TAHUN 2016
PETIK BUNGA MEKAR
A. ANALISA MASALAH
melakukan perawatan rutin dalam periode waktu yang lama. Walau tidak semua penyakit
kronis mengancam jiwa, tetapi akan menjadi beban ekonomi bagi individu, keluarga, dan
komunitas secara keseluruhan (Yenny & Elly, 2016). Penyakit kroni dibagi menjadi dua yaitu
penyakit tidak menular dan menular. Penyakit kronis yang tidak menular di antaranya seperti
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, penyakit paru kronis (misalnya asma dan
penyakit paru obstruktif kronis), serta diabetes dan hipertensi. Sementara penyakit kronis
yang menular seperti HIV-AIDS, TB Paru dan hepatitis kronis serta penyakit menular lainnya
(Ikhsan, 2014).
Tenggara. Penyakit jantung, stroke, serta penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) adalah
contoh penyakit kronis yang menjadi tren gaya hidup saat ini. Berdasarkan data dari WHO di
Wilayah Asia Tenggara pada tahun 2016 dari total 100% kematian yang disebabkan oleh
penyakit kronis, sebanyak 55% kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular, 35%
disebabkan oleh penyakit menular, dan sisanya 10% disebabkan oleh luka (Tawilah, 2016).
Begitu juga di Indonesia, penyakit kronis menjadi penyebab kematian terbanyak. Berdasarkan
data Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2016), proporsi angka kematian akibat penyakit
kronis yang tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 2007 menjadi 59,5% pada tahun
2016 dimana penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%),
Data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2016 memaparkan bahwa sebanyak
1,7 juta orang menderita penyakit kronis dari total populasi masyarakat Jawa Timur yaitu 42
juta orang. Data yang ditemukan pada akhir tahun 2016, sebanyak 86 orang melakukan
pemeriksaan ke Puskesmas Bulangan Haji dan dinyatakan menderita penyakit kronis serta
sedang menjalankan pengobatan. Pengobatan pada penyakit kronis memerlukan jangka waktu
yang panjang rentan terhadap masalah kepatuhan pasien, seringkali pasien merasa jenuh
untuk melakukan pengobatan terus menerus dan kemudian tidak patuh pada pengobatan.
Rasa jenuh saat melakukan pengobatan secara terus menerus terkadang membuat
pasien merasa malas untuk melakukan kontrol ulang ke Fasilitas Kesehatan tempat pasien
biasa berobat. Jenuh dan malas yang timbul pada akhirnya dapat menyebabkan pasien lupa
kapan pasien harus kontrol kembali dan meminum obat. Masalah tersebut dapat membawa
banyak dampak bagi pasien yaitu memperlambat proses kesembuhan, memperburuk keadaan
pasien dan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, sebagian besar penderita penyakit kronis
yang tidak menular berasal dari golongan Lansia yang memerlukan motivasi dan pengawasan
ketat untuk kepatuhan minum obat. Terlebih lagi pasien dengan penyakit kronis menular
(terutama TB, Kusta dan HIV-AIDS) seringkali memiliki masalah harga diri rendah dan
sering dikucilkan sehingga malu untuk bertemu dengan orang lain juga petugas kesehatan.
untuk mengatasi masalah kepatuhan minum obat dan kunjungan ulang pasien ke Puskesmas
utamanya pada pasien dengan penyakit kronis. Selain itu, inovasi ini bertujuan untuk
meningkatkan rasa percaya diri pasien kepada keluarga dan masyarakat serta meningkatkan
motivasi pasien untuk tetap melanjutkan pengobatan hingga pasien benar-benar sembuh
B. PENDEKATAN STRATEGIS
2. Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inisiatif ini telah
“PETIK BUNGA MEKAR”. PETIK BUNGA MEKAR merupakan suatu program Inovasi
yang dilaksanakan oleh Puskesmas Bulangan Haji di lima desa yang berada dibawah naungan
Puskesmas Bulangan Haji. Inovasi ini bertujuan untuk memberikan pelayanan prima kepada
pasien untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat utamanya pada pasien dengan
penyakit kronis seperti Hipertensi, Diabetes Mellitus, TBC, Hepatitis B dan C, HIV-AIDS
menggunakan metode pendekatan Via Telpon dan Kunjungan Rumah. Mengingat berbagai
kondisi yang ditemukan pada akhir tahun 2016 tersebut, maka pada awal tahun 2017
direncanakan pemecahan masalah kepatuhan minum obat dan kunjungan ulang utamanya
pada pasien dengan penyakit kronis dengan sebuah Inovasi “PETIK BUNGA MEKAR” yang
akan disampaikan pada Lokakarya Mini Lintas Sektoral pada bulan Februari 2017. Paparan
yang akan disampaikan pada pertemuan lintas sektor tersebut antara lain:
Bulangan Haji, dilakukan dengan cara setiap pasien yang datang ke Puskesmas
kerja Puskesmas Bulangan Haji yang diberikan nama komunitas Warga Peduli
Penderita (WARLITA);
e) Monitoring pencatatan dan rekapan pada buku chek list kunjungan pasien
Haji.
minum obat dan kunjungan ulang kesehatan diharapkan mampu memberikan sumbangsih
yang cukup kuat dalam melakukan pendampingan dan meningkatkan motivasi pasien dengan
penyakit kronis untuk selalu teratur meminum obat demi kesembuhan pasien itu sendiri.
Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana yang tertulis dalam BAB I, Pasal 1 Penjelasan
12, Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, adalah upaya mengembangkan
penetapan kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan yang sesuai dengan esensi
bersama sebagai suatu kesatuan tata kelola Pemerintahan Desa, kesatuan tata kelola lembaga
kemasyarakatan Desa dan lembaga adat serta kesatuan tata ekonomi dan lingkungan.
adat Desa, BUM Desa, badan kerja sama antar-Desa, forum kerja sama Desa, dan kelompok
kegiatan masyarakat lain yang dibentuk untuk mendukung kegiatan pemerintahan dan
Salah satu kegiatan pemerintahan dan pembangunan yaitu dalam sektor kesehatan.
utamanya masyarakat yang menderita penyakit kronis. Pendampingan kepada pasien dengan
penyakit kronis serta pemberian motivasi agar selalu rutin minum obat dan berkunjung ke
Puskesmas serta menjadi penghubung antara tenaga kesehatan Puskesmas dengan pasien di
Pada dasarnya inovasi PETIK BUNGA MEKAR ini menggunakan pendekatan yang
sederhana dalam pelaksanaannya, yaitu pelayanan komunikasi via telpon dan kunjungan
rumah. Komunikasi via telpon dilaksanakan berdasarkan tanggal datang periksa dan tanggal
kunjungan ulang pasien ke Puskesmas. Staf Puskesmas yang bertugas mengingatkan hari dan
tanggal kunjung pasien yaitu petugas informasi yang berada di bagian resepsionis Puskesmas
Bulangan Haji. Staf tersebut bertugas untuk memberikan informasi via telpon saat H-1
kunjungan ulang kepada semua pasien penderita penyakit kronis yang melakukan
pemeriksaan, konsultasi dan pengobatan ke Puskesmas Bulangan Haji. Chek list data dari
masing-masing jenis penyakit menjadi acuan petugas telah menghubungi pasien atau belum.
Apabila pada hari tersebut pasien tidak melakukan kunjungan atau tidak memberikan umpan
balik mengenai keadaan terkini pasien saat itu, maka petugas tersebut akan memberikan
informasi kepada pemegang program penyakit pasien tersebut agar dilakukan kunjungan
rumah untuk mengetahui keadaan pasien dan alasan pasien tidak melakukan kunjungan ulang.
Selain itu, pasien yang sebelumnya diketahui menderita penyakit kronis yang sudah
mencapai stadium atau tingkat keparahan yang tinggi maka pemegang program langsung
melakukan konfirmasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk segera melakukan
kunjungan rumah. Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi terhadap terjadinya komplikasi
penyakit pasien di rumah yang menyebabkan pasien tidak dapat dibawa dan berkunjung ke
Puskesmas.
pendamping pasien di rumah. Setiap anggota bertugas untuk melakukan kunjungan dan
memberikan motivasi kepada pasien penderita penyakit kronis dan keluarganya paling tidak
satu bulan sekali. Selain sebagai pendamping dan pemberi motivasi kepada pasien dan
keluarganya, anggota komunitas tersebut juga bertugas untuk memberikan informasi dan
umpan balik kepada Puskesmas apabila terdapat pasien yang mengalami komplikasi atau
kekambuhan atas penyakit yang dideritanya di rumah sehingga petugas Puskesmas dapat
langsung melakukan kunjungan kepada pasien tersebut untuk segera dilakukan pemberian
2 Hipertensi 20
3 Asma Bronkial 9
6 TBC 24
7 Kusta 1
8 Hepatitis 1
9 HIV 0
TOTAL
Tabel 1. Tabel data penderita penyakit kronis yang melakukan pemeriksaan dan
C. STRATEGI PELAKSANAAN
pelayanan Puskesmas didampingi oleh Kepala Puskesmas telah mengadakan rapat dan
musyawarah sebelumnya mengenai pelaksanaan kegiatan inovasi hingga evaluasi yang akan
dilakukan seperti apa. Tim mutu yang telah merumuskan mengenai apa dan bagaimana
Inovasi tersebut akan dilaksanakan, kemudian mengajukan hasil yang telah dimusyawarahkan
ke Lokakarya mini lintas program. Ketika semua pemegang program telah menyetujui
rencana Inovasi maka Puskesmas bersiap mengusulkannya ke Lokakarya mini lintas sektoral
dan siap disosialisasikan ke masyarakat luas utamanya masyarakat yang berada di bawah
penentuan sasaran kegiatan Inovasi. Sasaran pada inovasi ini yaitu penderita penyakit kronis
yang terdiri dari pasien kronis dengan penyakit menular dan penyakit tidak menular serta
kebanyakan penderita penyakit kronis adalah lansia walaupun tak sedikit juga penderita yang
masih uberusia muda. Salah satu strategi pendekatan yang digunakan yaitu via telpon. Pasien
akan diberikan obat untuk dikonsumsi teratur di rumah dan akan selalu dianjurkan untuk
melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas untuk diperiksa ulang dan mendapatkan obat
kembali.
Ketika telah sampai pada hari dan tanggal pasien melakukan kunjungan ulang dan
mengambil obat ke Puskesmas, petugas dari Puskesmas yang telah bertugas langsung
menghubungi pasien via telpon sehari sebelum tanggal dan waktu kunjungan ulang pasien. Isi
konten telpon yang diinformasikan antara lain menanyakan keadaan dan kondisi terkini
pasien, kemudian memberikan informasi bahwa besok pasien harus melakukan kunjungan
ulang ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan, pengobatan atau sekedar mengambil obat
rutin.
Setelah pasien diberikan informasi maka petugas menunggu umpan balik dari
pasien atau keluarga yang menerima panggilan telpon petugas. Ketika datang hari dan tanggal
pasien untuk berkunjung ulang maka petugas menyiapkan cheklist pasien yang sudah dibuat
sebelumnya. Pasien yang datang berkunjung diberikan tanda centang () pada kolom yang
telah disediakan, sedangkan untuk pasien yang tidak datang hingga jam siang maka akan
dilakukan pemberian informasi via telpon ke kepada komunitas WARLITA yang telah
terbetuk untuk menanyakan mengapa pasien tidak datang atau tidak memberikan tanggapan
terhadap telpon yang dilakukan oleh petugas dari Puskesmas. Komunitas WARLITA
selanjutnya melakukan crosschek ke rumah pasien dan meberikan umpan balik kepada
petugas apakah pasien baik-baik saja atau terjadi komplikasi penyakit di rumah.
Apabila pasien baik-baik saja di rumah namun tidak mau melakukan kunjungan
ulang maka komunitas WARLITA bertugas memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga
agar tetap melanjutkan program pengobatan demi kesembuhan. Namun, apabila yang terjadi
adalah pasien mengalami kompilakasi penyakit atau kambuh di rumahnya maka petugas
Perkesmas beserta dokter yang sedang jaga di Puskesmas langsung melakuakn Kunjungan
lapangan walaupun tidak menutup kemungkinan akan banyak hambatan atau kendala yang
pendekatan sudah dijelaskan dan dimusyawarahkan bersama secara rutin setiap bulan pada
rapat tim mutu Puskesmas yang kemudian diajukan ke Lokakarya Mini Lintas Program serta
diajukan ke Lokakarya Mini Lintas Sektoral agar Inovasi tersebut mendapatkan dukungan
yang kuat dari seluruh karyawan Puskesmas dan seluaruh masyarakat di bawah naungan
Puskesmas.
Gambar 1. Rapat Internal TIM Mutu Pelayanan Puskesmas didampingi oleh Kepala
Puskesmas pada hari Kamis, 1 Desember 2016 di Ruang Peningkatan Mutu Pelayanan
Puskesmas
Gambar 2. Penyampaian dan Pemaparan rencana kegiatan Inovasi oleh Ketua tim Mutu
Pelayanan Puskesmas pada hari Jumat, 9 Desember 2016 di Ruang Aula Puskesmas Bulangan
Haji
Gambar 3. Sosialisasi Inovasi pada pertemuan Lokakarya Mini Lintas Sektoral di Puskesmas
Bulangan Haji pada hari Kamis, 15 Desember 2016 di Ruang Aula Puskesmas Bulangan Haji
Berikut adalah gambaran singkat mengenai diagram alur inovasi PETIK BUNGA
MEKAR, yaitu:
Kepatuhan pasien
dengan penyakit
PUSKESMAS BULANGAN HAJI kronis dalam
menjalankan
pengobatan di
PETIK BUNGA MEKAR Puskesmas masih
Kurang
Pembentukan Komunitas
WARLITA
KUNJUNGAN
RUMAH
pemantauan kegiatan.
3. Perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan kader kesehatan serta kelompok
kegiatan terutama kunjungan rumah. TOGA dan TOMA sebagai pemangku wilayah
MEKAR dalam segi sumber daya maupun sumber dana. Kader kesehatan juga ikut
andil dalam pelaksanaan PETIK BUNGA MEKAR. Kelompok masyarakat lain seperti
PKK Desa, Karang Taruna dan yang lain juga ikut mensosilisasikan kepada
4. Dokter sebagai konsultan medis di bidang kesehatan serta sebagai petugas perkesmas
6. Komunitas WARLITA sebagai nara hubung antara pasien dan petugas kesehatan
Psukesmas.
6. Sumberdaya dan sumberdana apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan
setiap bulan untuk dana pembelian pulsa dan bahan bakar minyak.
pengobatan dalam hal ini yaitu kepatuhan dalam minum obat secara teratur dan
3. Meningkatnya rasa percaya diri pasien penyakit kronis utamanya pasien dengan
penyakit menular seperti TB, Kusta, dan HIV-AIDS untuk tetap melakukan
pengobatan ke Puskesmas.
4. Adanya dukungan sosial serta tenaga dari berbagai lapisan elemen masyarakat
desa, perangkat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK Desa, Karang
Taruna dan kader serta masyarakat sendiri di 5 desa se wilayah kerja Puskesmas
Bulangan Haji.
5. Meningkatnya peran serta tenaga kesehatan Puskesmas Bulangan Haji utamanya
masyarakat.
a. Membuat dan mengisi buku rekapan registrasi pasien dengan penyakit kronis
b. Membuat buku register cheklist kunjungan ulang pasien dengan penyakit kronis
ke Puskesmas.
Program setiap bulan dan Lokakarya Mini Lintas Sektoral setiap 3 bulan yang
d. Pertemuan yang bersifat insidentil oleh tim Inovasi dan tim Mutu Pelayanan
9. Apa saja kendala utama yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut dapat
diatasi ?
dilakukan persiapan dan sosialisasi tetapi pada kenyataannya masih menghadapi beberapa
penganggaran.
kesulitan untuk menulis kontak telpon yang dapat dihubungi setiap jadwal
kunjungan ulang.
kepada pasien.
10. Apa saja manfaat utama (outcome) yang dihasilkan inovasi ini ?
Outcome:
Bulangan Haji yaitu dalam hal teratur dalam meminum obat sesuai advice dokter
2) Motivasi pasien dengan penyakit kronis untuk tetap berobat demi kesembuhan
3) Rasa percaya diri pasien dengan diagnosis TB, Kusta dan HIV-AIDS untuk tetap
berkunjung ke Puskesmas.
4) Dukungan dari berbagai elemen masyarakat meningkat untuk bekerja sama
5) Kinerja program Perkesmas dalam melakukan tugas semakin baik dengan adanya
E. Keberlanjutan
a) Berjalannya Program Inovasi Layanan Publik PETIK BUNGA MEKAR yaitu adanya
c) Bekerja sama melibatkan semua unsur masyarakat merangsang untuk saling peduli.
13. Kelanjutan dan pengembangan Inovasi Layanan Publik PETIK BUNGA MEKAR
a) Inovasi ini juga dapat dijadikan pemicu program inovasi kerja yang lain untuk selalu
b) Partisipasi dari desa merupakan respon positif dari pemangku pimpinan desa terhadap
manfaat kegiatan inovasi PETIK BUNGA MEKAR, yang selanjutnya akan lebih
banyak lagi tingkat partisipasi dari masyarakat pada kegiatan PETIK BUNGA
MEKAR.
c) Inovasi PETIK BUNGA MEKAR bersifat orisinil dan belum pernah dilakukan oleh
instansi lain.