Oleh:
A.Pendahuluan
Permasalahan kesehatan di Kota Bima sangat kompleks. Salah satunya adalah penyakit tidak
menular yaitu hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang angka kejadian
dan komplikasi yang diakibatkannya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Menurut laporan World Health Organization (2017), penyakit tidak menular menyebabkan 40
juta atau sekitar 70% dari 56 juta kematian di dunia di tahun 2015 dan sekitar 52% kematian usia
<70 tahun. Indonesia saat ini sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak
menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular utama meliputi hipertensi,
diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) (Rensta RI Tahun 2015-
2019). Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami kenaikan
jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Prevalensi kanker naik dari 1,4% (Riskesdas 2013)
menjadi 1,8%; prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan penyakit ginjal kronik naik
dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes mellitus naik dari 6,9%
menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%
(Riskesdas, 2018). Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi ancaman serius
kesehatan global maupun nasional. Penyakit tersebut dapat menyebabkan komplikasi penyakit
kronik lainnya dan menyebabkan kematian apabila tidak kendalikan.
Berdasarkan data Dikes Kabupaten/Kota yang diperoleh Pemprov NTB pada tahun 2020, kasus
hipertensi atau penyakit darah tinggi menduduki posisi pertama dengan jumlah 124.966 kasus.
Menurut Satu Data Kota Bima tahun 2020, jumlah kasus hipertensi di Kota Bima sebanyak
46.516 penderita.
Masalah yang muncul secara umum pada pasien hipertensi adalah kurangnya pengetahuan
tentang pengelolaan hipertensi. Masalah lain adalah di sebabkan ketidak patuhan terhadap
pengobatan yang telah di berikan ( Smeltzer dan Bare, 2004). Penderita hipertensi dapat
mengelola manajemen dirinya dengan baik di butuhkan ketrampilan dalam mengelola penyakit
yang di deritanya. Langkah tersebut dapat di berikan dengan cara memberikan suatu program
dalam pengelolaan penyakit hipertensi yang di berikan oleh petugas kesehatan di tatanan
keluarga maupun masyarakat. Individu, keluarga dan masyarakat bersama-sama dalam
mengobati dan mencegah komplikasi hipertensi.
B. Latar Belakang
Puskesmas adalah Pusat Kesehatan Masyarakat yang memberikan layanan atau fasilitas
kesehatan pada masyarakat. Dalam hal ini, Puskesmas berperan sebagai layanan kesehatan yang
memberikan upaya promotif dan preventif untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan
sejahtera. Selain itu, terdapat beberapa fungsi Puskesmas dalam kesehatan masyarakat dimana
kegiatannya terbagi menjadi dua, yaitu UKM dan UKP. Fungsi Puskesmas antara lain :
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat kasus hipertensi yang tidak terkendali
2. Mendekatkan pelayanan kesehatan
3. Tekanan darah terpantau dan terkendali
4. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang minum obat secara teratur
bagi penderita hipertensi
5. Pemberdayaan keluarga dan kader (lintas sektor) dalam :
a. Menggerakkan pasien untuk datang dalam kegiatan inovasi
b. Memberikan penyuluhan kepada pasien
c. Pemantauan minum obat
d. Menjadwalkan pertemuan untuk bulan selanjutnya
e. Menyampaikan hasil pemeriksaan ke keluarga pasien agar keluarga ikut
membantu dalam pemantauan minum obat
6. Mengoptimalkan pelaksanaan GERMAS dan melalui pemanfaatan pekarangan rumah sebagai
alternative pengobatan hipertensi
7. Meningkatkan temuan kasus hipertensi
D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan Pokok
Tahap awal membentuk satu kelompok binaan GALI POTENSI yang terdiri dari petugas
perkesmas pengelola inovasi, kader kesehatan dan penderita hipertensi serta keluarganya.
Selanjutnya dijadwalkan pertemuan bulanan (minggu pertama setiap bulan) dengan
koordinasi melalui kader desa setempat dalam rangka konseling dan tanya jawab/ diskusi
terkait risiko dan penanggulangan penyakit hipertensi terhadap kelompok sasaran. Saat yang
sama dilakukan pemeriksaan tekanan darah terhadap penderita hipertensi oleh petugas
perkesmas. Kegiatan ditutup dengan pembagian survei inovasi kepada anggota kelompok dan
selanjutnya di evaluasi. Evaluasi dan tindak lanjut dilakukan pada saat pertemuan sedangkan
evaluasi keberhasilan inovasi dilakukan setelah implementasi selama 4 bulan.
2. Rincian Kegiatan
F. Sasaran
Seluruh penderita hipertensi di wilayah binaan Puskesmas Mpunda. Tahap awal kelompok
sasaran GALI POTENSI dibentuk di dua wilayah di kelurahan yaitu wilayah kelurahan
manggemaci dan wilayah kelurahan lewirato
G. Pembiayaan
1. Tahapan Inovasi
2. Rancangan inovasi
Evaluasi dilakukan dengan pemeriksaan buku pendataan. Evaluasi terbagi dua tahap
yang pertama evaluasi saat dilakukan pertemuan bulanan dan evaluasi keberhasilan program
yang dilakukan setelah 4 bulan sejak implementasi.
K. Hasil
Melalui inovasi GALI POTENSI di harapkan pengetahun serta kesadaran masyarakat tentang
hipertensi semakin meningkat, sehingga angka kejadian hipertensi semakin menurun.
Mengetahi,
Kepala Puskesmas Mpunda
Rita Astuti, S.Kep, Ns
NIP. 19800101 200604 2 005