Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MASTITIS DAN


DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEJADIAN
MASTITIS PADA IBU POST PARTUM
DI KP. NAMBO DESA BANTARJATI
KLAPANUNGGAL
BOGOR

OLEH :
NENENG HASANAH
NIM. 08.14. 0100.019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2016
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Mastitis dan Dukungan Petugas Kesehatan
Dengan Kejadian Mastitis Pada Ibu Post Partum Di Kp. Nambo
Desa Bantarjati Klapanunggal Bogor

Neneng Hasanah 1, Ruswanti, 2


1
Program Sarjana S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Indonesia Maju
2
Dosen S1 Keperawata Sekolah Tinggi Indonesia Maju
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jln. Harapan Nomor 50, LentengAagung-Jakarta Selatan 12610
Telp: (021) 78894045, Email: Nenenghasanah80@yahoo.co.id
ABSTRAK

Pengetahuan ibu tentang mastitis adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perilaku yang tidak di sadaari oleh pengetahuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif analitik dengan sampel 30 responden. Penelitian menggunakan chi square. Hasil uji satistik chi square
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Mastitis Dan Dukungan Petugas Kesehatan Dengan Kejadian Mastitis Pada
Ibu Post Partum Di Kp Nambo Ds Bantarjati Klapanunggal Bogor di RW 01 diperoleh nilai p = 0,025 artinya p
value ≤ alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada pengetahuan dengan keajian mastitis di RW 01 tahun 2015,
dan diperoleh nilai p = 0,004 artinya p value ≤ alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan dukungan
petugas kesehatan dengan kejadian mastitis di RW 01 tahun 2015. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi
bahan informasi dan masukan yang berhubungan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dalam
pencegahan penyakit dan komplikasi khususnya pada penatalaksanaan kejadian mastitis.

Kata Kunci : Dukungan petugas kesehatan, mastitis, pengetahuan

ABSTRACT

Maternal knowledge about mastitis is a domain that is essential for the formation of a person's actions because
of the experience and the study was realized by the knowledge of behavior will be more lasting than the behavior
that is not in sadaari knowledge. The result of chi square statistic Relationship Capital Knowledge About
Mastitis And Support Health Officer With Genesis mastitis on Mother Post partum in Kampung Desa Nambo
Bantarjati Klapanunggal Bogor in RW 01 was obtained p = 0.025 p meaning. value ≤ alpha (0.05) so that it can
be concluded there is knowledge with keajian mastitis in RW 01, 2015, and obtained the value p = 0.004 p
meaning. value ≤ alpha (0.05) so that it can be concluded there is a correlation support health workers with the
incidence of mastitis in RW 01, 2015. The results of this study is expected to be material and input information
associated with efforts to improve the quality of health care in the prevention of disease and complications in
particular for treatment of mastitis incidence.

