OLEH :
NENENG HASANAH
NIM. 08.14. 0100.019
Pengetahuan ibu tentang mastitis adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perilaku yang tidak di sadaari oleh pengetahuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif analitik dengan sampel 30 responden. Penelitian menggunakan chi square. Hasil uji satistik chi square
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Mastitis Dan Dukungan Petugas Kesehatan Dengan Kejadian Mastitis Pada
Ibu Post Partum Di Kp Nambo Ds Bantarjati Klapanunggal Bogor di RW 01 diperoleh nilai p = 0,025 artinya p
value ≤ alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada pengetahuan dengan keajian mastitis di RW 01 tahun 2015,
dan diperoleh nilai p = 0,004 artinya p value ≤ alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan dukungan
petugas kesehatan dengan kejadian mastitis di RW 01 tahun 2015. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi
bahan informasi dan masukan yang berhubungan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dalam
pencegahan penyakit dan komplikasi khususnya pada penatalaksanaan kejadian mastitis.
ABSTRACT
Maternal knowledge about mastitis is a domain that is essential for the formation of a person's actions because
of the experience and the study was realized by the knowledge of behavior will be more lasting than the behavior
that is not in sadaari knowledge. The result of chi square statistic Relationship Capital Knowledge About
Mastitis And Support Health Officer With Genesis mastitis on Mother Post partum in Kampung Desa Nambo
Bantarjati Klapanunggal Bogor in RW 01 was obtained p = 0.025 p meaning. value ≤ alpha (0.05) so that it can
be concluded there is knowledge with keajian mastitis in RW 01, 2015, and obtained the value p = 0.004 p
meaning. value ≤ alpha (0.05) so that it can be concluded there is a correlation support health workers with the
incidence of mastitis in RW 01, 2015. The results of this study is expected to be material and input information
associated with efforts to improve the quality of health care in the prevention of disease and complications in
particular for treatment of mastitis incidence.
yang terdiagnosis, dan 12% diantaranya pengetahuan ibu post partum tentang kejadian
merupakan infeksi payudara berupa mastitis pada mastitis kurang sebanyak 6 orang (30%).15
wanita pasca post partum. Data ini kemudian
Dalam penelitian Trianasari, Sumarni,
didukung oleh The American Cancer Society
(2014), menganalisa pengaruh secara bersama-
yang memperkirakan 211.240 wanita di Amerika
sama antara umur, paritas, pekerjaan dan
Serikat akan didiagnosis menderita kanker
riwayat mastitis dengan kejadian mastitis di
payudara invasive (stadium I-IV) tahun ini dan
RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.16
40.140 orang akan meninggal karena penyakit
ini. Sebanyak 3 persen kasus kematian wanita di Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
Amerika disebabkan oleh kanker observasional dengan pendekatan case control.
payudara. Sedangkan di Indonesia hanya Sampelnya adalah ibu nifas yang mengalami
0,001/100.000 angka kesakitan akibat infeksi mastitis sebanyak 45 orang. Tekhnik
berupa mastitis.10 pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan sampel random sampling.
Dengan mengikuti dan mempelajari
Analisis bivariat menggunakan uji square dan
segala pengetahuan mengenai laktasi,
analisis multivariat menggunakan regresi
diharapkan setiap ibu hamil, bersalin dan
logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa
menyusui dapat memberikan ASI secara
sebagian besar usia ibu nifas beresiko
optimal, sehingga bayi dapat tumbuh kembang
sebanyak 87,7%, paritas beresiko sebanyak
normal sebagai calon sumber daya manusia
57,8%, pekerjaan tidak beresiko sebanyak
yang berkualitas tinggi.11
54,4%, dan riwayat mastitis beresiko sebanyak
Menurut jeane P. Spencer, MD, 55,6%.17
(2008). Studi terbaru menunjukkan kasus
Penelitian terbaru menyatakan bahwa
mastitis meningkat hingga 12–35 % pada ibu
mastitis dapat meningkatkan risiko penularan
yang puting susunya pecah-pecah dan tidak
HIV melalui menyusui. Mastitis dan abses
diobati dengan antibiotik. Namun bila minum
payudara dapat terjadi pada semua populasi,
obat antibiotik pada saat puting susunya
dengan tanpa kebiasaan menyusui, tetapi
bermasalah kemungkinan untuk terkena
biasanya dibawah 10 % sebagian besar laporan
mastitis hanya sekitar 5 % saja, bahwa kasus
menunjukkan bahwa 75 % sampai 95 % kasus
mastitis terjadi pada tahun pertama sesuai
terjadi dalam 12 minggu pertama. Berdasarkan
persalinan yakni sekitar 17,4 % dan sekitar 41
hasil penelitian persentasi cakupan perempuan
%. Kasus mastitis justru terjadi pada bulan
menyusui dengan mastitis di Amerika Serikat
pertama setelah melahirkan.12
terdapat ibu post partum didapatkan 9,5 %
Berdasarkan hasil penelitian persentasi melaporkan dirinya mastitis.18
cakupan perempuan menyusui dengan mastitis
Berdasarkan uraian diatas didapatkan 2
di Amerika Serikat dari tahun 2005-2006
orang yang mempunyai masalah kejadian
terdapat ibu post partum didapatkan 9,5 %
mastitis pada ibu pot partum. Data tersebut
melaporkan dirinya mastitis.13
merupakan sebagaian data ibu post partum
Pengetahuan yang kurang tentang dengan masalah bahaya pada masa nifas yang
mastitis dan penanganannya menyebabkan diketahui atau terdeteksi oleh tenaga
banyak ibu yang terlambat mendeteksi adanya kesehatan. Tapi sebenarnya masih banyak ibu
mastitis dan malah memperparah keadaan post partum yang mengalami masalah yang
mastitis tersebut. Dan masa nifas dapat terjadi tidak diketahui atau terdeteksi oleh tenaga
infeksi dan peradangan, pada payudara kesehatan
terutama pada primipara infeksi terjadi melalui
Wilayah Kampung Nambo meliputi 5
luka pada puting susu tetapi mungkin juga
posyandu yaitu terdiri dari posyandu nusa
melalui peredaran darah , pada mulanya ibu
indah, posyandu kenanga, posyandu anggrek,
mengalami peningkatan suhu dan perasaan
posyandu dahlia dan posyandu teratai, secara
malaise.14
administratif wilayah kerja Puskesmas
Hasil penelitian Esti W,Sudalhar,Triya termasuk dalam wilayah Kecamatan
S, (2010) mengemukakan bahwa tingkat kelapanunggal. Jumlah tenaga 1 Bidan Desa
pengetahuan ibu tentang kejadian mastitis baik dan 20 kader posyandu.
sebanyak 3 orang (15%), tingkat pengetahuan
Berdasarkan hasil wawancara penulis
ibu post partum tentang kejadian mastitis
terhadap 6 responden ibu yang mempunyai
cukup sebanyak 11 orang (15%), tingkat
balita 0-6 bulan, 4 dari 6 responden
3
partum 13 43,3
Rendah 17 56,7
Tinggi Sumber : Olahan Data Komputerisasi Tahun 2016
Analisis Bivariat
Tabel 1
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Mastitis Pada Ibu Post Partum
Di Kp. Nambo Bantarjati Tahun 2015
Variabel Kejadian Mastitis Pada Ibu Post OR P-
Partum Total 95%CI Value
Rendah Tinggi
N % n % n %
Pengetahuan
Baik 10 66.7 5 33.3 15 100.0 0,125 0,0025
Tidak Baik 3 20.0 12 80.0 15 100,00 (0,657-0,024)
Dukungan
Mendukung 11 68.8 5 33.3 16 100.0 0,125 0,025
Tidak Mendukung 2 14.3 12 85.7 14 100,00 (0,657-0,024)
Sumber : olahan data komputerisasi tahun 2016
Tabel 1 diatas menunjukan bahwa mendukung dan 2 responden (14,3%) tidak
frekuensi umur responden terbanyak adalah > mendukung untuk mendapat dukungan. Hasil
25 yaitu sebanyak 28 responden (60%) dan uji statistik didapatkan nilai p value = 0,004
frekuensi terendah adalah kategori < 25 berarti p value < 0,05 sehingga dapat
sebanyak 12 responden (30%). Dari tabel disimpulkan bahwa terdapat hubungan
diatas menunjukan bahwa frekuensi pekerjaan dukungan petugas kesehatan dengan kejadian
responden terbanyak adalah tidak bekerja yaitu mastitis pada ibu post partum di Kampung
sebanyak 26 responden (86,7%) dan frekuensi Nambo Desa Bantarjati RW 01 Tahun 2015.
terendah adalah kategori bertani dan
Diskusi
wiraswasta sebanyak. 0 responden (0,0%).
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
Dari tabel diatas menunjukan bahwa frekuensi
kejadian mastitis
pendidikan responden terbanyak adalah SMP
yaitu sebanyak 14 responden (46,7%) dan Hasil penelitin kejadian yang telah
frekuensi terendah adalah kategori dilakukan peneliti terhadap 30 orang
DIII/Akademik sebanyak. 1 responden (3,3%). responden menunjukan hubungan kejadian
Dari tabel diatas menunjukan bahwa frekuensi mastitis terhadap pengetahuan dan dukungan
kejadian mastitis responden terbanyak adalah petugas kesehatan di Kampung Nambo
tinggi sebanyak 17 responden (56,7%) dan Bantarjati RW 01 Tahun 2015, didapatkan
frekuensi terendah adalah rendah sebanyak 13 sebanayak 13 responden menyatakan kejadaian
responden (43,3%). mastitis pada ibu post partum dan sebanyak 17
orang responden menyatakan tidak.
Berdasarkan tabel 2 diatas responden
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
yang mengatakan pengaruh pengetahuan ibu
bahwa hubungan kejadian mastitis pada ibu
tentang kejadian mastitis pada ibu post partum,
post partum belum mendukung.
terlihat bahwa 10 responden (66,7%)
pengetahuan ibu Baik dan 5 responden Jika dilihat dari pengetahuan responden
(33,3%) Kurang baik. Hasil uji statistik menunjukan bahwa dari 30 responden yang
didapatkan nilai p value = 0,025 berarti p value memiliki pengetahuan kurang baik terhadap
< 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa mastitis pada ibu post partum adalah 15
terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang responden, dan yang memiliki pengetahuan
kejadian mastitis pada ibu post partum di baik terhadap mastitis pada ibu post partum
Kampung Nambo Desa Bantarjati RW.01 adalah 15 responden.
Tahun 2015. Hasil analisa statistik menggunakan uji
Berdasarkan tabel diatas responden yang chi-square didapatkan p value = 0.025
mengatakan pengaruh dukungan petugas sehingga didapat pula bahwa p value < 0,05
kesehatan dengan kejadian mastitis pada ibu yang artinya Ha diterima atau ada pengaruh
post partum, terlihat bahwa 11 responden pengetahuan dengan kejadian mastitis pada ibu
(68,8%) dengan petugas kesehatan yang post partum dikampung Nambo RW 01.
5