GASTRITIS
Disusun oleh:
RIBKA SAVIRA
1490123168
BANDUNG
2023
1. Pendahuluan
Penyakit gastritis terjadi pada orang-orang yang memiliki pola makan tidak
teratur dan memakan makanan yang merangsang produksi asam lambung. menurut
data dari world health organization (who) Indonesia menepati urutan ke empat dengan
jumlah penderita gastiritis terbanyak setelah Negara amerika.inggris dan Bangladesh
yaitu berjumlah 430 juta penderita gastirits dari jumlah penduduk tiap tahunya
(kemenkes RI 2019)
2. Pengertian
3. Anatomi Fisiologi
Gaster merupakan bagian dari traktus gastrointestinal pertama yang berada di intra
abdominal, terletak di antara esophagus dan duodenum. Terletak pada daerah epigastrium dan
meluas ke hipokhondrium kiri, berbentuk melengkung seperti huruf “J” dengan mempunyai
paries anterior (superior) dan paries posterior (inferior). Seluruh organ lambung terdapat di
dalam rongga peritoneum dan ditutupi oleh omentum.
Gaster terbagi atas 5 daerah secara anatomik (gambar 1.), yaitu : pars cardiaca,
bagian gaster yang berhubungan dengan esofagus dimana didalamnya terdapat ostium
cardiacum. Fundus gaster, bagian yang berbentuk seperti kubah yang berlokasi pada
bagian kiri dari kardia dan meluas ke superior melebihi tinggi pada bagian
gastroesofageal junction Korpus gaster, merupakan 2/3 bagian dari lambung dan
berada di bawah fundus sampai ke bagian paling bawah yang melengkung ke kanan
membentuk huruf „J‟. Pars pilori, terdiri dari dua bangunan yaitu anthrum pyloricum
dan pylorus. Didalam antrum pyloricum terdapat canalis pyloricus dan didalam
pylorus terdapat ostium pyloricum yang dikelilingi M. sphincter pyloricus. Dari luar
M. sphincter pylorus ini ditandai adanya V. prepylorica (Mayo).
4. Etiologi
5. Patofisiologi
Risiko
penurunan suplai Ketidakseimbangan
cairan
02 ke jaringan
kelemahan fisik
intoleransi
aktiaktivitas
6. Pemeriksaan Diagnosa
7. Penatalaksanaan
b. Antasida: Pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena
untuk mempertahankan keseimbagan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk
gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat.
c. Histonin: Ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam
lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
8. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama:
e) Genogram
f) Riwayat psikososial
a) Pola nutrisi
b) Pola eliminasi
e) Pola kognisi-perceptual
k) Kebutuhan dasar
2) Data objektif
a) Kepala dan muka : Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah
berkerut.
c) Mulut dan faring : Mukosa bibir kering (peurunan cairan intrasel mukosa)
bibir pecah-pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap (penurunan hidrasi
bibir dan personal hygiene).
d) Abdomen
1) Inspeksi : Keadaan kulit : warna, elastisitas, kering, lembab, besar dan
bentuk abdomen rata atau menonjol. Jika pasien melipat lutut sampai dada
sering merubah posisi, menandakan pasien nyeri.
1) Endoscopy
2) Pemeriksaan histopatologi
3) Laboratorium
4) Analisa gaster
5). Gastroscopi
b. Analisa Data
Nyeri Akut
2 Ds: gastritis Risiko
Klien mengatakan sering ketidakseimbangan
merasa mual, muntah dan gangguan difusbarier cairan
sakit kepala mukosa
Do:
-
peningkatan asam
lambung
peradangan mukosa
lambung
hipotalamu
aktivitas lambung
meningkat
asam lambung
meningkat
Risiko
ketidakseimbangan
cairan
3 Ds: gastritis Intoleransi
Klien mengatakan Aktivitas
aktivitas terganggu karena gangguan difusbarier
merasa nyeri dan lemas mukosa
Do:
Klien tampak lemah
peningkatan asam
lambung
peradangan mukosa
lambung
hiperemis
kehilangan fungsi
kelenjar fundus
faktor intrinsik
penurunan absorpsi
vitamin B12
anemia pemisiosa
penurunan volume
darah merah
penurunan suplai O2 ke
jaringan
kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
4. Ds: gastritis Defisit nutrisi
Klien mengatakan nafsu
makan berkurang, karena gangguan difusbarier
suka merasa mual dan mukosa
muntah
Do:
Klien tampak lemas dan peningkatan asam
letih lambung
peradangan mukosa
lambung
hipotalamu
aktivitas lambung
meningkat
asam lambung
meningkat
anoreksia,mual,muntah
masukan nutrisi
inadekuat
Defisit nutrisi
c. Diagnosa Keperawatan
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk mengetahui
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini dilakukan
dengan cara membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan dan
kriteria hasil yang dibuat dalam rencana keperawatan.
9. Daftar Pustaka
Asmadi. (2018). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien.Jakarta: Salemba Medika
Dongoes dkk.(2018). Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta: EGC
Dewit S.C strombeng H dan dalleng C 2018 medical surgical Nursing:concept and
practice Philadelphia:Elsevier
Gustin, R. K. (2017).Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis
Herdman, T. Heather. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2016-
2017. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Jakarta
Selatan.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia,
Jakarta Selatan,
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan