Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Dasar Medis

a. Definisi Gastritis

Gastritis merupakan masalah pada saluran pencernaan yang

paling sering ditemukan. Gastritis bersifat akut yang datang

mendadak dalam beberapa jam atau beberapa hari dan dapat juga

bersifat kronis sampai berbulan – bulan atau bertahun – tahun

(Diyono, 2013).

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa

lambung.Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan

mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang

menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan.

Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada

lambung (Sukarmin, 2012).

b. Anatomi Fisiologi Lambung

Gambar 2.1
Anantomi Fisiologi Lambung
(Muhamad Ardiansyah, 2012)

1) Klasifikasi Gastritis Berdasarkan Tipenya

a) Gastritis Tipe A

Tipe ini merupakan gastritis autoimun yang

disebabkan oleh reaksi antibody terhadap sel parietal,

sehingga menimbulkan reaksi peradangan, yang pada

akhirnya dapat menimbulkan atropi mukosa lambung. Pada

95% pasein dengan anemia pernisiosa dan 60% pasien

dengan gastritis atropi kronik, ditemukan bahwa pasien

memiliki antibodi terhadap sel parietal. Biasanya, gastritis


tipe A ini menyerang bagian fundus di lambung, dan sering

kali dijumpai pada penderita anemia.

b) Gastritis Tipe B

Merupakan gastritis yang terjadi akibat infeksi

bakteri Helicobacter Pylori.Pada kasus gastritis tipe B,

terjadi inflamasi peradangan pada lapisan mukosa yang

menembus sampai ke bagian muskularis, sehingga sering

menyebabkan perdarahan dan erosi.Tipe B ini terutama

menyerang pada bagian antrum pada lambung.

c. Etiologi

Gastritis akut biasanya disebabkan karena pola makan

yang kurang tepat, baik dalam frekuensi maupun waktu yang tidak

teratur selain karena faktor isi atau jenis makanan yang iritatif

terhadap mukosa lambung. Makanan yang terkontaminasi dengan

mikroorganisme juga dapat menyebabkan kondisi ini.Selain itu,

gastritis akut juga sering disebabkan karena penggunaan obat

analgetik seperti aspirin termasuk obat anti-inflamasi nonsteroid

(Non Steroid Anti Inflamation Drug/NSAID).Kebiasaan

mengomsumsi alcohol, kafein, refluk bilier, dan terapi radiasi juga

dapat menjadi penyebab gastritis.

Gastritis kronis merupakan kelanjutan dari gastritis akut

yang terjadi karena faktor – faktor di atas, juga karena peran dari

bakteri Helicobacter Pylori yang bahkan sering menyebabkan

keganasan atau kanker lambung. Faktor auto-imun dan anemia

juga ikut andildalam proses ini.

d. Patofisiologi

Gastritis akut dicirikan dengan kerusakan sawar mukosa

oleh iritan lokal.Kerusakan ini memungkinkan asam hidroklorat

dan pepsin mengalami kontak dengan jaringan lambung, yang

menyebabkan iritasi, inflamasi, dan erosi superfisial.Mukosa

lambung dengan cepat beregenerasi untuk memulihkan kondisi


mukosa sehingga gastritis akut bereda sendiri, dengan

penyembuhan yang biasanya muncul dalam beberapa hari.

Minum aspirin atau agens NSAID, kortikosteroid, alcohol,

dan kafein biasanya dikaitkan dengan terjadinya gastritis akut.

Ingesti alkali korosif tak sengaja atau yang disengaja (seperti

ammonia, Iye (larutan alkali/air sabun), Lysol, dan agens

pembersih lain) atau asam yang menyebabkan peradangan berat

dan kemungkinan nekrosis lambung. Perforasi lambung, hemoragi,

dan peritonitis dapat terjadi. Pentebab iatrogenik dari gastritis akut

meliputi terapi radiasi dan pemberian agens kemoterapeutik lain.

e. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari gangguan ini cukup bervariasi,

mulai dari keluhan ringan hingga muncul pendarahan pada saluran

cerna bagian atas. Pada beberapa pasien, gangguan ini tidak

menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi gastritis akut dan

kronis hampir sama. Berikut penjelasannya:

1) Manifestasi Gastritis Akut

Manifestasi gastritis akut dan gejala – gejalanya adalah :

a) Anoreksia

b) Nyeri pada epigastrium

c) Mual dan muntah

d) Perdarahan saluran cerna (hematemesis melena) dan

e) Anemia (tanda lebih lanjut)

2) Manifestasi Gastritis Kronis

Manifestasi gastritis kronisndan gejala – gejalanya

adalah:

a) Mengeluh nyeri ulu hati

b) Anoreksia dan

c) Nausea

f. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah lengkap, yang bertujuan untuk mengetahui

adanya anemia.

2) Pemeriksaan serum vitamin B12, yang bertujuan untuk

mengetahui adanya defisiensi B12.

3) Analisis feses, yang bertujuan untuk mengetahui adanya darah

dalam feses.

4) Analisis gaster, yang bertujuan untuk mengetahui kandungan

HCI lambung.

5) Achlorhidria (kurang/tidak adanya produksi asam lambung)

menunjukkan adanya gastritis atropi.

6) Uji serum antibodi, yang bertujuan untuk mengetahui adanya

antibody sel parietal dan faktor intrisik lambung.

7) Endoscopy,biopsy dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan

bila ada kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.

8) Sitology bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel

lambung.

g. Penatalaksanaan Medis

1) Farmakologi

a) Pemberian antirematik dan pasang infus untuk

mempertahankan cairan tubuh pasien.

b) Antasida untuk mengatasi perasaan begah(penuh) dan

tidak enak di abdomen, serta untuk menetralisir asam

lambung.

c) Antagonis H2 (seperti rantin atau ranitidine, simetidin)

mampu menurunkan sekresi asam lambung.

d) Antibiotik diberikan bila dicurigai adanya infeksi oleh

Helicobacter pylori.

2) Nonfarmakologi

a) Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, yakni diet

makan lunak yang diberikan dalam porsi sedikit tapi lebih

sering.
b) Untuk menetralisir alkali, gunakan jus lemon encer atau

cuka encer.

c) Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol.

h. Komplikasi

1) Gastritis akut

Komplikasi yang dapat timbul pada gastritis akut adalah

hematemesis atau melena.

2) Gastritis kronis

Pendarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi

dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12 (anemia

pernisiosa).

B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian (Anamnesis)

a. Biodata

Pada biodata, bisa diperoleh data tentang nama, umur, jenis

kelamin, tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, dan status

perkawinan.

b. Keluhan Utama

Selama mengumpulkan riwayat, perawat menanyakan tentang

tanda dan gejala pada pasien.Kaji, apakah pasien mengalami nyeri

ulu hati, tidak dapat makan, mual, atau muntah?

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Kaji, apakah gejala terjadi pada waktu – waktu tertentu saja,

seperti sebelum atau sesudah makan, setelah mencerna makanan

pedas atau pengiritasi, atau setelah mencerna obat tertentu atau

alkohol?

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Kaji, apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress,

alergi, makan atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu

cepat?Kaji, adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau

pembedahan lambung?

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Kaji riwayat keluarga yang mengonsumsi alkohol, mengidap

gastritis, kelebihan diet, atau diet sembarangan. Riwayat diet,

ditambah jenis diet yang baru dimakan selama 72 jam, juga akan

membantu dalam melakukan diagnosis.

f. Pemeriksaan Fisik

a. Kesadaran: pada awalnya CM (compos mentis), yaitu perasaan

tidak berdaya.

b. Respirasi: tidak mengalami gangguan.

c. Kardiovaskuler: hipotensi, takikardia, disritmia, nadi perifer

lemah, pengisian kapiler lambat (vasokontriksi), warna kulit

pucat, sianosis, dan kulit/membrane mukosa berkeringat (status

shock, nyeri akut).

d. Persarafan: sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat

terganggu, disorientasi/bingung, dan nyeri epigastrium.

e. Pencernaan: anoreksia, mual, muntah oleh karena luka duodenal,

nyeri pada ulu hati, tidak toleran terhadap makanan (cokelat dan

makanan pedas), dan membrane mukosa kering).

g. Faktor Pencetus

Faktor – faktor pencetus dari gangguan ini adalah:

a. Makanan, rokok, alkohol, obat – obatan, dan stressor (faktor –

faktor pencetus stress),

b. Kondisi psikologis,

c. Muskuloskletal (ditunjukkan dengan adanya kelemahan dan

kelelahan)

d. Integritas ego, yaitu faktor stress akut, kronis, dan perasaan

tidak berdaya (Ardiansyah M, 2012).


h. Penyimpangan KDM

Obat-obatan (NISAD, H. Phylori Kafein


aspirin, sulfanomida
steroid, digitalis)
Melekat pada epitel Me produksi
lambung bikarbonat (HCO3-)
Mengganggu
pembentukan sawat
mukosa lambung Menghancurkan lapisan Me kemampuan
mukosa lambung protektif terhadap asam

