Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL INOVASI UPT PUSKESMAS MPUNDA

GALI POTENSI ( GERAKAN PEDULI


KELOMPOK HIPERTENSI )

Oleh:

JUMRATUL NURHIDAYAH, S.Kep, Ns, M.Kep


ABSTRAK

Permasalahan kesehatan di Kota Bima, khususnya wilayah Kecamatan Mpunda sangat


kompleks. Salah satunya adalah hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis
yang angka kejadian dan komplikasi yang diakibatkannya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Kondisi tenaga kesehatan yang terbatas membutuhkan keterlibatan kader kesehatan sebagai
pemberdayaan masyarakat agar masyarakat paham tentang hipertensi. Selain itu, masyarakat
tidak rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah serta tidak patuh minum obat. Kegiatan
gerakan peduli kelompok hipertensi ini dilakukan bertujuan untuk mengimplementasikan
program berbasis masyarakat yang memfasilitasi masyarakat dalam membentuk kelompok
masyarakat peduli hipertensi dan menambah ilmu dan perilaku yang baik tentang
penatalaksanaan hipertensi. Melalui pembentukan kelompok masyarakat peduli hipertensi
berbasis masyarakat, yang dapat diaplikasikan secara mandiri melalui kader kesehatan dengan
pengawasan dari petugas kesehatan, dapat berdampak pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat

A.Pendahuluan

Permasalahan kesehatan di Kota Bima sangat kompleks. Salah satunya adalah penyakit tidak
menular yaitu hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang angka kejadian
dan komplikasi yang diakibatkannya terus meningkat dari waktu ke waktu.

Menurut laporan World Health Organization (2017), penyakit tidak menular menyebabkan 40
juta atau sekitar 70% dari 56 juta kematian di dunia di tahun 2015 dan sekitar 52% kematian usia
<70 tahun. Indonesia saat ini sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak
menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular utama meliputi hipertensi,
diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) (Rensta RI Tahun 2015-
2019). Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami kenaikan
jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Prevalensi kanker naik dari 1,4% (Riskesdas 2013)
menjadi 1,8%; prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan penyakit ginjal kronik naik
dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes mellitus naik dari 6,9%
menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%
(Riskesdas, 2018). Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi ancaman serius
kesehatan global maupun nasional. Penyakit tersebut dapat menyebabkan komplikasi penyakit
kronik lainnya dan menyebabkan kematian apabila tidak kendalikan.

Berdasarkan data Dikes Kabupaten/Kota yang diperoleh Pemprov NTB pada tahun 2020, kasus
hipertensi atau penyakit darah tinggi menduduki posisi pertama dengan jumlah 124.966 kasus.
Menurut Satu Data Kota Bima tahun 2020, jumlah kasus hipertensi di Kota Bima sebanyak
46.516 penderita.

Masalah yang muncul secara umum pada pasien hipertensi adalah kurangnya pengetahuan
tentang pengelolaan hipertensi. Masalah lain adalah di sebabkan ketidak patuhan terhadap
pengobatan yang telah di berikan ( Smeltzer dan Bare, 2004). Penderita hipertensi dapat
mengelola manajemen dirinya dengan baik di butuhkan ketrampilan dalam mengelola penyakit
yang di deritanya. Langkah tersebut dapat di berikan dengan cara memberikan suatu program
dalam pengelolaan penyakit hipertensi yang di berikan oleh petugas kesehatan di tatanan
keluarga maupun masyarakat. Individu, keluarga dan masyarakat bersama-sama dalam
mengobati dan mencegah komplikasi hipertensi.

B. Latar Belakang

Puskesmas adalah Pusat Kesehatan Masyarakat yang memberikan layanan atau fasilitas
kesehatan pada masyarakat. Dalam hal ini, Puskesmas berperan sebagai layanan kesehatan yang
memberikan upaya promotif dan preventif untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan
sejahtera. Selain itu, terdapat beberapa fungsi Puskesmas dalam kesehatan masyarakat dimana
kegiatannya terbagi menjadi dua, yaitu UKM dan UKP. Fungsi Puskesmas antara lain :

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya


2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya. Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas bekerjasama dengan masyarakat
dan lintas sektor terkait. Terutama dalam kegiatan UKM, Puskesmas menjalankan
sistem pemberdayaan, kemitraan dan advokasi. Salah satunya dalam intervensi perkesmas
untuk Hipertensi di wilayah Puskesmas Mpunda. Berdasarkan data Program Perawatan
Kesehatan Masyarakat (perkesmas) masih banyak penderita Hipertensi tidak minum obat
secara teratur, di dukung pula dari data Program PISPK menunjukkan persentase
ketidakpatuhan minum obat pasien hipertensi sangat tinggi yaitu 21, 46%. Hal ini juga
dihadapi oleh Puskesmas Mpunda dimana jumlah kasus penderita hipertensi berdasarkan data
kunjungan terus meningkat setiap tahunnya. Sebagai tindak lanjut dari permasalahan tersebut
Puskesmas Mpunda melaksanakan pra SMD (survey mawas diri) yang menghasilkan salah
satu prioritas masalah yaitu tingginya kasus penyakit degeneratif salah satunya hipertensi
yang tidak terkendali di wilayah binaan Puskesmas Mpunda. Tahap selanjutnya Puskesmas
Mpunda melaksanakan SMD dalam bentuk survey / kuesioner kualitatif untuk
mengidentifikasi penyebab masalah tingginya kasus Hipertensi.. Hasil identifikasi juga di buat
melalui metode fishbone dan ditemukan permasalahan sebagai berikut:
1. Kurangnya kesadaran dan dukungan keluarga terhadap pasien hipertensi untuk berobat
secara teratur
2. Belum optimalnya pemantauan obat dari keluarga maupun kader Kesehatan
3. Keterbatasan SDM kesehatan untuk terjun langsung memantau pasien hipertensi
4. Masih terdapat anggapan di masyarakat bahwa penyakit hipertensi adalah
penyakit keturunan biasa yang tidak terlalu berisiko Hasil SMD kemudian disampaikan
dalam forum MMD (musyawarah Masyarakat Desa). Selanjutnya, diperolah masukan
bahwa Puskesmas Mpunda perlu membuat inovasi untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Untuk itu dibentuklah inovasi dengan nama “GALI POTENSI" (Gerakan
Peduli Kelompok Hipertensi) yang merupakan upaya preventif, promotif dan kuratif
dalam pencegahan dan penanganan penderita kasus hipertensi agar dapat terkontrol dan
tidak menyebabkan risiko komplikasi pada penyakit lainnya. Langkah yang dilakukan
adalah dengan membentuk satu kelompok binaan yang terdiri dari petugas perkesmas
pengelola inovasi, kader kesehatan dan penderita hipertensi serta keluarganya.
Selanjutnya dilakukan sosialisasi dan tanya jawab/ diskusi terkait risiko dan
penanggulangan penyakit hipertensi. Saat yang sama dilakukan pemeriksaan tekanan
darah terhadap penderita hipertensi maupun yang beresiko , di lanjutkan dengan senam
hipertensi, serta mengkonsumsi makanan olahan pencegahan hipertensi Kegiatan ditutup
dengan pembagian survey inovasi kepada anggota kelompok dan selanjutnya di evaluasi.
Dengan adanya inovasi GALI POTENSI diharapkan dapat menurunkan prevalensi
penyakit tidak menular khususnya penyakit hipertensi yang banyak diderita usia
produktif sampai lansia dan menyebabkan kematian.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,


penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit tidak menular ( hipertensi )
serta memulihkan kesehatan perseorangan

2. Tujuan Khusus

1. Menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat kasus hipertensi yang tidak terkendali
2. Mendekatkan pelayanan kesehatan
3. Tekanan darah terpantau dan terkendali
4. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang minum obat secara teratur
bagi penderita hipertensi
5. Pemberdayaan keluarga dan kader (lintas sektor) dalam :
a. Menggerakkan pasien untuk datang dalam kegiatan inovasi
b. Memberikan penyuluhan kepada pasien
c. Pemantauan minum obat
d. Menjadwalkan pertemuan untuk bulan selanjutnya
e. Menyampaikan hasil pemeriksaan ke keluarga pasien agar keluarga ikut
membantu dalam pemantauan minum obat
6. Mengoptimalkan pelaksanaan GERMAS dan melalui pemanfaatan pekarangan rumah sebagai
alternative pengobatan hipertensi
7. Meningkatkan temuan kasus hipertensi
D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan

1. Kegiatan Pokok

Tahap awal membentuk satu kelompok binaan GALI POTENSI yang terdiri dari petugas
perkesmas pengelola inovasi, kader kesehatan dan penderita hipertensi serta keluarganya.
Selanjutnya dijadwalkan pertemuan bulanan (minggu pertama setiap bulan) dengan
koordinasi melalui kader desa setempat dalam rangka konseling dan tanya jawab/ diskusi
terkait risiko dan penanggulangan penyakit hipertensi terhadap kelompok sasaran. Saat yang
sama dilakukan pemeriksaan tekanan darah terhadap penderita hipertensi oleh petugas
perkesmas. Kegiatan ditutup dengan pembagian survei inovasi kepada anggota kelompok dan
selanjutnya di evaluasi. Evaluasi dan tindak lanjut dilakukan pada saat pertemuan sedangkan
evaluasi keberhasilan inovasi dilakukan setelah implementasi selama 4 bulan.

2. Rincian Kegiatan

a. Identifikasi masalah di lapangan


b. Sosialisasi inovasi GALI POTENSI
c. Penjaringan kasus berdasarkan, survey lapangan, laporan masyarakat dan kader
kesehatan saat dilaksanakan sosialisasi
d. Pembentukan kelompok binaan GALI POTENSI di wilayah kelurahan
e. Pertemuan bulanan (pemeriksaan tekanan darah, KIE dan senam hipertensi)
f. Distribusi kuesioner kepuasan inovasi dan evaluasi
g. Mendokumentasikan kegiatan

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pertemuan kelompok binaaan GALI POTENSI di
tempat yang telah di tentukan, dimana kegiatannya berupa pemeriksaan tekanan darah
Selain itu diberikan KIE/ konseling serta kegiatan insidental berupa penggerakan aktifitas
fisik/ senam.

F. Sasaran
Seluruh penderita hipertensi di wilayah binaan Puskesmas Mpunda. Tahap awal kelompok
sasaran GALI POTENSI dibentuk di dua wilayah di kelurahan yaitu wilayah kelurahan
manggemaci dan wilayah kelurahan lewirato

G. Pembiayaan

No Kegiatan Sumber Dana


1. Sosialisasi dan pembinaan kelompok inovasi Gali BOK
Potensi
2. Penjaringan kasus -
3. Pertemuan bulanan ( pemeriksaan tekanan -
darah dan KIE)
4. Mendokumentasi kegiatan -

H. Waktu Tahapan Inovasi dan Pelaksanaan Kegiatan

1. Tahapan Inovasi

Tabel 1. Jadwal Tahapan inovasi GALI POTENSI

No Tahapan Waktu Kegiatan Keterangan


1. Latar Belakang Masalah Maret 2021 Pengamatan masalalah
terhadap tingginya kasus
hipertensi di wilayah
Puskesmas Mpunda
2. Perumusan Ide Maret 2021 Perumusan ide dari
masukan semua pihak /
koordinasi dengan Kepala
Puskesmas
3. Perancangan Maret 2021 Menyusun tim pengelola
inovasi
GALI POTENSI
4 Implementasi Maret 2021 Pelaksanaan GALI
POTENSI

2. Rancangan inovasi

KEGIATAN April Mei


NO
I II III IV I II III IV
Sosialisasi dan koordinasi
1.
internal Puskesmas
Sosialisasi dan koordinasi
2
eksternal

3 Penyusunan tim Gali Potensi


Penyusunan pedoman Gali
4
Potensi

Bimbingan teknis inovasi Gali


5
Potensi

6. Lunching inovasi Gali Potensi

I. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

Evaluasi dilakukan dengan pemeriksaan buku pendataan. Evaluasi terbagi dua tahap
yang pertama evaluasi saat dilakukan pertemuan bulanan dan evaluasi keberhasilan program
yang dilakukan setelah 4 bulan sejak implementasi.

J. Pencatatan, Pelaporan & Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Bagaimana dan kapan pelaksanaan kegiatan Inovasi GALI POTENSI dilakukan serta
pencatatan hasil kegiatan di buku visum. Pada saat pelaporan disertai dengan lampiran
dokumentasi.

K. Hasil
Melalui inovasi GALI POTENSI di harapkan pengetahun serta kesadaran masyarakat tentang
hipertensi semakin meningkat, sehingga angka kejadian hipertensi semakin menurun.

Mengetahi,
Kepala Puskesmas Mpunda
Rita Astuti, S.Kep, Ns
NIP. 19800101 200604 2 005

Anda mungkin juga menyukai