Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN DAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT DI POS PEMBINAAN TERPADU

DESA KONDOWA

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia Sehat“, diantaranya
dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini
pemerintah telah membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata
setiap kecamatan mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas
pembantu. Puskesmas telah melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status
kesehatan masyarakat makin meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka
kematian bayi, ibu, makin meningkatnya status gizi masyarakat dan umur harapan hidup
(Kepmenkes, 2004).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau
sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas berperan dalam pelayanan publik yang
berkualitas kepada masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi
segala harapan, keinginan, kebutuhan serta kepuasan bagi masyarakat.
Agar upaya tersebut dapat berjalan secara optimal, diperlukan partisipasi
masyarakat sehingga dikembangkanlah suatu model pengendalian penyakit yang
berbasis masyarakat yakni posbindu. Posbind merupakan bentuk peran serta masyarakat
dalam upaya pengendalian factor resiko secara mandiri dan berkesinambungan,
sehingga pencegahan factor resiko dapat dilakukan sejak dini dan kejadian di
masyarakat dapat ditekan (Kepmenkes, 2012).
Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) merupakan suatu program pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan di suatu kelompok masyarakat factor resiko tertentu di
masyarakat. Kegiatan posbindu ini tidak hanya meliputi pelayanan pemeriksaan
kesehatan saja, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan dan
penemuan dini factor resiko di masyarakat. Salah satu kegiatan posbindu yang diadakan
adalah posyandu lansia yang dilakukan tiap bulan sekali. Posbindu dapat dibentuk di
tiap desa/ kelurahan dengan pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi dan
situasi desa / kelurahan setempat.

B. PERMASALAHAN

Saat ini, kesadaran diri masyarakat untuk memeriksakan diri di pusat pelayanan
kesehatan setempat secara rutin masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan masih
kurangnya pengetahuan dan perhatian masyarakat untuk melakukan pemeriksaan secara
rutin. Sehingga Puskesmas Banabungi mengadakan program Posbindu PTM guna
memudahkan pemeriksaan kesehatan kepada masyarakat agar status kesehatan para
masyarakat dapat terpantau dengan baik dan memudahkan pengobatan para masyarakat
yang mungkin saja kesulitan dalam hal akses langsung ke puskesmas.

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI :

Pemeriksaan kesehatan dimaksudkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan


secara berkala bagi masyarakat yang tidak sempat atau kesulitan mengunjungi layanan
kesehatan yang dalam hal ini adalah puskesmas yang mungkin saja disebabkan oleh
faktor pekerjaan atau hal-hal lainnya. Agar menciptakan masyarakat yang sehat
sehingga mampu mengantisipasi terjadinya komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit
kronis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

D. PELAKSANAAN INTERVENSI

Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan di Poslansia Desa Kondowa pada tanggal 24


Mei 2021 pada pukul 09.30 WITA. Kegiatan dimulai dengan proses pendaftaran para
lansia dan masyarkat lainnya, pengukuran berat badan dan tinggi badan, pengukuran
tekanan darah, pengukuran lingkar perut, dan kemudian dilanjutkan dengan melakukan
anamnesis serta melakukan pemeriksaan fisis dan pemberian resep. Jika diperlukan
pemeriksaan penunjang seperti Laboratorium atau foto x-ray maka disarankan untuk
datang memeriksakan diri ke puskesmas, dan apabila sesuai dengan indikasi, maka akan
dirujuk untuk pemerikssan lebih lanjut di rumah sakit. Pelaksanaan kegiatan ini
ditujukan untuk semua umur yang ingin memeriksakan kesehatannya.
E. MONITORING DAN EVALUASI

Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan posbindu (pos pembinaan terpadu)


berlangsung dengan lancar, pasien yang diberikan pengobatan kurang lebih sebanyak 15
orang pasien lansia dan 5 orang pasien dewasa. Selain diberikan pengobatan, diberikan
pula diberikan pengertian mengenai bahaya komplikasi yang dapat di timbulkan dari
penyakit kronis, serta cara mengonsumsi dan aturan pakai dari obat-obat tertentu.
Setalah melakukan pemeriksanaan kesehatan, perlu diberikan penjelasan bahwa
pengobatan tidak berhenti sampai di sini saja, namun tetap dilakukan evaluasi dan
pengontrolan obat di layanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai