Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK

PETIK BUNGA MEKAR

“PELAYANAN PENYAKIT KRONIS BERLANJUT DENGAN

MENGHUBUNGI (VIA TELPON) DAN KUNJUNGAN RUMAH”

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PAMEKASAN

PUSKESMAS BULANGAN HAJI

KECAMATAN PEGANTENAN KABUPATEN PAMEKASAN

TAHUN 2016
PETIK BUNGA MEKAR

“PELAYANAN PENYAKIT KRONIS BERLANJUT DENGAN MENGHUBUNGI

(VIA TELPON) DAN KUNJUNGAN RUMAH”

A. ANALISA MASALAH

1. Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakan inovasi ini?

Penyakit kronis merupakan penyakit dengan ciri bersifat menetap, menyebabkan

ketidak-mampuan pada penderitanya, dan untuk menyembuhkannya penderita perlu

melakukan perawatan rutin dalam periode waktu yang lama. Walau tidak semua penyakit

kronis mengancam jiwa, tetapi akan menjadi beban ekonomi bagi individu, keluarga, dan

komunitas secara keseluruhan (Yenny & Elly, 2016). Penyakit kroni dibagi menjadi dua yaitu

penyakit tidak menular dan menular. Penyakit kronis yang tidak menular di antaranya seperti

penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, penyakit paru kronis (misalnya asma dan

penyakit paru obstruktif kronis), serta diabetes dan hipertensi. Sementara penyakit kronis

yang menular seperti HIV-AIDS, TB Paru dan hepatitis kronis serta penyakit menular lainnya

(Ikhsan, 2014).

Penyakit kronis ternyata telah menjadi penyumbang kematian terbesar di Asia

Tenggara. Penyakit jantung, stroke, serta penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) adalah

contoh penyakit kronis yang menjadi tren gaya hidup saat ini. Berdasarkan data dari WHO di

Wilayah Asia Tenggara pada tahun 2016 dari total 100% kematian yang disebabkan oleh

penyakit kronis, sebanyak 55% kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular, 35%

disebabkan oleh penyakit menular, dan sisanya 10% disebabkan oleh luka (Tawilah, 2016).

Begitu juga di Indonesia, penyakit kronis menjadi penyebab kematian terbanyak. Berdasarkan

data Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2016), proporsi angka kematian akibat penyakit
kronis yang tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 2007 menjadi 59,5% pada tahun

2016 dimana penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%),

disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan PPOK.

Data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2016 memaparkan bahwa sebanyak

1,7 juta orang menderita penyakit kronis dari total populasi masyarakat Jawa Timur yaitu 42

juta orang. Data yang ditemukan pada akhir tahun 2016, sebanyak 86 orang melakukan

pemeriksaan ke Puskesmas Bulangan Haji dan dinyatakan menderita penyakit kronis serta

sedang menjalankan pengobatan. Pengobatan pada penyakit kronis memerlukan jangka waktu

yang panjang rentan terhadap masalah kepatuhan pasien, seringkali pasien merasa jenuh

untuk melakukan pengobatan terus menerus dan kemudian tidak patuh pada pengobatan.

Rasa jenuh saat melakukan pengobatan secara terus menerus terkadang membuat

pasien merasa malas untuk melakukan kontrol ulang ke Fasilitas Kesehatan tempat pasien

biasa berobat. Jenuh dan malas yang timbul pada akhirnya dapat menyebabkan pasien lupa

kapan pasien harus kontrol kembali dan meminum obat. Masalah tersebut dapat membawa

banyak dampak bagi pasien yaitu memperlambat proses kesembuhan, memperburuk keadaan

pasien dan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, sebagian besar penderita penyakit kronis

yang tidak menular berasal dari golongan Lansia yang memerlukan motivasi dan pengawasan

ketat untuk kepatuhan minum obat. Terlebih lagi pasien dengan penyakit kronis menular

(terutama TB, Kusta dan HIV-AIDS) seringkali memiliki masalah harga diri rendah dan

sering dikucilkan sehingga malu untuk bertemu dengan orang lain juga petugas kesehatan.

Berdasarkan pemaparan masalah diatas, Puskesmas Bulangan Haji ingin berinovasi

untuk mengatasi masalah kepatuhan minum obat dan kunjungan ulang pasien ke Puskesmas

utamanya pada pasien dengan penyakit kronis. Selain itu, inovasi ini bertujuan untuk

meningkatkan rasa percaya diri pasien kepada keluarga dan masyarakat serta meningkatkan
motivasi pasien untuk tetap melanjutkan pengobatan hingga pasien benar-benar sembuh

dengan menerapkan pelayanan via telpon dan kunjungan rumah.

B. PENDEKATAN STRATEGIS

2. Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inisiatif ini telah

memecahkan masalah yang dihadapi?

Untuk memecahkan masalah tersebut, Puskesmas Bulangan Haji menciptakan inovasi

“PETIK BUNGA MEKAR”. PETIK BUNGA MEKAR merupakan suatu program Inovasi

yang dilaksanakan oleh Puskesmas Bulangan Haji di lima desa yang berada dibawah naungan

Puskesmas Bulangan Haji. Inovasi ini bertujuan untuk memberikan pelayanan prima kepada

pasien untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat utamanya pada pasien dengan

penyakit kronis seperti Hipertensi, Diabetes Mellitus, TBC, Hepatitis B dan C, HIV-AIDS

dan penyakit kronis lainnya.

Strategi keberhasilan pelaksanaan inovasi PETIK BUNGA MEKAR yaitu dengan

menggunakan metode pendekatan Via Telpon dan Kunjungan Rumah. Mengingat berbagai

kondisi yang ditemukan pada akhir tahun 2016 tersebut, maka pada awal tahun 2017

direncanakan pemecahan masalah kepatuhan minum obat dan kunjungan ulang utamanya

pada pasien dengan penyakit kronis dengan sebuah Inovasi “PETIK BUNGA MEKAR” yang

akan disampaikan pada Lokakarya Mini Lintas Sektoral pada bulan Februari 2017. Paparan

yang akan disampaikan pada pertemuan lintas sektor tersebut antara lain:

a) Upaya pemecahan masalah kepatuhan minum obat dan kontrol kesehatan

utamanya pada pasien dengan penyakit kronis di wilayah kerja Puskesmas

Bulangan Haji, dilakukan dengan cara setiap pasien yang datang ke Puskesmas

Bulangan Haji dan melakukan pemeriksaan serta pengobatan maka akan


dihubungi via telpon untuk mengingatkan agar obat diminum secara teratur dan

untuk mengingatkan kapan hari kunjung/kontrol ulang ke Puskesmas;

b) Rencana pembentukan komunitas peduli penyakit kronis pada 5 Desa di wilayah

kerja Puskesmas Bulangan Haji yang diberikan nama komunitas Warga Peduli

Penderita (WARLITA);

c) Pendampingan komunitas WARLITA dan tenaga kesehatan terhadap pasien yang

tidak dapat melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas;

d) Monitoring keberhasilan pelaksanaan Inovasi pada buku chek list kunjungan

ulang pada setiap jenis penyakit kronis yang diderita pasien;

e) Monitoring pencatatan dan rekapan pada buku chek list kunjungan pasien

terhadap masing-masing pemegang program penyakit di Puskesmas Bulangan

Haji.

Pemberdayaan komunitas WARLITA dalam upaya memecahkan masalah kepatuhan

minum obat dan kunjungan ulang kesehatan diharapkan mampu memberikan sumbangsih

yang cukup kuat dalam melakukan pendampingan dan meningkatkan motivasi pasien dengan

penyakit kronis untuk selalu teratur meminum obat demi kesembuhan pasien itu sendiri.

Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana yang tertulis dalam BAB I, Pasal 1 Penjelasan

12, Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, adalah upaya mengembangkan

kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,

keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui

penetapan kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan yang sesuai dengan esensi

masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.


Pemberdayaan masyarakat Desa bertujuan memampukan Desa dalam melakukan aksi

bersama sebagai suatu kesatuan tata kelola Pemerintahan Desa, kesatuan tata kelola lembaga

kemasyarakatan Desa dan lembaga adat serta kesatuan tata ekonomi dan lingkungan.

Pemberdayaan masyarakat Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa, Badan

Permusyawaratan Desa, forum musyawarah Desa, lembaga kemasyarakatan Desa, lembaga

adat Desa, BUM Desa, badan kerja sama antar-Desa, forum kerja sama Desa, dan kelompok

kegiatan masyarakat lain yang dibentuk untuk mendukung kegiatan pemerintahan dan

pembangunan pada umumnya.

Salah satu kegiatan pemerintahan dan pembangunan yaitu dalam sektor kesehatan.

Dibentuknya komunitas WARLITA diharapkan mampu bekerja sama dengan tenaga

kesehatan Puskesmas untuk bersama-sama meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

utamanya masyarakat yang menderita penyakit kronis. Pendampingan kepada pasien dengan

penyakit kronis serta pemberian motivasi agar selalu rutin minum obat dan berkunjung ke

Puskesmas serta menjadi penghubung antara tenaga kesehatan Puskesmas dengan pasien di

lapangan menjadi tugas utama dari komunitas WARLITA tersebut.

3. Dalam hal apa inisiatif ini kreatif dan inovatif?

Pada dasarnya inovasi PETIK BUNGA MEKAR ini menggunakan pendekatan yang

sederhana dalam pelaksanaannya, yaitu pelayanan komunikasi via telpon dan kunjungan

rumah. Komunikasi via telpon dilaksanakan berdasarkan tanggal datang periksa dan tanggal

kunjungan ulang pasien ke Puskesmas. Staf Puskesmas yang bertugas mengingatkan hari dan

tanggal kunjung pasien yaitu petugas informasi yang berada di bagian resepsionis Puskesmas

Bulangan Haji. Staf tersebut bertugas untuk memberikan informasi via telpon saat H-1

kunjungan ulang kepada semua pasien penderita penyakit kronis yang melakukan
pemeriksaan, konsultasi dan pengobatan ke Puskesmas Bulangan Haji. Chek list data dari

masing-masing jenis penyakit menjadi acuan petugas telah menghubungi pasien atau belum.

Apabila pada hari tersebut pasien tidak melakukan kunjungan atau tidak memberikan umpan

balik mengenai keadaan terkini pasien saat itu, maka petugas tersebut akan memberikan

informasi kepada pemegang program penyakit pasien tersebut agar dilakukan kunjungan

rumah untuk mengetahui keadaan pasien dan alasan pasien tidak melakukan kunjungan ulang.

Selain itu, pasien yang sebelumnya diketahui menderita penyakit kronis yang sudah

mencapai stadium atau tingkat keparahan yang tinggi maka pemegang program langsung

melakukan konfirmasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk segera melakukan

kunjungan rumah. Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi terhadap terjadinya komplikasi

penyakit pasien di rumah yang menyebabkan pasien tidak dapat dibawa dan berkunjung ke

Puskesmas.

Komunitas WARLITA yang telah terbentuk di setiap Desa berfungsi sebagai

pendamping pasien di rumah. Setiap anggota bertugas untuk melakukan kunjungan dan

memberikan motivasi kepada pasien penderita penyakit kronis dan keluarganya paling tidak

satu bulan sekali. Selain sebagai pendamping dan pemberi motivasi kepada pasien dan

keluarganya, anggota komunitas tersebut juga bertugas untuk memberikan informasi dan

umpan balik kepada Puskesmas apabila terdapat pasien yang mengalami komplikasi atau

kekambuhan atas penyakit yang dideritanya di rumah sehingga petugas Puskesmas dapat

langsung melakukan kunjungan kepada pasien tersebut untuk segera dilakukan pemberian

pertolongan pertama kepada pasien di rumah.

NO. JENIS PENYAKIT 2016


1 Diabetes Mellitus 9

2 Hipertensi 20

3 Asma Bronkial 9

4 PJK (Penyakit Jantung Koroner) 2

5 PPOK (Penyakit Pernapasan Obstruksi Kronis) 6

6 TBC 24

7 Kusta 1

8 Hepatitis 1

9 HIV 0

10 ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) 14

TOTAL

Tabel 1. Tabel data penderita penyakit kronis yang melakukan pemeriksaan dan

pengobatan ke Puskesmas Bulangan Haji tahun Januari-Desember 2016

C. STRATEGI PELAKSANAAN

4. Strategi pelaksanaan inovasi PETIK BUNGA MEKAR

Sebelum dipaparkan dan dilaksankan kegiatan Inovasi, tentunya tim mutu

pelayanan Puskesmas didampingi oleh Kepala Puskesmas telah mengadakan rapat dan

musyawarah sebelumnya mengenai pelaksanaan kegiatan inovasi hingga evaluasi yang akan

dilakukan seperti apa. Tim mutu yang telah merumuskan mengenai apa dan bagaimana

Inovasi tersebut akan dilaksanakan, kemudian mengajukan hasil yang telah dimusyawarahkan
ke Lokakarya mini lintas program. Ketika semua pemegang program telah menyetujui

rencana Inovasi maka Puskesmas bersiap mengusulkannya ke Lokakarya mini lintas sektoral

dan siap disosialisasikan ke masyarakat luas utamanya masyarakat yang berada di bawah

naungan Puskesmas Bulangan Haji.

Strategi pelaksanaan kegiatan Inovasi PETIK BUNGA MEKAR dimulai dari

penentuan sasaran kegiatan Inovasi. Sasaran pada inovasi ini yaitu penderita penyakit kronis

yang terdiri dari pasien kronis dengan penyakit menular dan penyakit tidak menular serta

kebanyakan penderita penyakit kronis adalah lansia walaupun tak sedikit juga penderita yang

masih uberusia muda. Salah satu strategi pendekatan yang digunakan yaitu via telpon. Pasien

yang telah melakukan kunjungan ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan tentunya

akan diberikan obat untuk dikonsumsi teratur di rumah dan akan selalu dianjurkan untuk

melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas untuk diperiksa ulang dan mendapatkan obat

kembali.

Ketika telah sampai pada hari dan tanggal pasien melakukan kunjungan ulang dan

mengambil obat ke Puskesmas, petugas dari Puskesmas yang telah bertugas langsung

menghubungi pasien via telpon sehari sebelum tanggal dan waktu kunjungan ulang pasien. Isi

konten telpon yang diinformasikan antara lain menanyakan keadaan dan kondisi terkini

pasien, kemudian memberikan informasi bahwa besok pasien harus melakukan kunjungan

ulang ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan, pengobatan atau sekedar mengambil obat

rutin.

Setelah pasien diberikan informasi maka petugas menunggu umpan balik dari

pasien atau keluarga yang menerima panggilan telpon petugas. Ketika datang hari dan tanggal

pasien untuk berkunjung ulang maka petugas menyiapkan cheklist pasien yang sudah dibuat

sebelumnya. Pasien yang datang berkunjung diberikan tanda centang () pada kolom yang
telah disediakan, sedangkan untuk pasien yang tidak datang hingga jam siang maka akan

dilakukan pemberian informasi via telpon ke kepada komunitas WARLITA yang telah

terbetuk untuk menanyakan mengapa pasien tidak datang atau tidak memberikan tanggapan

terhadap telpon yang dilakukan oleh petugas dari Puskesmas. Komunitas WARLITA

selanjutnya melakukan crosschek ke rumah pasien dan meberikan umpan balik kepada

petugas apakah pasien baik-baik saja atau terjadi komplikasi penyakit di rumah.

Apabila pasien baik-baik saja di rumah namun tidak mau melakukan kunjungan

ulang maka komunitas WARLITA bertugas memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga

agar tetap melanjutkan program pengobatan demi kesembuhan. Namun, apabila yang terjadi

adalah pasien mengalami kompilakasi penyakit atau kambuh di rumahnya maka petugas

Perkesmas beserta dokter yang sedang jaga di Puskesmas langsung melakuakn Kunjungan

Rumah untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan terhadap pasien tersebut.

Penjelasan diatas merupakan strategi pelaksanaan kegiatan Inovasi PETIK BUNGA

MEKAR. Diharapkan alur kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dan direalisasikan di

lapangan walaupun tidak menutup kemungkinan akan banyak hambatan atau kendala yang

dihadapi. Sebelum dilaksanakannya kegiatan Inovasi tentunya strategi-strategi dan

pendekatan sudah dijelaskan dan dimusyawarahkan bersama secara rutin setiap bulan pada

rapat tim mutu Puskesmas yang kemudian diajukan ke Lokakarya Mini Lintas Program serta

diajukan ke Lokakarya Mini Lintas Sektoral agar Inovasi tersebut mendapatkan dukungan

yang kuat dari seluruh karyawan Puskesmas dan seluaruh masyarakat di bawah naungan

Puskesmas.
Gambar 1. Rapat Internal TIM Mutu Pelayanan Puskesmas didampingi oleh Kepala

Puskesmas pada hari Kamis, 1 Desember 2016 di Ruang Peningkatan Mutu Pelayanan

Puskesmas

Gambar 2. Penyampaian dan Pemaparan rencana kegiatan Inovasi oleh Ketua tim Mutu

Pelayanan Puskesmas pada hari Jumat, 9 Desember 2016 di Ruang Aula Puskesmas Bulangan

Haji
Gambar 3. Sosialisasi Inovasi pada pertemuan Lokakarya Mini Lintas Sektoral di Puskesmas

Bulangan Haji pada hari Kamis, 15 Desember 2016 di Ruang Aula Puskesmas Bulangan Haji
Berikut adalah gambaran singkat mengenai diagram alur inovasi PETIK BUNGA

MEKAR, yaitu:
Kepatuhan pasien
dengan penyakit
PUSKESMAS BULANGAN HAJI kronis dalam
menjalankan
pengobatan di
PETIK BUNGA MEKAR Puskesmas masih
Kurang

SOSIALISASI PETIK BUNGA MEKAR


(LINTAS PROGRAM DAN LINTAS
SEKTORAL)

Pembentukan Komunitas
WARLITA

Pendekatan Via Telpon untuk


mengingatkan pasien

PASIEN PASIEN TIDAK


BERKUNJUNG BERKUNJUNG

Cheklist pada Menghubungi


buku register anggota WARLITA
()

Umpan balik: Umpan balik:


Pasien lupa Pasien sakit

KUNJUNGAN
RUMAH

Diagram 1. diagram aluar inovasi PETIK BUNGA MEKAR


5. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan?

1. Kepala Dinas Kesehatan, sebagai penasehat, pembimbingan dan superfisi serta

pemantauan kegiatan.

2. Kepala Puskesmas, sebagai pembina serta konsultan kegiatan.

3. Perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan kader kesehatan serta kelompok

masyarakat lain juga ikut memfasilitasi petugas Puskesmas dalam pelaksanaan

kegiatan terutama kunjungan rumah. TOGA dan TOMA sebagai pemangku wilayah

ikut memberikan dukungan dalam pelaksanaan Inovasi PETIK BUNGA MEKAR

berupa pemberian pengarahan dan masukan di dalam khutbah-khutbah jumat dan

pengajian agar masyarakat senantiasa mendukung kegiatan Inovasi PETIK BUNGA

MEKAR dalam segi sumber daya maupun sumber dana. Kader kesehatan juga ikut

andil dalam pelaksanaan PETIK BUNGA MEKAR. Kelompok masyarakat lain seperti

PKK Desa, Karang Taruna dan yang lain juga ikut mensosilisasikan kepada

masyarakat sekitar mengenai rencana dilaksanakannya kegiatan Inovasi PETIK

BUNGA MEKAR tersebut.

4. Dokter sebagai konsultan medis di bidang kesehatan serta sebagai petugas perkesmas

(Pemeriksaan Kesehatan Masyarakat) apabila ada pasien kronis yang mengalami

kekambuhan ataupun keadaan terminal di rumah.

5. Penanggung jawab program Perkesmas (Pemeriksaan Kesehatan Masyarakat) sebagai

salah satu tim pelaksana kegiatan.

6. Komunitas WARLITA sebagai nara hubung antara pasien dan petugas kesehatan

Psukesmas.
6. Sumberdaya dan sumberdana apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan

bagaimana sumberdaya itu dimobilisasi?

1) Sumber Dana dalam kegiatan inovasi PETIK BUNGA MEKAR

a) Dana Bantuan Operasional Kesehatan tahun 2018 sebesar Rp 100.000,-

setiap bulan untuk dana pembelian pulsa dan bahan bakar minyak.

2) Sumber Daya dalam kegiatan inovasi PETIK BUNGA MEKAR

a) Dokter, berperan sebagai konsultan medis bidang kesehatan.

b) Pemegang program Promkes (Promosi Kesehatan) sebagai salah satu

program yang berhubungan erat dengan kegiatan inti Inovasi

c) Komunitas WARLITA sebagai motivator dan pendamping pasien serta

keluarganya dalam pelaksanaan kegiatan.

7. Apa saja keluaran (output) yang paling berhasil?

1. Meningkatnya kepatuhan pasien dengan penyakit kronis dalam menjalankan

pengobatan dalam hal ini yaitu kepatuhan dalam minum obat secara teratur dan

melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas.

2. Meningkatnya motivasi pasien dengan penyakit kronis untuk melakukan

pengobatan hingga sembuh.

3. Meningkatnya rasa percaya diri pasien penyakit kronis utamanya pasien dengan

penyakit menular seperti TB, Kusta, dan HIV-AIDS untuk tetap melakukan

pengobatan ke Puskesmas.

4. Adanya dukungan sosial serta tenaga dari berbagai lapisan elemen masyarakat

untuk pelaksanaan kegiatan Inovasi PETIK BUNGA MEKAR seperti kepala

desa, perangkat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK Desa, Karang

Taruna dan kader serta masyarakat sendiri di 5 desa se wilayah kerja Puskesmas

Bulangan Haji.
5. Meningkatnya peran serta tenaga kesehatan Puskesmas Bulangan Haji utamanya

program Perkesmas dalam mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat.

8. Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi

inovasi pelayanan publik ini ?

Untuk memantau perkembangan kemajuan dan mengevaluasi pelaksanaan inovasi ini

maka dilakukan beberapa hal berikut:

a. Membuat dan mengisi buku rekapan registrasi pasien dengan penyakit kronis

yang melakukan pemeriksaan dan pengobatan di Puskesmas

b. Membuat buku register cheklist kunjungan ulang pasien dengan penyakit kronis

ke Puskesmas.

c. Laporan secara tertulis maupun pembahasan dalam Lokakarya Mini Lintas

Program setiap bulan dan Lokakarya Mini Lintas Sektoral setiap 3 bulan yang

dilaksanakan secara rutin untuk mengevaluasi keberhasilan kegiatan

d. Pertemuan yang bersifat insidentil oleh tim Inovasi dan tim Mutu Pelayanan

Puskesmas untuk membahas hambatan-hambatan yang terjadi di dalam proses

pelaksanaan kegiatan Inovasi tersebut

9. Apa saja kendala utama yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut dapat

diatasi ?

Dalam melaksanakan kegiatan inovasi PETIK BUNGA MEKAR, meskipun sudah

dilakukan persiapan dan sosialisasi tetapi pada kenyataannya masih menghadapi beberapa

kendala antara lain:

a. Masalah yang berasal dari internal Puskesmas Bulangan Haji


1. Alokasi pendanaan untuk kegiatan Inovasi ini belum menjadi prioritas dalam

penganggaran.

b. Masalah yang berasal dari external Puskesmas Bulangan Haji

1. Tidak semua pasien yang berkunjung memiliki nomor telpon sehingga

kesulitan untuk menulis kontak telpon yang dapat dihubungi setiap jadwal

kunjungan ulang.

2. Stigma masyarakat yang masih kuat bahwa pengobatan sebatas hanya

meminum obat dan merasa sembuh tanpa suatu tindak lanjut.

3. Pasien dan keluarga terkadang malas untuk melakukan kunjungan ulang

karena pasien telah sembuh

4. Kontak telpon pasien yang dihubungi terkadang tidak aktif sehingga

menyebabkan petugas mengalami kesulitan untuk memberikan informasi

kepada pasien.

D. Dampak sebelum dan sesudah

10. Apa saja manfaat utama (outcome) yang dihasilkan inovasi ini ?

Outcome:

1) Pasien dengan penyakit kronis patuh dalam melakukan pengobatan di Puskesmas

Bulangan Haji yaitu dalam hal teratur dalam meminum obat sesuai advice dokter

dan kembali berkunjung ulang sesuai anjuran dokter.

2) Motivasi pasien dengan penyakit kronis untuk tetap berobat demi kesembuhan

meningkat dibuktikan dengan pasien semakin rajin berkunjung ke Puskesmas.

3) Rasa percaya diri pasien dengan diagnosis TB, Kusta dan HIV-AIDS untuk tetap

melakukan pengobatan meningkat dibuktikan dengan pasien semakin rajin

berkunjung ke Puskesmas.
4) Dukungan dari berbagai elemen masyarakat meningkat untuk bekerja sama

meningkatkan derajat kesehatan pasien.

5) Kinerja program Perkesmas dalam melakukan tugas semakin baik dengan adanya

data-data yang telah tersedia di dalam Inovasi ini.

11. Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi?

INDIKATOR SEBELUM SESUDAH


Pasien dengan penyakit kronis diingatkan ulang
via telpon untuk berkunjung ke Puskesmas pada TIDAK YA
hari dan tanggal yang dianjurkan oleh dokter
Pasien dengan penyakit kronis dilakukan
kunjungan rumah saat tidak bisa melakukan TIDAK YA
kunjungan ulang ke Puskesmas
Peran Program Perkesmas Pasif Aktif
Komunitas Peduli Penyakit Kronis TIDAK ADA ADA
Tabel 2. Tabel perbedaan sebelum dan sesudah inovasi

E. Keberlanjutan

12. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik?

a) Berjalannya Program Inovasi Layanan Publik PETIK BUNGA MEKAR yaitu adanya

kerjasama antara petugas kesehatan Puskesmas Induk, Bidan Desa, Perawat

Puskesmas Pembantu, dan lintas sektoral

b) Bekerja kreatif akan memudahkan mencapai target suatu program kesehatan

c) Bekerja sama melibatkan semua unsur masyarakat merangsang untuk saling peduli.

d) Komunikasi merupakan kunci utama kesuksesan dalam bekerja

e) Pelaksanaan inovasi PETIK BUNGA MEKAR membantu meningkatkan usia harapan

hidup penderita penakit kronis


f) Perencanaan sebelum bekerja, mengerjakan apa yang direncanakan dan selalu

membuat analisa merupakan langkah menuju keberhasilan

g) Kembalinya kepercayaan masyarakat kepada para tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan yang kreatif, inovatif dan berkesinambungan.

13. Kelanjutan dan pengembangan Inovasi Layanan Publik PETIK BUNGA MEKAR

a) Inovasi ini juga dapat dijadikan pemicu program inovasi kerja yang lain untuk selalu

menciptakan inovasi-inovasi yang berorientasi kepada pelayanan masyarakat.

b) Partisipasi dari desa merupakan respon positif dari pemangku pimpinan desa terhadap

manfaat kegiatan inovasi PETIK BUNGA MEKAR, yang selanjutnya akan lebih

banyak lagi tingkat partisipasi dari masyarakat pada kegiatan PETIK BUNGA

MEKAR.

c) Inovasi PETIK BUNGA MEKAR bersifat orisinil dan belum pernah dilakukan oleh

instansi lain.

d) Inovasi PETIK BUNGA MEKAR dapat dikembangkan ulang dengan

menggunakan metode atau pendekatan yang berbeda dalam pelaksanaannya.

Mengetahui Pamekasan, Januari 2016

Kepala UPT. Puskesmas Bulangan Haji Inovator

Nur Rahma, SST, M.MKes dr. Tri Susandhi Juliarto

NIP. 19670405 198901 2001 NIP/NRPTT -

Anda mungkin juga menyukai