PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah, pengertian tersebut sesuai dengan Undang-Undang No.5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Di dalam Undang-Undang tersebut, pegawai
ASN memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
berfungsi sebagai : (1) Pelaksana Kebijakan Publik; (2) Pelayan Publik; (3)
Perekat dan Pemersatu Bangsa. Untuk tugas ASN menurut UU ASN adalah
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Negara, memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas, serta mempererat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam sistem Pelatihan Dasar Calon PNS, setiap peserta pelatihan
dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang
telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam
pembelajaran agenda Habituasi. Pembelajaran Agenda Habituasi memfasilitasi
peserta melakukan kegiatan pembelajaran aktualisasi dari materi Pelatihan yang
telah dipelajari. Pengalaman belajar pada agenda habituasi dirancang agar peserta
mendapatkan pemahaman tentang konsep habituasi melalui kegiatan
pembelajaran aktualisasi di tempat kerja dan kegiatan pembelajaran aktualisasi
sehingga peserta akan memiliki kemampuan merumuskan substansi mata
pelatihan ke dalam rancangan aktualisasi, pembimbingan pembelajaran
aktualisasi, melaksanakan seminar rancangan aktualisasi, melaksanakan
aktualisasi di tempat kerja dan menyusun laporan aktualisasi serta melakukan
analisis dampak (apabila nilai-nilai dasar tidak diterapkan dalam pelaksanaan
tugas jabatan), menyiapkan rencana presentasi laporan pelaksanaan aktualisasi,
dan melaksanakan seminar aktualisasi. Substansi dari keseluruhan materi
pelatihan yang diberikan selama pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil
tersebut pada dasarnya adalah untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang baik,
adapun materi tersebut isinya yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi), Whole of Government, Manajemen
ASN, serta Pelayanan Publik. Semua materi tersebut apabila diterapkan diseluruh
lapisan pemerintahan mulai dari yang terendah yaitu Desa dan Kelurahan, serta
diterapkan pada tiap tahapan pemerintahan baik mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, sampai pelaksanaaan, maka akan mudah dalam mewujudkan
tujuan suatu organisasi pemerintahan maupun mewujudkan Good Government.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja (PMK No. 74, 2016). Upaya pembangunan kesehatan yang
dilaksanakan di puskesmas dapat berjalan dengan baik jika dilakukan proses
manajemen yang baik, proses manajemen yang baik dapat tercipta salah satunya
dengan menaati tugas pokok dari puskesmas itu sendiri yaitu salah satunya upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular diantaranya hipertensi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis dan
tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat global karena
prevalensi yang tinggi dan risiko bersamaan untuk penyakit kardiovaskular dan
ginjal. Saat ini, lebih dari 25% dari populasi dunia adalah hipertensi dengan
perkiraan bahwa persentase ini dapat meningkat menjadi 29% pada tahun 2025
(Amaral et al, 2015). Menurut World Health Organization (2011), dari 50%
penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan dan
hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah
kasus hipertensi terutama di negara berkembang akan mengalami peningkatan
sekitar 80% dari 639 juta kasus pada tahun 2000 dan menjadi 1,15 milyar kasus
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Jumlah penderita hipertensi secara
nasional mengalami penurunan sebesar 25,8% dari 31,7% pada tahun 2007
(Riskesdas, 2013). Puskesmas perawatan Saleman memiliki jumlah kasus
hipertensi pada tahun 2022 sebanyak 742 kasus, meningkat dari tahun
sebelumnya sebanyak 339 kasus, dimana kasus tersebut menempati peringkat
pertama dari 10 kasus penyakit di Puskesmas Perawatan Saleman.
Dalam melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular yaitu hipertensi di Puskesmas perawatan Saleman terdapat beberapa
kendala yang didapatkan salah satunya tentang kepatuhan pasien untuk kontrol ke
Puskesmas dan minum obat hipertensi. Dari hasil observasi penulis di di wilayah
kerja Puskesmas perawatan Saleman didapatkan informasi bahwa penderita
hipertensi umumnya berobat ketika sudah mengalami gejala yang dapat
mengganggu aktifitas sehari-hari seperti sakit kepala, menurunnya fungsi
penglihatan dan n. Kebiasaan berobat secara tidak teratur sesuai dengan anjuran
dokter dikarenakan pasien lupa mengingat waktu kontrol pengobatan, sibuk
dengan aktivitas atau pekerjaanya atau pun tidak ada support dari keluarga/orang
terdekat. Biasanya penderita hipertensi berhenti minum obat ketika gejala yang
dirasakannya berkurang tanpa ada instruksi untuk menghentikan terapi. Penderita
hipertensi merupakan salah satu pasien yang harus diberikan konseling agar patuh
terhadap pengobatan yang dijalani, karena hipertensi merupakan penyakit yang
secara pelan-pelan dapat menimbulkan kematian karena payah jantung, infark
miokard, stroke atau gagal ginjal. Dengan demikian pemeriksaan tekanan darah
secara teratur memiliki arti penting dalam perawatan hipertensi (Onzenoort,
2010). Kepatuhan menjalani pengobatan sangat diperlukan untuk mengontrol
tekanan darah serta mencegah terjadinya komplikasi. Kepatuhan pasien
berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pengobatan. Hasil terapi tidak akan
mencapai tingkat optimal tanpa adanya kesadaran diri pasien itu sendiri, bahkan
dapat mengakibatkan kegagalan terapi, serta dapat pula menimbulkan komplikasi
yang sangat merugikan penderita dan pada akhirnya akan berakibat fatal.
Berdasarkan dari uraian diatas, penulis akan melakukan aktualisasi di
wilayah kerja Puskesmas perawatan Saleman terhadap pasien hipertensi.
Pelayanan medis yang diberikan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit
hipertensi yaitu dengan cara meningkatkan kepatuhan untuk berobat ke
Puskesmas dan minum obat anti hipertensi secara teratur.
B. Tujuan Aktualisasi
Tujuan Aktualisasi ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan medis
terhadap pasien hipertensi dengan meningkatkan kepatuhan berobat pasien
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas perawatan Saleman. Selain itu, tujuan
aktualisasi bagi peserta adalah dapat mengetahui dan menerapkan substansi nilai-
nilai dasar profesi PNS, yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi), Manajemen Publik, Whole of Government,
dan Pelayanan Publik serta mengetahui dampak-dampaknya terhadap pencapaian
visi misi organisasi apabila nilai-nilai dasar tersebut tidak diaplikasikan dalam
pekerjaan sehari-hari dengan baik.
C. Manfaat Aktualisasi
Manfaat kegiatan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA sebagai
landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
2. Bagi Satuan Kerja
Membantu upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular yaitu
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas perawatan Saleman.
3. Bagi Pihak lain
Pasien dengan hipertensi menjadi lebih patuh untuk berobat ke Puskesmas
perawatan Saleman.
1. Visi
Terwujudnya Masyarakat Sehat dan Mandiri serta berkeadilan melalui
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan professional di wilayah kerja
2. Misi
a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang terjangkau adil dan merata
b. Meningkatkan profesionalisasi bersumberdaya dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan
c. Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam pembangunan
berwawasan kesehatan dengan kemitraan
d. Menyediakan infomasi kesehatan yang cepat dan tepat serta manajemen
kesehatan yang mantap dan berkelanjutan
3. Nilai Organisasi
Adapun nilai nilai organisasi yang diambil dari Visi dan Misi Puskesmas
Perawatan Saleman yakni sebagai berikut : “SALEMAN”
a. S : selalu berdoa dan semangat dalam bekerja
b. A : akuntabel, memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan
standar pelayanan yang ditetapkan, dapat di ukur dan di pertanggung
jawabkan
c. L : lihai dan cekatan dalam bekerja
d. E : empati, memberikan pelayanan dengan senyum dan tulus
e. M : malu, memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan
sebaik baiknya
f. A : adil dalam memberikan pelayanan
g. N : nyaman dalam lingkungan kerja
C. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Puskesmas Perawatan Saleman, Kecamatan Seram Utara Barat, Kabupaten Maluku Tengah
adalah sebagai berikut :
KEPALA
PUSKESMAS
KASUBAG TATA
USAHA
PJ. UKM, ESENSIAL, PJ. UKP, KEFARMASIAN & PJ. PENJARINGAN YANKES &
PENGEMBANGAN & LABORATORIUM JEJARING FASYANKES
KEPERAWATAN KESMAS
PUSTU
PUSKESMAS KELILING
BIDAN DESA
D. Tugas Dan Fungsi
Adapun Tugas pokok dan fungsi Penyuluh Kesehatan Masyarakat adalah sebagai
berikut :
Tugas Pokok
Tugas Pokok Penyuluh Kesehatan Masyarakat adalah melaksanakan
kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan
masyarakat, melakukan penyebarluasan informasi, membuat rancangan
media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang
berhubungan dengan kesehatan, serta merencanakan intervensi dalam rangka
mengembangkan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan.
Uraian Tugas
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: 58/KEP/M.PAN/8/2000, Uraian Tugas seorang Penyuluh
Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut :
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Tabel 1
Kondisi puskesmas
13
B. Isu Prioritas/isu yang diangkat
Sebelum melaksanakan aktualisasi perlu ditetapkan isu prioritas yang akan
diaktualisasikan selama tahapan habituasi di wilayah kerja Puskesmas Saleman.
Mengingat waktu yang diberikan serta keterbatasan sumber daya pada unit kerja,
maka pemilihan isu prioritas menggunakan metode USG (urgency, seriousness,
growth) sebagai tool untuk menentukan level prioritas. Analisis USG merupakan alat
yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas yang penting, serius dan
berkembang untuk diselesaikan. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu
prioritas. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Urgency
seberapa mendesaknya isu untuk segera dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
b. Seriousness
seberapa serius suatu isu untuk segera dibahas dan dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan
c. Growth
seberapa besarnya kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani dengan segera
Metode ini dilakukan dengan cara memberikan skor berdasarkan skala
likert dari nilai 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) pada setiap masalah yang telah
teridentifikasi, dimana nilai 1 (satu) untuk isu dengan tingkat USG yang paling
rendah dan nilai 5 (lima) untuk masalah dengan tingkat USG yang paling tinggi.
Adapun penilaian dan penentuannya dapat dilihat pada Tabel berikut
14
Tabel 2
Matriks Analisis USG
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan metode analisis USG diatas maka
didapatkan skala prioritas masing-masing isu. Isu yang mendapatkan prioritas
tertinggi adalah isu tentang “Kurangnya kepatuhan berobat pasien hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas perawatan Saleman”.
Penyebab dari isu yang diangkat ini adalah sebagai berikut :
15
Dari penjabaran isu prioritas diatas maka gagasan pemecahan isu yang penulis
angkat adalah “Peningkatan kepatuhan berobat pasien hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas perawatan Saleman”. Berdasarkan gagasan
pemecahan isu ini, penulis membuat beberapa kegiatan yang akan dilakukan
untuk mengatasi isu/masalah yang terdapat di unit kerja sebagai berikut :
1. Penyuluhan tentang penyakit hipertensi
2. Membuat Leaflet tentang hipertensi untuk diberikan kepada pasien hipertensi
yang berobat
3. Membuat kartu Kendali Hipertensi
4. Alarm kontrol berobat
16
kondusif (Sembodo, 2021).
5. Loyal
Nilai Loyal antara lain memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Setia kepada NKRI
serta pemerintahan yang sah. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan,
instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara (Rahmanendra,
2021).
6. Adaptif
Core Values ASN yang terakhir ini memiliki arti dapat memberi
kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi. Terbuka dalam bekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah. Menggerakkan pemanfaatan berbagai
sumber daya untuk tujuan bersama (Sejati, 2021).
17
D. Kegiatan Inisiatif/Kreativitas
Identifikasi 1. Kurangnya kepatuhan berobat pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas Saleman
Isu : 2. Belum optimalnya pelayanan laboratorium di puskesmas
3. Rendahnya angka cakupan persalinan di Fasyankes
Isu Yang Kurangnya kepatuhan berobat pasien hipertensi pada Wilayah erja Puskesmas Saleman
Diangkat :
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan kepatuhan berobat pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas perawatan
Saleman
18
1 Penyuluhan a. Konsultasi dengan Terlaksananya Saat melakukan Kegiatan penyuluhan
tentang mentor dan pimpinan kegiatan konsultasi dengan
tentang penyakit
penyakit mengenai kegiatan penyuluhan Mentor, saya akan
hipertensi yang akan dilakukan tentang penyakit menunjukan sikap sopan hipertensi ini merupakan
b. Konsultasi dengan hipertensi dan menghargai
upaya untuk mencapai
pemegang program komunikasi (Loyal).
PTM (Penyakit Tidak Setelah disetujui, saya arahan presiden untuk
Menular) akan membuat materi
strategi pembangunan,
c. Membuat dan penyuluhan sesuai dengan
mempersiapkan yang digunakan oleh
materi penyuluhan kompetensi yang dimiliki
dan dengan kualitas penjabat pemerinahan
d. Menyampaikan hasil
terbaik ( kompeten ) kabupaten Maluku
materi untuk
disini saya akan bekerja
dikoreksi dan Tengah yaitu
sama dengan mentor dan
diperbaiki
beberapa pegawai pembangunan sumber
e. Mentor menyetujui
puskesmas serta tokoh-
materi penyuluhan daya manusia, layanan
tokoh masyarakat demi
f. Membuat surat kelancaran kegiatan dasar dan perlindungan
undangan kepada penyuluhan ini (
tokoh masyarakat kolaboratif )kemudian sosial. sub strategi:
mengenai kegiatan saya akan melakukan
yang akan dilakukan kesehatan
penyuluhan dengan penuh
g. Konsultasi surat rasa tanggung jawab
undangan dengan (Akuntabel) dan
pimpinan bertindak proaktif
h. Pimpinan menyetujui (Adaptif) pada pasien
dan menandatangani yang datang mengikuti
surat undangan penyuluhan saya dengan
i. Membagikan sikap menghargai setiap
undangan ke tokoh orang apapun latar
masyarakat belakangnya (Harmonis)
19
j. Membuat daftar hadir serta tidak diskriminatif
peserta yang (Berorientasi pelayanan)
mengikuti sehingga saya dapat
penyuluhan melakukan pencatatan
k. Menyiapkan tempat dengan jujur dan cermat
dan perlengkapan (Akuntabel).
untuk penyuluhan
l. Menyampaikn dan
menjelaskan tentang
materi penyuluhan
m. Memberikan sesi
tanya jawab
n. Membuat notulen
rangkuman materi
o. Dokumentasi
kegiatan
p. Melaporkan hasil
pelaksanaan kepada
mentor
2. Membuat a. Konsultasi dengan Tersedianya Sebelum membuat Leaflet Dengan membuat leaflet
Leaflet tentang mentor dan leaflet saya mencari referensi
dapat memberikan
hipertensi pimpinan mengenai hipertensi dari sumber yang jelas
kegiatan yang akan dan dapat dipertanggung kontribusi dalam
dilakukan jawabkan (Akuntabel)
mewujudkan arahan
b. Mencari referensi Pembuatan leaflet ini saya
tentang pembuatan bekerja sama dengan presiden untuk strategi
leaflet hipertensi pelaksana PTM
pembangunan, yang
c. Membuat desain (kolaboratif) untuk
20
leafleat tentang mendapatkan hasil digunakan oleh penjabat
hipertensi penyusunan leaflet yang
pemerinahan kabupaten
d. Menyerahkan leaflet baik selanjutnya saya
ke mentor untuk di konsulkan kembali Maluku Tengah yaitu
koreksi dan dengan santun
pembangunan sumber
diperbaiki (Harmonis) kepada
e. Mencetak Leafleat mentor untuk bisa daya manusia, layanan
tentang hipertensi mendapatkan hasil yang
dasar dan perlindungan
f. Membagikan baik agar dapat
Leafleat kepada melaksanakan tugas sosial. sub strategi:
pasien dengan kualitas terbaik
kesehatan
g. Melakukan (Kompeten). Setelah itu
dokumentasi saya mengembangkan
h. Melaporkan ke kreativitas (Adaptif)
mentor hasil terakhir membuat desain leafleat
pembuatan leaflet dan mencetak dengan
menggunakan Bahasa
pemersatu bangsa yaitu
Bahasa Indonesia
(Loyal) dan kemudian
dibagikan dengan ramah
(Berorientasi pelayanan)
kepada pasien.
21
bersama pelaksana bekerja sama dengan yang digunakan oleh
PTM pelaksana PTM untuk
penjabat pemerinahan
c. Melakukan mendapatkan hasil
konsultasi dan penyusunan draf yang kabupaten Maluku
meminta baik dan dapat
Tengah yaitu
persetujuan terkait melaksanakan tugas
draft Kartu kendali dengan kualitas terbaik pembangunan sumber
hipertensi kepada (Kompeten). Membuat
daya manusia, layanan
mentor dan kartu kendali hipertensi
Pimpinan dengan inovasi dan dasar dan perlindungan
Puskesmas kreatifitas yang saya
sosial. sub strategi:
d. Mencetak Kartu miliki ( adaptif ),
kendali hipertensi Kemudian saya kesehatan
e. Melakukan melakukan konsultasi
sosialisasi mengenai draft Kartu Kontrol
tata cara pengisian Hipertensi ke Pimpinan
Kartu Kartu kendali Puskesmas/Mentor
hipertensi pada dengan santun
tenaga medis di poli (Harmonis) dan
umum untuk menghargai keputusan
nantinya dibagikan mentor (Loyal),
kepada pasien selanjutnya setelah
hipertensi. disetujui saya akan
f. Melakukan mencetak dan
monitoring dan mensosialisasikan tata
evaluasi cara pengisian Kartu
g. Dokumentasi Kontrol hipertensi dengan
kegiatan ramah ( beriorientasi
h. Melaporkan hasil pelayanan ) kepada
pelaksanaan kepada tenaga medis di poli
mentor umum untuk nantinya
dibagikan kepada pasien
22
hipertensi dan selanjutnya
akan dilakukan
monitoring dan evaluasi
dengan penuh rasa
tanggung jawab
(Akuntabel).
23
g. Melaporkan hasil memeberikan pesan
kegiatan kepada kontrol berobat hipertensi
mentor dengan sikap proaktif
( adaptif ) serta tidak
diskriminatif untuk
memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat
(Berorientasi pelayanan)
Kemudian saya
berkomunikasi baik
dengan mentor untuk
mengevaluasi
(Akuntabel).
24
BAB IV
AKTUALISASI
25
Dari isu tersebut, gagasan pemecahan isu yang diambil, yaitu: Peningkatan
kepatuhan berobat pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas perawatan
Saleman, dengan beberapa kegiatan yang akan dilakukan, yaitu; Penyuluhan
tentang penyakit hipertensi, membuat Leaflet tentang hipertensi untuk diberikan
kepada pasien hipertensi yang berobat, membuat kartu Kendali Hipertensi dan
alarm kontrol berobat.
26
Kegiatan Penyuluhan tentang penyakit hipertensi
Hari/ Tanggal : Kamis, 16 Maret – 20 Maret 2023
Waktu
Pukul : 09.00 – 11.00 WIT
Pelaksanaan
Tempat : Balai Desa
Bukti Foto, video dokumentasi, Surat pemberitahuan dan daftar hadir
27
Hasil Output Hasil atau output yang didapat dari kegiatan pertama ini adalah terlaksananya
Kegiatan penyuluhan tentang penyakit hipertensi
Kegiatan Membuat Leaflet tentang hipertensi untuk diberikan kepada pasien hipertensi
yang
Hari/ berobat
Tanggal : Kamis, 30 Maret – 31 Maret 2023
Waktu
Pukul : 09.00 – 11.00 WIT
Pelaksanaan
Tempat : Puskesmas Perawatan Saleman
Bukti Foto, video dokumentasi dan Leafleat hipertensi
Capaian Kegiatan Tersedianya leaflet hipertensi untuk diberikan kepada pasien hipertensi
1. Konsultasi dengan mentor dan pimpinan mengenai kegiatan yang akan dilakukan
2. Mencari referensi tentang pembuatan leaflet hipertensi
3. Membuat desain leafleat tentang hipertensi
Tahapan 4. Menyerahkan leaflet ke mentor untuk di koreksi dan diperbaiki
5. Mencetak Leafleat tentang hipertensi
Kegiatan 6. Membagikan Leafleat kepada pasien
7. Melakukan dokumentasi
8. Melaporkan ke mentor hasil terakhir pembuatan leaflet
28
Sebelum membuat Leaflet saya mencari referensi dari sumber yang jelas dan
dapat dipertanggung jawabkan (Akuntabel)
Pembuatan leaflet ini saya bekerja sama dengan pelaksana PTM (kolaboratif)
Deskripsi untuk mendapatkan hasil penyusunan leaflet yang baik
Kegiatan dan saya konsulkan kembali dengan santun (Harmonis) kepada mentor untuk bisa
mendapatkan hasil yang baik agar dapat melaksanakan tugas dengan kualitas
Pemaknaan terbaik (Kompeten). Setelah itu
saya mengembangkan kreativitas (Adaptif) membuat desain leafleat dan
Nilai Dasar
mencetak dengan menggunakan Bahasa pemersatu bangsa yaitu Bahasa
Indonesia (Loyal) dan kemudian dibagikan dengan ramah (Berorientasi
pelayanan) kepada pasien.
Hasil Output Hasil atau output yang didapat dari kegiatan kedua ini adalah tersedianya leaflet
Kegiatan hipertensi untuk diberikan kepada pasien hipertensi
29
1. Berkonsulasi dengan mentor dan pimpinan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan
2. Menetapkan isi dan penyusunan Kartu Kontrol hipertensi bersama pelaksana PTM
3. Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan terkait draft Kartu kendali
hipertensi kepada mentor dan Pimpinan Puskesmas
Tahapan 4. Mencetak Kartu kendali hipertensi
5. Melakukan sosialisasi mengenai tata cara pengisian Kartu Kartu kendali
Kegiatan hipertensi pada tenaga medis di poli umum untuk nantinya dibagikan kepada
pasien hipertensi.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi
7. Dokumentasi kegiatan
8. Melaporkan hasil pelaksanaan kepada mentor
30