Anda di halaman 1dari 7

JUDUL LAPORAN

Kegiatan Posyandu Balita RW 08

LATAR BELAKANG

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan
potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan
yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dan dapat
menjangkau semua sasaran yang membutuhkan pelayanan, salah satunya adalah layanan tumbuh
kembang anak.

PERMASALAHAN

Bagaimana status gizi dan perkembangan anak & balita di RW 08 Kelurahan Pekayon?

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Melakukan pengukuran status gizi rutin balita dan konsultasi kesehatan

PELAKSANAAN

Kegiatan dimulai pukul 9.00, di posyandu seruni II RW 08, dihadiri okeh masyarakat sjumlah 30 anak.
Acara dimulai oleh kader dengan pengukuran status gizi balita. Balita dengan masalah (BB kurang/belum
imunisasi/keluhan lainnya) dikonsultasikan ke dokter. Acara slesai pd pukul 11.00

MONITORING & EVALUASI

pelaksanaan sudah cukup baik, posyandu teratur, semua balita dilayani dengan baik
PSN

JUDUL LAPORAN

Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) RW 07

LATAR BELAKANG

Penyakit DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara-negara tropis Asia Tenggara dan
wilayah Pasifik Barat yang menyita perhatian para ahli kesehatan dunia. Penyakit DBD termasuk dalam
sepuluh penyebab perawatan di rumah sakit dan kematian pada anak-anak, sedikitnya di delapan
negara tropis Asia salah satunya yaitu Indonesia. Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health
Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia
Tenggara.

Untuk meningkatkan upaya pemberantasan penyakit DBD diperlukan adanya kader Juru pemantau
jentik (Jumantik) dalam melakukan pemeriksaan jentik secara berkala dan terus menerus serta
menggerakkan masyarakat dalam melaksanakan PSN DBD (Depkes RI, 2007). Kader merupakan seorang
tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat yang bertugas membantu kelancaran
pelayanan kesehatan. Kader jumantik mempunyai tugas membantu petugas puskesmas melakukan
pendataan dan pemeriksaan jentik nyamuk di rumah-rumah penduduk sekitar wilayah kerja puskesmas

PERMASALAHAN

Bagaimanakah kondisi lingkungan di RW 07 terkait penyakit DBD?

Bagaimana kepadatan jentik nyamuk di RW 07?

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Melakukan survey jentik nyamuk ke rumah-rumah warga

PELAKSANAAN

Kegiatan dimulai pukul 8.00, di rumah kader di RW 07, dihadiri oleh kader jumantik dan tokoh
masyarakat lainnya, berjumlah kurang lebih 20 orang. Acara dimulai oleh kader dengan sambutan dan
pengarahan, dilanjutkan dengan survey jentik nyamuk ke rumah-rumah warga, diakhiri dengan
pengumpulan laporan. Acara selesai pd pukul 11.00

MONITORING & EVALUASI

Proses survey berjalan dengan baik, seluruh kader berpartisipasi dengan aktif dan mampu
mengidentifikasi jentik.
IVA TEST

JUDUL LAPORAN

Kegiatan Skrining IVA Test

LATAR BELAKANG

Tes IVA adalah sebuah pemeriksaan skrinning pada kanker serviks dengan menggunakan asam asetat 3-
5% pada inspekulo dan dapat dilihat

dengan pengamatan secara langsung. Berdasarkan hasil uji diagnostik, pemeriksaan IVA memiliki
sensitifitas 84%, spesifisitas 89%, nilai duga positif 87%, dan nilai duga negatif 88%, sedangkan
pemeriksaan pap smear memiliki sensitifitas 55%, spesifisitas 90%, nilai duga positif 84%, dan nilai duga
negatif 69%, sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan IVA lebih cepat
memberikan hasil sensitivitas yang tinggi. Metode IVA ini merupakan sebuah metode skrinning yang
praktis dan murah, sehingga diharapkan temuan kanker serviks dapat diketahui secara dini. Penyebab
yang menjadi kendala pada wanita dalam melakukan deteksi dini kanker serviks adalah keraguan akan
pentingnya pemeriksaan, kurang pengetahuan, dan takut akan rasa sakit serta keengganan karena malu
saat dilakukannya pemeriksaan. Kesadaran yang rendah pada masyarakat tersebut menjadi salah satu
faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian kanker leher rahim di Indonesia

PERMASALAHAN

Bagaimanakah tingkat kesehatan wanita di RW 10 terkait dengan kanker serviks?

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Melakukan skrining IVA Test dan konsultasi kesehatan

PELAKSANAAN

Kegiatan dimulai pukul 9.00, di posyandu di RW 10, dihadiri oleh masyarakat, berjumlah kurang lebih 10
orang. Acara dimulai dengan pendataan masyarakat yang tertarik untuk IVA Test dan penyuluhan
singkat tentang kanker serviks, dilanjutkan dengan skrining IVA Test. Acara selesai pd pukul 11.00

MONITORING & EVALUASI

acara sudah berjalan dengan baik, antusiasme masyarakat terhadap IVA Test cukup tinggi.
PROLANIS HT

Latar belakang

Saat ini Indonesia mengalami transisi epidemiologi, dimana terjadi penurunan prevalensi penyakit
menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit degeneratif.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007. Program pemerintah dalam sistem
pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan
Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan adalah PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit
Kronis).

Tujuan PROLANIS adalah Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup
optimal pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis
terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi. Prolanis adalah suatu sistem pelayanan
kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta,
fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS
Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Kegiatan Prolanis ini tentunya sangat bermanfaat bagi
kesehatan para pengguna peserta BPJS. Prolanis ini adalah mendorong peserta penyandang penyakit
kronis mencapai kualitas hidup optimal pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM tipe 2 dan
hipertensi sesuai panduan klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit

Permasalahan

Bagaimana cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berobat rutin hipertensi agar tidak
terjadi komplikasi?

Perencanaan

Penyuluhan & tanya jawab mengenai manfaat pengpbatan rutin hipertensi dan komplikasinya jika tidak
berobat teratur di saat prolanis

Pelaksanaan

Acara dilaksanakan mulai pukul 13.00 sampai 13.30, dihadiri oleh 40 orang pasien prolanis hipertensi.
Acara dimulai dengan penyuluhan dan tanya jawab, dilanjutkan dengan prolanis

Monitoring

pelaksanaan baik
PENYULUHAN TB

Di Indonesia salah satu penyakit yang ditakuti pada abad ke-19, TBC adalah penyebab nomor 8 kematian
anak usia 1 hingga 4 tahun pada tahun ’20- Berdasarkan data dari WHO tahun 1993 didapatkan fakta
bahwa sepertiga penduduk Bumi telah diserang oleh penyakit TBC. Sekitar 8 juta orang dengan kematian
3 juta orang pertahun. Diperkirakan dalam tahun 2002-2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar
5-10 persen berkembang menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir dengan
kematianan.

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum bisa dimusnahkan. Jika
dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap tahunnya, dimana angka ini melebihi
penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC
terbanyak di dunia, setelah Cina dan India. Sulitnya memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya
bakteri yang resisten terhadap obat yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan obat baru terus
dilakukan.

Masalah

Bagaimana cara untuk meningkatkan pengetahuan pelajar tentang penyakit TB?

Perencanaan

Penyuluhan tentang penyakit TB di upacara SDN 18 Pekayon

Pelaksanaan

Acara dimulai pada pukul 06.30 dengan prosesi upacara bendera dengan peserta pelajar SD kelas 1-6
dan guru SD. Acara berakhir pada pukul 07.15

Monitoring & evaluasi

Pelaksanaan baik
PELATIHAN DOKCIL

Latar Belakang

Pelatihan dokter kecil merupakan salah satu program dari UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang
menitikberatkan pada kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-21
tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi dua sub kelompok yakni pra
remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun).

Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di
sekolah.

Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian
usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan
lingkungannya.

Pelatihan ini untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan para kader. Peningkatan itu mengacu
pada trias UKS (usaha kesehatan sekolah) yakni pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan kesehatan.

Masalah

Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dokter kecil di SDN 15/16/18 Pekayon

Pelaksanaan

Acara dilaksanakan selama 3 hari. Acara dimulai pada pukul 9.00 dimulai dengan sambutan dari kepala
sekolah dan kepala puskesmas. Acara dihadiri oleh sekitar 40 murid SD kelas 3,4,5. Acara diakhiri pukul
12.00 dan hari terakhir dengan penyematan dokter kecil

Monitoring & evaluasi

pelaksanaan baik
POSBINDU

Latar belakang

Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor
risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak
sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak
lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM), kanker,
penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan
akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.

Tujuan Posbindu PTM adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan
dini faktor risiko PTM. Sasaran utama kegiatan adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan
penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.

Permasalahan

Bagaimana tingkat kesehatan masyarakat RW 10 terkait penyakit tidak menular?

Perencanaan

Melakukan posbindu dan skrining kesehatan

Pelaksanaan

Acara dilaksanakan mulai pukul 9.00 dimulai dengan pendaftaran. Masyarakat dilakukan pengukuran
tinggi badan dan berat badan, lingkar pinggang, dan pengukuran tekanan darah dan tes gula darah
sewaktu. Pasien diberikan kesempatan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Evaluasi

Posbindu berjalan dengan baik. Seluruh masyarakat yang datang mendapatkan pelayanan yang baik

Anda mungkin juga menyukai