Anda di halaman 1dari 133

BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Pemberdayaan Masyaratkat (1)


Tanggal Kegiatan 09 Juni 2022
Jenis UKMB UKMB Lama
Judul Laporan Kegiatan Posyandu Lansia
Latar Belakang Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat
usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah di sepakati, yang di
gerakan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan sehingga disebut pelayanan kesehatan bersumber daya
masyarakat. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan
pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan
peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial
dalam penyelenggaranya.
Penurunan fungsi anatomi dan fisiologis tubuh lansia berdampak
pada penurunan kekebalan tubuh dalam menangkal segala jenis penyakit
dan munculnya penyakit degeneratif akibat residu kumulatif. Prevalensi
penyakit tidak menular pada lansia yang kian meningkat akan berdampak
terhadap menurunnya fungsi kognitif dan membutuhkan biaya pengobatan
yang cukup tinggi.
Peningkatan derajat kesehatan lansia dibutuhkan sebagai upaya
menangani kondisi kesehatan lansia yang tidak prima dibandingkan
penduduk usia produktif. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan
kesehatan lansia di masyarakat yang mendukung active ageing di
Indonesia adalah Posyandu Lansia. Posyandu Lansia merupakan salah
satu wadah dalam mengupayakan lansia sebagai sasaran utama dan pra-
lansia sebagai sasaran pencegahan di Indonesia untuk dapat menjalani
masa tua dengan sehat dan produktif yang bersumberdaya masyarakat
(UKBM), dengan fokus pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif.
Guna mewujudkan pelayanan kesehatan pada masyarakat lanjut
usia yang optimal, Puskesmas Lut Tawar berupaya untuk meningkatkan
keikutsertaan kegiatan posyandu lansia pada setiap kelurahan yang
termasuk dalam cakupannya di seluruh kecamatan Lut Tawar. Hal ini
tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan
di Era Pandemi Covid-19 ini.
Waktu : 09 Juni 2022
Tempat : Desa Kuteni Reje
Jumlah Peserta : 21 Lansia
Tujuan :
1. Meningkatkan kemampuan serta peran masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan lansia secara optimal
2. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia
Metode:
1. Pendaftaran
2. Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah oleh
kader
3. Melakukan anamnesis dan melakukan analisis hasil pemeriksaan
tekanan darah, serta analisis Index Massa Tubuh (IMT)
4. Menulis resep terapi pada lansia yang memiliki keluhan atau
Gambaran Pelaksanaan membutuhkan pengobatan
5. Menyampaikan hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang jika dilakukan
6. Menyampaikan hasil diagnosis, dan rencana terapi serta
memberikan edukasi singkat tentang pola hidup dan pola makan
pada lansia untuk pencegahan dan pengendalian penyakit
Monitoring dan Evaluasi:
1. Secara keseluruhan kegiatan sudah berjalan dengan baik dengan
menjalankan protokol kesehatan, namun banyak lansia di desa
tersebut tidak hadir
2. Meminta bantuan kepada tokoh masyarakat atau Geucik dan para
kader untuk membantu menggerakkan warganya yang berusia
>60 tahun untuk datang ke posyandu lansia.
3. Perlu dilakuakan pemantauan terhadap peserta yang tidak hadir
saat posyandu
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023
Pelayanan Promosi Kesehatan

Pemberdayaan Masyaratkat (2)


Tanggal Kegiatan 22-06-2022
Jenis UKMB Lama
Judul Laporan Kegiatan POSBINDU PTM
Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang
seringkali tidak terdeteksi karena tidak bergejala dan tidak ada keluhan.
Biasanya ditemukan dalam tahap lanjut sehingga sulit disembuhkan dan
berakhir dengan kecacatan atau kematian dini. Keadaan ini menimbulkan
beban pembiayaan yang besar bagi penderita, keluarga dan negara.PTM
ini dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko, yaitu merokok,
kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat, dan konsumsi alkohol.
Peningkatan kesadaran, dan kepedulian masyarakat terhadap faktor risiko
PTM sangat penting dalam pengendalian PTM.

Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) PTM adalah peran serta


masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring
terhadap faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan
secara terpadu, rutin, dan periodik. Pelaksanaan tindak lanjutnya dalam
bentuk konseling dan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Upaya pengembangan program POSBINDU PTM sedang gencar
dilakukan, dan harapan ke depan POSBINDU PTM dapat dijadikan
“kendaraan program” pengendalian penyakit tidak menular di masyarakat.
Agar upaya ini dapat berjalan dengan baik, benar, dan tepat sasaran perlu
disusun satu pedoman untuk melaksanakannya sehingga POSBINDU
PTM mampu mengendalikanfaktor risiko PTM.

Indonesia mengalami peningkatan beban akibat PTM. Hasil Riset


Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan menunjukkan
prevalensi PTM mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas
2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus,
dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dari 1,4% (Riskesdas 2013)
menjadi 1,8%; prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan
penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan
pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%;
dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi
34,1%. Kenaikan prevalensi PTM ini berhubungan dengan pola hidup,
antara lain merokok, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.

Pada usia diatas 15 tahun banyak yang belum peduli dengan


kesehatannya terutama yang mempunyai riwayat keturunan penyakit tidak
menular. Banyak dari orang berusia 15 tahun keatas yang mempunyai
faktor resiko terjadinya PTM, sehingga perlu pemantauan sejak masih
dini, dengan tujuan angka kejadian PTM dapat dikendalikan.
Gambaran Pelaksanaan Waktu : 22 Juni 2022
Tempat : Toeren
Jumlah Peserta : 32 Lansia
Kegiatan POSBINDU PTM di Kecamatan Toeren dilakukan pelaksanaan
sebagai berikut:
1. Pendaftaran
2. Skrining suhu tubuh (suhu tubuh yang diperkenankan ≤ 37,5▫C) dan
melaksanakan prokes 3M dengan baik
3. Peserta diukur Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Perut, Tekanan
darah dan Gula Darah Acak lalu dituliskan di rekam medis masing-
masing pasien
4. Melakukan anamnesis kepada peserta, melakukan analisis hasil
pemeriksaan Tekanan darah, Gula Darah serta analisis Index Massa
Tubuh.
5. Memberikan edukasi dan arahan kepada peserta apabila terdapat
hasil pemeriksaan yang abnormal, maka peserta akan diarahkan
untuk rujukan internal dari posbindu ke puskesmas untuk
tatalaksana lebih lanjut.
6. Peserta pulang

Monitoring dan Evaluasi:


Secara keseluruhan, kegiatan sudah berjalan dengan baik dengan
menjalankan protokol kesehatan. Namun masih terdapat beberapa
kekurangan yaitu masih banyak peserta yang tidak hadir dikarenakan
sedang bekerja di sawah dan danau serta tidak ada kemauan untuk datang.
Saran yang dapat diberikan yaitu, kader lebih proaktif dalam memberikan
informasi terkait jadwal pelaksanaan posbindu, serta meminta bantuan
Geucik untuk membantu menggerakkan warganya yang berusia 15 – 59
tahun untuk datang ke posbindu PTM untuk dilakukan pemeriksaan.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Advokasi (Keluarga A Kujungan 1)


Tanggal Kegiatan 21-07-2022
Nama Keluarga Keluarga Tn. MA (70 tahun) Aggota Keluarga 4 orang
Judul Laporan Kegiatan Advokasi Laporan IKS Pra Sehat
Latar Belakang Indeks Keluarga Sehat (IKS) adalah perhitungan kedua belas
indikator keluarga sehat dari setiap keluarga yang besarnya berkisar
antara 0 sampai dengan 1. Keluarga yang tergolong dalam keluarga
sehat adalah keluarga dengan IKS > 0,8. Capaian IKS masih tergolong
rendah untuk beberapa daerah di Indonesia, hasil perhitungan IKS dari
9 provinsi sasaran awal yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan.
Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
dalam gedung, tapi juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga
di wilayah kerjanya. Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan
satuan (unit) terkecil dari masyarakat, terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
Aktivitas promosi kesehatan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari program pemerintah. Petugas promosi kesehatan dapat
menjadi elemen penting dari kampanye gerakan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena petugas promosi
kesehatan merupakan sosok yang berinteraksi langsung di tingkatan
masyarakat serta mengetahui kondisi di lapangan sebagai bagian dari
institusi puskesmas.Promosi.
Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta
mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. Tujuan dari promosi kesehatan adalah
meningkatknya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat individu, keluarga
dan masyarakat serta berperan aktif dalam setiap gerakan kesehatan
masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara
lintas program, lintas sektor, swasta dan masyarakat.

Data Keluarga Binaan


Nama Keluarga : Tn. MA
Jumlah Anggota : 4 Orang
Alamat : Hakim Bale Bujang

Alur Pelaksanaan:
- Melakukan kunjungan rumah binaan
- Menilai dengan indeks keluarga sehat, dengan menggunakan
kuisioner IKS dilanjutkan dengan penghitungan poin.
- Pada keluarga ini didapatkan poin 0,75 yaitu Rumah Pra
Sehat disebabkan masih ada anggota keluarga yang tidak
Gambaran Pelaksanaan menggunakan kontrasepsi, masih merokok aktif, memiliki
riwayat hipertensi yang tidak terkontrol.
- Melakukan sosialisasi terhadap indikator keluarga sehat dan
prilaku hidup bersih dan sehat sebagai upaya keluarga tersebut
untuk meningkatkan indeks keluarga menjadi keluarga sehat.
- Menyusun planning evaluasi untuk kunjungan berikutnya.

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan terkendali, anggota keluarga
kooperatif saat dilaksanakan kunjungan. Dikarenakan keluarga ini
masih tergolong keluarga pra-sehat perlu dilakukan binaan untuk
meningkatkan indeks keluarga sehat keluarga ini.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Advokasi (Keluarga A Kujungan 2)


Tanggal Kegiatan 21-07-2022
Nama Keluarga Keluarga Tn. MA (70 tahun) Aggota Keluarga 4 orang
Judul Laporan Kegiatan Advokasi Laporan IKS Pra Sehat
Data Keluarga Binaan
Nama Keluarga : Tn. MA
Jumlah Anggota : 4 Orang
Alamat : Hakim Bale Bujang

Alur Pelaksanaan:
- Melakukan kunjungan rumah binaan
- Menilai dengan indeks keluarga sehat, dengan menggunakan
kuisioner IKS dilanjutkan dengan penghitungan poin.
- Pada keluarga ini di kunjungan ke dua didapatkan poin 0,83
yaitu Rumah Sehat. Anggota keluarga yang tidak
menggunakan kontrasepsi masih ada, masih merokok aktif,
Gambaran Pelaksanaan
namun anggota keluarga yang memiliki riwayat hipertensi
sudah terkontrol.
- Melakukan sosialisasi terhadap indikator keluarga sehat dan
prilaku hidup bersih dan sehat guna pembertahankan Indeks
Keluarga Sehat (IKS), serta diharapkan terjadi peningkatan.

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan terkendali, anggota keluarga
kooperatif saat dilaksanakan kunjungan. Dikarenakan keluarga ini
sudah tergolong keluarga sehat perlu dilakukan binaan untuk
mempertahankan serta meningkatkan indeks keluarga sehat keluarga
binaan ini.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Advokasi (Keluarga B Kujungan 1)


Tanggal Kegiatan 21-07-2022
Nama Keluarga Keluarga Tn. N (63 tahun) Aggota Keluarga 3 Orang
Judul Laporan Kegiatan Advokasi Laporan IKS Pra Sehat
Data Keluarga Binaan
Nama Keluarga : Tn. N
Jumlah Anggota : 3 Orang
Alamat : Takengon Timur

Alur Pelaksanaan:
- Melakukan kunjungan rumah binaan
- Menilai dengan indeks keluarga sehat, dengan menggunakan
kuisioner IKS dilanjutkan dengan penghitungan poin.
- Pada keluarga ini didapatkan poin 0,75 yaitu Rumah Pra
Sehat disebabkan masih ada anggota keluarga masih ada
anggota keluarga yang merokok, hipertensi tidak terkontrol
Gambaran Pelaksanaan
dan tidak melakukan pengobatan TB secara teratur.
- Melakukan sosialisasi terhadap indikator keluarga sehat dan
prilaku hidup bersih dan sehat sebagai upaya keluarga tersebut
untuk meningkatkan indeks keluarga menjadi keluarga sehat.
- Menyusun planning untuk evaluasi untuk kunjungan
berikutnya.

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan terkendali, anggota keluarga
kooperatif saat dilaksanakan kunjungan. Dikarenakan keluarga ini
masih tergolong keluarga pra-sehat perlu dilakukan binaan untuk
meningkatkan indeks keluarga sehat keluarga ini.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Advokasi (Keluarga B Kujungan 2)


Tanggal Kegiatan 21-09-2022
Nama Keluarga Keluarga Tn. N (63 tahun) Aggota Keluarga 3 Orang
Judul Laporan Kegiatan Advokasi Laporan IKS Pra Sehat
Data Keluarga Binaan
Nama Keluarga : Tn. N
Jumlah Anggota : 3 Orang
Alamat : Takengon Timur

Alur Pelaksanaan:
- Melakukan kunjungan rumah binaan
- Menilai dengan indeks keluarga sehat, dengan menggunakan
kuisioner IKS dilanjutkan dengan penghitungan poin.
- Pada keluarga ini di kunjungan ke dua didapatkan poin 0,83
yaitu Rumah Sehat. Anggota keluarga masih ada, yang
merokok aktif dan hipertensi belum terkontrol. Namun
Gambaran Pelaksanaan
anggota keluarha yang terdiagnosis TB Ekstra paru sudah
dilakukan pengobatan rutin.
- Melakukan sosialisasi terhadap indikator keluarga sehat dan
prilaku hidup bersih dan sehat guna pembertahankan Indeks
Keluarga Sehat (IKS), serta diharapkan terjadi peningkatan.

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan terkendali, anggota keluarga
kooperatif saat dilaksanakan kunjungan. Dikarenakan keluarga ini
sudah tergolong keluarga sehat perlu dilakukan binaan untuk
mempertahankan serta meningkatkan indeks keluarga sehat keluarga
binaan ini.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Advokasi (Keluarga C Kujungan 1)


Tanggal Kegiatan 21-07-2022
Nama Keluarga Keluarga Tn. ZA (82 tahun) anggota keluarga 2 orang
Judul Laporan Kegiatan Advokasi Laporan IKS Pra Sehat
Data Keluarga Binaan
Nama Keluarga : Tn. ZA
Jumlah Anggota : 2 Orang
Alamat : Hakim Bale Bujang

Alur Pelaksanaan:
- Melakukan kunjungan rumah binaan
- Menilai dengan indeks keluarga sehat, dengan menggunakan
kuisioner IKS dilanjutkan dengan penghitungan poin.
- Pada keluarga ini didapatkan poin 0,66 yaitu Rumah Pra
Sehat disebabkan masih masih ada anggota keluarga yang
Gambaran Pelaksanaan belum mendaftarkan JKN, merokok, hipertensi tidak
terkontrol, dan ketersediaan air bersih yang tidak mencukupi.
- Melakukan sosialisasi terhadap indikator keluarga sehat dan
prilaku hidup bersih dan sehat sebagai upaya keluarga tersebut
untuk meningkatkan indeks keluarga menjadi keluarga sehat.
- Menyusun planning evaluasi untuk kunjungan berikutnya.

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan terkendali, anggota keluarga
kooperatif saat dilaksanakan kunjungan. Dikarenakan keluarga ini
masih tergolong keluarga pra-sehat perlu dilakukan binaan untuk
meningkatkan indeks keluarga sehat keluarga ini.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Advokasi (Keluarga C Kujungan 2)


Tanggal Kegiatan 21-07-2022
Nama Keluarga Keluarga Tn. ZA (82 tahun) anggota keluarga 2 orang
Judul Laporan Kegiatan Advokasi Laporan IKS Pra Sehat
Data Keluarga Binaan
Nama Keluarga : Tn. ZA
Jumlah Anggota : 2 Orang
Alamat : Hakim Bale Bujang

Alur Pelaksanaan:
- Melakukan kunjungan rumah binaan
- Menilai dengan indeks keluarga sehat, dengan menggunakan
kuisioner IKS dilanjutkan dengan penghitungan poin.
- Pada keluarga ini di kunjungan ke dua didapatkan poin 0,83
yaitu Rumah Sehat. Anggota keluarga masih ada yang
merokok dan ketersediaan air bersih yang masih belum
Gambaran Pelaksanaan tercukupi. Namun semua anggota keluarga sudah
mendaftarkan JKN serta anggota keluarga yang memiliki
riwayat hipertensi sudah terkontrol.
- Melakukan sosialisasi terhadap indikator keluarga sehat dan
prilaku hidup bersih dan sehat guna pembertahankan Indeks
Keluarga Sehat (IKS), serta diharapkan terjadi peningkatan.

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan terkendali, anggota keluarga
kooperatif saat dilaksanakan kunjungan. Dikarenakan keluarga ini
sudah tergolong keluarga sehat perlu dilakukan binaan untuk
mempertahankan serta meningkatkan indeks keluarga sehat keluarga
binaan ini.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Kemitraan
Tanggal Kegiatan 20-08-2022
Nama UKS/Sekolah UKS SMP Negri 1 Lut Tawar
Judul Laporan Kegiatan Membina UKS
Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas
program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
seta membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di
sekolah dan perguruan agama.menurut UU RI no. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan Bab V bagian ketiga belas pasal 45 ayat 1 : Kesehatan sekolah
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik dalam menciptakan lingkungan sehat sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya yang lebih berkualitas.
Tujuan dari pelayanan kesehatan di sekolah adalah mengikuti
pertumbuhan dan perkembangan anak didik, mengetahui
gangguan/kelainan kesehatan sedini mungkin, pencegahan penyakit
Latar Belakang
menular, pengobatan secepat-cepatnya dan rehabilitasi. Diharapkan
sarana dan prasarana yang lengkap serta penanganan dalam UKS yang
optimal dapat membantu anak dalam membentuk kebiasaan hidup yang
sehat baik untuk dirinya sendiri atau untuk lingkungan sekitar. Secara
epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak
usia sekolah di Indonesia masih tinggi. Populasi kelompok anak usia
sekolah (7-18 tahun) merupakan komponen yang cukup penting dalam
masyarakat, sepertiga dari total populasi Indonesia, diantaranya + 46 juta
jiwa merupakan anak usia sekolah. Oleh sebab itu, upaya pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada anak usia sekolah
merupakan salah satu mata rantai yang penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Gambaran Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan di Ruangan UKS SMP Negri 1 Lut Tawar
berjumlah 8 siswa terdiri dari siswa kelas 7 dan 8. Kegiatan dimulai
pukul 09.00 - selesai. Kegiatan dilakukan dengan penyuluhan materi
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) dilanjutkan dengan
stimulasi/mini work shop terkait P3K.

Monitoring dan Evaluasi


Pertanyaan peserta:
1. Apakah pasien pingsan boleh langsung diberikan air minum?
2. Apakah pada luka bakar boleh diberikan odol?
Jawaban:
1. Semua pasien penurunan kesadaran tidak boleh diberikan
minum/makan untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam
saluran pernapasan.
2. Tidak boleh, karena odol mengandung bahan kimia yang dapat
memperburuk luka bakar.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Penyuluhan Gizi
Tanggal Kegiatan 16 Agustus 2022
Tema Penyuluhan Penyuluhan Gizi
Judul Laporan Kegiatan Penyuluhan Pemberian Makanan Pendamping ASI
Pemberian Makanan Pendamping ASI terlalu dini dapat
mengakibatkan ganngguan sistem pencernaan dan masih sering terjadi di
masyarakat. Fakta yang masih sering di temui di masyarakat adalah masih
banyak praktik pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) bagi bayi
yang berumur kurang dari enam bulan, pemberian MPASI ini secara
bertahap sehingga saluran pencernaan bayi akan beradaptasi dengan jenis
makanan yang semula cair, lunak, lumat, padat. Pemberian makanan
pendamping ASI sebelum anak berumur 6 bulan dapat mengakibatkan
resiko penyakit Diare.Berdasarkan pernyataan kejadian tersebut
pemberian MPASI terlalu dini dapat mengakibatkan gangguan sistem
pencernaan pada bayi.
Pemberian MPASI yang dini diawa 6 bulan juga masih terjadi di
beberapa provinsi di Indonesia. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi
Latar Belakang
Nasional (SUSENAS) tahun 2011 bayi usia 0-6 bulan telah diberikan
MPASI sebesar 32,2%, sedangkan bayi yang berusia 0-5 bulan telah
diberikan MPASI sebesar 44,7%. Dari data tersebut bisa dibuktikan
bahwa Indonesia juga masih kurangnya pemberian MPASI pada waktu
yang tepat, sehingga masalah gizi masih perlu diperhatikan.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk
menanggulangi permasalahan gizi khususnya pada anak yaitu 1000 HPK
merupakan masa penting yang jika terjadi kesalahan gizi hari ini akan
mempengaruhi permasalahan di usia berikutnya. Salah satu upaya
pemerintah yaitu program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan
jumlah dan mutu pemberian MPASI pada bayi dan anak usia 6-24 bulan
dari keluarga.Upaya- upaya tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
perbaikan dalam pemberian MPASI.
Gambaran Pelaksanaan Pelaksanaan penyuluhan Pemberian MPASI dilaksanakan di
Posyandu di Kampong Rawe pada pukul 09.00 - selesai di ruang Balai
Desa yang dihadiri oleh ibu / orang tua yang mempunyai balita berjumlah
12 peserta.
Pada penyuluhan ini menggunakan metode ceramah sebagai
metode informasi kepada peserta penyuluhan. Pada penyuluhan dijelaskan
mengenai praktik pemberian makan pada anak dimulai dari ASI eksklusif
dan MPASI. Peserta kemudian diberikan kesempatan untuk bertanya
setelah presentasi selesai untuk mengetahui pengetahuan peserta tentang
informasi yang telah diberikan.

Monitoring dan Evaluasi


Pertanyaan:
1. Kapan waktu yang tepat untuk pemberian MPASI?
2. Apa saja jenis makanan pertama untuk MPASI?

Jawaban:
1. Pemberian MPASI yang disarankan ialah sejam setalah baju
selesai menyusui
2. MPASI dimulai dengan pemberian makanan mengandung zat
gula atau karbohidrat seperti kentang, labu kemudian
ditambahkan protein hewani seperti ayam ikan ataupun sapi
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Penyuluhan Kesehatan Lingkungan


Tanggal Kegiatan 16 Agustus 2022
Tema Penyuluhan Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
Judul Laporan Kegiatan Cegah Demam Berdarag Dengue (DBD) dengan 3M Plus
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan global diberbagai negara maju dan berkembang. Menurut
Centre for Disease Control and Prevention (CDC) ada sekiatar 2,5 milyar
orang atau 40% dari populasi dunia, hidup di daerah yang terdapat risiko
penularan DBD. Menurut World Health Organization (WHO) ada lebih
dari 50 juta kasus DBD setiap tahunnya dan hampir setengah dari
populasi dunia tinggal di daerah endemis demam berdarah. Faktor risiko
potensial seperti geografi, lingkungan, dan status sosial ekonomi sangat
penting karena dapat mempengaruhi kejadian DBD. Asia menempati
urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah setiap tahunnya
menurut data dari seluruh dunia 3,1 milyar atau 52% dari 2,5 milyar orang
diseluruh dunia beresiko demam berdarah di Asia Tenggara. Diperkirakan
Latar Belakang terdapat 100 juta kasus DBD yang memerlukan perawatan di rumah sakit
dengan 90% penderitanya adalah perkiraan 25.000 kematian setiap
tahunnya. Kasus DBD di Indonesia bersifat fluktuatif, angka kasus DBD
di Indonesia pun mengalami kenaikan di tengah pandemi COVID-19 ini,
apalagi penyakit ini merupakan penyakit yang prevalensinya cukup tinggi
di Indonesia. Menurut Kemenkes sejauh ini hingga Desember 2020
tercatat sebanyak 95.893 kasus DBD.
Upaya yang dapat dilakunagn untuk mencegah terinfeksi DBD
adalah dengan menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M
Plus yaitu dengan penguras tempat-tempat penampungan air, menutup
rapat semua tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali limbah
barang bekas yang bernilai ekonomis (Daur Ulang), hindari gigitan
nyamuk, tidur menggunakan kelambu, dan mengalakan obat nyamuk.
Gambaran Pelaksanaan Pelaksanaan penyuluhan Cegah Demam Berdarag Dengue (DBD)
dengan 3M Plus dilaksanakan di Posyandu di Kampong Rawe pada pukul
09.00 - selesai di ruang Balai Desa yang dihadiri oleh Masyarakat
Kampong Rawe berjumlah 16 peserta.
Pada penyuluhan ini menggunakan metode ceramah sebagai
metode informasi kepada peserta penyuluhan. Pada penyuluhan dijelaskan
mengenai praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Peserta
kemudian diberikan kesempatan untuk bertanya setelah presentasi selesai
untuk mengetahui pengetahuan peserta tentang informasi yang telah
diberikan.

Monitoring dan Evaluasi


Pertanyaan:
1. Apakah semua gigitan nyamuk menyebabkan DBD?
2. Bagaimana cara menghindari gigitan nyamuk?

Jawaban:
1. Jenis nyamuk yang membawa viris DBD salah satunya nyamus
Aedes aegypti yang biasanya aktiv pada pagi dan sore hari
2. Cara menghindari gigitan nyamuk selain menggunakan obat
nyamuk dan kelambu ialah dengan menggukan pakaian yang
tertutup pada derah yang terdapat banyak nyamuk.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Penyuluhan P2P
Tanggal Kegiatan 16 Agustus 2022
Tema Penyuluhan Penyuluhan Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Judul Laporan Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) merupakan penyakit yang
sangat erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh seseorang. Pada
sebagian besar kasus ISPA, mereka yang terinfeksi adalah anak- anak
dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang mereka punya menurun atau
memang masih rendah dibandingkan orang dewasa, itulah yang
menyebabkan angka prevalensi dan gejala ISPA sangat tinggi bagi anak-
anak dan balita. Serangan di saluran pernapasan pada masa bayi dan anak
bisa menimbulkan kecacatan hingga dewasa.
Kematian dari penyakit ISPA yang dapat ditimbulkan cukup
tinggi (20-30%), dan perlu dicatat bahwa penyakit ISPA merupakan
Latar Belakang
masalah kesehatan tidak boleh diabaikan karena menyebabkan kematian
bayi dan balita yang tinggi dengan rasio 1 diantara 4 bayi. Jadi kita dapat
memperkirakan episode ISPA dapat terjadi 3-6 kasus kematian setiap
tahun. Angka tersebut dibuktikan pada kunjungan pasien ke puskesmas
yang cukup tinggi untuk penyakit ISPA yaitu rata-rata lebih dari 25%
terutama pada usia balita.
Penyakit ISPA yang tidak ditangani secara lanjut apalagi
dianggap sepele dapat berkembang menjadi pneumonia (khususnya
menyerang anak kecil dan balita apabila terdapat zat gizi yang kurang dan
ditambah dengan keadaan lingkungan yang tidak bersih).
Gambaran Pelaksanaan Pelaksanaan penyuluhan Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan
Atas dilaksanakan di Posyandu di Kampong Rawe pada pukul 09.00 -
selesai di ruang Balai Desa yang dihadiri oleh Masyarakat Kampong
Rawe berjumlah 16 peserta.
Pada penyuluhan ini menggunakan metode ceramah sebagai
metode informasi kepada peserta penyuluhan. Pada penyuluhan dijelaskan
mengenai Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Atas. Peserta kemudian
diberikan kesempatan untuk bertanya setelah presentasi selesai untuk
mengetahui pengetahuan peserta tentang informasi yang telah diberikan.

Monitoring dan Evaluasi


Pertanyaan:
1. Bagaimana penanganan awal jika terkena ISPA?
2. Bagaimana cara mencegah penularan ISPA?

Jawaban:
1. Jika ada anggota yang mengalami batu ataupun filek segera bawa
ke Fasilitas Kesehatan terdekat. Saat dirumah beri pakaian yang
hangat dan minuman yang hangat.
2. Penularan ISPA dapat dicegah dengan penggunaan masker bilang
ada orang terdekat yang sakit, menjaga kebersihan, serta menjaga
imun kekebalan tubuh tetap baik.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Penyuluhan TB
Tanggal Kegiatan 16-08-2022
Tema Penyuluhan Penyuluhan TB
Judul Laporan Kegiatan Penyuluhan Pemeriksaan Dahak untuk Deteksi TB Paru
Tuberculosis (TB) paru adalah penyakit radang parenkim paru
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis),
yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai
organ tubuh yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi. Di
Indonesia pada tahun 2015, jumlah kasus tuberkulosis mengalami
peningkatan dari 324.539 kasus menjadi 330.910 kasus sedangkan di DKI
Jakarta terdapat 254 kasus / 100.000 penduduk. Perkembangan TB paru
dari terpapar hingga menjadi penyakit dipengaruhi oleh karakteristik host
dan faktor lingkungan dan sosial. Adapun karakteristik host adalah durasi
terpapar dengan agen penyebab (M. tuberculosis), umur, jenis kelamin,
status imunitas, malnutrisi (status gizi) dan diabetes. Sedangkan, faktor
lingkungan dan sosial meliputi tingkat keramaian lingkungan, ventilasi
Latar Belakang
udara yang buruk, alkohol, merokok, dan pekerjaan.
Terdapat suatu kekhawatiran tentang bagaimana meningkatkan
deteksi kasus TB, terutama di kalangan lansia pada Negara miskin dan
berkembang. Pemeriksaan mikroskopis dahak tetap menjadi andalan
diagnosis. Namun, kesulitannya untuk mengumpulkan dahak yang
berkualitas dan atipikal atau kekurangan gejala TB klasik pada lansia
telah menyebabkan kasus TB tidak terdeteksi melalui sistem layanan
kesehatan. Hal ini tentu dapat menyebabkan inisiasi pengobatan tertunda
dan penularan TB ke masyarakat.
Oleh karena itu, penting sekali adanya penyuluhan tentang TB
bagi masyarakat untuk mengetahui informasi tentang penyakit TB
terutama TB paru.
Gambaran Pelaksanaan Pelaksanaan penyuluhan Pemeriksaan Dahak untuk Deteksi TB
Paru dilaksanakan di Posyandu di Kampong Toeren pada pukul 09.00 -
selesai di ruang Balai Desa yang dihadiri oleh Masyarakat Kampong
Toeren berjumlah 17 peserta.
Pada penyuluhan ini menggunakan metode ceramah sebagai
metode informasi kepada peserta penyuluhan. Pada penyuluhan dijelaskan
mengenai tujuan dan manfaat Pemeriksaan Dahak untuk Deteksi TB Paru.
Peserta kemudian diberikan kesempatan untuk bertanya setelah presentasi
selesai untuk mengetahui pengetahuan peserta tentang informasi yang
telah diberikan. Di lanjutkan pengambilan Spesimen Dahak bagi
masyarakat yang bersedia.

Monitoring dan Evaluasi


Pertanyaan:
1. Bagaimana cara mengeluarkan dahak yang benar?
2. Siapa saja yang paling rentan terkena TB?

Jawaban:
1. Dilakukan dengan cara menarik nafas terlebh dahulu kemudian di
tahan sampai 5 detik, lalu buang nafas secara perlahan dan
keluarkan dahak yang terasa di tenggorokan
2. Kelompok masyaraka yang memiliki riwayat merukok aktif, ibu
hamil, riwayat DM, gangguan ginjal, pengidap kanker, HIV, dan
yang mengalami malnutrisi.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Penyuluhan Kesehatan Jiwa


Tanggal Kegiatan 06-09-2022
Tema Penyuluhan Penyuluhan Kesehatan Jiwa
Judul Laporan Kegiatan Managemen Stres pada Remaja
Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak dan
dewasa muda, selama masa tersebut remaja mengalami perubahan
fisiologis, kognitif dan perubahan social. Klasifikasi usia remaja
bervariasi dari beberapa literature, menurut Word Health Organization
(WHO) remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 hingga 19 tahun.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja
adalah penduduk dalam rentan usia 10-18 tahun.
Stress adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun
emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang
mengharuskan seseorang menyesuaikan diri. Stress adalah bagian alami
dan penting dari kehidupan, tetapi apabila berat dan berlangsung lama
dapat merusak kesehatan jiwa. Remaja bereaksi terhadap stress dengan
cara yang berbeda-beda. Meskipun stress dapat membantu menjadi lebih
waspada dan antisipasi ketika dibutuhkan, namun dapt menyebabkan
gangguan emosional dan fisik. Stress saat pubertas banyak terjadi, apalagi
dengan adanya perubahan hubungan dengan teman sebaya, tugas dan
aktifitas sekolah yang banyak dan masalah keamanan di lingkungan
sekitar mereka. Tidak semua orang tua mampu menjadi tempat untuk
mencurahkan permasalahan anak dan keengganan anak untu bercerita
terkait masalah yang sedang mereka alamai kepada orang tua, maka
pentingnyan untuk menyadari efek stress sehingga mampu mengelola
stress. Efek pada tubuh, merasa lelah, kesulitan tidur, sakit kepala, makan
berlebihan, sakit dan nyeri d leher dan kepala, sakit perut. Efek pada
perasaan, perasaan sedih, cemas, khawatir, menjadi mudah marah, mudah
kehilangan kesabaran, sulit berkonsentrasi untuk pelajaran sekolah.
Cara mengatasi stress memiliki dampak pada kesehatan fisik dan
emosional, menejemen stress yang buruk pada remaja bisa menyebabkan
depresi, penyalah gunaan zat adiktif dan masalah kesehatan lainya.
Manajemen stress memfokuskan pada coping individu dalam menangani
situasi tekanan stress dan meminimalkan reaksi emosional yang timbul.
Coping merupakan hubungan antara kognitif dan proses perilaku untuk
mengurangi dampak stress. Manajemen coping stres dibagi atas dua yakni
emosional focus dan problem fokus koping. Emosional fokus merupakan
penangan yang berfokus pada penangan emosi dengan pengelolaan respon
emosional untuk mengurangi perasaan tidak nyaman secara psikologi
seperti mencurahkan masalah yang dialami kepada orang tua, guru atau
teman yang dirasakan mampu menjadi tempat curhat. Sedangkan koping
fokus problem dengan cara alternatif meminimalisir atau membuang
situasi yang membuat stress seperti mendekatkan diri pada Tuhan,
berlibur sejenak, mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada
disekolah.
Gambaran Pelaksanaan Pelaksanaan penyuluhan Managemen Stres pada Remaja
dilaksanakan di SMP 4 Lut Tawar pada pukul 09.00 - selesai di ruang
UKS SMP 4 Lut Tawar yang dihadiri oleh Siswa dan Siswi dari Kelas 7
dan 8 berjumlah 15 Peserta.
Pada penyuluhan ini menggunakan metode ceramah sebagai
metode informasi kepada peserta penyuluhan. Pada penyuluhan dijelaskan
mengenai bagaimana cara managemen ataupun kelola stres pada remaja.
Peserta kemudian diberikan kesempatan untuk bertanya setelah presentasi
selesai untuk mengetahui pengetahuan peserta tentang informasi yang
telah diberikan.
Monitoring dan Evaluasi
Pertanyaan:
1. Apakah kondisi merasa stress saat akan mengikuti ujian itu
wajar?
3. Bagaimaca cara mengatasi stress yang sederhana?

Jawaban:
1. Perasaan cemas ataupun stress saat akan melaksanakan ujian
merupakan reaksi tubuh yang normal untuk membantu diri
menjadi lebih waspada dan antisipasi untuk menghadapi ujian,
asalkan tidak berdampak buruk terhadap fisik dan emosional
siswa.
2. Cara mengatasi stress dengan sehat dapat dialkukan dengan
meminta bantuan orang terdekat, bernapas pelan dan panjang,
makan makanan sehat, tidur cukup dan luangkan waktu untuk
bersantai dan istirahat.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Penyuluhan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Tanggal Kegiatan 16 Agustus 2022
Tema Penyuluhan Penyuluhan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Judul Laporan Kegiatan Penyuluhan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Asi Ekslusif
Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang baik ditandai dengan
rendahnya Angka Kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
dan peningkatan status gizi masyarakat. Saat ini kesehatan ibu dan anak
merupakan salah satu prioritas dari program kesehatan nasional.
Diharapkan nantinya terdapat penurunan AKI dan AKB sesuai dengan
target nasional MDGs 2015. Kematian ibu erat kaitannya dengan
kehamilan yang berisiko tinggi. Tinginya AKI disebabkan infeksi
54,49%, hipertensi 23,95%, perdarahan 17,22%, lain lain 4,04%. Masih
rendahnya deteksi dini kehamilan risiko tinggi oleh masyarakat dan masih
kurangnya kesiapsiagaan keluarga dalam rujukan persalinan pada
kehamilan risiko tinggi merupakan beberapa alasan tingginya AKI.
Kondisi ini menggambarkan derajat kesehatan masyarakat khususnya
status kesehatan ibu masih perlu ditingkatkan terutama di wilayah-
wilayah dengan kasus kematian ibu tinggi. Sedangkan kematian bayi
berhubungan erat dengan kesehatan ibu ketika hamil, proses persalinan
yang aman dan status gizi bayi tersebut.
Pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai kehamilan risiko tinggi
dan IMD sangat diperlukan bagi wanita usia subur mengingat
pengetahuan yang baik akan mengarahkan pada tindakan dan kebiasaan-
kebiasaan baik yang secara tidak langsung dapat menurunkan AKI dan
AKB. Masyarakat harus memahami pentingnya merencanakan kehamilan
dan persalinan agar ibu selamat dan bayi lahir sehat. Selain itu perlu
ditumbuhkan motivasi untuk melaksanakan berbagai cara untuk
merencanakan kehamilan tanpa komplikasi. Terkait dengan IMD dan ASI
Eksklusif, penting bagi masyarakat untuk memahami apa manfaat dari
IMD dan memahami cara serta termotivasi melaksanakan IMD dan ASI
Eksklusif untuk bayinya
Pelaksanaan Penyuluhan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Asi
Ekslusif dilaksanakan di Posyandu di Kampong Rawe pada pukul 09.00 -
selesai di ruang Balai Desa yang dihadiri oleh calon ibu / orang tua yang
mempunyai balita berjumlah 12 peserta.
Pada penyuluhan ini menggunakan metode ceramah sebagai
metode informasi kepada peserta penyuluhan. Pada penyuluhan dijelaskan
mengenai manfaat dilakukannya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan
pemberian Asi Ekslusif pada anak. Peserta kemudian diberikan
kesempatan untuk bertanya setelah presentasi selesai untuk mengetahui
pengetahuan peserta tentang informasi yang telah diberikan.

Monitoring dan Evaluasi


Pertanyaan:
Gambaran Pelaksanaan
1. Apakah bayi baru lahir dapat menyusu sendiri?
2. Apa gunanya menyusui bayi sejak dilahirkan?

Jawaban:
1. Bayi memiliki naluri alami yang kuat untung mencari putting
dalam satu jam pertama setelah dilahirkan. Sebagian besar bayi
dapat menyusu langsung apabila diberikan kesempatan IMD yang
benar.
2. Ini merupakan waktu yang sangat penting karena ASI di awal
kelahiran mengandung banyak Kolostrum (cairan yang
mengandung banyak zat kekebalan dan zat penting lainnya yang
harus dimiliki bayi). Dan menyusu segera setelah persalinan akan
merangsang ASI lebih cepat keluar.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Promosi Kesehatan

Penyuluhan Keluarga Berencana


Tanggal Kegiatan 16-08-2022
Tema Penyuluhan Penyuluhan Keluarga Berencana
Judul Laporan Kegiatan Keluarga Berencana dengan Menggunakan Kontrasepsi
Latar Belakang Pelayanan kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan meliputi
pemberian Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE), konseling, pemberian
kontrasepsi, pemasangan atau pencabutan, dan penanganan efek samping
atau komplikasi dalam upaya mencegah kehamilan. Pelayanan
kontrasepsi meliputi kondom, pil, suntik, implan, alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR), tubektomi dan vasektomi.
Tujuan dari KB adalah untuk menunda kehamilan,
menjarangakan kehamilan, dan menghentikan memiliki anak. Keluarga
Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
ideal hamil, melahirkan, melalui promosi dan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga berkualitas.
Pelayanan KB termasuk upaya promotif dan preventif dengan alat
kontrasepsi disediakan oleh BKKBN bagi seluruh pasangan usia subur
(PUS) peserta JKN (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun
2013 tentang JKN). Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan
esetimasi jumlah penduduk terbanyak sebesar 249 juta jiwa menurut
World Population Data Sheet 2013. Data SKDI 2012 menujukkan tren
peningkatan pengunaan kontrasepsi sejak 1991-2017 (50% menjadi 64%)
dan sejalan untuk menurunkan angka fertilitas atau Total Fertility Rate
(TFR) Indonesia sebesar 2,6, meskipun masih di atas rata-rata TFR negara
ASEAN yaitu 2,4.
Data BKKBN menunjukkan KB aktif diantara PUS tahun 2019
sebesar 62,5% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar
63,27%, sementara target RPJMN tahun 2019 sebesar 66%. Oleh sebab
itu perlu diadakannya penyuluhan terkai manfaat KB dan jenis-jenis KB
dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat tenteng pentingnya
penggunaan kontrasepsi untuk program keluarga berencana.
Pelaksanaan Penyuluhan Keluarga Berencana dengan
Menggunakan Kontrasepsi dilaksanakan di Posyandu di Kampong Toeren
Antara pada pukul 09.00 - selesai di ruang Balai Desa yang dihadiri oleh
ibu / orang tua berjumlah 8 peserta.
Pada penyuluhan ini menggunakan metode ceramah sebagai
metode informasi kepada peserta penyuluhan. Pada penyuluhan dijelaskan
mengenai manfaat dan tujuan Keluarga Berencana dengan Menggunakan
Kontrasepsi. Peserta kemudian diberikan kesempatan untuk bertanya
setelah presentasi selesai untuk mengetahui pengetahuan peserta tentang
informasi yang telah diberikan.

Monitoring dan Evaluasi


Pertanyaan:
1. Apakah ibu menyusui dapat langsung menggunakan kontrasepsi?
Gambaran Pelaksanaan 2. Apakah ada alat kontasepsi yang tidak menggaggu Haid?

Jawaban:
1. Ibu menyusui maupun ibu yang baru melahirkan juga boleh
langsung menggunakan kontasepsi dengan pilihan menggunakan
kontraspsi non hormonal seperti IUD ataupun menggunakan pil
KB dengan kandungan Progestin saja dengan tujuan agar tidak
mengganggu produksi ASI
2. Penggunakan kontrasepsi non hormonal seperti IUD memiliki
risiko lebih rendah untuk terjadinya gangguan Haid atau
gangguan siklus mentruasi karena tanpa kandungan hormone.
Sehingga bagi ibu yang memiliki keluhan siklus Haid tidak
teratur saat penggunaan KB suntik atau pil disarankan untuk
menggunakan KB non hormonal (AKDR, Kondom) ini jika
memang memungkinkan untuk digunakan.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Pelayanan Kesehatan Lingkungan (1)


Tanggal Kegiatan 21-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Keluarga Binaan
Identitas Keluarga Pelayanan Kesehatan Lingkungan Keluarga Binaan
Latar Belakang Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimum. Salah satu komponen utama untuk
memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana
sanitasi perumahan. sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui
pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan
penyakit. Pada umumnya rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-
fasilitas sebagai berikut:
 Tidak terbuat dari bahan bangunan yang dapat melepaskan zat-zat
yang dapat membahayakan kesehatan dan tidak terbuat dari bahan
yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme
pathogen.
 Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis
 Pencahayaan alam dan/atau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan
 Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan
 Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal
10% dari luas lantai
 Tidak ada tikus bersarang di dalam rumah
 Tersedia sarana air bersih dan tersedianya sarana penyimpanan
makanan yang aman
Akses sanitasi khususnya pada penggunaan jamban sehat, saat
ini memang masih menjadi masalah serius di banyak negara
berkembang, seperti Indonesia. Masih tingginya angka buang air besar
pada sebarang tempat atau open defecation, menjadi salah satu
indikator rendahnya akses ini. Dampak serius yang ditimbulkan
kondisi diatas sangat berpengaruh, baik secara ekonomi maupun
kesehatan masyarakat. Ÿ
Data Keluarga Binaan
Nama Keluarga : Tn. WT
Jumlah Anggota : 4 Orang
Alamat : Hakim Bale Bujang

Alur Pelaksanaan:
- Melakukan kunjungan rumah binaan bulan pertama
- Rumah keluarga binaan ini sudah memiliki air bersih, namun
terkadang kotor.
- Rumah keluarga ini sudah memiliki jamban keluarga yang
berfungssi dengan baik
- Dalam keluarga ini terdapat anggota yang merokok 2 bungkus
per hari (Kepala Keluarga)
Gambaran Pelaksanaan
- Pembuangan sampah sementara terdapat dihalaman depan
rumah dengan kondisi terbuka sebelum di angkut oleh mobil
sampah
- Melaksanakan konseling dan sosialisasi terhadap indikator
rumah sehat yang tertuang dalam Permenkes
- Menyusun dan menerapkan solusi terhadap permasalahan
rumah keluarga binaan
- Menysun planning evaluasi untuk kunjungan bulan ke dua

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan terkendali, anggota keluarga
kooperatif saat dilaksanakan kunjungan. Namun masih ada beberapa
indikator rumah sehat yang harus lebih ditingkatkan.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Pelayanan Kesehatan Lingkungan (2)


Tanggal Kegiatan 20-07-2022
Judul Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Keluarga Binaan
Identitas Keluarga Keluarga Tn. WT (54 tahun) anggota keluarga 4 orang
Data Keluarga Binaan
Nama Keluarga : Tn. WT
Jumlah Anggota : 4 Orang
Alamat : Hakim Bale Bujang

Alur Pelaksanaan:
- Melakukan kunjungan rumah binaan bulan ke dua
- Rumah keluarga binaan ini sudah memiliki air bersih, namun
terkadang kotor.
- Rumah keluarga ini sudah memiliki jamban keluarga yang
berfungssi dengan baik
- Dalam keluarga ini terdapat anggota yang merokok sudah
dikurangi menjadi 1 ungkus per hari (Kepala Keluarga)
Gambaran Pelaksanaan
- Pembuangan sampah sementara terdapat dihalaman depan
rumah dengan kondisi terbuka sebelum di angkut oleh mobil
sampah
- Melaksanakan konseling dan sosialisasi terhadap indikator
rumah sehat yang tertuang dalam Permenkes
- Menyusun dan menerapkan solusi terhadap permasalahan
rumah keluarga binaan
- Menysun planning evaluasi untuk kunjungan bulan ke tiga

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan terkendali, anggota keluarga
kooperatif saat dilaksanakan kunjungan. Namun masih ada beberapa
indikator rumah sehat yang harus lebih ditingkatkan.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Pelayanan Kesehatan Lingkungan (3)


Tanggal Kegiatan 25-08-2022
Judul Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Keluarga Binaan
Identitas Keluarga Keluarga Tn. WT (54 tahun) anggota keluarga 4 orang
Data Keluarga Binaan
Nama Keluarga : Tn. WT
Jumlah Anggota : 4 Orang
Alamat : Hakim Bale Bujang

Alur Pelaksanaan:
- Melakukan kunjungan rumah binaan bulan ke tiga
- Rumah keluarga binaan ini sudah memiliki air bersih, namun
terkadang kotor.
- Rumah keluarga ini sudah memiliki jamban keluarga yang
berfungssi dengan baik
- Dalam keluarga ini terdapat anggota yang merokok sudah
dikurangi 10 batang per hari (Kepala Keluarga)
Gambaran Pelaksanaan
- Pembuangan sampah sementara terdapat dihalaman depan
rumah dengan kondisi terbuka sebelum di angkut oleh mobil
sampah
- Melaksanakan konseling dan sosialisasi terhadap indikator
rumah sehat yang tertuang dalam Permenkes
- Menyusun dan menerapkan solusi terhadap permasalahan
rumah keluarga binaan
- Menysun planning evaluasi untuk kunjungan bulan ke empat

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan terkendali, anggota keluarga
kooperatif saat dilaksanakan kunjungan. Namun masih ada beberapa
indikator rumah sehat yang harus lebih ditingkatkan.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Pelayanan Kesehatan Lingkungan (4)


Tanggal Kegiatan 21-09-2022
Judul Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Keluarga Binaan
Identitas Keluarga Keluarga Tn. WT (54 tahun) anggota keluarga 4 orang
Data Keluarga Binaan
Nama Keluarga : Tn. WT
Jumlah Anggota : 4 Orang
Alamat : Hakim Bale Bujang

Alur Pelaksanaan:
- Melakukan kunjungan rumah binaan bulan ke empat
- Rumah keluarga binaan ini sudah memiliki air bersih, namun
terkadang kotor.
- Rumah keluarga ini sudah memiliki jamban keluarga yang
berfungssi dengan baik
- Dalam keluarga ini terdapat anggota yang merokok sesekali
(Kepala Keluarga)
Gambaran Pelaksanaan
- Pembuangan sampah sementara terdapat dihalaman depan
rumah dengan kondisi sudah memakai menutup sebelum di
angkut oleh mobil sampah
- Melaksanakan konseling dan sosialisasi terhadap indikator
rumah sehat yang tertuang dalam Permenkes
- Menyusun dan menerapkan solusi terhadap permasalahan
rumah keluarga binaan
- Menysun planning evaluasi untuk kunjungan bulan ke lima

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan terkendali, anggota keluarga
kooperatif saat dilaksanakan kunjungan. Namun masih ada beberapa
indikator rumah sehat yang harus lebih ditingkatkan.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Pelayanan Kesehatan Lingkungan (5)


Tanggal Kegiatan 21-07-2022
Judul Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Keluarga Binaan
Identitas Keluarga Keluarga Tn. WT (54 tahun) anggota keluarga 4 orang
Data Keluarga Binaan
Nama Keluarga : Tn. WT
Jumlah Anggota : 4 Orang
Alamat : Hakim Bale Bujang

Alur Pelaksanaan:
- Melakukan kunjungan rumah binaan bulan ke lima
- Rumah keluarga binaan ini sudah memiliki air bersih, dan
sudah menggunakan penyaring tambahan pada keran air.
- Rumah keluarga ini sudah memiliki jamban keluarga yang
berfungssi dengan baik
- Dalam keluarga ini terdapat anggota yang merokok sesekali
(Kepala Keluarga)
Gambaran Pelaksanaan
- Pembuangan sampah sementara terdapat dihalaman depan
rumah dengan kondisi terbuka sebelum di angkut oleh mobil
sampah
- Melaksanakan konseling dan sosialisasi terhadap indikator
rumah sehat yang tertuang dalam Permenkes
- Menyusun dan menerapkan solusi terhadap permasalahan
rumah keluarga binaan
- Menysun planning evaluasi untuk kunjungan bulan ke enam

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan terkendali, anggota keluarga
kooperatif saat dilaksanakan kunjungan. Namun masih ada beberapa
indikator rumah sehat yang harus lebih ditingkatkan.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Pelayanan Kesehatan Lingkungan (6)


Tanggal Kegiatan 21-07-2022
Judul Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Keluarga Binaan
Identitas Keluarga Keluarga Tn. WT (54 tahun) anggota keluarga 4 orang
Data Keluarga Binaan
Nama Keluarga : Tn. WT
Jumlah Anggota : 4 Orang
Alamat : Hakim Bale Bujang

Alur Pelaksanaan:
- Melakukan kunjungan rumah binaan bulan ke enam
- Rumah keluarga binaan ini sudah memiliki air bersih, dan
sudah menggunakan penyaring tambahan pada keran air.
- Rumah keluarga ini sudah memiliki jamban keluarga yang
berfungssi dengan baik
- Dalam keluarga ini terdapat anggota yang merokok sesekali
Gambaran Pelaksanaan (Kepala Keluarga)
- Pembuangan sampah sementara terdapat dihalaman depan
rumah dengan kondisi terbuka sebelum di angkut oleh mobil
sampah
- Melaksanakan konseling dan sosialisasi terhadap indikator
rumah sehat yang tertuang dalam Permenkes
- Memberikan motivasi untuk mempertahankan kondisi rumah
sehat pada keluarga binaan.

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan terkendali, anggota keluarga
kooperatif saat dilaksanakan kunjungan. Namun masih ada beberapa
indikator rumah sehat yang harus lebih ditingkatkan.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

Antenatal Care (ANC) K1-K3 (Pasien 1)


Tanggal Kegiatan 07-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Trimester I
Identitas Pasien Ny.B, Usia 40 tahun, G3P2(AH3)
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) merupakan program
terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu
hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang
aman dan memuaskan. Pemeriksaan kandungan dapat mengurangi resiko
kehamilan dan dapat menangani dengan cepat jika terdapat masalah
selama masa kehamilan sehingga menekan angka kematian ibu dan bayi.
Salah satu penyebab paling banyak dari kematian ibu adalah Pre
Eklampsia. Wanita dengan Pre Eklampsia bisa dilakukan deteksi dini
dengan melakukan ANC terpadu sehingga dapat mencegah komplikasi
Latar Belakang
yang dapat menimbulkan kematian. Selain itu pada ANC terpadu juga
dapat mengetahui resiko penyakit menular lain yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2016
sekiranya terdapat sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi
kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Hampir semua
kematian ini terjadi pada daerah dengan sumber daya manuasia yang
rendah, dan sebagian besar penyebab kematian bisa dicegah dengan
menggunakan ANC.
Gambaran Pelaksanaan Melakukan kegiatan ANC terpadu pada ibu hamil saat kunjungan K1 di
poli KIA Puskesmas Lut Tawar pada tanggal 07 Juni 2022 pukul 08.00-
13.00 WIB.
Metode:
Alur yang dilakukan pada pelaksanaan ANC yaitu :
1. Pasien melakukan registrasi di loket pendaftaran, kemudian akan
di panggil untuk masuk ke poli KIA
2. Melakukan kegiatan diawali dengan anamnesis keluhan pasien
saat ini, data kehamilan saat ini seperti HPHT , kehamilan
keberapa dan riwayat kehamilan lalu seperti jumlah anak, abortus,
riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit dahulu (RPD),
riwayat penyakit keluarga (RPK), riwayat alergi dan obat-obatan
yang dikonsumsi saat ini.
3. Kemudian dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggu badan,
tekanan darah, lingkar lengan (LILA), dan pemeriksaan obstetrik
seperti (TFU, DJJ janin). Semua hasil tersebut kemudian di catat
di rekam medis pasien serta buku KIA.
4. Kemudian jika pasien kunjungan baru dilakukan ANC terpadu,
diberikan surat pengantar ke laboratorium untuk pengecekan
darah lengkap, golongan darah, urine (protein dan reduksi), gula
darah acak (GDA), sifilis (VDRL dan TPHA), serta HIV (VCT).
Setelah hasil keluar pasien diminta kembali ke poli KIA untuk
menyerahkan hasil. Setelah hasil laboratorium keluar selanjutnya
dilakukan analisa oleh dokter umum mengenai kondisi pasien dan
dilanjutkan untuk konseling mengenai kondisi pasien.
5. Kemudian pasien diberikan vitamin untuk dibawa pulang seperti
tablet besi (Fe), kalsium atau asam folat. Ingatkan untuk kembali
kontrol.
6. Untuk pasien kunjungan baru diarahkan untuk menuju ke poli gizi
untuk pemeriksaan lebih lanjut (ANC terpadu)

Identitas : Ny.B (40 tahun)


Diagnosa : G3P2(AH3)A0 dengan Hipertensi Kronis
Usia Kehamilan : 4 Minggu
Intervensi : Melakukan 10T ANC
1. TB/BB : 51,1 kg / 151 cm
2. TD : 165 / 74 mmHg
3. Status Gizi (LILA): 25,9 cm (Gizi Baik)
4. TFU : Belum teraba
5. Presentasi dan denyut jantung janin : Belum terdeteksi
6. Suntik TT : Sudah lengkap
7. Memberikan suplemen tablet Fe (90 tab selama hamil)
8. Melakukan tes lab sederhana (golongan darah, Hb, GDA HbSAg,
Sifilis, HIV, reduksi, protein): Dalam Batas Normal
9. Temu wicara/ konseling: ANC rutin, makan sehat, istirahat
cukup, periksa USG
10. Tatalaksana kasus : Rujuk Poli Kandungan RS Fandika
Monitoring dan Evaluasi:
Pemantauan melalui pemeriksaan ANC rutin di Puskesmas ataupun bidan
praktek swasta. Karena, dengan melakukan antenatal care yang baik dan
teratur maka kemungkinan terjadinya kematian perinatal dapat dicegah.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

Antenatal Care (ANC) K1-K3 (Pasien 2)


Tanggal Kegiatan 08-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Trimester I
Identitas Pasien Ny.C, Usia 23 tahun, G1P0A0
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) merupakan program
terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu
hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang
aman dan memuaskan. Pemeriksaan kandungan dapat mengurangi resiko
kehamilan dan dapat menangani dengan cepat jika terdapat masalah
selama masa kehamilan sehingga menekan angka kematian ibu dan bayi.
Salah satu penyebab paling banyak dari kematian ibu adalah Pre
Eklampsia. Wanita dengan Pre Eklampsia bisa dilakukan deteksi dini
dengan melakukan ANC terpadu sehingga dapat mencegah komplikasi
Latar Belakang
yang dapat menimbulkan kematian. Selain itu pada ANC terpadu juga
dapat mengetahui resiko penyakit menular lain yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2016
sekiranya terdapat sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi
kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Hampir semua
kematian ini terjadi pada daerah dengan sumber daya manuasia yang
rendah, dan sebagian besar penyebab kematian bisa dicegah dengan
menggunakan ANC.
Gambaran Pelaksanaan Melakukan kegiatan ANC terpadu pada ibu hamil saat kunjungan K1 di
poli KIA Puskesmas Lut Tawar pada tanggal 08 Juni 2022 pukul 08.00-
13.00 WIB.
Metode:
Alur yang dilakukan pada pelaksanaan ANC yaitu :
7. Pasien melakukan registrasi di loket pendaftaran, kemudian akan
di panggil untuk masuk ke poli KIA
8. Melakukan kegiatan diawali dengan anamnesis keluhan pasien
saat ini, data kehamilan saat ini seperti HPHT , kehamilan
keberapa dan riwayat kehamilan lalu seperti jumlah anak, abortus,
riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit dahulu (RPD),
riwayat penyakit keluarga (RPK), riwayat alergi dan obat-obatan
yang dikonsumsi saat ini.
9. Kemudian dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggu badan,
tekanan darah, lingkar lengan (LILA), dan pemeriksaan obstetrik
seperti (TFU, DJJ janin). Semua hasil tersebut kemudian di catat
di rekam medis pasien serta buku KIA.
10. Kemudian jika pasien kunjungan baru dilakukan ANC terpadu,
diberikan surat pengantar ke laboratorium untuk pengecekan
darah lengkap, golongan darah, urine (protein dan reduksi), gula
darah acak (GDA), Triple Eliminasi. Setelah hasil keluar pasien
diminta kembali ke poli KIA untuk menyerahkan hasil. Setelah
hasil laboratorium keluar selanjutnya dilakukan analisa oleh
dokter umum mengenai kondisi pasien dan dilanjutkan untuk
konseling mengenai kondisi pasien.
11. Kemudian pasien diberikan vitamin untuk dibawa pulang seperti
tablet besi (Fe), kalsium atau asam folat. Ingatkan untuk kembali
kontrol.
12. Untuk pasien kunjungan baru diarahkan untuk menuju ke poli gizi
untuk pemeriksaan lebih lanjut (ANC terpadu)

Identitas : Ny.C (23 tahun)


Diagnosa : G1P0A0
Usia Kehamilan: 10 Minggu
Intervensi : Melakukan 10T ANC
1. TB/BB : 62 kg / 160 cm
2. TD : 110 / 70 mmHg
3. Status Gizi (LILA): 26 cm (Gizi Baik)
4. TFU : Belum teraba
5. Presentasi dan denyut jantung janin : Belum terdeteksi
6. Suntik TT : TT4
7. Memberikan suplemen tablet Fe (90 tab selama hamil)
8. Melakukan tes lab sederhana (golongan darah, Hb, GDA HbSAg,
Sifilis, HIV, reduksi, protein): Dalam Batas Normal
9. Temu wicara/ konseling: ANC rutin, makan sehat, istirahat
cukup.
10. Tatalaksana kasus : Pemberian Tablet Fe 1x1. Kunjungan ulang
pada usia kandungan 14 minggu

Monitoring dan Evaluasi:


Pemantauan melalui pemeriksaan ANC rutin di Puskesmas ataupun bidan
praktek swasta. Karena, dengan melakukan antenatal care yang baik dan
teratur maka kemungkinan terjadinya kematian perinatal dapat dicegah.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

Antenatal Care (ANC) K1-K3 (Pasien 3)


Tanggal Kegiatan 08-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Trimester I
Identitas Pasien Ny.H, Usia 31 tahun, G2P1A0
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) merupakan program
terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu
hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang
aman dan memuaskan. Pemeriksaan kandungan dapat mengurangi resiko
kehamilan dan dapat menangani dengan cepat jika terdapat masalah
selama masa kehamilan sehingga menekan angka kematian ibu dan bayi.
Salah satu penyebab paling banyak dari kematian ibu adalah Pre
Eklampsia. Wanita dengan Pre Eklampsia bisa dilakukan deteksi dini
dengan melakukan ANC terpadu sehingga dapat mencegah komplikasi
Latar Belakang
yang dapat menimbulkan kematian. Selain itu pada ANC terpadu juga
dapat mengetahui resiko penyakit menular lain yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2016
sekiranya terdapat sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi
kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Hampir semua
kematian ini terjadi pada daerah dengan sumber daya manuasia yang
rendah, dan sebagian besar penyebab kematian bisa dicegah dengan
menggunakan ANC.
Gambaran Pelaksanaan Melakukan kegiatan ANC terpadu pada ibu hamil saat kunjungan K1 di
poli KIA Puskesmas Lut Tawar pada tanggal 08 Juni 2022 pukul 08.00-
13.00 WIB.
Metode:
Alur yang dilakukan pada pelaksanaan ANC yaitu :
1. Pasien melakukan registrasi di loket pendaftaran, kemudian akan
di panggil untuk masuk ke poli KIA
2. Melakukan kegiatan diawali dengan anamnesis keluhan pasien
saat ini, data kehamilan saat ini seperti HPHT , kehamilan
keberapa dan riwayat kehamilan lalu seperti jumlah anak, abortus,
riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit dahulu (RPD),
riwayat penyakit keluarga (RPK), riwayat alergi dan obat-obatan
yang dikonsumsi saat ini.
3. Kemudian dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggu badan,
tekanan darah, lingkar lengan (LILA), dan pemeriksaan obstetrik
seperti (TFU, DJJ janin). Semua hasil tersebut kemudian di catat
di rekam medis pasien serta buku KIA.
4. Kemudian jika pasien kunjungan baru dilakukan ANC terpadu,
diberikan surat pengantar ke laboratorium untuk pengecekan
darah lengkap, golongan darah, urine (protein dan reduksi), gula
darah acak (GDA), Triple Eliminasi. Setelah hasil keluar pasien
diminta kembali ke poli KIA untuk menyerahkan hasil. Setelah
hasil laboratorium keluar selanjutnya dilakukan analisa oleh
dokter umum mengenai kondisi pasien dan dilanjutkan untuk
konseling mengenai kondisi pasien.
5. Kemudian pasien diberikan vitamin untuk dibawa pulang seperti
tablet besi (Fe), kalsium atau asam folat. Ingatkan untuk kembali
kontrol.
6. Untuk pasien kunjungan baru diarahkan untuk menuju ke poli gizi
untuk pemeriksaan lebih lanjut (ANC terpadu)

Identitas : Ny.H (31 tahun)


Diagnosa : G2P1A0
Usia Kehamilan : 13 Minggu
Intervensi : Melakukan 10T ANC
1. TB/BB : 50 kg / 170 cm
2. TD : 120 / 80 mmHg
3. Status Gizi (LILA): 26,2 cm (Gizi Baik)
4. TFU : Belum teraba
5. Presentasi dan denyut jantung janin : Belum terdeteksi
6. Suntik TT : TT4
7. Memberikan suplemen tablet Fe (90 tab selama hamil)
8. Melakukan tes lab sederhana (golongan darah, Hb, GDA HbSAg,
Sifilis, HIV, reduksi, protein): Dalam Batas Normal
9. Temu wicara/ konseling: ANC rutin, makan sehat, istirahat
cukup.
10. Tatalaksana kasus : Pemberian Tablet Fe 1x1

Monitoring dan Evaluasi:


Pemantauan melalui pemeriksaan ANC rutin di Puskesmas ataupun bidan
praktek swasta. Karena, dengan melakukan antenatal care yang baik dan
teratur maka kemungkinan terjadinya kematian perinatal dapat dicegah.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

Antenatal Care (ANC) K1-K3 (Pasien 4)


Tanggal Kegiatan 16-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Trimester III
Identitas Pasien Ny.Y, Usia 36 tahun, G3P2A0
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) merupakan program
terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu
hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang
aman dan memuaskan. Pemeriksaan kandungan dapat mengurangi resiko
kehamilan dan dapat menangani dengan cepat jika terdapat masalah
selama masa kehamilan sehingga menekan angka kematian ibu dan bayi.
Salah satu penyebab paling banyak dari kematian ibu adalah Pre
Eklampsia. Wanita dengan Pre Eklampsia bisa dilakukan deteksi dini
dengan melakukan ANC terpadu sehingga dapat mencegah komplikasi
Latar Belakang
yang dapat menimbulkan kematian. Selain itu pada ANC terpadu juga
dapat mengetahui resiko penyakit menular lain yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2016
sekiranya terdapat sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi
kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Hampir semua
kematian ini terjadi pada daerah dengan sumber daya manuasia yang
rendah, dan sebagian besar penyebab kematian bisa dicegah dengan
menggunakan ANC.
Gambaran Pelaksanaan Melakukan kegiatan ANC terpadu pada ibu hamil saat kunjungan K1 di
poli KIA Puskesmas Lut Tawar pada tanggal 16 Juni 2022 pukul 08.00-
13.00 WIB.
Metode:
Alur yang dilakukan pada pelaksanaan ANC yaitu :
1. Pasien melakukan registrasi di loket pendaftaran, kemudian akan
di panggil untuk masuk ke poli KIA
2. Melakukan kegiatan diawali dengan anamnesis keluhan pasien
saat ini, data kehamilan saat ini seperti HPHT , kehamilan
keberapa dan riwayat kehamilan lalu seperti jumlah anak, abortus,
riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit dahulu (RPD),
riwayat penyakit keluarga (RPK), riwayat alergi dan obat-obatan
yang dikonsumsi saat ini.
3. Kemudian dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggu badan,
tekanan darah, lingkar lengan (LILA), dan pemeriksaan obstetrik
seperti (TFU, DJJ janin). Semua hasil tersebut kemudian di catat
di rekam medis pasien serta buku KIA.
4. Kemudian jika pasien kunjungan baru dilakukan ANC terpadu,
diberikan surat pengantar ke laboratorium untuk pengecekan
darah lengkap, golongan darah, urine (protein dan reduksi), gula
darah acak (GDA), Triple Eliminasi. Setelah hasil keluar pasien
diminta kembali ke poli KIA untuk menyerahkan hasil. Setelah
hasil laboratorium keluar selanjutnya dilakukan analisa oleh
dokter umum mengenai kondisi pasien dan dilanjutkan untuk
konseling mengenai kondisi pasien.
5. Kemudian pasien diberikan vitamin untuk dibawa pulang seperti
tablet besi (Fe), kalsium atau asam folat. Ingatkan untuk kembali
kontrol.
6. Untuk pasien kunjungan baru diarahkan untuk menuju ke poli gizi
untuk pemeriksaan lebih lanjut (ANC terpadu)

Identitas : Ny.Y (36 tahun)


Diagnosa : G3P2A0
Usia Kehamilan: 28 Minggu
Intervensi : Melakukan 10T ANC
1. TB/BB : 71 kg / 148 cm
2. TD : 101 / 70 mmHg
3. Status Gizi (LILA): 30 cm (Gizi Baik)
4. TFU : 29 cm
5. Presentasi dan denyut jantung janin : Melintang, DJJ 149x/menit
6. Suntik TT : Sudah Lengkap
7. Memberikan suplemen tablet Fe (90 tab selama hamil)
8. Melakukan tes lab sederhana (golongan darah, Hb, GDA HbSAg,
Sifilis, HIV, reduksi, protein): Dalam Batas Normal
9. Temu wicara/ konseling: ANC rutin, makan sehat, istirahat
cukup.
10. Tatalaksana kasus : Pemberian Tablet Fe 1x1. Kunjungan ulang
pada usia kandungan 32 minggu.

Monitoring dan Evaluasi:


Pemantauan melalui pemeriksaan ANC rutin di Puskesmas ataupun bidan
praktek swasta. Karena, dengan melakukan antenatal care yang baik dan
teratur maka kemungkinan terjadinya kematian perinatal dapat dicegah.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

Antenatal Care (ANC) K1-K3 (Pasien 5)


Tanggal Kegiatan 16-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Trimester II
Identitas Pasien Ny.F, Usia 21 tahun, G1P0A0
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) merupakan program
terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu
hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang
aman dan memuaskan. Pemeriksaan kandungan dapat mengurangi resiko
kehamilan dan dapat menangani dengan cepat jika terdapat masalah
selama masa kehamilan sehingga menekan angka kematian ibu dan bayi.
Salah satu penyebab paling banyak dari kematian ibu adalah Pre
Eklampsia. Wanita dengan Pre Eklampsia bisa dilakukan deteksi dini
dengan melakukan ANC terpadu sehingga dapat mencegah komplikasi
Latar Belakang
yang dapat menimbulkan kematian. Selain itu pada ANC terpadu juga
dapat mengetahui resiko penyakit menular lain yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2016
sekiranya terdapat sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi
kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Hampir semua
kematian ini terjadi pada daerah dengan sumber daya manuasia yang
rendah, dan sebagian besar penyebab kematian bisa dicegah dengan
menggunakan ANC.
Gambaran Pelaksanaan Melakukan kegiatan ANC terpadu pada ibu hamil saat kunjungan K1 di
poli KIA Puskesmas Lut Tawar pada tanggal 16 Juni 2022 pukul 08.00-
13.00 WIB.
Metode:
Alur yang dilakukan pada pelaksanaan ANC yaitu :
1. Pasien melakukan registrasi di loket pendaftaran, kemudian akan
di panggil untuk masuk ke poli KIA
2. Melakukan kegiatan diawali dengan anamnesis keluhan pasien
saat ini, data kehamilan saat ini seperti HPHT , kehamilan
keberapa dan riwayat kehamilan lalu seperti jumlah anak, abortus,
riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit dahulu (RPD),
riwayat penyakit keluarga (RPK), riwayat alergi dan obat-obatan
yang dikonsumsi saat ini.
3. Kemudian dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggu badan,
tekanan darah, lingkar lengan (LILA), dan pemeriksaan obstetrik
seperti (TFU, DJJ janin). Semua hasil tersebut kemudian di catat
di rekam medis pasien serta buku KIA.
4. Kemudian jika pasien kunjungan baru dilakukan ANC terpadu,
diberikan surat pengantar ke laboratorium untuk pengecekan
darah lengkap, golongan darah, urine (protein dan reduksi), gula
Triple Eliminasi. Setelah hasil keluar pasien diminta kembali ke
poli KIA untuk menyerahkan hasil. Setelah hasil laboratorium
keluar selanjutnya dilakukan analisa oleh dokter umum mengenai
kondisi pasien dan dilanjutkan untuk konseling mengenai kondisi
pasien.
5. Kemudian pasien diberikan vitamin untuk dibawa pulang seperti
tablet besi (Fe), kalsium atau asam folat. Ingatkan untuk kembali
kontrol.
6. Untuk pasien kunjungan baru diarahkan untuk menuju ke poli gizi
untuk pemeriksaan lebih lanjut (ANC terpadu)

Identitas : Ny.F (21 tahun)


Diagnosa : G1P0A0
Usia Kehamilan: 18 Minggu
Intervensi : Melakukan 10T ANC
1. TB/BB : 65 kg / 168 cm
2. TD : 118 / 82 mmHg
3. Status Gizi (LILA): 27,3 cm (Gizi Baik)
4. TFU : Belum teraba
5. Presentasi dan denyut jantung janin : Belum terdeteksi
6. Suntik TT : TT1
7. Memberikan suplemen tablet Fe (90 tab selama hamil)
8. Melakukan tes lab sederhana (golongan darah, Hb, GDA HbSAg,
Sifilis, HIV, reduksi, protein): Dalam Batas Normal
9. Temu wicara/ konseling: ANC rutin, makan sehat, istirahat
cukup,
10. Tatalaksana kasus : Pemberian Tablet Fe 1x1

Monitoring dan Evaluasi:


Pemantauan melalui pemeriksaan ANC rutin di Puskesmas ataupun bidan
praktek swasta. Karena, dengan melakukan antenatal care yang baik dan
teratur maka kemungkinan terjadinya kematian perinatal dapat dicegah.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

KB Suntik (Pasien 1)
Tanggal Kegiatan 13-09-2022
Judul Laporan Kegiatan Pelaksanaan KB Suntik
Identitas Pasien Ny.HS (28 tahun)
Latar Belakang Pelayanan kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan meliputi
pemberian Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE), konseling, penapusan
kelayakan medis, pemberian kontrasepsi, pemasangan atau pencabutan,
dan penanganan efek samping atau komplikasi dalam upaya mencegah
kehamilan. Pelayanan kontrasepsi meliputi kondom, pil, suntik, implan,
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), tubektomi dan vasektomi.
Pelayanan KB termasuk upaya promotif dan preventif dengan alat
kontrasepsi disediakan oleh BKKBN bagi seluruh pasangan usia subur
(PUS) peserta JKN (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun
2013 tentang JKN). UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa
pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
dalam lingkungan yang sehat, dan Keluarga Berencana (KB) adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal hamil, melahirkan,
melalui promosi dan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
berkualitas. Tujuan dari KB adalah untuk menunda kehamilan,
menjarangakan kehamilan, dan menghentikan memiliki anak.
Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan esetimasi
jumlah penduduk terbanyak sebesar 249 juta jiwa menurut World
Population Data Sheet 2013. Data SKDI 2012 menujukkan tren
peningkatan pengunaan kontrasepsi sejak 1991-2017 (50% menjadi 64%)
dan sejalan untuk menurunkan angka fertilitas atau Total Fertility Rate
(TFR) Indonesia sebesar 2,6, meskipun masih di atas rata-rata TFR negara
ASEAN yaitu 2,4. Data BKKBN menunjukkan KB aktif diantara PUS
tahun 2019 sebesar 62,5% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
sebesar 63,27%, sementara target RPJMN tahun 2019 sebesar 66%.
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 belum mencapai target RPJMN
yaitu sebesar 64,8% dengan cakupan KB Kota Kediri pada tahun 2019
sebesar 73,3%.
Pola pemilihan jenis alat kontrasepsi secara nasional menujukkan
sebagaian besar peserta KB aktif memilih suntikan (63,7%) dan pil
(17,0%) yang merupakan jenis KB jangka pendek sehingga pengendalian
kehamilan lebih rendah. Sedangkan data KB Kota Kediri tahun 2019
sebagian besar memilih KB suntikan (50,5%) dan KB jenis implan, MoU,
dan AKDR memiliki persentase hampir setara.
Kurangnya capaian peserta KB baru yaitu akibat kondisi pandemi
sehingga berpengaruh pada berkurangnya kunjungan ke puskesmas, serta
adanya ketakutan akan efek samping KB yaitu menjadi gemuk atau
menstruasi tidak teratur. Sedangkan kesenjangan pada variabel KB pasca
salin diakibatkan sebagian ibu di masa nifas belum siap untuk dilakukan
KB.
Gambaran Pelaksanaan Penyelenggaraaan pelayanan KB dengan memperhatikan hal-hal
berikut:
1. Pendaftaran
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien
3. Pemberian komunikasi-informasi-edukasi (KIE) dan konseling terkait
KB termasuk pemilihan jenis alat kontrasepsi dan efek samping
4. Intervensi dengan pemberian KB sesuai pilihan pasien setelah
dilakukan konseling

Pelaksanaan:
Metode intervensi : Pelayanan KB Suntik di Poli KIA
Puskesmas Lut Tawar
Waktu : 13-09-2022
Identitas : Ny.HS (28 tahun)
Cara Pemberian :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Persiapan alat dan bahan
3. Pasien diposisikan miring ke kiri di atas bed
4. Menentukan lokasi penyuntikan (Bokong Kanan)
5. Penyuntikan dilakukan secara intramuscular
6. Observasi pasien, jika tidak ada keluhan pasien dapat dipulangkan

Monitoring
- Melakukan KIE dan konseling tentang KB meliputi pengertian,
manfaat dan tujuan, serta pemilihan alat kontrasepsi
- Melakukan pemberian dan pemantauan kontrasepsi sesuai pilihan
pasien

Evaluasi:
- Evaluasi status kesehatan pasien serta konseling untuk pemilihan alat
kontrasepsi dengan mempertimbangkan status kesehatan, jumlah
anak, dan usia
- Edukasi dan manajemen efek samping dari alat kontrasepsi
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

KB Suntik (Pasien 2)
Tanggal Kegiatan 26-09-2022
Judul Laporan Kegiatan Pelaksanaan KB Suntik
Identitas Pasien Ny.YR (30 tahun)
Latar Belakang Pelayanan kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan meliputi
pemberian Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE), konseling, penapusan
kelayakan medis, pemberian kontrasepsi, pemasangan atau pencabutan,
dan penanganan efek samping atau komplikasi dalam upaya mencegah
kehamilan. Pelayanan kontrasepsi meliputi kondom, pil, suntik, implan,
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), tubektomi dan vasektomi.
Pelayanan KB termasuk upaya promotif dan preventif dengan alat
kontrasepsi disediakan oleh BKKBN bagi seluruh pasangan usia subur
(PUS) peserta JKN (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun
2013 tentang JKN). UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa
pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
dalam lingkungan yang sehat, dan Keluarga Berencana (KB) adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal hamil, melahirkan,
melalui promosi dan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
berkualitas. Tujuan dari KB adalah untuk menunda kehamilan,
menjarangakan kehamilan, dan menghentikan memiliki anak.
Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan esetimasi
jumlah penduduk terbanyak sebesar 249 juta jiwa menurut World
Population Data Sheet 2013. Data SKDI 2012 menujukkan tren
peningkatan pengunaan kontrasepsi sejak 1991-2017 (50% menjadi 64%)
dan sejalan untuk menurunkan angka fertilitas atau Total Fertility Rate
(TFR) Indonesia sebesar 2,6, meskipun masih di atas rata-rata TFR negara
ASEAN yaitu 2,4. Data BKKBN menunjukkan KB aktif diantara PUS
tahun 2019 sebesar 62,5% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
sebesar 63,27%, sementara target RPJMN tahun 2019 sebesar 66%.
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 belum mencapai target RPJMN
yaitu sebesar 64,8% dengan cakupan KB Kota Kediri pada tahun 2019
sebesar 73,3%.
Pola pemilihan jenis alat kontrasepsi secara nasional menujukkan
sebagaian besar peserta KB aktif memilih suntikan (63,7%) dan pil
(17,0%) yang merupakan jenis KB jangka pendek sehingga pengendalian
kehamilan lebih rendah. Sedangkan data KB Kota Kediri tahun 2019
sebagian besar memilih KB suntikan (50,5%) dan KB jenis implan, MoU,
dan AKDR memiliki persentase hampir setara.
Kurangnya capaian peserta KB baru yaitu akibat kondisi pandemi
sehingga berpengaruh pada berkurangnya kunjungan ke puskesmas, serta
adanya ketakutan akan efek samping KB yaitu menjadi gemuk atau
menstruasi tidak teratur. Sedangkan kesenjangan pada variabel KB pasca
salin diakibatkan sebagian ibu di masa nifas belum siap untuk dilakukan
KB.
Gambaran Pelaksanaan Penyelenggaraaan pelayanan KB dengan memperhatikan hal-hal
berikut:
1. Pendaftaran
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien
3. Pemberian komunikasi-informasi-edukasi (KIE) dan konseling terkait
KB termasuk pemilihan jenis alat kontrasepsi dan efek samping
4. Intervensi dengan pemberian KB sesuai pilihan pasien setelah
dilakukan konseling

Pelaksanaan:
Metode intervensi : Pelayanan KB Suntik di Poli KIA
Puskesmas Lut Tawar
Waktu : 28-09-2022
Identitas : Ny.YR (30 tahun)
Cara Pemberian :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Persiapan alat dan bahan
3. Pasien diposisikan miring ke kiri di atas bed
4. Menentukan lokasi penyuntikan (Bokong Kanan)
5. Penyuntikan dilakukan secara intramuscular
6. Observasi pasien, jika tidak ada keluhan pasien dapat dipulangkan

Monitoring
- Melakukan KIE dan konseling tentang KB meliputi pengertian,
manfaat dan tujuan, serta pemilihan alat kontrasepsi
- Melakukan pemberian dan pemantauan kontrasepsi sesuai pilihan
pasien

Evaluasi:
- Evaluasi status kesehatan pasien serta konseling untuk pemilihan alat
kontrasepsi dengan mempertimbangkan status kesehatan, jumlah
anak, dan usia
- Edukasi dan manajemen efek samping dari alat kontrasepsi
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

Pemasangan IUD
Tanggal Kegiatan
Judul Laporan Kegiatan
Identitas Pasien
Latar Belakang
Gambaran Pelaksanaan
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

Pemasangan Implant
Tanggal Kegiatan 16-06-22
Judul Laporan Kegiatan Pelaksanaan KB Implan
Identitas Pasien Ny. AZ (30 tahun)
Latar Belakang Pelayanan kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan meliputi
pemberian Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE), konseling, penapusan
kelayakan medis, pemberian kontrasepsi, pemasangan atau pencabutan,
dan penanganan efek samping atau komplikasi dalam upaya mencegah
kehamilan. Pelayanan kontrasepsi meliputi kondom, pil, suntik, implan,
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), tubektomi dan vasektomi.
Pelayanan KB termasuk upaya promotif dan preventif dengan alat
kontrasepsi disediakan oleh BKKBN bagi seluruh pasangan usia subur
(PUS) peserta JKN (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun
2013 tentang JKN). UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa
pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
dalam lingkungan yang sehat, dan Keluarga Berencana (KB) adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal hamil, melahirkan,
melalui promosi dan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
berkualitas. Tujuan dari KB adalah untuk menunda kehamilan,
menjarangakan kehamilan, dan menghentikan memiliki anak.
Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan esetimasi
jumlah penduduk terbanyak sebesar 249 juta jiwa menurut World
Population Data Sheet 2013. Data SKDI 2012 menujukkan tren
peningkatan pengunaan kontrasepsi sejak 1991-2017 (50% menjadi 64%)
dan sejalan untuk menurunkan angka fertilitas atau Total Fertility Rate
(TFR) Indonesia sebesar 2,6, meskipun masih di atas rata-rata TFR negara
ASEAN yaitu 2,4. Data BKKBN menunjukkan KB aktif diantara PUS
tahun 2019 sebesar 62,5% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
sebesar 63,27%, sementara target RPJMN tahun 2019 sebesar 66%.
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 belum mencapai target RPJMN
yaitu sebesar 64,8% dengan cakupan KB Kota Kediri pada tahun 2019
sebesar 73,3%.
Pola pemilihan jenis alat kontrasepsi secara nasional menujukkan
sebagaian besar peserta KB aktif memilih suntikan (63,7%) dan pil
(17,0%) yang merupakan jenis KB jangka pendek sehingga pengendalian
kehamilan lebih rendah. Sedangkan data KB Kota Kediri tahun 2019
sebagian besar memilih KB suntikan (50,5%) dan KB jenis implan, MoU,
dan AKDR memiliki persentase hampir setara.
Kurangnya capaian peserta KB baru yaitu akibat kondisi pandemi
sehingga berpengaruh pada berkurangnya kunjungan ke puskesmas, serta
adanya ketakutan akan efek samping KB yaitu menjadi gemuk atau
menstruasi tidak teratur. Sedangkan kesenjangan pada variabel KB pasca
salin diakibatkan sebagian ibu di masa nifas belum siap untuk dilakukan
KB.
Gambaran Pelaksanaan Penyelenggaraaan pelayanan KB dengan memperhatikan hal-hal berikut:
5. Pendaftaran
6. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien
7. Pemberian komunikasi-informasi-edukasi (KIE) dan konseling terkait
KB termasuk pemilihan jenis alat kontrasepsi dan efek samping
8. Intervensi dengan pemberian KB sesuai pilihan pasien setelah
dilakukan konseling
Pelaksanaan:
Metode intervensi : Pelayanan KB Impan di Poli KIA
Puskesmas Lut Tawar
Waktu : 16-06-2022
Identitas : Ny.AZ(30 tahun)
Cara Pemberian :
1. Menjelaskan tindakan medis yang dilakukan
2. Informed consent (penandatanganan persetujuan tindakan) oleh
pasien/ keluarga pasien
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Tentukan letak posisi penanaman kapsul implant (kapsul 2)
5. Mencuci tangan dan keringkan kemudian memakai sarung tangan
steril
6. Daerah insisi didesinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang
berlubang
7. Melakukan anastesi local, Kemudian lakukan insisi selebar lebih
kurang 5-7mm ditempat yang sudah ditentukan
8. Lakukan penanaman implant tepat dibawah kulit lengan atas pasien
9. Lakukan hingga ke dua kapsul tertanam pada tempatnya
10. Menutup luka insisi dengan kasa steril
11. Memberi arahan untuk pasien agar luka tidak basah dan selalu dalam
keadaan bersih selama lebih kurang 3 hari
12. Dokumentasi dan mengisi rekam medis

Monitoring
- Melakukan KIE dan konseling tentang KB meliputi pengertian,
manfaat dan tujuan, serta pemilihan alat kontrasepsi
- Melakukan pemberian dan pemantauan kontrasepsi sesuai pilihan
pasien

Evaluasi:
- Evaluasi status kesehatan pasien serta konseling untuk pemilihan alat
kontrasepsi dengan mempertimbangkan status kesehatan, jumlah
anak, dan usia
Edukasi dan manajemen efek samping dari alat kontrasepsi
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

Pemasangan Implant
Tanggal Kegiatan 16-06-22
Judul Laporan Kegiatan Pelaksanaan KB Implan
Identitas Pasien Ny. HL (33 tahun)
Latar Belakang Pelayanan kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan meliputi
pemberian Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE), konseling, penapusan
kelayakan medis, pemberian kontrasepsi, pemasangan atau pencabutan,
dan penanganan efek samping atau komplikasi dalam upaya mencegah
kehamilan. Pelayanan kontrasepsi meliputi kondom, pil, suntik, implan,
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), tubektomi dan vasektomi.
Pelayanan KB termasuk upaya promotif dan preventif dengan alat
kontrasepsi disediakan oleh BKKBN bagi seluruh pasangan usia subur
(PUS) peserta JKN (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun
2013 tentang JKN). UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa
pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
dalam lingkungan yang sehat, dan Keluarga Berencana (KB) adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal hamil, melahirkan,
melalui promosi dan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
berkualitas. Tujuan dari KB adalah untuk menunda kehamilan,
menjarangakan kehamilan, dan menghentikan memiliki anak.
Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan esetimasi
jumlah penduduk terbanyak sebesar 249 juta jiwa menurut World
Population Data Sheet 2013. Data SKDI 2012 menujukkan tren
peningkatan pengunaan kontrasepsi sejak 1991-2017 (50% menjadi 64%)
dan sejalan untuk menurunkan angka fertilitas atau Total Fertility Rate
(TFR) Indonesia sebesar 2,6, meskipun masih di atas rata-rata TFR negara
ASEAN yaitu 2,4. Data BKKBN menunjukkan KB aktif diantara PUS
tahun 2019 sebesar 62,5% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
sebesar 63,27%, sementara target RPJMN tahun 2019 sebesar 66%.
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 belum mencapai target RPJMN
yaitu sebesar 64,8% dengan cakupan KB Kota Kediri pada tahun 2019
sebesar 73,3%.
Pola pemilihan jenis alat kontrasepsi secara nasional menujukkan
sebagaian besar peserta KB aktif memilih suntikan (63,7%) dan pil
(17,0%) yang merupakan jenis KB jangka pendek sehingga pengendalian
kehamilan lebih rendah. Sedangkan data KB Kota Kediri tahun 2019
sebagian besar memilih KB suntikan (50,5%) dan KB jenis implan, MoU,
dan AKDR memiliki persentase hampir setara.
Kurangnya capaian peserta KB baru yaitu akibat kondisi pandemi
sehingga berpengaruh pada berkurangnya kunjungan ke puskesmas, serta
adanya ketakutan akan efek samping KB yaitu menjadi gemuk atau
menstruasi tidak teratur. Sedangkan kesenjangan pada variabel KB pasca
salin diakibatkan sebagian ibu di masa nifas belum siap untuk dilakukan
KB.
Gambaran Pelaksanaan Penyelenggaraaan pelayanan KB dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Pendaftaran
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien
3. Pemberian komunikasi-informasi-edukasi (KIE) dan konseling
terkait KB termasuk pemilihan jenis alat kontrasepsi dan efek
samping
4. Intervensi dengan pemberian KB sesuai pilihan pasien setelah
dilakukan konseling
Pelaksanaan:
Metode intervensi : Pelayanan KB Impan di Poli KIA
Puskesmas Lut Tawar
Waktu : 08-08-2022
Identitas : Ny.HL (33 tahun)
Cara Pemberian :
1. Menjelaskan tindakan medis yang dilakukan
2. Informed consent (penandatanganan persetujuan tindakan) oleh
pasien/ keluarga pasien
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Tentukan letak posisi penanaman kapsul implant (kapsul 2)
5. Mencuci tangan dan keringkan kemudian memakai sarung tangan
steril
6. Daerah insisi didesinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang
berlubang
7. Melakukan anastesi local, Kemudian lakukan insisi selebar lebih
kurang 5-7mm ditempat yang sudah ditentukan
8. Lakukan penanaman implant tepat dibawah kulit lengan atas pasien
9. Lakukan hingga ke dua kapsul tertanam pada tempatnya
10. Menutup luka insisi dengan kasa steril
11. Memberi arahan untuk pasien agar luka tidak basah dan selalu dalam
keadaan bersih selama lebih kurang 3 hari
12. Dokumentasi dan mengisi rekam medis

Monitoring
- Melakukan KIE dan konseling tentang KB meliputi pengertian,
manfaat dan tujuan, serta pemilihan alat kontrasepsi
- Melakukan pemberian dan pemantauan kontrasepsi sesuai pilihan
pasien

Evaluasi:
- Evaluasi status kesehatan pasien serta konseling untuk pemilihan alat
kontrasepsi dengan mempertimbangkan status kesehatan, jumlah
anak, dan usia
- Edukasi dan manajemen efek samping dari alat kontrasepsi
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

KB Pil (Pasien 1)
Tanggal Kegiatan 20-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Pelaksanaan KB Pil
Identitas Pasien Ny.I (24 Tahun)
Latar Belakang Pelayanan kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan meliputi
pemberian Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE), konseling, penapusan
kelayakan medis, pemberian kontrasepsi, pemasangan atau pencabutan,
dan penanganan efek samping atau komplikasi dalam upaya mencegah
kehamilan. Pelayanan kontrasepsi meliputi kondom, pil, suntik, implan,
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), tubektomi dan vasektomi.
Pelayanan KB termasuk upaya promotif dan preventif dengan alat
kontrasepsi disediakan oleh BKKBN bagi seluruh pasangan usia subur
(PUS) peserta JKN (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun
2013 tentang JKN). UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa
pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
dalam lingkungan yang sehat, dan Keluarga Berencana (KB) adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal hamil, melahirkan,
melalui promosi dan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
berkualitas. Tujuan dari KB adalah untuk menunda kehamilan,
menjarangakan kehamilan, dan menghentikan memiliki anak.
Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan esetimasi
jumlah penduduk terbanyak sebesar 249 juta jiwa menurut World
Population Data Sheet 2013. Data SKDI 2012 menujukkan tren
peningkatan pengunaan kontrasepsi sejak 1991-2017 (50% menjadi 64%)
dan sejalan untuk menurunkan angka fertilitas atau Total Fertility Rate
(TFR) Indonesia sebesar 2,6, meskipun masih di atas rata-rata TFR negara
ASEAN yaitu 2,4. Data BKKBN menunjukkan KB aktif diantara PUS
tahun 2019 sebesar 62,5% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
sebesar 63,27%, sementara target RPJMN tahun 2019 sebesar 66%.
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 belum mencapai target RPJMN
yaitu sebesar 64,8% dengan cakupan KB Kota Kediri pada tahun 2019
sebesar 73,3%.
Pola pemilihan jenis alat kontrasepsi secara nasional menujukkan
sebagaian besar peserta KB aktif memilih suntikan (63,7%) dan pil
(17,0%) yang merupakan jenis KB jangka pendek sehingga pengendalian
kehamilan lebih rendah. Sedangkan data KB Kota Kediri tahun 2019
sebagian besar memilih KB suntikan (50,5%) dan KB jenis implan, MoU,
dan AKDR memiliki persentase hampir setara.
Kurangnya capaian peserta KB baru yaitu akibat kondisi pandemi
sehingga berpengaruh pada berkurangnya kunjungan ke puskesmas, serta
adanya ketakutan akan efek samping KB yaitu menjadi gemuk atau
menstruasi tidak teratur. Sedangkan kesenjangan pada variabel KB pasca
salin diakibatkan sebagian ibu di masa nifas belum siap untuk dilakukan
KB.
Gambaran Pelaksanaan Penyelenggaraaan pelayanan KB dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Pendaftaran
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien
3. Pemberian komunikasi-informasi-edukasi (KIE) dan konseling
terkait KB termasuk pemilihan jenis alat kontrasepsi dan efek
samping
4. Intervensi dengan pemberian KB sesuai pilihan pasien setelah
dilakukan konseling

Pelaksanaan:
Metode intervensi : Pelayanan KB Pil di Poli KIA Puskesmas Lut
Tawar
Waktu : 20-06-2022
Identitas : Ny.I (24 tahun)
Cara Pemberian : Pemberian Mini Pil dengan jenis 28 hari dapat dimulai
kapan saja atau segra setelah konsultasi dan dikonsumsi 1 kali sehari
selama sebulan penuh.

Monitoring
- Melakukan KIE dan konseling tentang KB meliputi pengertian,
manfaat dan tujuan, serta pemilihan alat kontrasepsi
- Melakukan pemberian dan pemantauan kontrasepsi sesuai pilihan
pasien

Evaluasi:
- Evaluasi status kesehatan pasien serta konseling untuk pemilihan alat
kontrasepsi dengan mempertimbangkan status kesehatan, jumlah
anak, dan usia
- Edukasi dan manajemen efek samping dari alat kontrasepsi
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

IMD dan ASI Ekslusif (Pasien 1)


Tanggal Kegiatan 20-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Konseling IMD dan ASI Ekslusif
Identitas Pasien Ny. I (24 Tahun)
Inisiasi menyusui dini adalah langkah penting untuk memudahkan
bayi dalam memulai proses menyusui. Bayi baru lahir yang diletakkan
pada dada atau perut sang ibu, secara alami dapat mencari sendiri sumber
air susu ibu (ASI) dan menyusu. Proses penting inilah yang disebut
inisiasi menyusui dini (IMD). Manfaat ASI telah terbukti berperan
penting sebagai sumber makanan utama dan membantu memperkuat
sistem kekebalan bayi baru lahir untuk melindunginya dari berbagai
penyakit. Proses menyusui ini sebenarnya dapat dimulai dan dikuatkan
dengan inisiasi menyusui dini. Sayang, belum banyak orang yang
memahami pentingnya prosedur ini untuk bayi. Berbagai manfaat inisiasi
menyusui dini bagi ibu dan bayi, antara lain dapat meningkatkan
kesempatan bayi memperoleh kolostrum; mendukung keberhasilan ASI
eksklusif; memperkuat hubungan ibu dan bayi; dan meningkatkan
Latar Belakang
kesehatan bayi.
Air susuibu (ASI) adalah sumber asupan nutrisi bagi bayi baru
lahir, yang mana sifat ASI (Air Susu Ibu) bersifat eksklusif sebab
pemberiannya berlaku pada bayi berusia 0 bulan sampai 6 bulan. Dalam
fase ini harus diperhatikan dengan benar mengenai pemberian dan
kualitas ASI, supaya tak mengganggu tahap perkembangan si kecil
selama enam bulan pertama semenjak hari pertama lahir (HPL),
mengingat periode tersebut merusakan masa periode emas perkembangan
anak sampai menginjak usia 2 tahun. Ada beberapa manfaat ASI
Eksklusif untuk bayi 0-6 bulan pertama, yaitu mencegah terserang
penyakit dan membantu perkembangan otak dan fisik bayi. Selain bagi
bayi, pemberian ASI eksklusif bagi ibu menyusui juga memiliki manfaat,
yaitu dapat mengatasi rasa trauma dan mencegah kanker payudara.
Gambaran Pelaksanaan Penyelenggaraaan pelayanan konseling IMD dan ASI Ekslusif
dengan alur sebagai berikut:
1. Pendaftaran
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien
3. Pemberian komunikasi-informasi-edukasi (KIE) dan konseling
terkait IMD dan ASI Ekslusif.

Pelaksanaan:
 Metode intervensi pemberian komunikasi-informasi-edukasi
(KIE) dan konseling terkait IMD dan ASI Ekslusif di Poli KIA
Puskesmas Lut Tawar
 Dilaksanakan pada tanggal 20-06-2022
 Identitas
Nama : Ny. I
Usia : 24 Tahun

Monitoring dan Evaluasi


Pertanyaan:
1. Apakah pemberian ASI Ekslusif boleh di selangi dengan susu
formula?
2. Apasaja makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI?

Jawaban:
1. Tidak boleh, karena yang dimaksud dengan ASI Ekslusif adalah
dengan pemberian ASI dari bagi lahir hingga 6 bulan tanpa
menambahkan minuman atau makanan lainnya, kecuali
pemberian obat-obatan ataupun vitamin yang diperlukan bayi.
Dan pemberian ASI dengan medote perah juga diperbolehkan.
2. Semua makanan yang bergizi dan pengolahan yang sehat dapat
meningkatkan produksi asi, terutama sayuran sepertu daun Katuk
yang sudah terbukti secara ilmiah juga konsumsi susu kedelai
juga dapat meningkatkan produksi asi.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Kesehatan Keluarga

IMD dan ASI Ekslusif (Pasien 2)


Tanggal Kegiatan 09-09-2022
Judul Laporan Kegiatan Konseling IMD dan ASI Ekslusif
Identitas Pasien Ny. MS (26 Tahun)
Inisiasi menyusui dini adalah langkah penting untuk memudahkan
bayi dalam memulai proses menyusui. Bayi baru lahir yang diletakkan
pada dada atau perut sang ibu, secara alami dapat mencari sendiri sumber
air susu ibu (ASI) dan menyusu. Proses penting inilah yang disebut
inisiasi menyusui dini (IMD). Manfaat ASI telah terbukti berperan
penting sebagai sumber makanan utama dan membantu memperkuat
sistem kekebalan bayi baru lahir untuk melindunginya dari berbagai
penyakit. Proses menyusui ini sebenarnya dapat dimulai dan dikuatkan
dengan inisiasi menyusui dini. Sayang, belum banyak orang yang
memahami pentingnya prosedur ini untuk bayi. Berbagai manfaat inisiasi
menyusui dini bagi ibu dan bayi, antara lain dapat meningkatkan
kesempatan bayi memperoleh kolostrum; mendukung keberhasilan ASI
eksklusif; memperkuat hubungan ibu dan bayi; dan meningkatkan
Latar Belakang
kesehatan bayi.
Air susuibu (ASI) adalah sumber asupan nutrisi bagi bayi baru
lahir, yang mana sifat ASI (Air Susu Ibu) bersifat eksklusif sebab
pemberiannya berlaku pada bayi berusia 0 bulan sampai 6 bulan. Dalam
fase ini harus diperhatikan dengan benar mengenai pemberian dan
kualitas ASI, supaya tak mengganggu tahap perkembangan si kecil
selama enam bulan pertama semenjak hari pertama lahir (HPL),
mengingat periode tersebut merusakan masa periode emas perkembangan
anak sampai menginjak usia 2 tahun. Ada beberapa manfaat ASI
Eksklusif untuk bayi 0-6 bulan pertama, yaitu mencegah terserang
penyakit dan membantu perkembangan otak dan fisik bayi. Selain bagi
bayi, pemberian ASI eksklusif bagi ibu menyusui juga memiliki manfaat,
yaitu dapat mengatasi rasa trauma dan mencegah kanker payudara.
Gambaran Pelaksanaan Penyelenggaraaan pelayanan Konseling IMD dan ASI Ekslusif dengan
alur sebagai berikut:
1. Pendaftaran
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien
3. Pemberian komunikasi-informasi-edukasi (KIE) dan
konseling terkait IMD dan ASI Ekslusif.

Pelaksanaan:
 Metode intervensi Pemberian komunikasi-informasi-edukasi
(KIE) dan konseling terkait IMD dan ASI Ekslusif di Poli KIA
Puskesmas Lut Tawar
 Dilaksanakan pada tanggal 09-09-2022
 Identitas
Nama : Ny. MS
Usia : 26 Tahun

Monitoring dan Evaluasi


Pertanyaan:
1. Adakah metode selain makanan yang dapat meningkatkan
produksi ASI?
2. Apakah Pemberian ASI Ekslusif sampai usia 6 bulan sudah
cukup?

Jawaban:
1. Selain memperhatikan makanan yang sehat, peningkatan produksi
ASI dapat dilakukan dengan pijat oksitosin atau pemijatan pada
punggung ibu oleh suami, serta dengan mengkonsdisikan
perasaan suasana hati ibu tetap senang dan relaks.
2. Pemberian ASI sejak bayi dilahirkan sampai usai 6 bulan tanpa
pemberian makanan dan minuman lainnya kecuali obat yang
diperlukan sudah termasuk dalam ASI Ekslusif, namun dapat di
lanjutkan hingga usia anak 2 tahun.

BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023


Pelayanan Gizi

Monitoring Tumbuh Kembang Bayi atau Anak (Pasien 1)


Tanggal Kegiatan 16-08-2022
Judul Laporan Kegiatan Pamantauan Tumbuh dan Kembang Balita
Identitas Pasien Tn. B (21 Bulan)
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan kesehatan antara lain : gizi, imunisasi,
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare. Definisi
lain Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
dan Bayi.
Penimbangan bulanan pada posyandu balita dilakukan untuk
memantau pertumbuhan anak. Perhatian harus diberikan secara khusus
Latar Belakang terhadap anak yang selama 3 kali penimbangan pertumbuhan tidak
meningkat sesuai umurnya (kenaikan berat badan kurang dari 200
gram/bulan) dan anak yang kurva berat badanya berada dibawah
garis merah KMS (Ekasari, 2008). Berdasarkan hal tersebut, Posyandu
diselenggarakan untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan bagi masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar atau
sosial dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.
Turunnya angka COVID-19 di wilayah Kerja Puskesmas Lut
Tawar membuat terlaksananya kembali program posyandu balita sebagai
upaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia dan untuk
meningkatkan capaian kesehatan balita. Pelaksanaan dilakukan oleh kader
yang telah dilatih di bidang kesehatan dan keluarga berencana yang
diarahkan oleh bidan wilayah.
Gambaran Pelaksanaan Melakukan kegiatan Posyandu Balita di Kampung Gunung Suku
wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar pada tanggal 16 Agustus 2022 pukul
09.00 WIB – selesai
Balita yang mengikuti Posyandu sebanyak 7 orang dengan rentang usia 0-
59 bulan.
Berikut alur yang dilakukan pada pelaksanaan Posyandu Balita :
- Pendaftaran
- Skrining suhu tubuh (suhu tubuh yang diperkenankan ≤ 37,5▫C)
dan melaksanakan prokes 3M dengan baik
- Balita diukur Berat Badan, Tinggi Badan/Panjang Badan, lalu
dituliskan di buku KIA
- Pengukuran dianalisis menggunakan z-score sesuai usia dan jenis
kelamin, dilanjutkan konseling oleh dokter atau bidan sesuai hasil
- Jika ada permasalahan pada balita seperti gizi kurang/BGM
(Bawah Garis Merah) atau balita sakit, diarahkan untuk ke poli
gizi Puskesmas Lut Tawar

Data Antropometri
Berat badan : 11 kg
Tinggi badan : 80,1 cm
Usia : 21 bulan
Status Gizi
BB/U : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
TB/U : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
BB/TB : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
Status Gizi : Gizi baik

BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023


Pelayanan Gizi

Monitoring Tumbuh Kembang Bayi atau Anak (Pasien 2)


Tanggal Kegiatan 16-08-2022
Judul Laporan Kegiatan Pamantauan Tumbuh dan Kembang Balita
Identitas Pasien Tn. AH (56 Bulan)
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan kesehatan antara lain : gizi, imunisasi,
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare. Definisi
lain Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
dan Bayi.
Penimbangan bulanan pada posyandu balita dilakukan untuk
memantau pertumbuhan anak. Perhatian harus diberikan secara khusus
Latar Belakang terhadap anak yang selama 3 kali penimbangan pertumbuhan tidak
meningkat sesuai umurnya (kenaikan berat badan kurang dari 200
gram/bulan) dan anak yang kurva berat badanya berada dibawah
garis merah KMS (Ekasari, 2008). Berdasarkan hal tersebut, Posyandu
diselenggarakan untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan bagi masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar atau
sosial dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.
Turunnya angka COVID-19 di wilayah Kerja Puskesmas Lut
Tawar membuat terlaksananya kembali program posyandu balita sebagai
upaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia dan untuk
meningkatkan capaian kesehatan balita. Pelaksanaan dilakukan oleh kader
yang telah dilatih di bidang kesehatan dan keluarga berencana yang
diarahkan oleh bidan wilayah.
Gambaran Pelaksanaan Melakukan kegiatan Posyandu Balita di Kampung Gunung Suku
wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar pada tanggal 16 Agustus 2022 pukul
09.00 WIB – selesai
Balita yang mengikuti Posyandu sebanyak 7 orang dengan rentang usia 0-
59 bulan.
Berikut alur yang dilakukan pada pelaksanaan Posyandu Balita :
- Pendaftaran
- Skrining suhu tubuh (suhu tubuh yang diperkenankan ≤ 37,5▫C)
dan melaksanakan prokes 3M dengan baik
- Balita diukur Berat Badan, Tinggi Badan/Panjang Badan, lalu
dituliskan di buku KIA
- Pengukuran dianalisis menggunakan z-score sesuai usia dan jenis
kelamin, dilanjutkan konseling oleh dokter atau bidan sesuai hasil
- Jika ada permasalahan pada balita seperti gizi kurang/BGM
(Bawah Garis Merah) atau balita sakit, diarahkan untuk ke poli
gizi Puskesmas Lut Tawar

Data Antropometri
Berat badan : 15 kg
Tinggi badan : 100 cm
Usia : 56 bulan
Status Gizi
BB/U : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
TB/U : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
BB/TB : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
Status Gizi : Gizi baik

BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023


Pelayanan Gizi

Monitoring Tumbuh Kembang Bayi atau Anak (Pasien 3)


Tanggal Kegiatan 16-08-2022
Judul Laporan Kegiatan Pamantauan Tumbuh dan Kembang Balita
Identitas Pasien Nn.S (32 Bulan)
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan kesehatan antara lain : gizi, imunisasi,
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare. Definisi
lain Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
dan Bayi.
Penimbangan bulanan pada posyandu balita dilakukan untuk
memantau pertumbuhan anak. Perhatian harus diberikan secara khusus
Latar Belakang terhadap anak yang selama 3 kali penimbangan pertumbuhan tidak
meningkat sesuai umurnya (kenaikan berat badan kurang dari 200
gram/bulan) dan anak yang kurva berat badanya berada dibawah
garis merah KMS (Ekasari, 2008). Berdasarkan hal tersebut, Posyandu
diselenggarakan untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan bagi masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar atau
sosial dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.
Turunnya angka COVID-19 di wilayah Kerja Puskesmas Lut
Tawar membuat terlaksananya kembali program posyandu balita sebagai
upaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia dan untuk
meningkatkan capaian kesehatan balita. Pelaksanaan dilakukan oleh kader
yang telah dilatih di bidang kesehatan dan keluarga berencana yang
diarahkan oleh bidan wilayah.
Gambaran Pelaksanaan Melakukan kegiatan Posyandu Balita di Kampung Gunung Suku
wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar pada tanggal 16 Agustus 2022 pukul
09.00 WIB – selesai
Balita yang mengikuti Posyandu sebanyak 7 orang dengan rentang usia 0-
59 bulan.
Berikut alur yang dilakukan pada pelaksanaan Posyandu Balita :
- Pendaftaran
- Skrining suhu tubuh (suhu tubuh yang diperkenankan ≤ 37,5▫C)
dan melaksanakan prokes 3M dengan baik
- Balita diukur Berat Badan, Tinggi Badan/Panjang Badan, lalu
dituliskan di buku KIA
- Pengukuran dianalisis menggunakan z-score sesuai usia dan jenis
kelamin, dilanjutkan konseling oleh dokter atau bidan sesuai hasil
- Jika ada permasalahan pada balita seperti gizi kurang/BGM
(Bawah Garis Merah) atau balita sakit, diarahkan untuk ke poli
gizi Puskesmas Lut Tawar

Data Antropometri
Berat badan : 12 kg
Tinggi badan : 88 cm
Usia : 32 bulan
Status Gizi
BB/U : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
TB/U : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
BB/TB : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
Status Gizi : Gizi baik

BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023


Pelayanan Gizi

Monitoring Tumbuh Kembang Bayi atau Anak (Pasien 4)


Tanggal Kegiatan 16-08-2022
Judul Laporan Kegiatan Pamantauan Tumbuh dan Kembang Balita
Identitas Pasien Nn. IG (53 Bulan)
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan kesehatan antara lain : gizi, imunisasi,
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare. Definisi
lain Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
Latar Belakang kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
dan Bayi.
Turunnya angka COVID-19 di wilayah Kerja Puskesmas
Lut Tawar membuat terlaksananya kembali program posyandu balita
sebagai upaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia dan untuk
meningkatkan capaian kesehatan balita. Pelaksanaan dilakukan oleh kader
yang telah dilatih di bidang kesehatan dan keluarga berencana yang
diarahkan oleh bidan wilayah.
Gambaran Pelaksanaan Melakukan kegiatan Posyandu Balita di Kampung Gunung Suku
wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar pada tanggal 16 Agustus 2022 pukul
09.00 WIB – selesai
Balita yang mengikuti Posyandu sebanyak 7 orang dengan rentang usia 0-
59 bulan.
Berikut alur yang dilakukan pada pelaksanaan Posyandu Balita :
- Pendaftaran
- Skrining suhu tubuh (suhu tubuh yang diperkenankan ≤ 37,5▫C)
dan melaksanakan prokes 3M dengan baik
- Balita diukur Berat Badan, Tinggi Badan/Panjang Badan, lalu
dituliskan di buku KIA
- Pengukuran dianalisis menggunakan z-score sesuai usia dan jenis
kelamin, dilanjutkan konseling oleh dokter atau bidan sesuai hasil
- Jika ada permasalahan pada balita seperti gizi kurang/BGM
(Bawah Garis Merah) atau balita sakit, diarahkan untuk ke poli
gizi Puskesmas Lut Tawar

Data Antropometri
Berat badan : 13 kg
Tinggi badan : 98 cm
Usia : 53 bulan
Status Gizi
BB/U : -2 SD s.d +2 SD (Nornal)
TB/U : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
BB/TB : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
Status Gizi : Gizi baik

BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Gizi

Monitoring Tumbuh Kembang Bayi atau Anak (Pasien 5)


Tanggal Kegiatan 16-08-2022
Judul Laporan Kegiatan Pamantauan Tumbuh dan Kembang Balita
Identitas Pasien Nn. TA (7 Bulan)
Latar Belakang Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan kesehatan antara lain : gizi, imunisasi,
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare. Definisi
lain Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
dan Bayi.
Penimbangan bulanan pada posyandu balita dilakukan untuk
memantau pertumbuhan anak. Perhatian harus diberikan secara khusus
terhadap anak yang selama 3 kali penimbangan pertumbuhan tidak
meningkat sesuai umurnya (kenaikan berat badan kurang dari 200
gram/bulan) dan anak yang kurva berat badanya berada dibawah
garis merah KMS (Ekasari, 2008). Berdasarkan hal tersebut, Posyandu
diselenggarakan untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan bagi masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar atau
sosial dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.
Turunnya angka COVID-19 di wilayah Kerja Puskesmas Lut
Tawar membuat terlaksananya kembali program posyandu balita sebagai
upaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia dan untuk
meningkatkan capaian kesehatan balita. Pelaksanaan dilakukan oleh kader
yang telah dilatih di bidang kesehatan dan keluarga berencana yang
diarahkan oleh bidan wilayah.
Gambaran Pelaksanaan Melakukan kegiatan Posyandu Balita di Kampung Gunung Suku
wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar pada tanggal 16 Agustus 2022 pukul
09.00 WIB – selesai
Balita yang mengikuti Posyandu sebanyak 7 orang dengan rentang usia 0-
59 bulan.
Berikut alur yang dilakukan pada pelaksanaan Posyandu Balita :
- Pendaftaran
- Skrining suhu tubuh (suhu tubuh yang diperkenankan ≤ 37,5▫C)
dan melaksanakan prokes 3M dengan baik
- Balita diukur Berat Badan, Tinggi Badan/Panjang Badan, lalu
dituliskan di buku KIA
- Pengukuran dianalisis menggunakan z-score sesuai usia dan jenis
kelamin, dilanjutkan konseling oleh dokter atau bidan sesuai hasil
- Jika ada permasalahan pada balita seperti gizi kurang/BGM
(Bawah Garis Merah) atau balita sakit, diarahkan untuk ke poli
gizi Puskesmas Lut Tawar

Data Antropometri
Berat badan : 7,7 kg
Tinggi badan : 66 cm
Usia : 7 Bulan
Status Gizi
BB/U : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
TB/U : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
BB/TB : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
Status Gizi : Gizi baik

BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Gizi

Deteksi Stunting (Pasien 1)


Tanggal Kegiatan 10 Agustus 2022
Judul Laporan Kegiatan Deteksi Dini Stunting
Identitas Pasien Nn. MI (31 bulan)
Latar Belakang Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur
rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan
dengan anak – anak lain seusianya. Ada 178 juta anak di Dunia yang
terlalu pendek berdasarkan usia dibandingkan dengan pertumbuhan
standar WHO. Prevalensi anak stunting di seluruh dunia adalah 28,5%
dan di seluruh negara berkembang sebesar 31,2%. Permasalahan stunting
di Indonesia menurut laporan yang dikeluarkan oleh UNICEF yaitu
diperkirakan sebanyak 7,8 juta anak mengalami stunting, sehingga
UNICEF memposisikan Indonesia masuk kedalam 5 besar negara dengan
jumlah anak yang mengalami stunting tinggi. Data Riset Kesehatan Dasar
pada tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi kejadian stunting secara
nasional adalah 37,2 %. Berdasarkan hasil Studi Kasus Gizi Indonesia
(SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Indonesia berada di 24,4
persen. Angka ini mengalami penurunan 3,3 persen di tahun 2019 sebesar
27,7 persen. Prevalensi stunting ini lebih baik dibandingkan Myanmar (35
persen), tetapi masih lebih tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia (17%),
Thailand (16%), dan Singapura (4%). Dari data Studi Status Gizi
Indonesia (SSGI) 2021, Aceh menempati posisi ketiga tertinggi setelah
Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Barat di posisi pertama dan
kedua.
Gambaran Pelaksanaan Melakukan kegiatan Posyandu di Desa Bale Atu di Wilayah Kerja
Puskesmas Lut Tawar pada Bulan 10 Agustus 2022 pukul 09.00 WIB –
selesai.
Berikut alur yang dilakukan pada pelaksanaan Posyandu :
- Pendaftaran
- Balita diukur Berat Badan, Tinggi Badan/Panjang Badan, lalu
dituliskan di buku KIA
- Pengukuran dianalisis menggunakan z-score sesuai usia dan jenis
kelamin, dilanjutkan konseling oleh dokter atau bidan sesuai hasil
- Jika ada permasalahan pada balita seperti gizi kurang/BGM
(Bawah Garis Merah) atau balita sakit, diarahkan untuk ke poli
gizi Puskesmas Lut Tawar

Data Antropometri
Berat badan : 9 kg
Tinggi badan : 80 cm
Usia : 31 bulan

Status Gizi
BB/U : -3 SD s.d <-2 SD (Underweight)
TB/U : < -3 SD (Severely Stunted)
BB/TB : -2 SD s.d +2 SD (Normal)
Status Gizi : Gizi kurang perawakan sangat pendek dan kurus
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Gizi

Deteksi Stunting (Pasien 2)


Tanggal Kegiatan 10 Agustus 2022
Judul Laporan Kegiatan Deteksi Dini Stunting
Identitas Pasien Nn. SR (30 Bulan)
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur
rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan
dengan anak – anak lain seusianya. Ada 178 juta anak di Dunia yang
terlalu pendek berdasarkan usia dibandingkan dengan pertumbuhan
standar WHO. Prevalensi anak stunting di seluruh dunia adalah 28,5%
dan di seluruh negara berkembang sebesar 31,2%. Permasalahan stunting
di Indonesia menurut laporan yang dikeluarkan oleh UNICEF yaitu
diperkirakan sebanyak 7,8 juta anak mengalami stunting, sehingga
UNICEF memposisikan Indonesia masuk kedalam 5 besar negara dengan
jumlah anak yang mengalami stunting tinggi. Data Riset Kesehatan Dasar
Latar Belakang
pada tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi kejadian stunting secara
nasional adalah 37,2 %. Berdasarkan hasil Studi Kasus Gizi Indonesia
(SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Indonesia berada di 24,4
persen. Angka ini mengalami penurunan 3,3 persen di tahun 2019 sebesar
27,7 persen. Prevalensi stunting ini lebih baik dibandingkan Myanmar (35
persen), tetapi masih lebih tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia (17%),
Thailand (16%), dan Singapura (4%). Dari data Studi Status Gizi
Indonesia (SSGI) 2021, Aceh menempati posisi ketiga tertinggi setelah
Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Barat di posisi pertama dan
kedua.
Gambaran Pelaksanaan Melakukan kegiatan Posyandu di Desa Bale Atu di Wilayah Kerja
Puskesmas Lut Tawar pada Bulan Juli 2022 pukul 09.00 WIB – selesai.
Berikut alur yang dilakukan pada pelaksanaan Posyandu :
Pendaftaran
Balita diukur Berat Badan, Tinggi Badan/Panjang Badan, dan Lingkar
Kepala, Lingkar Lengan Kanan dan Kiri, lalu dituliskan di buku KIA
Pengukuran dianalisis menggunakan z-score sesuai usia dan jenis
kelamin, dilanjutkan konseling oleh dokter atau bidan sesuai hasil
Jika ada permasalahan pada balita seperti gizi kurang/BGM (Bawah Garis
Merah) atau balita sakit, diarahkan untuk ke poli gizi Puskesmas Lut
Tawar

Data Antropometri
Berat badan : 9,7 kg
Tinggi badan : 81 cm
Usia : 30 bulan

Status Gizi
BB/U : -3 SD s.d <-2 SD (Underweight)
TB/U : -3 SD s.d <-2 SD (Stunted)
BB/TB : -1 SD s.d +1 SD (Normal)
Status Gizi : Gizi kurang perawakan pendek
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Gizi

Suplementasi Gizi (Pasien 1)


Tanggal Kegiatan 05-09-2022
Judul Laporan Kegiatan Cegah Anemia pada Remaja Putri dengan Tablet Tambah Darah
Identitas Pasien Siswi SMPN 1 Lut Tawar usia 12-15 Tahun
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari
balita sampai usia lanjut. Remaja putri ( rematri ) rentan menderita
anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi, rematri
yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat sehingga
kebutuhan zat besi juga meningkat serta diet yang kadang keliru di
kalangan rematri. Rematri yang menderita anemia berisiko mengalami
anemia saat hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan
komplikasi kehamilan dan persalinan , bahkan menyebabkan kematian ibu
dan anak. Angka Kematian Ibu ( AKI ) menurut Survei Penduduk Antar
Sensus ( SUPAS ) sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup dan penyebab
Latar Belakang utama kematian ibu adalah pre eklampsia dan eklampsia (32,4%) serta
perdarahan paska persalinan (20,3%) dimana salah satu faktor risiko
terjadinya perdarahan paska persalinan adalah anemia.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Indonesia, maka
pemerintah telah menetapkan kebijakan pemberian Tablet Tambah Darah
(TTD) pada rematri dilakukan setiap 1 kali seminggu. Pemberian TTD ini
diberikan secara blanket approach dimana seluruh rematri diharuskan
meminum TTD untuk mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat
besi dalam tubuh tanpa dilakukan skrining awal terlebih dahulu.
Oleh karna itu pemberian TTD pada remaja putri perlu
dilaksanakan secara serenta melalui UKS guna mengurangi risiko remaja
putri yang tidak mau minum TTD ataupan lupa untuk meminim TTD
tersebut.
Gambaran Pelaksanaan Kegiatan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dilakukan di
SMPN 1 Lut Tawar untuk Siswi kelas 1,2 dan 3 dari usia 12-15 tahun.
Tanggal pelaksanaan : 05-09-2022
Tujuan : Pemberian TTD guna cegah anemia
Sasaran : Siswi dengan usia 12-15 tahun
Pelaksanaan :
Pemberian TTD diberikan pada remaja putri mulai dari usia 12-18 tahun
di institusi Pendidikan pada jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat
melalui UKS/M. Dosisnya yaitu memberikan satu tablet tambah darah
setiap minggu selama 52 (lima puluh dua) minggu dalam setahun.
Dilaksankan secara serentak di lapangan sekolah SMP 1 Lut Tawar.

Monitoring dan Evaluasi


Secara keseluruhan pelaksanaan pemberian TTD pada remaja putri di
SMPN 1 Lut Tawar berjalan dengan lancar dan baik. Semua siswi usia
12-15 tahun yang datang diberika TTD kecuali bagi siswi yang belum
sarapan dianjurkan meminum TTD setelah makan ataupun saat selesai
makan malam.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Gizi

Suplementasi Gizi (Pasien 2)


Tanggal Kegiatan 16-08-2022
Judul Laporan Kegiatan Pemberian Vitamin A
Identitas Pasien Bayi dan balita usia 6-59 bulan di Posyandu Toeren pada tanggal
Latar Belakang Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang
tersebar di seluruh dunia terutama di Negara berkembang dan dapat
terjadi pada semua umur terutama pada masa pertumbuhan . Salah satu
dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya
terjadi pada anak usia 6 bulan s/d 4 tahun yang menjadi penyebab utama
kebutaan di negara berkembang. Kurang Vitamin A pada anak biasanya
terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi
buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat kurang,termasuk zat gizi
mikro dalam hal ini vitamin A. Anak yang menderita kurang vitamin A
mudah sekali terserang infeksi seperti infeksi saluran pernafasan
akut,campak,cacar air,diare dan infeksi lain karena daya tahan anak
menurun. Namun masalah kekurangan vitamin A dapat juga terjadi pada
keluarga dengan penghasilan cukup. Hal ini terjadi karena kurangnya
pengetahuan orang tua terutama ibu tentang gizi yang baik. Gangguan
penyerapan pada usus juga dapat menyebabkan kekurangan vitamin A.
Bulan Februari dan Agustus adalah bulan vitamin A. Di kedua
bulan ini anak bisa mendapatkan berupa suplementasi vitamin A Kapsul
Biru (dosis 100.000 IU) untuk bayi umur 6-11 bulan dan Kapsul Merah
(dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan. Vitamin A dalam
bentuk kapsul merah juga diberikan kepada ibu nifas. Adapun manfaat
vitamin A, juga bisa mencegah rabun senja, xeroftalmia, kerusakan
kornea dan kebutaan serta mencegah anemia pada ibu nifas. Sedangkan
apabila anak kekurangan vitamin A maka anak bisa menjadi rentan
terserang penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernafasan atas, campak,
dan diare.
Pemerintah dalam menyikapi masalah tentang kekurangan
vitamin A melalui suplementasi Vitamin A dosis tinggi kepada anak
balita. Suplementasi Vitamin A adalah program intervensi pemberian
Kapsul Vitamin A bagi anak usia 6-59 bulan dan ibu nifas yang bertujuan
selain untuk mencegah kebutaan juga untuk menanggulangi kekurangan
Vitamin A (KVA) yang masih cukup tinggi pada balita.
Sasaran program ini adalah balita dari usia 6 bulan sampai dengan
59 bulan. Vitamin A yang dibagikan adalah vitamin A dosis tinggi. Ada 2
jenis vit A yang diberikan yaitu yang biru (100.000 IU) untuk bayi usia 6
sd 11 bulan, dan yang merah (200.000 IU) untuk usia 12 sd 59 bulan.
Kegiatan pemberian Vitamin A dilaksanakan di Posyandu di
Kampong Toeren pada pukul 09.00 - selesai di ruang Balai Desa yang
dihadiri oleh ibu yang membawa bayi dan balita berjumla 8 anak
Tanggal pelaksanaan : 05-09-2022
Tujuan : Pemberian Vitamin A
Sasaran : Bayi dan balita usia 6-59 bulan
Pelaksanaan :
Vitamin A dosis tinggi diberikan kepada seluruh anak balita umur 6-59
bulan secara serentak, dimana untuk :
 Bayi (6-11 bulan) yaitu kapsul biru (100.000 IU) pada bulan
Februari atau bulan Agustus
 Anak balita (12-59 bulan) yaitu kapsul merah (200.000 IU)pada
Gambaran Pelaksanaan
bulan Februari dan Agustus
Cara pemberian kapsul pada bayi dan anak balita :
 Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih
 Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul dan
tidak membuang sedikitpun isi kapsul.
 Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsung 1
kapsul untuk diminum

Monitoring dan Evaluasi


Secara keseluruhan pelaksanaan pemberian vitamin A balita dari usia 6
bulan sampai dengan 59 bulan di Posyandu di Kampong Toeren pada
pukul 09.00 - selesai di ruang Balai Desa berjalan dengan lancar dan baik.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Kegiatan Vaksinasi Dasar atau Bias (Pasien 1)


Tanggal Kegiatan 11-10-2022
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) / Bulan Imunisasi Anak Nasional
Judul Laporan Kegiatan
(BIAN)
Identitas Pasien An. FA (14 Tahun)
Latar Belakang Program imunisasi merupakan salah satu upaya pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan
dan kematian dari penyakit khususnya pada balita yang mana dapat
meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit. Tujuan
jangka pendek diberikannya imunisasi yaitu pencegahan penyakit secara
perorangan dan kelompok sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah
eliminasi suatu penyakit.
Data dari United Nations Children’s Fund (UNICEF)
menyebutkan bahwa kematian balita di Indonesia sebanyak 4%
disebabkan oleh penyakit campak. Kementrian kesehatan menyatakan
bahwa pada tahun 2014 terjadi penurunan cakupan imunisasi campak dan
angka insiden penyakit campak cenderung meningkat. Kejadian Luar
Biasa (KLB) Campak dalam tiga tahun terakhir hampir di setiap provinsi
dengan jumlah provinsi melaporkan KLB meningkat dari 27 provinsi
tahun 2015 menjadi 30 provinsi tahun 2017. Dalam kurun waktu 2015-
2017 juga terjadi KLB Rubella di beberapa provinsi di Indonesia. KLB
Rubella pada tahun 2017 dilaporkan di 19 provinsi dengan frekuensi
sebanyak 79 kali. Angka kematian Balita (AKABA) pada tahun 2017
mencapai 32 per 1000 lahir hidup/tahun.
Imunisasi Measles-Rubella (MR) merupakan imunisasi yang di
gunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak
(measles) dan campak jerman (rubella). Tujuan pemberian imunisasi MR
yaitu untuk merangsang terbentuknya imunitas atau kekebalan terhadap
penyakit campak dan campak jerman. Manfaat pemberian imunisasi MR
adalah untuk memberikan perlindungan terhadap kedua penyakit tersebut
pada saat yang bersamaan. Menurut Ditjen Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit, pemberian imunisasi campak dan rubella dapat
melindungi anak dari kecacatan dan kematian akibat pneumonia, diare,
kerusakan otak, ketulian, kebutaan dan penyakit jantung bawaan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 1,7 juta anak
Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi
COVID-19. Terbanyak di Jawa Barat, disusul Aceh, Sumatera Utara,
Riau, Sumatera Barat dan DKI Jakarta. Dengan terselenggaranya kegiatan
BIAS diharapkan kekebalan masyarakat terbentuk, sehingga pada
akhirnya bisa mencapai eliminasi Campak-Rubela, mempertahankan
status Indonesia Bebas Polio, mempertahankan eliminasi tetanus pada ibu
hamil dan bayi baru lahir serta mengendalikan penyakit difteri dan
pertussis.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Pemberitahuan kepada orang tua murid dan guru di SMP IT Az-Zahra di
kecamatan Lut Tawar akan ada pelaksanaan kegiatan imunisasi MR
(BIAS).
Screening dan pemeriksaan suhu sebagai syarat dilakukan imunisasi MR,
apabila syarat sudah terpenuhi maka peserta dapat disuntik secara
Intramuskular di lengan atas sebelah kiri.

Pelaksanaan
Nama : An. FA
Gambaran Pelaksanaan
Usia : 14 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Vaksin : MR

Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan dilaksanakan dengan lancer dan kondusif, namun ada beberapa
murid yang menolak di lakukan Vaksinasi MR dengan alas an tidak
memiliki izin dari orang tua, sehingga sebagai evaluasi perlu di adakan
sosialisasi ulang kepada orang tua, murid, dan guru mengenai vaksinasi
MR dan BIAN sebelum dilakukan kegiatan Vaksinasi.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Kegiatan Vaksinasi Dasar atau Bias (Pasien 2)


Tanggal Kegiatan 11-10-2022
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) / Bulan Imunisasi Anak Nasional
Judul Laporan Kegiatan
(BIAN)
Identitas Pasien An. ZA (15 Tahun)
Latar Belakang Program imunisasi merupakan salah satu upaya pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan
dan kematian dari penyakit khususnya pada balita yang mana dapat
meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit. Tujuan
jangka pendek diberikannya imunisasi yaitu pencegahan penyakit secara
perorangan dan kelompok sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah
eliminasi suatu penyakit.
Data dari United Nations Children’s Fund (UNICEF)
menyebutkan bahwa kematian balita di Indonesia sebanyak 4%
disebabkan oleh penyakit campak. Kementrian kesehatan menyatakan
bahwa pada tahun 2014 terjadi penurunan cakupan imunisasi campak dan
angka insiden penyakit campak cenderung meningkat. Kejadian Luar
Biasa (KLB) Campak dalam tiga tahun terakhir hampir di setiap provinsi
dengan jumlah provinsi melaporkan KLB meningkat dari 27 provinsi
tahun 2015 menjadi 30 provinsi tahun 2017. Dalam kurun waktu 2015-
2017 juga terjadi KLB Rubella di beberapa provinsi di Indonesia. KLB
Rubella pada tahun 2017 dilaporkan di 19 provinsi dengan frekuensi
sebanyak 79 kali. Angka kematian Balita (AKABA) pada tahun 2017
mencapai 32 per 1000 lahir hidup/tahun.
Imunisasi Measles-Rubella (MR) merupakan imunisasi yang di
gunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak
(measles) dan campak jerman (rubella). Tujuan pemberian imunisasi MR
yaitu untuk merangsang terbentuknya imunitas atau kekebalan terhadap
penyakit campak dan campak jerman. Manfaat pemberian imunisasi MR
adalah untuk memberikan perlindungan terhadap kedua penyakit tersebut
pada saat yang bersamaan. Menurut Ditjen Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit, pemberian imunisasi campak dan rubella dapat
melindungi anak dari kecacatan dan kematian akibat pneumonia, diare,
kerusakan otak, ketulian, kebutaan dan penyakit jantung bawaan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 1,7 juta anak
Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi
COVID-19. Terbanyak di Jawa Barat, disusul Aceh, Sumatera Utara,
Riau, Sumatera Barat dan DKI Jakarta. Dengan terselenggaranya kegiatan
BIAS diharapkan kekebalan masyarakat terbentuk, sehingga pada
akhirnya bisa mencapai eliminasi Campak-Rubela, mempertahankan
status Indonesia Bebas Polio, mempertahankan eliminasi tetanus pada ibu
hamil dan bayi baru lahir serta mengendalikan penyakit difteri dan
pertussis.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Pemberitahuan kepada orang tua murid dan guru di SMP IT Az-Zahra di
kecamatan Lut Tawar akan ada pelaksanaan kegiatan imunisasi MR
(BIAS).
Screening dan pemeriksaan suhu sebagai syarat dilakukan imunisasi MR,
apabila syarat sudah terpenuhi maka peserta dapat disuntik secara
Intramuskular di lengan atas sebelah kiri.

Pelaksanaan
Nama : An. ZA
Gambaran Pelaksanaan
Usia : 15 Tahun
Jenis Kelamin : Pria
Jenis Vaksin : MR

Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan dilaksanakan dengan lancer dan kondusif, namun ada beberapa
murid yang menolak di lakukan Vaksinasi MR dengan alas an tidak
memiliki izin dari orang tua, sehingga sebagai evaluasi perlu di adakan
sosialisasi ulang kepada orang tua, murid, dan guru mengenai vaksinasi
MR dan BIAN sebelum dilakukan kegiatan Vaksinasi.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Kegiatan Vaksinasi Dasar atau Bias (Pasien 3)


Tanggal Kegiatan 25-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Kegiatan Vaksinasi Dasar
Identitas Pasien An. R (9 Bulan)
Latar Belakang Imunisasi adalah suatu upaya pencegahan untuk melindungi
seseorang terhadap penyakit menular tertentu agar kebal dan terhindar
dari penyakit infeksi tertentu sehingga walaupun nantinya orang tersebut
mendapat infeksi tidak akan meninggal atau menderita cacat. Anak yang
diimunisasi akan terhindar dari ancaman penyakit yang ganas dan
menular tanpa bantuan pengobatan.
Angka kematian Balita (AKABA) pada tahun 2017 mencapai 32
per 1000 lahir hidup/tahun. Di dalam pencapaian Millenium Development
Goals (MDGs) tujuan (goal) nomor 4 yaitu menurunkan angka kematian
anak, dengan target 2015 menurunkan angka kematian balita menjadi 23
per 1000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2017 angka kematian
balita masih jauh di atas target pencapaian (Kemenkes, 2018). Data dari
United Nations Children’s Fund (UNICEF) menyebutkan bahwa kematian
balita di Indonesia sebanyak 4% disebabkan oleh penyakit campak.
Kementrian kesehatan menyatakan bahwa pada tahun 2014 terjadi
penurunan cakupan imunisasi campak dan angka insiden penyakit campak
cenderung meningkat
Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah untuk
mencapai Indonesia Sehat 2010. Oleh karena itu, sekurang-kurangnya
70% dari penduduk suatu daerah harus mendapat imunisasi dasar yang
meliputi: BCG, Polio, Hepatitis B, DPT, HIB dan Campak. Namun di
Indonesia masih banyak ditemukan kasus penyakit yang seharusnya dapat
dicegah dengan imunisasi.
Kegiatan imunisasi dasar harus berkelanjutan seiringnya dengan
pertambahan angka balita baru. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan
imunisasi dasar yang berkesinambungan untuk balita agar mencapai target
sesuai Standart Pelayanan Minimum suatu puskesmas.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Pemberian imunisasi balita dilakukan setiap hari rabu di Puskesmas Lut
Tawar dan pada saat kegiatan Ponyandu Balita dimulai pukul 8.00 WIB
s.d selesai
Kegiatan imunisasi dilakukan dengan alur :
 Meja 1 (Registrasi)
 Meja 2 (Penimbangan)
 Meja 3 (Pengisian KMS)
 Meja 4 (Penyuluhan)
 Meja 5 (Pelayanan kesehatan dan Imunisasi)

Gambaran Pelaksanaan Pelaksanaan


Nama : An. R
Usia : 9 Bulan
Jenis Kelamin : Pria
Jenis Vaksin : Campak (MR)

Monitoring dan Evaluasi


Secara keseluruhan upaya pemberian imunisasi balita di wilayan kerja
Puskesmas Lut Tawar berjalan dengan lancar dan baik. Semua balita yang
datang untuk imunisasi diberikan imunisasi kecuali bagi balita yang tidak
sesuai jadwal (usianya belum sesuai dengan jadwal pemberian) dan
sedang sakit
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Kegiatan Vaksinasi Dasar atau Bias (Pasien 4)


Tanggal Kegiatan 25-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Kegiatan Vaksinasi Dasar
Identitas Pasien An. AA ( 3 Bulan)
Latar Belakang Imunisasi adalah suatu upaya pencegahan untuk melindungi
seseorang terhadap penyakit menular tertentu agar kebal dan terhindar
dari penyakit infeksi tertentu sehingga walaupun nantinya orang tersebut
mendapat infeksi tidak akan meninggal atau menderita cacat. Anak yang
diimunisasi akan terhindar dari ancaman penyakit yang ganas dan
menular tanpa bantuan pengobatan.
Angka kematian Balita (AKABA) pada tahun 2017 mencapai 32
per 1000 lahir hidup/tahun. Di dalam pencapaian Millenium Development
Goals (MDGs) tujuan (goal) nomor 4 yaitu menurunkan angka kematian
anak, dengan target 2015 menurunkan angka kematian balita menjadi 23
per 1000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2017 angka kematian
balita masih jauh di atas target pencapaian (Kemenkes, 2018). Data dari
United Nations Children’s Fund (UNICEF) menyebutkan bahwa kematian
balita di Indonesia sebanyak 4% disebabkan oleh penyakit campak.
Kementrian kesehatan menyatakan bahwa pada tahun 2014 terjadi
penurunan cakupan imunisasi campak dan angka insiden penyakit campak
cenderung meningkat
Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah untuk
mencapai Indonesia Sehat 2010. Oleh karena itu, sekurang-kurangnya
70% dari penduduk suatu daerah harus mendapat imunisasi dasar yang
meliputi: BCG, Polio, Hepatitis B, DPT, HIB dan Campak. Namun di
Indonesia masih banyak ditemukan kasus penyakit yang seharusnya dapat
dicegah dengan imunisasi.
Kegiatan imunisasi dasar harus berkelanjutan seiringnya dengan
pertambahan angka balita baru. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan
imunisasi dasar yang berkesinambungan untuk balita agar mencapai target
sesuai Standart Pelayanan Minimum suatu puskesmas.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Pemberian imunisasi balita dilakukan setiap hari rabu di Puskesmas Lut
Tawar dan pada saat kegiatan Ponyandu Balita dimulai pukul 8.00 WIB
s.d selesai
Kegiatan imunisasi dilakukan dengan alur :
 Meja 1 (Registrasi)
 Meja 2 (Penimbangan)
 Meja 3 (Pengisian KMS)
 Meja 4 (Penyuluhan)
 Meja 5 (Pelayanan kesehatan dan Imunisasi)

Gambaran Pelaksanaan Pelaksanaan


Nama : An. AA
Usia : 3 Bulan
Jenis Kelamin : Wanita
Jenis Vaksin : DPT-HiB 2 dan Polio 2

Monitoring dan Evaluasi


Secara keseluruhan upaya pemberian imunisasi balita di wilayan kerja
Puskesmas Lut Tawar berjalan dengan lancar dan baik. Semua balita yang
datang untuk imunisasi diberikan imunisasi kecuali bagi balita yang tidak
sesuai jadwal (usianya belum sesuai dengan jadwal pemberian) dan
sedang sakit
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Kegiatan Vaksinasi Dasar atau Bias (Pasien 5)


Tanggal Kegiatan 25-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Kegiatan Vaksinasi Dasar
Identitas Pasien An. MI (2 Bulan)
Latar Belakang Imunisasi adalah suatu upaya pencegahan untuk melindungi
seseorang terhadap penyakit menular tertentu agar kebal dan terhindar
dari penyakit infeksi tertentu sehingga walaupun nantinya orang tersebut
mendapat infeksi tidak akan meninggal atau menderita cacat. Anak yang
diimunisasi akan terhindar dari ancaman penyakit yang ganas dan
menular tanpa bantuan pengobatan.
Angka kematian Balita (AKABA) pada tahun 2017 mencapai 32
per 1000 lahir hidup/tahun. Di dalam pencapaian Millenium Development
Goals (MDGs) tujuan (goal) nomor 4 yaitu menurunkan angka kematian
anak, dengan target 2015 menurunkan angka kematian balita menjadi 23
per 1000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2017 angka kematian
balita masih jauh di atas target pencapaian (Kemenkes, 2018). Data dari
United Nations Children’s Fund (UNICEF) menyebutkan bahwa kematian
balita di Indonesia sebanyak 4% disebabkan oleh penyakit campak.
Kementrian kesehatan menyatakan bahwa pada tahun 2014 terjadi
penurunan cakupan imunisasi campak dan angka insiden penyakit campak
cenderung meningkat
Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah untuk
mencapai Indonesia Sehat 2010. Oleh karena itu, sekurang-kurangnya
70% dari penduduk suatu daerah harus mendapat imunisasi dasar yang
meliputi: BCG, Polio, Hepatitis B, DPT, HIB dan Campak. Namun di
Indonesia masih banyak ditemukan kasus penyakit yang seharusnya dapat
dicegah dengan imunisasi.
Kegiatan imunisasi dasar harus berkelanjutan seiringnya dengan
pertambahan angka balita baru. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan
imunisasi dasar yang berkesinambungan untuk balita agar mencapai target
sesuai Standart Pelayanan Minimum suatu puskesmas.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Pemberian imunisasi balita dilakukan setiap hari rabu di Puskesmas Lut
Tawar dan pada saat kegiatan Ponyandu Balita dimulai pukul 8.00 WIB
s.d selesai
Kegiatan imunisasi dilakukan dengan alur :
 Meja 1 (Registrasi)
 Meja 2 (Penimbangan)
 Meja 3 (Pengisian KMS)
 Meja 4 (Penyuluhan)
 Meja 5 (Pelayanan kesehatan dan Imunisasi)

Gambaran Pelaksanaan Pelaksanaan


Nama : An. MI
Usia : 2 Bulan
Jenis Kelamin : Wanita
Jenis Vaksin : BCG

Monitoring dan Evaluasi


Secara keseluruhan upaya pemberian imunisasi balita di wilayan kerja
Puskesmas Lut Tawar berjalan dengan lancar dan baik. Semua balita yang
datang untuk imunisasi diberikan imunisasi kecuali bagi balita yang tidak
sesuai jadwal (usianya belum sesuai dengan jadwal pemberian) dan
sedang sakit
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Vaksinator Covid-19 (Pasien 1)


Tanggal Kegiatan 21-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Vaksinator Covid-19
Identitas Pasien Tn. SA (26 tahun)
Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menimbulkan
atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi
sumber penularan. Dalam pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 di
Indonesia, pemerintah mengupayakan ketersediaan vaksin terpenuhi
untuk setidaknya 208.265.720 penduduk untuk tercapainya kekebalan
kelompok.
Sebagai upaya untuk menurunkan kasus pada pandemi COVID-
19, pemerintah menetapkan berbagai kebijakan untuk melindungi
masyarakat dari penularan dan dampat yang terjadi akibat COVID-19.
Vaksin COVID-19 diharapkan menjadi penentu dalam pengendalian
pandemic ini, dimana seluruh dunia juga melakukan upaya yang sama.
Latar Belakang
Harapannya jika vaksinasi ini berjalan dengan lancar, maka masyarakat
akan memiliki system imunitas yang lebih baik sehingga kemampuan
pathogen untuk menyebar menjadi lebih terbatas. Ada tujuh jenis vaksin
COVID-19 yang dapat digunakan dalam proses vaksinasi di Indonesia.
Ketujuh vaksin tersebut diproduksi oleh Bio Farma (Persero), Astra
Zaneca, Shinopharm, Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc and BioNtech
dan Sinovac Biotech.
Capaian vaksinasi COVID-19 di Indonesia hingga bulan
mei untuk booster masih belum mencapai target sehingga tetap perlu
dilakukan sosialisasi serta pelaksaan vaksin. Kondisi beberapa pasien
yang tidak memenuhi syarat Vaksinasi lengkap dua dosis ditambah
dengan booster menjadi salah satu upaya mencegah pasien untuk
penderita gejala berat hingga risiko kematian akibat terinfeksi COVID-19.
Gambaran Pelaksanaan Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Pemberitahuan kepada masyarakat akan pelaksanaan kegiatan vaksinasi
dosis 1,2 dan 3 di Ruangan Oprom Kantor Bupati Aceh Tengah
Tujuan : masyarakat mendapatkan vaksinasi covid-19 dosis 1,2 dan 3
Sasaran : Masyarakat yang belum melakukan vaksinasi lengkap
Metode : Screening, pemeriksaan suhu, tekanan darah, sebagai syarat
dilakukan vaksinasi covid 19, apabila syarat sudah terpenuhi maka peserta
dapat disuntik vaksin secara Intramuskular di lengan atas.

Pelaksanaan
Nama : Tn. SA
Usia : 26 Tahun
Vaksin 1 dan 2 : Sinovac
Vasin dosis 3 : Moderna Full Dose 0,5 cc
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5 derajat celcius

Skrinning Vaksin:
Vaksin 1 dan 2 tidak ada keluhan gatal ataupun sesak nafas.
Pasien tidak sedang mengidap penyakit autoimun seperti lupus dll
Pasien tidak sedang mendapatkan pengobatan untuk gangguan
pembekuan darah, kelainan darah, defisiensi imun dan menerima produk
darah atau transfuse dari orang lain
Pasien tidak sedang mendapatkan immunosuppressant seperti
kortikosteroid dan kemoterapi
Pasien tidak memiliki penyakit jantung berat dan asma dalam keadaan
sesak
Pasien tidak pernah terkonfirmasi menderita COVID-19
Hasil skrining : lanjut vaksin
Penyuntikan vaksin:
- Persiapan alat dan bahan
- Desinfektan daerah penyuntikan
- Penyuntikan dilakukan di lengan kiri secara IM sesuai dosis
- Penyuntikan selesai

Evaluasi:
Setelah pasien di suntik vaksin Moderna, pasien diobservasi selama 30
menit, pada pasien ini tidak di dapatkan adanya keluhan atau reaksi
apapun dan diperbolehkan pasien untuk pulang.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Vaksinator Covid-19 (Pasien 2)


Tanggal Kegiatan 21-06-2022
Judul Laporan Kegiatan Vaksinator Covid-19
Identitas Pasien Ny. FA (42 Tahun)
Latar Belakang Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menimbulkan
atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi
sumber penularan. Dalam pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 di
Indonesia, pemerintah mengupayakan ketersediaan vaksin terpenuhi
untuk setidaknya 208.265.720 penduduk untuk tercapainya kekebalan
kelompok.
Sebagai upaya untuk menurunkan kasus pada pandemi COVID-
19, pemerintah menetapkan berbagai kebijakan untuk melindungi
masyarakat dari penularan dan dampat yang terjadi akibat COVID-19.
Vaksin COVID-19 diharapkan menjadi penentu dalam pengendalian
pandemic ini, dimana seluruh dunia juga melakukan upaya yang sama.
Harapannya jika vaksinasi ini berjalan dengan lancar, maka masyarakat
akan memiliki system imunitas yang lebih baik sehingga kemampuan
pathogen untuk menyebar menjadi lebih terbatas. Ada tujuh jenis vaksin
COVID-19 yang dapat digunakan dalam proses vaksinasi di Indonesia.
Ketujuh vaksin tersebut diproduksi oleh Bio Farma (Persero), Astra
Zaneca, Shinopharm, Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc and BioNtech
dan Sinovac Biotech.
Capaian vaksinasi COVID-19 di Indonesia hingga bulan
mei untuk booster masih belum mencapai target sehingga tetap perlu
dilakukan sosialisasi serta pelaksaan vaksin. Kondisi beberapa pasien
yang tidak memenuhi syarat Vaksinasi lengkap dua dosis ditambah
dengan booster menjadi salah satu upaya mencegah pasien untuk
penderita gejala berat hingga risiko kematian akibat terinfeksi COVID-19.
Gambaran Pelaksanaan Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Pemberitahuan kepada masyarakat akan pelaksanaan kegiatan vaksinasi
dosis 1,2 dan 3 Ruangan Oprom Kantor Bupati Aceh Tengah
Tujuan : masyarakat mendapatkan vaksinasi covid-19 dosis 1,2 dan 3
Sasaran : Masyarakat yang belum melakukan vaksinasi lengkap
Metode : Screening, pemeriksaan suhu, tekanan darah, sebagai syarat
dilakukan vaksinasi covid 19, apabila syarat sudah terpenuhi maka peserta
dapat disuntik vaksin secara Intramuskular di lengan atas.

Pelaksanaan
Nama : Ny. FA
Usia : 42 Tahun
Vaksin 1 dan 2 : Sinovac
Vasin dosis 3 : Moderna Full Dose 0,5 cc
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Suhu : 36,8 derajat celcius

Skrinning Vaksin:
Vaksin 1 dan 2 tidak ada keluhan gatal ataupun sesak nafas.
Pasien tidak sedang mengidap penyakit autoimun seperti lupus dll
Pasien tidak sedang mendapatkan pengobatan untuk gangguan
pembekuan darah, kelainan darah, defisiensi imun dan menerima produk
darah atau transfuse dari orang lain
Pasien tidak sedang mendapatkan immunosuppressant seperti
kortikosteroid dan kemoterapi
Pasien tidak memiliki penyakit jantung berat dan asma dalam keadaan
sesak
Pasien tidak pernah terkonfirmasi menderita COVID-19
Hasil skrining : lanjut vaksin
Penyuntikan vaksin:
- Persiapan alat dan bahan
- Desinfektan daerah penyuntikan
- Penyuntikan dilakukan di lengan kiri secara IM sesuai dosis
- Penyuntikan selesai
Evaluasi:
Setelah pasien di suntik vaksin Moderna, pasien diobservasi selama 30
menit, pada pasien ini tidak di dapatkan adanya keluhan atau reaksi
apapun dan diperbolehkan pasien untuk pulang.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Tracing Penyakit Menular (Pasien 1)


Tanggal Kegiatan 27-07-2022
Judul Laporan Kegiatan Tracing Penyakit Menular Skabies
Identitas Tn. AY (12 Bulan)
Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan atau
berpindah dari orang yang sakit ke orang yang sehat atau belum terkena
penyakit menular tersebut. Penularan penyakit tersebut dapat terjadi baik
melalui perantara maupun secara langsung. Penyakit menular sendiri
adalah infeksi yang disebabkan oleh mikro organisme virus, bakteri,
jamur dan parasite.
Masyarakat, orang tua dan anak-anak harus mengetahui
bagaimana mengenali penyakit menular dan bagaimana mengelola
penyakit tersebut. Agar dapat mencegah penularannya baik di lingkungan
sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat.
Tracking (pelacakan) dan tracing (penelusuran kontak erat)
merupakan langkah pemerintah untuk mempercepat penelusuran dan
penemuan kasus untuk melakukan pemeriksaan serta meyakinkan agar
mendapatkan kasus positif maupun negatif dalam konteks kedaruratan
masyarakat, bukan dalam konteks protokol perawatan penderitanya.
Tracking (pelacakan) dan tracing (penelusuran kontak erat)
adalah sarana utama untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular.
Ini adalah konsep yang digunakan mendeteksi jumlah orang yang
terinfeksi setelah melakukan kontak dekat dengan kasus positif penyakit.
Konsep pelacakan kontak dimaksudkan untuk memberikan respons cepat
ke orang yang baru atau diduga terinfeksi dan mengawasi mereka dengan
cermat. Langkah ini bagian dari pencegahan penyebaran penyakit lebih
lanjut. Kontak erat berarti kontak tatap muka atau, orang yang terinfeksi
menghabiskan waktu lebih dari 15 menit dalam jarak dua meter.
Tracking (pelacakan) dan tracing (penelusuran kontak erat)
dilakukan dengan 3 langkai yaitu, identifikasi kontak, mendaftarkan
kontak dan tindak lanjut kontak.
Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Traciing dilakukan dengan menggubungi kontak erat
pasien setelah pasien diidentifikasi positif menderita penyakit menular
dengan alur sebagai beriku:
Pelaksanaan
Tanggal Pelaksanaan : 27-07-2022
Nama : Tn. AY
Usia : 12 Bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosis : Scabies dengan sekunder infeksi
Tracing Penyakit Menular Scabies
1. Melakukan identifisasi kontak
Nama : Ny. AF
Usia : 38 Tahun
Hubungan : Ibu kandung
Alamat : Toeren Toa
2. Mendaftar Kontak
Pasien yang teridentifikasi kontak erat dengan pasien akan
didaftarkan menjadi pasien tinjauan guna untuk melaksanaan
pencegahan infeksi ataupun isolasi jika memungkinkan.
3. Tindak lanjut kontak
Tindak lanjut rutin dilakukan ke seluruh orang yang sudah
didaftar. Pemantauan gejala pun dilakukan rutin dan berkala.
Pada kontak erat juga terinfeksi Scabies berdasaran klinis dan
dirujuk interna ke Poli Umum Puskesmas Lut Tawar untuk
dilakukan pengobatan.
Keluarga juga sudah dilakukan kongseling untuk mencegah
penyebaran lebih lanjut serta infeksi berulang.
Monitoring dan Evalusi:
Kegiatan Testing, Tracing dan Treatment sudah dilakukan dengan baik
dan lancar, keluarga kondusif untuk dilakukan konseling mengenai
penyakit menular.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Tracing Penyakit Menular (Pasien 2)


Tanggal Kegiatan 04-07-2022
Judul Laporan Kegiatan Tracing Penyakit Menular TB Paru
Identitas Tn.R (77 Tahun)
Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan atau
berpindah dari orang yang sakit ke orang yang sehat atau belum terkena
penyakit menular tersebut. Penularan penyakit tersebut dapat terjadi baik
melalui perantara maupun secara langsung. Penyakit menular sendiri
adalah infeksi yang disebabkan oleh mikro organisme virus, bakteri,
jamur dan parasite.
Masyarakat, orang tua dan anak-anak harus mengetahui
bagaimana mengenali penyakit menular dan bagaimana mengelola
penyakit tersebut. Agar dapat mencegah penularannya baik di lingkungan
sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat.
Tracking (pelacakan) dan tracing (penelusuran kontak erat)
merupakan langkah pemerintah untuk mempercepat penelusuran dan
penemuan kasus untuk melakukan pemeriksaan serta meyakinkan agar
mendapatkan kasus positif maupun negatif dalam konteks kedaruratan
masyarakat, bukan dalam konteks protokol perawatan penderitanya.
Tracking (pelacakan) dan tracing (penelusuran kontak erat)
adalah sarana utama untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular.
Ini adalah konsep yang digunakan mendeteksi jumlah orang yang
terinfeksi setelah melakukan kontak dekat dengan kasus positif penyakit.
Konsep pelacakan kontak dimaksudkan untuk memberikan respons cepat
ke orang yang baru atau diduga terinfeksi dan mengawasi mereka dengan
cermat. Langkah ini bagian dari pencegahan penyebaran penyakit lebih
lanjut. Kontak erat berarti kontak tatap muka atau, orang yang terinfeksi
menghabiskan waktu lebih dari 15 menit dalam jarak dua meter.
Tracking (pelacakan) dan tracing (penelusuran kontak erat)
dilakukan dengan 3 langkai yaitu, identifikasi kontak, mendaftarkan
kontak dan tindak lanjut kontak.
Kegiatan Traciing dilakukan dengan menggubungi kontak erat
pasien setelah pasien diidentifikasi positif menderita penyakit menular
dengan alur sebagai beriku:
Pelaksanaan
Tanggal Pelaksanaan : 27-07-2022
Nama : Tn. R
Usia : 77 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosis : TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis
Tracing Penyakit Menular TB Paru
1. Melakukan identifisasi kontak
Nama : Ny. ZA
Usia : 28 Tahun
Hubungan : Menantu (Tinggal serumah)
Alamat : Kenawat
2. Mendaftar Kontak
Gambaran Pelaksanaan
Pasien yang teridentifikasi kontak erat dengan pasien akan
didaftarkan menjadi pasien tinjauan guna untuk melaksanaan
pencegahan infeksi ataupun isolasi jika memugkinkan.
3. Tindak lanjut kontak
Tindak lanjut rutin dilakukan ke seluruh orang yang sudah
didaftar. Pemantauan gejala pun dilakukan rutin dan berkala.
Pada kontak terdiagnosis TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis
dan di rujuk interna untuk dilakukan pengobatan TB Paru di
Puskesmas Lut Tawar.
Keluarga juga sudah dilakukan kongseling untuk mencegah
penyebaran lebih lanjut serta edukasi pentingnya minum obat TB
hingga tuntas.
Monitoring dan Evalusi:
Kegiatan Testing, Tracing dan Treatment sudah dilakukan dengan baik
dan lancar, keluarga kondusif untuk dilakukan konseling mengenai
penyakit menular serta edukasi pentingnya minum obat TB hingga tuntas.
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023
Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Penampisan TB (Pasien 1)
Tanggal Kegiatan 10-09-2022
Judul Laporan Kegiatan Penapisan Pasien Tersangka TB
Identitas Tn. CG (54 Tahun)
World Health Organization (WHO) melaporkan sebanyak 1,5
juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini
merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak
menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang
paling mematikan setelah COVID-19.
Terdapat suatu kekhawatiran tentang bagaimana meningkatkan
deteksi kasus TB, terutama di kalangan lansia pada Negara miskin dan
berkembang. Pemeriksaan mikroskopis dahak tetap menjadi andalan
diagnosis. Namun, kesulitannya untuk mengumpulkan dahak yang
berkualitas dan atipikal atau kekurangan gejala TB klasik pada lansia
telah menyebabkan kasus TB tidak terdeteksi melalui sistem layanan
Latar Belakang kesehatan. Hal ini tentu dapat menyebabkan inisiasi pengobatan tertunda
dan penularan TB ke masyarakat.
Beberapa penelitian telah mengembangkan alat skrining tanda
dan gejala TB menggunakan tanda dan gejala TB seperti batuk,
hemoptisis, kehilangan berat badan, nyeri dada, demam, keringat malam,
dan sesak napas. Tes skrining ini berfungsi sebagai langkah pertama
penemuan kasus TB dengan skrining positif direkomendasikan untuk
menjalani rontgen dada dan pemeriksaan sputum basil tahan asam (BTA).
Menggunakan tanda dan gejala sebagai alat skrining independen tetap
menjadi tantangan global karena akurasinya yang relatif rendah. Namun,
hal tersebut masih memliki manfaat untuk digunakan pada populasi target
tertentu.
Gambaran Pelaksanaan Pada 10 September 2022 dilakukan skrining TB pada Poli Umum
Puskesmas Lut Tawar. Didapatkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang, berupa :
1. Anamnesis berdasarkan Form Skrining TB 01 :
- Pasien mengalami batuk berdahak selama lebih dari 3 minggu
- Pasien pernah mengeluhkan batuk berdarah
- Demam hilang timbul selama lebih dari 1 bulan
- Terdapat keluhan berkeringat pada malam hari
- Mengalami penurunan BB dalam 1 bulan terakhir
- Tidak ada pembesaran KGB dengan ukuran > 2 cm
- Pasien dengan sesak napas dan nyeri dada
- Tidak pernah minum obat paru dalam waktu lama
- Tidak ada anggota keluarga/tetangga yang pernah sakit
paru/pengobatan lama
- Pasien dengan DM tipe II
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 38,9 °C
Permeriksaan Fisik
Kepala/Leher : Mata Anemis (-/-), Faring Hiperemis (+)
Paru : Ves(+/+), Rh(+/+), Wh(-/-)
Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Soepel, Peristaltik (Normal), hepar / lien tidak
teraba
Extremitas : CRT <2 detik, Akral Hangat, Edema -/-
BB : 41 kg
TB : 160 cm
IMT : 16 (Underweight)
3. Pemeriksaan TCM :
Sewaktu : Negatif (10-09-2022)
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Penampisan TB (Pasien 2)
Tanggal Kegiatan 28-07-2022
Judul Laporan Kegiatan Penapisan Pasien Tersangka TB
Identitas Ny. BC (68 tahun)
World Health Organization (WHO) melaporkan sebanyak 1,5 juta orang
meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini merupakan
penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak menyebabkan
kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang paling
mematikan setelah COVID-19.
Terdapat suatu kekhawatiran tentang bagaimana meningkatkan
deteksi kasus TB, terutama di kalangan lansia pada Negara miskin dan
berkembang. Pemeriksaan mikroskopis dahak tetap menjadi andalan
diagnosis. Namun, kesulitannya untuk mengumpulkan dahak yang
berkualitas dan atipikal atau kekurangan gejala TB klasik pada lansia
telah menyebabkan kasus TB tidak terdeteksi melalui sistem layanan
Latar Belakang kesehatan. Hal ini tentu dapat menyebabkan inisiasi pengobatan tertunda
dan penularan TB ke masyarakat.
Beberapa penelitian telah mengembangkan alat skrining tanda
dan gejala TB menggunakan tanda dan gejala TB seperti batuk,
hemoptisis, kehilangan berat badan, nyeri dada, demam, keringat malam,
dan sesak napas. Tes skrining ini berfungsi sebagai langkah pertama
penemuan kasus TB dengan skrining positif direkomendasikan untuk
menjalani rontgen dada dan pemeriksaan sputum basil tahan asam (BTA).
Menggunakan tanda dan gejala sebagai alat skrining independen tetap
menjadi tantangan global karena akurasinya yang relatif rendah. Namun,
hal tersebut masih memliki manfaat untuk digunakan pada populasi target
tertentu.
Gambaran Pelaksanaan Pada 28 Juli 2022 dilakukan skrining TB pada Poli Umum
Puskesmas Lut Tawar. Didapatkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang, berupa :
1. Anamnesis berdasarkan Form Skrining TB 01 :
- Pasien mengalami batuk berdahak selama lebih dari 3 minggu
- Pasien pernah mengeluhkan batuk berdarah
- Demam hilang timbul selama lebih dari 1 bulan
- Terdapat keluhan berkeringat pada malam hari
- Mengalami penurunan BB dalam 1 bulan terakhir
- Tidak ada pembesaran KGB dengan ukuran > 2 cm
- Pasien dengan sesak napas dan nyeri dada
- Tidak pernah minum obat paru dalam waktu lama
- Tidak ada anggota keluarga/tetangga yang pernah sakit
paru/pengobatan lama
- Pasien tidak memiliki riwayat DM tipe II
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Vital Sign
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 38,9 °C
Permeriksaan Fisik
Kepala/Leher : Mata Anemis (-/-), Faring Hiperemis (+)
Paru : Ves(+/+), Rh(+/+), Wh(-/-)
Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Soepel, Peristaltik (Normal), hepar / lien tidak
teraba
Extremitas : CRT <2 detik, Akral Hangat, Edema -/-
BB : 38 kg
TB : 150 cm
IMT : 16,8 (Underweight)
3. Pemeriksaan CTM:
Sewaktu : Negatif (28-07-2022)
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Penampisan TB (Pasien 3)
Tanggal Kegiatan 12-08-2022
Judul Laporan Kegiatan Penapisan Pasien Tersangka TB
Identitas Tn. BU (5 Tahun) BB : 19,7 kg
World Health Organization (WHO) melaporkan sebanyak 1,5
juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini
merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak
menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang
paling mematikan setelah COVID-19.
Terdapat suatu kekhawatiran tentang bagaimana meningkatkan
deteksi kasus TB, terutama di kalangan lansia pada Negara miskin dan
berkembang. Pemeriksaan mikroskopis dahak tetap menjadi andalan
diagnosis. Namun, kesulitannya untuk mengumpulkan dahak yang
berkualitas dan atipikal atau kekurangan gejala TB klasik pada lansia
telah menyebabkan kasus TB tidak terdeteksi melalui sistem layanan
Latar Belakang kesehatan. Hal ini tentu dapat menyebabkan inisiasi pengobatan tertunda
dan penularan TB ke masyarakat.
Beberapa penelitian telah mengembangkan alat skrining tanda
dan gejala TB menggunakan tanda dan gejala TB seperti batuk,
hemoptisis, kehilangan berat badan, nyeri dada, demam, keringat malam,
dan sesak napas. Tes skrining ini berfungsi sebagai langkah pertama
penemuan kasus TB dengan skrining positif direkomendasikan untuk
menjalani rontgen dada dan pemeriksaan sputum basil tahan asam (BTA).
Menggunakan tanda dan gejala sebagai alat skrining independen tetap
menjadi tantangan global karena akurasinya yang relatif rendah. Namun,
hal tersebut masih memliki manfaat untuk digunakan pada populasi target
tertentu.
Gambaran Pelaksanaan Pada 12 Agustus 2022 dilakukan skrining TB pada Poli Umum
Puskesmas Lut Tawar. Didapatkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang, berupa :
1. Anamnesis berdasarkan Form Skrining TB 01 :
- Pasien mengalami batuk berdahak selama lebih dari 3 minggu
- Pasien pernah mengeluhkan batuk berdarah
- Demam hilang timbul selama lebih dari 1 bulan
- Terdapat keluhan berkeringat pada malam hari
- Mengalami penurunan BB dalam 1 bulan terakhir
- Tidak ada pembesaran KGB dengan ukuran > 2 cm
- Pasien tidak mengalami sesak napas dan nyeri dada
- Tidak pernah minum obat paru dalam waktu lama
- Tidak ada anggota keluarga/tetangga yang pernah sakit
paru/pengobatan lama
- Pasien tidak memiliki riwayat Immunocompromised
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Vital Sign
Nadi : 110 kali/menit
Pernapasan : 28 kali/menit
Suhu : 36,6 °C
Permeriksaan Fisik
Kepala/Leher : Mata Anemis (-/-), Faring Hiperemis (-)
Paru : Ves(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Soepel, Peristaltik (Normal), hepar / lien tidak
teraba
Extremitas : CRT <2 detik, Akral Hangat, Edema -/-
3. Pemeriksaan TCM:
Sewaktu : Negatif (12-08-2022)
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Penampisan TB (Pasien 4)
Tanggal Kegiatan 10-09-2022
Judul Laporan Kegiatan Penapisan Pasien Tersangka TB
Identitas Ny. RP (53 Tahun)
World Health Organization (WHO) melaporkan sebanyak 1,5
juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini
merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak
menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang
paling mematikan setelah COVID-19.
Terdapat suatu kekhawatiran tentang bagaimana meningkatkan
deteksi kasus TB, terutama di kalangan lansia pada Negara miskin dan
berkembang. Pemeriksaan mikroskopis dahak tetap menjadi andalan
diagnosis. Namun, kesulitannya untuk mengumpulkan dahak yang
berkualitas dan atipikal atau kekurangan gejala TB klasik pada lansia
telah menyebabkan kasus TB tidak terdeteksi melalui sistem layanan
Latar Belakang kesehatan. Hal ini tentu dapat menyebabkan inisiasi pengobatan tertunda
dan penularan TB ke masyarakat.
Beberapa penelitian telah mengembangkan alat skrining tanda
dan gejala TB menggunakan tanda dan gejala TB seperti batuk,
hemoptisis, kehilangan berat badan, nyeri dada, demam, keringat malam,
dan sesak napas. Tes skrining ini berfungsi sebagai langkah pertama
penemuan kasus TB dengan skrining positif direkomendasikan untuk
menjalani rontgen dada dan pemeriksaan sputum basil tahan asam (BTA).
Menggunakan tanda dan gejala sebagai alat skrining independen tetap
menjadi tantangan global karena akurasinya yang relatif rendah. Namun,
hal tersebut masih memliki manfaat untuk digunakan pada populasi target
tertentu.
Gambaran Pelaksanaan Pada 10 September 2022 dilakukan skrining TB pada Poli Umum
Puskesmas Lut Tawar. Didapatkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang, berupa :
1. Anamnesis berdasarkan Form Skrining TB 01:
- Pasien mengalami batuk berdahak selama lebih dari 3 minggu
- Pasien pernah mengeluhkan batuk berdarah
- Demam hilang timbul selama lebih dari 1 bulan
- Terdapat keluhan berkeringat pada malam hari
- Mengalami penurunan BB dalam 1 bulan terakhir
- Tidak ada pembesaran KGB dengan ukuran > 2 cm
- Pasien dengan sesak napas dan nyeri dada
- Tidak pernah minum obat paru dalam waktu lama
- Tidak ada anggota keluarga/tetangga yang pernah sakit
paru/pengobatan lama
- Pasien dengan DM tipe II
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Vital Sign
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Pernapasan : 22 kali/menit
Suhu : 38,9 °C
Permeriksaan Fisik
Kepala/Leher : Mata Anemis (-/-), Faring Hiperemis (+)
Paru : Ves(+/+), Rh(+/+), Wh(-/-)
Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Soepel, Peristaltik (Normal), hepar / lien tidak
teraba
Extremitas : CRT <2 detik, Akral Hangat, Edema -/-
BB : 65 kg
TB : 160 cm
IMT : 25,3 (Obese tingkat I)
3. Pemeriksaan TCM :
Sewaktu : Negatif (10-09-2022)
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Penampisan TB (Pasien 5)
Tanggal Kegiatan 12-09-2022
Judul Laporan Kegiatan Penapisan Pasien Tersangka TB
Identitas Ny. SK (70 Tahun)
World Health Organization (WHO) melaporkan sebanyak 1,5
juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini
merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak
menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang
paling mematikan setelah COVID-19.
Terdapat suatu kekhawatiran tentang bagaimana meningkatkan
deteksi kasus TB, terutama di kalangan lansia pada Negara miskin dan
berkembang. Pemeriksaan mikroskopis dahak tetap menjadi andalan
diagnosis. Namun, kesulitannya untuk mengumpulkan dahak yang
berkualitas dan atipikal atau kekurangan gejala TB klasik pada lansia
telah menyebabkan kasus TB tidak terdeteksi melalui sistem layanan
Latar Belakang kesehatan. Hal ini tentu dapat menyebabkan inisiasi pengobatan tertunda
dan penularan TB ke masyarakat.
Beberapa penelitian telah mengembangkan alat skrining tanda
dan gejala TB menggunakan tanda dan gejala TB seperti batuk,
hemoptisis, kehilangan berat badan, nyeri dada, demam, keringat malam,
dan sesak napas. Tes skrining ini berfungsi sebagai langkah pertama
penemuan kasus TB dengan skrining positif direkomendasikan untuk
menjalani rontgen dada dan pemeriksaan sputum basil tahan asam (BTA).
Menggunakan tanda dan gejala sebagai alat skrining independen tetap
menjadi tantangan global karena akurasinya yang relatif rendah. Namun,
hal tersebut masih memliki manfaat untuk digunakan pada populasi target
tertentu.
Gambaran Pelaksanaan Pada 12 September 2022 dilakukan skrining TB pada Poli Umum
Puskesmas Lut Tawar. Didapatkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang, berupa :
1. Anamnesis berdasarkan Form Skrining TB 01 :
- Pasien mengalami batuk berdahak selama lebih dari 3 minggu
- Pasien pernah mengeluhkan batuk berdarah
- Demam hilang timbul selama lebih dari 1 bulan
- Terdapat keluhan berkeringat pada malam hari
- Mengalami penurunan BB dalam 1 bulan terakhir
- Tidak ada pembesaran KGB dengan ukuran > 2 cm
- Pasien dengan sesak napas dan nyeri dada
- Tidak pernah minum obat paru dalam waktu lama
- Tidak ada anggota keluarga/tetangga yang pernah sakit
paru/pengobatan lama
- Pasien tidak memiliki riwayat DM tipe II
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Vital Sign
TD : 160/100 mmHg
Nadi : 98 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 38,0 °C
Permeriksaan Fisik
Kepala/Leher : Mata Anemis (-/-), Faring Hiperemis (+)
Paru : Ves(+/+), Rh(+/+), Wh(-/-)
Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Soepel, Peristaltik (Normal), hepar / lien tidak
teraba
Extremitas : CRT <2 detik, Akral Hangat, Edema -/-
BB : 68 kg
TB : 170 cm
IMT : 23 (Overweight)
3. Pemeriksaan TCM :
Sewaktu : Negatif (12-09-2022)
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Pengobatan TB (Pasien 1)
Tanggal Kegiatan 03-08-2022
Judul Laporan Kegiatan Pengobatan Pasien TB Paru
Identitas Ny. CY (35 Tahun)
Latar Belakang World Health Organization (WHO) melaporkan sebanyak 1,5
juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini
merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak
menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang
paling mematikan setelah COVID-19.
Penatalaksanaan tuberkulosis paru atau TBC paru dilakukan
dengan pemberian obat antituberkulosis atau OAT, misalnya isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Kombinasi obat-obat ini
dikonsumsi secara teratur dan diberikan dalam jangka waktu yang tepat
meliputi tahap awal dan tahap lanjutan. Pada tahap awal (fase intensif),
obat diberikan tiap hari selama 2 bulan, yakni berupa kombinasi isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Lalu, pada tahap lanjutan, obat
diberikan tiap hari selama 4 bulan, yakni berupa isoniazid dan rifampisin.
Pengobatan fase lanjutan juga dapat diberikan dalam waktu 7 bulan,
terutama untuk kelompok pasien dengan TB paru resisten obat, pasien
dengan kultur sputum yang tetap positif setelah pengobatan fase intensif 2
bulan, dan pasien dengan HIV yang tidak mendapatkan obat antiretroviral
(ARV). Vitamin B6 juga umum diberikan bersama dengan isoniazid
untuk mencegah kerusakan saraf (neuropati). Streptomisin merupakan
antibiotik bakterisidal yang memengaruhi sintesis polipeptida.
Streptomisin sering kali tidak termasuk dalam regimen obat TB paru lini
pertama dikarenakan tingkat resistensinya yang cukup tinggi.
Pasien dalam terapi TB paru perlu menjalani evaluasi berkala
untuk menilai respons terhadap terapi OAT. Pemeriksaan sputum basil
tahan asam (BTA) dilakukan pada akhir fase intensif. Sputum BTA yang
positif pada akhir fase intensif dapat mengindikasikan dosis OAT yang
kurang, kepatuhan minum obat yang buruk, adanya komorbiditas, atau
adanya resistensi terhadap obat lini pertama.
Pemeriksaan sputum BTA dilakukan kembali pada akhir
pengobatan TB. Jika sputum menunjukkan hasil positif, pengobatan bisa
dikatakan gagal dan pemeriksaan resistensi obat perlu dilakukan. Pada
pasien dengan sputum BTA negatif di akhir fase pengobatan intensif dan
akhir fase lanjutan, pemantauan sputum lebih lanjut tidak diperlukan.
Pasien melakukan kunjungan pengobatan ke Pusesmas Lut Tawar
dengan diagnosis TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis. Pasien saat ini
menjalani pengobatan TB Fase intensif bulan ke-1 lini 1. Pasien BAK
warna agak kemerahan setelah konsumsi OAT.
Keadaan Umum : Baik
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
Pernapasan : 18 kali/menit
Suhu : 37,0 °C
Permeriksaan Fisik
Kepala/Leher : Mata Anemis (-/-), Faring Hiperemis (-)
Paru : Ves(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Gambaran Pelaksanaan
Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Soepel, Peristaltik (Normal), hepar / lien tidak
teraba
Extremitas : CRT <2 detik, Akral Hangat, Edema -/-
BB : 52 kg
TB : 160 cm
IMT : 20,3 (Normoweight)

Tatalaksana
- OAT FDC 2RHZE (4 Tab 4 FDC per Hari)
- KIE efek samping FDC dan konseling PMO
- Edukasi pada pasien dan keluarga menjaga nutrisi TKTP,
berjemur, menggunakan masker dan mengatur ventilasi rumah
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Pengobatan TB (Pasien 2)
Tanggal Kegiatan 18-08-2022
Judul Laporan Kegiatan Pengobatan Pasien TB Paru
Identitas Ny. P (71 Tahun)
Latar Belakang World Health Organization (WHO) melaporkan sebanyak 1,5
juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini
merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak
menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang
paling mematikan setelah COVID-19.
Penatalaksanaan tuberkulosis paru atau TBC paru dilakukan
dengan pemberian obat antituberkulosis atau OAT, misalnya isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Kombinasi obat-obat ini
dikonsumsi secara teratur dan diberikan dalam jangka waktu yang tepat
meliputi tahap awal dan tahap lanjutan. Pada tahap awal (fase intensif),
obat diberikan tiap hari selama 2 bulan, yakni berupa kombinasi isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Lalu, pada tahap lanjutan, obat
diberikan tiap hari selama 4 bulan, yakni berupa isoniazid dan rifampisin.
Pengobatan fase lanjutan juga dapat diberikan dalam waktu 7 bulan,
terutama untuk kelompok pasien dengan TB paru resisten obat, pasien
dengan kultur sputum yang tetap positif setelah pengobatan fase intensif 2
bulan, dan pasien dengan HIV yang tidak mendapatkan obat antiretroviral
(ARV). Vitamin B6 juga umum diberikan bersama dengan isoniazid
untuk mencegah kerusakan saraf (neuropati). Streptomisin merupakan
antibiotik bakterisidal yang memengaruhi sintesis polipeptida.
Streptomisin sering kali tidak termasuk dalam regimen obat TB paru lini
pertama dikarenakan tingkat resistensinya yang cukup tinggi.
Pasien dalam terapi TB paru perlu menjalani evaluasi berkala
untuk menilai respons terhadap terapi OAT. Pemeriksaan sputum basil
tahan asam (BTA) dilakukan pada akhir fase intensif. Sputum BTA yang
positif pada akhir fase intensif dapat mengindikasikan dosis OAT yang
kurang, kepatuhan minum obat yang buruk, adanya komorbiditas, atau
adanya resistensi terhadap obat lini pertama.
Pemeriksaan sputum BTA dilakukan kembali pada akhir
pengobatan TB. Jika sputum menunjukkan hasil positif, pengobatan bisa
dikatakan gagal dan pemeriksaan resistensi obat perlu dilakukan. Pada
pasien dengan sputum BTA negatif di akhir fase pengobatan intensif dan
akhir fase lanjutan, pemantauan sputum lebih lanjut tidak diperlukan.
Pasien melakukan kunjungan pengobatan ke Pusesmas Lut Tawar
dengan diagnosis TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis. Pasien saat ini
menjalani pengobatan TB Fase intensif bulan ke-1 lini 1.
Keadaan Umum : Baik
Vital Sign
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 28 kali/menit
Suhu : 36,5 °C
Permeriksaan Fisik
Kepala/Leher : Mata Anemis (-/-), Faring Hiperemis (-)
Paru : Ves(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Gambaran Pelaksanaan Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Soepel, Peristaltik (Normal), hepar / lien tidak
teraba
Extremitas : CRT <2 detik, Akral Hangat, Edema -/-
BB : 36 kg
TB : 150 cm
IMT : 16 (Underweight)

Tatalaksana
- OAT FDC 2RHZE (4 Tab 4 FDC per Hari)
- KIE efek samping FDC dan konseling PMO
- Edukasi pada pasien dan keluarga menjaga nutrisi TKTP,
berjemur, menggunakan masker dan mengatur ventilasi rumah
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Pengobatan TB (Pasien 3)
Tanggal Kegiatan 25-08-2022
Judul Laporan Kegiatan Pengobatan Pasien TB Paru
Identitas Ny. SM (36 Tahun)
Latar Belakang World Health Organization (WHO) melaporkan sebanyak 1,5
juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini
merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak
menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang
paling mematikan setelah COVID-19.
Penatalaksanaan tuberkulosis paru atau TBC paru dilakukan
dengan pemberian obat antituberkulosis atau OAT, misalnya isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Kombinasi obat-obat ini
dikonsumsi secara teratur dan diberikan dalam jangka waktu yang tepat
meliputi tahap awal dan tahap lanjutan. Pada tahap awal (fase intensif),
obat diberikan tiap hari selama 2 bulan, yakni berupa kombinasi isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Lalu, pada tahap lanjutan, obat
diberikan tiap hari selama 4 bulan, yakni berupa isoniazid dan rifampisin.
Pengobatan fase lanjutan juga dapat diberikan dalam waktu 7 bulan,
terutama untuk kelompok pasien dengan TB paru resisten obat, pasien
dengan kultur sputum yang tetap positif setelah pengobatan fase intensif 2
bulan, dan pasien dengan HIV yang tidak mendapatkan obat antiretroviral
(ARV). Vitamin B6 juga umum diberikan bersama dengan isoniazid
untuk mencegah kerusakan saraf (neuropati). Streptomisin merupakan
antibiotik bakterisidal yang memengaruhi sintesis polipeptida.
Streptomisin sering kali tidak termasuk dalam regimen obat TB paru lini
pertama dikarenakan tingkat resistensinya yang cukup tinggi.
Pasien dalam terapi TB paru perlu menjalani evaluasi berkala
untuk menilai respons terhadap terapi OAT. Pemeriksaan sputum basil
tahan asam (BTA) dilakukan pada akhir fase intensif. Sputum BTA yang
positif pada akhir fase intensif dapat mengindikasikan dosis OAT yang
kurang, kepatuhan minum obat yang buruk, adanya komorbiditas, atau
adanya resistensi terhadap obat lini pertama.
Pemeriksaan sputum BTA dilakukan kembali pada akhir
pengobatan TB. Jika sputum menunjukkan hasil positif, pengobatan bisa
dikatakan gagal dan pemeriksaan resistensi obat perlu dilakukan. Pada
pasien dengan sputum BTA negatif di akhir fase pengobatan intensif dan
akhir fase lanjutan, pemantauan sputum lebih lanjut tidak diperlukan.
Pasien melakukan kunjungan pengobatan ke Pusesmas Lut Tawar
dengan diagnosis TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis. Pasien saat ini
menjalani pengobatan TB Fase intensif bulan ke-1 lini 1.
Keadaan Umum : Baik
Vital Sign
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 70 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,9 °C
Permeriksaan Fisik
Kepala/Leher : Mata Anemis (-/-), Faring Hiperemis (-)
Paru : Ves(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Gambaran Pelaksanaan Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Soepel, Peristaltik (Normal), hepar / lien tidak
teraba
Extremitas : CRT <2 detik, Akral Hangat, Edema -/-
BB : 68 kg
TB : 158 cm
IMT : 27,2 (Obsese tingkat I)

Tatalaksana
- OAT FDC 2RHZE (4 Tab 4 FDC per Hari)
- KIE efek samping FDC dan konseling PMO
- Edukasi pada pasien dan keluarga menjaga nutrisi TKTP,
berjemur, menggunakan masker dan mengatur ventilasi rumah
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Pengobatan TB (Pasien 4)
Tanggal Kegiatan 21-09-2022
Judul Laporan Kegiatan Pengobatan Pasien TB Paru
Identitas Tn. N (63 Tahun)
Latar Belakang World Health Organization (WHO) melaporkan sebanyak 1,5
juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini
merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak
menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang
paling mematikan setelah COVID-19.
Penatalaksanaan tuberkulosis paru atau TBC paru dilakukan
dengan pemberian obat antituberkulosis atau OAT, misalnya isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Kombinasi obat-obat ini
dikonsumsi secara teratur dan diberikan dalam jangka waktu yang tepat
meliputi tahap awal dan tahap lanjutan. Pada tahap awal (fase intensif),
obat diberikan tiap hari selama 2 bulan, yakni berupa kombinasi isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Lalu, pada tahap lanjutan, obat
diberikan tiap hari selama 4 bulan, yakni berupa isoniazid dan rifampisin.
Pengobatan fase lanjutan juga dapat diberikan dalam waktu 7 bulan,
terutama untuk kelompok pasien dengan TB paru resisten obat, pasien
dengan kultur sputum yang tetap positif setelah pengobatan fase intensif 2
bulan, dan pasien dengan HIV yang tidak mendapatkan obat antiretroviral
(ARV). Vitamin B6 juga umum diberikan bersama dengan isoniazid
untuk mencegah kerusakan saraf (neuropati). Streptomisin merupakan
antibiotik bakterisidal yang memengaruhi sintesis polipeptida.
Streptomisin sering kali tidak termasuk dalam regimen obat TB paru lini
pertama dikarenakan tingkat resistensinya yang cukup tinggi.
Pasien dalam terapi TB paru perlu menjalani evaluasi berkala
untuk menilai respons terhadap terapi OAT. Pemeriksaan sputum basil
tahan asam (BTA) dilakukan pada akhir fase intensif. Sputum BTA yang
positif pada akhir fase intensif dapat mengindikasikan dosis OAT yang
kurang, kepatuhan minum obat yang buruk, adanya komorbiditas, atau
adanya resistensi terhadap obat lini pertama.
Pemeriksaan sputum BTA dilakukan kembali pada akhir
pengobatan TB. Jika sputum menunjukkan hasil positif, pengobatan bisa
dikatakan gagal dan pemeriksaan resistensi obat perlu dilakukan. Pada
pasien dengan sputum BTA negatif di akhir fase pengobatan intensif dan
akhir fase lanjutan, pemantauan sputum lebih lanjut tidak diperlukan.
Pasien melakukan kunjungan pengobatan ke Pusesmas Lut Tawar
dengan diagnosis TB Extra Paru Terkonfirmasi Radiologis. Pasien saat ini
menjalani pengobatan TB Fase intensif bulan ke-1 lini 1.
Keadaan Umum : Baik
Vital Sign
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Pernapasan : 22 kali/menit
Suhu : 36,5 °C
Permeriksaan Fisik
Kepala/Leher : Mata Anemis (-/-), Faring Hiperemis (-)
Paru : Ves(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Gambaran Pelaksanaan Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Soepel, Peristaltik (Normal), hepar / lien tidak
teraba
Extremitas : CRT <2 detik, Akral Hangat, Edema -/-
BB : 57 kg
TB : 170 cm
IMT : 19,7 (Normoweight)

Tatalaksana
- OAT FDC 2RHZE (4 Tab 4 FDC per Hari)
- KIE efek samping FDC dan konseling PMO
- Edukasi pada pasien dan keluarga menjaga nutrisi TKTP,
berjemur, menggunakan masker dan mengatur ventilasi rumah
BORANG UKM PUSKESMAS DOKTER INTERNSIP TAKENGON 2022/2023

Pelayanan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

Pengobatan TB (Pasien 5)
Tanggal Kegiatan 04-07-2022
Judul Laporan Kegiatan Pengobatan Pasien TB Paru
Identitas Tn. R (77 Tahun)
Latar Belakang World Health Organization (WHO) melaporkan sebanyak 1,5
juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini
merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak
menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang
paling mematikan setelah COVID-19.
Penatalaksanaan tuberkulosis paru atau TBC paru dilakukan
dengan pemberian obat antituberkulosis atau OAT, misalnya isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Kombinasi obat-obat ini
dikonsumsi secara teratur dan diberikan dalam jangka waktu yang tepat
meliputi tahap awal dan tahap lanjutan. Pada tahap awal (fase intensif),
obat diberikan tiap hari selama 2 bulan, yakni berupa kombinasi isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Lalu, pada tahap lanjutan, obat
diberikan tiap hari selama 4 bulan, yakni berupa isoniazid dan rifampisin.
Pengobatan fase lanjutan juga dapat diberikan dalam waktu 7 bulan,
terutama untuk kelompok pasien dengan TB paru resisten obat, pasien
dengan kultur sputum yang tetap positif setelah pengobatan fase intensif 2
bulan, dan pasien dengan HIV yang tidak mendapatkan obat antiretroviral
(ARV). Vitamin B6 juga umum diberikan bersama dengan isoniazid
untuk mencegah kerusakan saraf (neuropati). Streptomisin merupakan
antibiotik bakterisidal yang memengaruhi sintesis polipeptida.
Streptomisin sering kali tidak termasuk dalam regimen obat TB paru lini
pertama dikarenakan tingkat resistensinya yang cukup tinggi.
Pasien dalam terapi TB paru perlu menjalani evaluasi berkala
untuk menilai respons terhadap terapi OAT. Pemeriksaan sputum basil
tahan asam (BTA) dilakukan pada akhir fase intensif. Sputum BTA yang
positif pada akhir fase intensif dapat mengindikasikan dosis OAT yang
kurang, kepatuhan minum obat yang buruk, adanya komorbiditas, atau
adanya resistensi terhadap obat lini pertama.
Pemeriksaan sputum BTA dilakukan kembali pada akhir
pengobatan TB. Jika sputum menunjukkan hasil positif, pengobatan bisa
dikatakan gagal dan pemeriksaan resistensi obat perlu dilakukan. Pada
pasien dengan sputum BTA negatif di akhir fase pengobatan intensif dan
akhir fase lanjutan, pemantauan sputum lebih lanjut tidak diperlukan.
Pasien melakukan kunjungan pengobatan ke Pusesmas Lut Tawar
dengan diagnosis TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis. Pasien saat ini
menjalani pengobatan TB Fase intensif bulan ke-1 lini 1.
Keadaan Umum : Baik
Vital Sign
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 37,0 °C
Permeriksaan Fisik
Kepala/Leher : Mata Anemis (-/-), Faring Hiperemis (-)
Paru : Ves(+/+), Rh(-/-), Wh(-/-)
Gambaran Pelaksanaan Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Soepel, Peristaltik (Normal), hepar / lien tidak
teraba
Extremitas : CRT <2 detik, Akral Hangat, Edema -/-
BB : 56 kg
TB : 160 cm
IMT : 21,8 (Normoweight)

Tatalaksana
- OAT FDC 2RHZE (4 Tab 4 FDC per Hari)
- KIE efek samping FDC dan konseling PMO
- Edukasi pada pasien dan keluarga menjaga nutrisi TKTP,
berjemur, menggunakan masker dan mengatur ventilasi rumah

Anda mungkin juga menyukai