MEDIKAL BEDAH I
[ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM
PERCERNAAN :GASTRITIS]
Tutik Rahayuningsih S Kep Ns
2. Etiologi.
a. Stress
b. Alkohol
c. Obat – obatan : aspirin.
d. Merokok.
e. Terapi radiasi
f. Makanan merangsang ( panas, pedas, asam / alkali kuat )
g. Refluks isi usus kedalam lambung
h. Bakteri H. Pylory. Endotoxin bakteri dari stapilokokus, esherichiacoli, atau
salmonella dapat juga menyebabkan gastritis.
Tutik Files / Prodi D III Keperawatan “Poltekkes BM / KMB I / Pencernakan : Gastritis / 2020 2
4. Patofisiologi.
Mukosa barier lambung umumnya melindungi lambung dari pencernaan terhadap
lambung itu sendiri, yang disebut proses auto digesti acid, prostaglandin yang
memberikan perlindungan ini. Ketika mukosa barier ini rusak maka timbul gastritis.
Setelah barier ini rusak terjadilah perlukaan mukosa dan diperburuk oleh histamin dan
stimulasi saraf colinergic. Kemudian HCL dapat berdifusi balik kedalam mukus dan
menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, yang mengakibatkan terjadinya bengkak,
perdarahan, dan erosi pada lambung. Alkohol, aspirin dan refluk isi duodenal diketahui
sebagai penghambat difusi barier.
Perubahan-perubahan patologi yang terjadi pada gastritis termasuk kongesti
vaskular, edema, peradangan sel supervisial. Manifestasi patologi awal dari gastritis
adalah penebalan, kemerahan pada membran mukosa dengan adanya tonjolan/terlipat.
Sejalan dengan perkembangan penyakit dinding dan saluran lambung menipis dan
mengecil, atropi gastrik progresif karena perlukaan mukosa kronik menyebabkan fungsi
sel utama dan parietal memburuk.
Ketika fungsi sel sekresi asam memburuk, sumber-sumber faktor intrisiknya
hilang. Vitamin B 12 tidak dapat terbentuk lebih lama, dan penumpukan Vitamin B 12
dalam badan menipis secara merata yang mengakibatkan anemi yang berat. Degenerasi
mungkin ditemukan pada sel utama dan parietal sekresi lambung menurun secara
berangsur, baik jumlah maupun konsentrasi asamnya sampai hanya tinggal mucus
dengan air. Resiko terjadinya kanker gastrik yang berkembang dikatakan meningkat
setelah 10 tahun gastritis kronik.Perdarahan mungkin terjadi setelah satu episode
gastritis akut atau dengan luka yang disebabkan oleh gastritis kronis.
5. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis adalah:
a. Ulkus peptikum
b. Perdarahan saluran cerna bagian atas
6. Tes Diagnostik.
a. Radiologi : sinar x gastrointestinal atas
7. Penatalaksanaan
a. Keperawatan
1) Istirahat baring
2) Mengurangi stress
3) Diit lunak dan tidak merangsang, tidak merokok, minum alkohol
Tutik Files / Prodi D III Keperawatan “Poltekkes BM / KMB I / Pencernakan : Gastritis / 2020 3
b. Medis
1) Bila perdarahan lambung : antikoagulan
2) Pemberian obat-obatan anti kolinergik: (ranitidine, metoclopramide), anti
emetic (ulsikur), analgetik dan sedative, antasida, antibiotika.
3) Terapi pendukung : intubasi, cairan intra vena.
4) Pembedahan : untuk mengangkat ganggren dan perforasi,Gastrojejunuskopi /
reseksi lambung → mengatasi obstruksi pilorus
b. Pola eliminasi
Adanya susah BAB, distensi abdomen, diare dan melena.
e. Pola persepsi-kognitif.
Depresi dan intensitas nyeri tergantung pada penyebabnya ( pada gastritis akut
dapat menyebebkan rasa tidak nyaman pada epigastrik / nyeri uluhati ), menelan
dan zat beracun dapat menyebabkan nyeri yang terlokalisir dan nyeri pada waktu
menelan.
Adanya suara serak pada pagi hari (laringitis).
Tutik Files / Prodi D III Keperawatan “Poltekkes BM / KMB I / Pencernakan : Gastritis / 2020 4
Jika gejala berasal dari menelan zat beracun, ditemukan adanya keluhan
pengecapan.
h. Pemeriksaan fisik
Kebiasaan : Merokok I bungkus / hari, mengkonsumsi makanan yang pedas
Inspeksi : conjungtiva palpebrae inferior: Anemik, dehidrasi ( perubahan turgor kulit,
membrane mukosa kering ), terlihat menekuk lutut dengan posisi tidur miring.
Auskultasi : konstipasi / diare
Perkusi : Hipertimpani
Palpasi abdomen: Adanya nyeri tekan di daerah epigastrik
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan
tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena mual, muntah, diare atau
perdarahan.
b. Nyeri berhubungan dengan peradangan pada mukosa lambung.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrien yang tidak adekuat
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit
berhubungan dengan kurangnya informasi
e. Ansietas berhubungan dengan pengobatan
3. Fokus Intervensi
a. Resiko tinggil kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah, mual,diare
dan perdarahan.
Hasil Yang Diharapkan:
Tidak ada muntah.
Dalam 2 jam pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi
1. Monitor dan catat tanda-tanda vital pasien tiap 15 menit bila terjadi pendarahan,
catat tekanan darah dan denyut nadi tiap 8 jam.
2. Hindarkan makanan dan cairan peoral setelah muntah berikan cairan perintra vena
sesuai dengan instruksi dokter dan monitor peningkatan serum elektrolit, laporkan
bila terjadi ketidaknormalan.
5. Kaji daerah kulit dari tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit yang rendah kulit kering
dan membran mukosa, kepucatan.
Tutik Files / Prodi D III Keperawatan “Poltekkes BM / KMB I / Pencernakan : Gastritis / 2020 5
6. Monitor dan catat intake dan aotput pada setiap shiff, muntah, diare, perdarahan
pada output serta cairan IV pada infus.
1. Kaji dan catat karakteristik nyeri awal serangan, dan tingkat nyeri: apakah nyeri
menjalar kepunggung atau leher, apakah nyeri ada hubungannya dengan aktifitas
atau ketika merubah posisi dan apakah nyeri ada hubungannya dengan pola
makan, kaji dan catat tingkat nyeri
5. Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk mencegah terjadinya nyeri. Bila
pasien terbangun pada malam hari atau nyeri menjadi hebat ketika terbangun,
anjurkan pasien untuk tidur dengan bagian kepala ditinggikan dan menghindari
makan makanan 2-3 jam menjelang tidur. Nasehatkan pada pasien untuk
menghindari membungkuk, mengangkat beban berat, dan memakai pakaian yang
ketat, menghindari makanan yang pedas, alkohol, merokok, aspirin.
1. Kaji kemampuan pasien untuk makan dan minum peroral. Apakah ada mual dan
muntah, regurgitas. Apakah tidak napsu makan pasien terhadap makanan padat
atau cair, atau pada keduanya. Apakah pasien mengeluh nyeri atau sakit pada
daerah lambung.
2. Monitor intake dan output, hindari makanan atau minuman sesudah muntah.
Tutik Files / Prodi D III Keperawatan “Poltekkes BM / KMB I / Pencernakan : Gastritis / 2020 6
3. Jelaskan tentang prosedur dilatasi jika diinstruksikan, untuk tidak napsu makan dan
bantu pasien bila diperlukan.
4. Bantu ahli diet dengan mengajarkan tentang keseimbangan nutrisi yang baik.
Pasien dengan gastritis akut mungkin membutuhkan makan lebih sering dalam
porsi kecil. Hindari makanan yang pedas dan alkohol, rokok.
d. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi, tidak familiar terhadap sumber informasi.
Hasil yang diharapkan :
Mulai mendiskusikan tentang usaha pencegahan.
Mengidentivikasi pentingnya merubah gaya hidup.
Berpartisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi:
3. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering, makan secara teratur, dan hindari
makan-makanan yang merangsang.
4. Hindari obat-obatan yang mengandung aspirin atau gunakan aspirin yang memakai
enterik-coated.
5. Review kembali tentang tanda dan gejala misalnya : hematemisis yang berwarna
kopi, feses yang berwarna seperti teh distensi abdominal, nyeri abdomen/epigastrik
yang menjalar ke bagian punggung atau pundak.
7. Minta klien untuk memberikan informasi tentang semua tindakan perawatan yang
pernah dilakukan berhubungan denganperdarahannya.
Tutik Files / Prodi D III Keperawatan “Poltekkes BM / KMB I / Pencernakan : Gastritis / 2020 7
DAFTAR KEPUSTAKA
Dona. D. Ingnatavicius, Marlly varner Bayne. 1991. Medical surgical Nursing. W.B Sou
Dors Company.
Barbara C. Long. Perawatan Medical Bedah .Cetakan I bagian 2 Ahli Bahasa : Yayasan
Ikatan Alumi Pendidikan Keperawatan Penjajaran Bandung , 1996.
Brunner and Sunddarth. Medical Surgical Nursing . Sixth Editi on. Philadelphia : JB
Lppioncott Compani ,1988
Soeparman , Sarwono WASPADJI Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI
Jakarta !990.
Purnawan Junaidi, Atiek S. Soemasto , Husna Amalz. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi
kedua . Penerbit Media aesculapius FKUI, 1982.
Evelyn C. Pearce. Anatomi dan Fisiologi untuk para medis . Penerbit PT gramedia Jakarta
1993.
Tutik Files / Prodi D III Keperawatan “Poltekkes BM / KMB I / Pencernakan : Gastritis / 2020 8