Keywords: Support health workers, mastitis, knowledge


1

Pendahuluan payudara harus segera diobati karena dapat


menghambat produksi ASI.5
Paradigma sehat sebagai suatu gerakan
nasional dalam rangka pembangunan Menurut Bahiyatun,(2008) masalah
kesehatan menuju indonesia sehat 2010 yang menyebabkan kejadian mastitis pada ibu
merupakan upaya meningkatkan kesehatan post partum yaitu radang pada payudara yang
bangsa yang bersifat proaktif. Upaya ini disebabkan payudara bengkak yang tidak
bertujuan mendorong masyarakat untuk disusukan seara adekuat.6
bersikap mandiri dalam menjaga kesehatannya
Dan masalah yang terjadi adalah pada
dan menyadari pentingnya pelayanan
ibu postpartum primipara hal itu sesuai dengan
kesehatan yang bersifat promotif dan
pendapat Evans (1996), primipara ditemukan
preventif.1
sebagai faktor resiko terjadi mastitis karena
Masa post partum merupakan masa primipara merupakan seorang wanita yang
ketika terjadi berbagai perubahan pada baru pertama kali melahirkan sehingga tubuh
wan ,Mita pascasalin, baik perubahan yang mengalami perubahan akibat melahirkan
fisiologis, psikologis, maupun sosiokultural belum memiliki kekebalan terhadap infeksi
dan spiritual. Perubahan fisik dan emosional bakteri yang datang dalam hal ini adalah
yang komplek memerlukan adaptasi untuk infeksi bakteri staphilococcus aureus terhadap
menyesuaikan diri dengan pola hidup setelah primipara.7
proses persalinan dan peran baru wanita
Menurut WHO (2005) salah satu
menjadi ibu. Hal ini juga merupakan pencetus
diantara macam infeksi pada ibu nifas adalah
berbagai reaksi psikologis.2
infeksi payudara. Dengan jumlah angka
Mastitis merupakan masalah yang kejadian sekitar 30 -40% infeksi ini terjadi
sering dijumpai pada ibu menyusui. akibat kurang perawatan sewaktu hamil dan
Diperkirakan sekitar 3-20% ibu menyesui kurangnya perhatian tenaga medis tentang
dapat mengalami mastitis. Terdapat dua hal perawatan payudara yang dapat berakibat
penting yang mendasari kita memeperhatikan mastitis.8
kasus ini. Pertama, karena mastitis biasanya
Teori Lawrence Green dalam
menurunkan produksi ASI dan menjadi alasan
Notoatmodjo, masalah kesehatan ini
ibu untuk berhenti menyusui. Kedua, karena
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor
mastitis berpotensi meningkatkan transmisi
perilaku (behaviour causes) dan faktor diluar
vertikel pada beberapa penyakit (terutama
perilaku (non behaviour causes). Faktor
AIDS). Sebagian besar mastitis terjadi dalam 6
perilaku ditentukan atau dibentuk oleh faktor
minggu pertama setelah bayi lahir (paling
predisposisi (predisposing factors) yang
sering pada minggu ke-2 dan ke-3, meskipun
terwujud dalam pengetahuan, kepercayaan,
mastitis dapat terjadi sepanjang masa
sikap, keyakinan, nilai-nilai dan persepsi dan
menyusui bahkan pada wanita yang sementara
motivasi seseorang untuk bertindak; faktor
tidak menyusui.3
pemungkin (enabling factors) yang terwujud
Penyebab terjadinya mastitis pada ibu dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak
post partum yaitu Payudara bengkak yang tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan,
tidak disusui secara adekuat akhirnya terjadi personalia, atau sumber daya yang serupa
mastitis, putting susu lecet akan memudahkan dengan itu yang juga menyangkut
masuknya kuman dan terjadiny payudara keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya,
bengkak, Bra yang terlalu ketat mengakibatkan jarak, ketersediaan transportasi dan waktu
segmetal engorgement, jika tidak disusui pelayanan; dan faktor penguat (reinforcing
dengan adekuat, maka bisa terjadi mastitis, factors) yang terwujud dalam sikap dan
pemberian ASI yang tidak adekuat, status gizi perilaku atau peran petugas kesehatan atau
yaitu Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat petugas lain yang merupakan kelompok
dan anemia akan mudah terkena infeksi dan referensi dari prilaku masyarakat.9
faktor pengetahuan Ibu.4
Pada tahun 2005 Badan Kesehatan
Dampak dari mastitis adalah apabila Dunia (WHO) menyebutkan bahwa jumlah kasus
mastitis tidak segera diobati akan infeksi payudara yang terjadi pada wanita seperti
menyebabkan abses payudara yang bisa pecah kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrocustic
kepermukaan kulit dan bisa menimbulkan terus meningkat, dimana penderita kanker
borok yang besar, maka luka pada putting payudara mencapai hingga lebih 1,2 juta orang
2

yang terdiagnosis,  dan 12% diantaranya pengetahuan ibu post partum tentang kejadian
merupakan infeksi payudara berupa mastitis pada mastitis kurang sebanyak 6 orang (30%).15
wanita pasca post partum.  Data ini kemudian
Dalam penelitian Trianasari, Sumarni,
didukung oleh The American Cancer Society
(2014), menganalisa pengaruh secara bersama-
yang memperkirakan 211.240 wanita di Amerika
sama antara umur, paritas, pekerjaan dan
Serikat akan didiagnosis menderita kanker
riwayat mastitis dengan kejadian mastitis di
payudara invasive (stadium I-IV) tahun ini dan
RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.16
40.140 orang akan meninggal karena penyakit
ini. Sebanyak 3 persen kasus kematian wanita di Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
Amerika disebabkan oleh kanker observasional dengan pendekatan case control.
payudara.  Sedangkan di Indonesia hanya Sampelnya adalah ibu nifas yang mengalami
0,001/100.000 angka kesakitan akibat infeksi mastitis sebanyak 45 orang. Tekhnik
berupa mastitis.10 pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan sampel random sampling.
Dengan mengikuti dan mempelajari
Analisis bivariat menggunakan uji square dan
segala pengetahuan mengenai laktasi,
analisis multivariat menggunakan regresi
diharapkan setiap ibu hamil, bersalin dan
logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa
menyusui dapat memberikan ASI secara
sebagian besar usia ibu nifas beresiko
optimal, sehingga bayi dapat tumbuh kembang
sebanyak 87,7%, paritas beresiko sebanyak
normal sebagai calon sumber daya manusia
57,8%, pekerjaan tidak beresiko sebanyak
yang berkualitas tinggi.11
54,4%, dan riwayat mastitis beresiko sebanyak
Menurut jeane P. Spencer, MD, 55,6%.17
(2008). Studi terbaru menunjukkan kasus
Penelitian terbaru menyatakan bahwa
mastitis meningkat hingga 12–35 % pada ibu
mastitis dapat meningkatkan risiko penularan
yang puting susunya pecah-pecah dan tidak
HIV melalui menyusui. Mastitis dan abses
diobati dengan antibiotik. Namun bila minum
payudara dapat terjadi pada semua populasi,
obat antibiotik pada saat puting susunya
dengan tanpa kebiasaan menyusui, tetapi
bermasalah kemungkinan untuk terkena
biasanya dibawah 10 % sebagian besar laporan
mastitis hanya sekitar 5 % saja, bahwa kasus
menunjukkan bahwa 75 % sampai 95 % kasus
mastitis terjadi pada tahun pertama sesuai
terjadi dalam 12 minggu pertama. Berdasarkan
persalinan yakni sekitar 17,4 % dan sekitar 41
hasil penelitian persentasi cakupan perempuan
%. Kasus mastitis justru terjadi pada bulan
menyusui dengan mastitis di Amerika Serikat
pertama setelah melahirkan.12
terdapat ibu post partum didapatkan 9,5 %
Berdasarkan hasil penelitian persentasi melaporkan dirinya mastitis.18
cakupan perempuan menyusui dengan mastitis
Berdasarkan uraian diatas didapatkan 2
di Amerika Serikat dari tahun 2005-2006
orang yang mempunyai masalah kejadian
terdapat ibu post partum didapatkan 9,5 %
mastitis pada ibu pot partum. Data tersebut
melaporkan dirinya mastitis.13
merupakan sebagaian data ibu post partum
Pengetahuan yang kurang tentang dengan masalah bahaya pada masa nifas yang
mastitis dan penanganannya menyebabkan diketahui atau terdeteksi oleh tenaga
banyak ibu yang terlambat mendeteksi adanya kesehatan. Tapi sebenarnya masih banyak ibu
mastitis dan malah memperparah keadaan post partum yang mengalami masalah yang
mastitis tersebut. Dan masa nifas dapat terjadi tidak diketahui atau terdeteksi oleh tenaga
infeksi dan peradangan, pada payudara kesehatan
terutama pada primipara infeksi terjadi melalui
Wilayah Kampung Nambo meliputi 5
luka pada puting susu tetapi mungkin juga
posyandu yaitu terdiri dari posyandu nusa
melalui peredaran darah , pada mulanya ibu
indah, posyandu kenanga, posyandu anggrek,
mengalami peningkatan suhu dan perasaan
posyandu dahlia dan posyandu teratai, secara
malaise.14
administratif wilayah kerja Puskesmas
Hasil penelitian Esti W,Sudalhar,Triya termasuk dalam wilayah Kecamatan
S, (2010) mengemukakan bahwa tingkat kelapanunggal. Jumlah tenaga 1 Bidan Desa
pengetahuan ibu tentang kejadian mastitis baik dan 20 kader posyandu.
sebanyak 3 orang (15%), tingkat pengetahuan
Berdasarkan hasil wawancara penulis
ibu post partum tentang kejadian mastitis
terhadap 6 responden ibu yang mempunyai
cukup sebanyak 11 orang (15%), tingkat
balita 0-6 bulan, 4 dari 6 responden
3

menyatakan bahwa masalah – masalah Alat pengumpulan data adalah proses


menyusui yang sering terjadi adalah puting pengumpulan data yang digunakan dalam
susu lecet atau nyeri dari ibu-ibu yang suatu penelitian berupa angket, wawancara,
menyusui dilaporkan pernah menderita kuesioner, dan lain-lain. Dalam penelitian ini
kelecetan pada putingnya dan payudara alat pengumpulan data yang digunakan adalah
bengkak sehingga mengehentikan untuk kuesioner. Isi kuesioner hubungan
menetekkan kepada bayinya, sedangkan 2 pengetahuan ibu tentang mastitis dan
responden yaitu yang mengalami kejadian dukungan petugas kesehatan dengan kejadian
mastitis, 1 responden yang mengalami abses mastitis dengan variabel independen tentang
payudara dan 1 responden yang mengalami pengetahuan, dukungan petugas kesehatan dan
post operasi kanker payudara. Sebagian besar kejadian mastitis, ada 25 pernyataan dalam
ibu post partum terutama ibu dengan usia bentuk pertanyaan tertutup dengan skala
muda dan tingkat pendidikan serta Guttman dan likert.
pengetahuan yang rendah tentang menyusui
Analisis data dilakukan secara
hal ini berkaitan dengan hubungan
univariat. Analisis univariat bertujuan untuk
pengetahuan ibu dengan kejadian mastitis
mendapat gambaran distribusi responden atau
mengenai penyebab dan cara
variasi dari variabel yang diteliti. Analisa ini
penanggulangannya di wilayah Kampung
digunakan untuk mendeskripsikan variabel
Nambo Desa Bantarjati Klapanunggal-Bogor.
dengan cara membuat tabel distribusi
Hal ini lah yang membuat ketertarikan frekuensi.
untuk mengetahui “Hubungan Pengetahuan
Analisis bivariat digunakan untuk
Ibu tentang mastitis dan dukungan petugas
mencari hubungan antara data variabel yaitu
kesehatan dengan kejadian mastitis pada Ibu
variabel bebas dan variabel terikat yang
Post Partum di Kampung Nambo Bantarjati
dilakukan dengan uji Chi-Square yaitu uji
RW 01 Tahun 2015”. Dikarenakan masih
statistik yang digunakan untuk menguji
tingginya usia muda yang kebanyakan
signifikasi dua variabel.
menikah pada usia dini dan masih minimnya
pendidikan ibu yang menyusui bayinya serta Analisis ini bertujuan untuk melihat
kurangnya pengetahuan dan dukungan petugas hubungan antara dua variabel yaitu
kesehatan sehingga meningkat terjadinya pengetahuan, dukungan petugas kesehatan dan
mastitis. Hal ini berdampak terhadap kejadian mastitis.
peningkatan angka kejadian mastitis di
Kampung Nambo Desa Bantarjati RW 01
Tahun 2015. Hasil
Analisis Univariat
Metode Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Desain penelitian yang digunakan Usia, Pekerjaan, Pendididkan, Kejadian Mastitis
adalah sejenis penelitian deskriptif korelasi Di Kp. Nambo Bantarjati Tahun 2015
dengan menggunakan pendekatan cross
Variabel Frekuensi Persen
sectional yaitu pengumpulan data penelitian
Umur
yang dilaksanakan sekaligus pada suatu saat.19
< 25 tahun 12 40
Populasi dalam penelitian ini adalah > 25 tahun 28 60
seluruh ibu post partum di Kampung Nambo Pekerjaan
RW. 01 Tahun 2015. Populasi dalam penelitian Bertani 0 0
ini berjumlah 30 ibu post partum. Wiraswasta 0 0
PNS 1 3,3
Sampel adalah bagian dari jumlah dan Karyawan 3 10
karakteristik yang dimiliki oleh populasi Tidak bekerja 26 86,7
tersebut.20 Pendidikan
SD 9 30
Tehnik pengambilan subjek dalam SMP 14 46,7
penelitian ini yaitu mengambil seluruh anggota SMA/Sederajat 6 20
populasi dimasing-masing kelompok yang DIII/Akademi 1 3,3
memenuhi kriteria sampel untuk menjadi S1 0 0
sampel dalam penelitian.21 Kejadian Mastitis
Pada Ibu Post
4

partum 13 43,3
Rendah 17 56,7
Tinggi Sumber : Olahan Data Komputerisasi Tahun 2016
Analisis Bivariat
Tabel 1
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Mastitis Pada Ibu Post Partum
Di Kp. Nambo Bantarjati Tahun 2015
Variabel Kejadian Mastitis Pada Ibu Post OR P-
Partum Total 95%CI Value
Rendah Tinggi
N % n % n %
Pengetahuan
Baik 10 66.7 5 33.3 15 100.0 0,125 0,0025
Tidak Baik 3 20.0 12 80.0 15 100,00 (0,657-0,024)
Dukungan
Mendukung 11 68.8 5 33.3 16 100.0 0,125 0,025
Tidak Mendukung 2 14.3 12 85.7 14 100,00 (0,657-0,024)
Sumber : olahan data komputerisasi tahun 2016
Tabel 1 diatas menunjukan bahwa mendukung dan 2 responden (14,3%) tidak
frekuensi umur responden terbanyak adalah > mendukung untuk mendapat dukungan. Hasil
25 yaitu sebanyak 28 responden (60%) dan uji statistik didapatkan nilai p value = 0,004
frekuensi terendah adalah kategori < 25 berarti p value < 0,05 sehingga dapat
sebanyak 12 responden (30%). Dari tabel disimpulkan bahwa terdapat hubungan
diatas menunjukan bahwa frekuensi pekerjaan dukungan petugas kesehatan dengan kejadian
responden terbanyak adalah tidak bekerja yaitu mastitis pada ibu post partum di Kampung
sebanyak 26 responden (86,7%) dan frekuensi Nambo Desa Bantarjati RW 01 Tahun 2015.
terendah adalah kategori bertani dan
Diskusi
wiraswasta sebanyak. 0 responden (0,0%).
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
Dari tabel diatas menunjukan bahwa frekuensi
kejadian mastitis
pendidikan responden terbanyak adalah SMP
yaitu sebanyak 14 responden (46,7%) dan Hasil penelitin kejadian yang telah
frekuensi terendah adalah kategori dilakukan peneliti terhadap 30 orang
DIII/Akademik sebanyak. 1 responden (3,3%). responden menunjukan hubungan kejadian
Dari tabel diatas menunjukan bahwa frekuensi mastitis terhadap pengetahuan dan dukungan
kejadian mastitis responden terbanyak adalah petugas kesehatan di Kampung Nambo
tinggi sebanyak 17 responden (56,7%) dan Bantarjati RW 01 Tahun 2015, didapatkan
frekuensi terendah adalah rendah sebanyak 13 sebanayak 13 responden menyatakan kejadaian
responden (43,3%). mastitis pada ibu post partum dan sebanyak 17
orang responden menyatakan tidak.
Berdasarkan tabel 2 diatas responden
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
yang mengatakan pengaruh pengetahuan ibu
bahwa hubungan kejadian mastitis pada ibu
tentang kejadian mastitis pada ibu post partum,
post partum belum mendukung.
terlihat bahwa 10 responden (66,7%)
pengetahuan ibu Baik dan 5 responden Jika dilihat dari pengetahuan responden
(33,3%) Kurang baik. Hasil uji statistik menunjukan bahwa dari 30 responden yang
didapatkan nilai p value = 0,025 berarti p value memiliki pengetahuan kurang baik terhadap
< 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa mastitis pada ibu post partum adalah 15
terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang responden, dan yang memiliki pengetahuan
kejadian mastitis pada ibu post partum di baik terhadap mastitis pada ibu post partum
Kampung Nambo Desa Bantarjati RW.01 adalah 15 responden.
Tahun 2015. Hasil analisa statistik menggunakan uji
Berdasarkan tabel diatas responden yang chi-square didapatkan p value = 0.025
mengatakan pengaruh dukungan petugas sehingga didapat pula bahwa p value < 0,05
kesehatan dengan kejadian mastitis pada ibu yang artinya Ha diterima atau ada pengaruh
post partum, terlihat bahwa 11 responden pengetahuan dengan kejadian mastitis pada ibu
(68,8%) dengan petugas kesehatan yang post partum dikampung Nambo RW 01.
5

Berdasarkan hasil penelitian penelitian Esti W, karena semakin banyak dukungan


Sudalhar,Triya S (2010) dengan judul yang diperoleh seseorang maka akan
“Gamabaran pengetahuan Ibu post partum semakin luas dan banyak memperoleh
tentang kejadian mastitis dan penanganannya pengetahuan sehingga sadar
di Desa Ngumpak dalem Kecamatan pentingnya menjaga kesehatan akan
Kabupaten Bojonegoro bahwa ada hubungan semakin tinggi. Dengan banyaknya
yang bermakna antara pengetahuan ibu post dukungan dari tenaga kesehatan yang
partum dengan kejadian mastitis”. diperoleh seorang ibu harus menjaga
pentingnya kesehatan dalam mencegah
Pengetahuan adalah hasil penginderaan
terjadinya mastitis maka akan semakin
manusia atau hasil tau seseorang terhadap
meningkat.
obyek melalui indera yang dimilikinya.
Kesimpulan
Dengan sendirinya pada waktu penginderaan
Ada hubungan yang signifikan
sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
antara pengetahuan ibu post partum
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dengan kejadian mastitis pada ibu post
dan persepsi terhadap obyek. Sebagian besar
partum dimana p value = 0,025 (p <
pengetahuan diperoleh melalui penginderaan
0,05), OR = 0,125 artinya pengetahuan
(telinga) dan indera penglihatan (mata).
yang baik dengan kurang baik lebih
Menurut asumsi peneliti, pengetahuan beresiko 0,125 kali pengetahuan
sangat mempengaruhi pilihan seseorang. kurang terhadap kejadian mastitis.
Semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang Terdapat hubungan yang signifikan
pilihan yang ia miliki, maka akan semakin antara dukungan petugas kesehatan
mudah orang tersebut dalam memilih. Begitu terhadap kejadaian mastitis pada ibu
juga dalam hal kejadian mastitis semakin post partum dimana p value = 0,004 (p
tinggi pengetahuan yang dimiliki oleh ibu <0,05), OR = 0,076 artinya dukungan
tentang mastitis, maka akan semakin lebih petugas kesehatan mendukung dengan
mengetahuai bagaimana pencegahan terhadap tidak mendukung lebih beresiko 0,076
mastitis agar tidak terkena penyakit tersebut kali tidak mendukung terhadap
Dukungan Petugas Kesehatan Dengan kejadian mastitis.
Kejadian Mastitis. Saran
Berdasarkan dukungan petugas Bagi Institusi Pelayanan
kesehatan menunjukan bahwa dari 30 Keperawatan hasil penelitian ini
responden yang tidak pernah mendapat diharapkan dapat memberikan
dukungan ternyata 14 orang terhadap gambaran dan masukan mengenai
kejadian mastitis pada ibu post partum, penerapan dan teknik pengetahuan ibu
dan dari 30 responden yang pernah dan dukungan petugas kesehatan yang
mendapat dukungan ternyata 16 baik.
responden terhadap kejadian mastitis Bagi Petugas Kesehatan Kader
pada ibu post partum. Posyandu diharapkan hasil penelitian
Hasil analisa statistik ini dapat bermanfaat bagi petugas
menggunakan uji chi-square kesehatan khususnya peran serta kader
didapatkan p value 0,004 Sehingga posyandu sebagai bahan informasi
didapat kesimpulan bahwa p < 0,05 mengenai hubungan pengetahuan ibu
yang artinya Ha diterima atau ada dan dukungan petugas kesehatan
pengaruh dukungan petugas kesehatan terhadap kejadian mastitis pada ibu
terhadap kejadian mastitis pada ibu post partum.
post partum di kampung Nambo Bagi Penelitian Selajutnya
Bantarjati RW 01. diharapkan hasil penelitian ini dapat
Dukungan akan memberikan dijadikan landasan untuk
pengaruh pada pengetahuan seseorang, melaksanakan penelitian selanjutnya
kemudian untuk memeperoleh suatu yang berkaitan dengan hubungan
informasi dapat mempercepat pengetahuan ibu dan dukungan
seseorang memperoleh pengetahuan petugas kesehatan tentang kejadian
yang baru. mastitis pada ibu post partum.
Menurut asumsi peneliti, Dukungan yang diperoleh
dukungan adalah hal yang sangat baik dari pendidikan formal
dibutuhkan oleh setiap individu , maupun nonformal dapat
6

