Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja (PMK No. 74, 2016). Upaya pembangunan kesehatan yang
dilaksanakan di puskesmas dapat berjalan dengan baik jika dilakukan proses
manajemen yang baik, proses manajemen yang baik dapat tercipta salah satunya
dengan menaati tugas pokok dari puskesmas itu sendiri yaitu salah satunya upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular diantaranya Hipertensi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis dan tidak
menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat global karena prevalensi
yang tinggi dan risiko bersamaan untuk penyakit kardiovaskular dan ginjal. Saat
ini, lebih dari 25% dari populasi dunia adalah hipertensi dengan perkiraan bahwa
persentase ini dapat meningkat menjadi 29% pada tahun 2025 (Amaral et al,
2015).
Menurut World Health Organization (2011), dari 50% penderita hipertensi
yang diketahuihanya 25% yang mendapat pengobatan dan hanya 12,5% yang
diobati dengan baik. Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah kasus hipertensi
terutama dinegara berkembang akan mengalami peningkatan sekitar 80% dari 639
juta kasus pada tahun 2000 dan menjadi 1,15 milyar kasus seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk.
Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan
Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah
kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka
kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Hipertensi
terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%),
umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui
bahwa

1
sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis
hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa
dirinya Hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.
Klien yang patuh terhadap pengobatan memiliki prognosis yang jauh lebih
baik dari pada klien yang tidak patuh terhadap pengobatan. Klien yang tidak patuh
terhadap pengobatan akan memperburuk kondisi kesehatannya (WHO,2003). Hal
ini sangat berbahaya karena dapat lebih meningkatkan tekanan darah sebelumnya
dan dapat meningkatkan resiko komplikasi akibat hipertensi bahkan menyebabkan
kematian. Berdasarkan data WHO bulan September 2011, disebutkan bahwa
hipertensi menyebabkan 8 juta kematian pertahun diseluruh dunia dan 1,5 juta
kematian pertahun di wilayah Asia Tenggara. Melihat fenomena tersebut, maka
dibutuhkan penatalaksanaan yang tepat dan cepat untuk mengurangi peningkatan
jumlah penderita hipertensi. Kepatuhan minum obat adalah faktor terbesar yang
mempengaruhi kontrol tekanan darah.
Diperkirakan rata-rata rentang kepatuhan minum obat antihipertensi yaitu
50-70% (WHO,2003). Setiap tahunnya, ketidakpatuhan mengakibatkan sekitar
125.000 kematian dari penyakit kardiovaskular (Office of US Inpector
General,2009). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebesar
37,1% dari 76,1% angka kejadian hipertensi di Indonesia disebabkan karena
ketidakpatuhan meminum obat. Akibatnya, tingkat keberhasilan dalam
menurunkan jumlah penderita hiperteni sangatlah rendah.
Profil kesehatan Provinsi Lampung tahun 2020 untuk pelayanan hipertensi per
Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1 Pelayanan Penderita Hipertensi sesuai Standar
Per Kabupaten / Kota se Provinsi Lampung Tahun 2020

2
Berdasarkan tabel di atas bahwa, capaian pelayanan penderita hipertensi
sesuai standar belum mencapai target yang ditetapkan, capaian Provinsi Lampung
Tahun 2020 sebesar 31,79%. Terdapat kabupaten yang capaiannya mendekati
100%, yaitu Kota Metro (100%). Alasan tidak tercapainya target SPM ini
dikarenakan belum semua sasaran diskrining, penderita yang dilayani baru pada
level puskesmas dan belum menjangkau yang dilayani di rumah sakit, klinik dan
praktek dokter mandiri.
Grafik 1.1 Penderita Hipertensi Berobat Teratur
Menurut Kab/Kota Tahun 2020

Berdasarkan grafik diatas, bahwa terdapat 27,30% penderita hipertensi


yang berobat teratur (mengakses FKTP, pelayanan kesehatan lainnya), yang
berarti terdapat 72,7% penderita hipertensi yang tidak berobat teratur. Oleh karena
perlu adanya pemanfaatan data capaian PIS-PK ini untuk menunjang pencapaian
target SPM pelayanan penderita hipertensi sesuai standar.
Kondisi Saat ini di UPTD Puskesmas Donomulyo penyakit hipertensi
masuk dalam 10 besar kasus terbanyak. Total kasus Hipertensi dari bulan
September sampai dengan Oktober sebanyak 52 kasus. Dalam melaksanakan
upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular yaitu Hipertensi di
Puskesmas Donomulyo terdapat kendala yakni pasien yang tidak rutin berobat ke
Puskesmas terlihat pada tabel 1.2.

