Dosen pengampu:
Mizam Ari K, S.Kep.,Ners.,M.Kep
Disusun Oleh :
Carmeneza F.Da Silva (181014201601)
Nur Rifdatur Rafila (181014201643)
Gilman Mario S.Pinto (181014201603)
Definisi
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang
bersifat akut dan kronik. Gastritis dapat mengakibatkan
pembengkakan pada mukosa lambung sampai
terlepasnya lapisan mukosa lambung yang akan
menimbulkan proses inflamasi. Gastritis memiliki gejala
seperti kembung, sering bersendawa, mual dan muntah,
tidak nafsu makan, dan nyeri pada ulu hati (Ratu &
Adwan, 2013)
Gastritis apabila dibiarkan berlarut larut tanpa ada upaya
pencegahan akan membuat kesehatan semakin parah
dan dapat mengakibatkan kanker lambung bahkan
kematian. Oleh karena itu penderita gastritis harus
mengetahui apa yang membuat terjadinya penyakit
tersebut serta memiliki motivasi untuk melakukan tindakan
agar tidak terjadinya kembali penyakit tersebut atau
kekambuhan (Tilong, 2014)
Etiologi
Gastritis terjadi akibat peradangan pada dinding lambung. Dinding
lambung tersusun dari jaringan yang mengandung kelenjar untuk
menghasilkan enzim pencernaan dan asam lambung. Selain itu,
dinding lambung juga dapat menghasilkan lendir (mukus) yang
tebal untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan
akibat enzim pencernaan dan asam lambung. Rusaknya mukus
pelindung ini dapat menyebabkan peradangan pada mukosa
lambung.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan rusaknya mukus
pelindung, adalah:
Infeksi bakteri.
Infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab gastritis yang cukup
sering terjadi, terutama di daerah dengan kebersihan lingkungan
yang kurang baik. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada
lambung dan menimbulkan gastritis, cukup banyak jenisnya.
Namun, yang paling sering adalah bakteri Helicobacter pylori.
Selain dipengaruhi faktor kebersihan lingkungan, infeksi bakteri ini
juga dipengaruhi oleh pola hidup dan pola makan
Pertambahan usia. Seiring bertambahnya usia, lapisan mukosa lambung akan
mengalami penipisan dan melemah. Kondisi inilah yang menyebabkan gastritis lebih
sering terjadi pada lansia dibandingkan orang yang berusia lebih muda.
Berlebihan mengonsumsi minuman beralkohol. Minuman beralkohol dapat
mengikis lapisan mukosa lambung, terutama jika seseorang sangat sering
mengonsumsinya. Pengikisan lapisan mukosa oleh alkohol dapat menyebabkan iritasi
dan peradangan pada dinding lambung, sehingga mengakibatkan terjadinya gastritis,
terutama gastritis akut.
Terlalu sering mengonsumsi obat pereda nyeri. Obat pereda nyeri yang
dikonsumsi terlalu sering dapat menghambat proses regenerasi lapisan mukosa
lambung, yang berujung pada cedera dan pelemahan dinding lambung, sehingga
lebih mudah mengalami peradangan. Beberapa obat pereda nyeri yang dapat memicu
gastritis jika dikonsumsi terlalu sering, adalah aspirin, ibuprofen, dan naproxen.
Autoimun. Gastritis juga dapat terjadi karena dipicu oleh penyakit autoimun. Gastritis
jenis ini disebut gastritis autoimun. Gastritis autoimun terjadi pada saat sistem imun
menyerang dinding lambung, sehingga menyebabkan peradangan
Klasifikasi
Menurut Muttaqin (2011), gastritis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
Gastritis akut Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial.
Gastritis kronik Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga
perbedaan yaitu gastritis superficial, gastritis atrofik dan gastritis hipertrofik.
Gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta perdarahan
dan erosi mukosa.
Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan mukosa.
Pada perkembangannya dihubingkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta
anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel
parietal dal sel chief.
Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul pada
mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis dan hemoragik.
WOC Gastritis
Nyeri akut
WOC Gastritis
Faktor intrisik
Kontaksi otot
lambung
Penurunan Masukan nutrient
absorpsi vitamin inadekuat Anorekssia mual
B12
muntah
Pemeriksaan penunjang
Menurut (Suratun, 2010) pemeriksaan penunjang pada pasien dengan gastritis meliputi
• Darah lengkap, bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
• Pemeriksaan serum vitamain B12, bertujuan untuk mengetahui adanya defisiensi B12.
• Analisa feses, bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
• Analisa gaster, bertujuan untuk mengetahui kandungan HCl lambung. Acholohidria
menunjukkan adanya gastritis atropi.
• Tes antibody serum, bertujuan mengetahui adanya antibodi sel parietal dan faktor intrinsik
lambung terhadap Helicobacter pylori.
PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Anamense
b. Aspek penunjang
c. Analisa data
2 diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera biologi (inflamasi mukosa
lambung).(SDKI.0077)
Resiko ketidakseimbangan cairan berhuungan dengan menurunnya nafsu makan mual
muntah (SDKI.0036
Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan intake asupan gizi (SDKI.0019)
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik (SDKI.0056)
3. Intervensi keperawatan
4. implementasi
5. Evaluasi
Kesimpulan