Disusun oleh :
B2018084
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Keluarga
1. Duval (1972)
Keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi atau kelahiran yang bertujuan untuk
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari
tiap-tiap anggota keluarganya.
2. DEPKES RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
B. Fungsi Keluarga
KONSEP DASAR
A. Definisi
B. Etiologi
Penyebab gastritis akut adalah konsumsi alkohol dan obat anti inflamasi non
steroid (NSAID) yang berkepanjangan, krisis medis akut seperti operasi
besar, trauma, luka bakar dan infeksi berat. Penyebab gastritis kronis
meliputi : infeksi Helicobacter pylori, refluk cairan empedu kronik, stres dan
penyakit imun.
1. Infeksi bakteri
Bakteri masuk melalui makanan/udara/zat zat lain yang terkontaminasi
oleh bakteri H.Pylori melalui mulut sampai ke lambung (gaster) bakteri
tersebut hidup dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung,
bakteri tersebut akan merusak lapisan pelindung dinding lambung
sehingga terjadi athropi gastritis, dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam
lambung secara perlahan rusak yang menjadi tingkat asam lambung
rendah yang dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh
kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari
lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker
lambung. Bakteri ini juga sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer
dan tersering sebagai penyebab gastritis.
5. Stress
6. Kelainan autoimmune
7. Pola makan
Gastritis biasanya diawali dengan pola makan yang tidak baik dan tidak
teratur sehingga lambung menjadi sensitif di saat asam lambung
meningkat. Peningkatan asam lambung diluar batas normal akan
menyebabkan terjadinya iritasi dan kerusakan pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung dan jika peningkatan asam lambung ini dibiarkan
saja maka kerusakan lapisan lambung atau penyakit gastritis akan
semakin parah.
C. Manifestasi Klinis
Gastritis akut :
Gastritis kronis :
Tipe A : Asimtomatis
Tipe B :
1. Mengeluh anoreksia
2. Sakit ulu hati setelah makan
3. Bersendawa
4. Rasa pahit dalam mulut
5. Mual dan muntah
D. Pathway
Stress
Hormon gastrin
Kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
E. Komplikasi
1. Gastritis akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran
cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai
syock hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak
peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik
penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90
% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
2. Gastritis kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan
absorpsi vitamin B12.
a. Tukak lambung
Penyakit ini menandakan adanya luka pada lambung atau lapisan perut karena
gastritis yang semakin parah. Penyebab utama dari komplikasi gastritis ini adalah
infeksi bakteri dan penggunaan obat pereda nyeri golongan NSAID. Gejala yang
paling umum dirasakan ketika tukak lambung terjadi adalah sensasi terbakar dan
nyeri di area tengah perut—antara pusar dan dada.
Kondisi ini bisa menyebabkan feses jadi berwarna gelap karena tercampur darah
dan lebih lengket. Selain itu, beberapa orang juga merasakan muntah dengan
bercak darah dan pusing. Agar tidak semakin parah, biasanya akan diberikan
obat asam lambung, seperti proton pump inhibitor (PPI) atau H-2 receptor
blocker.
c. Anemia
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Terapi obat untuk mengeliminasi bakteri H pylori (antiinfektif agent); clarithromycin dan
metronidazole dan proton pump inhibitor, biasanya diberikan selama satu minggu. Untuk
mengurangi sekresi gastric, H2 reseptor antagonist, ranitidin, cimetidine, prostaglandin
analog (misoprostol) dan antasida (magnesium hidroksida, aluminium hidroksida),
antisecretori agen (omeprazole, rabeprazol). Untuk mencegah difusi balik HCl dan
menstimulasi produksi mukus biasanya diberikan mucosal barrier fortifier (sucralfate).
Pembedahan meliputi parsial gastrectomi, pyloroplasti, vagotomi ataupun gastrektomi
total diindikasikan pada pasien dengan perdarahan hebat karena gastritis erosiva berat.
Penatalaksanaan Keperawatan
1. Gastritis Akut :
d. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan
asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor
H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
e. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang
encer atau cuka yang di encerkan.
f. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
2. Gastritis Kronis :
Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi. H. phylory mungkin diatasi dengan
antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori
dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan
bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien
tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia,
yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau
tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya
pendarahan pada lambung.
3. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari
sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang
fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan
bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi)
sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani
tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan
mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan
dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20
sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai,
tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau
dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah
rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
4. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis
atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan
akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
H. Daftar Pustaka
2. Tussakinah, Widiya, dkk. 2017. Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stress terhadap
Kekambuhan Gastritisdi Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh Tahun
2017. Jurnal Kesehatan Andalas, 2018 7(2)