Anda di halaman 1dari 4

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS KEBONDALEM


Jln. Bhayangkara No. 69 Banyuwangi 68465
Email: pkmkebondalem@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


SOSIALISASI GIZI SEIMBANG

I. PENDAHULUAN

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi, juga merupakan karunia
Tuhan, oleh karenanya perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Promosi kesehatan
sangat efektif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan tersebut. Faktor perilaku dan
lingkungan mempunyai peranan sangat dominan dalam peningkatan kualitas kesehatan.
Masalah perilaku menyangkut kebiasaan, budaya, dan masalah-masalah lain yang tidak
mudah diatasi. Untuk itu semua perlu peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat
untuk hidup sehat, perlunya pengembangan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat, dan
untuk itu diperlukan peningkatan upaya promosi kesehatan. Sementara itu Promosi
Kesehatan telah ditetapkan sebagai salah satu program unggulan, sehingga perlu digarap
secara sungguh-sungguh dengan dukungan sumber daya yang memadai. Sementara itu
Peraturan dan perundangan yang ada memberikan landasan hukum yang cukup kuat
terhadap penyelenggaraan promosi kesehatan. Pendidikan gizi atau penyuluhan gizi
merupakan kegiatan pelayanan gizi yang bersifat promotif dan preventif.
Pendidikan/penyuluhan Gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi dan
kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap serta perilaku positif sasaran dan lingkungannya terhadap upaya perbaikan
gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau golongan masyarakat
masal dan target yang diharapkan adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam melaksanakan pendidikan/penyuluhan gizi harus
berkoordinasi dengan tenaga promosi kesehatan sehingga kegiatan pendidikan gizi berjalan
lancar.

II. LATAR BELAKANG

Pedoman Gizi Seimbang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955.


Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah diperkenalkan
sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi. Tahun
1990 an kita sudah punya Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Lebih dari 15 tahun lalu
Pedoman Gizi Seimbang telah dikenalkan dan disosialisasikan kepada masyarakat, namun
masih banyak masalah dan kendala dalam sosialisasi Gizi Seimbang sehingga harapan untuk
merubah perilaku gizi masyarakat ke arah perilaku gizi seimbang belum sepenuhya tercapai.
Konsumsi pangan belum seimbang baik kuantitas maupun kualitasnya, dan perilaku hidup
bersih dan sehat belum memadai. Memperhatikan hal diatas telah tersusun Pedoman Gizi
Seimbang yang baru, pada tanggal 27 Januari 2014 lalu telah diselenggarakan workshop
untuk mendapat masukan dari para pakar pemerintah serta non pemerintah, lintas sektor,
lintas program dan organisasi profesi.

Pedoman Gizi Seimbang baru ini sebagai penyempurnaan pedoman pedoman yang
lama, bila diibaratkan rumah maka ada 4 (empat) pilar prinsip yang harus dipenuhi agar
rumah tersebut dapat berdiri, yaitu 1). Mengonsumsi makanan beragam, tidak ada satupun
jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk
menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI)
untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan; 2). Membiasakan perilaku hidup bersih,
perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang;
3) Melakukan aktivitas fisik, untuk menyeimbangkan antara pengeluaran energi dan
pemasukan zat gizi kedalam tubuh; 4) Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB)
dalam batas normal. Memantau BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari
‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB
normal, dan apabila terjadi penyimpangan maka dapat segera dilakukan langkah-langkah
pencegahan dan penanganannya.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan Derajad Kesehatan Masyarakat

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di wilayah Puskesmas
Kebondalemtentang Gizi Seimbang sehingga masyarakat menjadi sehat.
b. Peserta mampu mensosialisasikan dan memberi contoh tentang Gizi seimbang di
lingkungannya

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Penyuluhan tentang gizi seimbang, meliputi :


a. Pengertian gizi seimbang
b. Faktor yang mempengaruhi gizi seimbang
c. Triguna makanan gizi seimbang
d. Manfaat pemenuhan gizi seimbang
e. Contoh penyajian gizi seimbang

