TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Halusinasi
1. Pengertian Halusinasi
dari luar.
model adaptasi model Stuart dan Laraia (2005) yaitu faktor predisposisi,
10
11
a. Faktor Predisposisi
1) Biologis
a) Genetik
b) Neuro anatomi
c) Neuro kimia
d) Imuno virologi
pada saat lahir atau pada masa janin, riwayat injuri pada saat
13
2) Faktor Psikologis
Hal ini didukung juga oleh Seaward (1997) dalam videback (2008)
skizofrenia.
14
b. Faktor Presipitasi
Stimulus visual dan auditory dideteksi dan disaring oleh thalamus dan
stigma, kemiskinan dan masalah dalam pekerjaan. Selain itu faktor sikap
sosial, perilaku yang agresif, kehilangan motivasi, harga diri yang rendah
c. Sumber Koping
d. Mekanisme Koping
melindungi diri.
3) Menarik diri.
penilaian terhadap stressor atau yang sering disebut juga dengan tanda dan
a. Respon fisiologis
makan, rasa tidak nyaman, pada abdomen, mual, rasa terbakar pada
jantung, diare.
berkemih.
(telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat,
b. Respon Perilaku
kecelakaan.
c. Respon Kognitif
d. Respon Afektif
e. Respon Sosial
17
Takut dengan penilaian orang lain, takut diejek, takut tidak diterima oleh
teman-temannya.
sosial budaya yang berlaku dengan kata lain individu tersebut dalam
tersebut.
4) Perilaku sesuai adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
yang wajar.
18
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan.
2) Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang yang
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kenyataan sosial.
hati.
5. Fase Halusinasi
a. Fase Pertama
tahap ini masuk dalam golongan non psikotik. Klien mengalami stress,
dan tidak dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-
klien yaitu tersenyum atau tertawa yang tidak disukai, menggerakan bibir
tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika
b. Fase Kedua
dirasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu,
dan tekanan darah. Klien asyik dengan halusinasinya dan tidak bisa
membedakan realitas.
c. Fase Ketiga
fase ini yaitu bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai
dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap
d. Fase Keempat
memarah klien, klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol dan
Perilaku klien yaitu menjadi perilaku teror akibat panik, potensial bunuh
6. Jenis-Jenis Halusinasi
Menurut Copel (2007) respon terhadap realita tidak tepat dapat terjadi
paling sering dijumpai. Hal ini diperkuat oleh Stuart dan Laraia (2005)
cahaya atau orang yang telah meninggal atau mungkin sesuatu yang
aroma atau bau tertentu seperti urine atau feses atau bau yang bersifat
lebih umum atau bau busuk atau bau yang tidak sedap (Cancro dan
mengecap rasa yang tetap ada dalam mulut atau perasaan bahwa
makanan terasa seperti sesuatu yang lain. Rasa tersebut dapat berupa rasa
logam atau pahit atau mungkin rasa tertentu. Ada berupa rasa busuk, tak
sedap dan anyir seperti darah urin atau feses (Stuart dan Laraia, 2005).
Isi halusinasi perabaan adalah klien merasa sensasi seperti aliran listrik
yang menjalar ke seluruh tubuh atau binatang kecil yang merayap di kulit
(Cancro dan Lehman, 2000 dalam Videbeck, 2008). Klien juga dapat
mengalami nyeri atau tidak nyaman tanpa adanya stimulus yang nyata,
seperti sensasi listrik dari bumi, benda mati ataupun dari orang lain
7. Pohon Masalah
berikut:
Isolasi sosial
8. Masalah Keperawatan
b. Isolasi sosial
9. Penatalaksanaan Halusinasi
a. Terapi Medis
D2, D3 dan D4. Hal ini membuat obat-obatan antipsikotik tipikal efektif
Hal ini juga diperkuat oleh Litrell dan Litrell (1998) dalam Videbeck
gangguan pikiran dan gejala positif lain, tetapi tidak memiliki efek pada
terjadinya gangguan yang lebih lanjut seperti depresi, ansietas, harga diri
rendah, isolasi sosial dan akan menambah masalah serta beban bagi
b. Terapi Keperawatan
1) Kelompok
adalah terapi aktivitas kelompok persepsi yang terdiri dari 5 sesi. Sesi
2) Individu
teratur.
a) Menghardik
Hal ini juga sesuai dengan Millis (2000) dalam Varcarolis Carson
dapat menggunakan obat secara teratur dapat kita latih dengan cara
B. Penelitian Terkait
Sudjarwo (2012) di ruang Nusa indah dan Kakak tua tentang pengaruh terapi
pendengaran.
C. Kerangka Teori
halusinasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah terapi yang
menjadi dua yaitu antipsikotik tipikal dan antipsikotik atipikal. Melalui asuhan
dan minum obat sesuai aturan. Kerangka teori penelitian ini dapat diliat pada
Sumber: Keliat dan Akemat (2012), Millis (2000) dalam Varcarolis, Carson dan
Shoemaker (2006), Videbeck (2008), SAK Jiwa (2008) dalam Wahyuni
(2008) dan Stuart dan Sundeen (2006).