memberikan pengaruh jangka 1. Kementrian Kesehatan RI, 2011. Profil


pendek, sehingga menghasilkan Kesehatan Indonesia 2010.
perubahan atau peningkatan http:/www.depkes.go.id.
pengetahuan sebagai sarana 2. Saleha, S, Asuhan Kebidanan Pada
komunikasi , berbagai bentuk Masa Nifas. Jakarta: Salemba; 2007.
media massa seperti televisi, radio, 3. Ema Alasiry, Prosedur Mastitis, Jakarta:
Buku Indonesia Menyusui; 2010.
surat kabar, majalah, dan lain-lain
4. Saleha,S, Asuhan Kebidanan Pada Masa
mempunyai pengaruh besar Nifas, Jakarta: Salemba; 2009.
terhadap pembentukan opini dan 5. Suherni, Perawatan Masa nifas, Edisi 3,
kepercayaan orang. Dalam Yogyakarta; 2008.
penyampaian informasi sebagai 6. Bahiyatun, Asi dan Menyusi, Panduan
tugas pokoknya, media masa Praktis Bagi Ibu Setelah Melahirkan,
membawa pula pesan-pesan yang Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer; 2008.
berisi sugesti yang dapat 7. Saryono, Perawatan Payudara.
mengarahkan opini seseorang. Yogyakarta; 2009.
Adanya informasi baru mengenai 8. Depkes. RI, Asuhan Persalianan Normal,
sesuatu hal memberikan landasan Jakarta: Depkes RI; 2005.
9. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
kognitif baru bagi terbentuknya
PT. Rineka Cipta; 2007.
pengetahuan terhadap hal tersebut. 10. Depkes RI, Rencana Pembangunan
Dukungan akan memberikan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat,
pengaruh pada pengetahuan Jakarta: Depkes RI; 2008.
seseorang, kemudian untuk 11. Winkjosastro, H, lmu Kebidanan,
memeperoleh suatu informasi dapat Sarwono Prawirohardjo, Jakarta; Yayasan
mempercepat seseorang Bina Pustaka; 2005.
memperoleh pengetahuan yang 12. Jeanne P. Spencer, MD, Management
baru. of Mastitis in Breastfeeding. Women.
Menurut asumsi peneliti, Conemaugh Memorial Medical
dukungan adalah hal yang sangat Journal; 2008.
dibutuhkan oleh setiap individu , 13. Inch dan Xylander, Mastitis. Hal:22. 22,
karena semakin banyak dukungan Agustus; 2012.
yang diperoleh seseorang maka 14. Varney Helen, Buku Ajar Asuhan
akan semakin luas dan banyak Kebidanan. Jakarta: EGC; 2008.
15. Esti . W. Sudalhar. Triya S. 2010 .
memperoleh pengetahuan sehingga
Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum
sadar pentingnya menjaga Tentang kejadian Mastitis Dan
kesehatan akan semakin tinggi. Penanganannya. Diaskes Tanggal 2 Juli
Dengan banyaknya dukungan dari 2013.
tenaga kesehatan yang diperoleh 16. Trianasari,ejournal.ac.id/index.php/
seorang ibu harus menjaga mastitis/article/46.Januari; 2015.
pentingnya kesehatan dalam 17. Inch dan Xylander, Mastitis. Hal:22. 22,
mencegah terjadinya mastitis maka Agustus; 2005.
akan semakin meningkat. 18. Taulana Nugroho. mastitis payudara.
Pengetahuan, dan dukungan 26, febuari, 2006.
petugas kesehatan merupakan hal http:id.m.wikipedia.org/wiki/ buku
yang penting dilakukan untuk para obgyn.
ibu, sebab pengetahuan , dan 19. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologo
dukungan petugas kesehatan dapat Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
meningkatkan kepeduliaan suami Cipta; 2010.
dalam dalam berpartisipasi 20. Sugiyono. Metodologi Penelitian
terhadap kejadian mastitis. Kuantitatif Kualitatif. Bandung : CV.
Daftar Pustaka Alfa Beta; 2010.
21. Arikunto , S, Prosedur Penelitian .
Jakarta. PT Rineca Cipta; 2010.
7

Anda mungkin juga menyukai