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Petugas melakukan koordinasi lintas program sebagai pelaksana Edukasi
/pembinaan. Pemberitahuan surat /jadwal Edukasi/pembinaan dikirim ke sekolah/PONPES.
Petugas langsung melakukan kunjungan di sekolah dan PONPES sesuai jadwal. Sosialisasi
Gizi seimbang dilakukan dengan cara Penyuluhan, diskusi dan demo contoh gizi
seimbang.
Secara umum dalam pelaksanaan sosialisasi Gizi Seimbang juga mengacu pada Tata Nilai
Puskesmas Kebondalem yaitu FIT (Fokus pelanggan, Integritas, dan Team work)
mengimplementasikan hal tersebut dalam kegiatan Promosi Kesehatan. Kegiatan edukasi gizi
seimbang melibatkan bidan wilayah/ PJ PTM dan PJ PROMKES. PJ PROMKES sebagai penanggung
jawab kegiatan, PJ PTM sebagai narasumber PTM. Lintas sektoral melibatkan guru/pengasuh PONPES
sebagai penggerak sasaran, sehingga target yang diharapkan bisa terpenuhi/ tercapai.

VI. SASARAN
1. Siswa
2. Santri

VII. PEMBIAYAAN
Diselenggarakan dengan Anggaran BOK tahun 2023, sejumlah Rp 400.000,-
Dengan rincian sebagai berikut :
- Transport petugas 2 orang x 4 ponpes X Rp. 50.000,- = Rp. 400.000,-
- Transport petugas 2 orang x 20 sekolah x Rp.50.000,- = Rp.2000.000,-
- Swadaya
VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan edukasi gizi dilaksanakan pada bulan Agustus dan September 2022

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Kegiatan program Promosi kesehatan dievaluasi tiap bulan dan disampaikan kepada
koordinator unit sebagai laporan. Laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten dilakukan setiap
bulan dan akhir tahun.

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN


Petugas program promosi kesehatan melaporkan hasil kegiatan dalam bentuk
dokumen rekapitulasi hasil kegiatan kepada kepala puskesmas dan koordinator unit untuk
dilakukan analisis, sebagai acuan penyusunan rencana tindak lanjut.

Kebondalem, 5 Januari 2022


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Kebondalem Koordinator Promkes

dr. MOH HAMAMI Hari Dwi Ayu K, Amd.Keb.


Nip. 19690920 200212 1 006 Nip. 19721010 199203 2 008
 
KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENYULUHAN UPT PUSKESMAS PULAU
KUPANG
Pemerintah Daerah : Kabupaten Kapuas SOPD : Dinas Kesehatan Program : Upaya Perbaikan
Gizi Masyarakat Kegiatan :
Penyuluhan
Sub Kegiatan :
Penyuluhan Gizi Seimbang Detil Kegiatan : Penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang bagi
keluarga.
1.
 
LATAR BELAKANG a. Dasar Hukum
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. UU No. 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah 3. UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah 4. UU No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan 5. UU No.
123 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik 6. Permenkes No. 75 Tahun 2014 7.
Permenkes No. 43 Tahun 2016 8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang.

b. Gambaran Umum Singkat


Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya masalah gizi diantaranya adalah ketersediaan
pangan dalam rumah tangga, asuhan gizi keluarga, pengetahuan terkait gizi, serta pemanfaatan
keluarga terhadap pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas. (Depkes RI, 2008). Pendidikan
gizi atau penyuluhan gizi merupakan kegiatan pelayanan gizi yang bersifat promotif dan
preventif. Pendidikan/penyuluhan Gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan
gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap serta prilaku positif sasaran dan lingkungannya terhadap upaya perbaikan gizi dan
kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau golongan masyarakat masal dan
target yang diharapkan adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam melaksanakan pendidikan/penyuluhan gizi harus berkoordinasi dengan tenaga
promosi kesehatan sehingga kegiatan pendidikan gizi berjalan lancar.

c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan


Masih rendahnya tingkat pengatahuan masyarakat tentang masalah gizi yang diperlukan untuk
pertumbuan dan perkembangan bagi manusia. Masih banyaknya kasus penyakit yang terjadi di
masyarakat yang sebagian besar disebabkan karena masalah gizi

Anda mungkin juga menyukai