Anda di halaman 1dari 3

3.

1 Kesimpulan
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak
secara mudah, bebas dan teratur untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya baik secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain dan
hanya dengan bantuan alat. Dalam prosesnya terjadi upaya penggerakan masyarakat
dari berbagai unsur untuk secara fokus mendukung suatu kegiatan yang telah
ditentukan, Untuk terlaksananya suatu mobilisasi sosial, diperlukan adanya alat/sarana
penggerak, berupa perorangan, kelompok dan atau lembaga di masyarakat, yang akan
menjadi pusat gerakan positif untuk upaya kesehatan.
Mobilisasi dalam bidang gizi yaitu mobilisasi pencegahan gizi buruk pada
balita. Strategi mobilisasi dalam pencegahan gizi burk pada balita perlu dilakukan
sedini mungkin, berikut prinsip secara umum dan sesuai usia balita.
Mobilisasi dalam advokasi sangat berpengaruh untuk resolusi atau program-
program pembangunan salah satunya adalah KB dan kesehatan, melalui tokoh
masyarakat dan masyarakat luas dalam menangani masalah kesehatan merupakan
langkah-langkah penting untuk perubahan social maupun perilaku.
Prinsip umum pencegahan gizi buruk:
a. Penyiapan kesehatan dan status gizi ibu hamil dilakukan sejak
masa remaja dan selanjutnya saat usia subur.
 Menerapkan pola hidup sehat bergizi seimbang untuk memenuhi
kebutuhan gizi dan mencegah terjadinya Kekurangan Energi
Kronis (KEK).
 Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
 Mendapatkan konseling pranikah.
 Mencegah pernikahan dini dan kehamilan pada remaja.
 Meningkatkan kepesertaan Keluarga Berencana (KB).
 Menerapkan praktik higiene dan sanitasi personal serta lingkungan.
a. Ibu hamil mendapat pelayanan antenatal care (ANC)
terpadu berkualitas sesuai standar, penerapan standar
pelayanan minimal, deteksi dini dan penanganan adekuat,
pola hidup sehat dan gizi seimbang termasuk konseling.
b. Peningkatan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang
serta kelangsungan hidup anak melalui strategi Pemberian
Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang dilakukan dengan
praktik “Standar Emas Makanan Bayi dan Anak”.
 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
 ASI Eksklusif (0-6 Bulan)
 Pemberian MP ASI mulai usia 6 bulan
 Pemberian ASI diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih
Aksi yaitu mempertahankan kekompakan kegiatan aksi dan semua mitra
merupakan hal yang mendasar dalam pelaksanaan advokasi. Pengulangan pesan dan
pengulangan alat bantu yang kredibel yang dibuat secara berulang sangat membantu
untuk dapat mempertahankan perhatian terhadap isu yang ada. Konsep aksi disini
yaitu semakin banyak yang “terlibat” maka semakin baik, tindakan bersama, dan
suatu tindakan yang dilakukan terus menerus dan konsisten.
Aksi dapat didasari oleh matinya jalur penyampaian aspirasi masyarakat
kepada pemerintah atau pihak terkait. Manajemen aksi sangat dibutuhkan agar massa
aksi tetap tekoordinir dan sesuai dengan rencana hingga mencapai hasil yang
diinginkan.
Adapun tujuan aksi advokasi gizi sebagai berikut :
1. Mendukung pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menenngah
(RPJMN), Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan dan
Rencana Aksi Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Tahun
2020-2024.
2. Mendukung pencapaian pembudayaan Germas
3. Menentukan arah dan sasaran upaya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat tahun 2020-2024 yang kesinambungan
dan kelanjutan
4. Panduan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi serta
pengembangan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
tahun 2020-2024.
5. Panduan bagi kabupaten/ kota melaksanakan Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat
Agar proses advokasi bisa berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang
diharapkan, perlu dilakukan melalui langkah-langkah yang sistematis. Adapun
langkah-langkah aksi advokasi sebagai berikut :
1. Melakukan analisis masalah serta menentukan kebijakan
2. Menyusun strategi
3. Mobilisasi dengan jalan menggalang kemitraan bersama
4. Tindakan pelaksanaan rencana
5. Evaluasi dampak output yang telah dilakukan
Kegiatan aksi advokasi dalam bidang gizi :
 Pelaksanaan Rencana Aksi Program Kesehatan Masyarakat
sebagai upaya peningkatan status kesehatan masyarakat yang
dilakukan pada semua elemen masyarakat yaitu kelompok sasaran
bayi, balita, anak sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal
dan lansia.
 Merealisasikan 8 tahapan aksi konvergensi percepatan pencegahan
stunting oleh pemeritah dengan harapan menurunkan prevalensi
stunting pada seluruh wilayah.
 Pelarangan peredaran dan perdagangan garam konsumsi non
yodium dan penggunaan bahan tambahan makanandi Malang
sebagai upaya pencegahan gangguan akibat GAKY
 Pengadaan program Kampung KB pada setiap desa untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa atau yang setara
melalui program KKBPK serta pembangunan sektor lain
pendukung untuk mewujudkan keluarga kecil berkualitas

3.2 Saran
Demikianlah modul yang kami buat, diharapkan dengan adanya modul ini
pembaca dapat memahami pelaksanaan advokasi mobilisasi dan aksi. Semoga
bermanfaat dan menambah pengetahua bagi pembaca serta dapat menerapkan proses
perencanaan, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi upaya promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat dapat terukur, terarah dan tepat sasaran. Kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang
jelas,dimengerti dan lugas. Kami juga mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan modul ini.

Anda mungkin juga menyukai