Me barrier lambung Menyebabkan difusi


terhadap asam dan pepsin kembali asam lambung &
pepsin
Kekurangan volume
cairan

inflamasi Erosi mukosa lambung perdarahan

Nyeri epigastrium
Me tonus dan Mukosa lambung
peristaltic lambung kehilangan integritas
jaringan
Me sensori untuk Refluk isi duodenum ke
makan lambung

Anoreksia

Mual Dorongan ekspulsi isi


lambung ke mulut

Nyeri akut Muntah


Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Kekurangan
Gambar 2.2 volume cairan
Patofisiologi Gastritis
(Amin & Hardhi, 2015)

i. Diagnosa Keperawatan

Adapun Diagnosa Keperawatan pada pasien gastritis menurut Amin &

Hardhi (2015) yaitu :

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan

nutrient yang tidak adekuat

b. Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan

cairan berlebihan karena muntah

c. Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi

d. Mual b.d iritasi lambung


j. Intervensi Keperawatan

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrient

yang tidak adekuat.

Tabel 2.1
Rencana keperawatan (Amin & Hardhi, 2015)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi


Hasil (NOC) (NIC
1. Ketidakseimbangan NOC: NIC
nutrisi kurang dari 1. Nutritional Nutrition
kebutuhan tubuh Status: Management
Definisi:Asupan nutrisi 2. Nutritional 1. Kaji adanya
tidak cukup untuk Status: Food alergi makanan.
memenuhi kebutuhan and Fluid 2. Kolaborasi
metabolik. 3. Intake dengan ahli gizi
Batasan Karakteristik: 4. Nutritional untuk
1. Kram abdomen Status: nutrient menentukan
2. Nyeri abdomen intake jumlah kalori
3. Menghindari makanan 5. Weight control dan nutrisi yang
4. Berat badan 20% atau Kriteria Hasil: dibutuhkan
lebih dibawah berat 1. Adanya pasien
badan ideal peningkatan 3. Anjurkan pasien
5. Kerapuhan kapiler berat badan untuk
6. Diare sesuai dengan meningkatkan
7. Kehilangan rambut tujuan intake Fe
berlebihan 2. Berat badan 4. Anjurkan pasien
8. Bising usus hiperaktif ideal sesuai untuk
9. Kurang makanan dengan tinggi meningkatkan
10. Kurang informasi badan protein dan
11. Kurang minat pada 3. Mampu vitamin C
makanan mengidentifikas 5. Berikan
12. Penurunan berat badan i kebutuhan substanis gula
dengan asupanmakanan nutrisi 6. Yakinkan diet
adekuat 4. Tidak ada yang dimakan
13. Kesalahan konsepsi tanda-tanda mengandung
14. Kesalahan informasi malnutrisi tinggi serat
15. Membran mukosa 5. Menunjukkan untuk mencegah
pucat peningkatan konstipasi
16. Ketidakmampuan fungsi 7. Berikan
memakan makanan pengecapan dari makanan yang
17. Tonus otot menurun menelan terpilih (sudah
18. Mengeluh gangguan 6. Tidak terjadi dikonsultasikan
sensasi rasa penurunan berat dengan ahli
19. Mengeluh asupan badan yang gizi)
makanan kurang dari berarti 8. Ajarkan pasien
RDA (recommended bagaimana
daily allowance) membuat
20. Cepat kenyang setelah catatan makanan
makan harian
21. Sariawan rongga mulut 9. Monitor jumlah
22. Steatorea nutrisi dan
23. Kelemahan otot kandungan
mengunyah kalori
24. Kelemahan otot untuk 10. Berikan
menelan informasi
Faktor - faktor yang tentang
berhubungan: kebutuhan
1. Faktor biologis nutrisi
2. Faktor ekonomi 11. Kaji
3. Ketidak mampuan kemampuan
untuk mengabsorbsi pasien untuk
nutrient mendapatkan
4. Ketidak mampuan nutrisi yang
untuk mencerna dibutuhkan
makanan Nutrition
5. Ketidakmampuan Monitoring
menelan makanan 1. BB pasien
6. Faktor psikologis dalam batas
normal
2. Monitor adanya
penurunan berat
badan
3. Monitor tipe
dan jumlah
aktivitas yang
biasa dilakukan
4. Monitor
interaksi anak
atau orangtua
selama makan
5. Monitor
lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selam jam
makan
7. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor
kulit
9. Monitor
kekeringan,
rambut kusam,
dan mudah
patah
10. Monitor mual
dan muntah
11. Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
12. Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
13. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori
dan intake
nutrisi
15. Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
papilla lidah dan
cavitas oral.
16. Catat jika lidah
berwarna
magenta, scarlet

b. Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan

cairan berlebihan karena muntah

Tabel 2.2
Rencana Keperawatan (Amin & Hardhi, 2015)

No Diagnosa Keperawatan Intervensi & Intervensi


Kriteria Hasil (NIC)
(NOC)
2. Kekurangan volume NOC NIC
cairan Definisi: Penurunan 1. Fluid balance Fluid
cairan intravascular, 2. Hydration Management:
interstisial,dan/ atau 3. Nutritional 1. Timbang
intraseluler. Ini mengacu Status: Food and popok/pembalut
pada dehidrasi, kehilangan Fluid jika diperlukan
cairan tanpa perubahan pada 4. Intake 2. Pertahankan
natrium. Kriteria Hasil : catatan intake
Batasan Karakteristik: 1. Mempertahankan dan output yang
1. Perubahan status mental urin output akurat
2. Penurunan tekanan darah sesuai dengan 3. Monitor status
3. Penurunan tekanan nadi usia dan BB, BJ hidarasi
4. Penurunan volume nadi urine normal, HT (kelembaban
5. Penurunan turgor kulit normal membrane
6. Penurunan turgor lidah 2. Tekanan darah, mukosa, nadi
7. Penurunan haluaran urin nadi, suhu tubuh adekuat.
8. Penurunanpengisisan dalam batas Tekanan
vena normal. ortostatik), jika
9. Membram mukosa 3. Tidak ada tanda- diperlukan
kering tanda dehidrasi 4. Monitor vital
10. Kulit kering 4. Elastisitas turgor sign
11. Peningkatan hematokrit kulit baik, 5. Monitor
12. Peningkatan suhu membran masukan
tubuh mukosa lembab, makanan/cairan
13. Peningkatan frekuensi tidak ada rasa dan hitung
nadi haus yang intake kalori
14. Peningkatan kosentrasi berlebihan. harian
urin 6. Kolaborasikan
15. Penurunan berat badan pemberian
16. Tiba-tiba (kecuali pada cairan IV
ruang ketiga) 7. Monitor status
17. Haus nutrisi
18. Kelemahan 8. Berikan cairan
Faktor yang berhubungan IV pada suhu
1. Kehilangan cairan aktif ruangan
2. Kegagalan mekanisme 9. Dorong
regulasi masukkan oral
10. Berikan
penggantian
nesogatrik
sesuai output
11. Dorong
keluarga untuk
membantu
pasien makan
12. Tawarkan snack
(jus buah, buah
segar)
13. Kolaborasi
dengan dokter
14. Atur
kemungkinan
tranfusi
15. Persiapan untuk
tranfusi
Hypovolemia
Management
1. Monitor status
cairan termasuk
intake dan ouput
cairan
2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat
Hb dan
hematokrit
4. Monitor tanda
vital
5. Monitor respon
pasien terhadap
penambahan
cairan
6. Monitor berat
badan
7. Dorong pasien
untuk
menambah
intake oral
8. Pemberian
cairan IV
monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan
volume cairan
9. Monitor adanya
tanda gagal
ginjal

c. Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi

Tabel 2.3
Rencana Keperawatan (Amin & Hardhi, 2015)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi


Hasil (NOC) (NIC)