3
Tabel 1.2 Data Pasien Hipertensi

September Oktober

Pasien yang rutin minum obat Pasien yang rutin minum obat
6 13
secara teratur dan kontrol ulang secara teratur dan kontrol ulang
Pasien yang tidak rutin minum obat Pasien yang tidak rutin minum
secara teratur dan tidak kontrol 10 obat secara teratur dan tidak 23
ulang kontrol ulang
Total Pasien 16 Total Pasien 36
Sumber: Laporan Bulanan 1 UPTD Puskesmas Donomulyo
Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa ada berbagai macam
faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat pada pasien
hipertensi. Carpenito (2000) berpendapat bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
penderita sehingga penderita tidak mampu lagi mempertahankan kepatuhannya,
sampai menjadi kurang patuh dan tidak patuh.
Berdasarkan permasalahan dan uraian yang telah dipaparkan, penulis
merumuskan sebuah gagasan kreatif untuk membuat inovasi dalam upaya
meningkatkan kepatuhan bagi pasien hipertensi untuk melakukan kunjungan rutin
ke Puskesmas. Penulis ingin melakukan inovasi yang mengedepankan nilai-nilai
Ber-AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif) yang tercantum dalam UU Nomor 5 Tahun 2014. Maka
dari itu penulis mengangkat solusi pemecahan masalah yaitu”Penerapan Kartu
Minum Obat (KMO) Guna Meningkatkan Kepatuhan Pasien Hipertensi
Untuk Minum Obat Secara Teratur Dan Kontrol Ulang Di UPTD Puskesmas
Rawat Jalan Donomulyo Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung
Timur”

4
B. Identifikasi Isu Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas identifikasi isu permasalahan


ditampilkan pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Tabel Identifikasi Isu Permasalahan
No Uraian tugas Permasalahan Solusi
1. Melaksanakan Adanya pasien hipertensi Kartu Minum Obat
edukasi tentang yang tidak minum obat (KMO) guna
perilaku hidup bersih secara teratur dan kontrol meningkatkan kepatuhan
dan sehat dalam ulang pasien Hipertensi untuk
rangka upaya minum obat secara teratur
promotif dan kontrol ulang

C. Tujuan dan Manfaat Rancangan Aktualisasi


1. Tujuan

Tujuan rancangan aktualiasai ini yaitu:

a. Meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi supaya rutin

b. Mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK


(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif) serta Manajemen ASN, dan Smart ASN

2. Manfaat

Hasil kegiatan rancangan aktualisasi ini diharapkan memberikan manfaat


diantaranya:

a. Bagi peserta

Peserta dapat memahami, menanamkan dan mengaktualisasikan nilai dasar


BerAKHLAK, manajemen ASN dan SMART ASN.
b. Bagi Instansi
Mendukung visi UPTD Puskesmas Donomulyo untuk menciptakan
masyarakat Bumi Agung yang sehat secara holistik.

5
c. Bagi Pemerintah
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pelayanan kepada
masyarakat.

D. Ruang Lingkup Aktualisasi

Ruang lingkup kegiatan habituasi ini terdiri dari 6 kegiatan yang


dilaksanakan pada tanggal 14 November 2022 sampai dengan 15 Desember di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Jalan Donomulyo Kecamatan Bumi
Agung Kabupaten Lampung Timur.

6
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Profil Organisasi
Puskesmas Donomulyo terletak di wilayah Kecamatan Bumi Agung
Kabupaten Lampung Timur. Luas wilayah kerja Puskesmas Donomulyo lebih
kurang 73,17 km2 yang terdiri atas 7 Desa : Donomulyo, Lehan, Bumi Tinggi,
Catur Swako, Nyampir, Mulyo Asri dan Marga Mulya. Puskesmas Donomulyo
dibantu oleh 3 Puskesmas Pembantu yang terletak di desa Lehan, desa Nyampir
dan desa Marga Mulya.
Jarak Puskesmas ke desa terdekat selain ibukota kecamatan adalah 0 km
dan jarak puskesmas ke desa terjauh lebih kurang 15 km ditempuh dengan waktu
30 - 45 menit.
Batas wilayah kerja Puskesmas Donomulyo adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara, berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sukadana.
- Sebelah Selatan, berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sekampung.
- Sebelah Timur, berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sukaraja
Nuban.
- Sebelah Barat, berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sukadana.

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rawat Jalan Donomulyo

7
1. Visi dan Misi UPTD Puskesmas Rawat Jalan Donomulyo

Gambar 2.2 UPTD Puskesmas Rawat Jalan Donomulyo

Visi UPTD Puskesmas Rawat Jalan Donomulyo adalah :"Terciptanya


Masyarakat Bumi Agung yang Sehat secara Holistik". Untuk mewujudkan visi
tersebut UPTD Puskesmas Rawat Jalan Donomulyo mempunyai misi sebagai
berikut:
1. Menggerakkan pembangunan masyarakat yang berwawasan kesehatan
2. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan
mengutamakan upaya preventif.
3. Meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat melalui
upaya kuratif dan rehabilitatif.
4. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi perorangan, keluarga, dan
Masyarakat Bumi Agung.
UPTD Puskesmas Rawat Jalan Donomulyo juga memiliki nilai satuan kerja yaitu
MULIA yang terdiri dari:
1. Maju
2. Unggul
3. Luwes
4. Inovatif
5. Akuntabel

8
PJ. JARINGAN YAN
PKM & JEJARING
PKM KEPALA PUSKESMAS
Ahmad Nursahid,Amd.
2. Struktur Organisasi Kep H. SUYONO, SKM

KEPALA TATA USAHA


Yuli Widiarti, A.Md. Keb.
PJ. UKP FARMASI &
LABORATORIUM
PJ. UKM & PERKESMAS Na. YustinusWindartonno PJ. BANGUNAN, PJ. MUTU PJ. PJ. PPI
Siti Fatimah Rangkuti, A.Md. PRASARANA DAN Ns. Basuki, KESELAMATAN Dokter Umum dan
PERALATANPKM S.Kep. PASIEN Bangkit Kepegawaian
Rini Suryani, A.Md. Dokter irma Yuli Widiarti, A.Md.
PelayananPemeriksaanUmu Keb Keb.
PelayananPromkes m PUSTU
Retno Indriati, Amd.AK dr. Bangkit Arie Wibawa 1. Ahmad N., A.Md. Mutu Admen
2. Leny Marlina , Yuli W,
Bangunan dan A.Md.Keb Keuangan
A.Md.Keb
Prasarana Ns. Basuki, S.Kep
Pelayanan Kesehatan Gilut 3. Siti Rohma, A.Md.
PelayananKesga Ns. Basuki, S.Kep Pina Esa Putri
Rizka Widia Kardela, Rizka Widia Kardela
Siti Lia Fatimah,S.Tr.Keb A.Md.Kg Mutu UKP
PUSLING Ns. Yus W.,
Peralatan Kesehatan
Ahmad Nursahid,Amd.
Alif Okta P.,
Perencanaan &
Pelayanan Gizi A.Md.Keb
Pelayanan Kesga Bersifat Evaluasi Pelaporan
Ringga Fardhani Saputri, Amd
UKP Mutu UKM Daniyati, A.Md.Keb
Esti Yulinasari, A.Md.Keb. Siti F., A.Md.
Pengelolaan ASPAK Kep.
PelayananKesling PRAKTIK BIDAN Rini Suryani, A.Md.
Heni Sulaini, A.md. KL DESA Keb
Pelayanan Gawat Darurat
Furqoni Purwo W., Amd. 1. Alif Okta Pratama
2. Ermawati Audit Internal
Kep. Siti
3. Wina Vidya Carolina
4. Nana Farida L. ,A.Md.,Keb
Pelayanan P2
Trisnawati,Amd.Kep 5. Dina Ernia Harahap
6. TrisnaningHayu
Pelayanan Gizi Bersifat UKP Pratiwi K3 (Kesehatan
Ringga Fardhani S, 7. Suryati & Keselamatan
A.Md.Gz Kerja)
PelayananPerkesmas Rico,
Nana Farida, A.Md.Keb A.Md.Kep.
JEJARING
Pelayanan Persalinan PUSKESMAS
Alif Okta Pratama, A.Md.Keb 1. BPM Widi Astuti
Pelayanan UKM 2. BPM Rukoyah
Pengembangan 3. BPM Retno Eka
Siti Fatimah Rangkuti, A.Md. Y.
Pelayanan Kefarmasian 4. BPM Leny
apt. Angga Harahap, S. Farm Maslina
Pina Esa Putri. A.Md. Farm. 5. BPM Meilia
Ekasari

Gambar 2.3 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Rawat Jalan Donomulyo


3. Tugas Pokok dan Fungsi
Uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Perawat Terampil sesuai dengan
Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019, Jabatan perawat Terampil kemudian
disesuaikan dengan kondisi puskesmas meliputi:
a. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;

b. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;

c. melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam


rangka melakukan upaya promotif;

d. memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik pada


pasiennuntuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya
preventif;

e. memberikan oksigenasi sederhana;

f. memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/


kritikal;

g. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko
penularan infeksi;

h. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area


medikal bedah;

i. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak;

j. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area


maternitas;

k. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area


komunitas;

l. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;

m. melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;

n. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi


pembedahan pada tahap pre/ intra/post operasi;
o. memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan

perawatan paliatif;

p. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi


kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;

q. melakukan perawatan luka; dan

r. melakukan dokumentasi tindakan keperawatan;

B. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN


Pembekalan Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu
strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(world class government) serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 tentang
nilai dasar dan Pasal 5 tentang kode etik dan kode perilaku Undang-undang
Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara diperlukan keseragaman nilai-
nilai dasar ASN. Sehingga pada tanggal 27 Juli 2021 Presiden Republik Indonesia
telah meluncurkan core values (nilai-nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan
employer branding ASN "Bangga Melayani bangsa”
Sehubungan dengan hal tersebut, ditetapkan bahwa, Core values yang
harus diterapkan oleh seluruh ASN di instansi pemerintah adalah
BerAKHLAK. Kemudian Employer Branding ASN adalah Bangga Melayani
Bangsa. Core values ASN BerAKHLAK sebagaimana dimaksud adalah:
Berorientasi Pelayanan, yaitu komitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat; Akuntabel, yaitu bertanggungjawab atas kepercayaan
yang diberikan; Kompeten, yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas;
Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan; Loyal, yaitu
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara; Adaptif, yaitu
terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi
perubahan; Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergis.
1. Berorientasi Pelayanan
Nilai dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
a. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia.
b. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
c. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
d. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (customer needs)
sebagai salah satu unsur penting dalam terciptanya suatu pelayanan publik,
terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian masyarakat atau publik sebagai
penerima layanan. Masyarakat dalam UU Pelayanan Publik adalah seluruh pihak,
baik warga negara maupun penduduk sebagai orang perseorangan, kelompok
maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan
publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Panduan perilaku (kode etik) dari nilai dasar berorientasi pelayanan adalah
sebagai berikut:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
Di era global dengan tingkat persaingan yang semakin tinggi, kinerja
organisasi lebih diarahkan kepada terciptanya kepuasan pelanggan. Selanjutnya
menurut pendapat Ancok (2014) juga menguatkan pandangan bahwa kepuasan
pelanggan adalah alasan utama pentingnya pelayanan prima. Dalam
penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi
tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan
mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib
mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
Untuk menghasilkan mutu dalam pelayanan publik yang bersifat jasa,
sangat membutuhkan kerjasama dan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu ASN
harus mampu memelihara komunikasi dan interaksi yang baik dengan masyarakat,
bersifat kreatif, proaktifdan inovatif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang
berbeda-beda. Tidak hanya itu saja, karena kondisi sosial ekonomi yang terus
membaik, masyarakat pun terus menerus menuntut standar pelayanan yang
semakin tinggi dan semakin responsif terhadap kemampuan dan kebutuhan yang
beragam.

2. Akuntabel
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan
kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin
terwujudnya perilaku yang sesuai dengan core values ASN BerAKHLAK.
Dalam konteks akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cerrmat,
disiplin dan berintegritas tinggi.
2. Kemampuan menggunakan kekayaan milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
3. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas
tinggi.
Akuntabilitas dan integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak
pihak menjadi landasan dasar dari sebuah administrasi sebuah negara (Matsiliza
dan Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur
pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bahkan suatu
sistem yang memiliki integritas yang baik akan mendorong terciptanya
akuntabilitas, integritas itu sendiri dan transparansi.
Integritas adalah salah satu pilar penting dalam pemberantasan korupsi.
Secara harfiah, integritas bisa diartikan sebagai bersatunya antara ucapan dan
perbuatan. Integritas juga dapat diartikan sebagai kejujuran atau
ketidakmunafikan. Hal yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan
kerja yang akuntabel adalah kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung
jawab (responsibilitas), keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan
konsistensi. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang
akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu
akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program
dan akuntabilitas kebijakan.
Pengelolaan konflik kepentingan dan kebijakan gratifikasi dapat
membantu pembangunan budaya akuntabel dan integritas di lingkungan kerja.
Akuntabilitas dan integritas dapat menjadi faktor yang kuat dalam membangun
pola pikir dan budaya anti korupsi. Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang
ASN akan memberikan dampak sistemik bila bisa dipegangteguh oleh semua
unsur.
Panduan perilaku akuntabel antara lain:
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin
dan berintegritas tinggi.
2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

3. Kompeten
Situasi dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “VUCA World”
yaitu dunia yang penuh gejolak (Volatility) disertai dengan penuh ketidakpastian
(uncertainty). Demikian halnya situasi yang saling berkaitan dan mempengaruhi
(complexity) serta ambiguitas (ambiguity). Faktor VUCA menuntut ekosistem
organisasi terintegrasi dengan berbasis pada kombinasi kemampuan teknikal dan
generik, dimana setiap ASN dapat beradaptasi dengan dinamika perubahan
lingkungan dan tuntutan masa depan pekerjaan.
Pada sisi lain implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses
bisnis, karakter dan tuntutan keahlian baru. Berdasarkan dinamika global ini dan
adanya tren keahlian baru tersebut, perlu pemutakhiran keahlian ASN yang
relevan dengan orientasi pembangunan dan aparatur. Demikian halnya untuk
mendukung pemutakhiran ASN yang lebih dinamis, diperlukan pendekatan
pengembangan yang lebih adaptif dan mudah diakses secara lebih luas oleh
seluruh elemen ASN. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap
waktu. Kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandingkan dengan
tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
Lawan dari VUCA adalah stability (stabilitas), certainty (kepastian),
simplicity (kesederhanaan) dan clarity (kejelasan). Keempat poin tersebut benar-
benar kebalikkan dari VUCA, yang mana sangat menggambarkan situasi yang
sangat nyaman, dimana VUCA penuh dengan ketidaknyamanan.
Panduan perilaku kompeten antara lain :
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
2. Membantu orang lain belajar.
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

4. Harmonis
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga
menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut
mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya
perasaan kedaerahan yang amat sempit yang sewaktu-waktu bisa menjadi ledakan
yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara
disadari pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia, Semboyan bangsa
yang dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan
perwujudan kesadaranpersatuan berbangsa tersebut. Etika Publik merupakan
refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilainilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan dan lain-lain dipraktikan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
Panduan perilaku harmonis antara lain :
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
2. Suka menolong orang lain.
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis
yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu.
Oleh karena itu, dengan ditetapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara,perilaku
pejabat publik harus berubah. Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN
harus memiliki pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal
Indonesia berdiri, sejarah proses perjuangan dalam mewujudkan persatuan
bangsa, termasuk pula berbagai gerakan separatis dan berbagai potensi yang
menimbulkan perpecahan dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa.
Membangun budaya harmonis dan tempat kerja harmonis sangat penting
dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga
berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Harmoni adalah ketertiban alam dan
prinsip/hukum alam semesta. Pola Harmoni merupakan sebuah usaha untuk
mempertemukan berbagai pertentangan dalam masyarakat. Ada tiga hal yang
dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman dan
berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah membuat tempat kerja yang
berenergi, memberi keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi serta,
dan berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi. Identifikasi potensi
disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan suasana harmonis harus
dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

5. Loyal
Secara harfiah loyal berarti setia atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul
tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Bagi
seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling
tidak terhadap cita-cita organisasi, lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa
mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan
mempengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang digunakan
organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya yaitu taat pada peraturan,
bekerja dengan integritas, tanggung jawab kepada organisasi, kemauan untuk
bekerja sama, rasa memiliki yang tinggi, hubungan antar pribadi, kesukaan
terhadappekerjaan, keberanian menyatakan ketidaksetujuan serta menjadi teladan
bagi pegawai lain.
Panduan perilaku loyal antara lain :
1. Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
3. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga
rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal tersebut diatas diantaranya adalah sebagai berikut:
komitmen dedikasi kontribusi nasionalisme pengabdian. Sikap loyal ASN dapat
tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan sumpah/janji yang
diucapkannya ketika diangkat menjadi PNS sebagaimanan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk mentaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hanya PNS yang
memiliki loyalitas yang tinggilah yang dapat menegakkan ketentuan-ketentuan
kedisiplinan dengan baik. Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam mewujudkan
nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen
dari organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.

6. Adaptif
Dalam KBBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah menyesuaikan (diri)
dengan keadaan. Sedangkan dalam kamus Bahasa Inggris, seperti Cambridge
menyebutkan bahwa adaptif adalah kemampuan untuk berubah dalam situasi yang
berubah. Sedangkan dalam Collin Dictionary adaptif adalah kemampuan atau
kecenderungan untuk menyesuaikan diri pada situasi yang berbeda.
Organisasi maupun individu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan apa yang
menjadi tuntutan perubahan. Di perubahan pada selera pasar akan memaksa
pelaku usaha untuk menyesuaikan produk mereka agar sesuai dengan keinginan
pasar. Banyak persoalan pelayanan publik tidak dapat diselesaikan secara tuntas,
bukan karena persoalan kemampuan adaptabilitasnya yang rendah, tetapi justru
karena persoalan-persoalan kelembagaan dan kebijakan yang tidak memberi ruang
yang cukup untuk beradaptasi.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas
yang ditumbuh kembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya
dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis
versus berpikir kreatif. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan
kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu
yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang
membuat organisai kuat dan imajinatif yaitu kecerdasan organisasi, sumber daya,
desain, adaptasi dan budaya. Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi dalam mencapai tujuan baik individu maupun organisasi dalam situasi
apapun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individu dan
organisasi tersebut adalah VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan
Ambiguity). Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk
merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat
dan fleksibel.
Panduan perilaku adaptif antara lain :
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
3. Bertindak proaktif.

7. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantangan global yang
dihadapi saat ini. Banyak ahli merumuskan tantangan yang dihadapi saat ini yaitu
disrupsi di semua kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja
milenial Gen Y dan Z, serta mobilitas dan fleksibilitas. Kolaborasi pemerintahan
adalah sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling
menguntungkan antar aktor pemerintahan. Kolaborasi pemerintahan mencakup
kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik. Sebuah pendekatan
pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama
dimana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab
dan sumber daya.
Tata kelola kolaboratif ada di berbagai tingkat pemerintahan, di seluruh
sektor publik dan swasta, dan dalam pelayanan berbagai kebijakan.
Panduan perilaku kolaboratif antara lain :
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
DRatner (2012) mengungkapkan terdapat tiga tahapan yang dapat dilakukan
dalam melakukan assessment terhadap tata kelola kolaborasi yaitu:
1. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang.
2. Merencanakan kolaborasi.
3. Mendiskusikan strategi untukmempengaruhi.
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Beberapa aktivitas kolaborasi antar organisasi yaitu:
1. kerjasama informal.
2. perjanjian bantuanbersama.
3. memberikan pelatihan.
4. menerima pelatihan.
5. perencanaan bersama.
6. menyediakan peralatan.
7. menerima peralatan.
8. pemberian bantuan teknis.
9. menerima bantuan teknis.
10. memberikan pengelolaan hibah.
11. menerima pengelolaan hibah.
8. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
a) Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN yang profesional, memiliki


nilai dasar, etika publik, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil. Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karir, pola karis, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensiun dan perlindungan. Negara yang unggul selaras dengan perkembangan
zaman. Pegawai ASN memiliki fungsi dan tugas dalam menjalankan amanah
negara.

Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:


1) Pelaksana kebijakan publik.
2) Pelayan publik.
3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas (LAN 2017):
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b) Smart ASN
Smart ASN merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta
profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan bersikap responsif
terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi. Lima kompetensi yang
harus dimiliki oleh SMART ASN 2024:
1) ASN Menguasai IT (Information Technology)
2) ASN Menguasai Bahasa Asing
3) ASN Memiliki Sifat dan Sikap Hospitality (Keramahan)
4) ASN Memiliki Kemampuan Networking
5) ASN Memiliki Jiwa Entepreneurship
Smart ASN memiliki 8 karakter yaitu :
1) Integritas;
2) Nasionalisme;
3) Profesionalisme;
4) Wawasan global;
5) IT dan Bahasa Asing;
6) Hospitaly;
7) Networking;
8 ) Entrepreneurship.
Hal-hal yang juga perlu dipahami oleh smart ASN antara lain:
a) Literasi Digital
Literasi digital menekankan pada kecakapan pengguna media digital
dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif.
Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak
hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital
dengan penuh tanggung jawab. Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat
dari kecakapan menggunakan media digital (digital skills) saja, namun juga
budaya menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media digital
(digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital safety).
b) Etika Bermedia Digital
Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital :
 Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia. Bukan hanya jumlah dan aksesnya yang bertambah,
durasi penggunaannya pun meningkat drastis.
 Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke
media digital. Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan,
menyediakan kesempatan tak terbatas dan big data, telah mengubah perilaku
masyarakat dalam segala hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi,
hingga berkolaborasi.
Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi pandemi
COVID-19 yang menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai
semakin tinggi, sehingga memunculkan berbagai isu dan gesekan. Media digital
digunakan oleh siapa saja yang berbeda latar pendidikan dan tingkat kompetensi.
Karena itu, dibutuhkan panduan etis dan kontrol diri (self controlling) dalam
menghadapi jarak perbedaan-perbedaan tersebut dalam menggunakan media
digital, yang disebut dengan Etika Digital. Empat prinsip etika tersebut menjadi
ujung tombak self-control setiap individu dalam mengakses, berinteraksi,
berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang digital, sehingga media digital benar-
benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk hal-hal yang positif.
Rancangan aktualisasi dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai dasar 
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif) dan penerapan nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
(Manajemen ASN dan Smart ASN) sehingga nantinya dapat berkontribusi
mendukung terwujudnya visi dan misi UPTD Puskesmas Rawat Jalan
Donomulyo.
C. Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit kerja : UPTD Puskesmas Rawat Jalan Donomulyo


Isu yang diangkat : Adanya pasien Hipertensi yang tidak minum obat secara teratur dan kontrol ulang
Gagasan Pemecahan isu : Penerapan Kartu Minum Obat (KMO) Guna Meningkatkan Kepatuhan Pasien Hipertensi Untuk Minum Obat
Secara Teratur Dan Kontrol Ulang Di UPTD Puskesmas Rawat Jalan Donomulyo Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur
Tabel 2.1. Matriks Rancangan Aktualisasi
Kaitan terhadap
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Visi dan Misi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Menyusun a. Menyampikan a. Notulensi hasil Berorientasi Pelayanan Sesuai dengan visi Kegiatan ini
rencana gagasan masukan dari Saya akan responsif terhadap UPTD Puskesmas
pemecahan isu memberikan
kegiatan mentor dan PJ permasalahan Hipertensi untuk Rawat Jalan
dengan mentor yang ada di UPTD prolanis menemukan solusi yang solutif demi Donomulyo yaitu penguatan nilai
dan PJ prolanis Puskesmas peningkatan pemahaman masyarakat Terciptanya
Donomulyo organisasi :
(Program b. Lembar Akuntabel Masyarakat Bumi
kepada mentor
Pengelolaan dan PJ Prolanis persetujuan Saya akan bertanggung jawab, memastikan Agung yang Sehat 1. Inovatif
Penyakit mentor kegiatan yang akan dilakukan mendapatkan secara Holistik dengan
persetujuan mentor 2. Akuntabel
Kronis) b. Meminta misi poin 3 yaitu
c. Dokumentasi Kompeten “Meningkatkan
persetujuan
mentor untuk foto dan video Saya akan melaksanakan tugas dengan kualitas hidup dan
kegiatan yang
kualitas terbaik kesehatan masyarakat
akan dilaksanakan Harmonis melalui
Saya akan Menghargai pendapat dan saran upaya kuratif dan
dari mentor rehabilitatif”
Loyal
Saya akan Berkomitmen atas inovasi
yang akan saya rencanakan
Adaptif
Saya akan berinovasi menemukan
solusi atas permasalahan yang ada.
Kolaboratif
Saya akan terbuka dalam bekerjasama
Kaitan terhadap
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Visi dan Misi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Pengumpulan a. Mengumpulkan a. data rekam Berorientasi Pelayanan Sesuai dengan visi UPTD Kegiatan ini
data pasien data rekam medik pasien Dengan mengumpulkan data pasien Puskesmas Rawat Jalan memberikan
Hipertensi di medik pasien rawat jalan hipertensi diharapkan pelayanan menjadi
Poli Umum rawat jalan lebih cepat Donomulyo yaitu Tercipta penguatan nilai
Puskesmas b. pengelompokan Akuntabel Masyarakat Bumi Agung
organisasi :
Donomulyo b. Mengelompokan pasien pada Saya akan menjaga rahasia yang ada di yang sehat secara Holistik
pasien Hipertensi pelayanan rekam medis pasien 1. luwes
pada pelayanan rawat jalan Kompeten dengan misi poin 2 yaitu
2. Akuntabel
rawat jalan Dalam melakukan kegiatan ini saya akan “Memelihara dan
c. Daftar pasien mengerjakan dengan kemampuan terbaik
meningkatkan mutu
c. Membuat daftar penerima Kartu Loyal
pasien penerima Minum Obat Saya akan berkontribusi dalam kegiatan ini pelayanan kesehatan
Kartu Minum (KMO) sesuai visi misi Puskesmas Donomulyo dengan mengutamakan
Obat (KMO) d. Dokumentasi Kolaboratif
upaya preventif”
foto dan video Saya akan membangun kerjasama dengan
petugas Pendaftaran dan Rekam medis
Kaitan terhadap
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Visi dan Misi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Membuat a. Mencari a. Referensi Kartu Kompeten Sesuai dengan visi UPTD Kegiatan ini
Kartu Minum referensi Kartu Minum Dalam membuat design ini saya akan Puskesmas Rawat Jalan memberikan
Obat Minum Obat,leaflet dan melakukan dengan kinerja terbaik
(KMO),Leaflet Obat,Leaflet dan PPT Donomulyo yaitu Tercipta penguatan nilai
PPT dan daftar PPT Adaptif Masyarakat Bumi Agung
organisasi :
hadir b. Draf Kartu Saya akan berinovasi dalam membuat yang sehat secara Holistik
b. Membuat design Minum Obat, design yang menarik 1. Inovasi
(KMO,Leaflet file lembar dengan misi poin 3 yaitu
2. Akuntabel
PPT) dan lembar daftar hadir, Kolaboratif “Meningkatkan kualitas
daftar hadir File Presentasi Saya akan berkonsultasi dengan mentor dan
dokter untuk menentukan isi Kartu Minum hidup dan kesehatan
c. Mencetak Kartu c. Lembar Kartu obat dan materi edukasi pada leaflet dan PPT masyarakat melalui upaya
Minum Obat Minum Obat, kuratif dan rehabilitatif.”
(KMO), Leaflet Leaflet dan Smart ASN
dan daftar hadir daftar hadir Saya akan merancang design Kartu
Minum Obat (KMO), Leaflet dan PPT
d. Dokumentasi dengan menggunakan teknologi
foto dan video
Kaitan terhadap
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Visi dan Misi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Melakukan a. Menyiapkan alat a. alat dan tempat Berorientasi Pelayanan Sesuai dengan visi Kegiatan ini
penyuluhan dan tempat tersedia Saya memberikan penyuluhan tentang
UPTD Puskesmas memberikan
tentang Penyakit penyuluhan penyakit Hipertensi dan pentingnya untuk
Hipertensi dan b. Lembar hasil melakukan pentingnya pemeriksaan Rawat Jalan penguatan nilai
pentingnya b. Melakukan pemeriksaan Tekanan darah dengan bahasa yang
Donomulyo yaitu organisasi :
melakukan pemeriksaan Tekanan Darah sopan, santun dan mudah dipahami oleh
pemeriksaan Tekanan Darah pasien. Terciptanya 1. Maju
Tekanan Darah c. Dokumentasi Akuntabel
Masyarakat Bumi 2. Unggul
c. Melakukan kegiatan dan Saya akan memberikan informasi yang benar
Penyuluhan daftar hadir dan dapat dipercaya Agung yang Sehat 1. Inovasi
Kompeten
secara Holistik dengan 3. Akuntabel
d. Dokumentasi Saya akan memberikan penyuluhan
foto dan video dengan kemampuan terbaik supaya misi poin 3 yaitu
pengetahuan pasien Hipertensi meningkat
“Meningkatkan
sehingga bisa rutin melakukan kunjungan
ke Puskesmas. kualitas hidup dan
Harmonis
kesehatan masyarakat
Saya akan menghargai setiap orang apapun
latar belakang pasien. melalui
Loyal
upaya kuratif dan
Berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan masyarakat rehabilitatif”
Adaptif
Terus berinovasi dan mengembangkan
kreativitas dalam pembuatan media
sosialisasi stunting
Kolaboratif
Saya akan membangun kerjasama
dengan PJ prolanis pada saat
penyuluhanHipertensi di media sosial

Kaitan terhadap
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
Visi dan Misi
Kegiatan Output Organisasi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Penerapan a. Menyiapkan a. Lembar Kartu Berorientasi Pelayanan Sesuai dengan visi Kegiatan ini
Kartu Minum Kartu Minum Minum Obat Saya akan responsif dengan memamahi UPTD Puskesmas memberikan
Obat (KMO) Obat (KMO) dan (KMO) dan alat kebutuhan pasien dengan mencatat jadwal Rawat Jalan
dan alat Tensimeter Tensimeter penguatan nilai
pemeriksaan sebagai pengingat pasien Donomulyo yaitu
pengecekan untuk
melakukan pemeriksaan Terciptanya organisasi :
Tekanan Darah pengecekan b. Dokumentasi
sebagai sarana Tekanan Darah pendistribusian Akuntabel Masyarakat Bumi 1. Luwes
pencatatan KMO kepada Saya akan melakukan penyiapan, Agung yang Sehat
2. Unggul
hasil dan b. Pendistribusian pasien pendistribusian dan pencatatan hasil secara Holistik dengan
sebagai jadwal Kartu Minum pemeriksaan dengan penuh tanggung jawab misi poin 3 yaitu 1. Inovasi
pemeriksaan Obat (KMO) a. Lembar KMO dan berintegritas tinggi “Meningkatkan 3. Akuntabel
selanjutnya yang sudah Kompeten
c. Melakukan kualitas hidup dan
tercatat hasil
Saya akan melakukan penyiapan, kesehatan masyarakat
pencatatan Hasil pemeriksaan
jadwal serta jadwal pendistribusian dan pencatatan hasil dengan melalui
kunjungan kunjungan kemampuan terbaik upaya kuratif dan
berikutnya di berikutnya Harmonis rehabilitatif”
Kartu Minum Dalam melakukan pendistribusian dan
Obat (KMO) b. Dokumentasi pencatatan hasil pemeriksaan saya tidak
foto dan video membeda-bedakan apapun latar belakang
pasien
Loyal
Saya akan mengedepankan Visi Misi
danTata Nilai Puskesmas Rawat Jalan
Donomulyo dalam penerapan Kartu Minum
Obat
Adaptif
Saya akan menyesuaikan diri dan berinovasi
agar penerapan Kartu Minum Obat dapat
maksimal

Kolaboratif
Saya akan membangun kerja sama yang
sinergis dengan dokter, penanggung jawab
program prolanis dan teman sejawat
lainnya dalam penerapan Kartu Minum
Obat agar dapat maksimal
Kaitan terhadap
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan
No Kegiatan Output Visi dan Misi
Kegiatan Pelatihan Nilai
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. Evaluasi a. Melakukan a. Lembar daftar Berorientasi Pelayanan Sesuai dengan visi Kegiatan ini
kegiatan evaluasi pada nama dan nilai Saya akan menggunakan hasil evaluasi UPTD Puskesmas
memberikan
pasien yang di pemeriksaan penggunaan Kartu Minum Obat (KMO) Rawat Jalan
berikan KMO Tekanan dengan cekatan, solutif dan dapat diandalkan Donomulyo yaitu penguatan nilai
(Kartu Minum Darah Akuntabel Terciptanya
organisasi :
Obat) datang Saya akan melakukan evaluasi pengaruh Masyarakat Bumi
melakukan b. Dokumentasi penggunaan Kartu Minum Obat (KMO) Agung yang Sehat 1. Maju
pemeriksaan foto Kartu terhadap peningkatan pemeriksaan tekanan secara Holistik dengan
2. Inovasi
sesuai jadwal Minum Obat darah dengan benar, jujur dan dapat misi poin 1 yaitu
(KMO) pasien dipertanggungjawabkan “Memelihara dan 3. Akuntabel
b. Mengolah data yang datang Kompeten meningkatkan mutu
peningkatan sesuai jadwal Saya akan menggunakan hasil evaluasi pelayanan kesehatan
pasien yang penggunaaan Kartu Minum Obat (KMO) dengan
melakukan c. Lembar Untuk meningkatkan kapabilitas UPTD mengutamakan upaya
pemeriksaan laporan hasil Puskesmas Rawat Jalan Donomulyo preventif.”
sesuai jadwal Harmonis
d. Dokumentasi Saya akan melakukan evaluasi
c. Melaporkan foto dan video penggunaan Kartu Minum Obat (KMO)
hasil kegaiatan dengan tidak membeda-bedakan latar
belakang pasien dan keluarga pasien
Loyal
Saya akan melakukan evaluasi
penggunaan Kartu Minum Obat (KMO)
dengan mengedepankan visi misi UPTD
Puskesmas Rawat Jalan Donomulyo

Adaptif
Saya akan terus berinovasi dan antusias dalam
menerapkan evaluasi Kartu Minum Obat
(KMO) jika dikemudian hari ada perubahan-
perubahan
Kolaboratif
Saya melakukan evaluasi dengan
berkoordinasi dengan mentor,
pembimbing, dokter, teman sejawat dan
pemegang program Prolanis
D. Jadwal Rancangan Aktualisasi

Tabel 2.2. Jadwal Rencana Aktualisasi

November Desember
Minggu Minggu Minggu Minggu
No Kegiatan
ke 3 ke 4 ke 1 ke 2
1. Menyusun rencana
kegiatan dengan mentor
2. Pengumpulan data
pasien Hipertensi di Poli
Umum Puskesmas
Donomulyo
3 Membuat Kartu Minum
Obat (KMO), Leflet, PPT
dan Daftar Hadir
4 Melakukan penyuluhan
tentang Penyakit
Hipertensi dan pentingnya
melakukan pemeriksaan
Tekanan Darah
5. Penerapan Kartu Minum
Obat (KMO) dan
pengecekan Tekanan
Darah sebagai sarana
pencatatan hasil dan
sebagai jadwal
pemeriksaan selanjutnya
6. Evaluasi kegiatan

DAFTAR PUSTAKA
Muhammadun. 2010. Hidup Bersama Hipertensi. Yogyakarta: In Books.
Kusumasari, Bevaola, 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar CPNS, Manajemen ASN. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS, Berorientasi Layanan. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS, Akhlak. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS, Kompeten. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS, Harmonis. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS, Loyal. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS, Adaptif. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS, Kolaboratif. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Pedoman Pewawancara Petugas Pengumpul Data. Jakarta:
Badan Litbangkes, Depkes RI, 2007
UPTD Puskesmas Donomulyo. 2022. Laporan Bulanan Penyakit Tidak Menular
WHO-ISH. WHO-ISH Hypertension Guideline Committee. 1999. Guidelines of The Management of
Hypertension Journal of Hypertension, 2003

Anda mungkin juga menyukai