Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG (PENGANTAR ISU)


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN (Aparatur Sipil Negara), disebutkan bahwa ASN sebagai bagian
dari pemerintah mempunyai fungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa. Peraturan
tentang ASN tertuang dalam UU Nomor 5 Tahun 2014, yang secara
implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat
bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada
sebuah profesi pelayanan publik.
Salah satu bentuk pelayan publik adalah pelayanan di bidang
kesehatan. Apalagi di zaman sekarang ini masyarakat mengungkap
keluhan-keluhannya di medsos, sehingga berita begitu cepat tersebar.
Masyarakat sangatlah kritis terhadap segala aspek pelayanan medis,
terutama mereka menuntut pelayanan yang berkualitas.
Keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan sebagai
“Indonesia Sehat 2025 “. Dalam Indonesia Sehat 2025, lingkungan
strategis pembangunan yang diharapkan adalah lingkungan yang
kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat jasmani, rohani maupun
social. Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah perilaku yang
bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit dan masalah kesehatan lainnya, sadar hukum, serta
berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, termasuk
menyelenggarakan masyarakat yang sehat dan aman (safe
community).
Dalam Indonesia sehat 2025 diharapkan masyarakat memiliki
kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga
memperoleh jaminan kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya,
2

Sasaran pembangunan kesehatan yang ingin dicapai pada tahun


2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, yg
ditujukan oleh indicator kesehatan yang salah satunya adalah
meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 69 tahun pada tahun
2005 menjadi 73,7 tahun pada tahun 2025. Pada rentang usia ini
sangat rentan sekali untuk terjangkit penyakit-penyakit degenerative
diantaranya hipertensi. Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan
tantangan besar di Indonesia, hipertensi merupakan kondisi yang
sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Pada
kenyataannya lebih dititik beratkan pada pengontrolan tekanan darah
secara rutin, atau adekuat serta pemberian informasi tentang dampak
penyakit (promotif/preventif) meskipun obat-obatan yang efektif banyak
tersedia di pasaran.
Hipertensi adalah suatu kondisi peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah
yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit
jantung coroner) dan pada bagian otak (menyebabkan stroke) bila
tidak dideteksi secara dini dan mendapatkan pengobatan yang tidak
memadai. Banyak pasien hipertensi yang tidak terkontrol yang
mengharuskan partisipasi dari berbagai pihak, selain dari kesadaran
masyarakatnya itu sendiri.
Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah
melalui pelayanan kesehatan masyarakat atau yang lebih dikenal
dengan Puskesmas. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT)
dari Dinas Kesehatan Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian
wilayah kecamatan dan sarana pelayanan kesehatan perorangan pada
strata pertama.
3

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang


Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
ditetapkan bahwa operasional BPJS Kesehatan dimulai sejak tanggal
1 Januari 2014. BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksana
merupakan badan hukum publik yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat
Indonesia, sehingga proses pengklaiman pun untuk saat ini lebih
menitik beratkan pada pencapaian target penderita dengan penyakit
kronis (Hipertensi dan DM) kontrol secara rutin ke pusat pelayanan
kesehatan.
Masyarakat sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan dan stakeholder terkait tentu
perlu mengetahui prosedur dan kebijakan pelayanan dalam
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan haknya mulai dari
strata pertama.
Untuk mengelola penyakit tersebut kemenkes membuat
kebijakan yaitu mengembangkan dan memperkuat deteksi dini
hipertensi secara aktif (skrining), meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan deteksi dini melalui kegiatan posbindu
PTM(Penyakit Tidak Menular), meningkatkan akses penderita
terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi Puskesmas untuk
pengendalian PTM melalui peningkatan sumberdaya tenaga
kesehatan yang professional dan kompeten dalam upaya
pengendalian PTM di wilayah Puskesmas.
Untuk memenuhi setiap pemberian pelayanan asuhan
keperawatan yang diberikan di masyarakat haruslah secara cepat dan
tepat sesuai SOP, maka Untuk mewujudkan suatu pelayanan yang
professional tersebut diperlukan nilai-nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan anti korupsi yang
disingkat ANEKA. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan,
maka dirumuskan rancangan aktualisasi habituasi tentang bagaimana
4

implementasi perawat segai seorang ASN perlu menanamkan nilai-


nilai dasar profesi “ANEKA” untuk menjkadikan seorang perawat yang
professional.
Disamping itu pemerintah menargetkan atau mendorong peserta
penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan
indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke Faskes Tingkat
Pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap
penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis
terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.

