatan rutin di klinik jantung RS Mardi
Waloya sebulan sekali

Penyakit yang pernah diderita keluarga:


Tidak ada riwayat penyakit keturunan
Riwayat alergi:  ya √ tidak Jelaskan :

Observasi & Pemeriksaan Fisik (ROS: Review of System)


Keadaan Umum: √ baik  sedang  lemah Kesadaran: Compos
mentis
ROS

Tanda vital TD: 150/80 Nadi: 100 Suhu Badan: 36,6 RR: 22

Pola nafas irama: √ Teratur  Tidak teratur


Jenis  Dispnoe  Kusmaul  Ceyne StokesLain-lain:
Suara nafas:  vesikuler  Stridor  Wheezing  Ronchi Lain-lain:
B1 (Breath)
Pernafasan

Sesak nafas  Ya √ Tidak  Batuk  Ya  Tidak

Masalah: tidak ada keluhan


Irama jantung: √ Reguler  Ireguler S1/S2 tunggal  Ya 
Tidak
Nyeri dada:  Ya √ Tidak
Bunyi jantung: √ Normal  Murmur  Gallop lain-lain
Kardiovasker
B2 (Blood)

CRT: √< 2 dt > 2 dt


Akral: √ Hangat  Panas  Dingin kering  Dingin
basah

Masalah:
Tidak ada keluhan

GCS Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6 Total: 15


Refleks fisiologis:  patella  triceps  biceps lain-lain:
Refleks patologis:  babinsky  brudzinsky  kernig lain-lain:
Lain-lain:
Istirahat / tidur: 7-8 jam/hari Gangguan tidur: tidak ada
Masalah:
Persyaratan B3 (Brain)

Tidak ada masalah gangguan tidur


Penglihatan (mata)
Penginderaan

Pupil : √ Isokor  Anisokor  Lain-lain:


Sclera/Konjungtiva :  Anemis  Ikterus  Lain-lain:
Lain-lain
Pendengaran/Telinga
Gangguan pandangan :  Ya √ TidakJelaskan:
Lain-lain
Penciuman (Hidung)
Bentuk : √ Normal  Tidak Jelaskan:
Gangguan Penciuman :  Ya √TidakJelaskan:
Lain-lain
Masalah:
Tidak ada masalah gangguan sensori
Kebersihan: √ Bersih  Kotor
Urin: Jumlah: cc/hr: Warna: kekuningan Bau: khas urin
Alat bantu (kateter, dan lain-lain):
B4 (Bladder)
Perkemihan

Kandung kencing: Membesar  Ya √ Tidak


Nyeri tekan  Ya √ Tidak
Gangguan:  Anuria  Oliguri  Retensi  Inkontinensia
 Nokturia  Inkontinensia Lain-lain:
Masalah:
Tidak ada gangguan perkemihan
Nafsu makan:  Baik √ Menurun Frekuensi: 2 x/hari
Porsi makan:  Habis √ Tidak Ket:makan ½ porsi, terasa mual diperut
Minum : cc/hari Jenis:
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: √ Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa  Lembab √ Kering  Stomatitis
Tenggorokan  Sakit menelan/nyeri tekan  Kesulitan menelan
 Pembesaran tonsil  Lain-lain:
Pencernaan
B5 (Bowel)

Abdomen
Perut  Tegang  Kembung  Ascites √ Nyeri tekan,
lokasi:
Peristaltik : 4-5 x/mnt
Pembesaran hepar  Ya √ Tidak
Pembesaran lien  Ya √ Tidak
Buang air besar : 2 x/minggu Teratur: Ya √ Tidak
Konsistensi Bau: khas BAB Warna: Kekuningan
Lain-lain:
Masalah: mual

Kemampuan pergerakan sendi: √ Bebas  Terbatas


Kekuatan otot:
Mulkuloskeletal/Integumen

Kulit
Warna kulit:  Ikterus Sianotik  Kemerahan √Pucat
B6 (Bone)

 Hiperpigmentasi

Turgor:  Baik √ Sedang  Jelek


Odema:  Ada √ Tidak ada Lokasi
 Lain-lain
Masalah:
Tidak ada gangguan
Tyroid Membesar  Ya √Tidak
Hiperglikemia  Ya √ Tidak
Endokrin

Hipoglikemia  Ya √ Tidak
Luka gangren  Ya √ Tidak
Lain-lain
Masalah:
Tidak ada gangguan
Mandi : 1x/hari dengan seka Sikat gigi 2x/hari dibantu keluarga
Pers. Higiene

Keramas : 1x/minggu Memotong kuku: 1x/minggu


Ganti pakaian : 1x/hari
Masalah:
Tidak ada gangguan
Orang yang paling dekat: anak perempuan yang tinggal serumah dengan klien

Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar: klien jarang berkumpul dengan tetangga lebih
Psiko-sosio-spiritual

sering dirumah saja

Kegiatan ibadah:klien rajin melakukan kegiatan ibadah

Konsep Diri: tidak ada masalah tentang konsep diri,

Masalah:
Tidak ada masalah

Terapi
Metoclorpamid 3x1 tab
Antasida 3x1 tab
Analisis Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN


1. Data subyektif : Peningkatan asam lambung Nyeri akut
- px mengeluh nyeri
perut
Data obyektif Iritasi mukosa lambung
- P : nyeri dibagian
perut sampai ulu hati
- Q : nyeri seperti Nyeri epigastrium
ditusuk tusuk
- R : nyeri dibagian
perut sampai ulu hati Nyeri Akut
- S : skala nyeri 6
- T : nyeri hilang
sebentar timbul lagi
- Klien tampak sering
meringis menahan
sakit
- Gelisah
TD: 150/80
Nadi: 100x/menit
Suhu Badan:36,6°C
RR:
22x/menit

2. Data subyektif Peningkatan asam lambung Nausea


- Px mengatakan mual
tapi tidak mutah Iritasi mukosa lambung

Data subyektif Peradangan mukosa lambung


- Klien sering
menelan saliva Aktifitas lambung meningkat
- Mulut terasa asam
Asam lambung meningkat
- Makan 2 kali saja
sehari dan ½ Porsi Kontraksi otot lambung
saja yang
dihabiskan
Nausea

Diagnosa keperawatan

1. . Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis


2. . Nausea berhubungan dengan iritasi lambung
Rencana Tindakan Keperawatan

NO Masalah Keperawatan SLKI SIKI


.
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri ( 1.08238)
agen pencedera fisiologis 2x24 jam Observasi
Diharapkan tingkat nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
(L.08066) intensitas nyeri
kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
Gelisah menurun 4. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang telah diberikan
5. Monitor efek samping penggunaan analgesic
Mual menurun
Terapeutik
Meringis menurun 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Frekwensi nadi membaik 2. Fasilitasi istirahat dan tidur
Tekanan darah membaik Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk meredakan nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi penggunaan analgesic, jika perlu
2. Nausea berhungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen mual ( 1.03117)
iritasi lambung 2x24 jam, tingkat nausea menurun dengan Observasi
kriteria:  Identifikasi pengalama mual
 Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (missal.nafsu
- Keluhan mual menurun
makan, aktivitas ,kinerja, tanggung jawab peran dan tidur)
- Nafsu makan meningkat  Identifikasi factor penyebab mual (mis. Pengobatan prosedur)
 Monitor mual (mis. Frekwensi, durasi, tingkat keparahan)
 Monitor asupan nutrisi kalori
Terapeutik
 Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. bau tak sedap,
suara, dan stimulasi visual yang tidak menyenangkan)
 Kurangi atau hilangkan penyebab muntah(mis. Kecemasan,
ketakutan)
 Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
 Berikan cairan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak
berwarna jika perlu
Edukasi
 Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
 Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang
mual
 Anjurkan makan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengelola
muntah (mis. Biofeedback, hypnosis, relaksasi, terapi music,
akupresur)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
IMPLEMENTASI
No. Diagnosa Hari/Tgl Implementasi Evaluasi

1 Nyeri akut 7 Maret 2022 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, S:


b.d.agen kualitas dan intensitas nyeri - Klien mengatakan masih
pencedera 2. Mengidentifikasi skala nyeri nyeri perut
fisiologis 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal - P: Nyeri diperut
4. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang telah - Q: Nyeri seperti ditusuk
diberikan tusuk
5. Monitor efek samping penggunaan analgesic - R: Nyeri di bagian perut
6. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
sampai ulu hati
nyeri
- S: nyeri skala 6
7. Memfasilitasi istirahat dan tidur
8. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri - T: Nyeri hilang hilang
9. Menjelaskan strategi meredakan nyeri sebentar timbul lagi
10. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
11. Menganjurkan menggunakan analgesic secara tepat O:
12. Mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk meredakan - Skala nyeri 6
nyeri: kompres hangat - Klien tampak meringis
13. Kolaborasi pemberian analgetik - Nadi 100 x/menit
- TD 150/80 mmHg
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:

Lanjutkan intervensi
Nausea 7 Maret 2022  Mengidentifikasi mual(mis. Frekwensi, durasi, tingkat S : klien mengatakan mual dan
berhungan keparahan) tidak nafsu makan
dengan iritasi  Monitor asupan nutrisi kalori O : Klien sering menelan saliva
lambung  Mengontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. - Mulut terasa asam
bau tak sedap, suara, dan stimulasi visual yang tidak Makan 2 kali saja sehari dan
menyenangkan)
No. Diagnosa Hari/Tgl Implementasi Evaluasi

 memberi makanan dalam jumlah kecil dan menarik ½ Porsi saja yang dihabiskan
 memberi cairan dingin, cairan bening, tidak berbau A : masalah teratasi sebagian
dan tidak berwarna jika perlu P : lanjutkan intervensi
 menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
 menganjurkan sering membersihkan mulut, kecuali
jika merangsang mual
 menganjurkan makan makanan tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
 mengajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
untuk mengelola muntah (mis. Biofeedback, hypnosis,
relaksasi, terapi music, akupresur)
 Kolaborasi pemberian antiemetik

Anda mungkin juga menyukai