TAHUN 2018
Kata Pengatar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan pedoman Pelayanan Puskesmas OPI
ini.Pedoman ini disusun sebagai salah satu syarat elemen penilaian pada kegiatan
pemberkasan Akreditasi Puskesmas. Dimana dalam Akreditasi mempersyaratkan
adanya bukti pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan melalui dokumentasi dan
penulusuran, karena pada prinsip Akreditasi , seluruh kegiatan harus ditulis dan apa
yang ditulis harus dikerjakan dengan sesuai.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2016,
pasal....yang berbunyi puskesmas minimal 3 Tahun sekali melakukan Akreditasi.
Diharapkan dengan kegiatan Akreditasi ini dapat meningkatkan mutu pelayanan
kepada sasaran/pasien. Sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
di wilayah kerja Puskesmas OPI, yaitu Kelurahan 15 Ulu dan Kelurahan Tuan
Kentang.
Pada kesempatan ini perkenan kami mengucapkan ucapan terima kasih dan
apresia kepada semua tim/staff Puskesmas OPI yang terlibat dalam penyusunan
pemberkasan akareditasi Puskesmas OPI. Semoga dengan adanya buku pedoman
ini, dapat mempermudah pelayanan di Puskesmas OPI.
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
PEDOMAN PELAYANAN
PUSKESMAS OPI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dalam kemandirian hidup
sehat. Untuk dapat menunjang fungsi tersebutdiperlukan sarana dan
prasarana yang memadai baik sarana fisik maupun sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya. Selain itu agar dapat melaksanakan fungsi
puskesmas sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomer 75 tahun 2014 tentang Puskesmas, maka harus ditunjang dengan
manajemen yang baik dimana diperlukan perencanaan yang jelas dan
terukur, strategi yang terarah serta pelaksanaan yang akuntable dan
diperlukan pengawasan, pengendalian, penilaian dan evaluasi terhadap
semua kegiatan Puskesmas sesuai ketentuan yang berlaku.
Untuk itulah diperlukan adanya panduan atau pedoman didalam
penyelenggaraan kegiatan puskesmas dalamrangka meningkatkan mutu
pelayanan puskesmas dan pencapaian tujuan yang hendak diraih. Maka
disuusnlah Pedoman Pelayanan Puskesmas OPI untuk menjelaskan
secara garis besar system penyelenggaraan pelayanan yang ditetapkan di
Puskesmas OPI kepada seluruh staf baik itu penyelenggara UKM atau
UKP. Pedoman ini disusun berdasarkan system Penyusunan Pedoman
Dokumen Akreditasi tentang Manual Mutu. Semua pedoman yang tertuang
pada pedoman ini merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan UPT
Kesmas sehari-hari.
Penerapan pedoman ini dimaksudkan untuk memastikan UPT
Kesmas dapat menghasilkan produk sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan sehingga dapat menjamin kepuasan pelanggan. Yang dimaksud
dengan “Produk” adalah pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas OPI
baik dalam bentuk jasa maupun barang.
Pedoman ini disiapkan oleh Tim Manajemen Mutu Puskesmas OPI
dan disahkan oleh Kepala Puskesmas OPI. Puskesmas OPI telah
menunjuk Ketua Tim Manajemen Mutu untuk bertanggung jawab dan
menjamin pedoman ini dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh staf.
Pedoman ini akan ditinjau ulang setahun sekali untuk penyesuaian atau
perbaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
B. Profil Puskesmas
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Palembang Nomor 03 Tahun 2009
Januari 2009. Puskesmas Pembantu OPI yang dibangun pada tahun 1998
2 Jumlah KK 7.476
11 Jumlah RT / RW 68 / 18 31/5
15 Jumlah SD 8 4
16 Jumlah SMP 3 2
19 Jumlah TTU 54 25
20 Jumlah TPM 15 8
21 Jumlah TPS 3 1
1.Sumur Pompa 0 0
2.S G L 0 0
3.P D A M 2 1
23 Jumlah Jamban Sehat 1.203
Visi :
Terciptanya kelurahan 15 ULU dan Tuan Kentang sehat
Misi :
1. Meningkatkan keimanan dan perdayaan masyarakat
2. Meningkatkan profesionalitas Sumber Daya Masyarakat (SDM).
3. Memelihara serta meningkatkan pelayanan kesehatan dan sarana
prasarana kesehatan yang bermutu prima
4. Menurunkan resiko kesakitan dan kematian
MOTTO
Tata Nilai
Proses Pelayanan
Secara lebih terinci Produk Puskesmas terdiri dari 5 jenis Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial yaitu :
1) Promosi Kesehatan : Penyuluhan (Promkes) pembinaan peran serta
masyarakat melalui UKBM/ , PHBS termasuk UKS
2) Kesehatan Lingkungan : Pemantauan air bersih, Sanitasi dasar,
Pembinaan tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan,
penyuluhan kesehatan lingkungan.
3) KIA dan KB : Pelayanan kesehatan ibu, Neonatal, Balita, Deteksi
Tumbuh Kembang Balita, Pelayanan KB dan Reproduksi.
4) Gizi : Pemantauan status gizi, Pemberian makanan tambahan bagi
balita, Distribusi vitamin A, Penyuluhan gizi, Pembinaan kader gizi, dan
pendampingan kegiatan posyandu.
5) Pencegahan dan pembrantasan penyakit : Termasuk pembrantasan
dan pencegahan penyakit menular (Survailance, P2 DBD, Diare, ISPA,
Malaria, TB, Kusta, IMS, HIV/AIDS, imunisasi dan penyakit menular
lainnya) serta pencegahan penyakit tidak menular ( melalui screening
PTM dan Posbindu).
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) pengembangan melalui kegiatan :
Perkesmas, UKS, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut serta program
kesehatan khusus lainnya ( Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata dan Indera,
Pengobatan Tradisional, Upaya Kesehatan Kerja, Kesehatan Lanjut Usia,
dan Kesehatan Olah raga.
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) yang meliputi :
Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama : Balai Pengobatan Umum, Gigi,
Kesehatan Ibu Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB), Imunisasi, Farmasi,
Laboratorium. Proses pelayanan Upaya Kesehatan Perseorangan sesuai
dengan alur yang dimulai dari loket, kemudian menuju ke poli/unit-unit
pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien. Atas indikasi yang ada , bisa
dilakukan konsultasi antar unit (rujukan internal) untuk memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terintegrasi, termasuk didalamnya
pelayanan konsultasi (jika diperlukan) dan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan ( laboratorium). Setelah mendapatkan pelayanan di unit-unit
pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien, mendapat pelayanan obat
dan baru kemudian pasien pulang atau dirujuk ( sesuai indikasi dan jika
diperlukan ).
C. Ruang Lingkup
Pedoman pelayanan puskesmas ini ditetapkan pada
keseluruhan proses yang terkait dengan Produk puskesmas,
mencakup 5 upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial, Upaya
Kesehatan masyarakat (UKM) pengembangan dan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) serta ketata Usahaan dan administrasi (Admen).
D. Tujuan
Pedoman pelayanan puskesmas ini disusun sebagai acuan bagi
puskesmas dalam membangun system pelayanan puskesmas baik
untuk upaya kesehatan masyarakat maupun untuk pelayanan klinis
serta administrasi dan manajemen puskesmas.
E. Landasan Hukum / Acuan
Landasan hukum yang menjadi acuan disusunnya pedoman pelayanan
puskesmas ini adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Panduan Praktek Klinik
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas.
BAB II
SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
Bagian ini menjelaskan secara singkat gambaran umum system pelayanan
puskesmas pada Puskesmas OPI yang akan diterapkan berikut dokumen dan arsip
yang dibutuhkan serta pengelaannya.
A. Administrasi dan Manajemen (Admen)
1. Ketentuan Umum
a. Sistem pelayanan puskesmas OPI disusun berdasarkan standar Akreditasi
Puskesmas.
b. Pengorganisasian dalam pelayanan puskesmas sesuai dengan struktur
organisasi dan ketentuan yang berlaku.
c. Sumber daya maupun informasi yang diperlukan untuk menjalankan
system pelayanan dipastikan dipenuhi, termasuk sumber daya untuk
mendukung pencapaian sarana-sarana kinerja dan mutu yang ingin
dicapai.
d. Pedoman pelayanan puskesmas menjelaskan mengenai criteria dan
metode pengukuran untuk memastikan masing-masing proses tersebut
dilaksanakan dan dimonitor dengan efektif.
e. Hasil monitor digunakan untuk mengukur, mengevaluasi dan melakukan
tindak lanjut dalam rangka meningkatkan pelaksanaan proses tersebut
secara terus menerus.
f. Sistem pelayanan Puskesmas dalam pedoman ini disusun berdasarkan
pendekatan prinsip manajemen Plan-Do-Check-Action (PDCA).
C. Kebijakan Mutu
1. Manajemen puncak menyusun Kebijakan Mutu sesuai dengan tujuan
UPT Kesmas, mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan
perbaikan berkelanjutan serta menyediakan kerangka kerja untuk
menetapkan dan meninjau sasaran mutu.
2. Manajemen puncak memastikan bahwa Kebijakan Mutu
dikomunikasikan dan dipahami oleh setiap staf.
3. Manajemen puncak akan meninjau Kebijakan Mutu secara berkala
minimal setiap tahun agar tetap sesuai.
4. Kebijakan Mutu Puskesmas OPI :
a. Pelayanan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang professional.
b. Setiap pegawai wajib memberikan pelayanan sebaik mungkin pada
pelanggan.
c. Kebutuhan pelanggan diidentifikasi dan ditinjak lanjuti.
d. Upaya peningkatan terus menerus
F. Komunikasi Internal
Komunikasi internal antara Pimpinan dan pegawai merupakan kegiatan
yang sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja karena system
komunikasi dipastikan diatur dengan baik dengan menentukan hal-hal
sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas memastikan agar komunikasi dengan bawahannya
dipastikan berjalan lancer.
2. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahan
mengenai system penyelenggaraan pelayanan puskesmas.
3. Komunikasi diarahkan agar pegawai/petugas memahami target-target
pekerjaan yang ingin cicapai.
4. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah
ditetapkan dipenuhi.
5. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.
6. Komunikasi internal untuk menjelaskan system penyelenggaraan
pelayanan puskesmas kepada pegawai/petugas ( bisa melalui kegiatan
koordinasi, dan komunikasi Lintas Program, sosialisasi, monitoring dan
evaluasi, pengarahan serta bimtek program/kegiatan)
7. Komunikasi internal membangun kesadaran komitmen terhadap
penyelenggaraan pelayanan puskesmas dan peningkatan mutu
pelayanan demi kepuasan pelanggan/sasaran/masyarakat.
8. Penyelenggaraan rapat koordinasi dan diatur dengan baik.
9. Kepala Puskesmas mengadakan pertemuan rutin dengan seluruh
setiap minimal 1 bulan sekali dan pertemuan khusus apabila
diperlukan.
G. Tinjauan Manajemen/Evaluasi
1. Ketentuan Umum
Evaluasi merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting dalam
rangka pengendalian suatu proses dan kinerja termasuk evaluasi
didalam implementasi system penyelenggaraan pelayanan puskesmas.
2. Masukan Tinjauan Manajemen
a. Kepala Puskesmas, Koordinator Upaya, Koordinator
Program/Pemegang Program serta Tim Manajemen Mutu
melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) minimal 6 bulan
sekali.
b. Tinjauan manajemen dipastikan terdokumentasi.
c. Agenda tinjuan manajemen ditentukan jauh hari sebelum evaluasi
dilaksanakan.
d. Agenda tinjauan manajemen mencakup antara lain sebagai
berikut :
1. Hasil audit internal
2. Umpan balik/keluhan pelanggan
3. Kinerja proses hasil pelayanan (UKM maupun UKP)
4. Hasil tindakan koreksi/pencegahan
5. Tindak lanjut dari hasil tinjauan sebelumnya
6. Rencana perubahan/perbaikan sistempenyelenggaraan
pelayanan puskesmas dan mutu manajemen.
3. Keluhan Tinjauan Manajemen
a. Hasil tinjauan manajemen dibagikan kepada semua pihak-pihak
yang berkepentingan.
b. Hasil tinjauan manajemen membuat
keputusan-keputusan/kesimpulan mengenai tindakan – tidakan
yang diperlukan.
c. Tata cara melaksanakan tinjauan manajemen diuraikan dalam
Prosedur Tinjauan Manajemen.
3. Lingkungan Kerja
Puskesmas menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang
dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian dengan persyaratan
produk,antara lain :
1. Menetapkan bahwa lingkungan fisik di dalam dan di luar gedung
Puskesmas merupakan daerah bebas asap rokok, bersih dan
aman dari limbah insfeksius serta tidak menimbulkan resiko-resiko
baik bagi petugas dan sasaran/pasien/masyarakat.
2. Seluruh pegawai dan pimpinan berkewajiban mengupayakan dan
menjamin agar lingkungan kerjanya terkendali.
3. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat-alat, sarana
dan prasarana maupun fasilitas pendukungnya agar senantiasa
dalam kondisi baik dan siap dioperasikan.
4. Sarana kerja baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasikan
dan ditinjak lanjuti sesuai prosedur yang berlaku.
5. Kasubag Tata Usaha bertanggug jawab untuk memastikan
kecukupan dan kelengkapan sarana kerja dan kelalaian kondisi
sarana kerja pada bagian yang dipimpinnya.
d. Analisa Data
1. Data-data proses atau implementasi penyelenggaraan
pelayanan puskesmas harus dikelola dengan baik.
2. Datadianalisa menggunakan tehnik-tehnik yang sesuai
3. Analisa data dilakukan oleh setiap coordinator
unit/program/kegiatan untuk mengetahui tingkat kinerja
masing-masing proses / melihat kesenjangan-
kesenjangan yang yang ada sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikan.
4. Prosedur analisa data dibuat oleh coordinator /
coordinator program / tim manajemen mutu dan menjadi
acuan bagi semua fungsi lainnya.
5. Hasil analisa data harus mengarah pada
pengidentifikasian ketidaksesuaian, ketidakefektifan, dan
tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
6. Data dianalisa antara lain untuk memantau :
a) Kepuasan pelanggan
b) Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan
puskesmas
c) Karakteristik dan kecenderungan proses pelayanan
puskesmas
d) Kinerja pihak ketiga/lintas sector
e) Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang
diperlukan
e. Peningkatan Berkelanjutan
Program perbaikan terus menerus
1. Seluruh petugas dan coordinator wajib melakukan
perbaikan-perbaikan secara terus menerus terhadap
efektifitas system penyelenggaraan pelayanan puskesmas
sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan
kewenangannnya.
2. Semua perbaikan mengacu kepada komitmen yang
tertuang dalam pedoman pelayanan, kebijakan mutu,
sasaran mutu, hasil audit, analisa dan tindakan koreksi dan
tinjauan manajemen.
f. Tindakan Korektif dan Preventif
1. Penyebab-penyebab ketidaksesuaian dipastikan
dieliminasi / dihilangkan dan dicegah agar tidak terjadi
lagi.
2. Tujuan dan tindakan koreksi adalah mencegah
terulangnya masalah yang sama dan untuk
meningkatkan kinerja puskesmas secara menyeluruh.
3. Upaya tindakan koreksi dipastikan sesuai dengan skala
dampak yang ditimbulkan dari masalah tersebut.
4. Agar proses tindakan koreksi berjalan lancar, dipastikan
prosedur tindakan koreksi tindakan disediaka yang
mencakup :
a) Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pasien
b) Menentukan penyebab-penyebab masalah
c) Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi
d) Menyimpan rekaman mutu tindakan koreksi
e) Meninjau efektifitas tindakan koreksi
V. PENUTUP
Demikian Pedoman Pelayanan Puskemas ini dibuat dan telah disahkan oleh
Kepala Puskesmas OPI untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan system manajemen serta
tugas, tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan
wewenang yang telah diberikan.