Tabel 1.1
10 Besar penyakit PTM terbesar di wilayah UPTD Puskesmas
Cihideung 2018

No
1
2
3
4

Tabel 1.2
10 Besar Penyakit berdasarkan kunjungan ke Puskesmas
Tahun 2018

NO PENYAKIT JUMLAH
1 ISPA 1849
2 HIPERTENSI 1791
3 MYALGIA 959
4 GASTRITIS 934
5 TBC 465
6 SCABIES 229
7 DM 172
5

8 DERMATITIS 76
9 DIARE 70
10 TINEA 57

Berdasarkan tabel diatas, adanya ketimpangan antara jumlah


masyarakat yang terdeteksi Hipertensi sebanyak 2743 jiwa
sedangkan data kunjungan pasien yang datang ke Puskesmas untuk
memeriksakan/mengontrol Tekanan Darahnya kurang dari 75 %,
sehingga diperlukan adanya suatu proses asuhan keperawatan yang
lebih menonjolkan kearah promotif/preventif, sehingga pasien yang
sudah terdeteksi hipertensi untuk mau memeriksakan dirinya secara
rutin ke pusat pelayanan kesehatan. Dengan permasalahan tersebut
diatas maka penulis mengambil isu “Kurang Optimalnya Pelayanan
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hipertensi di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Cihideung.”

1. Gambaran Umum

Puskesmas Cihideung berdiri pada tahun 1981 pada awalnya


merupakan puskesmas induk pada saat itu di pimpin oleh seorang
kepala puskesmas dr. H. Sukarmat kemudian pada tahun 2015
puskesmas direnopasi dengan berubah bentuk menjadi 2 ( dua lantai
), pada Januari 2017 Rumah Bersalin Dewi Sartika di marger dengan
Puskesmas Cihideung Menjadi UPTD Puskesmas Cihideung, yang
berakibat pada penerapan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas yang
tertuang dalam manual mutu puskesmas menjadi rujukan untuk
mewujudkan pelayanan puskesmas yang bermutu sesuai dengan
harapan. Manual mutu ini menjelaskan garis besar sistem manajemen
mutu UPTD Puskesmas Cihideung. Semua ketentuan/persyaratan
serta kebijakan yang tertuang dalam manual mutu ini merupakan
acuan untuk menjalankan kegiatan operasional Puskesmas. Sistem
Manajemen Mutu ini mulai berlaku tanggal 20 Januari 2018.
Penyusunan Manual Mutu ini digunakan sebagai panduan dalam
proses pelaksanaan akreditasi di UPTD Puskesmas Cihideung serta
6

manual mutu ini juga sebagai basis mutu semua kegiatan dan
pelaksanaan program pelayanan pada pasien maupun masyarakat di
wilayah UPTD Puskesmas Cihideung.

Untuk menunjang pelayanan yang di berikan oleh petugas


Puskesmas Cihideung, maka setiap petugas harus mengetahui profil
tentang Puskesmas Cihideung :

Nama Puskesmas : UPTD Puskesmas Cihideung

Alamat : Jl. Paseh No. 207Kota Tasikmalaya

Produk : Segala macam jenis pelayanan jasa


dibidang kesehatan dengan kegiatan pokok meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif melalui UKM (Usaha Kesehatan
Masyarakat ) dan UKP (Usaha Kesehatan Perorangan).

a. Kondisi Wilayah

1) Lokasi
Puskesmas Cihideung berada di wilayah Kecamatan
Cihideung tepatnya di Jalan Paseh No 207 Kelurahan
Tuguraja Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya kode pos
46125 yang bersebelahan dengan Kantor Kelurahan
Tuguraja.
2) Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas Cihideung berada pada ketinggian
350 mdi atas permukaan laut yang meliputi 3 ( tiga )
Kelurahan dengan luas 349,11 Ha sebagai berikut :
a) Kelurahan Nagarawangi yang terdiri dari 11 RW, 45 RT
dengan 11 Posyandu dan memiliki luas wilayah 6225 Ha.
b) Kelurahan Tuguraja yang terdiri dari 14 RW, 77 RT
dengan 14 Posyandu dan memiliki luas wilayah 13264 Ha.
c) Kelurahan Tugujaya yang terdiri dari 9 RW, 53 RT dengan
9 Posyandu dan memiliki luas wilayah 15422 Ha.
b. Keadaan Demografis
1) Kependudukan
7

Jumlah penduduk di tiga Kelurahan wilayah kerja UPTD


Puskesmas Cihideung menurut data Riil adalah: 33349 jumlah
laki-laki 16911 orang dan perempuan 16438 orang dengan
rincian dari masing masing Kelurahan yaitu:
- Kelurahan Nagarawangi jumlah Laki – laki 3899 orang,
jumlah perempuan 3490 orang jumlah penduduk
seluruhnya 7389 orang.
- Kelurahan Tuguraja Jumlah Laki-laki 8137 orang, jumlah
perempuan 8067 orang jumlah penduduk seluruhnya
16204 orang.
- Kelurahan Tugujaya jumlah laki-laki 4875 orang, jumlah
perempuan 4881 orang jumlah penduduk seluruhnya
9756 orang.
Jumlah total penduduk riil wilayah kerja UPTD Puskesmas
Cihideung adalah Laki – laki 16.911 orang, perempuan 16.438
orang. Jumlah seluruhnya 33.349 orang

1. Visi dan Misi UPTD Puskesmas Cihideung

Pembangunan di Kota Tasikmalaya dengan visi


“Berlandaskan Iman dan Taqwa, mewujudkan kemandiriaan
ekonomi yang berdasarkan daya saing menuju masyarakat yang
madani”. Tujuan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan
diarahkan untuk mewujudkan visi Dinas Kesehatan Kota
Tasikmalaya yaitu “Masyarakat Kota Tasikmalaya yang Mandiri
Untuk Hidup Sehat”,

Untuk mendukung visi dan misi pemerintah Kota


Tasikmalaya dan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya tersebut di
atas, maka Puskesmas DTP Cihideung memiliki visi dan misi
sebagai berikut : “Melayani sepenuh hati menuju masyarakat
yang mandiri untuk Hidup Sehat”.

Dalam rangka pencapaian visi tersebut diatas, maka


ditetapkan misi UPTD Puskesmas DTP Cihideung, adalah sbb :
8

a. Menjadi pusat informasi bagi masyarakat di wilayah


kerja Puskesmas DTP Cihideung sebagai
pengembangan kegiatan Promosi kesehatan yang
bermutu sehingga mendorong kemandirian individu,
keluarga dan masyarakat untuk berprilaku sehat dan
produktif.

b. Mengadakan upaya pelayanan kesehatan yang


terjangkau, bermutu dan merata bagi penduduk di
wilayah kerja Puskesmas DTP Cihideung dan
sekitarnya.

c. Mengadakan sistem pencatatan, pelaporan dan


evaluasi secara terpadu serta perencanaan dan
evaluasi secara terpadu baik lintas program maupun
lintas sektoral sehingga kesehatan menjadi tanggung
jawab bersama semua sektor.

Motto UPTD Puskesmas Cihideung adalah :


Melayani Sepenuh Hati (MELATI).

2. Tugas dan fungsi Organisasi


a. Tugas Puskesmas
Tugas dan fungsi Puskesmas berdasarkan Permenkes
No.75 Tahun 2014 adalah :Melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.
b. Fungsi Puskesmas
1. Penyelenggaraan UKM (Usaha Kesehatan Masyarakat )
tingkat pertama di wilayah kerjanya :
- Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisa
masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan
pelayanan yang diperlukan
9

- Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan


kesehatan
- Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
- Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sector lain terkait
- Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat
- Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas
- Memantau pelaksanaan pembangunan agar
berwawasan kesehatan
- Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan pelayanan
kesehatan
- Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat termasuk dukungan terhadap system
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
2. Penyelenggara UKP (Usaha Kesehatan Perorangan)
tingkat pertama di wilayahnya.
- Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara
komprehensif berkesinambungan dan bermutu
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.

Adapun fungsi lainnya dari puskesmas adalah :

a. Sebagai wahana pendidikan Tenaga kesehatan


10

b. Ketentuan mengenai wahana pendidikan tenaga


kesehatan sebagaimana dimaksudkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Tugas dan fungsi peserta didik


Berdasarkan Permenpan no.25 tahun 2014 tentang
jabatan fungsional perawat dan angka kreditnya, Tugas
pokok perawat terampil adalah sebagai berikut (yang bertugas
di Puskesmas) :
1) melakukan pengkajian keperawatan dasar pada
individu;
2) mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada
individu dalam rangka melakukan upaya promotif
3) membuat media untuk peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat pada individu dalam rangka
melakukan upaya promotif;
4) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman atau
pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko
cedera pada individu dalam rangka upaya preventif
5) Memantau perkembangan pasien sesuai dengan
kondisinya (melakukan pemeriksaan fisik, mengamati
keadaan pasien)pada individu dalam rangka upaya
preventif
6) Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada
kelompok dalam rangka melakukan upaya preventif
7) Memberikan oksigenasi sederhana
8) Memberikan Bantuan hidup dasar
9) Melakukan pemeriksaan antropometri
10) Memfasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi
11) Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien
12) Melakukan mobilisasi posisi pasien
11

13) Mempertahankan posisi anatomis pasien


14) Melakukan fiksasi fisik
15) Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat
16) Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien
17) Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung
kenyamanan pada pasien.
18) Melakukan pemeliharaan diri pasien
19) Memandikan pasien
20) Membersihkan mulut pasien
21) Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin
22) Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan
(memasang warming blanket)
23) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan
24) Melakukan pendampingan pada pasien yang
menjelang ajal
25) Memberikan perawatan pada pasien yang menjelang
ajal sampai meninggal
26) Memberikan dukungan dalam proses kehilangan,
berduka dan kematian
27) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan
aman
28) Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan
29) Menyusun rencana kegiatan individu perawat
30) Melaksanakan kegiatan bantuan partisipasi
kesehatan
31) Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan.
32) Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah
tertentu
33) Melakukan supervise lapangan.
12

Struktur Organisasi Puskesmas

Bagan 1 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Cihideung

KEPALA PUSKESMAS KASUBAG TATA USAHA


Hj. Siti Hotimah, S.Kep., Ners H. Herher Suheli, SKM., M.MKes

SISTEM KEPEGAWAIAN RUMAH TANGGA KEUANGAN


INFORMASI H. Herher Suherli,SKM, Naneng 1. Gina Gayatri, S.ST
PUSKESMAS Ratnengsih, 2. Penti Herpiyanti, A.Md.Keb
M.MKes
Gina Gayatri, SST Amd.Kep

PENANGGUNG JAWAB UKP PENANGGUNG JAWAB JARINGAN PELAYANAN


PENANGGUNG JAWAB UKM
dr. Christine Yulius D DAN JEJARING
Heti Herniati, SKM
Hj. Dedeh Suryati, SST

1.Pelayanan. UMUM : Ima Komala,S.Kep.Ners

UKM ESSENSIAL 1.Bidan Kel. Tuguraja : 1.Westi Nursita, Am.Keb


2.Pelayanan GIGI : Rohayati 2.Gita Srimaya, Am.Keb
UKM
1.PROMKES : Risanty Ratna Pratiwi, PENGEMBANGAN 2.Bidan Kel. Nagarawangi: Lina Meilina,
Am.Keb 3.TINDAKAN : Lina Yulia,Amd.Kep Am.Keb
UKS: Rohayati
3.Bidan Kel. Tugujaya : 1.Risanty,
UKGS: Rohayati
AM.Keb
4.Pelayanan GIZI : Yanti Kusmayanti,AMG 2.Lia Rosliawati,
4.Klinik/Praktek Swasta Am.Keb
:dr. Maryami S Arifin,
2.KIA/KB : Gina Gayatri,SST
M.MKes
3.Pel. GIZI:Yanti Kusmayanti,AMG 5.RS Swasta:dr. Maryami S Arifin, M.MKes
5.Pelayanan KIA/KB : Penti Herpiyanti,
Amd.Keb
4.KESLING: Yeti Priyeti, AMKL 6.Bidan Swasta:Maya Rosana H., Am.Keb
6.PERSALINAN : Elia Holiana,Am.Keb
5.P2P : 7.Apotek Swasta :Ayi Rahmatillah, SI.P
-SE: Rudi Kurniawan, AMK
-IMUNISASI: Hj.Dedeh Suryani, SST 7.Pelayana .FARMASI : Ayi Rahmatillah, SI.P 8.Perawat Gigi Swasta : Erina Budiarti,
-HIV AIDS: Tini Suhartinu, AMK
AMKG
-TB : Tini Suhartini, AMK
-ISPA: Resti Handayani, AMK 8.LABORATORIUM : Cecep K Akbar, S.ST 9.Perawat Swasta: Ima Komala
-ZOONOSIS: Rudi Kurniawan, AMK Dewi,S.Kep.Ners
-DIARE: Lina Yulia, Amd.Kep
-Kusta : Hj.Heni Suryani, AMK
6.PERKESMAS:Ima Komala, S.Kep.Ners

7.UKGMD :Erina Budiarti, AMKG


13

B. TUJUAN
Terdapat beberapa tujuan dilaksanakannya kegiatan aktualisasi
dan habituasi di UPTD Puskesmas Cihideung, yaitu :
1. Untuk mengoptimalkan pemberian pelayanan Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan HIpertensi di UPTD
Puskesmas Cihideung.
2. Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi ASN
yang mencakup Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika public,
komitmen mutu, dan anti korupsi. Diharapkan pula peserta didik
mampu menerapkan mata diklat Manajemen ASN, whole of
Government dan Pelayanan public di dalam menjalankan
kegiatan aktualisasi yang berdasarkan pada tugas pokok dan
fungsi sebagai seorang perawat terampil.

C. MANFAAT
Adapun manfaat kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai
dasar profesi ASN sebagai seorang perawat terampil di UPTD
Puskesmas Cihideung antara lain :
1. Bagi ASN
Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk menjadi kebiasaan bagi
kita sebagai ASN sehingga bisa bertanggung jawab terhadap
tupoksinya masing-masing. Membentuk pribadi ASN yang
professional, demi tercapainya pelayanan public yang optimal
sehingga dapat meningkatkan nilai mutu pelayanan.
2. Bagi UPTD Puskesmas Cihideung
a. Membantu dalam mewujudkan visi dan misi UPTD
Puskesmas Cihideung dan menumbuhkan rasa kesadaran
masyarakat di wilayah kerja UPTD PKM Cihideung untuk
selalu memeriksakan kesehatannya secara rutin ke
tempat pelayanan kesehatan dasar yang terdekat.
14

b. Mempermudah akses bagi masyarakat yang harus


mendapatkan penanganan lebih lanjut pada pusat
pelayanan Lanjutan atau Rumah sakit.
15

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI HABITUASI

A. GAMBARAN UMUM KEGIATAN AKTUALISASI


Kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan dalam rangka
optimalisasi pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan
hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cihideung,
diantaranya :
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada penderita
hipertensi
2. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada penderita
hipertensi dalam rangka melakukan upaya promotif
3. Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat pada penderita hipertensi dalam rangka upaya promotif
4. Melakukan Pemeriksaan antropometri pasien dengan hipertensi
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan.
B. URAIAN KEGIATAN
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada penderita
hipertensi
a. SOP pelaksanaan pengkajian keperawatan dasar
- Petugas unit pelayanan memanggil pasien sesuai nomor
urut
- Mempersiapkan form pengkajian.
- Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam
medis
- Jika tidak ada kesesuaian data, petugas akan
mengkonfirmasikan dengan sub unit pendaftaran
- Petugas yang kompeten melakukan anamnesa,
menanyakan keluhan pasien
16

- Petugas menanyakan riwayat terakhir, lama sakit, dan


riwayat pengobatan
- Petugas memberikan informasi pemeriksaan fisik
(Inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi)
- Petugas melakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan
keluhan
- Petugas memberi informasi pemeriksaan penunjang bila
diperlukan
- Petugas melakukan rujukan internal bila diperlukan
- Petugas mencatat hasil kajian pada catatan medis
b. Hasil Kegiatan yang ingin di capai
Dari hasil pengkajian awal pasien diatas diharapkan
adanya kesamaan dari identitas pasien, keluhan utama
yang dirasakan dan riwayat penyakit sebelumnya dan
keluarganya.
c. Nilai-nilai dasar (ANEKA)
1) A (Akuntabilitas)
Dalam pelaksanaan pengkajian ASN harus benar dan
tepat serta bisa dipertanggungjawabkan secara
hukum, karena sangat penting untuk menegakkan
permasalahan awal dari pasien.
2) N (Nasionalisme)
Dalam pelaksanaan pengakajian tetap mengedepankan
rasa nasionalisme kita seorang ASN dengan tidak
membedabedakan setiap pasien yang dating.
3) E (Etika publik)
Etika public diperlukan saat hendak memeriksa pasien,
harus meminta izin terlebih dahulu (informed consent)
4) K (Komitmen mutu)
Hasil dari pengkajian dan pemeriksaan pasien yang
benar diharapkan dapat melahirkan diagnose yang
17

benar pula, untuk memberikan ketepatan dalam


pemberian obat, dan asuhan keperawatan selanjutnya
d. Keterkaitan dengan mata diklat (WoG, manajemen ASN,
dan pelayanan publik)
- Whole of government : menjalin hubungan saling
percaya antara petugas dengan pasien, bahwa
kerahasiaannya terjamin untuk mendapatkan hasil
pengkajian dan pemeriksaan, sehingga pasien dapat
dengan terbuka menyebutkan keluhannya kepada
petugas.
- Pelayanan publik : Mewujudkan suatu pelayanan yang
optimal, cepat dan tepat
- Manajement ASN : Melaksanakan pelaksana kebijakan
publik dan pelayan publik yang berintegritas tinggi dan
bertanggung jawab penuh.
e. Kontribusi terhadap pencapaian visi/misi organisasi
Sesuai dengan visi misi yaitu untuk pemberian pelayanan
prima di tingkat dasar yang terjangkau oleh masyarakat
terutama di wilayah kerjanya.
f. Penguatan nilai-nilai organisasi
Melakukan pengkajian yang benar akan menghasilkan
suatu data pasien yang benar pula, sehingga akan
meningkatkan citra nilai UPTD kita di mata masyarakat.
2. Melakukan pengukuran antropometri pada penderita hipertensi
a. SOP pelaksanaan pengukuran antropometri
- Siapkan alat ukur tinggi badan
- Jelaskan secara singkat tujuan pengukuran tinggi badan
- Sebelum diukur pastikan sepatu, sandal, kaus kaki dan
hiasan dirambut sudah dilepas
18

- Letakkan microtois di lantai yang rata dan menempel


pada dinding yang rata dengan tembok secara tegak
lurus
- Tarik pita meteran tegak lurus tegak lurus ke atas sampai
angka pada jendela baca menunjukkan angka 0
- Paku/tempelkan ujung pita meteran pada dinding.
b. Hasil Kegiatan yang ingin di capai
Dari pelaksanaan kegiatan pemeriksaan antropometri di
harapkan dapat mendapatkan nilai Tanda-Tanda vital
pasien dengan benar.
c. Nilai-nilai dasar (ANEKA)
1. A (akuntabilitas) :
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan vital sign
dengan penuh tanggung jawab dan dapat di
pertanggung jawabkan.
2. N (Nasionalisme) :
Dengan menanamkan rasa nasionalisme pada diri
seorang ASN diharapkan bisa mempunyai rasa
peduli/simpatis terhadap pasien yang sakit.
3. E (Etika publik) :
Pada tahap pemeriksaan antropometri kita diharuskan
meminta izin terlebih dahulu dengan pasien dan
keluarganya,kemudian jelaskan maksud dantujuan dari
pemeriksaan yang dilakukan.
4. K (Komitmen mutu):
Dengan mempunyai skill yang baik untuk melaksanakan
pemeriksaan fisik secara sistematik, maka akan
menghasilkan hasil pemeriksaan vitalsign yang benar,
sehingga bisa meningkatkan mutu pelayanan di UPTD
masing-masing.
19

d. Keterkaitan dengan mata diklat (WoG, manajemen ASN,


dan pelayanan public)
- Whole of government : mengedepankan kepercayaan
pasien kepada petugas, maka setiap tahap
pemeriksaan akan dengan mudah dilaksanakan.
- Pelayanan publik : Mewujudkan suatu pelayanan yang
optimal, cepat dan tepat, dengan memanfaatkan skill
yang dimiliki petugas.
- Manajement ASN : Melaksanakan pelaksana kebijakan
public dan pelayan publik yang berintegritas tinggi dan
bertanggung jawab penuh.
e. Kontribusi terhadap pencapaian visi/misi organisasi
Dengan mengedepankan pelayanan yang prima, cepat,
tepat dan dapat dipertanggung jawabkan maka akan
sangat berpengaruh pada pencapaian nilai mutu.
f. Penguatan nilai-nilai organisasi
Berusaha untuk mempertahankan prinsip mutu pelayanan
sesuai dengan SOP yang berlaku di UPTD nya masing-
masing.
3. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada penderita
hipertensi dalam rangka melakukan upaya promotif.
a. SOP pelaksanaan pengajaran perilaku hidup bersih dan
sehat pada individu (Penyuluhan)
- Persiapan: membuat SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
yang isinya: menentukan sasaran, menentukan jadwal,
menyiapkan materi, menentukan metode, memilih media
yang tepat disesuaikan dengan kondisi masyarakat
sekitar, menyiapkan tempat.
- Pelaksanaan : memberikan materi penyuluhan tentang
CERDIK dan penyakit hipertensi
20

- Evaluasi : evaluasi tentang pelaksanaan penyuluhan di


wilayah kerja Puskesmas sesuai rencana.
- Adanya Umpan balik
- Sasaran : Pengunjung Puskesmas, Pengunjung
POSBINDU, pengunjung screening PTM, dan prolanis
- Waktu pelaksanaan : sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati bersama dengan masyarakat.
b. Hasil Kegiatan yang ingin di capai
Mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang
positif individu/pasien atau kelompok/keluarga agar faham
tentang pentingnya screening awal dan monitoring tekanan
darah dan menerapkan perilaku hidup CERDIK
C = Cek kesehatan secara rutin
E = Enyahkan asap rokok
R = Rajin aktivitas fisik
D = Diet seimbang
I = Istirahat Cukup
K= Kelola stress
c. Nilai-nilai dasar (ANEKA)
1. A (Akuntabilitas) :
Dengan menanamkan nilai-nilai dasar akuntabilitas
diharapkan petugas mampu menyampaikan informasi
dengan bertanggung jawab.
2. N (Nasionalisme) :
Dengan menanamkan rasa nasionalisme pada kegiatan
penyuluhan bisa menyatukan masyarakat, tanpa
melihat latar belakang masyarakat tersebut.
3. E ( Etika Publik) :
Dalam proses pemberian penyuluhan harus
memperhatikan sopan santun, mengedepankan tatanan
yang ada pada lingkungan daerah itu.
21

Menghadirkan berbagai elemen masyarakat mulai dari


tokoh agama, kerangka desa, kader,dll.

4. K (Komitmen mutu):
Menarik kepercayaan dari masyarakat untuk
meningkatkan pula kepercayaan masyrakat terhadap
institusi.
5. A (Anti korupsi) :
Dukungan dari masyarakat yang benar-benar datang
dari hati, bukan karena paksaan atau hasil profokasi
dan suapan.
d. Keterkaitan dengan mata diklat (WoG, manajemen ASN,
dan pelayanan publik)
- Whole of government : mengedepankan kepercayaan
dari masyarakat merupakan modal kita untuk bisa
masuk ke dalam masyarakat tersebut.
- Pelayanan publik : Mewujudkan suatu pelayanan yang
optimal, dengan teknik jemput bola, mendatangi
masyarakat secara langsung, bermusyawarah
menentukan masalah kesehatan yang sedang dihadapi
dan menentukan jalan keluarnya secara bersama.
- Manajement ASN : Bagaimana seorang ASN bisa
membagi tugas antara pelayanan di dalam gedung dan
di luar gedung.
e. Kontribusi terhadap pencapaian visi/misi organisasi
Membantu menyebarluaskan informasi / pesan-pesan
tentang kesehatan kepada masyarakat disekitar wilayah
kerjanya, sehingga terpacu untuk meningkatkan kesadaran
22

dalam dirinya masyarakat tersebut akan pentingnya arti


“sehat”.

f. Penguatan nilai-nilai organisasi


Meningkatkan nilai IKM (Indikator Kesehatan Masyarakat)
UPTD Puskesmas cihideung
4. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
a. SOP pelaksanaan komunikasi terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan
Terbagi menjadi 3 sesi :
1. Fase prainteraksi
- Mengumpulkan data tentang pasien
- Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
- Membuat rencana pertemuan dengan pasien
(kegiatan, waktu, dan tempat)
2. Fase Orientasi/ perkenalan
- Memberi salam
- Memperkenalkan diri perawat
- Menanyakan nama pasien
- Menyepakati pertemuan
- Menghadapi kontrak
- Memulai percakapan awal
- Menyepakati masalah pasien
- Mengakhiri perkenalan
3. Fase kerja
- Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien
akan dirinya, perilakunya, perasaannya, tujuan ini
sering disebut tujuan kognitif
23

- Mengembangkan, mempertahan kan dan


meningkatkan kemampuan pasien secara mandiri
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tujuan ini
sering disebut sebagai tujuan afektif atau
psikomotor.
- Melaksanakan therapy/teknik keperawatan
- Melaksanakan pendidikan kesehatan
- Melaksanakan kolaborasi
- Melaksanakan observasi dan monitoring
4. Fase terminasi
- Menyimpulkan hasil kegiatan, evaluasi proses dan
hasil
- Memberikan reinforcement positif
- Merencanakan tindak lanjut pasien
- Melakukankontrak untuk pertemuan selanjutnya
(waktu, topik, tempat)
- Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik.
b. Hasil Kegiatan yang ingin di capai
Hasil yang ingin di capai adalah membantu pasien untuk
memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi
Mengurangi keraguan dalam hal mengambil tindakan
c. Nilai-nilai dasar (ANEKA)
1. A = ( Akuntabilitas)
Dapat mempertanggungjawabkan setiap perkataan yang
kita sampaikan kepada pasien.
2. N = (Nasionalisme)
Kita hadir untuk masyarakat, jadi tidak hanya pasien
yang datang ke pusat pelayanan kesehatan, tetapi kita
sebagai tenaga kesehatan mengunjungi pasien.
3. E = (Etika publik)
24

Tetap selalu mengedepankan sopan santun dan


menghargai setiap keputusan yang dibuat oleh pasien
beserta keluarga.

4. K = ( Komitmen mutu)
Menghasilkan suatu komitmen kepada pasien untuk
selalu memeriksakan kesehatan nya terutama tekanan
darahnya secara rutin.
5. A = (Anti korupsi)
Melaksanakan komunikasi terapeutik tanpa
mengharapkan pamrih
d. Keterkaitan dengan mata diklat (WoG, manajemen ASN, dan
pelayanan public)
- Whole of government : Tetap selalu menjaga
kepercayaan pasien dan masyarakat terhadap kita
sebagai tenaga kesehatan.
- Manajemen ASN : Bagaimana seorang ASN dapat
mengelola permasalahan yang dihadapi oleh pasien,
sehingga bisa terjalin hubungan terapeutik yang erat
dan menghasilkan solusi yang terbaik untuk pasien.
- Pelayanan Publik :Tanpa melihat latar belakang pasien
yang membutuhkan informasi kesehatan kita berikan.
e. Kontribusi terhadap pencapaian visi/misi organisasi
Memudahkan dalam memberikan setiap informasi jika
sudah terjalin suatu kepercayaan antara petugas dengan
pasien, ataupun keluarga pasien.
f. Penguatan nilai-nilai organisasi
Dengan komunikasi terapeutik akan memacu untuk
membangun suatu komitmen masyarakat dengan petugas.
25

5. Membuat media untuk peningkatan hidup bersih dan sehat


a. Tahapan membuat media
- Mengumpulkan materi informasi dari tulisan-tulisan
buku dan media lainnya
- Mempersiapkan bahan materi :
Judul, pesan yang akan disampaikan sesuai dengan
masalah yang muncul, narasi(teks), gambar serta
keterangan, kutipan.
- Materi didasarkan pada penyebaran populasi penyakit
yang tersering terjadi selama 6 bln terakhir berdasarkan
wilayah yang sering ditemukan penyakit tersebut
- Draft leaflet di cetak dan disebarkan kepada
masyarakat.
b. Hasil Kegiatan yang ingin di capai
Merubah perilaku masyarakat setidaknya tertarik meskipun
hanya sedikit untuk melakukan hidup sehat, dan selalu
memeriksakan kesehatannya secara rutin.
c. Nilai-nilai dasar (ANEKA)
1. A = (Akuntabilitas)
Dalam membuat media harus sesuai dengan teori yang
ada tidak berdasarkan persepsi pembuat media.
2. N = (Nasionalisme)
Media yang dibuat harus bersifat menyeluruh
3. E = (Etika Publik)
Media dibuat semenarik mungkin sehingga masyarakat
yang menjadi sasaran tertarik untuk mau membacanya,
tetapi tetap mengedepankan tatakrama kesopanan
dengan tidak menonjolkan bahasa-bahasa yang vulgar
ataupun contoh-contoh gambar yang tidak senonoh.
4. K = (Komitmen mutu)
26

Selalu mengupdate media dengan materi-materi yang


baru supaya tidak membuat bosan para pembacanya.
d. Keterkaitan dengan mata diklat (WoG, manajemen ASN,
dan pelayanan public)
- Whole of government : Menarik perhatian masyarakat
untuk mau mendengarkan informasi yang
disampaikan oleh petugas kesehatan.
- Manajemen ASN : Menjadikan tantangan kepada ASN
untuk bisa hidup bermasyarakat, bersosialisasi
sebelum bisa masuk untuk menyampaikan materi.
- Pelayanan public : Melayani masyarakat dengan
semangat tangguh untuk bisa memberikan yang
terbaik, tidak hanya bagi masyarakat yang datang ke
pusat pelayanan kesehatan atupun kitang yang
datang ke masyarakat sebagai “change agent”.
e. Kontribusi terhadap pencapaian visi/misi organisasi
Mempermudah/memberikan jalan untuk akses masuknya
informasi kepada masyarakat, meminimalisir perbedaan,
membuat masyarakat manjadi tau, dan mau berperilaku
hidup sehat.
f. Penguatan nilai-nilai organisasi
Mempermudah akses informasi dari pemberi layanan
kepada masyarakat.
27
28

C. JADWAL PELAKSANAAN RANCANGAN AKTUALISASI


Oktober 2019 November 2019

No Kegiatan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Melakukan pengkajian keperawatan dasar


1
pada individu

2 Melakukan pengukuran antropometri

Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat


3 pada individu dalam rangka melakukan upaya
promotif.

Melakukan komunikasi terapeutik dalam


4
pemberian asuhan keperawatan
Membuat media untuk peningkatan hidup
5
bersih dan sehat

Keterangan :

Hari libur Kegiatan Prolanis(media+penyuluhan PHBS)

Pelaksanaan Posbindu (media+penyuluhan PHBS) Efektif Aktualisasi yg lain

Pelaksanaan screening PTM(media+penyuluhan PHBS) Jaga BP(pengkajian+antropometri+komter)


29

BAB III

PENUTUP

Isu yang dipilih dalam rancangan aktualisasi ini adalah Kurang


optimalnya pelayanan asuhan keperawatan pasien dengan
penyakit Hipertensi di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Cihideung.
Ide tersebut tersusun berdasarkan tingginya angka kejadian
hipertensi di lingkungan wilayah UPTD Puskesmas Cihideung,
sehingga diperlukan adanya penanganan lebih serius kea rah
Promotif dan preventif.
Kegiatan aktualisasi habituasi tersebut akan dilaksanakan di
UPTD Puskesmas Cihideung selama 31 hari. Kegiatan aktualisasi
tersebut terdiri dari 5 kegiatan yaitu meliputi : Melakukan
pengkajian keperawatan dasar pada individu, Melakukan
pemeriksaan antropometri, Mengajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif,
Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan, Membuat media untuk peningkatan hidup
bersih dan sehat.
Dibutuhkan adanya peran serta masyarakat dan adanya
kerja keras dari petugas dalam mengaplikasikan setiap
aktualisasinya sehingga dapat berujung pada proses habituasi yang
berkelanjutan.
Dengan adanya pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan yang optimal dan kegiatan tersebut akan
menjadi sebuah habituasi kedepannya.
Dengan pelaksanaan rancangan aktualisasi ini, diharapkan

penulis mampu menjalankan tugas dan fungsi pokoknya masing-

masing sebagai perawat terampil. Saran yang disampaikan oleh

penulis yaitu agar kegiatan aktualisasi habituasi ini nantinya dapat


30

dilakukan oleh seluruh perawat yang ada di Puskesmas

Cihideung,untuk menciptakan pelayanan prima dan optimal guna

mendukung naiknya angka IKM wilayah nya.

DAFTAR PUSTAKA
31

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tanggal 15

Januari Tentang Aparatur Sipil Negara

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25

Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsi Perawat dan Angka

Kreditnya

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014

Tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12

Tahun 2018 Tanggal 31 Desember 2018 Tentang Pelatihan Dasar

Calon Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019

Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 Tentang Keperawatan

Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 13 Tahun 2013 Tanggal 31

Desember 2013 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Unit Pelaksana Teknis Dinas Pada Dinas Kesehatan Kota

Tasikmalaya.
32

Anda mungkin juga menyukai