Anda di halaman 1dari 136

Tgl Kegiatan Nama Kegiatan Deskripsi

Kamis, Screening PTM Latar Belakang


19 Mei 2022 Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan wujud peran masyarakat
dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko
penyakit tidak menular secara mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan ini
dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap penyakit tidak
menular mengingat hampir semua faktor risiko penyakit tidak menular tidak
memberikan gejala pada yang mengalaminya (Azwar, 2010).
Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu upaya
kesehatan masyarakat (UKM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan
preventif dalam pengendalian penyakit tidak menular dengan melibatkan
masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring sampai
evaluasi. Masyarakat diperankan sebagai sasaran kegiatan, terget perubahan,
agen pengubah sekaligus sebagai sumber daya (Kemenkes, 2012).

Tujuan kegiatan ini adalah melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor
risiko penyakit tidak menular (PTM)utama meliputi merokok, pola makan
tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stress, konsumsi minuman
beralkohol, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindaklanjuti
secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan
segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan

Kegiatan :
- Kegiatan skrining dilakukan pada hari Kamis, 19 Mei 2022, di Balai
Kelurahan Notoyudan
- Skrining PTM diikuti oleh sekita 60 orang
- Untuk alur pemeriksaan sebagai berikut;
- Meja 1: Terdiri dari perawat yang melakukan pengukuran BB, TB
dan TD

Rabu, Pelatihan Dokter Kecil LATAR BELAKANG


22 Juni 2022 Puskesmas Gedongtengen
Kesehatan adalah aset masa depan dan merupakan modal untuk mencapai hidup
yang sejahtera. Banyak faktor yang menunjang agar hidup kita dapat sehat. Salah
satunya adalah menjalankan pola hidup sehat. Pola hidup sehat dapat dianggap
sebagai pola perilaku yang akan memberikan dampak pada kesehatan kita dan
selanjutnya berpengaruh juga pada kesehatan orang lain. Untuk itu maka kesadaran
terhadap pola hidup sehat perlu ditingkatkan. Alangkah baiknya kesadaran terhadap
pola hidup sehat ditanamkan sejak usia dini.

Salah satu program pemerintah dalam pendidikan dan pelayanan kesehatan anak
khususnya di lingkungan Sekolah Dasar adalah Program Dokter Kecil, tujuannya
sebagai upaya pendekatan edukasi dalam rangka menciptakan perilaku sehat di
Sekolah. Siswa yang menjabat sebagai dokter kecil bertugas untuk melaksanakan
sebagian usaha peningkatan dan pemeliharaan terhadap diri sendiri, teman
sekolahnya, keluarga dan lingkungannya.

Program dokter kecil merupakan salah satu program ekstrakulikuler di sekolah dasar
dan merupakan bagian dari Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Keberadaan dokter kecil
di suatu sekolah sangat tergantung terhadap kebijakan sekolah itu sendiri. Program
dokter kecil merupakan salah satu program pendukung untuk meningkatkan
kesadaran akan perilaku hidup sehat sejak dini. Biasanya dokter kecil adalah mereka
yang mengenyam pendidikan sekolah dasar kelas 4 hingga 6 dan termasuk siswa
yang berprestasi, serta syarat lainnya yang tentu berkenaan dengan kesehatan.
Salah satu kewajiban sebagai dokter kecil adalah memberikan contoh perilaku sehat
dan mampu mendorong teman-temannya untuk menjalankan pola hidup sehat.

Tujuan Dokter Kecil Adapun tujuan dokter kecil terbagi menjadi tujuan umum dan
tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
Meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS
b. Tujuan Khusus
 Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah,di rumah dan
lingkungannya.
 Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain untuk
hidup sehat.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka Program Dokter Kecil merupakan
suatu upaya untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam program UKS.

LAPORAN KEGIATAN

Nama Kegiatan
Penyuluhan Pelatihan Dokter Kecil
Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari/Tanggal : Rabu, 22 Juni 2022
Waktu : 08.00 – selesai WIB
Tempat : Aula Puskesmas Gedongtengen
Materi yang dibawakan : Penyakit menular
PJ Acara : Mbak Anggrid

Materi yang diberikan ada 11 materi yaitu :


1. Pengertian Dokter Kecil
2. UKS
3. Obat sederhana
4. Mata dan Telinga
5. Kesehatan gigi dan mulut
6. Pencegahan penyakit menular
7. Gizi
8. Kesling
9. Kebersihan pribadi
10. P3K
11. Imunisasi
Kamis, Skrinning Lansia LATAR BELAKANG :
25 Agustus 2022 RW 01, Jlagran
Lansia dalam proses menua merupakan peristiwa alamiah yang terjadi pada manusia
dengan 3 tahap kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda
secara biologis maupun psikologis (Nurul, 2010).

Lansia di Indonesia sudah diberikan perhatian khusus dengan adanya program


kesehatan seperti posyandu lansia, skrining lansia, dan Prolanis lansia yang
tujuannya membantu lansia akan perkembangan dan harapan hidup lansia
meningkat.

TUJUAN
Adapun tujuan kegiatan skrining kesehatan lansia adalah meningkatkan kesadaran
pada lansia untuk memelihara kesehatan sendiri, meningkatkan kemampuan dan
peran serta keluarga dan masyarakat dalam mengatasi kesehatan lansia,
meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan lansia serta meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan lansia

LAPORAN KEGIATAN :

Nama Kegiatan
Skrining Kesehatan Lansia
Waktu dan Tempat Kegiatan Hari
Tanggal : Kamis, 25 Agustus 2022
Waktu : 11.00 – selesai WIB
Tempat : Posyandu Cengkeh 1, RW 01, Jlagran, Pringgokusuman, Gedongtengen
Sasaran : > 35 lansia

Mekanisme Kegiatan
Terdapat 3 tahapan dalam kegiatan skrining lansia :
 Tahap pertama
Melakukan pendataan kembali berupa pengisian data warga yang akan
diskrining. Pendataan dilakukan dengan melakukan anamnesis singkat berupa
identitas, riwayat sakit terdahulu, riwayat berisiko yaitu merokok, alkohol.
Setelah anamnesis, data akan ditulis kedalam kertas pendataan dan kartu
pemeriksaan skrining.
 Tahap kedua
Melakukan skrining pada warga berupa pengukuran tekanan darah, cek gula
darah sewaktu, cek kolestrol total, berat badan, tinggi badan dan lingkar perut.
- Pada pemeriksaan tekanan darah, pemeriksa melakukan pengecekan sistolik
palpatoir dan diastole.
- Pada pengecekan gula darah sewaktu, kolestrol total , masing-masing
menggunakan 1 alat autochek, dilakukan dengan cara pengambilan darah
kapiler kemudian darah kapiler akan diperiksa menggunakan alat autochek
dan hasil akan keluar dalam beberapa detik.
- Pada pengecekan berat badan, warga yang diperiksa diminta untuk berdiri di
alat timbang, kemudian pemeriksa akan mengobservasi jarum ukur
timbangan.
- Pada pemeriksaan lingkar perut, pemeriksa melingkari perut warga
menggunakan tali meter.
- Semua hasil dari pemeriksaan diisikan didalam kartu pemeriksaan skrining.
 Tahap ketiga
Adalah interpretasi hasil dan edukasi pada warga. Tahap ini dilakukan setelah
warga telah melakukan semua pemeriksaan skrining penyakit tidak menular dan
hasil pemeriksaan telah terisi pada kartu pemeriksaan skrining. Pemeriksa akan
menjelaskan hasil interpretasi hasil, setelah itu dilanjutkan dengan edukasi dan
saran yang berkaitan dengan interpretasi hasil, dan pemeriksa akan memberikan
kesempatan kepada warga yang telah diperiksa untuk bertanya 

Senin, Vaksinasi Massal, Kematren Latar Belakang :


22 Agustus Kotagede
2022 Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

Sejak kemunculan COVID-19 di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai


upaya pencegahan dan pengendalian.
Dimana salah satu tata laksana yang digencarkan oleh pemerintah yaitu pelaksanaan
vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan COVID-19.

Vaksinasi adalah suatu tindakan pemberian vaksin kepada seseorang dimana vaksin
itu berisi satu atau lebih antigen. Tujuannya yaitu apabila individu tersebut
terpajan/terpapar dengan antigen yang sama, maka sistem imunitas yang terbentuk
akan menghancurkan antigen tersebut.

Pelaksanaan vaksinasi massal mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan


vaksin Covid-19. Penempatan vaksinasi massal pada suatu lokasi tertentu membuat
sasaran penerima vaksin Covid-19 mudah menjangkau untuk mendapatkan layanan.

Kegiatan :

- Vaksinasi massal dilakukan di kantor Kecamatan Kotagede pada tanggal 22


Agustus 2022
- Vaksinasi dilakukan kerjasama antara Badan Intelejen Negara dengan
Puskesmas Kotagede 1 dan Puskesmas Kotagede 2
- Sasaran untuk vaksinasi massal adalah sekitar 1000 pasien
- Kegiatan dilakukan juga kerjasama dengan banyak pihak

Sabtu, PIS-PK Latar Belakang


27 Agustus
2022 Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
untuk hidup sehat agar tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.(1) Salah satu program utama pembangunan kesehatan saat ini
adalah program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK).
Tujuan PIS-PK yaitu keluarga mampu menjangkau akses pelayanan kesehatan
yang menyeluruh seperti pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif di Puskesmas.

Program Indonesia sehat memuat 12 indikator utama penanda status


kesehatan sebuah keluarga yaitu :
1. Keluarga mengikuti program KB,
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan,
3. Bayi mendaptkan imunisasi dasar lengkap,
4. Bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) ekslusif,
5. Balita mendaptkan pemantauanpertumbuhan,
6. Penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuai standar,
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur,
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan,
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok,
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN,
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih, keluarga menggunakan
jamban sehat.

Kegiatan
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Masing-masing dari 3 kelompok terbagi menjadi 3 RW cakupan yang
dibantu oleh masing masing kader
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga.
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian
12 indikator yang paling rendah.
Sabtu, PIS-PK Latar Belakang
16 Juli 2022 Pringgokusuman RT 23 / RW
06 Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program
ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar,
Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan
Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok
RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan
anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,
tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin,
serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,
yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan,
dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma
sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta
pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan
dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem
rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of
care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN
dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta
kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya
keluarga-keluarga sehat.

PELAKSANAAN KEGIATAN
- Waktu kegiatan : Sabtu, 16 Juli 2022
- Tempat : RT 23 RW 06 , Pringgokusuman
- Sasaran : 24 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga.
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

INTERVENSI AWAL
- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 24 KK
- Jumlah warga yang ditensi : 26 orang
- TD > 130/90 : 8 orang
- Riwayat Hipertensi : 8 orang
- DM : 6 orang (konsumsi obat rutin)
- TB : 1 orang
- Stroke : tidak ada
- Jantung : tidak ada
- Perempuan usia subur dengan KB : 2 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : 2 orang
- Ibu hamil : tidak ada
- Balita : 1 orang
- Merokok : 8 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : tidak ada, semua warga memiliki
- ODGJ : 1 orang
- Air jernih dan jamban : Ada di semua rumah
INTERVENSI LANJUT

Sabtu, 23 Juli 2022 (Pukul 08.00 – selesai)

- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap 8 warga yang


memiliki tekanan darah tinggi (Aminah, Yatinah, Samiyati, Erna, Elisa,
Sudaryani, Tukiman, Rudiyanto).
- Melakukan pengecekan terhadap cara penyimpanan dan konsumsi obat
(Aminah, Yatinah, Samiyati, Erna, Elisa, Sudaryani, Tukiman, Rudiyanto,
Umi, Ngadiyem, Ralmiyati, Painah, Paiman, Budi, Sutanti, Murjiyah) bahwa
cara penyimpanan dan konsumsi obat telah benar.
- Melakukan edukasi kepada (Aminah, Yatinah , Samiyati, Erna, Elisa,
Sudaryani, Tukiman, Rudiyanto, Umi, Ngadiyem, Ralmiyati, Painah,
Paiman, Budi, Sutanti, Murjiyah) untuk rutin kontrol periksa ke puskesmas
dan minum obat teratur.
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Umi, Ngadiyem,
Ralmiyati, Painah, Paiman, Budi, Sutanti, Murjiyah)
- Melakukan pendataan dan edukasi ulang sesuai kondisi (Aminah, Yatinah ,
Samiyati, Erna, Elisa, Sudaryani, Tukiman, Rudiyanto, Umi, Ngadiyem,
Ralmiyati, Painah, Paiman, Budi, Sutanti, Murjiyah) agar tekanan darah
tetap stabil.

Kesimpulan/ Saran
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin untuk periksa ke fasyankes dan
kontrol rutin
- Menyarankan adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak
keluarga

Sabtu, PIS-PK Latar Belakang


20 Agustus Pringgokusuman RT 020 /
2022 RW 005
Program Indonesia Sehat yang merupakan program prioritas Kementerian
Kesehatan, adalah salah satu program Nawa Cita ke 5 yang meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia. Dan dilaksanakan oleh Puskesmas dengan
mengintegrasikan pelaksanaan program melalui pendekatan 6 komponen
utama dalam penguatan sistem kesehatan (six building blocks), yaitu
penguatan upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan,
sistem informasi kesehatan, akses terhadap ketersediaan obat esensial,
pembiayaan dan kepemimpinan atau pemerintah (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2017). Upaya pencapaian pembangunan kesehatan
dalam program Indonesia sehat dilaksanakan dengan potensi baik dari
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten atau kota, maupun masyarakat.
Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat yaitu
keluarga (Data dan Informasi Kesehatan, 2017).
Permasalahan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan dengan cara efektif
yaitu pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara
puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau
meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga
terdiri atas 4 prioritas yang meliputi : Penurunan angka kematian ibu dan
bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan
penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular. Prioritas
tersebut dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative oleh tenaga kesehatan
(Data dan Informasi Kesehatan, 2017).

Kegiatan
- Waktu kegiatan : Sabtu, 20 Agustus 2022
- Tempat : RT 20 RW 05 , Pringgokusuman
- Sasaran : 21 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga yang masih memiliki masalah
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

Intervensi Lanjut
- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 21 KK
- Jumlah warga yang ditensi : 19 orang
- TD > 130/90 : 5 orang
- Riwayat Hipertensi : 10 orang
- DM : 1 orang (konsumsi obat rutin)
- TB : tidak ada
- Stroke : tidak ada
- Jantung : tidak ada
- Perempuan usia subur dengan KB : 3 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : 1 orang
- Ibu hamil : 1 orang
- Balita : 1 orang
- Merokok : 9 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : tidak ada
- ODGJ : tidak ada
- Air jernih dan jamban : Ada semua

Intervensi lanjut , Jumat 26 Agustus 2022 Pukul 11.00-selesai


Hasil Intervensi :
- Melakukan pengecekan terhadap cara penyimpanan dan konsumsi obat
(Soemiyanto, Wahyu, Koetiyanto, Heriyadi, Supariyah, Dwi Anggit,
Ambar, Anna, Bernadetha, Mardilah) bahwa cara penyimpanan dan
konsumsi obat telah benar
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Soemiyanto, Wahyu,
Koetiyanto, Heriyadi, Supariyah, Dwi Anggit, Ambar, Anna, Bernadetha,
Mardilah) yang memiliki tekanan darah tinggi
- Melakukan edukasi terhadap (Soemiyanto, Wahyu, Koetiyanto, Heriyadi,
Supariyah, Dwi Anggit, Ambar, Anna, Bernadetha, Mardilah) untuk rutin
kontrol periksa ke fasyankes dan minum obat secara teratur
- Melakukan pendataan ulang dan edukasi ulang sesuai kondisi (Soemiyanto,
Wahyu, Koetiyanto, Heriyadi, Supariyah, Dwi Anggit, Ambar, Anna,
Bernadetha, Mardilah) agar tekanan darah tetap stabil

Kesimpulan / Saran :
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin kepada (Soemiyanto, Wahyu,
Koetiyanto, Heriyadi, Supariyah, Dwi Anggit, Ambar, Anna, Bernadetha,
Mardilah) terkait pemeriksaan rutin ke fasyankes dan kontrol tekanan darah
secara rutin
- Memberikan saran adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak
keluarga

Sabtu, PIS-PK Latar Belakang


23 Juli 2022 Pringgokusuman RT 024 /
RW 006 Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
untuk hidup sehat agar tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
(1) Salah satu program utama pembangunan kesehatan saat ini adalah program
Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK).

Tujuan PIS-PK yaitu keluarga mampu menjangkau akses pelayanan


kesehatan yang menyeluruh seperti pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif di Puskesmas.

Program Indonesia sehat memuat 12 indikator utama penanda status kesehatan


sebuah keluarga yaitu :
1. Keluarga mengikuti program KB,
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan,
3. Bayi mendaptkan imunisasi dasar lengkap,
4. Bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) ekslusif,
5. Balita mendaptkan pemantauanpertumbuhan,
6. Penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuai standar,
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur,
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan,
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok,
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN,
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih, keluarga menggunakan
jamban sehat.

Kegiatan
- Tanggal kegiatan : Sabtu, 23 Juli 2022
- Waktu kegiatan : 09.00 - selesai
- Tempat : RT 024 RW 006 , Pringgokusuman
- Sasaran : 34 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga yang masih memiliki masalah
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

Intervensi Lanjut
- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 34 KK
- Jumlah warga yang ditensi : 43 orang
- TD > 130/90 : 19 orang
- Riwayat Hipertensi : 12 orang
- DM : 3 orang (konsumsi obat rutin)
- TB : 2 orang
- Stroke : tidak ada
- Jantung : 3 orang
- Perempuan usia subur dengan KB : 5 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : 3 orang
- Ibu hamil : tidak ada
- Balita : 3 orang
- Merokok : 19 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : 2 orang
- ODGJ : tidak ada
- Air bersih dan jamban : Ada semua

Hasil Intervensi
Tempat Kunjungan : RT 024 RW 006 , Pringgokusuman
Waktu Kunjungan : : Jumat, 29 Juli 2022 , Pukul 11.00 – selesai
Hasil Kunjungan :
- Melakukan pengecekan terhadap penyimpanan dan konsumsi obat (Sujilah,
Sia Kie Liang, Djawiri, Maya, Tio, Dani, Agus, Sulastri, Sakinah, Paini,
Nurachman, Wahyuningsih, Tri, Kiswantoro, Dwi, Purohatu, Rosminah,
Winih, Suparno) bahwa cara penyimpanan dan konsumsi obat telah benar.
- Melakukan edukasi kepada (Sujilah, Sia Kie Liang, Djawiri, Maya, Tio,
Dani, Agus, Sulastri, Sakinah, Paini, Nurachman, Wahyuningsih, Tri,
Kiswantoro, Dwi, Purohatu, Rosminah, Winih, Suparno) untuk rutin
kontrol periksa ke fasyankes dan minum obat teratur
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Sujilah, Sia Kie
Liang, Djawiri, Maya, Tio, Dani, Agus, Sulastri, Sakinah, Paini,
Nurachman, Wahyuningsih, Tri, Kiswantoro, Dwi, Purohatu, Rosminah,
Winih, Suparno)
- Melakukan pendataan ulang dan edukasi ulang sesuai kondisi (Sujilah, Sia
Kie Liang, Djawiri, Maya, Tio, Dani, Agus, Sulastri, Sakinah, Paini,
Nurachman, Wahyuningsih, Tri, Kiswantoro, Dwi, Purohatu, Rosminah,
Winih, Suparno) agar tekanan darah tetap stabil
Kesimpulan / Saran :
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin kepada (Sujilah, Sia Kie Liang,
Djawiri, Maya, Tio, Dani, Agus, Sulastri, Sakinah, Paini, Nurachman,
Wahyuningsih, Tri, Kiswantoro, Dwi, Purohatu, Rosminah, Winih,
Suparno) terkait periksa ke fasyankes dan kontrol rutin
- Menyarankan adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak keluarga

Sabtu, PIS-PK Latar Belakang


20 Agustus Pringgokusuman RT 019 /
2022 RW 005 Program Indonesia Sehat yang merupakan program prioritas Kementerian
Kesehatan, adalah salah satu program Nawa Cita ke 5 yang meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia. Dan dilaksanakan oleh Puskesmas dengan
mengintegrasikan pelaksanaan program melalui pendekatan 6 komponen
utama dalam penguatan sistem kesehatan (six building blocks), yaitu
penguatan upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan,
sistem informasi kesehatan, akses terhadap ketersediaan obat esensial,
pembiayaan dan kepemimpinan atau pemerintah (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2017). Upaya pencapaian pembangunan kesehatan
dalam program Indonesia sehat dilaksanakan dengan potensi baik dari
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten atau kota, maupun masyarakat.
Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat yaitu
keluarga (Data dan Informasi Kesehatan, 2017).
Permasalahan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan dengan cara efektif
yaitu pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara
puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau
meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga
terdiri atas 4 prioritas yang meliputi : Penurunan angka kematian ibu dan
bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan
penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular. Prioritas
tersebut dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative oleh tenaga kesehatan
(Data dan Informasi Kesehatan, 2017).

Kegiatan
- Tanggal kegiatan : Sabtu, 20 Agustus 2022
- Waktu kegiatan : 09.00 - selesai
- Tempat : RT 019 RW 005 , Pringgokusuman
- Sasaran : 25 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga yang masih memiliki masalah
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

Intervensi Lanjut
- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 25 KK
- TD > 130/90 : 9 orang
- Riwayat Hipertensi : 9 orang
- Riwayat DM : 3 orang (konsumsi obat rutin)
- Riwayat TB : tidak ada
- Stroke : tidak ada
- Jantung : tidak ada
- Perempuan usia subur dengan KB : 2 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : 1 orang
- Ibu hamil : tidak ada
- Balita : 2 orang
- Merokok : 6 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : tidak ada
- ODGJ : tidak ada
- Air bersih dan jamban : Ada semua
Hasil Intervensi
Tempat Kunjungan : RT 019 RW 005 , Pringgokusuman
Waktu Kunjungan : Selasa, 23 Agustus 2022 , Pukul 12.00 – selesai
Hasil Kunjungan :
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Sudiyati,
Kristiyanto, Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi)
- Melakukan pengecekan terhadap cara penyimpanan dan konsumsi obat
(Sudiyati, Kristiyanto, Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi,
Dhedi, Kardi, Catarina, Rosalia, Sumini, Duto, Sundiyah, Sudijono Slti,
Engeliberta, Alindra) bahwa cara penyimpanan dan konsumsi obat telah
benar.
- Melakukan pendataan ulang dan edukasi ulang sesuai kondisi (Sudiyati,
Kristiyanto, Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi,
Catarina, Rosalia, Sumini, Duto, Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta,
Alindra) agar tekanan darah tetap stabil
- Melakukan edukasi kepada (Sudiyati, Kristiyanto, Sulayani, Kartini,
Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi, Catarina, Rosalia, Sumini, Duto,
Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta, Alindra) untuk rutin kontrol periksa
ke fasyankes dan minum obat secara teratur
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Sudiyati,
Kristiyanto, Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi,
Catarina, Rosalia, Sumini, Duto, Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta,
Alindra) .

Kesimpulan / Saran :
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin kepada (Sudiyati, Kristiyanto,
Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi, Catarina,
Rosalia, Sumini, Duto, Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta, Alindra)
terkait periksa ke fasyankes dan kontrol rutin
- Menyarankan adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak keluarga
Sabtu, PIS-PK Latar Belakang
9 Juli 2022 Jlagran
RT 003 / RW 001 Program Indonesia Sehat merupakan sebuah program yang berfokus dalam
mewujudkan Pembangunan Kesehatan di Indonesia. Program yang menjadi
salah satu agenda Nawa Cita ini bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan. Langkah-langkah serta strategi
untuk mencapai pembangunan kesehatan tertuang dalam Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan. Tahun 2015-2019. Terdapat tiga pilar utama dalam
perwujudan Program Indonesia Sehat, yakni penerapan paradigma sehat,
penguatan pelayanan kesehatan, dan pelaksanaan jaminan kesehatan nasional
(JKN). Strategi Kementerian Kesehatan. untuk menjawab tantangan
pembangunan kesehatan dikenal sebagai Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) (Kementerian Kesehatan, 2016).

Pendekatan keluarga dalam pelayanan kesehatan bukanlah sebuah hal yang


baru, dikarenakan telah digunakan sebagai konsep asuhan keperawatan (Kuo
dkk., 2012). Menurut Siddharudha (2015) konsep pendekatan keluarga
dianggap mampu meningkatkan persepsi masyarakat dan perilaku sehat,
khususnya yang berkenaan dengan masalah-masalah kesehatan masyarakat.
Hal ini didasarkan pada fungsi keluarga yang mampu mengenali masalah
kesehatan setiap anggota keluarga dan mengambil keputusan atas tindakan
perawatan kesehatan yang dibutuhkan (Friedman, 2010). Oleh sebab itu, peran
keluarga sangat penting dalam memelihara kesehatan setiap anggotanya.
Oktowy (2018) mengemukakan dalam penelitiannya bahwa peran keluarga
sangat penting dalam perawatan pasien dengan penyakti degenaratif. Saat ini,
pendekatan keluarga yang dikembangkan lebih jauh oleh Kementerian
Kesehatan. mengintegrasikan konsep continuum of care dan life cycle ke
dalam pelayanan kesehatan primer (Kementerian Kesehatan, 2016)

Kegiatan
- Tanggal kegiatan : Sabtu, 9 Juli 2022
- Waktu kegiatan : 09.00 - selesai
- Tempat : RT 003 RW 001 , Jlagran
- Sasaran : 23 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga yang masih memiliki masalah
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

Intervensi Lanjut
- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 23 KK
- Warga yang ditensi : 35 orang
- TD > 130/90 : 12 orang
- Riwayat Hipertensi : 8 orang
- Riwayat DM : 5 orang (konsumsi obat rutin)
- Riwayat TB : 2 orang
- Stroke : 1 orang
- Jantung : 2 orang
- Perempuan usia subur dengan KB : 10 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : tidak ada
- Ibu hamil : tidak ada
- Balita : 1 orang
- Merokok : 8 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : tidak ada
- ODGJ : tidak ada
- Air bersih dan jamban : Ada semua

Hasil Intervensi
Tempat Kunjungan : RT 003 RW 001 , Jlagran
Waktu Kunjungan : Rabu, 13 Juli 2022 , Pukul 12.00 – selesai
Hasil Kunjungan :
- Melakukan pengecekan terhadap cara penyimpanan dan konsumsi obat
(Purwanto Heru, Rimbawati, Suherman, Suratmi, Djalino, Joko, Trianto)
bahwa cara penyimpanan dan konsumsi obat telah benar
- Melakukan pendataan ulang dan edukasi ulang sesuai kondisi (Purwanto
Heru, Rimbawati, Suherman, Suratmi, Djalino, Joko, Trianto) agar tekanan
darah tetap stabil
- Melakukan edukasi terhadap (Purwanto Heru, Rimbawati, Suherman,
Suratmi, Djalino, Joko, Trianto) untuk selalu rutin kontrol periksa ke
fasyankes dan minum obat teratur
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Purwanto Heru,
Rimbawati, Suherman, Suratmi, Djalino, Joko, Trianto).

Kesimpulan / Saran :
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin kepada (Purwanto Heru,
Rimbawati, Suherman, Suratmi, Djalino, Joko, Trianto) terkait periksa ke
fasyankes dan kontrol rutin
- Memberikan saran adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak
keluarga.

Sabtu, PIS-PK Latar Belakang


27 Agustus Pringgokusuman
2022 RT 021 / RW 005 Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan
yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Upaya pencapaian
prioritas pembangunan kesehatan dalam Program Indonesia Sehat
dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap potensi yang ada, baik dari
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun masyarakat.
Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu
keluarga.

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan


jangkauan sasaran dan meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga
keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.

Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya


dua belas
indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas
indikator utama tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)


menggunakan puskesmas sebagai ujung tombak pelaksanaannya. PIS-PK
dalam penerapannya terdiri dari beberapa tahap yaitu:
• Pengumpulan dan Pengolahan Data
• Identifi kasi Masalah dan Pemecahannya
• Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.

Sebagai sebuah program kesehatan yang sudah ditetapkan melalui Peraturan


Menteri
Kesehatan Nomor 39 tahun 2016, PIS-PK sudah menjadi kebijakan dan
program DIY juga. Agar pelaksanaan penerapan program ke depan dapat
lancar dan efektif perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
uji coba tersebut di atas. Monitoring atau pemantauan dilakukan untuk melihat
konsekuensi dari sebuah implementasi program serta untuk melihat kendala-
kendalanya. Sedangkan sebuah evaluasi diharapkan dapat memberi informasi
mengenai kinerja dan hasil dari sebuah kebijakan.

Kegiatan
- Tanggal kegiatan : Sabtu, 27 Agustus 2022
- Waktu kegiatan : 09.00 - selesai
- Tempat : RT 021 RW 005 , Pringgokusuman
- Sasaran : 20 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga yang masih memiliki masalah
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

Intervensi Lanjut
- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 20 KK
- Warga yang ditensi : 21 orang
- TD > 130/90 : 6 orang
- Riwayat Hipertensi : 20 orang
- Riwayat DM : 7 orang (konsumsi obat rutin)
- Riwayat TB : tidak ada
- Riwayat Stroke : tidak ada
- Riwayat Jantung : 1 orang
- Perempuan usia subur dengan KB : 6 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : 1 orang
- Ibu hamil : tidak ada
- Balita : 1 orang
- Merokok : 18 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : 2 orang
- ODGJ : tidak ada
- Kanker : 1 orang
- Air bersih dan jamban : Ada semua di setiap rumah

Hasil Intervensi
Tempat Kunjungan : RT 021 RW 005 , Pringgokusuman
Waktu Kunjungan : Selasa, 30 Agustus 2022 , Pukul 12.00 – selesai
Hasil Kunjungan :
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Siti Aisyah, Lilik,
Diah, Diana, Darti, Nurul)
- Melakukan pengecekan terhadap cara penyimpanan dan konsumsi obat (Siti
Aisyah, Lilik, Diah, Diana, Darti, Nurul) bahwa cara penyimpanan dan
konsumsi obat telah benar
- Melakukan pendataan ulang dan edukasi ulang sesuai kondisi (Siti Aisyah,
Lilik, Diah, Diana, Darti, Nurul) agar tekanan darah tetap stabil

Kesimpulan / Saran :
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin kepada (Siti Aisyah, Lilik, Diah,
Diana, Darti, Nurul)
- Memberikan saran adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak
keluarga.

Selasa, Skrinning Kesehatan Latar Belakang


30 Agustus SD Muhammadiyah Gendeng Kesehatan anak merupakan hal yang penting, karena anak merupakan generasi
2022 penerus bangsa. Dalam bidang kesehatan saat ini, kesehatan anak merupakan
masalah yang perlu diwaspadai bagi orang tua. Penyelenggaraan upaya
kesehatan memiliki tujuan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
manusia. Penjaringan kesehatan anak sekolah (screening) merupakan salah
satu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki
masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin serta
tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta
didik.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi ;
- Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku)
- Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri
- Pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran)
- Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi
pengisian kuisoner oleh peserta didik, pemeriksaan fisik dan penunjang oleh
tenaga kesehatan.

Kegiatan :
- Kegiatan screening dilakukan di SD Muhammadiyah Gendeng
- Kegiatan dilakukan pukul 08.00 – 11.00 yang diikuti oleh 60 siswa SD
Muhammadiyah Gendeng, yang terdiri dari 3 kelas
- Untuk alur pemeriksaan sebagai berikut;
- Meja 1 : Perawat. Melakukan tes buta warna, mengukur tekanan darah,
melakukan pemeriksaan kesehatan dan kebersihan tubuh
- Meja 2 : Dokter. Melakukan pemeriksaan pendengaran dan pemeriksaan
umum. Dan melakukan tindakan lebih lanjut jika ada siswa yang harus
dirujuk
- Meja 3 : Dokter gigi. Melakukan pemeriksaan gigi dan rujukan jika ada
siswa yang membutuhkan pemeriksaan lanjut
- Meja 4 : Perawat. Melakukan pemeriksaan mata
- Meja 5 : Psikolog. Melakaukan pemeriksaan psikologi siswa khusus kelas
1
- Meja 6 : Admen. Melakukan pendataan siswa

Rabu, Skrinning Kesehatan Latar Belakang


31 Agustus SD Netral C Kesehatan anak merupakan hal yang penting, karena anak merupakan generasi
2022 penerus bangsa. Dalam bidang kesehatan saat ini, kesehatan anak merupakan
masalah yang perlu diwaspadai bagi orang tua. Penyelenggaraan upaya
kesehatan memiliki tujuan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
manusia. Penjaringan kesehatan anak sekolah (screening) merupakan salah
satu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki
masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin serta
tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta
didik.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi ;
- Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku)
- Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri
- Pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran)
- Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi
pengisian kuisoner oleh peserta didik, pemeriksaan fisik dan penunjang oleh
tenaga kesehatan.

Kegiatan :
- Kegiatan screening dilakukan di SD Netral C
- Kegiatan dilakukan pukul 07.30 – 11.00 yang diikuti oleh 70 siswa SD
Netral C, yang terdiri dari 6 kelas
- Untuk alur pemeriksaan sebagai berikut;
- Meja 1 : Perawat. Melakukan tes buta warna, mengukur tekanan darah,
melakukan pemeriksaan kesehatan dan kebersihan tubuh
- Meja 2 : Dokter. Melakukan pemeriksaan pendengaran dan pemeriksaan
umum. Dan melakukan tindakan lebih lanjut jika ada siswa yang harus
dirujuk
- Meja 3 : Dokter gigi. Melakukan pemeriksaan gigi dan rujukan jika ada
siswa yang membutuhkan pemeriksaan lanjut
- Meja 4 : Perawat. Melakukan pemeriksaan mata
- Meja 5 : Psikolog. Melakaukan pemeriksaan psikologi siswa khusus kelas
1
- Meja 6 : Admen. Melakukan pendataan siswa

Selasa, 6 VCT Mobile Latar Belakang


September Di Pasar Kembang
2022 6 September 2022 Human Immunodeficiency Virus atau yang lebih dikenal dengan HIV adalah
virus yang menyerang sistem kekebalan/imunitas tubuh sehingga melemahkan
kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Ketika HIV memasuki tahap
infeksi akhir maka telah mencapai fase AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) dimana tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan
infeksi yang ditimbulkan.

Voluntary Counseling Test (VCT) adalah proses konseling pra-testing,


konseling post-testing dan testing HIV secara sukarela yang bersifat rahasia
dan lebih dini untuk membantu kelompok beresiko mengetahui status
kesehatannya.

Mobile VCT adalah kegiatan pencarian atau penemuan penderita HIV/AIDS


secara mobile/keliling dengan sasaran kelompok beresiko.

Tujuan mobile VCT untuk mendata sejak dini para penderita HIV agar bisa
mendapat perawatan atau memulai pengobatan. Dengan adanya VCT
diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan mencegah penularan
HIV/AIDS.

Kegiatan
- Kegiatan VCT dilakukan hari Selasa, 6 September 2022. Kegiatan
dilakukan di Balai RT 16 RW 03 Kampung Sosrowijayan Kulon,
Kelurahan Sosromenduran, Gedongtengen. Tepatnya di daerah Pasar
Kembang.
- Kegiatan dilaksanakan dari jam 16.00-22.00 WIB, dengan pembagian
shift sore dan shift malam.
- Petugas dari Puskesmas yang bertugas berjumlah 15 orang , terdiri dari
bagian pendaftaran, ambil sampel darah dan analis hasil.
- Kegiatan VCT mobile ini dilaksanakan bersama dengan pihak Yayasan
Vesta Indonesia dengan jumlah personil 23 orang. Terdiri dari PIC,
pendaftaran, konselor dan perkap.
- Target sasaran yang akan dilakukan VCT berjumlah 100 WPS.
Selasa Skrining TB bersama tim IDENTITAS PASIEN :
4 Oktober 2022 Zero TB ACF
1. Tn. UG / 69 Thn
2. Tn. S / 74 Thn
3. Tn. M / 53 Thn
4. Ny. B / 65 Thn
5. Ny. S / 57 Thn
6. Ny. SR / 62 Thn
7. Ny. P / 47 Thn
8. Tn. WP / 65 Thn
9. Ny. CJ / 74 Thn
10. Ny. DM / 52 Thn
11. Tn. M / 73 Thn
12. Ny. S / 69 Thn
13. Tn. SM / 72 Thn

13 dari jumlah target 100 yang diperiksa curiga mengalami TBC

LATAR BELAKANG :

Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. Dalam 20 tahun


World Health Organitation (WHO) dengan negara-negara yang tergabung di
dalamnya mengupayakan untuk mengurangi TB Paru. Tuberkulosis paru merupakan
penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis). Gejala utama adalah batuk selama dua minggu atau lebih, batuk
disertai dengan gejala tambahan yaitu dahak, dahak bercampur darah, sesak nafas,
badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat
malam hari tanpa kegiatan fisik dan demam lebih dari satu bulan (Riskesdas, 2013).
Sumber penularan yaitu pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang
dikeluarkannya. Penyakit ini apabila tidak segera diobati atau pengobatannya tidak
tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian (Kemenkes RI,
2015).
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular penyebab utama kesehatan yang buruk,
salah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia dan penyebab
kematian utama dari satu agen infeksi (peringkat di atas HIV / AIDS). Itu disebabkan
oleh bacillus Mycobacterium tuberculosis, yaitu menyebar ketika orang yang sakit TB
mengeluarkan bakteri ke udara; misalnya dengan batuk. Ini biasanya mempengaruhi
paru-paru (TB paru) tetapi juga dapat mempengaruhi tempat lain (TB luar paru).
Sekitar seperempat populasi dunia terinfeksi Mycobacterium tuberculosis dan
karenanya berisiko mengembangkan penyakit TB (WHO, 2019).

TB tetap menjadi pembunuh infeksius tertinggi di dunia, dengan 10 juta orang jatuh
sakit dengan TB pada tahun 2018. Secara geografis, sebagian besar kasus TB pada
2018 ada di wilayah WHO di Asia Tenggara (44%), Afrika (24%) dan Pasifik Barat
(18%), dengan persentase lebih kecil di Mediterania Timur (8%), Amerika (3%) dan
Eropa (3%). Delapan negara menyumbang dua pertiga dari total global: India (27%),
Cina (9%), Indonesia (8%), Filipina (6%), Pakistan (6%), Nigeria (4%), Bangladesh (4%)
dan Afrika Selatan (3%). Ini dan 22 negara lainnya dalam daftar WHO dari 30 negara
dengan beban TB tinggi menyumbang 87% dari kasus dunia (WHO, 2019).

Penyakit TB Paru di Indonesia masih terbilang tinggi karena jumlah penderita TB di


Indonesia menempati peringkat ketiga terbanyak di seluruh dunia setelah India dan
China (WHO, 2019). Kasus TB Paru di Indonesia mengalami peningkatan dalam 3
tahun terakhir yaitu pada tahun 2016 sebanyak 360.565 kasus, tahun 2017 sebanyak
425.089 kasus, dan tahun 2018 sebanyak 511.873 kasus. Penemuan kasus TB Paru
paling banyak terjadi pada usia 45-54 tahun mencapai angka 16,69 %, kemudian usia
25-34 mencapai angka 15,99 % dan usia 35-44 tahun mencapai angka 15,62 %
(Kemenkes RI, 2018).

Tentang ZeroTB Yogyakarta


ZeroTB Yogyakarta adalah sebuah inisiatif penanggulangan TBC yang
berlandaskan tiga elemen, yaitu: penemuan kasus secara aktif, pengobatan
yang efektif dan pencegahan TBC pada kontak serumah dengan penderita.
Inisiatif ini bertujuan untuk menurunkan kasus TBC di Yogyakarta dengan
menyusun dan melaksanakan kegiatan yang komprehensif dan melibatkan
multi sektor. Target yang ingin dicapai adalah penurunan kasus TBC hingga
50% dalam waktu lima tahun. Program ini dilaksanakan di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Provinsi dengan jumlah penduduk 3.618.084 jiwa (trimester
I 2018) ini mengalami tren jumlah kasus TBC yang terus bertambah setiap
tahunnya. Data Dinas kesehatan DIY tahun 2014-2017 menunjukkan hal
tersebut. Tahun 2017, realisasi penemuan kasus dan pengobatan TBC di DIY
baru mencapai 3.225 kasus–lebih rendah dari target kementerian kesehatan
yaitu sebesar 3513 kasus. Angka keberhasilan pengobatan TBC pun sebesar
83.3% masih di bawah target sebesar 85%.

Secara garis besar, program Zero TB Yogyakarta dilaksanakan dengan


membentuk jejaring lintas sektoral dalam rangka penanggulangan TBC di
Yogykarta. Selain itu, ZeroTB Yogyakarta meningkatkan penemuan kasus TBC
dengan melakukan active case finding secara massal dan menggunakan alat
diagnosis yang lebih akurat, antara lain dengan menggunakan mobil Rontgen
dada yang dilengkapi dengan pemeriksaan diagnostik lain (mesin genXpert,
mantoux test), yang berkunjung ke masyarakat. Skrining TBC diprioritaskan
pada populasi dengan risiko tinggi seperti pemukiman padat, daerah kumuh,
tenaga Kesehatan di fasilitas kesehatan dan penunggu di rumah sakit.

PELAKSANAAN

Nama Kegiatan : Skrining Active Case Finding (ACF) TB bersama Zero TB


Yogyakarta
Tanggal Kegiatan : Selasa, 4 Oktober 2022
Waktu Kegiatan : Pukul 08.00 – 12.00 WIB
Tempat Kegiatan : Balai RW 01 Jlagran , Pringgokusuman
Sasaran : 100 pasien
- Dalam kegiatan ini, peserta akan melakukan pemeriksaan X-Ray dada yang
kemudian dibaca oleh dokter saat itu juga
- Target mulai dari anak-anak sampai lansia. Sehat ataupun ada keluhan
Alur Skrining Active Case Finding (ACF) TB :
- Pasien yang hadir di lokasi ACF
- Pasien skrining membawa identitas diri (KTP, BPJS, Kartu Identitas Anak)
- Di meja pendaftaran, dijelaskan secara singkat mengenai penyakit TBC dan
alur pemeriksaan ACF
- Pasien laki-laki akan diarahkan untuk langsung X-Ray
- Pasien wanita diminta untuk berganti pakaian terlebih dahulu
- X-Ray dada dilakukan di dalam bus X-Ray tim Zero TB
- Di dalam bus X-Ray pasien akan diarahkan dalam menarik dan
menghembuskan nafas agar foto X-Ray maksimal
- Foto dapat langsung diakses oleh dokter di meja wawancara
- Pasien kemudian diarahkan dari bus X-Ray menuju meja dokter untuk
anamnesis mendalam mengenai faktor risiko paparan dan infeksi TB
- Pertanyaan meliputi riwayat DM, merokok, ada tidaknya keluhan yang
sedang dialami
- Wawancara dan hasil X-Ray untuk menggali adanya infeksi TB
- Ada 3 kemungkinan hasil yang disampaikan oleh dokter :
1. Pasien dalam kondisi sehat
2. Pasien dicurigai mengalami TB
3. Pasien dicurigai terinfeksi bakteri TB
- Jika menemukan kategori pertama, dokter akan memberikan edukasi
hidup sehat dan segera meminta pasien untuk meninggalkan area ACF
- Jika dicurigai TB, pasien diarahkan ke meja laboratorium untuk
pemeriksaan dahak atau sputum
- Analis lab akan memberikan instruksi cara membuang dahak yang baik ke
dalam pot dahak
- Skrining ACF selesai sampai menunggu hasil pemeriksaan sputum
- Sputum akan diantar ke laboratorium RSUD yang bekerjasama untuk
dilakukan pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM)
- Jika TCM menunjukkan hasil M. Tuberkulosis terdeteksi pihak Puskesmas
akan memanggil pasien dan mulai melakukan tatalaksana TBC
- Jika curiga adanya infeksi bakteri TB khusus pada anak dibawah 15 tahun,
diminta ke meja Tuberculin. Uji tuberkulin untuk melihat seseorang
mempunyai kekebalan terhadap bakteri TB
Jum’at, Skrinning Vaksin Puskesmas Latar Belakang :
9 September Gedongtengen
2022 Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

Sejak kemunculan COVID-19 di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai


upaya pencegahan dan pengendalian.
Dimana salah satu tata laksana yang digencarkan oleh pemerintah yaitu pelaksanaan
vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan COVID-19.

Vaksinasi adalah suatu tindakan pemberian vaksin kepada seseorang dimana vaksin
itu berisi satu atau lebih antigen. Tujuannya yaitu apabila individu tersebut
terpajan/terpapar dengan antigen yang sama, maka sistem imunitas yang terbentuk
akan menghancurkan antigen tersebut.

Kegiatan :

- Vaksinasi dilakukan di Aula Puskesmas Gedongtengen pada tanggal 9


September 2022
- Sasaran awal yang di vaksin berjumlah 55 orang
- Yang hadir berjumlah 53 orang
- Pfizer dosis 3
- Masyarakat umum = 37 orang
- Masyarakat rentan = 9 orang
- Lansia = 4 orang
- Total tervaksin = 50 orang
- Tunda = 1 orang (TD 170/120)
- Rincian Pfizer dosis 3
- Primer sinovac = 32 orang
- Primer astra = 13 orang
- Primer pfizer = 1 orang
- Primer moderna = 5 orang
- Pfizer dosis 4
- Nakes = 3 orang
- Total tervaksin = 53 orang

- Meja pendaftaran : Mbak Siti


Meja skrinning : Mbak Siti lab
Meja dokter : dr. Citra
Meja vaksinator : Mbak Ema
Meja observasi : Mas Irwan
- Situasi dan kondisi saat vaksinasi : aman terkendali
- Kendala : tidak ada

Sabtu, PIS-PK Latar Belakang


10September
2022 Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
sehat agar tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.(1) Salah satu
program utama pembangunan kesehatan saat ini adalah program Indonesia sehat
dengan pendekatan keluarga (PIS-PK).

Tujuan PIS-PK yaitu keluarga mampu menjangkau akses pelayanan kesehatan yang


menyeluruh seperti pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di
Puskesmas.

Program Indonesia sehat memuat 12 indikator utama penanda status kesehatan sebuah
keluarga yaitu :
12. Keluarga mengikuti program KB,
13. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan,
14. Bayi mendaptkan imunisasi dasar lengkap,
15. Bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) ekslusif,
16. Balita mendaptkan pemantauanpertumbuhan,
17. Penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuai standar,
18. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur,
19. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan,
20. Anggota keluarga tidak ada yang merokok,
21. Keluarga sudah menjadi anggota JKN,
22. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih, keluarga menggunakan jamban
sehat.

Kegiatan
- Alamat : Sutodirjan GT II/ 861, RT 065 / RW 019, Pringgokusuman,
Gedongtengen
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 6 orang
- Dari 6 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Masing-masing dari 3 kelompok terbagi menjadi 3 tim
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga.
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

Kamis, Skrining Kesehatan Sekolah Latar Belakang


15 September SMPN 3 Yogyakarta
2022 Pendidikan merupakan aspek penting yang diperlukan untuk membangun negara
Indonesia menjadi berkualitas. Untuk menunjang pendidikan yang optimal
dibutuhkan kesehatan yang baik pula, karena apabila seorang sakit tentu segala
aktivitasnya akan terhambat. Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga dalam
kehidupan karena sehat seutuhnya berarti sehat jasmani, rohani dan sosial.

Perilaku hidup sehat dibutuhkan sejak anak dilahirkan, karena kondisi sehat
diharapkan diawali dengan kesadaran, pengalaman dan pengetahuan tentang hidup
sehat. Pengetahuan dalam rangka mendidik anak untuk berperilaku hidup sehat
merupakan salah satu peran keluarga yang merupakan aspek utama yang
berpengaruh besar kepada kesehatan anak tetapi dalam pelaksanaannya keluarga
juga membutuhkan bantuan sekolah sebagai tempat anak mendapatkan ilmu
tentang perilaku hidup sehat. Sekolah adalah tempat kedua setelah keluarga dimana
anak membentuk karakter pribadinya. Sebagian waktu anak tumbuh dan
berkembang dihabiskan di sekolah. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah usaha
sekolah yang ditujukkan untuk menjaga kesehatan para peserta didiknya.

Tujuan Skrining
Tujuan dilaksanakan skrining kesehatan ini adalah untuk mendeteksi dini siswa yang
memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin
serta tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan
peserta didik maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program
pembinaan kesehatan di sekolah

Laporan Kegiatan

- Skrining kesehatan diselenggarakan pada hari Kamis, 15 September 2022.


- Kegiatan skrining kesehatan ini diikuti oleh 119 siswa dari sasaran awal 130 siswa
yang terdiri dari 4 kelas IX. Kelas IX A – IX B
- Kegiatan dimulai pukul 08.00 sampai selesai
- Petugas kesehatan yang melakukan skrining yaitu tim dari Puskesmas
Gedongtengen yang terdiri dari dokter, perawat, bidan dan admen yang
berjumlah 6 orang dengan didampingi guru dari sekolah
- Untuk alur pemeriksaan sebagai berikut;
- Meja 1 : Admen. Melakukan pendataan siswa
- Meja 2 : Perawat. Melakukan pemeriksaan tekanan darah dan cek hb
- Meja 3 : Dokter. Melakukan pemeriksaan pendengaran dan pemeriksaan umum
seperti mata dan kebersihan tubuh dan telinga. Dan merujuk jika ada siswa yang
harus dirujuk
- Meja 4 : Dokter gigi. Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut dan membuat
rujukan jika ada siswa yang membutuhkan pemeriksaan lanjut
- Meja 4 : Perawat. Melakukan pemeriksaan mata
- Tes skrining kesehatan meliputi tes kesehatan telinga, mata, gigi, kuku dan
hemoglobin khusus siswa putri.
- Pada skrining tersebut juga dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan

Jum’at, Skrining Deteksi Dini Penyakit LATAR BELAKANG


16 September Tidak Menular
2022 Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak ditularkan dari orang ke
orang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu yang panjang
(kronis). Peningkatan kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi
ancaman serius kesehatan masyarakat karena menambah beban ekonomi dan sosial
keluarga dan masyarakat. Dari 100 orang penyandang penyakit tidak menular
sebanyak 70 orang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit tidak menular,
sehingga terlambat dalam penanganan yang mengakibatkan terjadinya komplikasi.
Skrining faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti pengukuran tekanan
darah, gula darah sewaktu, Indeks Massa Tubuh dan beberapa pertanyaan dapat
dilakukan secara mandiri oleh setia orang, namun masih banyak pula yang
memerlukan bantuan melalui Pos Pembinaan Terpadu (Kemenkes, 2019).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tidak menular yang menjadi masalah
kesehatan penting di seluruh dunia karena prevalensinya yang cukup tinggi dan
terus meningkat serta hubungannya dengan penyakit kardiovaskuler, stroke,
retinopati, dan gagal ginjal. Hipertensi juga menjadi faktor risiko terbesar yang
menyebabkan kematian. (Nuranti et al., 2020).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi adalah faktor genetik, umur,
jenis kelamin, obesitas, asupan garam, kebiasaan merokok dan aktifitas fisik. Individu
dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk
menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi (Lazdia et al., 2020).

Penurunan angka kematian akibat PTM sebesar 25% pada tahun 2025 sudah
ditetapkan menjadi target Global dan Nasional SDG's (Sustainable Development
Goal's), untuk itu Indonesia perlu membangun program pencegahan dan
pengendalian PTM yang kuat dalam menghadapi tantangan tersebut. Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang akan dilauncing oleh Presiden pada tahun
2017, merupakan suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan
secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan
dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup dan
produktivitas serta daya saing bangsa. Adapun tujuan utamanya adalah untuk
menurunkan beban penyakit menular dan PTM, baik kesakitan, kecacatan maupun
kematian dini/ premature; menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas
penduduk; menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena
meningkatnya penyakit serta menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk
untuk pengeluaran kesehatan; peningkatan beban ekonomi Negara.

TUJUAN
Tujuan kegiatan ini adalah melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko
penyakit tidak menular utama meliputi merokok, pola makan tidak sehat, kurang
aktifitas fisik, obesitas, stres, konsumsi minuman beralkohol, hipertensi,
hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindaklanjuti secara dini faktor risiko yang
ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan.

LAPORAN KEGIATAN

Nama Kegiatan
Skrining Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (PTM)
Waktu dan Tempat Kegiatan Hari
Tanggal : Jumat, 16 September 2022
Waktu : 10.30 – 12.00 WIB
Tempat : Balai Kampung Notoyudan, Pringgokusuman

Hasil Kegiatan
Kegiatan dihadiri oleh 4 petugas dari puskesmas dan ibu ibu kader
Mekanisme Kegiatan:
Meja 1 : Peserta mendaftar di meja pendaftaran untuk mengisi daftar hadir dan
tanda tangan
Meja 2 : Peserta dilakukan pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, IMT dan Lingkar
perut
Meja 3 : Peserta dilakukan pengukuran tensi darah
Meja 4 : Peserta dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu dan edukasi hasil
pemeriksaan

Kamis, Skrinning Kesehatan Latar Belakang


22 September Sekolah Kesehatan anak merupakan hal yang penting, karena anak merupakan generasi
2022 SMK Negeri 1 Yogyakarta penerus bangsa. Dalam bidang kesehatan saat ini, kesehatan anak merupakan
masalah yang perlu diwaspadai bagi orang tua. Penyelenggaraan upaya
kesehatan memiliki tujuan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
manusia. Penjaringan kesehatan anak sekolah (screening) merupakan salah
satu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki
masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin serta
tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta
didik.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi ;
- Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku)
- Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri
- Pemeriksaan tekanan darah dan hemoglobin khusus siswa perempuan
- Pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran)
- Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi
pengisian kuisoner oleh peserta didik, pemeriksaan fisik dan penunjang oleh
tenaga kesehatan

Pelaksanaan :
- Kegiatan screening dilakukan di SMK Negeri 1 Yogyakarta
- Kegiatan dilakukan pukul 07.30 – 11.00 yang diikuti oleh 69 siswa SMK
Negeri 1 Yogyakarta, yang terdiri dari 2 kelas X
- Untuk alur pemeriksaan sebagai berikut;
- Meja 1 : Admen. Melakukan pendataan siswa
- Meja 2 : Perawat. Melakukan pemeriksaan tekanan darah dan cek hb
- Meja 3 : Dokter. Melakukan pemeriksaan pendengaran dan pemeriksaan
umum seperti mata dan kebersihan tubuh dan telinga. Dan merujuk jika
ada siswa yang harus dirujuk
- Meja 4 : Dokter gigi. Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut dan membuat
rujukan jika ada siswa yang membutuhkan pemeriksaan lanjut
- Meja 4 : Perawat. Melakukan pemeriksaan mata
- Dari hasil skrinning didapatkan 3 siswa yang bermasalah.
- 1 siswa dengan gangguan serangan panik yang sudah berlangsung hampir 3
tahun
- 1 siswa dengan gangguan psikosomatis
- Dan 1 siswa lagi dengan kadar Hb yang rendah (7,4) dengan konjungtiva
anemis +/+ , sklera ikterik +/+

Rabu, 25 Mei KB Suntik 3 bulan Ny. FNH / 27 Tahun / RM : 03.108800


2022 Poli KIA Puskesmas
Gedongtengen BB : 44.5 kg TB : 146 cm TD : 110/80 mmHg
LP : 69 cm

P1A0 , anak pertama perempuan , usia 4 bulan


Riwayat sakit sebelumnya (-)
Sakit kuning (-) , Pendarahan (-) , Keputihan (-) , Tumor payudara (-)
- Ibu ingin suntik KB setelah melahirkan, HPMT lupa tanggal , coitus (+)
- Alat kontrasepsi yang digunakan selama ini adalah kondom

Latar Belakang

Keluarga Berencana merupakan suatu program yang membantu pasangan suami istri
untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera dengan cara
perencanaan kehamilan dan sebaliknya menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur
interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga
(Setyaningrum, 2016).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019
didapatkan cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif di Indonesia yaitu
sebanyak 24.196.151 peserta. Perserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi di
Indonesia yaitu terdapat 301.436 (1,2%) menggunakan kondom, KB suntik sebanyak
15.419.826 (63,7%), pil sebanyak 4.123.424 (17,0%), IUD/AKDR sebanyak 1.790.336
(7,4%), MOP sebanyak 118.060 (0,5%), MOW sebanyak 661.431 (2,7%), Implan
sebanyak 1.781.638 (7,4%). (Profil Kesehatan Indonesia, 2019)

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi hormonal jenis suntikan yang dibedakan


menjadi dua macam yaitu DMPA (Depo Medroksi Progresteron Asetat) dan
kombinasi. Efek samping penggunaan kontrasepsi hormonal terutama kontrasepsi
suntik DMPA adalah kenaikan berat badan, gangguan haid, kekeringan vagina,
menurunnya libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervotaksis dan jerawat (Anwar,
2011).

Menurut Maryunani (2016), kontrasepsi suntik 3 bulan, yaitu:


a) KB suntik 3 bulan adalah kontrasepsi yang berisi depomedroksi progesterone
asetat 150 gram disuntik secara intramuscular di daerah bokong yang diberikan
setiap 3 bulan sekali.
b) Cara kerja :
1) Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita.
2) Mengentalkan lender mulut rahim, sehingga sel mani tidak dapat masuk dalam
rahim.
3) Menipiskan endometrium.
c) Keuntungan :
1. Sangat efektif dengan kegagalan kurang dari 1%
2. Tidak mempengaruhi produksi ASI
3. Sedikit efek samping
4. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
5. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
d) Kerugian :
1. Gangguan haid.
2. Pusing, mual kenaikan berat badan.
3. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
Pelaksanaan
- Pelaksanaan dilakukan di Poli KIA Puskesmas Gedongtengen , Rabu, 25 Mei 2022 ,
Pukul 10.30 WIB
- Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama dan alamat untuk dicocokkan
dengan rekam medis pasien
- Bidan melakukan anamnesa kepada pasien
- Bidan melakukan pemeriksaan tanda tanda vital pasien (tekanan darah, suhu, nadi
dan respirasi), timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
- Memberikan informasi umum tengan keluarga berencana
- Menjelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping suntik KB, sampai
dimenegerti oleh pasien
- Dokter didampingi bidan menjelaskan prosedur dan maksud dari tindakan
- Mencuci tangan dan memakai handskun
- Jika terdapat endapan kocok vial agar tercampur
- Membuka tutup vial yang menutupi karet
- Membuka spuit, sedot cairan DMPA dalam vial
- Meminta pasien untuk mengatur posisi senyaman mungkin
- Meminta pasien untuk menurunkan sedikit pakaian yang menutupi bagian bokong
- Menentukan bagian dari SIAS sinistra dan os cogcygic
- Disinfeksi terlebih dahulu bagian yang akan disuntik dengan mengusapkan kapas
alkohol
- Memberitahu pasien akan segera disuntik
- Injeksi secara intramuscular (sudut) dengan perlahan dan terik kembali secara
perlahan
- Mengusap bekas suntikan
- Menjelaskan kepada pasien waktu kunjungan ulang yaitu 12 minggu kemudian
- Melepas handskun dan cuci tangan

13 Juli 2022 KB Suntik 3 Bulan Ny. DA / 40 Tahun / RM : 03.025566


Poli KIA Puskesmas
Gedongtengen BB : 58 kg TB : 156 cm TD : 120/70 mmHg T: 36.4 C
Pekerjaan : IRT

P2A0
Riwayat sakit sebelumnya (-)
Sakit kuning (-), perdarahan (-), keputihan (-), tumor payudara (-)
Riwayat persalinan sebelumnya SC tahun 2005 dan 2016
Pasien suntik KB 3 bulan sejak tahun 2005 -2013. Pasien ingin kembali
memakai kontrasepsi KB suntik.

LATAR BELAKANG

Keluarga Berencana merupakan suatu program yang membantu pasangan


suami istri untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera
dengan cara perencanaan kehamilan dan sebaliknya menghindari kehamilan
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah
anak dalam keluarga (Setyaningrum, 2016).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019
didapatkan cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif di Indonesia yaitu
sebanyak 24.196.151 peserta. Perserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi di
Indonesia yaitu terdapat 301.436 (1,2%) menggunakan kondom, KB suntik
sebanyak 15.419.826 (63,7%), pil sebanyak 4.123.424 (17,0%), IUD/AKDR
sebanyak 1.790.336 (7,4%), MOP sebanyak 118.060 (0,5%), MOW sebanyak
661.431 (2,7%), Implan sebanyak 1.781.638 (7,4%). (Profil Kesehatan
Indonesia, 2019).

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi hormonal jenis suntikan yang


dibedakan menjadi dua macam yaitu DMPA (Depo Medroksi Progresteron
Asetat) dan kombinasi. Efek samping penggunaan kontrasepsi hormonal
terutama kontrasepsi suntik DMPA adalah kenaikan berat badan, gangguan
haid, kekeringan vagina, menurunnya libido, gangguan emosi, sakit kepala,
nervotaksis dan jerawat (Anwar, 2011).

Kenaikan berat badan pada akseptor kontrasepsi Depo Medroxi Progesteron


Asetat (DMPA) per tahun 2,3 – 2,9 kg. Terjadinya kenaikan berat badan
tersebut disebabkan karena alat kontrasepsi mengandung hormon
progesteron. Hormon progesteron mempunyai efek samping yaitu
merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang
menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya serta menurunkan
aktifitas fisik sehingga menyebabkan peningkatan berat badan (Irianto, Gizi
Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi (Balanced, 2014).

PELAKSANAAN KEGIATAN
Judul Kegiatan : KB Suntik 3 Bulan Poli KIA Puskesmas Gedongtengen
Waktu dan Tanggal Kegiatan : Rbu, 13 Juli 2022 / Pukul 09.00 WIB
Tempat Kegiatan : Poli KIA Puskesmas Gedongtengen

SOP Pelaksanaan KB Suntik 3 Bulan


- Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama dan alamat untuk
dicocokkan dengan rekam medis pasien
- Bidan melakukan anamnesa kepada pasien
- Bidan melakukan pemeriksaan tanda tanda vital pasien (tekanan darah,
suhu, nadi dan respirasi), timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
- Memberikan informasi umum tentang keluarga berencana
- Menjelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping suntik KB, sampai
dimengerti oleh pasien
- Dokter didampingi bidan menjelaskan prosedur dan maksud dari tindakan
- Mencuci tangan dan memakai handskun
- Jika terdapat endapan kocok vial agar tercampur
- Membuka tutup vial yang menutupi karet
- Membuka spuit, sedot cairan DMPA dalam vial
- Meminta pasien untuk mengatur posisi senyaman mungkin
- Meminta pasien untuk menurunkan sedikit pakaian yang menutupi bagian
bokong
- Menentukan bagian dari SIAS sinistra dan os cogcygic
- Disinfeksi terlebih dahulu bagian yang akan disuntik dengan mengusapkan
kapas alkohol
- Memberitahu pasien akan segera disuntik
- Injeksi secara intramuscular (sudut) dengan perlahan dan terik kembali
secara perlahan
- Mengusap bekas suntikan
- Menjelaskan kepada pasien waktu kunjungan ulang yaitu 12 minggu
kemudian
- Melepas handskun dan cuci tangan

25 Mei 2022 Pil KB Kombinasi Ny. NL / 27 Tahun / RM : Tamu 18011995


Poli KIA Puskesmas
Gedongtengen BB : 66.8 kg TB : 155 cm TD : 100/70 mmHg T: 36.0 C
Pekerjaan : IRT

P1A0
Riwayat sakit sebelumnya (-)
Sakit kuning (-) , Pendarahan (-) , Keputihan (-) , Tumor payudara (-)
- Ibu ingin memakai kb dengan pil kombinasi, tidak ada keluhan. Pasien sudah
menggunakan kontrasepsi pil kb semenjak 1 tahun yang lalu. Pasien terkadang
mengeluhkan keluar bercak darah dari alat kelaminnya sejak beberapa bulan yang
lalu. Pasien ingin menjarakkan anak pertama dengan berikutnya. Ibu kadang
merasa cemas dan tidak nyaman ketika saat berhubungan karena mengeluarkan
bercak atau flek darah. Namun pasien tidak ingin mengganti metode kontrasepsi.
Pasien tidak sedang menyusui.

Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) secara kependudukan bertujuan untuk menekan laju


pertumbuhan penduduk. Keluarga Berencana dilihat dari segi kesehatan KB
merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di
antara negara ASEAN dengan jumlah penduduk sebanyak 249 juta jiwa dan sekaligus
menduduki posisi ke-5 di dunia (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Kontrasepsi pil kombinasi merupakan kontrasepsi yang mengandung dua hormon
yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral
kombinasi yang digunakan adalah estrogen sintetik etinilestradiol dan progesteron
sintetik yaitu levonorgestrel. Estrogen sintetik dan progesteron sintetik digunakan
agar tidak mudah diserap oleh usus dan dimetabolisme oleh hati (Galsier dan
Gebbie, 2012 ; Harvey dan Champe, 2013).

Kontrasepsi pil kombinasi yaitu mengandung progestin yang diberikan setiap 21 hari
dengan diminum setiap hari pada waktu yang sama. Efek samping yang sering di
temukan adalah penambahan berat badan, sakit kepala, gangguan haid yang berupa
amenorhoe, perdarahan ireguler, dan spotting. Selain itu terdapat juga efek samping
pada kardiovaskuler, efek metabolik dan efek pada system reproduksi (Speroff &
Darney, 2005).

Keuntungan memakai KB pil Menurut Mochtar (2011), keuntungan memakai KB pil


adalah :
1) Efektivitasnya tinggi, dapat dipercaya jika diminum sesuai aturan.
2) Tidak mengganggu aktifitas seksual.
3) Siklus haid menjadi teratur.
4) Pemakai pil dapat hamil lagi. Jika dikehendaki, kesuburan dapat kembali dengan
cepat.
5) Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid (diesminorea).
6) Dapat mengobati wanita dengan perdarahan yang tidak teratur.
7) Dapat mengobati perdarahan haid pada wanita usia muda.

Kerugian memakai KB pil


Kerugian memakai KB pil menurut Saifuddin (2008), adalah sebagai berikut :
1) Pil harus diminum tiap hari, sehingga kadang-kadang merepotkan.
2) Tidak melindungi diri dari penyakit kelamin
3) Dapat meningkatkan tekanan darah
4) Menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit kepala, mual, nyeri pada
payudara dan perubahan mood yang dirasa di awal-awal pemakaian
5) Kadang mengakibatkan adanya perdarahan di luar haid pada bulan bulan pertama
pemakaian
6) Dalam beberapa kasus dapat meningkatkan risiko pembekuan darah dan kanker
payudara

Pelaksanaan
- Pelaksanaan dilakukan di Poli KIA Puskesmas Gedongtengen
- Tanggal pelaksanaan , Rabu 25 Mei 2022
- Dokter melakukan anamnesis singkat seputar keluhan pasien
- Memberikan edukasi kepada pasien tentang pil kb, manfaat penggunaan,
kelebihan dan kekurangan pil kb
- Menjelaskan kepada pasien cara meminum pil kb yang benar
- Pil kb berbentuk tablet salut selaput yang dikemas dalam blister. Bagian
belakang blister ini ditandai dengan hari dalam seminggu dan tanda panah
untuk urutan minumnya
- Mulai dengan minum pil pertama sesuai hari yang benar dalam seminggu
- Mengikuti arah panah blister, lalu minum satu pil setiap hari sampai pasien
menghabiskan semua pil yang tersedia dalam paket
- Menelan pil secara utuh dengan air dan menghindari mengunyah pil
- Minum pada waktu yang sama setiap hari, baik sebelum atau setelah makan

Rabu, 13 Juli Lepas Pasang Implant Ny. IDA (P) / 40 Tahun / RM : 03.014635
2022 Poli KIA Puskesmas
Gedongtengen TD : 120/80 mmHg T: 36.0 C TB : 155 cm BB : 85 kg
Pasien datang ke Poli KIA Puskesmas Gedongtengen ingin bongkar pasang implant.
Pasien tidak merasakan ada keluhan. Pasien pertama kali pasang implant di RS tahun
2016. Anak pertama pasien saat ini berumur 3 tahun

Latar Belakang

Dalam menekan laju dari pertumbuhan penduduk pemerintah melakukan upaya


yaitu program Keluarga Berencana (KB) yang ditujukan kepada Pasangan Usia Subur
(PUS) dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2014). Program
tersebut dilakukan mengingat Indonesia adalah negara yang masih menduduki
peringkat keempat sebagai negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia,
setelah China, India, dan Amerika Serikat dimana menurut data yang dipublikasikan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 yang berjudul Statistik Indonesia
2018 (Statistic Yearbook of Indonesia 2018) disebutkan bahwa jumlah penduduk
Indonesia adalah sebanyak 261.089.900 jiwa pada tahun 2017 dimana terjadi
kenaikan dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu lebih tinggi sekitar 1,2% atau
sebanyak 3.186.000 jiwa yang artinya terjadi pertambahan pertumbuhan penduduk.

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu usaha yang digunakan untuk


mewujudkan keluarga yang berkualitas dalam mewujudkan hak-hak reproduksi
membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah kehamilan
yang diinginkan, dalam mengatur jumlah anak, usia melahirkan anak yang ideal,
dalam membina ketahanan juga kesejahteraan anak (BKKBN, 2015). Keluarga
Berencana (KB) menjadi suatu program yang dicanangkan oleh pemerintah
Indonesia dengan tujuan untuk menekan angka kelahiran yang semakin bertambah
dimana program ini dicanangkan untuk dapat menyeimbangkan antara jumlah 2
kebutuhan dengan jumlah penduduk di Indonesia ini. Rata-rata jenis kontrasepsi
yang digunakan di Indonesia khususnya di Bali adalah kontrasepsi jenis suntik,
kondom, AKDR, dan Implant.

Jenis kontrasepsi implant adalah metode kontrasepsi yang berupa batang atau
kapsul silastik yang berisi hormon progesteron, pemasangan implant dilakukan
dengan cara memasukkan alat yang berupa batang atau kapsul silastik ini ke bawah
kulit melalui insisi (Saifuddin, 2010). Implant atau susuk kontrasepsi ini merupakan
salah satu metode kontrasepsi hormonal yang berbentuk batang dengan panjang 4
cm yang di dalamnya terdapat hormon progesteron, hormon tersebut akan
dilepaskan secara perlahan dimana akan bekerja dengan efektif sebagai alat
kontrasepsi selama 3-5 tahun, kemudian dari mulai pemakaian sampai 1 minggu
disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi tambahan seperti kondom. Sama
seperti alat kontrasepsi hormonal lainnya, implant juga dapat mempengaruhi siklus
menstruasi akseptor dan dapat menyebabkan kenaikan berat badan selama
penggunaanya, efek samping utama adalah adanya perdarahan bercak dan
amenorhea. (BKKBN, 2016).
SOP Pelaksanaan

Pelepasan Implant :
- Pelaksanaan di Poli KIA Puskesmas
- Didampingi oleh bidan
- Menyiapkan peralatan, cuci tangan dan menggunakan handskun
- Alat – alat yang diperlukan selain dari alat-alat yang digunakan untuk
pemasangan kapsul implant dibutuhkan satu forcpes lurus dan satu forceps
bengkok
- Menentukan letak posisi kapsul implant (2 kapsul)
- Melakukan disinfeksi ke daerah yang akan dilakukan insisi, kemudian ditutup
dengan kain steril berlubang
- Melakukan anastesi lokal, kemudian melakukan insisi kurang lebih 5-7 mm di
tempat yang paling dekat dengan kapsul implant
- Forceps dimasukkan melalui lubang insisi dan kapsul di dorong dengan jari tangan
ke arah ujung forceps
- Forceps dibuka lalu kapsul di jepit dengan ujung forceps
- Kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan
- Mendorong kapsul dengan jari tangan yang lain untuk membantu proses
pengeluaran.

Pemasangan Implant :
- Pada bekas pelepasan kapsul , trokar ditusukkan ke subkutan sampai batasnya
- Kapsul dimasukkan ke dalam trokar dan didorong dengan alat pendorong sampai
terasa ada tahanan
- Untuk menempatkan kapsul, trokar ditarik keluar
- Untuk meyakinkan bahwa kapsul telah di tempatnya, alat pendorong dimasukkan
sampai terasa tidak ada tahanan
- Setelah 2 kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan kasa steril dan di plester
- Menasehati pasien agar luka tidak basah dan selalu dalam keadaan bersih sekitar
3 hari

Tatalaksana :
- Amoxicilin No.XV / 3x1 (sampai habis)
- Paracetamol No.X / 3x1
Edukasi :
- Menjaga kebersihan tangan
- Menjaga
13-09-2022 Pasang IUD Identitas Pasien :
Poli KIA Puskesmas Ny. AR / P Usia : 33 Tahun RM : 03.01022 TD : 120/80 BB : 70.3 kg
Gedongtengen
Pasien ingin memasang IUD. Tidak ada keluhan

Latar Belakang

Pemakaian kontrasepsi merupakan salah satu dari sekian banyak variabel yang
secara langsung berpengaruh terhadap angka kelahiran. Dari berbagai studi yang
pernah dilakukan menunjukkan bahwa pemakaian alat kontrasepsi terbukti mampu
menurunkan angka kelahiran (Wijayanegara, 2017).

Di Indonesia pemakaian kontrasepsi tidak terlepas dari peran suami dalam


penggunaan alat kontrasepsi mempengaruhi tingginya pemakaian kontrasepsi
terkait dengan upaya penundaan kehamilan atau kelahiran anak berikutnya setelah
anak pertama lahir, hal yang penting dilakukan adalah mengatur jarak kehamilan.
Konsep mengenai kontrasepsi pasca persalinan bukanlah hal yang baru, akan tetapi
tidak banyak perhatian yang diberikan pada masa yang penting dari kehidupan
wanita (Wijayanegara, 2017).

Alasan pelaksanaan KB Intra Uterine Device (IUD) pasca persalinan antara lain
termasuk kembalinya fertilitas dan resiko terjadinya kehamilan, jarak kehamilan
yang dekat, resiko terhadap bayi dan ibu serta ketidak tersediaan kontrasepsi. Dalam
rangka menurunkan resiko terhadap ibu dan bayi, World Health Organization (WHO)
pada tahun 2006 merekomendasikan jarak kehamilan yang optimal untuk dapat
memberikan peluang bagi perempuan untuk dapat memberikan kesempatan
pemulihan kesehatan perlu didukung oleh keluarga dan lingkungannya, serta
rendahnya peran suami dalam mendukung istri untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan ibu (SDKI, 2012).

KB Intra Uterine Device (IUD) merupakan metode kontrasepsi jangka panjang yang
paling banyak digunakan dalam Program KB di Indonesia. Pengguna KB Intra Uterine
Device (IUD) di Indonesia mencapai 22,6% dari semua pengguna metode
kontrasepsi. Di Indonesia KB Intra Uterine Device (IUD) menempati posisi ketiga alat
kontrasepsi yang digunakan yaitu sebesar 6,2%. KB Intra Uterine Device (IUD)
merupakan kontrasepsi jangka panjang yang dimasukkan kedalam rahim yang
terbuat dari plastik elastis yang dililit tembaga atau campuran tembaga dengan
perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan jangka waktu
penggunaan antara dua hingga sepuluh tahun dengan metode kerjanya mencegah
masuknya spermatozoa kedalam saluran tuba ( Fitri dan Oktaria, 2016).

SOP Pelaksanaan
- Pemasangan IUD dilakukan di Poli KIA Puskesmas Gedongtengen
- Dokter akan memberikan penjelasan secara lengkat tentang tahap-tahap
pemasangan IUD ke dalam rahim
- Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien (tekanan darah, suhu, nadi
dan respirasi), berat badan dan tinggi badan
- Mempersiapkan alat-alat yang digunakan dan mendekatkan ke meja
tindakan
- Menyarankan pasien untuk mengosongkan kandung kemih dengan BAK
terlebih dahulu sebelum proses pemasangan IUD
- Bidan dan dokter menggunakan APD yang sesuai dan mencuci tangan, lalu
memakai sarung tangan steril
- Bidan menyarankan pasien melepaskan celana dan berbaring dengan posisi
litotomi
- Melakukan pemeriksaan palpasi daerah perut dan raba apakah ada nyeri,
benjolan atau kelainan di daerah suprapubik
- Menyalakan lampu sorot dan mengarahkan ke bagian vagina pasien
- Mengganti sarung tangan, mencelupkan dalam larutan klorin dan memakai
kembali sarung tangan steril
- Melakukan vulva hygine
- Melakukan inspeksi daerah genitalia eksterna
- Melakukan palpasi untuk mengamati adanya nyeri ataupun duh
- Memasang spekulum atau cocor bebek
- Melakukan pemeriksaan inspekulo dan mengamati serviks dan memeriksa
adanya keputihan
- Memastikan serviks bergerak bebas, menentukan besar dan posisi uterus,
tidak ada tanda kehamilan dan tidak ada tumor
- Membersihkan serviks dengan kassa steril dari lendir dengan menggunakan
tampon tang
- Jepit serviks denggan menggunakan tenaculum pada arah jam 10 atau jam
02
- Memasukkan sonde uterus dengan tidak menyentuh, menentukan
kedalaman cavum uteri dan mengelurkan sonde
- Menyesuaikan ukuran kedalaman cavum uteri dengan tabung inserter yang
masih dalam kemasan steril dengan menggeser leher biru pada tabung
inserter, kemudian membuka seluruh plastik kemasan
- Mengangkat tabung inserter AKDR tanpa menyentuh daerah yang tidak
steril
- Memegang tabung dengan leher biru dalam posisi horizontal (sejajar dengan
AKDR), melakukan tarikan dengan hati-hati pada tenaculum, masukkan
tabung inserter sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa
adanya tahanan
- Melepaskan AKDR dengan teknik withdrawal
- Mengeluarkan pendorong, kemudian tabung inserter di dorong kembali
sampai leher biru menyentuh serviks
- Mengeluarkan sebagian tabung inserter sampai kurang lebih 3-4 cm lalu
potong benang
- Mengeluarkan seluruh tabung inserter
- Melepaskan tenakulum
- Melakuka dep dengan kassa betadine jika terjadi perdarahan
- Mengeluarkan spekulum secara perlahan
- Melepas handskun dan mencuci tangan

Selasa, Penyuluhan Bimtek PTM dengan Latar Belakang


31 Mei 2022 kader
Aula Puskesmas Gedongtengen Penyakit Tidak Menular (PTM) dewasa ini telah menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang cukup besar khususnya di Indonesia. Hal ini ditandai dengan
bergesernya pola penyakit yang sering disebut dengan transisi epidemiologi yang
ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak
menular seperti stroke, jantung dan diabetes mellitus . Penyebab kematian tertinggi
di dunia adalah penyakit degeneratif.

Peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan produktifitas bangsa.


Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya besar.
Beberapa jenis PTM merupakan penyakit kronik dan/atau katastropik yang dapat
mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya. Selain itu, salah satu dampak PTM
adalah terjadinya kecacatan termasuk kecacatan permanen. Secara global, regional,
dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari
penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.

Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 berkenaan dengan kesehatan adalah


merupakan suatu keadaan sejahtera pada badan, jiwa dan sosial yang memberi
kemungkinan pada setiap orang untuk hidup secara produktif sosial maupun
ekonomi. World Health Organization (WHO) memberikan pembatasan berkenaan
dengan kesehatan secara lebih luas dan dinamis dibandingkan batasan yang
terdahulu yang sudah ada. Batasan yang sebelumya hanya mencakup tiga aspek
yaitu aspek sosial mental dan fisik, namun saat ini bertambah menjadi lima aspek
yaitu terbebas dari cacat dan terbebas dari penyakit serta sempurna secara fisik,
sosial maupun mental (Notoadmodjo, 2010).

Amnesty et al (2015) menjelaskan bahwa secara eksplisit disebutkan kader


kesehatan masyarakat sebagai aspek integral dari strategi peningkatan kesehatan
dalam Program Primer Pelayanan Kesehatan Pembangunan (PHSDP) 2007 dan
Rencana Road Map Strategis Nasional Percepatan Penanggulangan Kematian Ibu,
Bayi dan Anak di Tanzania. Pada tahun 2013, sebuah gugus tugas CHW (Community
Health Worker) nasional diciptakan oleh MoHSW (Ministry of Health and Social
Welfare) untuk mencapai konsensus pada pengembangan kader secara nasional,
kader kesehatan masyarakat dan mendirikan sebuah yayasan untuk pelatihan
terhadap kader kesehatan masyarakat tersebut.

Permasalahan yang dihadapi saat ini dalam pembangunan kesehatan di Indonesia


adalah beban ganda penyakit, yaitu masih banyaknya penyakit infeksi yang harus
ditangani, di sisi lain dibarengi meningkatnya Penyakit Tidak Menular (PTM).
Penyakit menular, terutama hipertensi terjadi penurunan dari 31,7% tahun 2007
menjadi 25,8% tahun 2013, namun berdasarkan hasil riset tahun 2013 mengalami
peningkatan yaitu dari sebesar 7,6% pada tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun
2013. Hal yang sama terjadi pada kejadian stroke sebesar 8,3% per 1000 (2007)
menjadi 12,1% per 1000 (2013). Demikian halnya Diabetes Mellitus naik dari 1,1%
(2007) menjadi 2,1% (2013) (Riskesdas, 2013).

Sesuai Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM (Kemenkes RI


2012), bahwa saat ini kenaikan kejadian penyakit tidak menular telah menjadi
ancaman yang serius, khususnya dalam perkembangan kesehatan masyarakat. Salah
satu strategi yang dikembangkan pemerintah untuk mengendalikan penyakit tidak
menular ini kemudian dikembangkan model Pengendalian Penyakit Tidak Menular
(PTM) berbasis masyarakat melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.
Posbindu PTM merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya untuk
mengendalikan faktor risiko secara mandiri dan berkesinambungan.Pengembangan
Posbindu PTM dapat dipadukan dengan upaya yang telah terselenggara di
masyarakat. Melalui Posbindu PTM, dapat segera mungkin dilakukan pencegahan
faktor risiko PTM sehingga kejadian PTM di masyarakat Indonesia dapat
dikendalikan.

Posbindu merupakan kegiatan pelayanan kesehatan yang melibatkan peran


masyarakat baik kader, organisasi, kelompok masyarakat dan keagamaan.
Penyelenggaraan kegiatan Posbindu oleh dan untuk masyarakat khususnya
kader.Peran kader Posbindu dalam pelaksanaan kegiatan sangat dominan karena
tenaga kesehatan hanya sebagai pendamping dan penerima rujukan, sehingga
pengetahun dan ketrampilan kader perlu ditingkatkan. Oleh karena itu dengan
keterbatasan sarana prasarana dari dinas terkait serta permasalahan kesehatan
masyarakat yang begitu komplek maka diperlukan pemberdayaan kader.
Penelitian Fatmah (2013) menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan hampir
mencapai 15 poin, naiknya peningkatan pengetahuan tersebut didukung oleh
peningkatan kemampuan kader dalam melakukan teknik penyuluhan obesitas dan
hipertensi selama dua kali pengamatan lapangan pasca pelatihan, dan setelah
intervensi hampir seluruh kader telah mampu menyuluh dengan baik dalam
penyampaian isi sesuai media secara sistematis dan menarik, dan hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa pengetahuan dan keterampilan kader posbindu dapat
ditingkatkan melalui pelatihan yang dilanjutkan dengan monitoring lapangan
observasi keterampilan kader.

Pelaksanaan
Nama Kegiatan : Penyuluhan Bimbingan Teknologi Penyakit Tidak Menular untuk
Kader
Tanggal dan waktu : Selasa, 31 Mei 2022
Tempat : Aula besar Puskesmas Gedongtengen
Waktu acara : 08.00 sampai selesai
Sasaran : Penyuluhan dihadiri oleh 20 kader
Materi yang disampaikan tentang :
- Posbindu
- Faktor risiko penyakit tidak menular
- Cara pencegahan dan pengendalian faktor risiko ptm
- Cara melakukan pengkajian faktor risiko ptm
- Cara mengukur faktor risiko ptm

10 Juni 2022 Posyandu Balita Latar Belakang


Pringgokusuman
Masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting yang harus diperhatikan
oleh para ibu untuk menjaga agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,
sehat dan cerdas. Oleh karena itu para ibu harus memperhatikan asupan gizi untuk
anak-anaknya. Gizi adalah zat yang dikonsumsi karena dapat memberikan energi
atau dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan menjaga kesehatan atau
jika kekurangan maka akan menyebabkan perubahan biokimia maupun fisiologi
dalam tubuh. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan zat gizi makro yang
dibutuhkan tubuh. Sedangkan vitamin dan mineral merupakan zat gizi mikro yang
dibutuhkan oleh tubuh. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan,
aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan ideal. Jumlah sesuai dengan kebutuhan
tubuh berarti bahwa jumlah asupan sama dengan jumlah energi yang dikeluarkan
sehingga tidak kurang atau tidak berlebih. Penting pula diperhatikan kebersihan
dalam pemberian makanan kepada anak untuk menghindari penyakit yang dapat
timbul dari makanan yang tidak bersih. Pemberian gizi pada anak juga harus tepat.
Pertama, tepat kombinasi gizinya. Artinya semua kebutuhan zat gizinya terpenuhi
dengan kombinasi dan susunan yang tepat. Kedua tepat porsinya, artinya porsi
makanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan tubuhnya atau sesuai dengan
Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian. Ketiga, tepat dengan tahap perkembangan
anak. Artinya makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori anak
berdasarkan usia dan berat badan anak. Jika kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi
maka anak akan mengalami kekurangan gizi. Atau sebaliknya, jika anak mengalami
kelebihan energi maka anak akan mengalami kegemukan atau obesitas. Kegemukan
atau obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, diabetes maupun
penyakit degeneratif lainnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang untuk anak.

Pelaksanaan Kegiatan
Tanggal kegiatan : 10 Juni 2022
Waktu kegiatan : Pukul 11.00 – selesai
Tempat : Posyandu Balita Pringgokusuman
Sasaran : Ibu dan Balita
- Kegiatan dilakukan dengan melakukan pengukuran antropometri (TB, BB,
Lingkar kepala, lingkar lengan)
-

GIZI/POSYANDU
23 – 06 - 2022 SDITK dan Tumbuh Kembang LATAR BELAKANG
Pringgokusuman RW 09
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun pertama kehidupan,
terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun
merupakan periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan
terhadap pengaruh negatif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik,
pengasuhan yang benar, dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu
anak untuk tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga
dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat.

Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan


kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua
terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila ditemukan ada
penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang
balita sebagai tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar
tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat.
Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin
sesuai dengan indikasi.

Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang


balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan
antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya),
masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya
masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan
sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan
memasuki jenjang pendidikan formal. lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh
kembang anak tidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga
mental, emosional, sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal

IDENTITAS BAYI/ANAK/KELOMPOK SASARAN

Nama Usia TB BB Lila Lika SDIDTK


An.GSA 4th 101.5 15.4 17 53 Sesuai
An.IET 2th 83 12.2 18 48 Sesuai
An.MAA 4th 99 11.9 15 49 Sesuai
An.TA 1th 67.5 7.6 15 42 Sesuai
An.ABD 1bln 50 3.9 14 39 sesuai

PELAKSANAAN
Judul Kegiatan : SDIDTK dan Tumbuh Kembang Anak dan Balita Pringgokusuman RW
09
Tempat Kegiatan : Posyandu Pringgokusuman
Tanggal/ Waktu Kegiatan : 23 Juni 2022
Sasaran : Balita dibawah 0-5 tahun

Petugas kesehatan Puskesmas bekerjasama dengan kader kesehatan melakukan


kegiatan bersama dalam pelayanan pemantauan dan pertumbuhan anak dan balita
di Posyandu Pringgokusuman RW 09
1. Meja 1 pendaftaran/ registrasi
2. Meja 2 penimbangan dan pengukuran TB/BB
3. Meja 3 Pencatatan hasil pengukuran
4. Meja 4 penyuluhan dan monitoring tumbuh kembang dan gizi anak yang
disesuaikan dengan usia anak yang datang
5. Meja 5 pelayanan kesehatan dan edukasi
Apabila ditemukan adanya masalah dalam tumbuh kembang balita dan gizi balita,
maka orang tua diminta untuk datang ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut

14 – 06 - 2022 Pemantauan Pertumbuhan dan LATAR BELAKANG


Perkembangan Balita Posyandu
Cengkeh 19, Sutodirjan RW 019, Balita adalah anak yang berumur di bawah lima tahun, tidak termasuk bayi
Pringgokusuman karena bayi mempunyai karakter makan yang khusus (Irianto, 2009).
Peraturan Menteri Kesehatan mendefinisikan anak balita adalah anak umur
12 sampai dengan 59 bulan. Pada umur tersebut anak berada pada periode
tumbuh kembang manusia yang disebut dengan the golden age. Berdasarkan
beberapa penelitian menyebutkan bahwa the golden age terdapat pada masa
konsepsi, yaitu sejak manusia masih dalam rahim ibu hingga beberapa tahun
pertama kelahirannya yang diistilahkan dengan usia dini. Setelah anak
berumur 24 bulan, tidak ada lagi pertambahan sel-sel neuron baru seperti
yang terjadi pada umur sebelumnya, tetapi pematangannya masih
berlangsung sampai anak berusia empat atau lima tahun (Uce, 2017).

Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan


kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan
tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap
keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila
ditemukan ada penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang balita sebagai tindakan koreksi dengan memanfaatkan
plastisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau
penyimpangannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka
rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.

Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh


kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam
bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota
keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi,
lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional
(kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh
kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal.
lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional,
sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal.

IDENTITAS BAYI/ANAK/KELOMPOK SASARAN


Nama Usia TB BB Lila Lika SDIDTK
(bln)
An.AA 42 105 14.9 16 49 Sesuai
An.APS 8 67.5 6.7 13 41 Sesuai
An.DMP 25 83 9.7 13 46 Sesuai
An.GA 33 132 9.8 15 48 Sesuai
An.HANF 58 103 15.7 16 51 sesuai
An.LA 16 74.5 8.2 13 44 sesuai
An.MAA 32 86 9.8 16 47 sesuai
An.MC 26 88 11.2 14 48 sesuai
An.NAP 30 87 10.8 16 48 sesuai
An.NA 31 89 10.2 14 46 sesuai
An.RO 44 93 13.1 16 47 sesuai
An.VKW 6 68.5 9.9 17 43 meragukan
An.WP 12 73 8.3 15 46 sesuai
An.AAF 12 108 8.2 16 49 sesuai

PELAKSANAAN
Judul Kegiatan : Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Posyandu
Cengkeh 19, Sutodirjan RW 019, Pringgokusuman
Tempat Kegiatan : Posyandu Cengkeh 19 Pringgokusuman
Tanggal/ Waktu Kegiatan : Selasa, 14 Juni 2022 / 11.00 - selesai
Sasaran : Balita dibawah 0-5 tahun
Petugas kesehatan Puskesmas bekerjasama dengan kader kesehatan melakukan
kegiatan bersama dalam pelayanan pemantauan dan pertumbuhan anak dan balita
di Posyandu Cengkeh 19 , Sutodirjan RW 019, Pringgokusuman
1. Meja 1 pendaftaran/ registrasi
2. Meja 2 penimbangan dan pengukuran TB/BB
3. Meja 3 Pencatatan hasil pengukuran
4. Meja 4 penyuluhan dan monitoring tumbuh kembang dan gizi anak yang
disesuaikan dengan usia anak yang datang
5. Meja 5 pelayanan kesehatan dan edukasi
Apabila ditemukan adanya masalah dalam tumbuh kembang balita dan gizi balita,
maka orang tua diminta untuk datang ke Puskesmas untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut

17 – 06 – 2022 Pemantauan Pertumbuhan dan LATAR BELAKANG


Perkembangan Balita Posyandu
Pringgokusuman RW 001, Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai
Pringgokusuman pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun pertama kehidupan,
terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun
merupakan periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan
terhadap pengaruh negatif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik,
pengasuhan yang benar, dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu
anak untuk tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga
dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat.

Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan


kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua
terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila ditemukan ada
penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang
balita sebagai tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar
tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat.
Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin
sesuai dengan indikasi.

Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang


balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan
antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya),
masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya
masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan
sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan
memasuki jenjang pendidikan formal. Lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh
kembang anak tidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga
mental, emosional, sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal

IDENTITAS BAYI/ANAK/KELOMPOK SASARAN

Nama Usia TB BB Lila Lika SDIDTK


(bln)
An.AF 19 80 9,4 14 46.5 Sesuai
An.AS 59 113 19,8 18,5 51 sesuai
An.AZ 53 89 11 14 47,5 sesuai
An.AYA 27 86,1 11 15 48 sesuai
An.ARB 55 102 17 17,5 50,5 sesuai
An.AB 36 90,6 13,6 16 49,5 sesuai
An.CJE 59 100 14,8 15,5 49,5 Sesuai
An.CE 36 87,1 11 14 48 Sesuai
An.DJ 34 94,5 16,8 19 51 Sesuai
An.DAP 20 77 8,8 12 44,5 Sesuai
An.FA 35 93 12,6 14 49 Sesuai
An.GN 15 76 8,8 14 48 Sesuai
An.JL 39 90 10,7 13,5 46,5 Sesuai
An.JS 47 100 17,6 18,5 51 Sesuai
An.KR 55 98 14,8 16 51 Sesuai
An.KDP 24 88 13,3 16 48 Sesuai
An.KMA 5 67 7,2 15 44 Sesuai
An.MFA 50 95,1 12,4 14,5 50 Sesuai
An.NB 24 83 12,7 17 48 Sesuai
An.NAR 50 95,5 12,6 15 95,5 Sesuai
An.RSZ 28 87 11 14 47 Sesuai
An.RSH 36 97 14,8 17,5 48,5 Sesuai
An.SA 54 106 20,7 20,5 49 Sesuai
An.ME 39 88,5 11,5 15 48 Sesuai
An. L 24 81 9,8 14 48 Sesuai
An. EMC 6 67 7,2 14,5 42 Sesuai
An.EI 36 93,1 15 17 49,5 Sesuai
PELAKSANAAN
Judul Kegiatan : Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Posyandu
Pringgokusuman RW 001, Pringgokusuman
Tempat Kegiatan : Posyandu Pringgokusuman RW 001
Tanggal/ Waktu Kegiatan : Jumat, 17 Juni 2022
Sasaran : Balita dibawah 0-5 tahun
Petugas kesehatan Puskesmas bekerjasama dengan kader kesehatan melakukan
kegiatan bersama dalam pelayanan pemantauan dan pertumbuhan anak dan balita
di Posyandu Pringgokusuman RW 001
1. Meja 1 pendaftaran/ registrasi
2. Meja 2 penimbangan dan pengukuran TB/BB
3. Meja 3 Pencatatan hasil pengukuran
4. Meja 4 penyuluhan dan monitoring tumbuh kembang dan gizi anak yang
disesuaikan dengan usia anak yang datang
5. Meja 5 pelayanan kesehatan dan edukasi
Apabila ditemukan adanya masalah dalam tumbuh kembang balita dan gizi balita,
maka orang tua diminta untuk datang ke Puskesmas untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut

10 – 06 - 2022 Pemantauan Pertumbuhan LATAR BELAKANG


dan Perkembangan Balita RW
10 Gandekan Lor Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Posyandu
mempunyai peran meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Kemenkes, 2012)

Posyandu sebagai wadah pemberdayaan masyarakat sangat tergantung dari


peran serta aktif masyarakat. Sebagai penunjang tumbuh dan
berkemabangnya posyandu, peran kader sangat penting karena kader
bertanggung jawab dalam pelaksanaan program Posyandu. Salah satu peran
kader kesehatan dalam kegiatan posyandu adalah pemantauan status gizi
bayi atau BALITA (Bawah Lima Tahun) secara dini dengan jelas. Hal ini secara
langsung akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program Posyandu
khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita.

IDENTITAS BAYI/ANAK/KELOMPOK SASARAN

Nama Usia TB BB Lila Lika SDIDTK


An.AD 2th 90 11,2 15 50 Sesuai
An.ARS 4th 99 15,3 19 48 sesuai
An.BJN 3th 88 11,3 16 47 sesuai
An.B 3th 91 10,4 16 45 sesuai
An.BA 3th 92 13,2 15 49 sesuai
An.CKD 3th 98 15,4 18 50 sesuai
An.GEN 4th 103 14,4 15 50 sesuai
An.R 1th 68 8,1 14 46 sesuai
An.RSM 2th 90 10,8 14 49 sesuai
An.RAA 5th 110 23,1 20 54 sesuai

PELAKSANAAN

Judul Kegiatan : Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita RW 10


Gandekan Lor
Tempat Kegiatan : Balai Gandekan Lor RW 10
Tanggal/ Waktu Kegiatan : Jumat , 10 Juni 2022
Sasaran : Balita dibawah 0-5 tahun
Petugas kesehatan Puskesmas bekerjasama dengan kader kesehatan
melakukan kegiatan bersama dalam pelayanan pemantauan dan
pertumbuhan anak dan balita di Balai Gandekan Lor RW 10 Pringgokusuman
1. Meja 1 pendaftaran/ registrasi
2. Meja 2 penimbangan dan pengukuran TB/BB
3. Meja 3 Pencatatan hasil pengukuran
4. Meja 4 penyuluhan dan monitoring tumbuh kembang dan gizi anak yang
disesuaikan dengan usia anak yang datang
5. Meja 5 pelayanan kesehatan dan edukasi
Apabila ditemukan adanya masalah dalam tumbuh kembang balita dan
gizi balita, maka orang tua diminta untuk datang ke Puskesmas untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut

Kamis, Pemantauan Pertumbuhan dan LATAR BELAKANG


16 – 06 - 2022 Perkembangan Balita Posyandu
Cengkeh 6 Pringgokusuman RW Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam
06 mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun
pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai
anak berusia 2 tahun merupakan periode yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini merupakan kesempatan
emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negatif. Nutrisi
yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar,
dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk
tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat
berkontribusi lebih baik dalam masyarakat.

Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan


kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan
tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap
keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila
ditemukan ada penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang balita sebagai tindakan koreksi dengan memanfaatkan
plastisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau
penyimpangannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka
rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.

Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh


kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam
bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota
keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi,
lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional
(kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh
kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal.
lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional,
sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal.

Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan lkatan Dokter


Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun instrumen stimulasi, deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0 sampai dengan 6 tahun,
yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan lntervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Untuk mendukung implementasinya, maka pada tahun 2015 dilakukan revisi
pada pedoman tersebut dengan menggabungkan buku pedoman
pelaksanaan dan instrument SDIDTK agar lebih sederhana dan memudahkan
pelayanan. Dengan demikian, diharapkan semua balita dan anak prasekolah
mendapatkan pelayanan SDIDTK.

IDENTITAS BAYI/ANAK/KELOMPOK SASARAN

Nama Usia(bln) TB BB Lila Lika SDIDTK


An.AC 29 87 11,3 16 45 Sesuai
An.ACA 36 103 17 17 50 sesuai
An.ARS 29 85 9.5 14 48 sesuai
An.AGEK 6 65 7 14 44 sesuai
An.AP 31 96 19,4 52 52 sesuai
An.DKA 35 90 11 14 48 sesuai
An. FMH 55 104 14,4 17 51 sesuai
An.GPD 30 86 11 16 49 sesuai
An.HGW 22 83 11,5 16 48 sesuai
An.IB 18 72 9,1 14 48 sesuai
An.YMPG 32 95 19 20 51 sesuai
An.KLP 3 60 5,1 12 39 sesuai
An.AZA 1 55 4 12 36 sesuai

PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari dan Tanggal : Kamis, 16 Juni 2022
Waktu : 10.00 – 12.00 WIB
Sasaran : Balita umur 0-5 tahun Pringgokusuman RW 06
Tempat : Posyandu Cengkeh 6 Pringgokusuman RW 06

Petugas kesehatan Puskesmas bekerjasama dengan kader kesehatan melakukan


kegiatan bersama dalam pelayanan pemantauan dan pertumbuhan anak dan balita
di Balai Gandekan Lor RW 10 Pringgokusuman
1. Meja 1 pendaftaran/ registrasi
2. Meja 2 penimbangan dan pengukuran TB/BB , LiLa, LiKa
3. Meja 3 Pencatatan hasil pengukuran di dalam buku KIA atau KMS
4. Meja 4 penyuluhan dan monitoring tumbuh kembang dan gizi anak yang
disesuaikan dengan usia anak yang datang
5. Meja 5 pelayanan kesehatan dan edukasi
Apabila ditemukan adanya masalah dalam tumbuh kembang balita dan gizi balita,
maka orang tua diminta untuk datang ke Puskesmas untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut

MONITORING DAN EVALUASI


Kegiatan dilaksanakan dengan penimbangan dan pengukuran tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan. Kemudian juga diberikan kapsul
vitamin A. Kapsul biru (100.000 IU) untuk bayi 6-11 bulan dan kapsul merah
(200.000 IU) untuk bayi usia 12-59 bulan. Serta dilakukan pemantauan status
gizi anak dan balita. Kemudian dilakukan evaluasi ulang sebulan sekali untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan balita di wilayah
Pringgokusuman RW 06
DETEKSI
STUNTING
Selasa, Deteksi Dini Balita Stunting di LATAR BELAKANG
19 Juli 2022 Posyandu Pringgokusuman
RW 01 Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang
menentukan masa depannya, dan pada periode itu anak Indonesia
menghadapi gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang serius sebagai
akibat dari stunting, menurut Moeloek (2018) menyebutkan bahwa
sepanjang tahun 2017 berdasarkan tinggi badan dan usia, dari 170 ribu balita
berusia 0-59 bulan di 514 kota di Indonesia, terdapat balita sangat pendek
sebanyak 9,8 persen, balita pendek sebesar 19,8 persen, dan balita normal
sebesar 70,4 persen. Sementara itu, pada bayi dua tahun, terdapat prevalensi
sangat pendek sebesar 6,9 persen, pendek 13,2 persen, dan normal sebesar
79,9 persen.

Stunting merupakan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering)


yang dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Kasus
stunting di provinsi Jawa Barat sendiri dari hasil Riset Kesehatan Dasar pada
tahun 2015 mencapai 31.4% dari anak usia 0-2 tahun. Tingginya kasus
stunting ini berdampak pada munculnya gangguan pada pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi yang kronis (Bastiandy, 2018).

Balita dapat dikatakan stunting atau perawatan pendek dapat dinilai dari
beberapa standar antara lain Z-score baku National center for Health
Statistic/center for diseases control (NCHS/CDC) atau Child Growth Standars
World Health Organization (WHO). Dikatakan stunting apabila hasil
pengukuran tinggi badan/umur yaitu berkisar -3SD s/d < -2SD (Supariasa,
2012). Beberapa penyebab anak mengalami gangguan pertumbuhan
(stunting) seperti anak lahir dengan BBLR, akibat gizi ibu selama kehamilan
yang kurang, gizi anak pada 2 tahun pertama yang rendah, pola asuh dari
orang tua, pemberian ASI dan lain sebagainya (Soedjatmiko, 2011).

IDENTITAS BALITA

An. MFA / L Usia : 4 Tahun 6 Bulan 24 Hari NIK : 3471050204170001


Pengukuran Tanggal 19 Juli 2022
BB : 12,6 Kg TB : 95,1 cm Z-Score BB/U : -2,32 BB/U : kurang
Z-Score TB/U : -2,36 TB/U : pendek Z-Score BB/TB : -1,41 BB/TB : gizi
baik

PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari dan Tanggal : Selasa, 19 Juli 2022
Waktu : 10.00 – 12.00 WIB
Sasaran : Balita umur 0-5 tahun Pringgokusuman RW 01
Tempat : Posyandu Pringgokusuman RW 01

Petugas kesehatan Puskesmas bekerjasama dengan kader kesehatan


melakukan kegiatan bersama dalam pelayanan pemantauan dan
pertumbuhan anak dan balita di Posyandu Pringgokusuman RW 01
1. Meja 1 pendaftaran/ registrasi : Ibu dan balita datang dengan membawa
buku
KIA atau KMS dan melakukan pendaftaran terlebih dahulu
2. Meja 2 penimbangan dan pengukuran TB/BB , LiLa, LiKa : Balita ditimbang
dan diukur panjang atau tinggi badan dengan menggunakan alat ukur yang
tersedia. Pengukuran panjang/tinggi badan minimal dilakukan 1 kali dalam
6 bulan
3. Meja 3 Pencatatan hasil pengukuran di dalam buku KIA atau KMS
4. Meja 4 Plotting dan penyuluhan hasil penimbangan berat badan dan
pengukuran panjang/tinggi badan pada grafik pertumbuhan di KMS,
menentukan status pertumbuhan, penjelasan hasil ploting,
edukasi/konseling singkat serta membuat janji temu untuk tindak lanjut,
terutama bagi balita yang berisiko mengalami gangguan pertumbuhan
(berat badan tidak naik dan gizi kurang)
5. Meja 5 pelayanan kesehatan dan edukasi : pada meja pelayanan
kesehatan, balita akan mendapatkan kapsul vitamin A, pemberian
makanan tambahan bagi balita gizi kurang
Apabila ditemukan adanya masalah dalam tumbuh kembang balita dan gizi
balita, maka orang tua diminta untuk datang ke Puskesmas untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut

MONITORING DAN EVALUASI


Kegiatan dilaksanakan dengan penimbangan dan pengukuran tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan. Kemudian juga diberikan kapsul
vitamin A. Kapsul biru (100.000 IU) untuk bayi 6-11 bulan dan kapsul merah
(200.000 IU) untuk bayi usia 12-59 bulan. Serta dilakukan pemantauan status
gizi anak dan balita. Pada saat dilakukan pengukuran tinggi badan ternyata
ditemukan balita dengan tinggi badan kurang sesuai umur. An. MFA (laki –
laki) usia 4 tahun 6 bulan 24 hari memiliki TB : 95,1 cm. Sehingga Z-score
TB/U : -2,36 yang artinya anak dalam kondisi pendek. Dengan kondisi seperti
ini, orang tua anak diberikan edukasi gizi anaknya. Orang tua harus dapat
memperhatikan kuantitas dan kualitas protein yang dikonsumsi anaknya.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi 1,1 g protein/kgBB yang berkualitas tinggi
(mengandung asam amino esensial lengkap) setiap hari yang didapat dari
sumber hewani yaitu daging (sapi,ayam,ikan) telur atau susu. Untuk
penanganan stunting dengan permasalahan nutrisi dilakukan dengan
menghitung kalori makanan, pembuatan jadwal pemberian makan, volume
makanan dalam sekali makan/beberapa kali suapan, serta melakukan
pengevaluasian kegiatan diatas selama 1-2 minggu.
Jumat, Deteksi Dini Balita Stunting di LATAR BELAKANG
16 September Posyandu Pringgokusuman
Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang
2022 RW 06 menentukan masa depannya, dan pada periode itu anak Indonesia
menghadapi gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang serius sebagai
akibat dari stunting, menurut Moeloek (2018) menyebutkan bahwa
sepanjang tahun 2017 berdasarkan tinggi badan dan usia, dari 170 ribu balita
berusia 0-59 bulan di 514 kota di Indonesia, terdapat balita sangat pendek
sebanyak 9,8 persen, balita pendek sebesar 19,8 persen, dan balita normal
sebesar 70,4 persen. Sementara itu, pada bayi dua tahun, terdapat prevalensi
sangat pendek sebesar 6,9 persen, pendek 13,2 persen, dan normal sebesar
79,9 persen.

Stunting merupakan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering)


yang dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Kasus
stunting di provinsi Jawa Barat sendiri dari hasil Riset Kesehatan Dasar pada
tahun 2015 mencapai 31.4% dari anak usia 0-2 tahun. Tingginya kasus
stunting ini berdampak pada munculnya gangguan pada pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi yang kronis (Bastiandy, 2018).

Balita dapat dikatakan stunting atau perawatan pendek dapat dinilai dari
beberapa standar antara lain Z-score baku National center for Health
Statistic/center for diseases control (NCHS/CDC) atau Child Growth Standars
World Health Organization (WHO). Dikatakan stunting apabila hasil
pengukuran tinggi badan/umur yaitu berkisar -3SD s/d < -2SD (Supariasa,
2012). Beberapa penyebab anak mengalami gangguan pertumbuhan
(stunting) seperti anak lahir dengan BBLR, akibat gizi ibu selama kehamilan
yang kurang, gizi anak pada 2 tahun pertama yang rendah, pola asuh dari
orang tua, pemberian ASI dan lain sebagainya (Soedjatmiko, 2011).

IDENTITAS BALITA

An. IB / L Usia : 1 Tahun 10 Bulan 14 Hari NIK : 3471051212200006


Pengukuran Tanggal 16 September 2022
BB : 9,3 Kg TB : 77 cm Z-Score BB/U : -1,94 BB/U : normal
Z-Score TB/U : -2,86 TB/U : pendek Z-Score BB/TB : -0,76 BB/TB : gizi
baik

PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari dan Tanggal : Jumat, 16 September 2022
Waktu : 09.00 – 11.00 WIB
Sasaran : Balita umur 0-5 tahun Pringgokusuman RW 06
Tempat : Posyandu Pringgokusuman RW 06

Petugas kesehatan Puskesmas bekerjasama dengan kader kesehatan


melakukan kegiatan bersama dalam pelayanan pemantauan dan
pertumbuhan anak dan balita di Posyandu Pringgokusuman RW 06
1. Meja 1 pendaftaran/ registrasi : Ibu dan balita datang dengan membawa
buku
KIA atau KMS dan melakukan pendaftaran terlebih dahulu
2. Meja 2 penimbangan dan pengukuran TB/BB , LiLa, LiKa : Balita ditimbang
dan diukur panjang atau tinggi badan dengan menggunakan alat ukur yang
tersedia. Pengukuran panjang/tinggi badan minimal dilakukan 1 kali dalam
6 bulan
3. Meja 3 Pencatatan hasil pengukuran di dalam buku KIA atau KMS
4. Meja 4 Plotting dan penyuluhan hasil penimbangan berat badan dan
pengukuran panjang/tinggi badan pada grafik pertumbuhan di KMS,
menentukan status pertumbuhan, penjelasan hasil ploting,
edukasi/konseling singkat serta membuat janji temu untuk tindak lanjut,
terutama bagi balita yang berisiko mengalami gangguan pertumbuhan
(berat badan tidak naik dan gizi kurang)
5. Meja 5 pelayanan kesehatan dan edukasi : pada meja pelayanan
kesehatan, balita akan mendapatkan kapsul vitamin A, pemberian
makanan tambahan bagi balita gizi kurang
Apabila ditemukan adanya masalah dalam tumbuh kembang balita dan gizi
balita, maka orang tua diminta untuk datang ke Puskesmas untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut
MONITORING DAN EVALUASI
Kegiatan dilaksanakan dengan penimbangan dan pengukuran tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan. Kemudian juga diberikan kapsul
vitamin A. Kapsul biru (100.000 IU) untuk bayi 6-11 bulan dan kapsul merah
(200.000 IU) untuk bayi usia 12-59 bulan. Serta dilakukan pemantauan status
gizi anak dan balita. Pada saat dilakukan pengukuran tinggi badan ternyata
ditemukan balita dengan tinggi badan kurang sesuai umur. An. IB (laki – laki)
usia 1 tahun 10 bulan 14 hari memiliki TB : 77 cm. Sehingga Z-score TB/U : -
2,86 yang artinya anak dalam kondisi pendek. Dengan kondisi seperti ini,
orang tua anak diberikan edukasi gizi anaknya. Orang tua harus dapat
memperhatikan kuantitas dan kualitas protein yang dikonsumsi anaknya.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi 1,1 g protein/kgBB yang berkualitas tinggi
(mengandung asam amino esensial lengkap) setiap hari yang didapat dari
sumber hewani yaitu daging (sapi,ayam,ikan) telur atau susu. Untuk
penanganan stunting dengan permasalahan nutrisi dilakukan dengan
menghitung kalori makanan, pembuatan jadwal pemberian makan, volume
makanan dalam sekali makan/beberapa kali suapan, serta melakukan
pengevaluasian kegiatan diatas selama 1-2 minggu. Adapun dampak yang
ditimbulkan akibat stunting, yaitu mudah sakit, kemampuan kognitif
berkurang, saat tua beresiko terkena penyakit yang berhubungan dengan
pola makan, fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang, mengakibatkan postrur
tubuh tidak maksimal saat dewasa.
SUPLEMENTASI
GIZI
Kamis, Pemberian Suplementasi Gizi LATAR BELAKANG
22 September (Tablet Tambah Darah) Pada
2022 Siswi dalam Kegiatan Skrining Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Kesehatan yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu
Sekolah hamil sampai usia lanjut. Berdasarkan Riskesdas 2013, anak usia 5-14 tahun
SMK Negeri 1 Yogyakarta menderita anemia 26,4% dan usia 15-24 tahun sebesar 18,4%. Hal ini berarti
sekitar 1 dari 5 anak remaja di Indonesia menderita anemia.

Anemia pada remaja putri (rematri) akan berdampak pada kesehatan dan
prestasi di sekolah dan nantinya akan berisiko anemia saat menjadi ibu hamil
yang dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang tidak
optimal serta berpotensi menyebabkan komplikasi kehamilan dan persalinan
serta kematian ibu dan anak.

Program suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri dimulai
sejak tahun 2014 dan saat ini menjadi salah satu intervensi spesifik dalam
upaya penurunan stunting. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada
remaja putri (Rematri) merupakan salah satu pelayanan gizi yang harus tetap
dilakukan walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.

Kegiatan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan WUS yang


dilakukan, utamanya merupakan kegiatan KIE yaitu promosi atau kampanye
tentang anemia. Kegiatan ini merupakan kontribusi gizi untuk penurunan
kasus kematian ibu, dengan pencegahan anemia pada anak sekolah (remaja
putri) secara mandiri. Perlu adanya sosialisasi di sekolah-sekolah
(SMP/SMA/Pondok Pesantren) yang mempunyai murid perempuan banyak,
dengan koordinasi dari Dinas Pendidikan dan UPT nya. Sosialisasi di sekolah
tergantung situasi dan kondisi masing-masing sekolah, dengan tugas
terintegrasi UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Pada kegiatan penanggulangan
anemi pada remaja putri dan WUS sebaiknya dilakukan pemeriksaan kadar
Hb pada pre dan post kegiatan distribusi tablet tambah darah. 

IDENTITAS PASIEN

An. SQA / P Usia : 16 Tahun Kelas : X SMK


BB : 47 kg TB : 155 cm Hb : 7,4 g/dL
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Intervensi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Penjaringan
Kesehatan Anak Sekolah yang meliputi penimbangan berat badan,
pengukuran tinggi badan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan gigi, pemeriksaan
kadar Hb serta pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk siswi putri

PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari dan Tanggal : Kamis, 22 September 2022
Waktu : 08.00 – 12.00 WIB
Sasaran : 69 siswa SMK Negeri 1 Yogyakarta, yang terdiri dari 2 kelas X
Tempat : Aula SMK Negeri 1 Yogyakarta, Pringgokusuman, Gedongtengen,
Kota Yogyakarta
Untuk alur pemeriksaan sebagai berikut;
Meja 1 : Admen. Melakukan pendataan siswa
Meja 2 : Perawat. Melakukan pemeriksaan tekanan darah dan cek hb
Meja 3 : Dokter. Melakukan pemeriksaan pendengaran dan pemeriksaan
umum seperti mata dan kebersihan tubuh dan telinga. Dan merujuk jika ada
siswa yang harus dirujuk
Meja 4 : Dokter gigi. Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut dan membuat
rujukan jika ada siswa yang membutuhkan pemeriksaan lanjut
Meja 4 : Perawat. Melakukan pemeriksaan mata
Dari hasil skrinning didapatkan siswi dengan Hb rendah 7,4 g/dL dengan
konjungtiva anemis, dan keluhan mudah lelah

MONITORING DAN EVALUASI


Kegiatan dilaksanakan dengan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi
badan, pemeriksaan fisik mata, telinga dan kebersihan diri, pemeriksaan gigi,
dan pemeriksaan kadar Hb serta pemberian Tablet Tambah Darah bagi siswi
putri. Tablet Tambah Darah diminum dengan diawasi oleh guru yang
bertanggungjawab pada program tersebut. Kemudian akan dilakukan evaluasi
pada 3,5 bulan berikutnya dengan menanyakan apakah Tablet Tambah Darah
diminum atau tidak, bila diminum berapa jumlah sisanya, apakah ada keluhan
saat mengkonsumsi Tablet Tambah Darah. Serta memberikan edukasi kepada
anak tentang pencegahan anemia dan konsumsi Tablet Tambah Darah.
Seperti makan makanan yang bergizi dan seimbang terutama tinggi protein,
kaya zat besi, buah dan sayur yang kaya vitamin C, E dan A. Minum Tamblet
Tambah Darah (TTD) secara teratur satu tablet setiap minggu. Melakukan
aktivitas fisik, minum air putih 8 gelas setiap hari. Tidak minum TTD dengan
teh, kopi atau susu karena akan menghambat penyerapan zat besi. Dan
menjelaskan efek samping dari minum TTD yaitu jangan minum saat perut
sedang kosong karena bisa terjadi perih di ulu hati serta mual.

Rabu, Pemberian Suplementasi Gizi LATAR BELAKANG


10 – 08 - 2022 (Kapsul Vitamin A) pada
Balita di Balai RW 10 Vitamin A di Indonesia pada awalnya diberikan dalam rangka pencegahan
Gandekan Lor kebutaan pada anak. Prevalensi xerophthalmia pada Anak Balita di Indonesia
Pringgokusuman adalah 1,33% pada tahun 1978 menurun menjadi 0,34% pada tahun 1992
(Survei Nasional Xerophthalmia). Pada tahun 1978, dimulai pemberian
vitamin A dosis tinggi dengan sasaran anak usia 12–59 bulan yang
dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepkesRI)
bekerjasama dengan Helen Keller International (HKI).

Kasus xerophthalmia ditemukan kembali pada tahun 1998 bersamaan dengan


munculnya kasus kwashiorkor dan marasmus yang kemudian diperkenalkan
dengan istilah gizi buruk. Penelitian Kurang Vitamin A (KVA) sub klinis pada
Anak Balita menemukan 52% Anak Balita mempunyai kadar serum retinol
dalam darah kurang dari 20 mcg/dl yang akan mengakibatkan daya tahan
tubuh anak menurun.
Oleh karena itu serum retinol dalam darah merupakan indikator bahwa KVA
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hasil studi masalah gizi mikro
di 10 provinsi 1 yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan
Makanan, Depkes RI pada Tahun 2006 memperlihatkan Balita dengan serum
retinol kurang dari 20 mcg/dl adalah sebesar 14,6%.

Balita mengalami siklus pertumbuhan dan perkembangan yang


membutuhkan zat gizi yang lebih besar dibanding dengan kelompok umur
yang lain, sehingga balita lebih rentan mengalami masalah gizi. Penyebab
kondisi tersebut antara lain karena pada saat fase balita terjadi pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat, disamping itu balita juga biasanya
memiliki gangguan nafsu makan, serta mendapat asupan zat gizi yang tidak
sesuai kuantitas atau kualitasnya. Gizi kurang (underweight) dan gizi buruk
dapat menyebabkan gangguan jasmani dan kesehatan pada balita. Kejadian
gizi buruk akan menyebabkan daya tahan tubuh anak menurun dan anak juga
akan lebih mudah terkena penyakit infeksi. Gizi buruk yang terjadi pada anak
apabila tidak ditangani dengan baik dan cepat karena dapat mempengaruhi
kualitas generasi selanjutnya. Anak yang mengalami Kurang Energi Protein
(KEP) atau gizi buruk biasanya menderita kekurangan asupan zat gizi yang
kurang, termasuk salah satunya yaitu vitamin A. Penelitian yang dilakukan
oleh Murage, et al. tahun 2008 di Kenya menunjukkan anak yang tidak diberi
Vitamin A 75% lebih berisiko menderita underweight dibanding yang
diberikanVitamin A (Goyena, 2019; Muliah, Wardoyo, & Mahmudiono, 2018;
Ridwan, 2012).

Strategi penanggulangan KVA dengan pemberian suplementasi vitamin A


dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus (Bulan Kapsul Vitamin A) sejak
tahun 1991 berdasarkan kesepakatan antara Departemen Kesehatan,
Departemen Dalam Negeri, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
dan Departemen Pertanian.

IDENTITAS BAYI/ANAK/KELOMPOK SASARAN

Nama Usia TB BB Lila Lika SDIDTK


An.AD 2th 90 11,2 15 50 Sesuai
An.ARS 4th 99 15,3 19 48 sesuai
An.BJN 3th 88 11,3 16 47 sesuai
An.B 3th 91 10,4 16 45 sesuai
An.BA 3th 92 13,2 15 49 sesuai
An.CKD 3th 98 15,4 18 50 sesuai
An.GEN 4th 103 14,4 15 50 sesuai
An.R 1th 68 8,1 14 46 sesuai
An.RSM 2th 90 10,8 14 49 sesuai
An.RAA 5th 110 23,1 20 54 sesuai

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Intervensi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pemantauan tumbuh
kembang anak dan balita yang meliputi penimbangan berat badan,
pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan serta dilakukan
pemberian kapsul vitamin A untuk balita.

PELAKSANAAN

Judul Kegiatan : Pemberian Suplementasi Gizi Kapsul Vitamin A pada Balita di


Balai RW 10 Gandekan Lor Pringgokusuman
Tempat Kegiatan : Balai Gandekan Lor RW 10
Tanggal/ Waktu Kegiatan : Rabu , 10 Agustus 2022
Sasaran : Sasaran suplementasi vit. A kepada kelompok sasaran bayi, anak,
balita dan ibu nifas di Gandekan Lor RW 10 Pringgokusuman
Petugas kesehatan Puskesmas bekerjasama dengan kader kesehatan
melakukan kegiatan bersama dalam pelayanan pemantauan dan
pertumbuhan anak dan balita di Balai Gandekan Lor RW 10 Pringgokusuman
1. Meja 1 pendaftaran/ registrasi
2. Meja 2 penimbangan dan pengukuran TB/BB
3. Meja 3 Pencatatan hasil pengukuran
4. Meja 4 penyuluhan dan monitoring tumbuh kembang dan gizi anak yang
disesuaikan dengan usia anak yang datang
5. Meja 5 pelayanan kesehatan dan edukasi
Apabila ditemukan adanya masalah dalam tumbuh kembang balita dan
gizi balita, maka orang tua diminta untuk datang ke Puskesmas untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut

MONITORING DAN EVALUASI


Kegiatan dilaksanakan dengan penimbangan dan pengukuran tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan. Kemudian juga diberikan kapsul
vitamin A. Kapsul biru (100.000 IU) untuk bayi 6-11 bulan dan kapsul merah
(200.000 IU) untuk bayi usia 12-59 bulan dan ibu nifas. Bayi 6-11 bulan
(kapsul biru) diberikan sebanyak 1 kali. Anak balita 12-59 bulan (kapsul
merah) diberikan sebanyak 2 kali. Dan ibu nifas (0-42 hari) kapsul merah
diberikan sebanyak 2 kali. Pemberian suplementasi vitamin A diberikan di
Posyandu. Sebelum dilakukan pemberian kapsul tanyakan kepada ibu Balita
apakah pernah menerima kapsul vitamin A pada 1 bulan terakhir. Kemudian
potong ujung kapsul dengan gunting yang bersih. Pencet kapsul dan pastikan
bayi dan anak balita menekan semua isi kapsul. Petugas juga memberikan
edukasi tentang manfaat pemberian kapsul vitamin A. Yaitu, vitamin A
terlibat dalam pembentukan, produksi dan pertumbuhan sel darah merah sel
limfosit, antibodi. Mencegah rabun jauh, xeroftalmia, kerusakan kornea dan
kebutaan serta mencegah anemia pada ibu nifas. Anak yang kekurangan
vitamin A rentan terserang penyakit infeksi saluran pernapasan atas, campak
dan diare
PENYULUHAN
Rabu, Penyuluhan Gizi dan Stunting LATAR BELAKANG
10 – 08 - 2022 Anak dan Balita di Balai RW 10
Gandekan Lor
Pringgokusuman Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih
popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun (Muaris.H, 2006).
Menurut Sutomo.B. dan Anggraeni.DY, (2010) Balita adalah istilah umum bagi
anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita,
anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan
penting seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan
berjalan sudah bertambah baik. Namun, kemampuan lain masih terbatas.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang
manusia. Perkembangan dan pertumbuhan dimasa itu menjadi penentu
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya.
Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat
dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau
masa keemasan.

Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang dapat dilihat untuk
mengetahui apakah seseorang tersebut itu normal atau bermasalah (gizi
salah). Gizi salah adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kekurangan atau kelebihan dan atau keseimbangan zat-zat gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan, kecerdasan dan aktivitas atau produktivitas
(Siswanto, 2001). Status gizi juga dapat merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh (nutrient
input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi tersebut
(Supariasa, dkk., 2002). Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang
dapat digunakan untuk menunjukan kualitas hidup suatu masyarakat dan
juga memberikan intervensi sehingga akibat lebih buruk dapat dicegah dan
perencanaan lebih baik dapat dilakukan untuk mencegah anak-anak lain dari
penderitaan yang sama (Soekirman, 2000).

Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE /
mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir,
terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin.1
Menurut Sudiman dalam Ngaisyah, stunting pada anak balita merupakan
salah satu indikator status gizi kronis yang dapat memberikan gambaran
gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa lampau dan
pada 2 tahun awal kehidupan anak dapat memberikan dampak yang sulit
diperbaiki. Salah satu faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi stunting
yaitu status ekonomi orang tua dan ketahanan pangan keluarga

IDENTITAS BAYI/ANAK/KELOMPOK SASARAN


- Para ibu atau orang tua anak dan balita yang hadir pada posyandu di
Balai RW 10 Gandekan Lor Pringgokusuman

PELAKSANAAN KEGIATAN
Judul Kegiatan : Pemberian Penyuluhan dan Edukasi Gizi dan Stunting
Terhadap Ibu/Orangtua Anak/Balita di Posyandu Balai RW 10 Gandekan Lor
Pringgokusuman
Tempat Kegiatan : Balai Gandekan Lor RW 10
Tanggal/ Waktu Kegiatan : Rabu , 10 Agustus 2022
Sasaran : Seluruh ibu atau orang tua anak dan balita yang hadir pada
posyandu di Balai RW 10 Gandekan Lor Pringgokusuman

MONITORING DAN EVALUASI


Setelah petugas melakukan berbagai macam pemeriksaan antropometri
seperti pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan lingkar
lengan. Petugas kesehatan mencatat hasil pengukuran ke dalam buku KIA
atau KMS lalu memberikan penyuluhan dan edukasi mengenai gizi
anak/balita, gizi kurang dengan stunting, ciri anak stunting dan pencegahan
gizi kurang dan stunting pada anak/balita. Mulai dari edukasi apa itu gizi
seimbang, yang merupakan susunan makan sehari-hari dimana terdapat
kandungan gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Dengan membiasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam), perbanyak
konsumsi makanan berprotein seperti ikan, telur, susu, tempe dan tahu.
Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan. Serta dilakukan monitoring
dan evaluasi kegiatan. Dampak kurangnya gizi seperti, pertumbuhan badan
terhambat, rawan terhadap penyakit, menurunnya kecerdasan, sampai
terganggunya mental anak. Dan pemberian edukasi kepada para ibu dan
orang tua dalam pencegahan stunting(tubuh pendek) pada anak. Seperti
menyarankan ibu untuk memenuhi nutrisi sebelum dan selama kehamilan,
memberikan ASI ekslusif untuk bayi kurang dari 6 bulan dan dilanjutkan
menyusui hingga 2 tahun, memberikan makanan pendamping ASI dengan
tepat waktu, bergizi, aman dan diberikan secara responsif, menemukan pola
asuh yang tepat dari orang tua dan seluruh anggota keluarga. Serta
memberikan imunisasi lengkap dan selalu menjaga kebersihan lingkunga.
Serta pemberian suplementasi tambahan. Dalam kegiatan ini, sebagai
petugas kesehatan juga melakukan monitoring dan evaluasi tumbuh
kembang anak dan balita.
Sabtu, Pemberian Penyuluhan TBC LATAR BELAKANG
29 – 10 - 2022 Terhadap Kader di Balai
Notoyudan Pringgokusuman Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. Dalam 20
tahun World Health Organitation (WHO) dengan negara-negara yang
tergabung di dalamnya mengupayakan untuk mengurangi TB Paru.
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi menular yang di sebabkan
oleh infeksi menular oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Sumber
penularan yaitu pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang
dikeluarkannya. Penyakit ini apabila tidak segera diobati atau pengobatannya
tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian
(Kemenkes RI, 2015).

Menurut WHO tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian


global. Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insiden dan
kematian akibat tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis
diperkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta
kematian pada tahun 2014. India, Indonesia dan China merupakan negara
dengan penderita tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut 23%, 10%, dan
10% dari seluruh penderita di dunia (WHO, 2015).

Peningkatan tuberkulosis paru di tanggulangi dengan beberapa strategi dari


Kementrian Kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan perluasan
pelayanan DOTS (Directly Observed Treatment Short-course). DOTS adalah
salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
TB paru melalui penyuluhan sesuai dengan budaya setempat, mengenai TB
paru pada masyarakat miskin, memberdayakan masyarakat dan pasien TB
paru, serta menyediakan akses dan standar pelayanan yang diperlukan bagi
seluruh pasien TB paru.

Penanggulangan tuberkulosis yang dibuat oleh Depkes RI dibidang promotif


adalah dengan penyuluhan kesehatan.Penyuluhan kesehatan tentang
tuberkulosis perlu dilakukan karena masalah tuberkulosis banyak berkaitan
dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat (Kumboyono,
2011).Kegiatan yang ditujukan kepada faktor predisposisi dalam bentuk
penyuluhan kesehatan ini dimaksudkan 5 untuk meluruskan kepercayaan-
kepercayaan yang tidak kondusif bagi perilaku sehat, dan akhirnya berakibat
buruk bagi kesehatan mereka (Notoatmojdo, 2010).

PELAKSANAAN KEGIATAN
Judul Kegiatan : Pemberian Penyuluhan TBC Terhadap Kader di Balai
Notoyudan Pringgokusuman
Tempat Kegiatan : Balai Notoyudan Pringgokusuman
Tanggal/ Waktu Kegiatan : Sabtu , 29 Oktober 2022 / 11.00 - 12.30 WIB
Sasaran : Seluruh kader yang hadir di Balai Notoyudan Pringgokusuman

MONITORING DAN EVALUASI


Dilakukan penyuluhan dan edukasi kepada ibu – ibu kader Puskesmas
Gedongtengen di Balai Notoyudan Pringgokusuman. Penyuluhan bertema
kan TBC. Materi yang disampaikan saat penyuluhan yaitu, pengertian TB,
penularan TB, cara mengobati TB, pencegahan TB, pola hidup dan etika batuk
yang benar pada TB, dan kapan sebaiknya periksa ke fasilitas kesehatan.
Dalam penyuluhan diharapkan para kader dapat memberikan informasi dan
edukasi yang benar kepada warga nya ataupun keluarganya saat pertemuan
Posbindu, Posyandu ataupun skirining TB. Diharapkan juga warga semakin
paham tentang bahaya TB jika tidak segera ditangani. Dan apabila
menemukan kasus suspek TB di wilayah dapat segera ditindak lanjuti seperti
diminta untuk melakukan pemeriksaan di layanan kesehatan Puskesmas.
Rabu, Penyuluhan Penyakit Menular LATAR BELAKANG
22 Juni 2022 dan Pelatihan Dokter Kecil
Puskesmas Gedongtengen Kesehatan adalah aset masa depan dan merupakan modal untuk mencapai
hidup yang sejahtera. Banyak faktor yang menunjang agar hidup kita dapat
sehat. Salah satunya adalah menjalankan pola hidup sehat. Pola hidup sehat
dapat dianggap sebagai pola perilaku yang akan memberikan dampak pada
kesehatan kita dan selanjutnya berpengaruh juga pada kesehatan orang lain.
Untuk itu maka kesadaran terhadap pola hidup sehat perlu ditingkatkan.
Alangkah baiknya kesadaran terhadap pola hidup sehat ditanamkan sejak
usia dini.

Salah satu program pemerintah dalam pendidikan dan pelayanan kesehatan


anak khususnya di lingkungan Sekolah Dasar adalah Program Dokter Kecil,
tujuannya sebagai upaya pendekatan edukasi dalam rangka menciptakan
perilaku sehat di Sekolah. Siswa yang menjabat sebagai dokter kecil bertugas
untuk melaksanakan sebagian usaha peningkatan dan pemeliharaan terhadap
diri sendiri, teman sekolahnya, keluarga dan lingkungannya.

Program dokter kecil merupakan salah satu program ekstrakulikuler di


sekolah dasar dan merupakan bagian dari Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Keberadaan dokter kecil di suatu sekolah sangat tergantung terhadap
kebijakan sekolah itu sendiri. Program dokter kecil merupakan salah satu
program pendukung untuk meningkatkan kesadaran akan perilaku hidup
sehat sejak dini. Biasanya dokter kecil adalah mereka yang mengenyam
pendidikan sekolah dasar kelas 4 hingga 6 dan termasuk siswa yang
berprestasi, serta syarat lainnya yang tentu berkenaan dengan kesehatan.
Salah satu kewajiban sebagai dokter kecil adalah memberikan contoh
perilaku sehat dan mampu mendorong teman-temannya untuk menjalankan
pola hidup sehat.

Tujuan Dokter Kecil Adapun tujuan dokter kecil terbagi menjadi tujuan umum
dan tujuan khusus.
c. Tujuan Umum
Meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS
d. Tujuan Khusus
 Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah,di rumah dan
lingkungannya.
 Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain
untuk hidup sehat.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka Program Dokter Kecil
merupakan suatu upaya untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam
program UKS.

PENYAKIT MENULAR

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai


media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir
semua negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang
relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular
umumnya bersifat akut (mendadak) dan menyerang semua lapisan
masyarakat. Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat sifat menularnya yang
bisa menyebabkan wabah dan menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit
menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling
mempengaruhi (Widoyono, 2011: 3).

Salah satu penyakit menular adalah diare. Diare merupakan salah satu
penyakit berbasis lingkungan yang menjadi penyebab utama kesakitan dan
kematian. Penyakit diare masih menjadi masalah global dengan tingginya
angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Berdasarkan data United Nation
Children’s Fund (UNICEF) dan (WHO) pada tahun 2013, secara global terdapat
dua juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena penyakit diare (WHO,
2013). Menurut Berhe, dkk (2016), kejadian Diare dapat terjadi di seluruh
dunia dan menyebabkan 4% dari semua kematian dan 5% dari kehilangan
kesehatan. Faktor risiko untuk diare akut bervariasi berdasarkan konteks dan
memiliki implikasi penting untuk mengurangi beban penyakit (Hartanti dan
Nurazila, 2018).

PELAKSANAAN KEGIATAN

Nama Kegiatan : Penyuluhan Penyakit Menular dan Pelatihan Dokter Kecil


Puskesmas Gedongtengen
Waktu dan Tempat Kegiatan : Rabu, 22 Juni 2022 / 09.00 WIB
Tempat : Aula Puskesmas Gedongtengen
Materi yang dibawakan : Penyakit Menular
PJ Acara : Mbak Anggrid
Sasaran Kegiatan : Seluruh anak SD yang hadir dalam penyuluhan penyakit
menular dan pelatihan dokter kecil

Materi yang diberikan ada 11 materi yaitu :


1. Pengertian Dokter Kecil
2. UKS
3. Obat sederhana
4. Mata dan Telinga
5. Kesehatan gigi dan mulut
6. Pencegahan penyakit menular
7. Gizi
8. Kesling
9. Kebersihan pribadi
10. P3K
11. Imunisasi

Sabtu, 4 Juni Penyuluhan Kesehatan LATAR BELAKANG


2022 Reproduksi Remaja SMP di Kesehatan reproduksi pada remaja merupakan hal yang krusial dalam skala
Puskesmas Gedongtengen global maupun nasional. Menurut WHO terdapat 1.21 miliar remaja (individu
usia 10-19 tahun) di seluruh dunia yang mana jumlah ini merupakan yang
terbesar dalam sejarah manusia. Masalah-masalah kesehatan reproduksi di
negara maju, seperti Amerika Serikat antara lain 41% siswa sekolah
menengah atas telah melakukan hubungan seksual, 22% kasus baru HIV
ditemukan pada penderita usia 13-24 tahun, setengah dari 20 juta penderita
IMS setiap tahunnya adalah orang-orang muda berusia 15-24 tahun, dan
sekitar 250.000 bayi lahir dari ibu berusia 15-19 tahun.
Permasalahan kesehatan reproduksi di negara-negara Asia juga memiliki
proporsi yang tidak sedikit. Permasalahan tersebut antara lain 13% dari 1139
remaja usia 15-20 tahun yang disurvei pada tahun 2010 di Malaysia dan 41%
dari 1500 anak muda usia 18-24 yang disurvei pada tahun 2014 di Iran sudah
pernah berhubungan seksual, sekitar 210.000 remaja usia 10-19 tahun pada
tahun 2013 diseluruh Asia dan Pasifik menderita HIV, hampir 1 dari 10
perempuan di Asia Selatan dan Oseania melahirkan sebelum usia 18 tahun,
dan 34% dari 11 juta aborsi pada tahun 2008 di Asia terjadi pada wanita usia
dibawah 25 tahun dengan mayoritas kasus dilakukan oleh tenaga-non medis.
Menurut BKKBN (2013) menyebutkan sebanyak 20,9 persen remaja di
Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah, karena hal-
hal yang ditabukan seperti berciuman dan perilaku seks pranikah sekarang ini
sudah dilakukan oleh remaja-remaja. Menurut Komnas Anak (2012)
menyatakan bahwa sebanyak 97 persen remaja pernah menonton film porno
dan 93,7 persen pernah melakukan adegan intim bahkan hingga melakukan
sex oral. Perilaku seks pra nikah salah satunya dipengaruhi oleh hasrat seks
yang sudah banyak terjadi dikalangan remaja (Linda, 2009). Berdasarkan data
KPAI dan Kemenkes RI (2013) menyebutkan bahwa sekitar 62,7% remaja di
Indonesia telah melakukan hubungan seks pra nikah.
Selain itu, masalah pada remaja juga terlihat dari kasus HIV/AIDS pada
remaja. Berdasarkan data dari Ditjen (P2P) Kemenkes RI (2019) kasus HIV di
Indonesia dalam triwulan I bulan Januari sampai dengan Maret jumlah kasus
HIV yang dilaporkan sebanyak 11.081 kasus dan mengalami peningkatan
pada triwulan 2 bulan April hingga Juni sebesar 11.519 kasus, sedangkan
kasus AIDS di Indonesia dalam triwulan I bulan Januari sampai dengan Maret
jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 1.536 kasus dan mengalami
penurunan pada triwulan 2 bulan April hingga Juni sebesar 1.463 kasus,
Estimasi dan proyeksi jumlah Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) menurut
proposi HIV/AIDS terbesar masih pada penduduk usia produktif (15-49 tahun)
yang dibagi dalam tiga golongan umur yaitu 15-19 tahun (3,7%), 20-24 tahun
(17,3%), dan 25-49 tahun (69,3%), dimana kemungkinan penularan terjadi
pada usia remaja (Kemenkes RI, 2017).
Pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas merupakan cara atau solusi
untuk mencegah terjadinya masalah pada kesehatan reproduksi salah
satunya penyakit HIV/AIDS. Di Indonesia, pendidikan kesehatan reproduksi
belum banyak dilakukan. Di berbagai negara berkembang pendidikan
kesehatan reproduksi dan seksualitas tidak tercakup di dalam kurikulum
sekolah dan di Indonesia juga termasuk negara yang tidak menerapkan
pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas pada kurikulum. Pada tahun
2011 WHO mengumumkan bahwa di negara-negara berkembang seperti di
Indonesia, pemberian pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas masih
dianggap hal yang tabu karena terdapat adanya konflik antara nilai tradisi
Indonesia dengan globalisasi kebarat-baratan (WHO, 2011).

PELAKSANAAN KEGIATAN
Nama Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja SMP di
Puskesmas Gedongtengen Puskesmas Gedongtengen
Waktu dan Tempat Kegiatan : Sabtu, 4 Juni 2022/ Puku 09.00 WIB - selesai
Tempat : Aula Puskesmas Gedongtengen
Materi yang dibawakan : Kesehatan Reproduksi Remaja
PJ Acara : dr. Bijak dan Mas Hafid
Sasaran Kegiatan : Seluruh siswa-siswa SMP yang hadir dalam penyuluhan
Kesehatan Reproduksi Remaja di Aula Puskesmas Gedongtengen

Materi yang diberikan :


1. Tahapan remaja
2. Perubahan fisik pada remaja
3. Organ reproduksi pria dan wanita
4. Proses mimpi basah pada laki-laki
5. Proses menstruasi pada wanita
6. Kondisi ideal kehamilan
7. Proses kehamilan
8. Pertumbuhan dan perkembangan janin
9. Permasalahan reproduksi
Sabtu, 9 Juli Penyuluhan Terhadap LATAR BELAKANG
2022 Penggunaan Kontrasepsi Program Keluarga Berencana Nasional merupakan salah satu program sosial
Keluarga Berencana (KB) dasar yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Program ini
Terhadap Ibu Pada Kegiatan memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan sumber daya manusia
Program Indonesia Sehat pada masa kini dan masa yang akan datang.
dengan Pendekatan Keluarga
(PISPK) Jlagran RT 03/RW 01 Keluarga berencana adalah program yang dibuat oleh pemerintah untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya.
Program Keluarga Berencana (KB) Nasional dimulai pada tahun 1970 seiring
dengan diresmikannya Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
sebagai pelaksana dan pengelola program KB nasional (BKKBN).

Program keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk membangun komitmen


nasional, untuk mencegah dan menangani kematian ibu hamil dan
melahirkan sehingga para dokter ahli kandungan membentuk organisasi
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan anggotanya tidak saja
dokter ahli kandungan tetapi juga tokoh-tokoh masyarakat lainnya. PKBI
menjadi pelopor dari gerakan KB modern karena bekerja sama dengan
lembaga luar negeri Damandiri (2013).

Tujuan dari program KB adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan


anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera
dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin pertambahan
penduduk. Dan tujuan khusus dari program ini adalah meningkatkan jumlah
penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi, menurunnya jumlah angka
kelahiran bayi, meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara
pengurangan kelahiran. Sesuai dengan kerangka cita-cita bangsa Indonesia
yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, untuk
mencapai cita-cita tersebut disusunlah suatu kerangka pembangunan
termasuk program Keluarga Berencana. Penanggulangan angka kelahiran
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis alat kontrasepsi yang
disediakan oleh pemerintah, seperti kondom, spiral, IUD (intra uterine
device), dan sebagainya.

Petugas Lapangan Keluarga Berencana mempunyai peran yang sangat


penting dalam melaksanakan tugasnya, menurut Ukik dkk (2010 : 4) peran
penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dalam pengendalian menjadi tombak di
lapangan
penting menjabarkan visi dan misi program KB. Program KB yang beragam
harus diterjemahkan dengan baik di lapangan dan masyarakat sebagai pihak
pengguna program dapat menikmatinya. Tugas utama PLKB (Petugas
Lapangan Keluarga Berencana) adalah mempertahankan pencapaian angka
kesertaan KB yang tinggi dan mengendalikan angka kelahiran penduduk di
wilayah binaanya. Peran PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana)
memotivasi dan membina akseptor KB dan menjaga hubungan komunikasi
dengan keluarga binaan.

Untuk mengetahui keberhasilan program KB banyak faktor yaitu fakto-faktor


yang menentukan seseorang untuk menerima atau menolak program KB,
yaitu sosial ekonomi, budaya, pendidikan, agama dan status wanita yang
mendasari kelangsungan berjalannya program KB. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Hafidiah (2010) penyuluhan yang telah dilakukan oleh
pemerintah belum optimal. Sebagai ujung tombak sekaligus jembatan antara
pemerintah dan masyarakat di dalam program KB adalah penyuluh KB.
Dikatakan sebagai ujung tombak karena penyuluh KB adalah petugas yang
langsung berhadapan dengan masyarakat dalam rangka memberikan
sosialisasi, motivasi dan selaku pengendali operasional program KB di tingkat
desa. Oleh karena itu peranan Penyuluh KB menempati posisi yang setrategis
dalam rangka keberhasilan Program KB diIndonesia.

PELAKSANAAN KEGIATAN
Nama Kegiatan : Penyuluhan Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Keluarga
Berencana (KB) Terhadap Ibu Pada Kegiatan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) Jlagran RT 03/RW 01
Tanggal dan Waktu Kegiatan : Sabtu, 9 Juli 2022/ Puku 09.00 WIB - selesai
Tempat Kegiatan : Keluarga di Jlagran RT 03/ RW 01
Materi yang dibawakan : Penggunaan Kontrasepsi Keluarga Berencana (KB)
Ketua Darbin : dr. Kirana Dyah
Sasaran Kegiatan : Perempuan usia subur sudah menikah yang tinggal di
Jlagran RT 03/RW 01

MONITORING DAN EVALUASI


Dilakukan penyuluhan dan edukasi kepada ibu – ibu di Jlagran RT 03/RW 01
pada kegiatan program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga yang
dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Juli 2022. Penyuluhan bertema Keluarga
Berencana (KB). Penyuluhan terkait Keluarga Berencana (KB) terus dilakukan
guna mewujudkan keluarga Indonesia sehat. Permasalahan KB bukan hanya
menyangkut kelahiran 2 anak saja. Tapi meliputi aspek kesehatan dan
kesejahteraan keluarga juga. Penurunan angka kematian ibu (AKI) adalah
salah satu tujuan dari Keluarga Berencana (KB). Untuk mengeksekusi KB
kuncinya adalah menghindari 4 Terlalu, meliputi; terlalu muda untuk hamil,
usia terlalu tua untuk hamil, terlalu dekat jarak kehamilan, dan terlalu banyak
atau sering hamil. Kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan
pembinaan keluarga, diantaranya melakukan inventarisasi permasalahan,
mempelajari masalah dan merumuskan cara pemecahaanya, melaksanakan
bimbingan dan penyuluhan kepada sasaran bersama institusi dan tokoh
masyarakat serta melaksanakan rujukan.

Rabu, Penyuluhan Kesehatan Ibu LATAR BELAKANG


10 – 08 - 2022 dan Anak Oleh Petugas Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, ibu dan anak merupakan anggota
Kesehatan Puskesmas di Balai keluarga yang perlu mendapat prioritas. Oleh karena itu, upaya peningkatan
RW 10 Gandekan Lor kesehatan ibu dan anak perlu mendapat perhatian khusus. Penilaian
Pringgokusuman terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu penting untuk
dilakukan pemantauan. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian Ibu
merupakan salah satu indikator yang paling peka untuk menggambarkan
kesejahteraan masyarakat pada suatu negara.
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi indikator penting dari derajat kesehatan
masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan suatu gangguan kehamilan atau
penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari
setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian ibu merupakan salah satu target dalam
tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan MDGs kelima yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu.
Program kesehatan yang terkait dalam status kesehatan ibu dimulai sejak
masa remaja, menstruasi, kehamilan, persalinan hingga masa nifas dan
laktasi. Selain itu, pengetahuan ibu dalam perawatan bayi yang sangat
mendukung kesehatan bayi yang dilahirkan. Program kesehatan yang ada
kaitannya dengan status kesehatan ibu dan anak dapat diperoleh melalui
pelayanan kesehatan seperti Posyandu, Puskesmas, Bidan Desa, Penyuluhan-
penyuluhan kesehatan, dan sebagainya. Perlu adanya pemberian pendidikan
kesehatan sejak dini pada ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan. Salah
satu cara pemberian pendidikan kesehatan adalah dengan memberikan
penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan.
Tujuan dari penyuluhan yang dilakukan yaitu untuk memberikan
pengetetahuan kepada ibu hamil yang berisiko terutama ibu Primigravida
(kehamilan pertama) tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan.
Mengenal tanda bahaya itu memiliki peranan penting untuk mencegah atau
menurunkan angka kematian ibu sebab ibu dapat meminta pertolongan
kepada tenaga kesehatan secara cepat dan tepat.

PELAKSANAAN KEGIATAN
Nama Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan Ibu dan Anak Oleh Petugas
Kesehatan Puskesmas di Balai RW 10 Gandekan Lor Pringgokusuman
Tanggal dan Waktu Kegiatan : Rabu, 10 Agustus 2022 / Puku 09.00 WIB -
selesai
Tempat Kegiatan : Balai RW 10 Gandekan Lor Pringgokusuman
Materi yang dibawakan : Kesehatan Ibu dan Anak
Sasaran Kegiatan : Ibu Baduta, Ibu hamil dan calon Ibu di wilayah Gandekan
Lor, Pringgokusuman

MONITORING DAN EVALUASI :


Telah dilaksanakan penyuluhan kesehatan ibu dan anak pada tanggal 10
Agustus 2022 bertempat di Balai RW 10 Gandekan Lor, Pringgokusuman.
Penyuluhan diberikan kepada Ibu Baduta, Ibu hamil, dan calon ibu. Pada
kegiatan itu, disampaikan materi tentang 1000 hari pertama kehidupan,
kesehatan reproduksi, serta kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil agar selalu
rajin mengontrolkan kesehatan baik di Puskesmas maupun pelayanan
kesehatan lainnya. Selain itu ibu harus memperhatikan makanan yang
dikonsumsi, harus sehat dan bergizi serta adanya penambahan vitamin.
Untuk tumbuh kembang anak diharapkan kepada semua orang tua untuk
mengawasi dan mengendalikan aktivitas anak.
Sabtu, Penyuluhan Kesehatan Jiwa LATAR BELAKANG
8 – 10 - 2022 (Keswa) di Puskesmas Penyakit gangguan jiwa masih dianggap tabu atau memalukan bagi keluarga,
Gedongtengen sehingga jika ada anggota keluarga yang memiliki gangguan jiwa akan
disembunyikan dan tidak dibawa berobat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
secara benar. Puskesmas Gedongtengen yang memiliki wilayah kerja Kelurahan
Sosromenduran dan Kelurahan Pringgokusuman berjumlah sekitar 88 orang
dengan gangguan jiwa yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas.
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan memaksimalkan penanganan
orang dengan gangguan jiwa, Puskesmas Gedongtengen melakukan penyuluhan
tentang kesehatan jiwa di Puskesmas Gedongtengen dengan sasaran masyarakat
umum. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan terjalin kerjasama antara
petugas kesehatan dan lintas sektor sehingga penanganan masalah gangguan jiwa
lebih cepat dilakukan.

PELAKSANAAN KEGIATAN
Nama Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan Jiwa (Keswa) di Puskesmas
Gedongtengen
Tanggal dan Waktu Kegiatan : Sabtu, 8 Oktober 2022 / Puku 08.00 WIB -
selesai
Tempat Kegiatan : Puskesmas Gedongtengen
Materi yang dibawakan : Kesehatan Jiwa
Sasaran Kegiatan : Masyarakat umum sekitar Puskesmas Gedongtengen

MONITORING DAN EVALUASI :


Telah dilaksanakan penyuluhan kesehatan jiwa (keswa) pada tanggal 8
Oktober 2022 bertempat di Puskesmas Gedongtengen. Penyuluhan diberikan
kepada masyarakat umum. Kegiatan ini juga diselenggarakan sebagai upaya
untuk menambah pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan jiwa
yang saat ini bisa dikatakan masih minim.
Materi yang disampaikan mengenai pengertian gangguan jiwa, penyebab,
jenis dan upaya penanganannya. Dan bagaimana teknis penanganan ODGJ di
lapangan. Harapannya setelah diselenggarakan penyuluhan ini masyarakat
bisa semakin sehat jiwanya, bisa menghindari resiko gangguan jiwa, dan yang
mengalami gangguan jiwa bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

LAPSUS
Senin, 3 Judul : Skabies pada Anak SUBJECTIVE :
Oktober 2022 Usia 12 Tahun
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. JN
No. RM : 03.009172
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 12 Tahun
Alamat : Notoyudan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Periksa : 20 Juni 2022
Keluhan Utama
Gatal di sela sela jari tangan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Puskesmas Gedongtengen ditemani ibunya dengan
keluhan gatal-gatal pada sela-sela jari, pergelangan tangan, dan punggung
sejak 2 minggu yang lalu. Menurut penjelasan ibunya awalnya muncul bintik
bintik kecil kemerahan yang sangat gatal di sela-sela jari tangan , kemudian
menyebar ke paha dan punggung pasien. Pasien mengatakan pada malam hari
sering sulit tidur karena dirasakan gatal semakin memberat dan ingin
menggaruk garuk terus. Pasien tinggal serumah dengan ayah, ibu dan kakak
nya. Dan ayah dan kakak pasien juga mengalami keluhan serupa.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengaku belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien ada yang terkena penyakit yang sama dengan pasien yaitu
ayah dan kakak pasien.
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Hanya kadang dioles dengan
minyak kayu putih untuk mengurangi gatal namun tidak membaik
Riwayat Alergi
Alergi terhadap makanan, obat, debu dan hewan disangkal. Penyakit alergi ,
asma dan eksim juga disangkal
Riwayat Psikososial
Keluhan yang sama pertama kali terjadi pada kakak pasien yang baru saja
pulang dari pondok pesntren. Ibu pasien mengatakan sering menggunakan
peralatan mandi, baju dan handuk secara bersamaan dengan kakak pasien. Ibu
pasien juga mengatakan anaknya tidur di tempat yang sama dengan ruangan
kamar yang kurang sirkulasi udaranya. Sprei , bantal, guling dan selimut
diganti kurang lebih 2 bulan sekali. Kasur juga jarang dijemur. Baju dicuci
dengan sekadarnya saja. Keluarga pasien juga sering menyetrika baju di atas
kasur.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36.7 C
BB : 34 kg

STATUS GENERALISATA
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) , Sklera ikterik (-/-)
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
THT : Dalam batas normal
Cor : Bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler di kedua lapang paru, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
Abdomen : Datar, supel, bising usus (+), nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Akral hangat (+), edeme (-/-)
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

STATUS DERMATOLOGIS
Tampak papul-papul eritem berbatas tegas di sela-sela jari tangan, lipatan
paha dan punggung berbentuk iregular.
Morfologi lesi kulit :
Lokasi : Generalisata (sela-sela jari tangan , lipatan paha,
punggung)
Jumlah : Multiple
Efluoresensi : Papul, vesikel, urtika, krusta. Tampak bekas garukan
Ukuran : Miliar – lentikular

DIAGNOSIS
Skabies

DIAGNOSIS BANDING
Prurigo
Gigitan serangga
Folikulitis
Dermatitis

Medikamentosa
- Krim Permetrin 5 % ( scabimite cream)
- Cetirizine No.V / 1x1 tab

Non Medikamentosa
- Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan
- Menghindari kontak langsung dan tidak langsung dengan orang yang
terkena
- Menjemur alat-alat tidur dan jangan memakai pakaian / handuk bersama
sama
- Merebus pakaian, handuk, sprei dan selimut
- Mengobati orang terdekat (anggota keluarga yang lain yang serumah ) bila
ada yang menderita keluhan yang sama

OBJECTIVE

Definisi :
Skabies merupakan penyakit kulit menular yang diakibatkan ektoparasit
Sarcoptes
scabiei var hominis.

Epidemiologi :
Setiap siklus 30 tahun terjadi epidemic scabies, sosial ekonomi yang rendah,
hygiene yang buruk, hubungan seksual bersifat promiskuitas, kesalahan
diagnosis, dan perkembangan dermografik dan ekologik.

Gejala Klinis :
- Pruritus Nocturna
- Mengenai sekelompok orang
- Ditemukannya terowongan
- Menemukan Sarcoptes scabiei

Patogenesis :
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga
oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh
sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kurang
lebih satu bulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai
dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan
garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder (Djuanda,
2010).
Cara Penularan :
- Kontak langsung (kulit dengan kulit)
- Kontak tidak langsung (melalui benda)

Penatalaksanaan :
Farmakologi
- Belerang endap (sulfur presipitatum)
- Emulsi benzil-benzoas (20-25%)
- Gama benzena heksa klorida (gameksan = gammexane)
- Krotamiton 10%
- Permetrin dengan kadar 5%
Non Farmakologi
- Semua anggota keluarga harus diperiksa dan semua harus diberi
pengobatan secara serentak.
- Higiene perorangan : penderita harus mandi bersih, bila perlu
menggunakan sikat untuk menyikat badan. Sesudah mandi pakaian
yang akan dipakai harus disetrika
- Semua perlengkapan rumah tangga seperti bangku, sofa, sprei, bantal,
kasur, selimut harus dibersihkan dan dijemur dibawah sinar matahari
selama beberapa jam.
Prognosis :
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakain obat, serta syarat
pengobatan dapat menghilangkan faktor predisposisi (antara lain hiegene),
maka penyakit ini memberikan prognosis yang baik

ASSESMENT
- Alasan obat gama benzena heksa klorid gameksan sangat jarang digunakan
pada anak – anak ? karena sifat nya yang toksis terhadap susunan saraf
pusat, sehingga tidak tidak dianjurkan pada anak di bawah umur 6 tahun
dan ibu hamil
- Bagaimana cara mengedukasi pasien dalam memahami obat dengan
kandungan permetrine 5% ? obat permetrine di oles 1 kali sehari pada
seluruh tubuh dan di konsentrasikan pada daerah yang gatal dan terdapat
lesi. Dan di ulangi 1 minggu lagi

PLAN
Medikamentosa
- Krim Permetrin 5 % ( scabimite cream)
- Cetirizine No.V / 1x1 tab

Non Medikamentosa
- Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan
- Menghindari kontak langsung dan tidak langsung dengan orang yang
terkena
- Menjemur alat-alat tidur dan jangan memakai pakaian / handuk bersama
sama
- Merebus pakaian, handuk, sprei dan selimut
- Mengobati orang terdekat (anggota keluarga yang lain yang serumah ) bila
ada yang menderita keluhan yang sama

ADVOKASI
Sabtu, Program Indonesia Sehat LATAR BELAKANG
16 Juli 2022 dengan Pendekatan Keluarga
RT 23 / RW 06 Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Pringgokusuman Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program
ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar,
Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan
Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok
RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan
anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,
tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin,
serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,
yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan,
dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma
sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta
pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan
dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem
rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of
care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN
dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta
kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya
keluarga-keluarga sehat.

PELAKSANAAN KEGIATAN
- Waktu kegiatan : Sabtu, 16 Juli 2022
- Tempat : RT 23 RW 06 , Pringgokusuman
- Sasaran : 24 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga.
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

INTERVENSI AWAL
- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 24 KK
- Jumlah warga yang ditensi : 26 orang
- TD > 130/90 : 8 orang
- Riwayat Hipertensi : 8 orang
- DM : 6 orang (konsumsi obat rutin)
- TB : 1 orang
- Stroke : tidak ada
- Jantung : tidak ada
- Perempuan usia subur dengan KB : 2 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : 2 orang
- Ibu hamil : tidak ada
- Balita : 1 orang
- Merokok : 8 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : tidak ada, semua warga memiliki
- ODGJ : 1 orang
- Air jernih dan jamban : Ada di semua rumah

INTERVENSI LANJUT

Sabtu, 23 Juli 2022 (Pukul 08.00 – selesai)

- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap 8 warga yang


memiliki tekanan darah tinggi (Aminah, Yatinah, Samiyati, Erna, Elisa,
Sudaryani, Tukiman, Rudiyanto).
- Melakukan pengecekan terhadap cara penyimpanan dan konsumsi obat
(Aminah, Yatinah, Samiyati, Erna, Elisa, Sudaryani, Tukiman, Rudiyanto,
Umi, Ngadiyem, Ralmiyati, Painah, Paiman, Budi, Sutanti, Murjiyah) bahwa
cara penyimpanan dan konsumsi obat telah benar.
- Melakukan edukasi kepada (Aminah, Yatinah , Samiyati, Erna, Elisa,
Sudaryani, Tukiman, Rudiyanto, Umi, Ngadiyem, Ralmiyati, Painah,
Paiman, Budi, Sutanti, Murjiyah) untuk rutin kontrol periksa ke puskesmas
dan minum obat teratur.
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Umi, Ngadiyem,
Ralmiyati, Painah, Paiman, Budi, Sutanti, Murjiyah)
- Melakukan pendataan dan edukasi ulang sesuai kondisi (Aminah, Yatinah ,
Samiyati, Erna, Elisa, Sudaryani, Tukiman, Rudiyanto, Umi, Ngadiyem,
Ralmiyati, Painah, Paiman, Budi, Sutanti, Murjiyah) agar tekanan darah
tetap stabil.

KESIMPULAN/SARAN
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin untuk periksa ke fasyankes dan
kontrol rutin
- Menyarankan adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak
keluarga

Sabtu, Program Indonesia Sehat LATAR BELAKANG


20 Agustus dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat yang merupakan program prioritas Kementerian
2022 RT 019 / RW 005, Kesehatan, adalah salah satu program Nawa Cita ke 5 yang meningkatkan
Pringgokusuman kualitas hidup manusia Indonesia. Dan dilaksanakan oleh Puskesmas dengan
mengintegrasikan pelaksanaan program melalui pendekatan 6 komponen
utama dalam penguatan sistem kesehatan (six building blocks), yaitu
penguatan upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan,
sistem informasi kesehatan, akses terhadap ketersediaan obat esensial,
pembiayaan dan kepemimpinan atau pemerintah (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2017). Upaya pencapaian pembangunan kesehatan
dalam program Indonesia sehat dilaksanakan dengan potensi baik dari
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten atau kota, maupun masyarakat.
Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat yaitu
keluarga (Data dan Informasi Kesehatan, 2017).
Permasalahan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan dengan cara efektif
yaitu pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara
puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau
meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga
terdiri atas 4 prioritas yang meliputi : Penurunan angka kematian ibu dan
bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan
penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular. Prioritas
tersebut dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative oleh tenaga kesehatan
(Data dan Informasi Kesehatan, 2017).

PELAKSANAAN KEGIATAN
- Tanggal kegiatan : Sabtu, 20 Agustus 2022
- Waktu kegiatan : 09.00 - selesai
- Tempat : RT 019 RW 005 , Pringgokusuman
- Sasaran : 25 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga yang masih memiliki masalah
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

INTERVENSI AWAL
- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 25 KK
- TD > 130/90 : 9 orang
- Riwayat Hipertensi : 9 orang
- Riwayat DM : 3 orang (konsumsi obat rutin)
- Riwayat TB : tidak ada
- Stroke : tidak ada
- Jantung : tidak ada
- Perempuan usia subur dengan KB : 2 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : 1 orang
- Ibu hamil : tidak ada
- Balita : 2 orang
- Merokok : 6 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : tidak ada
- ODGJ : tidak ada
- Air bersih dan jamban : Ada semua

INTERVENSI LANJUTAN

Tempat Kunjungan : RT 019 RW 005 , Pringgokusuman


Waktu Kunjungan : Selasa, 23 Agustus 2022 , Pukul 12.00 – selesai
Hasil Kunjungan :
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Sudiyati,
Kristiyanto, Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi)
- Melakukan pengecekan terhadap cara penyimpanan dan konsumsi obat
(Sudiyati, Kristiyanto, Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi,
Dhedi, Kardi, Catarina, Rosalia, Sumini, Duto, Sundiyah, Sudijono Slti,
Engeliberta, Alindra) bahwa cara penyimpanan dan konsumsi obat telah
benar.
- Melakukan pendataan ulang dan edukasi ulang sesuai kondisi (Sudiyati,
Kristiyanto, Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi,
Catarina, Rosalia, Sumini, Duto, Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta,
Alindra) agar tekanan darah tetap stabil
- Melakukan edukasi kepada (Sudiyati, Kristiyanto, Sulayani, Kartini,
Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi, Catarina, Rosalia, Sumini, Duto,
Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta, Alindra) untuk rutin kontrol periksa
ke fasyankes dan minum obat secara teratur
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Sudiyati,
Kristiyanto, Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi,
Catarina, Rosalia, Sumini, Duto, Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta,
Alindra) .
KESIMPULAN / SARAN :
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin kepada (Sudiyati, Kristiyanto,
Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi, Catarina,
Rosalia, Sumini, Duto, Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta, Alindra)
terkait periksa ke fasyankes dan kontrol rutin
- Menyarankan adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak keluarga

Sabtu, Program Indonesia Sehat LATAR BELAKANG


23 Juli 2022 dengan Pendekatan Keluarga Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat
RT 024 / RW 006 yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Pringgokusuman untuk hidup sehat agar tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.(1) Salah satu program utama pembangunan kesehatan saat ini
adalah program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK).
Tujuan PIS-PK yaitu keluarga mampu menjangkau akses pelayanan kesehatan
yang menyeluruh seperti pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif di Puskesmas.
Program Indonesia sehat memuat 12 indikator utama penanda status
kesehatan sebuah keluarga yaitu :
1. Keluarga mengikuti program KB,
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan,
3. Bayi mendaptkan imunisasi dasar lengkap,
4. Bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) ekslusif,
5. Balita mendaptkan pemantauanpertumbuhan,
6. Penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuai standar,
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur,
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan,
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok,
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN,
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih, keluarga menggunakan
jamban sehat.

PELAKSANAAN KEGIATAN
- Tanggal kegiatan : Sabtu, 23 Juli 2022
- Waktu kegiatan : 09.00 - selesai
- Tempat : RT 024 RW 006 , Pringgokusuman
- Sasaran : 34 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga yang masih memiliki masalah
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

INTERVENSI AWAL
- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 34 KK
- Jumlah warga yang ditensi : 43 orang
- TD > 130/90 : 19 orang
- Riwayat Hipertensi : 12 orang
- DM : 3 orang (konsumsi obat rutin)
- TB : 2 orang
- Stroke : tidak ada
- Jantung : 3 orang
- Perempuan usia subur dengan KB : 5 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : 3 orang
- Ibu hamil : tidak ada
- Balita : 3 orang
- Merokok : 19 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : 2 orang
- ODGJ : tidak ada
- Air bersih dan jamban : Ada semua
INTERVENSI LANJUT
Tempat Kunjungan : RT 024 RW 006 , Pringgokusuman
Waktu Kunjungan : : Jumat, 29 Juli 2022 , Pukul 11.00 – selesai
Hasil Kunjungan :
- Melakukan pengecekan terhadap penyimpanan dan konsumsi obat
(Sujilah, Sia Kie Liang, Djawiri, Maya, Tio, Dani, Agus, Sulastri, Sakinah,
Paini, Nurachman, Wahyuningsih, Tri, Kiswantoro, Dwi, Purohatu,
Rosminah, Winih, Suparno) bahwa cara penyimpanan dan konsumsi obat
telah benar.
- Melakukan edukasi kepada (Sujilah, Sia Kie Liang, Djawiri, Maya, Tio, Dani,
Agus, Sulastri, Sakinah, Paini, Nurachman, Wahyuningsih, Tri, Kiswantoro,
Dwi, Purohatu, Rosminah, Winih, Suparno) untuk rutin kontrol periksa ke
fasyankes dan minum obat teratur
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Sujilah, Sia Kie
Liang, Djawiri, Maya, Tio, Dani, Agus, Sulastri, Sakinah, Paini, Nurachman,
Wahyuningsih, Tri, Kiswantoro, Dwi, Purohatu, Rosminah, Winih, Suparno)
- Melakukan pendataan ulang dan edukasi ulang sesuai kondisi (Sujilah, Sia
Kie Liang, Djawiri, Maya, Tio, Dani, Agus, Sulastri, Sakinah, Paini,
Nurachman, Wahyuningsih, Tri, Kiswantoro, Dwi, Purohatu, Rosminah,
Winih, Suparno) agar tekanan darah tetap stabil

KESIMPULAN / SARAN :
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin kepada (Sujilah, Sia Kie Liang,
Djawiri, Maya, Tio, Dani, Agus, Sulastri, Sakinah, Paini, Nurachman,
Wahyuningsih, Tri, Kiswantoro, Dwi, Purohatu, Rosminah, Winih, Suparno)
terkait periksa ke fasyankes dan kontrol rutin
- Menyarankan adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak
keluarga

Sabtu, Program Indonesia Sehat LATAR BELAKANG


20 Agustus dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat yang merupakan program prioritas Kementerian
2022 RT 019 / RW 005 Kesehatan, adalah salah satu program Nawa Cita ke 5 yang meningkatkan
Pringgokusuman kualitas hidup manusia Indonesia. Dan dilaksanakan oleh Puskesmas dengan
mengintegrasikan pelaksanaan program melalui pendekatan 6 komponen
utama dalam penguatan sistem kesehatan (six building blocks), yaitu
penguatan upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan,
sistem informasi kesehatan, akses terhadap ketersediaan obat esensial,
pembiayaan dan kepemimpinan atau pemerintah (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2017). Upaya pencapaian pembangunan kesehatan
dalam program Indonesia sehat dilaksanakan dengan potensi baik dari
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten atau kota, maupun masyarakat.
Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat yaitu
keluarga (Data dan Informasi Kesehatan, 2017).
Permasalahan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan dengan cara efektif
yaitu pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara
puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau
meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga
terdiri atas 4 prioritas yang meliputi : Penurunan angka kematian ibu dan
bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan
penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular. Prioritas
tersebut dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative oleh tenaga kesehatan
(Data dan Informasi Kesehatan, 2017).

PELAKSANAAN KEGIATAN
- Tanggal kegiatan : Sabtu, 20 Agustus 2022
- Waktu kegiatan : 09.00 - selesai
- Tempat : RT 019 RW 005 , Pringgokusuman
- Sasaran : 25 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga yang masih memiliki masalah
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

INTERVENSI AWAL
- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 25 KK
- TD > 130/90 : 9 orang
- Riwayat Hipertensi : 9 orang
- Riwayat DM : 3 orang (konsumsi obat rutin)
- Riwayat TB : tidak ada
- Stroke : tidak ada
- Jantung : tidak ada
- Perempuan usia subur dengan KB : 2 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : 1 orang
- Ibu hamil : tidak ada
- Balita : 2 orang
- Merokok : 6 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : tidak ada
- ODGJ : tidak ada
- Air bersih dan jamban : Ada semua

INTERVENSI LANJUTAN
Tempat Kunjungan : RT 019 RW 005 , Pringgokusuman
Waktu Kunjungan : Selasa, 23 Agustus 2022 , Pukul 12.00 – selesai
Hasil Kunjungan :
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Sudiyati,
Kristiyanto, Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi)
- Melakukan pengecekan terhadap cara penyimpanan dan konsumsi obat
(Sudiyati, Kristiyanto, Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi,
Kardi, Catarina, Rosalia, Sumini, Duto, Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta,
Alindra) bahwa cara penyimpanan dan konsumsi obat telah benar.
- Melakukan pendataan ulang dan edukasi ulang sesuai kondisi (Sudiyati,
Kristiyanto, Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi,
Catarina, Rosalia, Sumini, Duto, Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta,
Alindra) agar tekanan darah tetap stabil
- Melakukan edukasi kepada (Sudiyati, Kristiyanto, Sulayani, Kartini,
Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi, Catarina, Rosalia, Sumini, Duto,
Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta, Alindra) untuk rutin kontrol periksa ke
fasyankes dan minum obat secara teratur
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Sudiyati,
Kristiyanto, Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi,
Catarina, Rosalia, Sumini, Duto, Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta,
Alindra) .

KESIMPULAN / SARAN :
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin kepada (Sudiyati, Kristiyanto,
Sulayani, Kartini, Sumiyati, Herdian, Sumadi, Dhedi, Kardi, Catarina,
Rosalia, Sumini, Duto, Sundiyah, Sudijono Slti, Engeliberta, Alindra)
terkait periksa ke fasyankes dan kontrol rutin
- Menyarankan adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak keluarga

Sabtu, Program Indonesia Sehat LATAR BELAKANG


9 Juli 2022 dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat merupakan sebuah program yang berfokus dalam
Jlagran mewujudkan Pembangunan Kesehatan di Indonesia. Program yang menjadi
RT 003 / RW 001 salah satu agenda Nawa Cita ini bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan. Langkah-langkah serta strategi
untuk mencapai pembangunan kesehatan tertuang dalam Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan. Tahun 2015-2019. Terdapat tiga pilar utama dalam
perwujudan Program Indonesia Sehat, yakni penerapan paradigma sehat,
penguatan pelayanan kesehatan, dan pelaksanaan jaminan kesehatan
nasional (JKN). Strategi Kementerian Kesehatan. untuk menjawab tantangan
pembangunan kesehatan dikenal sebagai Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) (Kementerian Kesehatan, 2016).
Pendekatan keluarga dalam pelayanan kesehatan bukanlah sebuah hal yang
baru, dikarenakan telah digunakan sebagai konsep asuhan keperawatan (Kuo
dkk., 2012). Menurut Siddharudha (2015) konsep pendekatan keluarga
dianggap mampu meningkatkan persepsi masyarakat dan perilaku sehat,
khususnya yang berkenaan dengan masalah-masalah kesehatan masyarakat.
Hal ini didasarkan pada fungsi keluarga yang mampu mengenali masalah
kesehatan setiap anggota keluarga dan mengambil keputusan atas tindakan
perawatan kesehatan yang dibutuhkan (Friedman, 2010). Oleh sebab itu,
peran keluarga sangat penting dalam memelihara kesehatan setiap
anggotanya. Oktowy (2018) mengemukakan dalam penelitiannya bahwa
peran keluarga sangat penting dalam perawatan pasien dengan penyakti
degenaratif. Saat ini, pendekatan keluarga yang dikembangkan lebih jauh
oleh Kementerian Kesehatan. mengintegrasikan konsep continuum of care
dan life cycle ke dalam pelayanan kesehatan primer (Kementerian Kesehatan,
2016)

PELAKSANAAN KEGIATAN
- Tanggal kegiatan : Sabtu, 9 Juli 2022
- Waktu kegiatan : 09.00 - selesai
- Tempat : RT 003 RW 001 , Jlagran
- Sasaran : 23 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga yang masih memiliki masalah
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

INTERVENSI AWAL
- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 23 KK
- Warga yang ditensi : 35 orang
- TD > 130/90 : 12 orang
- Riwayat Hipertensi : 8 orang
- Riwayat DM : 5 orang (konsumsi obat rutin)
- Riwayat TB : 2 orang
- Stroke : 1 orang
- Jantung : 2 orang
- Perempuan usia subur dengan KB : 10 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : tidak ada
- Ibu hamil : tidak ada
- Balita : 1 orang
- Merokok : 8 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : tidak ada
- ODGJ : tidak ada
- Air bersih dan jamban : Ada semua

INTERVENSI LANJUT
Tempat Kunjungan : RT 003 RW 001 , Jlagran
Waktu Kunjungan : Rabu, 13 Juli 2022 , Pukul 12.00 – selesai
Hasil Kunjungan :
- Melakukan pengecekan terhadap cara penyimpanan dan konsumsi obat
(Purwanto Heru, Rimbawati, Suherman, Suratmi, Djalino, Joko, Trianto)
bahwa cara penyimpanan dan konsumsi obat telah benar
- Melakukan pendataan ulang dan edukasi ulang sesuai kondisi (Purwanto
Heru, Rimbawati, Suherman, Suratmi, Djalino, Joko, Trianto) agar tekanan
darah tetap stabil
- Melakukan edukasi terhadap (Purwanto Heru, Rimbawati, Suherman,
Suratmi, Djalino, Joko, Trianto) untuk selalu rutin kontrol periksa ke
fasyankes dan minum obat teratur
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Purwanto Heru,
Rimbawati, Suherman, Suratmi, Djalino, Joko, Trianto).

KESIMPULAN / SARAN :
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin kepada (Purwanto Heru,
Rimbawati, Suherman, Suratmi, Djalino, Joko, Trianto) terkait periksa ke
fasyankes dan kontrol rutin
- Memberikan saran adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak
keluarga.

Sabtu, Program Indonesia Sehat LATAR BELAKANG


27 Agustus dengan Pendekatan Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-5
2022 RT 021 / RW 005 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program
Pringgokusuman Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan
Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Upaya
pencapaian prioritas pembangunan kesehatan dalam Program Indonesia
Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap potensi yang ada, baik
dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun masyarakat.
Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu
keluarga.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga
keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya
dua belas
indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua
belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
menggunakan puskesmas sebagai ujung tombak pelaksanaannya. PIS-PK
dalam penerapannya terdiri dari beberapa tahap yaitu:
• Pengumpulan dan Pengolahan Data
• Identifi kasi Masalah dan Pemecahannya
• Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Sebagai sebuah program kesehatan yang sudah ditetapkan melalui Peraturan
Menteri
Kesehatan Nomor 39 tahun 2016, PIS-PK sudah menjadi kebijakan dan
program DIY juga. Agar pelaksanaan penerapan program ke depan dapat
lancar dan efektif perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
uji coba tersebut di atas. Monitoring atau pemantauan dilakukan untuk
melihat konsekuensi dari sebuah implementasi program serta untuk melihat
kendala-kendalanya. Sedangkan sebuah evaluasi diharapkan dapat memberi
informasi mengenai kinerja dan hasil dari sebuah kebijakan.

PELAKSANAAN KEGIATAN
- Tanggal kegiatan : Sabtu, 27 Agustus 2022
- Waktu kegiatan : 09.00 - selesai
- Tempat : RT 021 RW 005 , Pringgokusuman
- Sasaran : 20 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga yang masih memiliki masalah
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

INTERVENSI AWAL
- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 20 KK
- Warga yang ditensi : 21 orang
- TD > 130/90 : 6 orang
- Riwayat Hipertensi : 20 orang
- Riwayat DM : 7 orang (konsumsi obat rutin)
- Riwayat TB : tidak ada
- Riwayat Stroke : tidak ada
- Riwayat Jantung : 1 orang
- Perempuan usia subur dengan KB : 6 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : 1 orang
- Ibu hamil : tidak ada
- Balita : 1 orang
- Merokok : 18 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : 2 orang
- ODGJ : tidak ada
- Kanker : 1 orang
- Air bersih dan jamban : Ada semua di setiap rumah

INTERVENSI LANJUTAN
Tempat Kunjungan : RT 021 RW 005 , Pringgokusuman
Waktu Kunjungan : Selasa, 30 Agustus 2022 , Pukul 12.00 – selesai
Hasil Kunjungan :
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Siti Aisyah, Lilik,
Diah, Diana, Darti, Nurul)
- Melakukan pengecekan terhadap cara penyimpanan dan konsumsi obat
(Siti Aisyah, Lilik, Diah, Diana, Darti, Nurul) bahwa cara penyimpanan dan
konsumsi obat telah benar
- Melakukan pendataan ulang dan edukasi ulang sesuai kondisi (Siti Aisyah,
Lilik, Diah, Diana, Darti, Nurul) agar tekanan darah tetap stabil

KESIMPULAN / SARAN :
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin kepada (Siti Aisyah, Lilik, Diah,
Diana, Darti, Nurul)
- Memberikan saran adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak
keluarga.

MINIPROJECT
Sabtu, 5 Tingkat Pengetahuan Kader LATAR BELAKANG
November 2022 Posbindu Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang terjadi
Terhadap Penyakit Diabetes ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau tubuh tidak dapat
Mellitus secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. 12 Diabetes mellitus
Di Wilayah Kerja Puskesmas merupakan gangguan metabolisme metabolik karbohidrat, lemak, dan
Gedongtengen protein dimana mempengaruhi pengeluaran insulin, kerja insulin ataupun
keduanya2 yang ditandai dengan adanya hiperglikemia kronis baik kekebalan
tubuh-menengah (DM tipe 1), resistensi insulin (DM tipe 2), gestasional atau
lainnya seperti lingkungan, cacat genetik, infeksi, dan obat-obatan tertentu 4.

Diabetes dikenal sebagai silent killer, individu tidak menyadari adanya gejala
penyakit diabetes melitus pada awal perjalanan penyakitnya, tetapi individu
tersebut mulai merasakan gejala saat sudah terjadi komplikasi. 12 Ketika
penderita tidak dapat mencapai kadar glukosa darah normal atau hampir
normal setelah dilakukan terapi diet dan olahraga maka dilakukan intervensi
farmakologi yang seharusnya dipertimbangkan 6. Penggunaan insulin
merupakan pengobatan awal yang dilakukan untuk penderita DM tipe 1 dan
DM tipe 2 yang paling sering menggunakan terapi insulin untuk membantu
mempertahankan mengontrol glikemi.15

Menurut hasil (Rikesdas 2018) oleh Kemenkes menunjukkan bahwa


prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun
menurut provinsi tahun 2018 kejadian DM di Provinsi Jawa Tengah lebih
tinggi dengan presentase (2,1%) dibanding presentase kejadian DM di
Indonesia (2,0%). Prevalensi penderita DM di Indonesia berdasarkan
karakteristik usia tertinggi berada pada tentang usia 55 – 64 tahun (6,3%) dan
65 – 74 tahun (6,03%), jenis kelamin perempuan (1,8%) dan laki – laki (1,2%),
tingkat pendidikan tertinggi yaitu tamatan pendidikan setingkat D1/D2/D3/PT
(2,8%). DM merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia,
dimana toleransi glukosa terganggu sekitar 29,9% dan glukosa darah puasa
36,6%.18

Prevalensi penderita DM di Kota Yogyakarta berdasarkan Riskesdas tahun


2018 sebesar 4,79% atau 15.540 jiwa. 7 Target sasaran penderita DM di Kota
Yogyakarta yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar adalah
71% dari target prevalensi atau sejumlah 11.046 orang dan capaian tahun
2019 adalah 11.046 (100%). Membandingkan capaian tahun 2018 sebesar
7.467 orang dengan capaian tahun 2019, maka terjadi kenaikkan sekitar 32%.
Hal ini didukung dengan kegiatan di wilayah yang merupakan tindak lanjut
kegiatan Posbindu, dimana banyak penderita DM yang perlu ditindaklanjuti
untuk periksa rutin atau kontrol teratur serta perubahan prevalensi Riskesdas
sebagai dasar perhitungan sasaran.7

Diabetes yang paling umum dan telah meningkat bersamaan dengan


perubahan kultur dan sosial adalah DM tipe 2. Di beberapa Negara besar,
penderita DM mencakup 91% dengan klasifikasi DM tipe 2 dan telah
diperkirakan oleh IDF bahwa ada 193 juta penderita DM yang tidak
terdiagnosa oleh karena itu banyak yang beresiko mulai muncul komplikasi. 9
Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan kadar glukosa darah secara berkala
untuk skrinning dan diagnosis DM salah satunya pemeriksaan kadar glukosa
darah puasa (puasa selama kurang lebih 8 jam.

Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa
didalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur
dengan ketat didalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah
sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Diabetes melitus adalah penyakit
yang paling terlihat yang disebabkan dari gagalnya pengaturan glukosa darah.
Seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar glukosa darah
puasa ≥ 126 mg/dL atau kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL. 11

Kadar glukosa darah merupakan banyaknya glukosa didalam peredaran darah


manusia. Terjadinya peningkatan kadar glukosa darah puasa disebabkan oleh
kerusakan fungsi pankreas. Kejadian yang membuat kadar gula darah puasa
tinggi salah satunya dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang mengandung
gula tinggi.14 Banyak penderita DM tipe 2 tidak memahami dan menyadari
kalau kadar glukosa darahnya sudah tinggi. Hal ini disebabkan beberapa
faktor, diantaranya faktor yang dapat diubah adalah asupan makan terutama
karbohidrat, lemak dan protein, asupan obat, perilaku merokok, stress,
dukungan keluarga, aktivitas fisik serta tingkat pendidikan yang dapat
mempengaruhi pengetahuan penderita5 sedangkan faktor yang tidak dapat
diubah adalah usia, jenis kelamin dan faktor genetik. 1

Diabetes tipe 2 bisa terjadi pada setiap usia tetapi biasanya terjadi pada
orang dewasa, tapi sebagian anak – anak remaja dan dewasa muda bisa
menderita diabetes tipe 2 tetapi masih relatif jarang, namun jika mengalami
obesitas dan gaya hidup yang buruk maka akan memiliki peningkatan resiko
diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 pada usia muda, faktor risiko utama yang
dapat dimodifikasi yaitu obesitas dan gaya hidup, kebiasaan aspan gizi
berlebih dan rendahnya aktivitas fisik. Lalu, faktor risiko diabetes pada remaja
dan dewasa muda (18-30 tahun) yaitu stress kronis dan/atau depresi dan
gangguan tidur.3

Usia tua dapat mempengaruhi diabetes karena fungsi tubuh secara fisiologi
menurun dan terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga
kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi
kurang optimal dan jenis kelamin mempengaruhi kadar glukosa darah dimana
laki-laki beresiko terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan perempuan. 17
Perbedaan jenis kelamin ini tergantung dengan kombinasi psikologikal dan
kebiasaan pada tiap laki-laki maupun perempuan. Pendidikan merupakan hal
yang paling efektif dalam meningkatkan pengetahuan. Beberapa penelitian
menunjukkan pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan berdasarkan
teori klinis, gaya hidup, dan lingkungan yang positif. Kepatuhan pasien
diabetes dalam melakukan pengobatan diabetik, pola diet, aktivitas fisik
mempunyai efek besar dalam mengontrol diabetes.15

Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk sebuah


pribadi dan pola hidup seseorang. Dalam kasus di atas menunjukan bahwa
pemahaman pasien mengenai pengetahuan penyakit DM tipe 2 masih
kurang, perlu adanya peningkatan dalam hal sosialisasi ke pasien tentang
bagaimana pengertian dari penyakit DM tipe 2, tanda dan gejalanya, faktor
risiko, dan pengendalian penyakit DM. Pengetahuan pasien merupakan salah
satu target tujuan edukasi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran pasien dari segi kesehatan dan pola hidup sehat. Pengetahuan
sebagai dasar dari pengobatan dan pencegahan penyakit DM tipe 2. Selain
itu, pengetahuan dapat membantu pasien dalam menjalankan pengobatan
terapi, sehingga dapat menjadi faktor yang mendukung perbaikan kesehatan
bagi pasien DM tipe 2.

PERMASALAHAN
Bagaimana tingkat pengetahuan kader Posbindu di wilayah kerja Puskesmas
Gedongtengen terhadap penyakit diabetes melitus?

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode
accidental sampling.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober – 29 Oktober 2022 di
Aula Puskesmas Gedongtengen dan Balai RW Notoyudan Gedongtengen.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek elemen atau obyek yang diteliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua kader posbindu di wilayah kerja Puskesmas
Gedongtengen yang hadir saat penyuluhan sebanyak 42 kader posbindu.
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu yang
dianggap mewakili populasinya. Sampel pada penelitian ini adalah para kader
posbindu yang hadir dalam kegiatan penyuluhan tentang penyakit Diabetes
Mellitus (DM) ke Aula Puskesmas Gedongtengen dan Balai RW Notoyudan
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Seluruh kader wilayah kerja Puskesmas Gedongtengen dari segala usia.
2. Seluruh kader yang datang dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit Diabetes Mellitus (DM).
3. Para kader yang bersedia menjadi sampel dalam penelitian.
Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Para kader yang tidak dapat membaca dan berkomunikasi dengan
baik.
2. Para kader yang tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian
ini.

Alur Penelitian
1. Populasi penelitian
2. Sampel penelitian
3. Pengumpulan data kuisoner pre-test
4. Penyuluhan mengenai dm
5. Pengumpulan data kuisoner post-test dan pembagian
buku saku
6. Analisis dan olah data
7. Pelaporan hasil

Metode Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan berupa data primer melalui kuisoner pada seluruh
Kader Posbindu yang hadir pada penyuluhan mengenai penyakit Diabetes
Mellitus di Puskesmas Gedongtengen. Sampel data primer diambil dengan
menggunakan metode accidental sampling sejumlah 42 responden.
Cara Analisis
Peneliti menganalisis data yang telah diolah menggunakan analisis univariat.
Analisis univariat merupakan analisis yang digunakan untuk menganalisis tiap
satu variabel saja.
Hasil data pengukuran tingkat pengetahuan responden dianalisi secara
deskriptif. Metode statistik yang digunakan adalah teknik perhitungan
persentase. Rumus pengukuran pengetahuan :

X
P= x 100%
n
Keterangan :
P : presentase
X : jawaban benar
N : jumlah seluruh item soal
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka pengetahuan responden
tersebut dapat di kategorikan dalam tiga kategori yaitu :
Dikatakan baik jika nilai yang diperoleh diatas 76%-100% , cukup jika nilai
56%-75% , dan dikatakan kurang jika nilai di bawah < 56% - 0%.

RINGKASAN PELAKSANAAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
Nama Kegiatan : Presentasi miniproject dengan judul “Tingkat Pengetahuan
Kader Posbindu Terhadap Penyakit Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gedongtengen”
- Tanggal/Waktu Kegiatan : Sabtu, 5 November 2022 / 11.30 WIB – selesai
- Tempat Kegiatan : Aula Puskesmas Gedongtengen
- Yang Hadir : Dokter Pembimbing Puskesmas dan Dokter Internship
Tahap Persiapan Pelaksanaan
1. Dokter Internship bersama dengan pemegang program Penyakit Tidak
Menular Puskesmas Gedongtengen menyusun rencana Penyuluhan
Diabetes Mellitus di Aula Puskesmas Gedongtengen dan Balai RW.
2. Dokter Internship bersama dengan pemegang program Penyakit Tidak
Menular Puskesmas Gedongtengen berkoordinasi dengan para kader
wilayah kerja Puskesmas.
3. Dokter Internship mempersiapkan materi-materi penyuluhan yang akan
disampaikan kepada para kader dalam bentuk paparan dan buku saku.
4. Dokter Internship dan pemegang program Penyakit Tidak Menular
Puskesmas Gedongtengen menentukan waktu dan tempat pelaksanaan
penyuluhan tentang Diabetes Mellitus (DM) kepada para kader wilayah
kerja Puskesmas Gedongtengen.
5. Menginformasikan kepada para kader mengenai waktu dan tempat
kegiatan penyuluhan tentang Diabetes Mellitus (DM) kepada para kader.
Tahap Perencanaan Pelaksanaan
1. Penyuluhan Diabetes Mellitus (DM) kepada para kader di Puskesmas
Gedongtengen akan dilaksanakan selama 2 hari pada waktu yang telah
disepakati, bertempat di Aula Puskesmas Gedongtengen dan Balai RW
Notoyudan.
2. Melakukan persiapan penyampaian materi melalui presentasi power
point.
3. Membagikan buku saku berisi topik tentang Diabetes Mellitus (DM)
kepada seluruh kader yang hadir.
4. Memberikan presentasi materi yang berhubungan dengan Diabetes
Mellitus (DM).
5. Memberikan kesempatan kepada seluruh kader yang hadir untuk
bertanya seputar materi dalam waktu 30 menit mengenai materi yang
disampaikan oleh Dokter Internship dan mengisi kuisoner untuk
mengetahui pemahaman para kader tentang penyakit DM.

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data dimana pengambilan data dilakukan dengan cara
mengumpulkan informasi dari responden melalui pemaparan materi dengan
penyuluhan media power point mengenai penyakit diabetes mellitus dan
pengisian kuisoner kepada seluruh kader posbindu yang hadir di tempat
penelitian. Kuisoner terdiri dari 10 poin pertanyaan yang meliputi
pengetahuan umum mengenai penyakit diabetes mellitus.

Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober - 29 Oktober 2022 di
Puskesmas Gedongtengen. Jumlah sampel atau responden yang diperoleh
sebanyak 42 responden. Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan
pengukuran menggunakan kuisoner pre-test dan post-test yang diisi langsung
oleh responden.
MONITORING DAN EVALUASI
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober - 29 Oktober 2022 di
Puskesmas Gedongtengen. Jumlah sampel atau responden yang diperoleh
sebanyak 42 responden. Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan
pengukuran menggunakan kuisoner pre-test dan post-test yang diisi langsung
oleh responden.

Pengetahuan adalah hasil dari rasa ingin tahu kemudian mencari tahu
kebenaran dan menjadikannya sebagai pengalaman. Dari pengalaman,
seorang dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga
pengetahuan merupakan faktor yang penting dalam tindakan seseorang.
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah semua hal yang diketahui oleh
responden terkait penyakit diabetes mellitus. Penelitian ini melibatkan 42
responden yang merupakan kader Posbindu wilayah kerja Puskesmas
Gedongtengen.

Berdasarkan hasil, didapatkan sebagian besar responden (76 %) memiliki


tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus yang baik pada pre-test
(sebelum menerima materi penyuluhan) sedangkan 19 % memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup dan hanya 2% yang memiliki tingkat pengetahuan
yang kurang.

Berdasarkan hasil jawaban kuisoner post-test, sebagian besar responden (79


%) memiliki tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus yang baik setelah
mendapatkan penyuluhan atau mengalami peningkatan sebesar 3 % pada
kategori tingkat pengetahuan baik. Sebanyak 21 % memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup dan tidak didapatkan responden yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang.
Berdasarkan hasil penilaian tingkat kesalahan pada pengisian kuisoner
penyakit diabetes melitus, dapat disimpulkan pada tingkat kesalahan dalam
menjawab kuisoner pre-test pada kader posbindu sebanyak 1 soal untuk
pengetahuan umum DM, 22 soal untuk faktor risiko DM dan 37 soal pola
hidup DM. sedangkan pada tingkat kesalahan dalam menjawab kuisoner
post-test sebanyak 2 soal untuk pengetahuan umum DM, 21 soal untuk faktor
risiko DM, dan 36 soal untuk pola hidup DM. Dari hasil diatas dapat
disimpulkan bahwa jumlah soal salah pada kuisoner terbanyak terdapat pada
indikator pola hidup diabetes mellitus.

PEMBAHASAN
Upaya peningkatan pemahaman masyarakat tentang penyakit diabetes
mellitus dapat dilakukan dengan berbagai upaya yang salah satunya adalah
pemberian penyuluhan. Efektivitas pemberian penyuluhan salah satunya
dapat diukur berdasarkan peningkatan pengetahuan dari peserta
penyuluhan. Dalam miniproject ini, dilakukan pengukuran tingkat
pengetahuan responden dengan alat ukur kuisoner yang diberikan sebelum
dan sesudah pemberian penyuluhan untuk dapat dibandingkan hasilnya.

Berdasarkan hasil yang telah dianalisis, terdapat peningkatan pada tingkat


responden tentang penyakit diabetes mellitus. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pemberian penyuluhan memiliki peran yang baik dalam peningkatan
pengetahuan responden. Berdasarkan data ini, dapat disimpulkan bahwa
pemberian penyuluhan dapat memberikan dampak positif pada peningkatan
pengetahuan dan pemahaman responden.
Berdasarkan hasil tingkat kesalahan dalam menjawab pertanyaan kuisoner
sebanyak 36 soal mengenai pola makan dan pola hidup diabetes melitus.
Yang disimpulkan masih adanya kekurangpahaman dalam pola hidup dan
makan penyakit diabetes melitus. Oleh sebab itu dengan adanya penyuluhan
rutin dan pembagian buku saku dm dapat memberikan dampak positif
khususnya dalam pencegahan dan penanggulangan diabetes melitus baik di
masyarakat maupun di keluarga.
Berdasarkan hal tersebut dapat diusulkan bagi petugas kesehatan di
puskesmas untuk dapat mengadakan kegiatan penyuluhan rutin dengan
sasaran kegiatan yang diperluas agar program promotif dan preventif dalam
penanggulangan diabetes mellitus dapat berdampak baik.
Kesimpulan
1. Tingkat pengetahuan responden terhadap penyakit diabetes mellitus
sebelum diberikannya penyuluhan mengenai penyakit diabetes mellitus
adalah 76% kategori baik, 19% kategori cukup, dan 5% kategori kurang.
2. Tingkat pengetahuan responden terhadap penyakit diabetes mellitus
setelah diberikannya penyuluhan mengenai penyakit diabetes mellitus
adalah 79% kategori baik, 21% kategori cukup, dan 0% kategori kurang.
3. Secara keseluruhan didapatkan tingkat pengetahuan responden setelah
diadakan penyuluhan mayoritas responden mengalami peningkatan
tingkat pengetahuan mengenai penyakit diabetes mellitus.
4. Terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai pre-test dan post-test
tingkat pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus.
Saran
1. Bagi Kader Posbindu
Mini project ini diharapkan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai penyakit diabetes mellitus sehingga kader
posbindu dapat menularkan ilmunya kepada masyarakat dan turut serta
membantu upaya promotif dan preventif terhadap penanggulangan
penyakit diabetes mellitus.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan penyuluhan mengenai penyakit diabetes mellitus dapat
dijadikan program rutin dan dapat diberikan kepada kader-kader
kesehatan puskesmas agar dapat lebih banyak mencakup masyarakat di
wilayah kerja puskesmas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan dan melanjutkan penelitian ini
lebih mendalam dengan variable yang berbeda yang belum terdapat dalam
penelitian ini ataupun dengan metode yang berbeda sehingga dapat
diketahui faktor lain yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan di
Puskesmas.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (UKBM)


Selasa, 14 – 06 - Upaya Kesehatan LATAR BELAKANG
2022 Bersumberdaya Masyarakat Balita adalah anak yang berumur di bawah lima tahun, tidak termasuk bayi
(UBKM) Pemantauan karena bayi mempunyai karakter makan yang khusus (Irianto, 2009).
Pertumbuhan dan Peraturan Menteri Kesehatan mendefinisikan anak balita adalah anak umur
Perkembangan Balita 12 sampai dengan 59 bulan. Pada umur tersebut anak berada pada periode
Posyandu Cengkeh 19, tumbuh kembang manusia yang disebut dengan the golden age. Berdasarkan
Sutodirjan RW 019, beberapa penelitian menyebutkan bahwa the golden age terdapat pada masa
Pringgokusuman konsepsi, yaitu sejak manusia masih dalam rahim ibu hingga beberapa tahun
pertama kelahirannya yang diistilahkan dengan usia dini. Setelah anak
berumur 24 bulan, tidak ada lagi pertambahan sel-sel neuron baru seperti
yang terjadi pada umur sebelumnya, tetapi pematangannya masih
berlangsung sampai anak berusia empat atau lima tahun (Uce, 2017).
Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan
kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan
tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap
keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila
ditemukan ada penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang balita sebagai tindakan koreksi dengan memanfaatkan
plastisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau
penyimpangannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka
rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.
Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam
bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota
keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi,
lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional
(kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh
kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal.
lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional,
sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal.

IDENTITAS BAYI/ANAK/KELOMPOK SASARAN

Nama Usia TB BB Lila Lika SDIDTK


(bln)
An.AA 42 105 14.9 16 49 Sesuai
An.APS 8 67.5 6.7 13 41 Sesuai
An.DMP 25 83 9.7 13 46 Sesuai
An.GA 33 132 9.8 15 48 Sesuai
An.HANF 58 103 15.7 16 51 sesuai
An.LA 16 74.5 8.2 13 44 sesuai
An.MAA 32 86 9.8 16 47 sesuai
An.MC 26 88 11.2 14 48 sesuai
An.NAP 30 87 10.8 16 48 sesuai
An.NA 31 89 10.2 14 46 sesuai
An.RO 44 93 13.1 16 47 sesuai
An.VKW 6 68.5 9.9 17 43 meraguka
n
An.WP 12 73 8.3 15 46 sesuai
An.AAF 12 108 8.2 16 49 sesuai

PELAKSANAAN
Judul Kegiatan : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UBKM)
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Posyandu Cengkeh
19, Sutodirjan RW 019, Pringgokusuman
Tempat Kegiatan : Posyandu Cengkeh 19 Pringgokusuman
Tanggal/ Waktu Kegiatan : Selasa, 14 Juni 2022 / 11.00 - selesai
Sasaran : Balita dibawah 0-5 tahun
Petugas kesehatan Puskesmas bekerjasama dengan kader kesehatan
melakukan kegiatan bersama dalam pelayanan pemantauan dan
pertumbuhan anak dan balita di Posyandu Cengkeh 19 , Sutodirjan RW 019,
Pringgokusuman
1. Meja 1 pendaftaran/ registrasi
2. Meja 2 penimbangan dan pengukuran TB/BB
3. Meja 3 Pencatatan hasil pengukuran
4. Meja 4 penyuluhan dan monitoring tumbuh kembang dan gizi anak
yang disesuaikan dengan usia anak yang datang
5. Meja 5 pelayanan kesehatan dan edukasi
Apabila ditemukan adanya masalah dalam tumbuh kembang balita dan gizi
balita, maka orang tua diminta untuk datang ke Puskesmas untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut

Jumat, 17 – 06 – Upaya Kesehatan LATAR BELAKANG


2022 Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) Pemantauan Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam
Pertumbuhan dan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun
Perkembangan Balita pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai
Posyandu Pringgokusuman anak berusia 2 tahun merupakan periode yang sangat penting dalam
RW 001, Pringgokusuman pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini merupakan kesempatan
emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negatif. Nutrisi
yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar,
dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk
tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat
berkontribusi lebih baik dalam masyarakat.

Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan


kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan
tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap
keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila
ditemukan ada penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang balita sebagai tindakan koreksi dengan memanfaatkan
plastisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau
penyimpangannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka
rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.

Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh


kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam
bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota
keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi,
lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional
(kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh
kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal.
Lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional,
sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal

IDENTITAS BAYI/ANAK/KELOMPOK SASARAN

Nama Usia TB BB Lila Lika SDIDTK


(bln)
An.AF 19 80 9,4 14 46.5 Sesuai
An.AS 59 113 19,8 18,5 51 sesuai
An.AZ 53 89 11 14 47,5 sesuai
An.AYA 27 86,1 11 15 48 sesuai
An.ARB 55 102 17 17,5 50,5 sesuai
An.AB 36 90,6 13,6 16 49,5 sesuai
An.CJE 59 100 14,8 15,5 49,5 Sesuai
An.CE 36 87,1 11 14 48 Sesuai
An.DJ 34 94,5 16,8 19 51 Sesuai
An.DAP 20 77 8,8 12 44,5 Sesuai
An.FA 35 93 12,6 14 49 Sesuai
An.GN 15 76 8,8 14 48 Sesuai
An.JL 39 90 10,7 13,5 46,5 Sesuai
An.JS 47 100 17,6 18,5 51 Sesuai
An.KR 55 98 14,8 16 51 Sesuai
An.KDP 24 88 13,3 16 48 Sesuai
An.KMA 5 67 7,2 15 44 Sesuai
An.MFA 50 95,1 12,4 14,5 50 Sesuai
An.NB 24 83 12,7 17 48 Sesuai
An.NAR 50 95,5 12,6 15 95,5 Sesuai
An.RSZ 28 87 11 14 47 Sesuai
An.RSH 36 97 14,8 17,5 48,5 Sesuai
An.SA 54 106 20,7 20,5 49 Sesuai
An.ME 39 88,5 11,5 15 48 Sesuai
An. L 24 81 9,8 14 48 Sesuai
An. EMC 6 67 7,2 14,5 42 Sesuai
An.EI 36 93,1 15 17 49,5 Sesuai

PELAKSANAAN
Judul Kegiatan : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Posyandu
Pringgokusuman RW 001, Pringgokusuman
Tempat Kegiatan : Posyandu Pringgokusuman RW 001
Tanggal/ Waktu Kegiatan : Jumat, 17 Juni 2022 / 11.00 WIB – selesai WIB
Sasaran : Balita dibawah 0-5 tahun
Petugas kesehatan Puskesmas bekerjasama dengan kader kesehatan
melakukan kegiatan bersama dalam pelayanan pemantauan dan
pertumbuhan anak dan balita di Posyandu Pringgokusuman RW 001
1. Meja 1 pendaftaran/ registrasi
2. Meja 2 penimbangan dan pengukuran TB/BB
3. Meja 3 Pencatatan hasil pengukuran
4. Meja 4 penyuluhan dan monitoring tumbuh kembang dan gizi anak
yang disesuaikan dengan usia anak yang datang
5. Meja 5 pelayanan kesehatan dan edukasi
Apabila ditemukan adanya masalah dalam tumbuh kembang balita dan gizi
balita, maka orang tua diminta untuk datang ke Puskesmas untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.

Jumat, Upaya Kesehatan LATAR BELAKANG


10 – 06 - 2022 Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) Pemantauan Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Pertumbuhan dan Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
Perkembangan SDIDTK Balita bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
RW 10 Gandekan Lor memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Posyandu
mempunyai peran meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Kemenkes, 2012)

Posyandu sebagai wadah pemberdayaan masyarakat sangat tergantung dari


peran serta aktif masyarakat. Sebagai penunjang tumbuh dan
berkemabangnya posyandu, peran kader sangat penting karena kader
bertanggung jawab dalam pelaksanaan program Posyandu. Salah satu peran
kader kesehatan dalam kegiatan posyandu adalah pemantauan status gizi
bayi atau BALITA (Bawah Lima Tahun) secara dini dengan jelas. Hal ini secara
langsung akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program Posyandu
khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita.

IDENTITAS BAYI/ANAK/KELOMPOK SASARAN


Nama Usia TB BB Lila Lika SDIDTK
An.AD 2th 90 11,2 15 50 Sesuai
An.ARS 4th 99 15,3 19 48 sesuai
An.BJN 3th 88 11,3 16 47 sesuai
An.B 3th 91 10,4 16 45 sesuai
An.BA 3th 92 13,2 15 49 sesuai
An.CKD 3th 98 15,4 18 50 sesuai
An.GEN 4th 103 14,4 15 50 sesuai
An.R 1th 68 8,1 14 46 sesuai
An.RSM 2th 90 10,8 14 49 sesuai
An.RAA 5th 110 23,1 20 54 sesuai

PELAKSANAAN

Judul Kegiatan : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan SDIDTK Balita RW 10
Gandekan Lor
Tempat Kegiatan : Balai Gandekan Lor RW 10
Tanggal/ Waktu Kegiatan : Jumat , 10 Juni 2022 / 10.30 WIB - selesai
Sasaran : Balita dibawah 0-5 tahun
Petugas kesehatan Puskesmas bekerjasama dengan kader kesehatan
melakukan kegiatan bersama dalam pelayanan pemantauan dan
pertumbuhan anak dan balita di Balai Gandekan Lor RW 10 Pringgokusuman
1. Meja 1 pendaftaran/ registrasi
2. Meja 2 penimbangan dan pengukuran TB/BB
3. Meja 3 Pencatatan hasil pengukuran
4. Meja 4 penyuluhan dan monitoring tumbuh kembang dan gizi anak yang
disesuaikan dengan usia anak yang datang
5. Meja 5 pelayanan kesehatan dan edukasi
Apabila ditemukan adanya masalah dalam tumbuh kembang balita dan gizi
balita, maka orang tua diminta untuk datang ke Puskesmas untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut

Sabtu, Upaya Kesehatan LATAR BELAKANG


20 Agustus Bersumberdaya Masyarakat
2022 (UKBM Baru) Pada Program Program Indonesia Sehat yang merupakan program prioritas Kementerian
Indonesia Sehat dengan Kesehatan, adalah salah satu program Nawa Cita ke 5 yang meningkatkan
Pendekatan Keluarga (PISPK) kualitas hidup manusia Indonesia. Dan dilaksanakan oleh Puskesmas dengan
Wilayah Pringgokusuman RT mengintegrasikan pelaksanaan program melalui pendekatan 6 komponen
020 / RW 005 utama dalam penguatan sistem kesehatan (six building blocks), yaitu
penguatan upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan,
sistem informasi kesehatan, akses terhadap ketersediaan obat esensial,
pembiayaan dan kepemimpinan atau pemerintah (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2017). Upaya pencapaian pembangunan kesehatan
dalam program Indonesia sehat dilaksanakan dengan potensi baik dari
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten atau kota, maupun masyarakat.
Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat yaitu
keluarga (Data dan Informasi Kesehatan, 2017).
Permasalahan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan dengan cara efektif
yaitu pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara
puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau
meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga
terdiri atas 4 prioritas yang meliputi : Penurunan angka kematian ibu dan
bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan
penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular. Prioritas
tersebut dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative oleh tenaga kesehatan
(Data dan Informasi Kesehatan, 2017).
PELAKSANAAN KEGIATAN

Judul Kegiatan : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM


Baru) Pada Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK)
Wilayah Pringgokusuman RT 020 / RW 005
- Tanggal/ Waktu kegiatan : Sabtu, 20 Agustus 2022 / 09.00 WIB – 11.00
WIB
- Tempat : RT 20 RW 05 , Pringgokusuman
- Sasaran : 21 KK
- Petugas Puskesmas yang bertugas berjumlah 7 orang
- Dari 7 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
- Kunjungan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak hanya
melakukan pendataan tetapi juga melakukan intervensi awal berupa
penyuluhan kepada setiap keluarga yang masih memiliki masalah
- Intervensi lanjut dilakukan oleh puskesmas berdasarkan pencapaian 12
indikator yang paling rendah.

HASIL INTERVENSI AWAL :


- Jumlah keluarga yang dikunjungi sebanyak 21 KK
- Jumlah warga yang ditensi : 19 orang
- TD > 130/90 : 5 orang
- Riwayat Hipertensi : 10 orang
- DM : 1 orang (konsumsi obat rutin)
- TB : tidak ada
- Stroke : tidak ada
- Jantung : tidak ada
- Perempuan usia subur dengan KB : 3 orang
- Perempuan usia subur tidak KB : 1 orang
- Ibu hamil : 1 orang
- Balita : 1 orang
- Merokok : 9 orang
- Tidak ada jaminan/BPJS : tidak ada
- ODGJ : tidak ada
- Air jernih dan jamban : Ada semua

HASIL INTERVENSI LANJUTAN


Tanggal Intervensi Lanjut : Jumat 26 Agustus 2022 / Pukul 11.00 WIB -
selesai
- Melakukan pengecekan terhadap cara penyimpanan dan konsumsi obat
(Soemiyanto, Wahyu, Koetiyanto, Heriyadi, Supariyah, Dwi Anggit, Ambar,
Anna, Bernadetha, Mardilah) bahwa cara penyimpanan dan konsumsi obat
telah benar
- Melakukan pengecekan tekanan darah ulang terhadap (Soemiyanto,
Wahyu, Koetiyanto, Heriyadi, Supariyah, Dwi Anggit, Ambar, Anna,
Bernadetha, Mardilah) yang memiliki tekanan darah tinggi
- Melakukan edukasi terhadap (Soemiyanto, Wahyu, Koetiyanto, Heriyadi,
Supariyah, Dwi Anggit, Ambar, Anna, Bernadetha, Mardilah) untuk rutin
kontrol periksa ke fasyankes dan minum obat secara teratur
- Melakukan pendataan ulang dan edukasi ulang sesuai kondisi
(Soemiyanto, Wahyu, Koetiyanto, Heriyadi, Supariyah, Dwi Anggit, Ambar,
Anna, Bernadetha, Mardilah) agar tekanan darah tetap stabil

KESIMPULAN / SARAN :
- Harus selalu dilakukan edukasi yang rutin kepada (Soemiyanto, Wahyu,
Koetiyanto, Heriyadi, Supariyah, Dwi Anggit, Ambar, Anna, Bernadetha,
Mardilah) terkait pemeriksaan rutin ke fasyankes dan kontrol tekanan
darah secara rutin
- Memberikan saran adanya dukungan dan support setiap saat dari pihak
keluarga

Anda mungkin juga menyukai