MEDIKAL BEDAH
ULKUS PEPTIKUM DAN GE
DOSEN PENGAMPU : Ns. Indah Nur Imamah, SST., M.KES
KELOMPOK 18
● Ghina Rozadi (P07220322046)
● Nurhayati (P07220322019)
● Hernawati (P07220322015)
ULKUS PEPTIKUM
DEFINISI ULKUS PEPTIKUM
Ulkus Peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung
yang meluas sampul di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak
meluas sampai ke bawah disebut sebagai erosi, walaupun sering
dianggap sebagai "ulkus" (misalnya ulkus karena stress). Menurut
definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada pasien bagian saluran
cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung,
duodenum, dan setelah gastroenterostomi, juga jejenum. (Sylvia A.
Price, 2006).
ETIOLOGI
adanya asam.
KOMPLIKASI
a. Kadang-kadang ulkus menembus semua lapisan mukosa sehingga
terjadi perforasi usus. Karena isi usus tidak steril, hal ini dapat
menyebabkan infeksi rongga abdomen. Nyeri pada perforasi sangat
hebat dan menyebar. Nyeri ini tidak hilang dengan makan.
b. Obstruksi lumen saluran gastrointestinal dapat terjadi akibat episode
cedera, inflamasi, dan pembentukan jaringan parut yang berulang.
Obstruksi paling sering terjadi di saluran sempit antara lambung, usus
halus dan di pilorus. Obstruksi menyebabkan perasaan distensi
lambung dan epigastrium, perasaan penuh, mual, dan muntah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis ulkus terutama berdasarkan pengkajian riwayat kesehatan dan
endoskopi. Dengan endoskopi, tidak hanya lapisan usus yang dapat terlihat,
tetapi juga dapat mengambil sampel jaringan untuk biopsy dan dapat
menentukan ada atau tidaknya H. pylori.
Infeksi H. pylori juga dapat didiagnosis dengan pemeriksaan darah untuk
antibodi dan pemeriksaan napas yang mengukur produksi sampah metabolik
mikroba.
KONSEP ASKEP ULKUS PEPTIKUM
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan upaya untuk
pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari pengumpulan data, identitas dan
evaluasi status kesehatan klien.
a. Keluhan utama, Biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tetusuk
atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Epigastrium atau sedikit di
sebelah kanan garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan lokal
pada epigastrium. Menurut Mutaqqin (2011) keluhan utama yang lazim didapatkan
adalah nyeri pada pinggang.
b. Gejalanya, Dengan tanda distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus, muntah
sehinga pola nutrisi dan cairan terganggu. Gejala dan tanda meliputi riwayat perdarahan,
perubahan pola defekasi, perubahan karakteristik feses, nyeri tekan abdomen, distensi,
bising otot meningkat, karakteristik feses (terdapat darah, berbusa, bau busuk), konstipasi
(perubahan diet dan penggunaan antasida). Biasanya pola istirahat tidur klien akan
terganggu karena nyeri yang dirasakan.
KONSEP ASKEP ULKUS PEPTIKUM
c. Pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan fisik, fokus ulkus peptikum didapatkan adanya
perubahan tanda-tanda vital sekunder dari nyeri. Pasien terlihat sangat kesakitan atau merasa
nyeri, pucat, dan lemah. Pemeriksaan fisik ini meliputi :
- Kepala
- Mata
- Hidung
- Mulut dan faring
- Leher
- Dada
- Abdomen
- Ekstermitas
- Pemeriksaan neurologis
KONSEP ASKEP ULKUS PEPTIKUM
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
2. Risiko hipovolemia berhubungan dengan muntah.
3. Risiko perfusi gastrontestinal tidak efektif berhubungan dengan disfungsi
gastrointestinal.
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
KESIMPULAN ULKUS PEPTIKUM
Terjadinya ulkus peptikum dipengaruhi oleh banyak faktor penyebab dan
faktor risiko seperti : Infeksi oleh Helicobacter pylori, OAINS, zollinger-
ellison syndrome, faktor genetik, stress, merokok, alkohol,
kafein,kecepatan pengosongan gaster dan faktor-faktor lain. Dasar
patogenesis dari ulkus peptikum adalah adanya ketidakseimbangan antara
faktor perusak dan sistem pertahanan mukosa yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor penyebab dan faktor risiko tersebut melalui mekanisme
yang berbeda-beda.
GE
(Gastroenteritis)
DEFINISI GE (Gastroenteritis)
GE (gastroenteritis) atau di masyarakat umum lebih dikenal
diare adalah pengeluaran feces yang tidak normal dan
berbentuk cair/encer dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya dalam sehari>3× (Dewi,2010). Sedangkan menurut
Suryadi (2001) GE adalah kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau
lebih Bab dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
ETIOLOGI
Menurut Hasan dan alatas (2010) Etiologi dari GE di sebabkan oleh
beberapa faktor antar lain:
Faktor Faktor
04 Makanan 05 Psikis
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA
Mual dan Suhu badan
Kram Perut Demam
Muntah meningkat
f. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum
- Kulit
- Kepala
- Mata
- Mulut dan lidah
- Abdomen
- Anus
- Pemeriksaan penunjang
KONSEP ASKEP GE
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipovolomia berhubungan dengan kekurangan intake cairan ditandai dengan membran
mukos kering
2. Diare berhubungan dengan inflamasi gastroenteritis ditandai dengan feses lembek atau cair
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (mis. Infeksi, kanker ditandai dengan kulit
terasa hangat)
4. Defisit nurisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorsi nutrien ditandai dengan
diare
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi menuju status
kesehatan yang baik/optimal. Pelaksanaan Tindakan
merupakan realisasi dari rencan/intervensi keperawatan
mencakup perawatan langsung atau tidak langsung (Rachman,
2018).
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah
dilakukan intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan
keperawatan yang telah diberikan. Evaluasi keperawatan
adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk
menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan
bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana
atau menghentikan rencana keperawatan (Santan, 2019).
KESIMPULAN GE
GE adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja
lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml / 24
jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air
besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer
tersebut dapat/ tanpa disertai lendir dan darah.
THANK
YOU!!!