Oleh:
Melia Megawati
2018012125
Pembimbing:
dr. Diana Mayasari, M.K.K., Sp. KKLP
dr. Liskha Sari Sandiaty, M.Kes
dr. Afia Marlita
LATAR BELAKANG
• Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme seperti protozoa, bakteri, jamur, maupun virus. Angka prevalensi PTM
masih tinggi dan cenderung mengalami kenaikan di setiap tahunnya.
• Salah satu penyebab kematian terbesar pada PTM adalah penyakit jantung dan
pembuluh darah.
• Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling
banyak disandang masyarakat
• Menurut Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter pada
penduduk umur ≥ 18 tahun tertinggi diduduki oleh Propinsi Sulawesi Utara dengan
angka 13,2% dengan rata-rata se-Indonesia di angka 8.4% dan Provinsi Lampung
menempati urutan 21 dari 34 propinsi.
• Salah satu cara yang dilakukan untuk menurunkan angka PTM adalah melakukan upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif secara komprehensif.
LATAR BELAKANG
• Kegiatan Posbindu PTM terbukti mampu meningkatkan pengetahuan, sikap mawas diri,
dan status kesehatan masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus
PTM dapat dicegah.
• Upaya untuk pengendalian PTM beserta faktor risikonya dapat dilakukan dengan
meningkatkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) melalui kegiatan Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM).
• Berdasarkan data cakupan penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan
di puskesmas Simpur periode Januari- Oktober 2022 didapatkan pencapaian pada angka
2.454 (59,89%) dari target capaian sampai bulan Desember 2022 sebesar 4.097 (100%).
Dari data tersebut dapat terlihat apabila cakupan penderita hipertensi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di puskesmas simpur belum mencapai target.
RUMUSAN MASALAH
Masalah yang ditemukan di Puskesmas Rawat Inap Simpur adalah masih belum
tercapainya target capaian program Posbindu PTM dengan indikator penderita
hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap
Simpur bulan Januari- Oktober 2022.
Permasalahan yang akan dievaluasi adalah bagaimana pelaksanaan program
posbindu ptm dengan indikator penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan di wilayah Puskesmas Rawat Inap Simpur pada Januari- Oktober 2022.
TUJUAN
PENULISAN
Tujuan Umum
• Untuk mengevaluasi program posbindu ptm dengan indikator penderita
hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Simpur pada Januari- Oktober 2022
Tujuan Khusus
1.Mengidentifikasi permasalahan dari pelaksanaan program posbindu ptm
dengan indikator hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan di
Puskesmas Rawat Inap Simpur.
2.Mengetahui faktor penyebab tidak tercapainya program posbindu ptm
dengan indikator penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur.
3.Mampu menentukan alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan
angka cakupan penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur.
MANFAAT
Bagi penulis
1.Menerapkan dan mengembangkan ilmu kedokteran komunitas yang telah
diperoleh.
2.Mendapatkan pengalaman belajar mengenai manajemen dan evaluasi
program puskesmas.
3.Mengetahui pelaksanan program dan kendala yang dihadapi pada program
posbindu ptm dengan indikator penderita hipertensi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Rawat Inap Simpur.
MANFAAT
Bagi masyarakat
1. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan khususnya bagi penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur.
2. Dengan tercapainya keberhasilan program diharapkan penderita hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup penderita dan
mencegah komplikasi penyakit hipertensi.
TINJAUAN PUSTAKA
• Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab utama kematian secara global, dan salah satu
tantangan kesehatan utama di abad ke-21. Di negara berkembang, penyakit tidak menular juga
muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama, dan ini diyakini sebagai atribut dari
efek industrialisasi, misal adopsi gaya hidup sedentary, gizi buruk, merokok dan asupan alkohol
berisiko, ditambah dengan peningkatan perawatan kesehatan dalam pengendalian infeksi dan
peningkatan harapan hidup rata-rata umum (Rahman et al., 2021).
• Prevalensi PTM dan cedera di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2013, Hipertensi usia ˃18 tahun
(25,8%), Rematik (24,7%), cedera semua umur (8,2%) dengan cedera akibat transportasi darat
(47,7%), Asma (4,5%), PPOK umur ≥ 30 tahun(3,8%), Diabetes Melitus (2,1%), PJK umur ≥ 15 tahun
(1,5%), Batu Ginjal (0,6%), Hipertiroid umur ≥ 15 tahun berdasarkan diagnosis (0,4%), Gagal Jantung
(0,3%), Gagal Ginjal Kronik (0,2%), Stroke (12,1‰), dan Kanker (1,4%) (Kemenkes RI, 2015).
Gambar 1. Insidensi dan Angka Mortalitas PTM
Riwayat
Usia
Keluarga
FAKTOR RISIKO
YANG TIDAK DAPAT
DIMODIFIKASI Jenis
Kelami
n
Etnis
Penggunaan tembakau
FAKTOR RISIKO
YANG DAPAT Konsumsi alkohol
DIMODIFIKASI
1. Definisi
• Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi adalah
suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif
sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan, WHO
menyatakan hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic
sama atau lebih besar 95 mmHg, JNC VII berpendapat hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg, sedangkan
menurut Brunner dan Suddarth hipertensi juga diartikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan darahnya diatas 140/90
mmHg.
KLASIFIKASI HIPERTENSI
Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi yaitu:
a. Faktor Genetik
Orang yang memiliki orang tua dengan riwayat hipertensi mempunyai
resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang
yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
b. Umur
Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis.
Pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas
simpatik.
c. Jenis Kelamin
Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi pada
usia muda. Laki-laki juga mempunyai resiko lebih besar terhadap morbiditas
dan mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan di atas umur 50 tahun hipertensi
lebih banyak terjadi pada wanita.
d. Ras
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya.
e. Obesitas
Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik
potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan tekanan darah
secara terus menerus.
f. Nutrisi
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi
hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal.
g. Kebiasaan Merokok
Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan
risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis
Patofisiologi Hipertensi
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik lengkap, terutama pemeriksaan tekanan darah,
3) Pemeriksaan penunjang meliputi tes urinalisis, pemeriksaan kimia darah (untuk
mengetahui kadar potassium, sodium, creatinin, High Density Lipoprotein (HDL),
Low Density Lipoprotein (LDL), glukosa),
4) Pemeriksaan EKG
TATALAKSANA
3)Ensefalopati hipertensi
Ensefalopati hipertensi yaitu sindroma yang ditandai dengan perubahan-perubahan neurologis
mendadak atau sub akut yang timbul akibat tekanan arteri yang meningkat, dan kembali
normal apabila tekanan darah diturunkan..
Kelainan pada mata
a. Oklusi vena retina
Penyumbatan suplai darah dalam vena ke retina yang dapat terjadi karena pengerasan
pembuluh darah dalam mata.
1. Peningkatan partisipasi dan deteksi PTM oleh komunitas melalui modifikasi perilaku.
2. Ekspansi cakupan PTM-POSBINDU sejak 2014, melalui 7 setting lain yaitu tempat kerja,
sekolah, ruang public, failitias Kesehatan, antar sector, tempat ibadah, dan Haji.
3. Peningkatan engagement pada sector privat dalam usaha promosi dan prefentif (CSR,
PPP)
4. Optimalisasi media sosial dan jejaring media dalam pencegahan PTM
5. Memberikan paparan strategi komunikasi melalui web-site interaktif, aplikasi mobile, dan
kampanye multimedia yang intens
6. Meningkatkan potensial kerjasama dengan organisasi non pemerintahan.
KERANGKA TEORI
DEFINISI OPERASIONAL
PROFIL PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR
• Puskesmas Simpur berdiri sejak tahun 1958 dengan wilayah kerja 11 kelurahan dan empat
puskesmas pembantu, berlokasi di Jl. Kartini No.24 kelurahan Tanjung Karang.
• Dengan adanya Peraturan Daerah kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012 yang disinergikan
dengan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Penataan dan
Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan, maka jumlah kecamatan dari 13 kecamatan bertambah
menjadi 20 kecamatan dan jumlah kelurahan dari 98 kelurahan bertambah menjadi 126 kelurahan,
maka terjadi perubahan wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur menjadi 3 Kelurahan Wilayah
Kerja yaitu Kelurahan Kelapa Tiga, Kelurahan Kaliawi Persada dan Kelurahan Pasir Gintung
PROFIL PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR
Visi
Visi UPT puskesmas rawat inap Simpur adalah terwujudnya pelayanan Puskesmas yang
optimal, bebas Kejadian Luar Biasa (KLB), dengan bertumpu pada pelayanan prima dan
pemberdayaan masyarakat menuju Bandar Lampung Sehat 2021.
PROFIL PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR
Misi
Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapaian hasil output adalah dengan
menetapkan beberapa tolak ukur atau standar yang ingin dicapai.
V(Vulnerability), C (Cost)
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN
No Masalah U S G Total
1 Usia produktif 3 3 4 10
(15-59 tahun)
yang diskrinning
kesehatan)
2 Penderita 4 5 4 13
hipertensi yang
mendapat
pelayanan
kesehatan
3 Obesitas 2 4 3 11
KERANGKA KONSEP
IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH
IDENTIFIKASI PRIORITAS MASALAH
Penyebab utama masalah masalah pada program Posbindu PTM dengan indikator penderita
hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Simpur pada Januari-
Oktober 2022 adalah Media sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat tidak inovatif.
Alternatif pemecahan masalah pada program Posbindu PTM dengan indikator penderita hipertensi
yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Simpur pada Januari- Oktober
2022 yaitu:
1.Pembuatan Buku PATUH (Periksa rutin, Atasi dengan pengobatan, Tetap diet, Upayakan aktivitas
fisik, Hindari rokok, alkohol, & zat karsinogenik) Hipertensi, dimana buku tersebut berisi Diagram
Garis TTV, PF 5 target organ hipertensi,obat hipertensi yang dikonsumsi, diet gizi seimbang,
aktivitas fisik, dan komplikasi yang dapat disebabkan dari hipertensi;
2.Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kontrol hipertensi dengan media sosial seperti
instagram, facebook, & grup whatsapp.
Saran
1. Bagi petugas program posbindu PTM dengan indikator penderita hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Simpur pada Januari-
Oktober 2022 diharapkan dapat mempertimbangkan pembentukan Buku PATUH
(Periksa rutin, Atasi dengan pengobatan, Tetap diet, Upayakan aktivitas fisik,
Hindari rokok, alkohol, & zat karsinogenik) Hipertensi, dimana buku tersebut berisi
Diagram Garis TTV, PF 5 target organ hipertensi,obat hipertensi yang dikonsumsi,
diet gizi seimbang, aktivitas fisik, dan komplikasi yang dapat disebabkan dari
hipertensi
2. Bagi Puskesmas Rawat Jalan Simpur diharapkan jika inovasi program ini dapat
dilaksanakan, maka disarankan untuk pembuatan SOP lebih lengkap dengan
indikator dan target yang disesuaikan kebutuhan.
3. Untuk masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan kemauan dan pemahaman
mengenai Hipertensi.
TERIMA KASIH