3 Nyeri akut NOC NIC


Definisi :Pengalaman 1. Pain level, Pain Management
sensori dan emosional yang 2. Pain control, 1. Lakukan
tidak menyenangkan yang 3. Comfort level pengkajian
muncul akibat kerusakan Kriteria Hasil: nyeri secara
jaringan yang aktual atau 1. Mampu komprehensif
potensial atau digambarkan mengontrol nyeri termasuk lokasi,
dalam hal kerusakan (tahu penyebab karakteristik,
sedemikian rupa nyeri, mampu durasi,
(International Association menggunakan frekuensi,
for the staudy of Pain): tekhnik kualitas dan
awitan yang tiba-tiba atau nonfarmakologi faktor
lambat dari intensitas ringan untuk presipitasi
hingga berat dengn akhir mengurangi 2. Observasi
yang dapat diantisipasi atau nyeri, mencari reaksi
diprediksi dan berlangsung bantuan) nonverbal dari
<6 bulan. 2. Melaporkan ketidaknyamana
Batasan Karakteristik: bhawa nyeri n
1. Perubahahn selera berkurang dengan 3. Gunkana teknik
makan menggunakan komunikasi
2. Perubahan tekanan darah manajemen nyeri terapeutik untuk
3. Perubahan frekwensi 3. Mampu mengetahui
jantung mengenali nyeri pengalaman
4. Perubahan frekwensi (skala, intensitas, nyeri pasien
pernapasan frekuensi dan 4. Kaji kultur yang
5. Laporan isyarat tanda yeri) mempengaruhi
6. Diaforesis 4. Menyatakan rasa respon nyeri
7. Perilaku distraksi (mis., nyaman setelah 5. Evaluasi
berjalan modar-mandir nyeri berkurang pengalaman
mencari orang lain dan nyeri masa
atau aktivitas lain, lampau
aktivitas yang berulang) 6. Evaluasi
8. Mengekspresikan bersama pasien
perilaku (mis., gelisah, dan tim
merengek, menangis) kesehatan lain
9. Masker wajah (mis., tentang
mata kurang bercahaya, ketidakefektifan
tampak kacau, gerakan control nyeri
mata berpencar atau masa lampau.
tetap pada satu fokus 7. Bantu pasien
meringis) dan keluarga
10. Sikap melindungi untuk mencari
area nyeri dan menemukan
11. Fokus menyempit dukungan.
(mis., gangguan persepsi 8. Kontrol
nyeri, hambatan proses lingkungan
berfikir, penurunan yang dapat
interaksi dengan orang mempengaruhi
dan lingkungan) nyeri seperti
12. Indikasi nyeri yang suhu ruangan,
dapat diamati pencahayaan
13. Perubahan posisi dan kebisingan
untuk menghindari nyeri 9. Kurangi faktor
14. Sikap tubuh presipitasi nyeri
melindungi 10. Pilih dan
15. Dilatasi pupil lakukan
16. Melaporkan nyeri penanganan
secara verbal nyeri
17. Gangguan tidur (farmakologi,
Faktor yang berhubungan non
: farmakologi dan
1. Agen cedera (mis., interpersonal)
biologis, zat kimia, 11. Kaji tipe dan
fisik, psikologis) sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
12. Ajarkan tentang
tehnik non
farmakologi
13. Berikan
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
14. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
15. Tingkatkan
istirahat
16. Kolaborasikan
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
17. Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen
nyeri
Analgesic
Administration
1. Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat,
dosis, dan
frekuensi
3. Cek riwayat
alergi
4. Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesik
ketika
pemberian lebih
dari Satu
5. Tentukan
pilihan
analgesik
tergantung tipe
dan beratnya
nyeri
6. Tentukan
analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan
dosis optimal
7. Pilih rute
pemberian
secara IV, IM
untuk
pengobatan
nyeri secara
teratur
8. Monitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
9. Berikan
analgesik tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
10. Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala

d. Mual b.d iritasi lambung

No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi


Hasil (NOC) (NIC)

1. Mual Tujuan : 1. Gunakan


Definisi :perasaan tidak Setelah dilakukan pendekatan
nyaman pada bagian tindakan selam yang tenang dan
belakang ternggorok atau 1x24 jam tidak ada meyakinkan
lambung yang dapat tanda-tanda mual. 2. Jelaskan semua
mengakibatkan muntah. Kriteria Hasil : prosedur
Batasan karakteristik : 1. Tidak ada termasuk
1. Mengeluh mual tanda-tanda sensasi yang
2. Merasa ingin muntah perubahan pola akan dirasakan
3. Kurang nafsu makan makan yang mungkin
4. Merasa asam di mulut 2. Tidak ada akan dialami
5. Sering menelan tanda-tanda pasien selama
6. Saliva meningkat penurunan prosedur
produktivitas dilakukan
3. Tidak ada 3. Berada di sisi
tanda-tanda pasien untuk
perasaan gelisah meningkatkan
4. Tidak ada rasa aman dan
tanda-tanda mengurangi
dilatasi pupil ketakutan
5. Tidak ada 4. Puji/kuatkan
tanda-tanda perilaku yang
frekuensi nadi baik secara
tepat
5. Identifikasi
pada saat terjadi
perubahan
tingkat
kecemasan
6. Instruksikan
pasien untuk
menggunakan
tehnik relaksasi

e. Implementasi

Implementasi merupakan tahap ketika perawat mengaplikasikan

rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna

membantu pasien mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


f. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan

tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai