Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TUGAS INDIVIDU

ANALISIS ISU DI PUSKESMAS TEPIAN BUAH

DISUSUN OLEH:

LIA AVELIANI, A.Md.Kep


NIP. 19920916 202203 2 011

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

GOLONGAN II ANGKATAN LXIII

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022

A. Identifikasi Isu dan Penetapan Isu


1. Identifikasi Isu
Dalam proses meningkatkan Mutu Pelayanan UPT Puskesmas Tepian Buah,
ditemukan beberapa isu yang berkaitan dengan nilai-nilai Smart ASN dan
Manajemen ASN. Sebagai pusat pelayanan kesehatan, isu-isu tersebut sangat
mempengaruhi sehingga menjadi perlu untuk dianalisis penyebabnya dan ditemukan
solusi untuk menanganinya. Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran
Pegawai Negri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berikut ini isu-isu yang terjadi di UPT Puskesmas Tepian Buah Kec. Segah,
yaitu sebagai berikut :
a. Rendahnya pengetahuan masyarakat penderita Diabetes Melitus tentang
kepatuhan berobat di Wilayah kerja UPT Puskesmas Tepian Buah
b. Kurangnya kesadaran pengunjung untuk tidak merokok di area UPT Puskesmas
Tepian Buah
c. Kurangnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat penderita Hipertensi untuk
kontrol rutin di UPT Puskesmas Tepian Buah
d. Belum optimalnya manajemen sistem pengelolaan arsip kepegawaian di UPT
Puskesmas Tepian Buah
e. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai etika batuk di ruang tunggu UPT
Puskesmas Tepian Buah.
2. Penetapan Isu
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negri Sipil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat di identifikasi isu-isu Sebagai berikut:

a. Rendahnya pengetahuan masyarakat penderita Diabetes Melitus tentang


kepatuhan berobat di Wilayah kerja UPT Puskesmas Tepian Buah Kabupaten
Berau
 Prinsip ASN : Terkait Smart ASN Profesionalisme
 Kondisi saat ini :
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit endokrin yang paling banyak
diderita penduduk disuluruh dunia. Diabetes Melitus didefinisikan sebagai
suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi Etologi yang
ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan preotein sebagai akibat insufisiensi fungsi
insulin.
Pengetahuan pasien merupakan informasi yang diperoleh pasien dari
tenaga medis, orang disekitarnya maupun berbagai media lainya untuk dapat
mengerti tentang penyakit yang dialaminya, obat yang dikonsumsinya maupun
pantangan yang harus dihindarinya, semua itu dilakukan untuk dapat mencapai
hasil terapi yang diharapkan. Pengetahuan pasien dipengaruhi oleh faktor
internal dan ekternal. Faktor pengetahuan internal berasal dari dalam diri
pasien sedangkan faktor eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar
berupa tuntutan untuk mengetahui tentang penyakit yang dideritanya.
Pengetahuan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
Pengalaman, Tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan, dan sosial
budaya.
Beberapa penderita Diabetes Melitus mengkonsumsi obat oral secara
tidak teratur karena pengetahuan yang kurang tentang pentingnya keteraturan
menjalani terapi obat oral anti diabetes. Ketidakteraturan menjalani terapi obat
bisa meningkatkan risiko hiperglikemi maupun risiko terjadinya komplikasi.
Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan yang baik tentang penyakit diabetes
ini. Pengetahuan yang kurang dapat terjadi karena kurangnya informasi
mengenai penggunaan obat yang seharusnya diketahui oleh pasien sebelum
menjalankan terapi Informasi dapat diberikan oleh dokter, perawat, farmasis
dan petugas kesehatan lainnya.
 Kondisi yang diharapkan :
Peningkatan kesadaran dan kepatuhan berobat pasien dengan
pemberian edukasi mengenai penyakit dan pentingnya berobat serta
penggunaan alat pendukung untuk pasien agar mengingat jadwal kontrolnya
sehingga gula darah dapat terkontrol dan mencegah terjadinya komplikasi.
b. Kurangnya kesadaran pengunjung untuk tidak merokok di area UPT Puskesmas
Tepian Buah Kabupaten Berau
 Prinsip ASN : Terkait Smart ASN Profesionalisme
 Kondisi saat ini :
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja (PMK No. 74, 2016). Upaya pembangunan
kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas dapat berjalan dengan baik jika
dilakukan proses manajemen yang baik, proses manajemen yang baik dapat
tercipta salah satunya dengan menaati peraturan dari puskesmas itu sendiri
yaitu salah satunya upaya memelihara kesehatan lingkungan (termasuk bebas
asap rokok). Penyebab utama kematian di Indonesia adalah stroke, penyakit
kardiovaskular dan kanker. Selain menjadi penyebab utama kematian,
penyakit tersebut memberikan beban biaya kesehatan tinggi bagi penderitanya.
Peningkatan kejadian penyakit penyebab kematian dan biaya kesehatan tinggi
ini berhubungan dengan peningkatan konsumsi rokok, baik sebagai perokok
aktif maupun perokok pasif.
Saat ini Indonesia menghadapi ancaman serius akibat meningkatnya
jumlah perokok, prevalensi perokok laki-laki di Indonesia merupakan yang
tertinggi di dunia dan diprediksi lebih dari 97 juta penduduk Indonesia
terpapar asap rokok (Riskesdas, 2013). Kecenderungan peningkatan prevalensi
merokok terlihat lebih besar pada kelompok anak-anak dan remaja, Riskesdas
2018 menunjukan bahwa terjadi peningkatan prevalensi merokok penduduk
usia 18 tahun dari 7,2% menjadi 9,1%.
Pada era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek,
termasuk terhadap pelayanan publik di puskesmas yang mencakup keterkaitan
dalam nilai-nilai dasar ASN yaitu etika publik serta pelayanan publik dalam
mewujudkan lingkungan kerja yang nyaman pada fasilitas kesehatan di
puskesmas. Salah satu kenyamanan pengunjung di fasilitas kesehatan adalah
dapat menghirup udara yang bersih dari polusi dan memberikan dampak yang
baik bagi kesehatan pengunjung serta para petugas kesehatan dilingkungan
tersebut. Akan tetapi, pada kenyataannya di UPT Puskesmas Tepian Buah,
masih terdapat para pengunjung yang masih merokok di lingkungan fasilitas
kesehatan.
 Kondisi yang diharapkan :
Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mewujudkan kenyamanan
pengunjung dan dapat menghirup udara yang bersih dari polusi di lingkungan
UPT Puskesmas Tepian Buah Kabupaten Berau.
c. Kurangnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat penderita Hipertensi untuk
kontrol rutin di UPT Puskesmas Tepian Buah Kabupaten Berau.
 Prinsip ASN : Terkait Smart ASN Profesionalisme
 Kondisi saat ini :
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis dan
tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat global karena
prevalensi yang tinggi dan risiko bersamaan untuk penyakit kardiovaskular
dan ginjal. Dengan memperhatikan gaya hidup dan pola makan yang
disarankan oleh ahli kesehatan agar tekanan darah terkontrol dengan baik agar
penyakit hipertensi tidak menjadi semakin parah dan timbul berbagai
komplikasi. Namun apabila penyakit hipertensi tersebut telah timbul
komplikasi maka perlakuan yang paling efektif untuk penderita hipertensi
berat adalah dengan pengelolaan pengobatan rutin yang akan memakan banyak
waktu dan biaya agar tekanan darah dapat terkontrol dengan baik.
Menurut data perhitungan tahun 2021 Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama UPT Puskesmas Tepian Buah menerima kunjungan pasien dengan
hipertensi sebanyak 1.960 kunjungan dalam setahun. Sedangkan sejak tahun
2022 didapatkan angka kunjungan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
UPT Puskesmas Tepian Buah sebanyak 100 kunjungan dalam 1 bulan terakhir.
Dengan rincian pasien yang aktif sebanyak 55%, sedangkan yang tidak aktif
sebanyak 45%, sehingga presentase yang diperoleh data pasien berkunjung
tidak mencapai pelayanan yang optimal.
Masalah kesehatan tentang hipertensi penting dalam upaya pencegahan
agar tidak terjadi perburukan kondisi dan komplikasi lebih lanjut. Karena
penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan sepenuhnya sehingga pengelolaan
penyakit hipertensi agar penderita tetap produktif maka diperlukan kerjasama
antara tenaga kesehatan dengan pasien yang bersangkutan untuk lebih sadar
dan peduli terhadap status kesehatannya. Dari pemantauan kegiatan prolanis
keaktifan peserta penderita hipertensi terdapat ketidak patuhan dalam
melakukan kontrol rutin, pasien hanya datang berobat ketika dalam kondisi
sedang merasakan keluhan sedangkan ketika kondisi tubuh sedang baik
mereka enggan kontrol tekanan darah dan menyambung obat, karena peranan
obat di sini sangatlah penting untuk pengendalian tekanan darah pada pasien
hipertensi.
 Kondisi yang diharapkan :
Peningkatan kesadaran dan kepatuhan berobat pasien dengan
pemberian edukasi mengenai penyakit dan pentingnya berobat serta
penggunaan alat pendukung untuk pasien agar mengingat jadwal kontrolnya
sehingga tekanan darah dapat terkontrol dan mencegah terjadinya komplikasi.
d. Belum optimalnya manajemen sistem pengelolaan arsip kepegawaian di UPT
Puskesmas Tepian Buah Kabupaten Berau
 Prinsip ASN : Manajemen ASN
 Kondisi saat ini :
Pengelolaan arsip kepegawaian merupakan salah satu kompenen
penting dalam manajemen puskesmas. Pengelolaan arsip kepegawaian
bertujuan agar administrasi yang diperlukan bisa selalu tersedia setiap saat
diperlukan, tepat waktu dan mutu yang terjamin serta digunakan secara
rasional. Kurang optimalnya penataan arsip kepegawaiaan terjadi karena
masih menggunakan metode pencatatan secara manual, masih kurangnya
tempat penyimpanan arsip dan belum tersampaikannya informasi surat
menyurat secara aktual.
 Kondisi yang diharapkan :
Memudahkan dalam pengolahan arsip kepegawaian sehingga petugas
cekatan dalam pengumpulan data yang diminta.
e. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai etika batuk dan bersin di ruang
tunggu UPT Puskesmas Tepian Buah Kabupaten Berau
 Prinsip ASN : Terkait Smart ASN Profesionalisme
 Kondisi saat ini :
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja (PMK No. 74, 2016). Upaya pembangunan
kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas dapat berjalan dengan baik jika
dilakukan proses manajemen yang baik, proses manajemen yang baik dapat
tercipta salah satunya dengan menaati peraturan dari puskesmas itu sendiri
yaitu salah satunya upaya memelihara kesehatan lingkungan. Kewaspadaan
standar yang juga dirasa mendesak untuk diterapkan di UPT Puskesmas
Tepian Buah Kabupaten Berau salah satunya penerapan etika batuk dan bersin.
Hal ini didasari oleh fenomena yang ditemui di UPT Puskesmas Tepian Buah,
yakni kurangnya pengetahuan pasien mengenai etika batuk dan bersin yang
benar. Kewaspadaan standar yaitu kewaspadaan yang utama. Salah satu
komponen utama yang harus dilaksanakan dan dipatuhi dalam kewaspadaan
standar yaitu etika batuk dan bersin.
Batuk Efektif dipertimbangkan sebagai salah satu elemen kunci
terpenting dalam upaya pencegahan infeksi. Praktik Batuk Efektif telah
memiliki bukti ilmiah yang cukup bahwa apabila dilakukan dengan benar
dapat secara signifikan mengurangi risiko perpindahan infeksi di fasilitas
kesehatan. Batuk Efektif merupakan tolak ukur dalam upaya pencegahan
penyebaran resistensi antimikroba dan mengurangi infeksi. Etika Batuk dan
bersin sangat penting karena batuk dapat menjadi media perpindahan bakteri
patogen pasien ke petugas, pasien ke pengunjung, pasien ke pasien yang
lainnya. Namun masih banyak pasien yang belum memahami etika batuk dan
bersin yang benar.
 Kondisi yang diharapkan :
Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menerapkan
etika batuk dan bersin yang efektif, sehingga dapat meningkatkan upaya
pencegahan penyebaran resistensi antimikroba dan mengurangi infeksi di
lingkungan UPT Puskesmas Tepian Buah.

B. Prioritas (Tekhnik Analisis)


Analisis yang digunakan dalam mengidentifikasi isu adalah analisis USG. Analisis
USG merupakan alat yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas yang penting,
serius dan berkembang untuk diselesaikan. Isu yang memiliki total skor tertinggi
merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan
growth dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu
masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
Penggunaan metode USG dalam penentuan prioritas masalah dilaksanakan apabila
pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang sangat
dipentingkan adalah aspek yang ada dimasyarakat dan aspek dari masalah itu
sendiri.

Dari beberapa masalah diatas maka akan dipilih satu isu. Dalam penetapan isu
digunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Cara menggunakan metode
USG adalah dengan menentukan nilai tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan
masalah pada masing-masing masalah pokok dengan memberikan skala nilai 1-5
(keterangan : 5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil). Berikut
tabel analisis metode USG yang menjelaskan proses penentuan skala prioritas isu.

Kriteria Isu
No Isu Total Rangking
U S G
Kurangnya kesadaran dan kepatuhan
masyarakat penderita Hipertensi untuk
1 5 5 5 15 1
kontrol rutin di UPT Puskesmas Tepian
Buah Kabupaten Berau
Rendahnya pengetahuan masyarakat
penderita Diabetes Melitus tentang

2 kepatuhan berobat di Wilayah kerja 5 4 4 13 2


UPT Puskesmas Tepian Buah
Kabupaten Berau
3 Kurangnya kesadaran pengunjung untuk 3 3 3 9 3
tidak merokok di area UPT Puskesmas
Tepian Buah Kabupaten Berau
Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai etika batuk dan bersin di
4 3 3 2 8 4
ruang tunggu UPT Puskesmas Tepian
Buah Kabupaten Berau
Belum optimalnya manajemen sistem
pengelolaan arsip kepegawaian di UPT
5 2 2 2 6 5
Puskesmas Tepian Buah Kabupaten
Berau
Tabel 1.1 Teknik Analisis USG

C. Isu Terpilih
Sebagaimana hasil analisis USG di atas telah terpilih satu Isu yang dominan yaitu
“Masih kurangnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat penderita Hipertensi untuk
kontrol rutin di UPT Puskesmas Tepian Buah Kabupaten Berau”. Isu tersebut dinilai
berdasarkan tiga kriteria yaitu USG. Untuk urgensinya, isu yang pertama termasuk
penting dan mendesak sehingga diberikan nilai 5, serioussness mempunyai nilai 5 karena
apabila dibiarkan akan menimbulkan masalah lain yang serius dan growth memiliki nilai
5 karena dapat memburuk bila dibiarkan. Isu ini selalu terjadi setiap tahunnya dan
dampaknya bila kepatuhan berobat pasien hipertensi kurang maka berpengaruh pada
pasien itu sendiri karena tekanan darah akan menjadi tidak terkontrol dan semakin tinggi
resiko terjadinya komplikasi. Menurut penulis, isu ini layak diangkat untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan visi Puskesmas
“Menuju Masyarakat Segah Sehat”. Dengan adanya solusi bagi isu tersebut diharapkan
pasien dengan hipertensi dapat meningkatkan kepatuhan berobatnya ke Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai