Anda di halaman 1dari 47

EVALUASI PROGRAM POSBINDU PTM DENGAN INDIKATOR PENDERITA

HIPERTENSI YANG MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH


PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR PADA JANUARI-OKTOBER 20222

Oleh:
Melia Megawati
2018012125

Pembimbing:
dr. Diana Mayasari, M.K.K., Sp. KKLP
dr. Liskha Sari Sandiaty, M.Kes
dr. Afia Marlita
LATAR BELAKANG

• Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme seperti protozoa, bakteri, jamur, maupun virus. Angka prevalensi PTM
masih tinggi dan cenderung mengalami kenaikan di setiap tahunnya.  
• Salah satu penyebab kematian terbesar pada PTM adalah penyakit jantung dan
pembuluh darah.
• Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling
banyak disandang masyarakat
• Menurut Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter pada
penduduk umur ≥ 18 tahun tertinggi diduduki oleh Propinsi Sulawesi Utara dengan
angka 13,2% dengan rata-rata se-Indonesia di angka 8.4% dan Provinsi Lampung
menempati urutan 21 dari 34 propinsi.  
• Salah satu cara yang dilakukan untuk menurunkan angka PTM adalah melakukan upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif secara komprehensif.
LATAR BELAKANG

• Kegiatan Posbindu PTM terbukti mampu meningkatkan pengetahuan, sikap mawas diri,
dan status kesehatan masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus
PTM dapat dicegah.
• Upaya untuk pengendalian PTM beserta faktor risikonya dapat dilakukan dengan
meningkatkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) melalui kegiatan Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM).  
• Berdasarkan data cakupan penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan
di puskesmas Simpur periode Januari- Oktober 2022 didapatkan pencapaian pada angka
2.454 (59,89%) dari target capaian sampai bulan Desember 2022 sebesar 4.097 (100%).
Dari data tersebut dapat terlihat apabila cakupan penderita hipertensi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di puskesmas simpur belum mencapai target.
RUMUSAN MASALAH

Masalah yang ditemukan di Puskesmas Rawat Inap Simpur adalah masih belum
tercapainya target capaian program Posbindu PTM dengan indikator penderita
hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap
Simpur bulan Januari- Oktober 2022.
 
Permasalahan yang akan dievaluasi adalah bagaimana pelaksanaan program
posbindu ptm dengan indikator penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan di wilayah Puskesmas Rawat Inap Simpur pada Januari- Oktober 2022.
TUJUAN
PENULISAN
Tujuan Umum
• Untuk mengevaluasi program posbindu ptm dengan indikator penderita
hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Simpur pada Januari- Oktober 2022
Tujuan Khusus
1.Mengidentifikasi permasalahan dari pelaksanaan program posbindu ptm
dengan indikator hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan di
Puskesmas Rawat Inap Simpur.
2.Mengetahui faktor penyebab tidak tercapainya program posbindu ptm
dengan indikator penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur.
3.Mampu menentukan alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan
angka cakupan penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur.
MANFAAT

Bagi penulis
1.Menerapkan dan mengembangkan ilmu kedokteran komunitas yang telah
diperoleh.
2.Mendapatkan pengalaman belajar mengenai manajemen dan evaluasi
program puskesmas.
3.Mengetahui pelaksanan program dan kendala yang dihadapi pada program
posbindu ptm dengan indikator penderita hipertensi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Rawat Inap Simpur.
MANFAAT

Bagi puskesmas yang dievaluasi


1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelayanan kesehatan
lingkungan di wilayah kerjanya.
2. Memperoleh masukan dari saran yang diberikan sebagai umpan balik agar
keberhasilan program mendatang dapat tercapai secara optimal.
MANFAAT

Bagi masyarakat
1. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan khususnya bagi penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur.
2. Dengan tercapainya keberhasilan program diharapkan penderita hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup penderita dan
mencegah komplikasi penyakit hipertensi.
TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit Tidak Menular

• Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab utama kematian secara global, dan salah satu
tantangan kesehatan utama di abad ke-21. Di negara berkembang, penyakit tidak menular juga
muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama, dan ini diyakini sebagai atribut dari
efek industrialisasi, misal adopsi gaya hidup sedentary, gizi buruk, merokok dan asupan alkohol
berisiko, ditambah dengan peningkatan perawatan kesehatan dalam pengendalian infeksi dan
peningkatan harapan hidup rata-rata umum (Rahman et al., 2021).

• Prevalensi PTM dan cedera di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2013, Hipertensi usia ˃18 tahun
(25,8%), Rematik (24,7%), cedera semua umur (8,2%) dengan cedera akibat transportasi darat
(47,7%), Asma (4,5%), PPOK umur ≥ 30 tahun(3,8%), Diabetes Melitus (2,1%), PJK umur ≥ 15 tahun
(1,5%), Batu Ginjal (0,6%), Hipertiroid umur ≥ 15 tahun berdasarkan diagnosis (0,4%), Gagal Jantung
(0,3%), Gagal Ginjal Kronik (0,2%), Stroke (12,1‰), dan Kanker (1,4%) (Kemenkes RI, 2015).
Gambar 1. Insidensi dan Angka Mortalitas PTM
Riwayat
Usia
Keluarga
FAKTOR RISIKO
YANG TIDAK DAPAT
DIMODIFIKASI Jenis
Kelami
n

Etnis
Penggunaan tembakau

FAKTOR RISIKO
YANG DAPAT Konsumsi alkohol
DIMODIFIKASI

Kurangnya aktivitas fisik

Pola makan tidak sehat


DIAGRAM YANG MENUNJUKKAN HUBUNGAN YANG
DILAPORKAN ANTARA FAKTOR RISIKO YANG MAPAN DAN
PTM (PETERS ET AL., 2019)
HIPERTENSI

1. Definisi
• Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi adalah
suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif
sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan, WHO
menyatakan hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic
sama atau lebih besar 95 mmHg, JNC VII berpendapat hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg, sedangkan
menurut Brunner dan Suddarth hipertensi juga diartikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan darahnya diatas 140/90
mmHg.
KLASIFIKASI HIPERTENSI
Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi yaitu:
a. Faktor Genetik
Orang yang memiliki orang tua dengan riwayat hipertensi mempunyai
resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang
yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.

b. Umur
Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis.
Pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas
simpatik.  

c. Jenis Kelamin
Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi pada
usia muda. Laki-laki juga mempunyai resiko lebih besar terhadap morbiditas
dan mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan di atas umur 50 tahun hipertensi
lebih banyak terjadi pada wanita.
d. Ras
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya.

e. Obesitas
Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik
potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan tekanan darah
secara terus menerus.

f. Nutrisi
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi
hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal.

g. Kebiasaan Merokok
Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan
risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis
Patofisiologi Hipertensi

Patofisiologi terjadinya hipertensi adalah Vasopresin, disebut juga antidiuretic


melalui terbentuknya angiotensin II dari hormone (ADH), bahkan lebih kuat daripada
angiotensin I oleh angiotensin I converting angiotensin sebagai vasokonstriktor, jadi
enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis kemungkinan merupakan bahan
penting dalam mengatur tekanan darah. vasokonstriktor yang paling kuat dari tubuh

Mekanisme dimana aldosteron meningkatkan


Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang reabsorbsi natrium sementara pada saat yang
sangat kuat dan memiliki efek-efek lain yang sama meningkatkan sekresi kalium adalah
juga mempengaruhi sirkulasi. dengan merangsang pompa natrium- kalium
ATPase pada sisi basolateral dari membran
tubulus koligentes kortikalis
DIAGNOSIS

1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik lengkap, terutama pemeriksaan tekanan darah,
3) Pemeriksaan penunjang meliputi tes urinalisis, pemeriksaan kimia darah (untuk
mengetahui kadar potassium, sodium, creatinin, High Density Lipoprotein (HDL),
Low Density Lipoprotein (LDL), glukosa),
4) Pemeriksaan EKG
TATALAKSANA

Tujuan penatalaksanaan Modifikasi gaya hidup yang Jenis-jenis obat antihipertensi


hipertensi adalah menurunkan dianjurkan dalam penanganan untuk terapi farmakologis
morbiditas dan mortalitas hipertensi antara lain hipertensi yang dianjurkan
kardiovaskular, mencegah mengurangi berat badan bila oleh JNC VIII yaitu diuretika
kerusakan organ, dan mencapai terdapat kelebihan (BMI ≥27), (terutama jenis Thiazide atau
target tekanan darah <130/80 diet rendah kalori, olahraga dan Aldosteron Antagonist), beta
mmHg dan 140/90 mmHg untuk aktifitas fisik, mengurangi blocker, calsium channel
individu berisiko tinggi dengan asupan garam, diet rendah blocker, angiotensin
diabetes atau gagal ginjal lemak jenuh, diet tinggi serat, converting enzyme inhibitor,
tidak merokok, istirahat yang dan angiotensin II receptor
cukup blocker
KOMPLIKASI

1) Penyakit jantung dan pembuluh darah


Hipertensi merupakan penyebab paling umum dari hipertrofi ventrikel kiri. dua bentuk utama
penyakit jantung yang timbul pada penderita hipertensi yaitu penyakit jantung koroner dan
penyakit jantung hipertensi.

2) Penyakit hipertensi serebrovaskular


Hipertensi adalah faktor resiko paling penting untuk timbulnya stroke pendarahan atau
ateroemboli. Pendarahan kecil atau penyumbatan dari pembuluh-pembuluh kecil dapat
menyebabkan infark pada daerah-daerah kecil.

3)Ensefalopati hipertensi
Ensefalopati hipertensi yaitu sindroma yang ditandai dengan perubahan-perubahan neurologis
mendadak atau sub akut yang timbul akibat tekanan arteri yang meningkat, dan kembali
normal apabila tekanan darah diturunkan..
Kelainan pada mata
a. Oklusi vena retina
Penyumbatan suplai darah dalam vena ke retina yang dapat terjadi karena pengerasan
pembuluh darah dalam mata.

b. Oklusi arteri retina


Penyumbatan suplai darah dalam arteri ke retina.

c. Makroaneurisma arteri retina


Makroaneurisma pada arteri retina yang merupakan gejala akibat tekanan daerah di sekitarnya.

d. Iskemik neuropati optik anterior


Defisiensi aliran darah pada bagian saraf optik anterior sehingga terjadi neuropati pada saraf
tersebut.

e. Ocular motor nerve palsy.


Kelumpuhan nervus okulomotor yang mengakibatkan gerakan bola mata terganggu.
PROGRAM PUSKESMAS

1. Peningkatan partisipasi dan deteksi PTM oleh komunitas melalui modifikasi perilaku.
2. Ekspansi cakupan PTM-POSBINDU sejak 2014, melalui 7 setting lain yaitu tempat kerja,
sekolah, ruang public, failitias Kesehatan, antar sector, tempat ibadah, dan Haji.
3. Peningkatan engagement pada sector privat dalam usaha promosi dan prefentif (CSR,
PPP)
4. Optimalisasi media sosial dan jejaring media dalam pencegahan PTM
5. Memberikan paparan strategi komunikasi melalui web-site interaktif, aplikasi mobile, dan
kampanye multimedia yang intens
6. Meningkatkan potensial kerjasama dengan organisasi non pemerintahan.
KERANGKA TEORI
DEFINISI OPERASIONAL
PROFIL PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR

Sejarah Puskesmas -Gambaran Umum Puskesmas

• Puskesmas Simpur berdiri sejak tahun 1958 dengan wilayah kerja 11 kelurahan dan empat
puskesmas pembantu, berlokasi di Jl. Kartini No.24 kelurahan Tanjung Karang.
• Dengan adanya Peraturan Daerah kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012 yang disinergikan
dengan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Penataan dan
Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan, maka jumlah kecamatan dari 13 kecamatan bertambah
menjadi 20 kecamatan dan jumlah kelurahan dari 98 kelurahan bertambah menjadi 126 kelurahan,
maka terjadi perubahan wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur menjadi 3 Kelurahan Wilayah
Kerja yaitu Kelurahan Kelapa Tiga, Kelurahan Kaliawi Persada dan Kelurahan Pasir Gintung
PROFIL PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR

Visi

Visi UPT puskesmas rawat inap Simpur adalah terwujudnya pelayanan Puskesmas yang
optimal, bebas Kejadian Luar Biasa (KLB), dengan bertumpu pada pelayanan prima dan
pemberdayaan masyarakat menuju Bandar Lampung Sehat 2021.
PROFIL PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR

Misi

Memberikan pelayanan yang profesional dan bermutu.

Memberikan pelayanan yang nyaman dan ramah.

Meningkatkan sumber daya manusia.

Meningkatkan perilaku hidup sehat dan bersih.

Menggalang kemitraan dengan semua pihak dan


pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat.
FUNGSI UPT PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.


• Puskesmas harus berperan sebagai motor dan motivator terselenggaranya pembangunan yang mengacu,
berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama.
2. Memberdayakan masyarakat dan memberdayakan keluarga.
• Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non-instruktif guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral
maupun lembaga swadaya masyarakat dan tokoh masyarakat. Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya
fasilitasi yang bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga agar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan
benar tanpa atau dengan bantuan pihak lain.
3. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama
• Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat ‘mutlak perlu’, yang sangat dibutuhkan oleh
sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
METODE EVALUASI

Tabel 2. Pendekatan Sistem Kerangka Konsep

Input Proses Output


- Petugas kesehatan: Dokter 5 - Pelaksanaan Posbindu-PTM - Presentase penderita
orang, Dokter gigi 3 orang, dengan indikator penderita hipertensi yang
Perawat 28 orang, tenaga hipertensi mendapatkan pelayanan
kesehatan masyarakat 1 - Program ini diselenggarakan 1 kesehatan pada program
orang, gizi 3 orang. bulan sekali dengan kegiatan: Posbindu PTM di Wilayah
- Sarana: Puskesmas satu unit. - 1. Edukasi perilaku gaya hidup Kerja Puskesmas Rawat
- Sarana di luar gedung: sehat Inap Simpur tahun 2022
Tensimeter 1 buah, - 2. Pengukuran tekanan darah sebesar 100%
timbangan 1 buah, meteran  
1 buah, alat promosi
kesehatan
- Lingkungan: 3 kelurahan,
jumlah penduduk sebanyak
6.605 jiwa.
-  
CARA ANALISIS

Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapaian hasil output adalah dengan
menetapkan beberapa tolak ukur atau standar yang ingin dicapai.

Menentukan satu tolak ukur yang digunakan

Membandingkan pencapaian keluaran program dengan tolak ukur keluaran

Menetapkan prioritas masalah


1)Urgency: menilai ketersediaan waktu untuk pemecahan masalah yang ada.
2)Seriousness: melihat pengaruh bahwa masalah tersebut akan menyebabkan hal yang serius atau fatal.
3)Growth: aspek kemungkinan meluasnya atau berkembangnya masalah maupun kemungkinan timbulnya masalah

Identifikasi penyebab masalah


Beberapa indikator yang sering dipergunakan untuk menyusun prioritas masalah, yaitu:
a) I (Importance), pentingnya masalah, yang terdiri dari beberapa unsur lagi yaitu;
b) P (Prevalence), jumlah suatu masyarakat yang terkena masalah, semakin besar maka semakin harus
diprioritaskan.
c) S (Severity), berat tingginya masalah yang dihadapi, serta seberapa jauh akibat yang ditimbulkan oleh
masalah tersebut.
d) PB (Public concern), menyangkut besarnya keprihatinan masyarakat terhadap suatu masalah.
e) RI (Rate of increase), yaitu jumlah kenaikan angka penyakit dalam periode waktu tertentu.
f) DU (Degree of unmeet need), yaitu adanya keinginan/dorongan besar dari masyarakat agar masalah
tersebut dapat segera diselesaikan
g) SB (Social Benefit), sejauh mana keuntungan sosial yang diperoleh dari penyelesaian masalah
tersebut.
h) PC (Politicial climate), besarnya dukungan politik dari pemerintah sangat menentukan besarnya
keberhasilan penyelesaian masalah.
i) T (Technology feasibility), ketersediaan teknologi dalam mengatasi suatu masalah.
j) R (Resource avaibility), menyangkut ketersediaan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk
menyelesaikan suatu masalah
CARA ANALISIS

Membuat alternatif pemecahan masalah

Menentukan prioritas cara pemecahan masalah

Keterangan: P (Priority), M (Magnitude), I(Importancy),

V(Vulnerability), C (Cost)
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN

Penetapan Indikator dan Tolak Ukur dari Unsur Keluaran


 Suatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan tolak
ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenjangan antara unsur
sistem lainnya dengan tolak ukur.
 Identifikasi masalah dimulai dengan melihat adanya kesenjangan antara target dan
pencapaian. Dalam penelitian ini ditetapkan tolak ukur yang akan dipakai yaitu target
capaian penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur pada Januari- Oktober tahun 2022 berdasarkan
target tahunan Program Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Simpur yaitu 100%.
MEMBANDINGKAN PENCAPAIAN KELUARAN
PROGRAM
Tabel DENGAN
11. Target & Capaian Program TOLAK
Penyakit Tidak Menular UKUR
di Puskesmas Rawat Inap Simpur Januari- Oktober 2022

Variabel Tolak Ukur Pencapaian Masalah


Usia produktif (15-59 100% 31.97% (+)
tahun yang diskrining
kesehatan
 
Penderita Hipertensi 100% 59.89% (+)
yang mendapatkan
pelayanan kesehatan
 
Obesitas 100% 90.11% (+)
       
Penderita DM yang 100% 100% (-)
mendapatkan
pelayanan kesehatan

Sumber : Laporan Capaian & Terget Program PTM tahun 2022


Tabel 12. Penentuan prioritas masalah metode USG
Keterangan: U (Urgency), S (Seriousness), G (Growth)
Skoring 1: Rendah
Skoring 2: Sedang
Skoring 3: Cukup
Skoring 4: Tinggi
Skoring 5: Sangat tinggi

No Masalah U S G Total
1 Usia produktif 3 3 4 10
  (15-59 tahun)
yang diskrinning
kesehatan)
 

2 Penderita 4 5 4 13
  hipertensi yang
mendapat
pelayanan
kesehatan
 

3 Obesitas 2 4 3 11
KERANGKA KONSEP
IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH
IDENTIFIKASI PRIORITAS MASALAH

P : Prevalence (besarnya masalah).


S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah).
RI : Rate of Increase (kenaikan besarnya masalah).
DU: Degree of Unmeet-need (derajat keinginan masyarakat yang tidak dipenuhi).
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah).
PB : Public Concern (Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah).
PC : Political Climate (suasana politik).
I : Importancy, yaitu makin penting satu masalah makin di prioritas-kan masalah tersebut.
T : Technical feasibility, yaitu makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk
mengatasi masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut.
R : Resource ability, yaitu makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai, seperti tenaga, dana, dan
sarana untuk mengatasi masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut.
MENYUSUN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
Tabel 15. Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah (Jalan
Keluar)

Masalah Penyebab Alternatif


Tidak tercapainya Media sosialisasi a. Pembuatan Buku PATUH (Periksa rutin, Atasi
capaian penderita yang tidak inovatif dengan pengobatan, Tetap diet, Upayakan
hipertensi yang aktivitas fisik, Hindari rokok, alkohol, & zat
mendapatkan   karsinogenik) Hipertensi, dimana buku tsb
pelayanan berisi Diagram Garis TTV, PF 5 target organ
kesehatan di hipertensi,obat ht yang dikonsumsi, diet
wilayah kerja gizi seimbang, aktivitas fisik, dan komplikasi
Puskesmas Rawat yang dapat disebabkan dari hipertensi
Inap Simpur pada  
Januari- Oktober b. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya
2022 sebesar 59, kontrol hipertensi dengan media sosial
89% dari target seperti instagram, facebook, & grup
100%. whatsapp
 
MENENTUKAN PRIORITAS PEMECAHAN
MASALAH
KESIMPULAN
Pelaksanaan program Posbindu PTM dengan indikator penderita hipertensi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Simpur pada Januari- Oktober 2022 mengalami
kesenjangan antara capaian dan target, yaitu hanya tercapai 59,89% dari target 100%.

Penyebab utama masalah masalah pada program Posbindu PTM dengan indikator penderita
hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Simpur pada Januari-
Oktober 2022 adalah Media sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat tidak inovatif.

Alternatif pemecahan masalah pada program Posbindu PTM dengan indikator penderita hipertensi
yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Simpur pada Januari- Oktober
2022 yaitu:
1.Pembuatan Buku PATUH (Periksa rutin, Atasi dengan pengobatan, Tetap diet, Upayakan aktivitas
fisik, Hindari rokok, alkohol, & zat karsinogenik) Hipertensi, dimana buku tersebut berisi Diagram
Garis TTV, PF 5 target organ hipertensi,obat hipertensi yang dikonsumsi, diet gizi seimbang,
aktivitas fisik, dan komplikasi yang dapat disebabkan dari hipertensi;
2.Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kontrol hipertensi dengan media sosial seperti
instagram, facebook, & grup whatsapp.
Saran

1. Bagi petugas program posbindu PTM dengan indikator penderita hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Simpur pada Januari-
Oktober 2022 diharapkan dapat mempertimbangkan pembentukan Buku PATUH
(Periksa rutin, Atasi dengan pengobatan, Tetap diet, Upayakan aktivitas fisik,
Hindari rokok, alkohol, & zat karsinogenik) Hipertensi, dimana buku tersebut berisi
Diagram Garis TTV, PF 5 target organ hipertensi,obat hipertensi yang dikonsumsi,
diet gizi seimbang, aktivitas fisik, dan komplikasi yang dapat disebabkan dari
hipertensi
2. Bagi Puskesmas Rawat Jalan Simpur diharapkan jika inovasi program ini dapat
dilaksanakan, maka disarankan untuk pembuatan SOP lebih lengkap dengan
indikator dan target yang disesuaikan kebutuhan.
3. Untuk masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan kemauan dan pemahaman
mengenai Hipertensi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai