Disusun oleh :
IMAS MASITOH
1490122002
A. Definisi Penyakit
Gastritis merupakan peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,
kronis, difus dan lokal. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis
superfisial akut dan gastritis atropik kronis (Hardi, & Huda, 2015). Gastritis
merupakan peradangan yang terjadi pada mukosa lambung. Peradangan ini
dapat menyebabkan pembengkakan lambung sampai terlepasnya epitel mukosa
superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran
pencernaan. Pelepasan epitel dapat merangsang timbulnya inflamasi pada
lambung (Sukarmin, 2011).
Gastritis adalah peradangan lambung baik lokal atau menyebar pada
mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi
dengan bakteri atau bahan iritan lain (Reeves. J. Charlene). Umumnya gastritis
dibedakan menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronik.
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek yang terkait
dengan konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak
mukosa gastrik. Agen semacam ini mencakup bumbu, rempah-rempah,
alkohol, obat-obatan, radiasi, kemoterapi dan mikroorganisme inefektif.
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Erosif karena perlukaan hanya
pada bagian mukosa.
Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun. Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh
ulkus benigna dan maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory
(H. pylory). Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A dan tipe B.
Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan
sel pariental yang menimbulkan atrofi dan infiltras seluler. Anemia pernisiosa
berkembang dengan proses ini dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) mempengaruhi
antrum dan pilorus (ujung bawah lambung dekat duodenum). Ini dihubungkan
dengan bakteri H. pylory yang menimbulkan ulkus dinding lambung. Juga
dikenal tiga bentuk gastritis kronik gastritiskronik superfisialis, gastritis kronik
hipotrofik atau atrofi gaster dan gastritis kronik hipertrofikans.
B. Etiologi
Penyebab dari penyakit gastritis menurut Dermawan & Rahayuningsih
(2010) antara lain :
1. Stress
2. Alkohol dan rokok
3. Obat – obatan anti inflamasi non-steroid seperti aspirin
4. Makanan merangsang (pedas, panas, asam/alkali kuat)
5. Infeksi bakteri Helicobacter Phylori
Penyakit gastritis menurut Sukarmin (2013) sering berkaitan :
1. Pemakaian obat anti inflamasi non-steroid. Beberapa obat anti inflamasi
seperti aspirin, asam mefenamat, aspilets dapat memicu kenaikan produksi
asam lambung yang berlebihan dan mengiritasi mukosa lambung.
2. Konsumsi alkohol berlebih. Bahan etanol merupakan salah satu bahan
yang dapat merusak sawar pada mukosa lambung. Rusaknya sawar
memudahkan terjadinya iritasi pada mukosa lambung.
3. Banyak merokok. Penyakit gastritis pada perokok dapat dipicu oleh
pengaruh asam nikotinat yang menurunkan rangsangan pada pusat makan,
perokok menjadi tahan lapar sehingga asam lambung dapat langsung
mencerna mukosa lambung bukan makanan.
4. Pemberian obat kemoterapi. Obat kemoterapi mempunyai sifat dasar
merusak sel yang pertumbuhannya abnormal, perusakan ini dapat
mengenai sel inang pada tubuh manusia. Salah satunya kerusakan pada
epitel mukosa lambung.
5. Uremia. Ureum pada darah dapat mempengaruhi proses metabolism
didalam tubuh terutama saluran pencernaan (gastrointestinal uremik).
Perubahan ini dapat memicu kerusakan pada epitel mukosa lambung.
6. Infeksi sistemik. Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh
mikroba akan merangsang peningkatan laju metabolik yang terdampak
pada peningkatan aktivitas lambung dalam mencerna makanan.
Peningkatan HCI lambung dalam kondisi seperti ini dapat memicu
timbulnya perlukaan pada lambung.
7. Stress berat. Stress psikologi dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatik
yang dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung.
8. Iskemia dan syok. Kondisi iskemia dan syok hipovolemia dapat
mengancam mukosa lambung karena penurunan perfusi jaringan lambung
yang dapat mengakibatkan nekrosis lapisan lambung.
9. Konsumsi kimia asam / basa. Konsumsi asam maupun basa yang kuat
seperti etanol, thinner, obat – obatan serangga dan hama tanaman. Jenis
kimia ini dapat merusak lapisan mukosa dengan cepat sehingga sangat
beresiko terjadi perdarahan.
10. Trauma mekanik. Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen
seperti benturan saat kecelakaan yang cukup kuat dapat menyebabkan
kerusakan pada pembuluh darah lambung sehingga dapat mengalami
perdarahan hebat.
11. Infeksi mikroorganisme. Koloni bakteri Helicobacter Phylori yang
menghasilkan toksik dapat merangsang pelepasan gastrin dan peningkatan
sekresi asam lambung.
Data objektif
- KU lemah
- Klien tampak
meringis
- Kes. Composmentis
Data subjektif Stres, zat kimia, Perubahan nutrisi
- Klien mengatakan makanan yang pedas, kurang dari
nyeri pada abdomen panas, asam kebutuhan
dan nafsu makan
menurun Gastritis akut
Iritasi mukosa
lambung
Perdarahan gaster
H. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan mukosa lambung.
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan
tidak adekuat/ output cairan yang berlebih (mual dan muntah)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia,
mual dan muntah.
I. Nursing Care Plan
Tujuan
Dx. Kep Intervensi Rasional
Tupan Tupen
Nyeri akut Setelah dilakukan setelah dilakukan
- Identifikasi lokasi, - Mengetahui lokasi dan
berhubungan dengan asuhan asuhan keperawatan karakteristik, durasi, karakteristik nyeri untuk
peradangan mukosa keperawatan selama 2x24 jam, frekuensi, intensitas nyeri penentuan intervensi
lambung. selama 3 hari, maka diharapkan
- Identifikasi skala nyeri - Mengurangi skala nyeri dan
diharapkan keluhan tingkat nyeri
- Identifikasi faktor yang memberikan efek relaksasi
nyeri klien teratasi. menurun dan control memperberat dan - Memperbaiki pola koping
nyeri meningkat memperingan nyeri klien
dengan criteria hasil
- Berikan teknik - Mengurangi nyeri dan
; nonfarmakologi untuk memberikan efek relaksasi
- Keluhan nyeri
mengurangi rasa nyeri - Membantu mengurangi rasa
menurun - Control lingkungan yang nyeri
- Meringis memperberat rasa nyeri - Membantu pasien dalam
menurun - Fisilitasi istirahat dan tidur memahami pengetahuan
- Gelisah menurun - Pertimbangkan jenis dan tentang penyebab nyeri
- Sikap protektif
sumber nyeri dalam - Membantu klien dalam
menurun pemilihan strategi mengatasi nyeri
- Frekuensi nadi
meredakan nyeri. - Membantu mengurangi rasa
membaik - Jelaskan penyebab, nyeri yang dirasakan pasien.
- Tekanan darah
periodedan pemicu nyeri
membaik - Jelaskan strategi mengatasi
- Nafsu makannyeri
membaik - Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
- Kolaborasi pemberian
analgetik
Resiko kekurangan setelah dilakukan Setelah dilakukan - Monitor status hidrasi - Menunjukkan status dehidrasi
volume cairan asuhan asuhan keperawatan - Berikan asupan cairan atau kemungkinan kebutuhan
Tujuan
Dx. Kep Intervensi Rasional
Tupan Tupen
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam, sesuai kebutuhan/ anjurkan untuk peningkatan
masukan cairan tidak selama 3 hari, diharapkan kondisi klien untuk minum penggantian cairan
adekuat/ output cairan diharapakan klien volume cairan - Berikan cairan tambahan - Mengganti kehilangan cairan
yang berlebih (mual akan menunjukkan membaik dengan intravena sesuai indikasi dan memperbaiki
dan muntah) perbaikan criteria hasil : - Monitor berat badan harian keseimbangan cairan dalam
keseimbangan - Perasaan lemah - Monitor tanda-tanda vital fase segera
cairan menurun - Awasi masukan dan - Mengganti kehilangan cairan
- Intake cairan haluaran dan hubungkan dan memperbaiki
membaik dengan perubahan berat keseimbangan cairan dalam
- Keluhan mual badan fase segera
menurun - Kolaborasi pemberian - Perubahan tanda-tanda vital
- Perasaan ingin antiemetic, jika perlu dapat digunakan untuk
muntah menurun perkiraan kasar kehilangan
cairan
- Memberikan pedoman untuk
penggantian cairan
- Mengontrol mual dan muntah
pada keadaan akut
Perubahan nutrisi Setelah dilakukan Setelah dilakukan - Identifikasi status nutrisi - Membantu mengetahui tanda
kurang dari kebutuhan asuhan asuhan keperawatan - Identifikasi status alergi dan gejala nutrisi kurang dari
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam dan intoleransi makanan kebutuhan
anoreksia, mual dan selama 3 hari, diharapkan status - Monitor asupan makanan - Membantu mengetahui
muntah. diharapkan status nutrisi pasien - Monitor berat badan riwayat alergi pasien terhadap
nutrisi membaik meningkat dengan - Kaji nafsu makanklien makanan tertentu
dan teratasi. kriteria hasil : - Anjurkan klien untuk - membantu pasien mengetahui
- Porsi makan makan porsi sedikit tapi perubahan berat badan setelah
yang dihabiskan sering. diberikan informasi tentang
meningkat - Anjurkan dan ajarkan memenuhi kebutuhan nutrisi
- Nyeri abdomen melakukan kebersihan - Membantu mengetahui
menurun mulut sebelum makan. penyebab tidak inginan pasien
Tujuan
Dx. Kep Intervensi Rasional
Tupan Tupen
- Frekuensi makan - Kolaborasi dengan ahli makan
membaik gizi untuk menentukan - Porsi yang sedikit tapi
- Nafsu makan jumlah kalori dan jenis seringmembantu menjaga
membaik nutrien yang dibutuhkan pemasukan dan rangsangan
mual/muntah.
- Menimbulkan rasa
segar,mengurangi rasa tidak
nyaman, sehingga berefek
meningkatkan nafsu makan.
- Diet sesuai dengan kebutuhan
pasien
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4344/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf.
Diakses pada 08-10-2022 pukul: 20.00 WIB.
https://www.academia.edu/12214942/Laporan_Pendahuluan_dan_Asuhan_Keperawatan_Gas
tritis. Diakses pada 08-10-2022 pukul: 20.00 WIB.
https://www.studocu.com/id/document/poltekkes-kemenkes-palu/keperawatan/laporan-
pendahuluan-gastritis/21568192. Diakses pada 08-10-2022 pukul: 20.00 WIB.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2129/1/KTI%20PAK%20DWI%20S.pdf. Diakses pada 08-
10-2022 pukul: 20.00 WIB.
http://eprints.umpo.ac.id/6117/3/BAB%202.pdf. Diakses pada 08-10-2022 pukul: 20.00 WIB.
https://www.academia.edu/37222178/LAPORAN_PENDAHULUAN_GASTRITIS. Diakses
pada 08-10-2022 pukul: 20.00 WIB.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2129/1/KTI%20PAK%20DWI%20S.pdf. Diakses pada 08-
10-2022 pukul: 20.00 WIB.
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/469/1/KTI%20Izza%20avtarina%20pdf.pdf.
Diakses pada 08-10-2022 pukul: 20.00 WIB.
https://repo.stikmuhptk.ac.id/jspui/bitstream/123456789/225/1/KIA%20BARU.pdf. Diakses
pada 08-10-2022 pukul: 20.00 WIB.
https://www.academia.edu/28958713/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KLIEN_GAST
RITIS. Diakses pada 08-10-2022 pukul: 20.00 WIB.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2129/1/KTI%20PAK%20DWI%20S.pdf. Diakses pada 08-
10-2022 pukul: 20.00 WIB.
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2288/3/BAB%20II.pdf. Diakses pada 08-10-2022
pukul: 20.00 WIB.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Kepewatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. DPP PPNI: Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi Dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. DPP PPNI: Jakarta.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. DPP PPNI: Jakarta.