Oleh:
Nama : Alya Annisa Ilma
NIM : P17210191022
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gastrtitis …. Periode
…….s/d …….Tahun Ajaran ……..
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal .................... Bulan ……………… Tahun
………….
Malang, ……..
………………………….. ……………………………….
I. KONSEP GASTRITIS
1.1. Pengertian Gastritis
Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis dan difus (local). Dua jenis
gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis
perlindungan ini ketika mukosa barrier rusak maka timbul peradangan pada
mukosa yang dibentuk dan diperburuk oleh histamine dan stimulasi saraf
tidak dapat terbentuk lebih lama, dan penumpukan vitamin B12 dalam
setelah satu episode gastritis akut atau dengan luka yang disebabkan oleh
kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel
pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi
intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi
muncul perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien
tidak menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi gastritis akut dan kronik
hampir sama, seperti anoreksia, rasa penuh, nyeri epigastrum, mual dan
a. Gastritis Akut
mukosa lambung.
b. Gastritis Kronis.
Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nause dan pada
sebagai berikut :
metabolism dan ekresi urea atau transfuse darah lengkap dan jumlah besar
diberikan
k. Kalium : Dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat atau
muntah atau diare berdarah. Peningkatan kadar kalium dapat terjadi setelah
trasfusi darah.
gastritis.
2) Antasida : Pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena
menyebabkan iritasi.
meliputi :
alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui
mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu
atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau
alumunium hidroksida) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer atau
cuka encer.
2) Bila korosi luas atau berat, emetic, dan lafase dihindari karena bahaya
obstruksi pilrus.
dengan antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoxiline) dan gram bismu (pepto bismo).
meliputi :
1) Tirah baring.
2) Mengurangi stress.
3) Diet Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral pada
interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan seperti pudding, agaragar dan
sup, biasanya dapat ditoleransi setelah 12-24 jam dan kemudian makanan-makanan
kronis biasanya berespon terhadap diet sehingga harus menghindari makanan yang
dalam usaha memperbaiki atau memelihara klien sampai ke taraf optimal melalui
2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang dilakukan
secara sistematisdalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
tersebut berasal dari pasien (data primer), keluarga (data sekunder), dan catatan
Adapun data yang diperlukan pada pasien gastritis yaitu sebagai berikut :
tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, agama, bahasa yang digunakan, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, sumber dana/ biaya serta identitas orang tua.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Nyeri ulu hati dan perut sebelah kiri bawah.
gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau
dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.
akibat kontak langsung maupun tidak langsung. Pada pasien gastritis, dikaji adakah
keluarga yang mengalami gejala serupa, penyakit keluarga berkaitan erat dengan
penyakit yang diderita pasien. Apakah hal ini ada hubungannya dengan kebiasaan
dengan kebutuhan. Bila klien adalah seorang nenek atau kakek, maka dibuat dua
generasi dibawah, bila klien adalah anak-anak maka dibuat generasi keatas.
untuk mengatasi masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien
menerima keadaannya.
a) Pola nutrisi
b) Pola eliminasi
e) Pola kognisi-perceptual
c. Kebutuhan dasar
Kaji pola makan dan minum, pola istirahat dan tidur, eliminasi dan
d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki
1) Data Subjektif
(1)Tanda-tanda vital
(6) B5 (Bowel) : Anemia, anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak
oksigenasi).
2) Data objektif
a) Kepala dan muka : Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah
berkerut.
c) Mulut dan faring : Mukosa bibir kering (peurunan cairan intrasel mukosa)
bibir pecah-pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap (penurunan hidrasi bibir dan
personal hygiene).
d) Abdomen
(1) Inspeksi : Keadaan kulit : warna, elastisitas, kering, lembab, besar dan
bentuk abdomen rata atau menonjol. Jika pasien melipat lutut sampai dada sering
(4) Palpasi : Pada pasien gastritis dinding abdomen tegang. Terdapat nyeri
tekan pada region epigastik (terjadi karena distruksi asam lambung) (Doengoes,
2000).
(1)Endoscopy
(2)Pemeriksaan histopatologi
(3)Laboratorium
(4)Analisa gaster
(5)Gastroscopi.
2.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon pasien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
lingkup keperawatan.
seorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau
yaitu sebagai alat komunikasi tentang masalah pasien yang sedang dialami pasien
saat ini dan merupakan tanggung jawab seorang perawat terhadap masalah yang
Menurut Doenges (2000), diagnosa keperawatan pada klien dengan gastritis adalah
intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah.
nyeri
2.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan dalam usaha membantu,
2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir yang menentukan apakah tujuan
intervensi tersebut tercapai atau tidak. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan metode soap. Dan hasil yang diharapkan sebagai indikator
evaluasi asuhan keperawatan. Dalam melakukan evaluasi keperawatan
harus memiliki pengetahuan dan kemampuan memahami respon pasien
serta menggambarkan kesimpulan tujuan yang dicapai dalam
menghubungkan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil. Ada 2 jenis
evaluasi yaitu :
Mahasiswa
Ilmu
Hirlan. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi. 3 Jilid 2. Jakarta:
FKUI
Gosyen Publishing