Anda di halaman 1dari 69

PEDOMAN PROGRAM PRIORITAS NASIONAL

UPT PUSKESMAS PEMULUTAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN ILIR


UPT PUSKESMAS PEMULUTAN
Jl.Raya Pemulutan Ulu Kecamatan Pemulutan Induk Kab. ogan Ilir (30653)
Email : Puskesmaspemulutan15@gmail.com
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatu.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karuniannya,sehingga kami dapat menyelesaikan Pedoman Program Prioritas Nasional
Puskesmas Pemulutan.

Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi Tim Prioritas Nasional Puskesmas
dalam melaksanakan Program ini agar tersistematis, efektif dan efesien. Pedoman
Program Prioritas Nasional mencakup Alur Pelaksanaan Program, Standar Fasilitas,
Tata Laksana Pelayanan, Keselamatan Sasaran, Keselamatan Kerja, dan Pengendalian
Mutu.

Dalam menyusun pedoman Program Prioritas Nasional. ini kami sangat


menyadari masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun, sehingga akan menjadi masukan bagi kami
untuk pembuatan pedoman yang lebih baik pada tahun yang akan datang.
Trimakasih juga kepada semua pihak yang sudah bekerja sama dalam
pembuatan pedoman ini.
Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dan menjadi penunjang untuk
meningkatan Capaian Kinerja Program Prioritas Nasional di Puskesmas
Pemulutan.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarokatu.

Pemulutan, Januari 2022

Pedoman Program Prioritas Nasional 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 yaitu
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh
meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian ibu, menurunnya
angka kematian bayi, dan menurunnya prevalensi undernutrisi pada balita.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, telah
menetapkan sasaran yang ingin dicapai yaitu meningkatkannya derajat kesehatan
dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya diselenggarakan dengan upaya kesehatan terpadu untuk seluruh
masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas yang mencakup
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang bersifat menyeluruh, terpadu,
dan berkesinambungan. Pelaksanaannya dituangkan ke dalam berbagai
program/kegiatan baik yang bersifat prioritas nasional, prioritas bidang
pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama, prioritas Kementerian
Kesehatan maupun pendukung atau penunjang.
Arah kebijakan RPJMN 2020-2024 yaitu meningkatkan akses dan kualitas
layanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada
penguatan pelayanan kesehatan dasar (health care) dan peningkatan upaya
promotiff dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi. Strategi
RPJMN 2020-2024 yaitu :
1. Peningkatan kesehatan ibu, anak, KB, dan kesehatan reproduksi
2. Percepatan perbaikan gizi masyarakat
3. Peningkatan pengendalian penyakit
4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
5. Peningkatan pelayanan kesehatan dan pengawasan obat dan makanan
Sasaran pokok dalam mewujudkan strategi RPJMN dengan melaksanakan
kegiatan Program Prioritas Nasional di Puskesmas yaitu :
Pedoman Program Prioritas Nasional 3
1. Pencegahan dan Penurunan Stunting
2. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
3. Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi
4. Program Penanggulangan Tuberkulosis
5. Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Faktor Resikonya
Penyusunan pedoman ini diperlukan agar pelaksanaan kegiatan setiap
program berjalan tertib, efektif, efisien, baik dari segi pencapaian kinerja,maupun
manfaatnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Ketentuan
mengenai pelaksanaan kegiatan masing-masing program ditetapkan dalam
Kerangka Acuan Kegiatan dan Standar Operasional Prosedur oleh penanggung
jawab program di UPT Puskesmas Pemulutan.

1.2. Tujuan Pedoman


1.2.1. Tujuan umum
Tersedianya pedoman/acuan dalam melaksanakan kegiatan Program Prioritas
Nasional di Puskesmas.
1.2.2. Tujuan khusus
a. Tersedianya acuan tentang kebijakan program dan sumber daya pelaksanaan
program
b. Tersedianya acuan untuk penggerakan dan pelaksanaan program yang
terarah dan sistematis
c. Tersedianya acuan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan program.
d. Tersedianya acuan dalam pengawasan, pengendalian dan penilaian
(Monitoring dan Evaluasi) program

1.3. Sasaran Pedoman


1. Penanggung Jawab Program Prioritas Nasional di Puskesmas
2. Pengelola program yang terlibat dalam Program Prioritas Nasional dan lintas
sektor terkait.

1.4. Ruang Lingkup Pedoman


1. Kebijakan Program Prioritas Nasional di Puskesmas
2. Kegiatan Program Prioritas Nasional
3. Penyediaan Sumber Daya dalam Penggerakan dan Pelaksanaan Program
Prioritas Nasional
4. Pencatatan dan Pelaporan
5. Monitoring dan Evaluasi

1.5. Batasan Operasional

Pedoman Program Prioritas Nasional 4


a. Pencegahan dan Penurunan Stunting adalah upaya kesehatan masyarakat
yang bertujuan agar anak-anak Indonesia tumbuh dan berkembang secara
optimal dan maksimal disertai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang
sipa untuk belajar serta berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
Puskesmas melaksanakan pencegahan dan penurunan stunting beserta
pemantauan dan evaluasinya sesuai peraturan perundang-undangan. Upaya
ini direncanakan, dilaksanakan, dipantaui dan dievaluasi dengan melibatkan
lintas program dan lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat.
b. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
adalah upaya kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif
dengan melaksanakan rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan pada ibu
hamil, persalinan, masa sesudah melahirkan dan bayi baru lahir sesuai
standar dan pedoman yang berlaku di Puskesmas dan dilakukan pemantauan
dan evaluasinya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan.
c. Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi adalah rangkaian kegiatan
program imunisasi yang direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi
dengan tujuan agar dapat mencapai cakupan imunisasi secara optimal.
d. Program Penanggulangan Tuberkulosis adalah upaya kesehatan masyarakat
yang dilakukan Puskesmas dengan melaksanakan pelayanan kepada
pengguna layanan TB muali dari penemuan kasus TB kepada orang yang
terduga TB, penegakan diagnosis, penetapan kllasifikasi dan tipe pengguna
layanan TB, dan tatalaksanan kasus (pengobatan pengguna layanan beserta
pemantauan dan evaluasinya.
e. Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Faktor Reskonya adalah upaya
kesehatan masyarakat yang dilakukan Puskesmas melalui berbagai kegiatan
promotif, preventif tanpa mengesampingkan tindakan kuratif dan rehailitatif
terhadap penyakit tidak menular utama yang meliputi hipertensi, diabetes
melitus, kanker payudara dan leher rahim, pengguna layanan Rujuk Balik
(PRB) PTM, penyakit katastropik lainnya dan kompetensi di tingkat primer
sesuai penangana faktor resikonya. Program ini direncanakan, dilaksanakan,
dipantau dan ditindaklanjuti dalam PPN.

Pedoman Program Prioritas Nasional 5


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Dalam upaya meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaan
Program Prioritas Nasional sumber daya diutamakan untuk peningkatan akses dan
mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Untuk mendukung dan menggerakan
upaya Penurunan dan Penanggulangan Stunting, Upaya Penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi, Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi,
Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
serta Faktor Resikonya.
Pemberdayaan SDM yang terlibat dalam kegiatan PPN yaitu :
a. Lintas Program terdiri dari :
1. Penanggung Jawab dan Pelaksana Program Gizi
2. Penanggung Jawab dan Pelaksanan Program KIA, KB, PKPR
3. Penanggung Jawab dan Pelaksanan Program Imunisasi
4. Penanggung Jawab dan Pelaksanan Program Tuberkulosis
5. Penanggung Jawab dan Pelaksanan Program PTM
b. Lintas Sektor terkait dengan kebijakan dan pelaksanaan Program Prioritas
Nasional di Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa

2.2. Distribusi Ketenagaan


Distribusi ketenagaan untuk kegiatan Program Prioritas Nasional dilakukan
berdasarkan kualifikasi Pendidikan yang sesuai dengan program yang dijalankan
serta tetap memperhatikan ketersediaan sumber daya manusia yang ada di
Puskesmas Pemulutan.
Sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan PPN di Puskesmas Pemulutan
adalah :

Pedoman Program Prioritas Nasional 6


NO Kualifikasi Pendidikan Minimal
Program

1. Upaya Pencegahan dan DIII-Gizi

Penanggulangan Stunting

2. Upaya Penurunan Angka DIII-Kebidanan

Kematian Ibu(AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB)

3. Peningkatan Cakupan dan Mutu DIII-Kebidanan, DIII- Keperawatan

Imunisasi

4. Upaya Penanggulangan DIII-Keperawatan

Tuberkulosis

5. Upaya Pengendalian Penyakit D III-Kebidanan, DIII- Keperawatan

dan Faktor Resikonya

2.3. Jadwal Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan Program Prioritas Nasional dilakukan setiap bulannya
dengan mengikuti jadwal kegiatan yang telah dibuat oleh seluruh koordinator
program baik bulanan maupun jadwal kegiatan tahunan dan di sosialisasikan
kepada sasaran program masing masing.
Contoh Jadwal kegiatan PPN :
Jadwal Kegiatan …….Bulan ……Tahun……
NO NAMA PETUGAS TUJUAN TANGGAL NO SURAT
KEGIATAAN TUGAS

Jadwal Kegiatan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan ……..Tahun ….

No Nama Bulan
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pedoman Program Prioritas Nasional 7


BAB III
STANDAR FASILITAS

1.1. Denah Ruangan


1.1.1. Ruang Lingkup kegiatan PPN di dalam Gedung
1. Unit KIE (Gizi, Promkes dan Kesling)
2. Unit KIA/KB
3. Unit MTBS dan Imunisasi
4. Unit Pelayanan Tuberkulosis
5. Unit Pelayanan PTM (Poli Umum)
1.1.2. Ruang Lingkup Kegiatan PPN di luar Gedung
Wilayah yang menjadi binaan Kegiatan Program Prioritas Nasional meliputi 15
Desa yaitu :
1. Ibul Besar I 8. Muara Dua
2. Sembadak 9. Sukarami
3. Pemulutan Ilir 10. Simpang Pelabuhan Dalam
4. Pemulutan Ulu 11. Kedukan Bujang
5. Pelabuhan Dalam 12. Palu
6. Muara Baru 13. Aurstanding
7. Teluk Kecapi 14. Rawa Jaya
15. Mekar Jaya

1.2. Standar Fasilitas


I. Kegiatan Upaya Pencegahan dan Penurunan Stunting
1. Peralatan dalam Gedung
Standar Menurut
Kondisi di
No Jenis Peralatan Permenkes
Puskesmas
No.43/2019
Alat peraga cara menyusui yang
1 1 set Tidak ada
benar
Pedoman Program Prioritas Nasional 8
2 Alat Permainan Edukatif (APE) 1 Paket 1 Paket
3 Papan informasi Sesuai Kebutuhan Tidak ada
4 Laptop 1 unit Tidak ada
5 Printer 1 unit Ada
6 Modem/Wifi 1 unit Ada
Buku panduan :
penuntun diet,
8 @ 1 buah Ada @ 1 buah
pedoman tata laksana balita gizi
buruk
9 Lembar Diet Sesuai jenis diet Ada
10 Food model 1 paket Tidak ada
11 Leaflet 1 paket Ada 1 paket
12 Poster 1 paket Tidak ada
13 Cairan desinfektan 1 Unit Ada
14 Timbangan dewasa 1 Buah Ada 1 Buah
15 Timbangan bayi 1 Buah Ada 1 Buah
16 Microtoise 1 buah Ada 1 Buah
17 Body Length board 1 Buah Ada 1 Buah
18 Tempat sampah 2 Buah Ada 2 Buah
19 Kursi kerja 1 Buah Ada 1 Buah
20 Lemari arsip 1 Buah Ada
21 Meja tulis ½ biro 1 buah Ada
22 Buku register pelayanan 1 set Ada 1 set
23 Kalkulator 1 Buah Tidak ada
24 Form dan surat ket. lain 1 paket Ada 1 Paket
25 Alat tulis 1 paket Ada 1 Paket
26 Lemari alat-alat 1 Unit Tidak ada

2. Peralatan di Luar Gedung


Standar Menurut Kondisi di
No Jenis Peralatan Permenkes Puskesmas/
No.43/2019 Posyandu
Leaflet, Lembar balik, Materi
1 Materi Penyuluhan : Inisiasi 1 paket Ada
Menyusui Dini, ASI-E, MP-ASI
2 Tabel Antropometri 1 buah 1 buah
3 Timbangan : Dacin, Timbanan 1 buah di setiap Ada 1 buah di
Injak, Posyandu setiap Posyandu
Timbangan bayi

Pedoman Program Prioritas Nasional 9


Microtoice/ Pengukur Tinggi 1 buah di setiap
4 Ada
badan Posyandu
5 Alat ukur TB Digital 1 buah Ada
unk Laki-laki dan
Alat Diteksi Dini Stunting
Perempuan @1
6 (Antropometri Wall Chart/AWC) Ada
buah di setiap
Balita
Posyandu
1 buah di setiap Ada 1 buah di
7 Pita Pengukur LILA
Posyandu setiap Posyandu
ATK, F 2 Gizi, F3 Gizi, dan
8 Blanko-blanko laporan lain 1 paket Ada 1 paket

Ada Sesuai
9 Vitamin A Sesuai sasaran
sasaran
Ada Sesuai
10 Tablet Tambah Darah Sesuai sasaran
sasaran

II. Kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB


1. Peralatan dalam Gedung
Standar Menurut
Kondisi di
No Jenis Peralatan Permenkes
Puskesmas
No.43/2019
1 Alat pemecah ketuban 1 buah ada
2 Anuskop 1 buah ada
3 Bak instrumen dengan tutup 1 buah ada

4 Baki logam tempat alat steril 1 buah ada


bertutup
5 Doppler 1 buah ada
6 Gunting beneng 1 buah ada
8 Gunting verband 1 buah ada
9 Korcher tang 1 buah ada
10 Mangkok untuk larutan 1 set ada
11 Meja instrumen/alat 1 set ada
Meja periksa ginekologi dan kursi ada
12 1 paket
pemeriksa
13 Palu refleks 1 buah ada
14 Pen lancet 1 buah ada
15 Pinset anatomi panjamg 1 buah ada
16 Pincet anatomi pendek 1 buah ada

Pedoman Program Prioritas Nasional 10


17 Pincet bedah 1 buah ada
18 Silinder korentang steril 1 buah ada
19 Sonde mulut 1 buah ada
20 Spekulum vagina besar 1 buah ada
21 Spekulum vagina kecil 1 buah ada
22 Spekulum vagina sedang 1 buah ada
23 Spekulum vagina (sims) 1 buah ada
24 Sphygmomanometer dewasa 1 buah ada
25 Stand lamp untuk tindakan 1 buah ada
2 Stetoskop dewasa 1 buah ada
27 Stetoskop janin//fetoscope 1 buah ada
28 Sudip lidah logam 12 cm 1 buah ada
29 Sudip lidah logam 16,5 cm 1 buah ada
30 Tampon tang 1 buah ada
31 Tempat tidur periksa 1 buah ada
32 Termometer dewasa 1 buah ada
33 Timbangan dewasa 1 buah ada
34 Torniket karet 1 buah ada
35 Alat pengukur panjang bayi 1 buah ada
36 Flowmeter anak 1 buah ada
37 Fflowmeter neonatus 1 buah ada
38 Lampu periksa 1 buah ada
39 Pengukur LiKa 1 buah ada
40 Pengukur Tinggi badan anak 1 buah ada
41 Sphygmometer dan manset anak 1 buah ada
42 Stetoskop pediatrik 1 buah ada
43 Termometer anak 1 buah ada
44 Timbangan anak 1 buah ada
45 Vaccine carrier 1 buah ada

2. Peralatan di Luar Gedung


Standar Menurut Kondisi di
No Jenis Peralatan Permenkes Puskesmas/
No.43/2019 Posyandu
1 KIT SDIDTK 1 paket Ada
2 Timbangan Bayi dan Balita 1 buah Ada 1 buah
1 buah di setiap 1 buah di setiap
3 Timbangan Dewasa
Posyandu Posyandu

4 Alat ukur PB dan TB 1 buah di setiap Ada


Pedoman Program Prioritas Nasional 11
Posyandu
5 Alat ukur LiLA dan LiKa 1 buah Ada
6 Microtois 1 buah Ada

III. Kegiatan Upaya Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi


1. Peralatan dalam Gedung
Standar Menurut
Kondisi di
No Jenis Peralatan Permenkes
Puskesmas
No.43/2019
1 Vaccine carrier 1 set Ada
2 Vaccine Refrigerator 1 set Ada
3 Formulir laporan imunisasi Ada
Sesuai
4 Alat suntik sekali pakai 1 ml Ada
kebutuhan
Sesuai
5 Alat suntik sekali pakai 3 ml Ada
kebutuhan
Alkohol swab kemasan box isi Sesuai
6 Ada
100 lembar kebutuhan
Sesuai
7 Vaksin Ada
kebutuhan

2. Peralatan di Luar Gedung


Standar Menurut Kondisi di
No Jenis Peralatan Permenkes Puskesmas/
No.43/2019 Posyandu
1 Vaccine carrier 1 set Ada
Sesuai
2 Alat suntik sekali pakai 1 ml Ada
kebutuhan
Sesuai
3 Alat suntik sekali pakai 3 ml Ada
kebutuhan
Alkohol swab kemasan box isi Sesuai
4 Ada
100 lembar kebutuhan
Sesuai
5 Vaksin Ada
kebutuhan
Sesuai
6 Kotak penyimpanan jarum bekas Ada
kebutuhan
7 Tas kanvas tempat KIT 1 set Ada

IV. Kegiatan Upaya Program Penanggulangan Tuberkulosis

Pedoman Program Prioritas Nasional 12


1. Peralatan dalam Gedung
Standar Menurut
Kondisi di
No Jenis Peralatan Permenkes
Puskesmas
No.43/2019
1 Meja dan kursi kerja 1 set Ada
2 Alat tulis kantor 1 paket Ada
3 Lemari arsip 1 unit Ada
4 Register laporan 1 paket Ada
5 Buku Pedoman OAT 1 buah Ada

2. Peralatan di Luar Gedung


Standar Menurut Kondisi di
No Jenis Peralatan Permenkes Puskesmas/
No.43/2019 Posyandu
Sesuai
1 Kuisioner Ada
kebutuhan
2 ATK 1 paket Ada
3 Leaflet 1 paket Ada

V. Kegiatan Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Faktor Resikonya


1. Peralatan dalam Gedung
Standar Menurut
Kondisi di
No Jenis Peralatan Permenkes
Puskesmas
No.43/2019
PTM
1 Tensi meter digital 1 Ada
2 Stetskop dewasa 1 Ada
3 Timbangan berar badan 1 Ada
4 Pengukur tinggi badan 1 Ada
5 Pengukur lingkar perut 1 Ada
Alat periksa gula darah, Ada
6 1
kolesterol
7 Alkohol swab Sesuai kebutuhan Ada
8 Lancet Sesuai kebutuhan Ada
9 Pen lancet 2 Ada
IVA
1 Spekulum Ada
2 Head lamp 1 Ada
3 Korentang 1 Ada

Pedoman Program Prioritas Nasional 13


4 Kapas lidi Sesuai kebutuhan Ada
5 Cuka makan Sesuai kebutuhan Ada
6 Aqua gelas Sesuai kebutuhan Ada
7 Kom kecil 1 Ada
8 Bengkok 1 Ada
9 Betadin Sesuai kebutuhan Ada
10 Kassa Sesuai kebutuhan Ada
11 Handscoen Ada
12 Larutan klorin Sesuai kebutuhan Ada
13 Air DTT Sesuai kebutuhan Ada

2. Peralatan di Luar Gedung


Standar Menurut Kondisi di
No Jenis Peralatan Permenkes Puskesmas/
No.43/2019 Posyandu
1 Tensi meter digital 1
2 Stetoskop dewasa 1
3 Timbangan berat badan 1
4 Pengukur tinggi badan 1
5 Pengukur lingkar perut 1
Alat periksa gula darah,
6 1
kolesterol
7 Alkohol swab Sesuai kebutuhan
8 Lancet Sesuai kebutuhan
Pen lancet 2

Pedoman Program Prioritas Nasional 14


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1. Lingkup Kegiatan


4.1.1. Kebijakan Program Prioritas Nasional di Puskesmas Pemulutan
Penguatan pelaksanaan kegiatan Program Prioritas Nasional ditetapkan dalam
Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Program Prioritas Nasional, indikator
dan target kinerja Program Prioritas Nasional dan kebijakan yang terkait dengan
Program Prioritas Nasional.
1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/047/PKM-PEMUL/2022 tentang
Penanggung Jawab Pelayanan Klinis di UPT Puskesmas Pemulutan

2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/032/PKM-PEMUL/2022 tentang


Penanggung Jawab Program Kegiatan UKM di UPT Puskesmas Pemulutan

3. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/056/PKM-PEMUL/2022 tentang


Program Pencegahan dan Penurunan Stunting

4. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/096/PKM-PEMUL/2022 tentang


Tim Pencegahan dan Penurunan Stunting Puskesmas

5. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/059/PKM-PEMUL/2022 tentang


Program Penurunan AKI dan AKB

6. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/058/PKM-PEMUL/2022 tentang


indikator Kesehatan Ibu, Bayi dan Balita

7. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/063/PKM-PEMUL/2022 tentang


Pencatatan dan Pelaporan AKI dan AKB

8. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/062/PKM-PEMUL/2022 tentang


Pelayanan Persalinan dan Penanggung jawwab dan uraian tugas di UPT
Puskesmas Pemulutan

9. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/061/PKM-PEMUL/2022 tentang


Pelayanan Kesehatan Masa Hamil, Persalinan dan Nifas

10. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/015/PKM-PEMUL/2022 tentang


Sistem Informasi Puskesmas Pemulutan

11. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/065/PKM-PEMUL/2022 tentang


Program Imunisasi di UPT Puskesmas Pemulutan

12. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/068/PKM-PEMUL/2022 tentang


Indikator Imunisasi di UPT Puskesmas Pemulutan

Pedoman Program Prioritas Nasional 15


13. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/064/PKM-PEMUL/2022 tentang
Cakupan Mutu Imunisasi di UPT Puskesmas Pemulutan

14. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/067/PKM-PEMUL/2022 tentang


Pencatatan dan Pelaporan Imunisasi di UPT Puskesmas Pemulutan

15. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/066/PKM-PEMUL/2022 tentang


Pengelola Vaksin di UPT Puskesmas Pemulutan

16. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/069/PKM-PEMUL/2022 tentang


Indikator Kinerja Pengendalian TB di UPT Puskesmas Pemulutan

17. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/070/PKM-PEMUL/2022 tentang


Program TB di UPT Puskesmas Pemulutan

18. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/071/PKM-PEMUL/2022 tentang


Tim TB DOTS di UPT Puskesmas Pemulutan

19. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/072/PKM-PEMUL/2022 tentang


Pengelola OAT di UPT Puskesmas Pemulutan

20. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/073/PKM-PEMUL/2022 tentang


Tata Laksanan Kasus TB di UPT Puskesmas Pemulutan

21. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/074/PKM-PEMUL/2022 tentang


Pencatatan dan Pelaporan Kasus TB di UPT Puskesmas Pemulutan

22. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/076/PKM-PEMUL/2022 tentang


Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular di UPT Puskesmas Pemulutan

23. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/075/PKM-PEMUL/2022 tentang


Indikator Kinerja Penyakit Tidak Menular di UPT Puskesmas Pemulutan

24. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/077/PKM-PEMUL/2022 tentang


Pemeriksaan Penyakit Tidak Menular di UPT Puskesmas Pemulutan

4.1.2. Upaya Program Prioritas Nasional


1. Pencegahan dan Penurunan Stunting
Indikator dan target pencegahan stunting telah dimasukkan sebagai
sasaran pembangunan nasional dan tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab langsung
dan tidak langsung. Faktor penyebab langsung masalah gizi pada anak,
termasuk stunting, adalah konsumsi makanan dan status infeksi. Adapun
penyebab tidak langsungnya meliputi ketersediaan dan pola konsumsi rumah
tangga, pola asuh pemberian ASI/ MP ASI, pola asuh psikososial, penyediaan
MP ASI, kebersihan dan sanitasi, pelayanan kesehatan dan kesehatan
lingkungan. Intervensi terhadap penyebab langsung dan tidak langsung
tersebut diharapkan dapat mencegah masalah gizi, baik kekurangan maupun
kelebihan gizi.

Pedoman Program Prioritas Nasional 16


Mengacu pada permasalahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup
intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Selain itu, masih maraknya
permasalahan utama stunting di Indonesia disebabkan oleh kombinasi antara
kebijakan yang belum konvergen dalam memberikan dukungan terhadap
pencegahan stunting serta permasalahan perilaku yang terjadi baik di tingkat
individu, tingkat masyarakat, dan tingkat layanan kesehatan masyarakat.
Intervensi spesifik dilakukan oleh bidang kesehatan. Puskesmas sebagai pusat
kesehatan terdepan melaksanakan intervensi gizi spesifik dalam pencegahan
dan penurunan Stunting yang meliputi:
1. Upaya penurunan Prevalensi balita Stunting dan Wasting yaitu dengan
memberikan penyuluhan tentang dampak masalah gizi kepada
masyarakat, melakukan konvergensi dengan Lintas Sektor terkait,
melaksanakan inovasi dalam pencegahan dan penurunan stunting.
2. Upaya peningkatan cakupan ASI Eksklusif yaitu dengan memberikan
penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI secara eksklusif kepada
bayi 0-6 bulan dan memberikan Konseling tentang cara pemberian ASI
secara benar.
3. Upaya peningkatan cakupan balita ditimbang (D/S) di Posyandu yaitu
dengan melaksanakan pemantauan penimbangan secara rutin,
memberikan penyuluhan kepada ibu balita untuk datang menimbang
balitanya setiap jadwal posyandu
4. Upaya peningkatan cakupan balita yang datang ditimbang yang Naik berat
badannya yaitu dengan memberikan konseling/penyuluhan tentang gizi
seimbang “ISI PIRINGKU”
5. Upaya peningkatan cakupan balita yang dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya yaitu dengan melakukan sosialisasi penggunaan buku
KIA, meningkatkan cakupan balita yang datang di posyandu dengan
memberikan motivasi kepada ibu Balita untuk datang ke Posyandu dan
memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan Balitanya, melakukan pemantauan SDIDTK secara
rutin di Posyandu
6. Upaya peningkatan cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan yaitu
dengan pendataan kasus gizi buruk (investigasi), pembentukan Tim
Asuhan Gizi Buruk Puskesmas, Pemberian Makanan Tambahan pada
masa Pemulihan.
7. Upaya peningkatan cakupan Balita Gizi Kurang dan Ibu Hamil mendapatkan
Makanan Tambahan yaitu dengan melakukan distribusi PMT secara
merata sesuai sasaran (biscuit Balita dan Bumil) bantuan Pemerintah dan
PMT berbasis Pangan Lokal dari Dana Desa.
Pedoman Program Prioritas Nasional 17
8. Upaya peningkatan cakupan TTD ibu hamil dan Remaja Putri yaitu dengan
pendataan sasaran, pendistribusian TTD yang sesuai dengan sasaran,
penyuluhan gizi tentang penanggulangan Anemia Gizi Besi.
9. Upaya penurunan cakupan ibu hamil Kurang Energi Kronis yaitu dengan
melakukan penyuluhan gizi seimbang, Pemberian Makanan Tambahan
(PMT).
Sedangkan untuk intervensi gizi sensitif upaya pencegahan dan
penurunan stunting dilakukan dengan Lintas Sektor secara konvergensi.
Puskesmas Pemulutan telah melakukan konvergensi melalui program inovasi
Puskesmas yaitu Garpu Genting (Gerakan Peduli Cegah Stunting) yang
pelaksanaannya dimulai pada tahun 2020.
2. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Makin tinggi Angka
Kematian Ibu dan bayi maka dapat dipastikan bahwa derajat kesehatan negara
tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bayi merupakan kelompok
rentan yang memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan.oleh
karena itu pemerintah menetapkan indikator program prioritas nasional dalam
upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi meliputi:
1. Meningkatan cakupan Kunjungan Ibu Hamil dan Pelayanan Kesehatan Ibu
Hamil yaitu upaya ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan
penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya memeriksakan
kehamilannya setiap bulan agar kehamilannya tetap sehat melalui kegiatan
Kelas Ibu Hamil. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu hamil di
Kelas Ibu Hamil juga dilakukan pemeriksaan kesehatan (Antenatal
Care/ANC) yang dilakukan oleh petugas kesehatan setiap kali kunjungan
(K1-K6). Dilakukan juga Pemantauan Ibu Haml dengan resiko tinggi/Resti
(diteksi dini Resti) agar dapat dilakukan pencegahan dan
penanggulangannya sejak dini.
2. Meningkatkan cakupan pelayanan persalinan dan pelayanan nifas oleh
Nakes di Faskes. Upaya ini dilaksanakan dengan melengkapi sarana dan
prasarana persalinan dan melakukan pelatihan perawatan pasca
persalinan/nifas pada nakes di puskesmas.
3. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan Neonatus pertama (KN1) dan
pelayanan kesehatan Neonatus 0-28 hari (KN lengkap). Upaya ini dillakukan
melalui kegiatan kunjungan neonatus dengan memantau kesehatan
neonatus termasuk neonatus resti.
4. Meningkatkan penanganan komplikasi neonatus upaya ini adalah
penanganan neonatal sakit dan atau kelainan/komplikasi kegawatdaruratan
dilakukan sesuai standar oleh Nakes terlatih baik dirumah, sarana pelayanan
Pedoman Program Prioritas Nasional 18
kesehatan dasar ataupun rujukan. Komplikasi yang dapat menyebabkan
kecacatan dan atau kematian seperti asfiksia, BBLR, ikterus, hipotermia,
tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma dan kelainan kongenital.
Pelayanan sesuai dengan standar antara lain sesuai dengan standar
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Manajemen Asfiksia Bayi Baru
Lahir, Manajemen BBLR, Pedoman pelayanan neonatal essensial di tingkat
pelayanan kesehatan dasar.
3. Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi
Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau kebal
terhadap suatu penyakit. Proses ini dilakukan dengan cara menyuntikkan
vaksin yang bertujuan untuk membentuk daya tahan tubuh terhadap penyakit
tertentu (melindungi diri dari berbagai penyakit yang berbahaya atau berisiko
menyebabkan kematian). Vaksin adalah jenis bakteri atau virus yang sudah
dilemahkan atau dimatikan guna merangsang sistem imun dengan membentuk
zat antibodi di dalam tubuh. Antibodi inilah yang melindungi tubuh di masa
yang akan datang.
Imunisasi rutin lengkap merupakan salah satu cara yang efektif dalam
mencegah penyebaran penyakit. Imunisasi rutin lengkap ini terdiri dari
imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan yang diberikan sejak lahir dan
dilanjutkan sesuai jadwal.
Imunisasi merupakan upaya Intervensi Kesehatan yang paling sukses dan
cost effective. Tujuan imunisasi dapat dicapai hanya dengan cakupan yang
tinggi, merata dan berkualitas di semua level administrasi. Perlu dukungan
semua pihak untuk meningkatkan kemauan dan kesadaran masyarakat untuk
imunisasi. Kontribusi Imunisasi untuk membentuk generasi sehat dan kuat.
Dalam Upaya peningkatan cakupan dan mutu imunisasi telah ditetapkan
melalui kebijakan nasional dan puskesmas indikator dan target yang harus
dicapai.
1. Upaya peningkatan cakupan bayi 0-11 bulan mendapatka imuisasi dasar
lengkap.
2. Upaya peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23
bulan.
3. Upaya peningkatan cakupan bayi 0-11 bulan endapat antigen baru.
4. Upaya peningkatan cakupan anak usia 12-24 mendapatkan imunisasi
lanjutan
5. Upaya peningkatan cakupan anak yang mendapat imunisasi lanjutan lengkap
usia sekolah dasar.
Kegiatan ini meliputi pelaksanaan pelayanan imunisasi rutin baik imunisasi
dasar maupun bawah 2 tahun, sweeping imunisasi, penanganan dan
pemantauan Kejadian Pasca imunisasi (KIPI),BIAS Campak//MR dan BIAS
Pedoman Program Prioritas Nasional 19
DT/TD.
4. Program Penanggulangan Tuberkulosis
Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
menimbulkan kesakitan, kecacatan, dan kematian yang tinggi sehingga perlu
dilakukan upaya penanggulangan. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat
TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan organ lainnya.
Penanggulangan Tuberkulosis yang selanjutnya disebut Penanggulangan
TB adalah segala upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif
dan preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang
ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka
kesakitan, kecacatan atau kematian, memutuskan penularan, mencegah
resistensi obat dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat
Tuberkulosis.
Program Penanggulangan Tuberkulosis yang dilakukan berdasarkan
indikator dan target yang telah ditetapkan yaitu meliputi :
1. Upaya peningkatan cakupan penemuan dan pengobatan Tuberkulosis yaitu
dengan melakukan kegiatan penjaringan dan pemeriksaan suspek
2. Upaya peningkatan cakupan pasien DM yang diskrining tuberkulosis yaitu
dengan melakukan kegiatan penjaringan dan pemeriksaan suspek pada
pasien DM
3. Upaya peningkatan cakupan pemberian terapi pencegahan Tuberkulosis
(TPT) pada kontak serumah yaitu dengan melakukan pelacakan dan
pemeriksaan pada kontak TB serumah serta memberikan konseling pada
keluarganya.
5. Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Faktor Resikonya
Upaya pencegahan dan pengendalian, dan penanganan penyakit tidak
menular beserta akibat yang ditimbulkannya dilaksanakan dengan tujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan berperilaku sehat dan
mencegah terjadinya penyakit tidak menular. Upaya tersebut dilakukan melalui
kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi individu atau
masyarakat. Penetapan strategi penanggulangan PTM sebagai- mana
tercantum pada buku Rencana Pencegahan dan Penanggulangan PTM
tahun 2015-2019, meliputi: memperkuat aspek legal penanggulangan PTM,
meningkatkan surveilans epidemiologi PTM, meningkatkan deteksi dini
faktor risiko PTM, meningkatkan media komunikasi, informasi, dan edukasi
penanggulangan PTM, meningkatkan kualitas penanganan kasus PTM,
meningkatkan kemitraan dan peran serta aktif masyarakat dalam
penanggulangan PTM, dan meningkatkan replikasi program
penanggulangan penyakit tidak menular melalui Indikator pembangunan
Pedoman Program Prioritas Nasional 20
utama yang terkait dengan PTM.
Pada tingkat global, 70 persen penyebab kematian di dunia adalah akibat
PTM. Kematian akibat PTM seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan
diabetes, diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, dimana
peningkatan terbesar (80%) akan terjadi di negara-negara berpenghasilan
menengah dan miskin. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan
ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena PTM, naik 9 juta jiwa dari 38 juta
jiwa pada saat ini. Pada negara- negara berpenghasilan menengah dan miskin
PTM akan bertanggung jawab terhadap tiga kali dari tahun hidup yang hilang
akibat disabilitas (Disability adjusted life years=DALYs) dan hampir lima kali
dari kematian penyakit menular, maternal, perinatal danmasalahnutrisi.
(WHO,2018). Indonesia mengalami peningkatan beban akibat PTM. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan menunjukkan
prevalensi PTM mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas
2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan
hipertensi
1. Upaya peningkatan cakupan desa yang melakukan Posbindu PTM yaitu
dengan melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat tentang
Posbindu PTM, koordinasi dengan pihak terkait tentang pelaksanaan
Posbindu PTM disetiap desa
2. Upaya peningkatan cakupan penduduk yang mendapatkan pelayanan
pemeriksaan tekanan darah yaitu dengan melakukan sosialisasi kepada
masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan tekanan darah sebagai diteksi
dini penyakit hipertensi dan faktor resikonya, melakukan pelayanan edukasi,
pelayanan pemeriksaan dan pengobatan hipertensi yang terstandar,
pelayanan rujukan bila diperlukan.
3. Upaya peningkatan cakupan penduduk yang mendapatkan pelayanan
pemeriksaan gula darah yaitu dengan melakukan sosialisasi kepada
masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan gula darah sebagai diteksi dini
penyakit Diabetes Mellitus dan faktor resikonya, pelayanan edukasi,
pelayanan pemeriksaan dan pengobatan Diabetes Melitus yang terstandar,
pelayanan rujukan bila diperlukan.
4. Upaya peningkatan cakupan jumlah penduduk perempuan 30-45 tahun yang
melakukan pemeriksaan IVA yaitu dengan melakukan sosialisasi kepada
masyarakat/sasaran tentang pentingnya pemeriksaan IVA sebagai diteksi
dini penyakit kanker payudara dan kanker leher rahim, pelayanan edukasi,
pelayanan pemeriksaan IVA, pelayanan rujukan bila diperlukan.
5. Upaya peningkatan cakupan kasus hipertensi yang mendapatkan
pengobatan berstandar. Upaya ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan
pellayanan kesehatan pada kasus hipertensi sesuai pengobatan standar
Pedoman Program Prioritas Nasional 21
agar tidak terjadi komplikasi.
4.1.3. Indikator Kinerja dan Target Program Prioritas Nasional
Indikator kinerja dan target Program Prioritas Nasional berdasarkan RPJMN
2020-2022 :
No Kegiatan Indikator Kinerja Target (%)
PPN 2020 2021 2022 2023 2024
1 Pencegahan 1.Prevalensi balita 24,1 21,1 18,4 16 14
dan stunting
penurunan 2.Persentase balita 8,1 7,8 7,5 7,3 7
stunting wasting
3.Persentase bayi 6 40 45 50 55 60
bulan mendapat ASI
eksklusif
4. Persentase Balita 60 70 75 80 85
yang ditimbang berat
badannya
5. Persentase Balita 80 82 84 86 88
yang ditimbang yang
Naik berat badannya
6.Persentase balita 60 65 70 75 80
yang dipantau
pertumbuhan dan
perkembangannya
7.Persentase balita 100 100 100 100 100
gizi buruk mendapat
perawatan
8.Persentase Bumil 80 81 82 83 84
medapat TTD 90
tablet
9.Persentase Bumil 16 14,5 13 11,5 10
KEK
10. Persentase Balita 85 85 85 85 85
gizi kurang
mendapat Makanan
Tambahan
11. Persentase Bumil 80 80 80 80 80
KEK mendapatkan
Makanan Tambahan
12. Persentase 50 52 54 56 58
Rematri memperoleh
Pedoman Program Prioritas Nasional 22
TTD
2 Penurunan 1.Cakupan 100 100 100 100 100
AKI dan AKB kunjungan pertama
ibu hamil (K1)
2.Cakupan 100 100 100 100 100
kunjungan lengkap
ibu hamil (K6)
3. Cakupan 100 100 100 100 100
persalinan oleh
Nakes di fasyankes
4. Cakupan 100 100 100 100 100
kunjungan nifas oleh
Nakes
5. Cakupan 100 100 100 100 100
kunjungan neonatal
pertama (KN1)
6. Cakupan 100 100 100 100 100
kunjungan neonatal
lengkap (KN6)
7. Cakupan 100 100 100 100 100
komplikasi neonatal
yang ditangani
3 Peningkatan 1. Imunisasi HB0 90 90 90 90 90
Cakupan dan 2. Imunisasi BCG 90 90 90 90 90
Mutu 3. Imunisasi 90 90 90 90 90
Imunisasi DPT/HB/HIB1, Polio2
4. Imunisasi 90 90 90 90 90
DPT/HB/HIB1, Polio3
5. Imunisasi 90 90 90 90 90
DPT/HB/HIB1, Polio4
6. Imunisasi IPV 90 90 90 90 90
7. Imunisasi Campak 90 90 90 90 90
8. Imunisasi 90 90 90 90 90
DPT/HB/HIB
Lanjutan
9. Imunisasi Campak 90 90 90 90 90
Lanjutan
10. BIAS DT/TD 90 90 90 90 90
4 Program 1. Cakupan 85 85 85 85 85
Penanggulan penemuan dan
Pedoman Program Prioritas Nasional 23
gan pengobatan
Tuberkulosis Tuberkulosis
2. Persentase pasien 85 85 85 85 85
DM yang diskrining
tuberkulosis
3. Cakupan 85 85 85 85 85
pemberian terapi
pecegahan
Tuberkulosis (TPT)
pada kontak serumah
5 Pengendalian 1. Cakupan desa 100 100 100 100 100
Penyakit yang melakukan
Tidak Posbindu PTM
Menular 2. Persentase 100 100 100 100 100
(PTM) dan penduduk yang
Faktor mendapatkan
Resikonya pelayanan
pemeriksaan tekanan
darah
3. persentase 100 100 100 100 100
penduduk yang
mendapatkan
pelayanan
pemeriksaan gula
darah
4. persentase jumlah 100 100 100 100 100
penduduk
perempuan 30-45
tahun yang
melakukan
pemeriksaan IVA
5. Persentase kasus 100 100 100 100 100
hipertensi yang
mendapatkan
pengobatan
berstandar

4.1.5. Penggerakan dan Pelaksanaan

Pedoman Program Prioritas Nasional 24


Penggerakan dan Pelaksanaan Program Prioritas Nasional berdasarkan
Perencanaan yang telah disusun dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas (RUK dan RPK terlampir)
Kegiatan Program Prioritas Nasional dilaksanakan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan dan disosialisasikan bersama Lintas Program dan Lintas Sektor dalam
lokakarya mini Puskesmas.
4.1.6. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian
Pengawasan atau monitoring adalah kegiatan mengamati perkembangan
pelaksanaan rencana kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi
permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan
sedini mungkin. Monitoring bertujuan untuk mengamati/mengetahui
perkembangan kemajuan, identifikasi dan permasalahan serta antisipasi/upaya
pemecahannya dalam Program Prioritas Nasional.
Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk
menjamin agar program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan.
Penilaian atau Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi
masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan
standar. Evaluasi merupakan merupakan kegiatan yang menilai hasil yang
diperoleh selama kegiatan pemantauan berlangsung serta menilai hasil atau
produk yang telah dihasilkan dari suatu rangkaian program sebagai dasar
mengambil keputusan tentang tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan
tindakan selanjutnya yang diperlukan.
Monitoring dilakukan selama proses kegiatan berlangsung dan akan dievaluasi
secara periodik yaitu setiap Triwulan.
Tabel monitoring :
No Kegiatan Sasaran Masalah Tempat
S TS S TS S TS

Masalah Penyebab Rencana Tindak Lanjut

No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Waktu Pelaksan Biaya Ket.


a

Pedoman Program Prioritas Nasional 25


Tabel evaluasi kegiatan PPN :
No Kegiatan Target Capaian Kesenjangan

Masalah Penyebab Rencana Tindak Lanjut

No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Waktu Pelaksan Biaya Ket.


a

Tabel pengendalian kegiatan PPN :


Kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Tempat PJ Pelaksana Indikator
keberhasilan

Hasil monitoring dan evaluasi ini selanjutnya dibahas di dalam rapat/lokakarya mini
bulanan bersama Lintas Program terkait untuk ditindak lanjuti. Selanjutnya
dipublikasikan di dalam rapat/lokakarya mini triwulan bersama Lintas Program dan
Lintas Sektor. Pembahasan dilakukan secara terintegrasi untuk tindak lanjut yang
akan dilakukan sehingga didapatkan hasil yang efektif dan efesien.

4.1.7. Pencatatan dan Pelaporan


Setiap hasil kegiatan pelaksanaan Program Prioritas Nasional dilakukan pencatatan
dan pelaporan yang berisikan data-data, tabulasi, identifikasi masalah, analisa
masalah, rencana tindak lanjut dan tindak lanjut dan dokumentasi terkait kegiatan
tersebut. Pencatatan dan pelaporan ini sebagai bukti telah dilaksanakannya
kegiatan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pelaporan dikirimkan ke Dinas Kesehatan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
Pencatatan dan pelaporan ini merupakan bahan Evaluasi program yang dibahas
dalam forum minilokakarya bulanan dan tribulanan bersama Lintas Program dan
Lintas Sektor.
Pencatatan dan Pelaporan Pencegahan Dan Penurunan Stunting dilakukan dalam
bentuk :
Pedoman Program Prioritas Nasional 26
1. Lembar Kerja/form Pencatatan dan Pelaporan Program
2. e- Aplikasi Program
3. Register / Kohort
4. PWS

4.1.8. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan Program Prioritas Nasional di Puskesmas Pemulutan yaitu
sebagai berikut :

I. Kegiatan Pelayanan Program Prioritas Nasional di luar gedung :

N Kegiatan PPN Jenis Kegiatan Tujuan


o
1. Pencegahan dan a. Edukasi/penyuluhan Memberikan pengetahuan
penurunan Gizi Masyarakat (sesuai tentang gizi kepada
Stunting sasaran) masyarakat/kelompok
sasaran sesuai masalah
b. Pemantauan Melakukan pengawasan/
Penimbangan di monitoring dan evaluasi hasil
Posyandu kegiatan posyandu
c. Pemantauan Balita Melakuikan
dengan masalah gizi dan pengawasan/monitoring dan
Bumil KEK evaluasi balita dengan
masalah gizi dan bumil KEK
d. Kunjungan rumah Melakukan kunjungan rumah
kepada sasaran balita kepada sasaran balita
dengan masalah gizi dan dengan masalah gizi dan
Bumil KEK bumil KEK guna memantau
perkembangan
antropometrimya dan
memberikan konseling gizi
kepada keluarga
e. Pemantauan pemberian Melakukan
TTD pada Bumil dan pengawasan/monitoring
Remaja Putri pemberian TTD pada Bumil
dan Remaja Putri agar
sesuai dengan sasaran
sehingga target tercapai
d. Pemantauan ASI Melakukan pengawasan /
Eksklusif monitoring pemberian ASI-
Eksklusif pada bayi 0-6
Pedoman Program Prioritas Nasional 27
bulan
e. Pemantauan PMT Melakukan pengawasan /
Bumil KEK dan Balita gizi monitoring pada Pemberian
kurang Makanan Tambahan Bumil
KEK dan Balita gizi kurang
sehingga sesuai dengan
sasaran
d. Pelaksanaan inovasi Melaksanakan kegiatan
pencegahan dan inovasi yang sudah
penurunan stunting ditetapkan Puskesmas
sebagai upaya pencegahan
dan penanggulangan
stunting di wilayah kerja
2 Penurunan AKI A. Penurunan AKI
dan AKB a. Pelaksanaan Kelas Ibu Meningkatkan pengetahuan
Hamil ibu tentang kehamilan,
perubahan tubuh dan
keluhan kehamian
b. Pemantauan Bumil Upaya pencegahan dan
Resti/deteksi dini Resti penanganan ibu hamil
dengan Resti
c. Pelaksanaan Outopsi Menurunkan angka kematian
verbal kematian maternal ibu dan anak
dan neonatal
d. Pemberian materi Agar caten mendapat kan
kesehatan pada informasi tentang reproduksi
bimbingan perkawinan
e. Penjangkauan dan Meningkatkan kepedulian
pelayanan kesehatan cati tentang kesehatan
reproduksi bagi catin
B. Penurunan AKB
a. Pelaksanaan kelas ibu Meningkatkan Pengetahuan
balta dan Ketrampilan Ibu tentang
kesehatan balita.
b. Pemantauan Stimulasi Agar dapat memdeteksi
Deteksi,Intervensi dini secara dini gangguan
Tumbuh Kembang pertumbuhan dan
(SDIDTK) di Posyandu perkembangan bayi dan
balita

Pedoman Program Prioritas Nasional 28


c. Stimulasi Deteksi dini Agar dapat memdeteksi
Tumbuh Kembang secara dini gangguan
(SDIDTK) di PAUD pertumbuhan dan
perkembangan anak PAUD
d. kunjungan Neonatus Memantauan kesehatan
termasuk neonatus Resti Neonatus
3. Peningkatan a. Pelayanan Imunisasi Untuk mencegah serta
Cakupan dan rutin baik Imunisasi Dasar mempertahankan kekebalan
Mutu Imunisasi maupun Imunisasi Bawah dalam tubuh, pengendalian
dua tahun penyakit Campak dalam
jangka panjang melalui
Imunisasi Campak
b. Sweeping Imunisasi Mempertahankan eliminasi
Tetanus, pengendalian
Difteri dalam jangka Panjang
c. Kejadian Ikuta Pasca Untuk Mengetahui jumlah
Imunisasi (KIPI) sasaran bayi, balita yang
akan di Imunisasi dan untuk
mengetahi jumlah vaksin
yang akan digunakan
d. BIAS Campak/ MR Agar Ibu Bayi, Balita
Mengerti tentang imunisasi
dan apa saja manfaatnya
e. BIAS DT/TD Untuk Mengetahui jumlah
sasaran siswa yang akan di
Imunisasi dan untuk
mengetahi jumlah vaksin
yang akan digunakan
4. Program a. Penjaringan dan Meningkatkan cakupan
Penangguangan pemeriksaan suspek TB di penemuan dan pengobatan
Tuberkulosis desa Tuberkulosis
b. Penjaringan dan Meningkatkan cakupan
pemeriksaan suspek TB pasien yang diskrining TB
pada pasien DM di desa
c. Pelacakan dan Meningkatkan cakupan
pemeriksaan pada kontak pemberian Terapi
TB serumah Pencegahan Tuberkulsis
(TPT) pada kontak serumah
5. Penanggulangan a. sosialisasi Meningkatan cakupan desa
Pedoman Program Prioritas Nasional 29
PTM dan Faktor kepada masyarakat yang melakukan Posbindu
Resikonya tentang Posbindu PTM
PTM, koordinasi
dengan pihak terkait
tentang
pelaksanaan
Posbindu PTM
disetiap desa
b. sosialisasi Meningkatan cakupan
kepada masyarakat penduduk yang
tentang pentingnya mendapatkan pelayanan
pemeriksaan pemeriksaan tekanan darah
tekanan darah
sebagai diteksi dini
penyakit hipertensi
dan faktor
resikonya.
c. sosialisasi kepada Meningkatan cakupan
masyarakat tentang penduduk yang
pentingnya pemeriksaan mendapatkan pelayanan
gula darah sebagai diteksi pemeriksaan gula darah
dini penyakit Diabetes
Mellitus dan faktor
resikonya.
d. sosialisasi Meningkatan cakupan
kepada jumlah penduduk perempuan
masyarakat/sasaran 30-45 tahun yang melakukan
tentang pentingnya pemeriksaan IVA
pemeriksaan IVA
sebagai diteksi dini
penyakit kanker
rahim.

e. Pelayanan Meningkatan cakupan kasus


kesehatan pada hipertensi yang
kasus hipertensi mendapatkan pengobatan
sesuai pengobatan berstandar
standar agar tidak
terjadi komplikasi.

Pedoman Program Prioritas Nasional 30


II. Kegiatan Prioritas Nasional Di Dalam Gedung

No Kegiatan PPN Jenis Kegiatan Tujuan


1. Pencegahan dan a. Konseling/konsultasi Memberikan edukasi /
penurunan gizi pengetahuan kepada
Stunting sasaran tentang stunting dan
dampaknya untuk masa
depan dan kelangsungan
generasi penerus bangsa
b. menerima rujukan Melakukan interensi gizi
balita dan bumil dengan sesuai dengan kasus kepada
masalah gizi pasien
c. Perawatan dan Melakukan pelayanan gizi
penanganan kasus gizi dimulai dengan investigasi
buruk dan anamnesa gizi serta
penanganan kasus sesuai
dengan diagnosa
2. Penurunan AKI ANC Terpadu Pada Menyediakan pelayanan
dan AKB antenatal terpadu,
Bumil
konfrehensif dan berkualitas
dengan mendeteksi dini
adanya kelainan/komplikasi
kehamilan sedini mungkin
dan melakukan rujukan
kasus ke faskes sesuai
dengan sistem rujukan yang
ada
Perawatan Nifas Memberikan pelayanan
kepada ibu pasca melahirkan
(selama masa nifas) dengan
menilai kondisi fisik dan
psikis ibu, memberikan
konseling menyusui dan
konseling gizi
Pelayanan Bayi Baru Memberikan pelayanan
kesehatan pada Bayi baru
Lahir/Neonatus
lahir terutamam pada 6-48
jam pertama dengan
memberikan konseling
Pedoman Program Prioritas Nasional 31
perawatan bayi baru lahir,
ASI eksklusif, pemberian vit.
K1 dan imunisasi HB0
Pelayanan Bayi Dan Memberikan pelayanan
kesehatan pada bayi dan
Balita
balita dengan melakukan
pemeriksaan antropometri
dan pemeriksaan kesehatan
pada kunjungan bayi dan
balita sakit sesuai standar
Pelayan Anak Pra Memberikan pelayanan
kesehatan pada anak
Sekolah
prasekolah dengan
melakukan pengukuran
antropometri dan
pemeriksaan
kesehatan,memberikan
imunisasi yang diperlukan
Pelayanan SDIDTK Memberikan pelayanan
SDIDTK sesuai standar pada
anak 0-78 untuk mengetahui
adanya penyimpangan
tumbuh kembangnya
Pelayanan IVA Memberikan pelayanan
pemeriksaan IVA pada WUS
Pelayanan KB Memberikan pelayanan KB
pada PUS di puskesmas
3. Peningkatan Pelayanan imunisasi Meningkatkan cakupan
Cakupan dan pada bayi dan balita imunisasi dasar lengkap dan
Mutu Imunisasi lanjutan
Pelayanan KIPI di Meningkatkan Pelayanan
Puskesmas KIPI di Puskesmas
4. Program a. Penjaringan dan Meningkatkan cakupan
Penangguangan pemeriksaan suspek penemuan dan pengobatan
Tuberkulosis TB di Puskesmas Tuberkulosis
b. Penjaringan dan Meningkatkan cakupan
pemeriksaan suspek pasien yang diskrining TB
TB pada pasien DM di
Puskesmas
d. Pemberian Memberikan pengetahuan
Pedoman Program Prioritas Nasional 32
konseling//konsultasi tentang cara konsumsi obat
pada pasien dan TB dan resiko pada kontak
suspek TB serumah dan penerapan
PHBS
5. Penanggulangan Pelayanan kesehatan Meningkatkan Pelayanan
PTM dan Faktor PTM di Poli Umum dan penanggulangan PTM dan
Resikonya Poli Lansia faktor reskonya

4.2. Metode Program Prioritas Nasional


1. Edukasi (Konseling, Konsultasi, Penyuluhan)
Konseling adalah komunikasi dua arah dengan tujuan untuk membantu kien
mengidentiikasi dan menganalisis masalahnya serta memberikan alternatif
pemecahan masalah. Dengan cara menggali informasi dengan keterampilan
mendengarkan, mempelajjari serta membangun percaya diri agar klien mampu
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah sendiri sasarannya individu
Konsultasi adalah komunikasi dua arah dengan tujuan untuk membantu klien
mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang dihadapinya. Sasarannya
adalah indiidu.
Penyuluhan adalah memberikan pengetahuan, motivasi, menanamkan
keyakinan dan meningkatkan kemampuan serta menyadarkan dan merubah
prilaku masyarakat tentang kesehatan ke arah yang lebih baik. Sasarannya
indiidu atau kelompok.
2. Pemantauan
Adalah prosedur penilaian yang secara deskriptif dimaksudkan untuk
mengidentifikasi dan atau mengukur pengaruh dari kegiatan yang sedang
berjalan tanap mempertanyakan hubungan kausial. Mengamati perkembangan
pelaksanaan rencana kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi
permasalahan yang timbul dan atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan
sedini mungkin.
3. Penapisan/Pelacakan/Screening
Adalah proses menjalani berbagai tes dan prosedur yang digunakan spesialis
medis untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan tertentu pada tahap dini//diteksi
dini.
4. Kunjungan/Home visite
Adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan ke rumah warga dan
dapat memberikan pertolongan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien
baik berupa sosialisasi, penyuluhan dan memberikan tindakan perawatan dan
atau pemaantauan kesehatannya.
5. Sweeping
Pedoman Program Prioritas Nasional 33
Adalah suatu tindakan menyapu atau menelusur yang dilakukan untuk
memenuhi kuota sesuai dengan sasaran yang telah terdata dalam suatu
program yang pelaksanaannya setelah kegiatan program dilakukan dan
hasilnya belum sesuai dengan target capaian program tersebut.

4.3. Langkah Kegiatan Program Prioritas Nasional


1. Perencanaan
Perencanaan akan menghasilkan penentuan prioritas, rumusan tujuan,
rumusan intervensi dan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.
Perencanaan kegiatan Program Prioritas Nasional hendaknya terintergrasi
dengan kegiatan perencanaan di wilayah kerja puskesmas.
Kegiatan perencanaan terdiri dari :
a. Menentukan prioritas masalah
b. Menentukan tujuan
c. Menentukan kegiatan
d. Menyusun jadwal kegiatan
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan upaya yang akan dilakukan sesuai dengan rencana
kegiatan. Kegiatannya merupakan implementasi dari kegiatan terpilih.
Mekanisme pelaksanaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagaimana
dijelaskan di lingkup kegiatan di atas.
3. Monitoring
Monitoring adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pencapaian dan pelaksanaan program pelayanan gizi di Puskesmas.
Monitoring dapat dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan baik dalam
gedung maupun di luar gedung. Mekanisme monitoring dapat dilakukan
dengan cara melakukan pelaporan pelaksanaan dan pencapaian Program
Prioritas Nasional di Puskesmas, yang disampaikan oleh Koordinator Program
Prioortas Nasional dan Penanggung Jawab Program di Puskesmas kepada
Kepala Puskesmas setiap bulannya (secara langsung ataupun melalui mini
lokakarya bulanan puskesmas).
4. Evaluasi
Evaluasi sebaiknya dilakukan di setiap tahapan manajerial mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan hasil evaluasi dilakukan pada setiap
pertengahan dan akhir tahun untuk menilai proses dan hasil pelaksanaan
kegiatan pelayanan gizi di Puskesmas. Hal tersebut dimaksudkan uintuk
menilai sejauh mana kemajuan kegiatan dan hasil yang dicapai. Evaluasi
dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja Program Prioritas Nasional
Puskesmas Pemulutan.
5. Pencatatan dan Pelaporan
Pedoman Program Prioritas Nasional 34
Menyampaikan laporan kegiatan Upaya Program Prioritas Nasional secara
berkala kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten.
Laporan kegiatan Upaya Program Prioritas Nasional merupakan bahan
pertimbangan untuk menetapkan kebijakan.
Pencatatan dan pelaporan kegiatan Upaya Program Prioritas Nasional di
Puskesmas terintegrasi dengan sistem informasi Puskesmas sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB V
LOGISTIK

Manajemen Logistik alat kesehatan adalah suatu pengetahuan atau seni serta
proses mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
pemeliharaan serta penghapusan material atau alat-alat kesehatan. Tujuan dari
manajemen logistik adalah tersedianya setiap bahan setiap saat dibutuhkan, baik
mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efesien. Dengan
demikian manejemen logistik dapat dipahami sebagai proses pergerakkan dan
pemberdayaan semua sumber daya yang dimiliki dan atau potensial untuk
dimanfaatkan, untuk operasional secara efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk
menilai apakah pengelolaan logistik sudah memadai adalah dengan menilai apakah
sering terjadi keterlambatan dan atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia, berapa kali
frekuensinya, berapa banyak persediaan yang menganggur (idle stock) dan berapa
lama hal itu terjadi. Berapa banyak bahan yang kadaluarsa atau rusak atau tidak dapat
dipakai lagi.
Manajemen logistik sebagai suatu fungsi mempunyai kegiatan-kegiatan:
A. Perencanaan Kebutuhan Obat dan Peralatan Pendukung Program
Fungsi perencanaan adalah menghitung berapa besar kebutuhan bahan
logistik yang diperlukan untuk periode waktu tertentu, biasanya untuk satu tahun
atau sesuai kebutuhan.
Prosedur perencanaan kebutuhan, yaitu:
1. Dengan mengetahui atau menghitung kebutuhan yang telah dengan nyata
dipergunakan dalam periode waktu yang lalu :
a. Jumlah sisa/persediaan pada awal periode
b. Jumlah pembelian/pengadaan pada periode
c. Jumlah bahan logistik yang terpakai selama periode
d. Membuat analisis efisiensi penggunaan bahan logistik, dikaitkan dengan
kinerja yang dicapai.

Pedoman Program Prioritas Nasional 35


e. Membuat analisis kelancaran penyediaan bahan logistik, misalnya frekuensi
barang yang diminta “habis” atau tidak ada penyedian jumlah barang yang
menumpuk, serta penyebab terjadinya keadaan tersebut.
2. Dengan melihat program kerja yang akan datang :
a. Membuat analisa kebutuhan untuk dapat menunjang pelaksanaan kegiatan
pelayanan, pola penyakit, target kinerja kerja
b. Memperhatikan kebijakan pimpinan mengenai standarisasi bahan, ataupun
kebijakan dalam pengaduan (untuk obat misalnya ada formularium, untuk
pengadaan di puskesmas).
c. Menyesuaikan perhitungan dengan memperhatikan persediaan awal, baik
meliputi jenis, jumlah maupun spesifikasi logistic.
d. Memperhatikan kemampuan gudang tempat penyimpanan barang.

B. Penganggaran
Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan diatas dengan harga satuan
(dapat didasarkan harga pembeli waktu yang lalu atau menurut informasi yang
terbaru) sehingga akan diketahui kebutuhan untuk pengadaan bahan logistik
tersebut.

C. Pengadaan
Pengadaan yaitu semua kegiatan yang dilakukan untuk mengadakan bahan
logistik yang telah direncanakan, melalui :
1. Pembelian atau pengadaan dari Pemerintah melalui Dinas Kesehatan
2. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat
Untuk pengadaan obat di Puskesmas dilakukan oleh Gudang Farmasi Kabupaten
berdasarkan usulan kebutuhan obat dari puskesmas.
Prosedur pengadaan obat di puskesmas :
a. Permintaan obat ditulis pada lembar Laporan Pemakaian dan Permintaan Obat
dari Apotik oleh petugas.
b. LPO diberikan kepada petugas apotik untuk ditindaklanjuti.
c. Obat yang telah tersedia direkap jumlah yang di dapat apakah telah sesuai
permintaan.
d. Obat didistribusikan kepada sasaran sesuai pendataan dan kebutuhan lainnya.
Prosedur pengadaan peralatan pendukung program :
a. Dilakukan pengecekan rutin, sehingga diketahui peralatan yang tidak dapat
digunakan atau tidak dapat diperbaiki, dan direncanakan dalam anggaran rutin
atau diganti yang baru.  
b. Pengajuan pengadaan peralatan baru diketahui Koordinator Program Prioritas
Nasional dan Koordinator UKM dan Kepala Puskesmas, pengajuan ditujukan
kepada tim pengadaan  barang puskesmas.
Pedoman Program Prioritas Nasional 36
c. Bila sudah terealisasi Koordinator Penanggung Jawab Program menerima alat
dan menandatangani buku  penerimaan barang serta menuliskan pada buku
inventaris.

D. Penyimpanan
Fungsi penyimpanan termasuk dalam fungsi penerimaan barang.
1. Untuk mengantisipasi keadaan yang fluktuatif, karena sering terjadi
kesulitan memperkirakan kebutuhan secara akurat.
2. Untuk menghindari kekosongan bahan (out of stock)
3. Untuk menghemat biaya, serta mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga
beban.
4. Untuk menjaga agar kualitas bahan dalam keadaan siap pakai
5. Untuk mempercepat pendistribusian.

Prosedur penyimpanan :
1. Pengecekan Kesesuaian dengan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan serta
waktu penyerahan barang terhadap surat pesan (SP), surat perintah kerja
(SPK) atau purchase order (PO).
2. Pengecekan Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna,
kemasan, bau, noda dan sebagainya yang menindikasikan tingkat kualitas
bahan.
3. Pengecekan Kesesuain waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu
SP/PO
4. Barang yang diterima tersebut kemudian dibuatkan berita acara penerimaan
(BAP) barang.
5. Penyimpanan barang sesuai dengan system dan metode yang berlaku di
puskesmas.

Pedoman Program Prioritas Nasional 37


BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Upaya


Program Prioritas Nasional perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan
melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Adapun identifikasi resiko keselamatan sasaran kegiatan Upaya Program
Prioritas Nasional sebagai berikut :
1. Pencegahan dan Penurunan Stunting

No. Identifikasi Resiko Keselamatan Sasaran Upaya Pencegahan

Kesalahan persepsi sasaran saat diberikan Melakukan kegiatan sesuai


1.
edukasi/ penyuluhan/konseling dengan SOP

Kesalahanan pengukuran BB dan TB saat  Melakukan kalibrasi alat


pelaksanaan kegiatan Pemantauan  Melakukan kegiatan
2.
pertumbuhan baik dalam gedung maupun sesuai dengan SOP
luar gedung
Kesalahan dalam pemberian dosis vitamin Melakukan kegiatan sesuai
3.
A pada bayi dan balita dengan SOP
Kesalahan pemberian jenis PMT pada Melakukan kegiatan sesuai
4.
sasaran dengan SOP
Kesalahan pengambilan data saat Melakukan kegiatan sesuai
5.
kegiatan Surveilans Gizi dengan SOP

2. Penurunan AKI dan AKB

No. Identifikasi Resiko Keselamatan Sasaran Upaya Pencegahan

Melakukan kegiatan sesuai


1. Kesalahan identifikasi pasien
dengan SOP

Pedoman Program Prioritas Nasional 38


Kesalahan prosedur sehingga Melakukan kegiatan sesuai
2.
meningkatkan Resiko inffeksi dengan SOP

Melakukan kegiatan sesuai


3. Kesalahan pemberian obat pada pasien
dengan SOP
Kesalahan prosedur tindakan medis dan Melakukan kegiatan sesuai
4.
keperawatan dengan SOP

3. Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi

No. Identifikasi Resiko Keselamatan Sasaran Upaya Pencegahan

Pemberian imunisasi yang tidak sesuai Melakukan kegiatan sesuai


1.
jadwal dengan SOP
Melakukan kegiatan sesuai
2. Penggunaan alat yang tidak steril
dengan SOP
Melakukan kegiatan sesuai
3. Resiko KIPI
dengan SOP

4. Program Penanggulangan Tuberkuosis

No. Identifikasi Resiko Keselamatan Sasaran Upaya Pencegahan

Melakukan kegiatan sesuai


1. Kesalahan identiffikasi pasien
dengan SOP

 Melakukan kalibrasi alat


Ketidak akurantan hasil pemeriksaan  Melakukan kegiatan
2.
suspek sesuai dengan SOP

Memberikan konseling sesuai


3. Ketidak patuhan pasien dalam minum obat
SOP
Melakukan kegiatan sesuai
4. Resiko terjadinya komplikasi
dengan SOP

5. Pengendalian PTM dan Faktor Resikonya

No. Identifikasi Resiko Keselamatan Sasaran Upaya Pencegahan

Melakukan kegiatan sesuai


1. Kesalahan identifikasi pasien
dengan SOP

Kesalahan dalam pemeriksaan gula darah,  Melakukan kalibrasi alat


2.
kolesterol  Melakukan kegiatan
Pedoman Program Prioritas Nasional 39
sesuai dengan SOP

Melakukan kegiatan sesuai


3. Kesalahan pemberian obat pada pasien
dengan SOP
Kesalahan prosedur tindakan medis dan Melakukan kegiatan sesuai
4.
keperawatan dengan SOP

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan Puskesmas dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap harus dilakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan

Identifikasi Resiko Keselamatan


Upaya Pencegahan
Kerja Petugas
Petugas menggunakan Mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan
kendaraan bermotor menuju menggunakan alat perlindungan sesuai
lokasi kegiatan. Resikonya dengan standar (menggunakan helm SNI,
berupa Kecelakaan Lalu lintas jaket, sepatu dan sarung tangan jika
dalam perjalanan. mnggunakan motor, menggunakan sabuk
pengaman jika menggunakan mobil)
Resiko infeksi atau penularan Melakukan cuci tangan pakai sabun
penyakit (CPTS) sesuai langkah-langkahnya

Pedoman Program Prioritas Nasional 40


BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

8.1. Konsep dan Manajemen Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu (quality control) dalam manjemen mutu merupakan suatu sistem
kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu
produk atau jasa yang diberikan kepada pasien. Pengendalian mutu pada pelayanan
kesehatan diperlukan agar produk layanan kesehatan terjaga kualitasnya sehingga
memuaskan masyarakat sebagai pelanggan. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan
dapat diselenggarakan melalui pelbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu
model manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check,
Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous
improvement) atau kaizen mutu pelayan kesehatan.

Konsep “Trilogy” mutu dan identifikasikannya mencakup tiga kegiatan :

1. Perencanaan mutu meliputi siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan


produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatu produksi.
2. Pengendalian mutu mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan antara
kinerja aktual dan tujuan.
3. Peningkatan mutu membentuk infrastruktur dan tim untuk melaksanakan
peningkatan mutu.

Ada empat langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektif, yaitu


1. Merencanakan (PLAN)
Sebelum dilaksanakan solusi, perlu ditentukan tujuan dan apa kriteria keberhasilan
2. Pelaksanaan (DO)
Melaksanakn solusi sering melibatkan pelatihan, termasuk proses pengumpulan
data / informasi untuk memantau perubahan yang terjadi dan mengamati tingkat
kemudahan atau kesulitan pelaksanaan solusi.
3. Cek (CHECK)

Pedoman Program Prioritas Nasional 41


Amati efek pelaksanaan solusi dan simpulkan pelajaran apa yang diperoleh dari
tindakan yang sudah dilakukan.
4. Bertindak (ACTION)
Ambil langkah-langkah praktis sesuai dengan pelajaran yang diperoleh dari tindakan
yang sudah diambil

Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman yang tertulis dan dapat dijadikan pedoman kerja bagi
tenaga pelaksana.

1. Tiap pedoman yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosuder untuk melakukan suatu aktifitas
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelaksanaan bagi tenaga
pelaksana baru yang akan mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan mengikuti prosedur yang tertulis akan menjamin
konsistensi hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh Koordinator Kepala Puskesmas dan Tim Mutu
5. Standar opersional prosedur dan instruksi kerja di buat oleh Koordinator
Program Prioritas nasional dan disahkan oleh Kepala Puskesmas
6. Audit internal yang dilakukan oleh Tim Mutu

8.2. Profil Indikator Mutu Program Prioritas Nasiona

8.2.1. Pencegahan Dan Penurunan Stunting


1. Upaya Penurunan Prevalensi Balita Stunting Dan Wasting
Judul Upaya penurunan prevalensi balita stunting dan
wasting
Dasar Pemikiran Masih adanya kejadian stunting dan wasting dan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang masalah
Gizi pada balita serta dampaknya bagi generasi
Dimensi Mutu Menurunnya angka kejadian stunting dan wasting serta
meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang
masalah gizi, pencegahan dan penanggulangannya
Tujuan Menurunkan angka kejadian stunting dan wasting
dengan memberikan pengetahuan tentang masalah
gizi, pencegahan dan penanggulangannya kepada
masyarakat melalui metode edukasi/penyuluhan,
kunjungan rumah dan konseling PMBA serta
Pemberian Makanan Tambahan berbasis pangan lokal
DO Stunting dan wasting adalah masalah gizi yang
disebabkan oleh kurang gizi kronis.

Pedoman Program Prioritas Nasional 42


Balita stunting adalah keadaan status gizi berdasarkan
indeks PB atau TB menurut umur Pendek atau sangat
Pendek.
Balita wasting adalah keadaan status gizi berdasarkan
indeks BB/PB atau BB/TB kurus dan sangat kurus (gizi
kurang dan gizi buruk).
Edukasi / penyuluhan adalah kegiatan memberikan
pengetahuan, motivasi, menanamkan keyakinan dan
meningkatkan kemampuan serta menyadarkan dan
merubah perilaku masyarakat tentang masalah gizi ke
arah yang lebih baik
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase balita stunting dan wasting
Numerator Balita stunting dan wasting
Denumerator Jumlah sasaran balita yang ditimbang dan diukur
Target Pencapaian Stunting 18,4% (2022), 16% (2023), 14%(2024) dan
wasting 7,5% (2022), 7,3 % (2023), 7% (2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah kasus : jumlah balita yang ada x 100%
Desain Pengumpulan Format laporan hasil penimbangan di posyandu
Data
Sumber Data Laporan hasil kegiatan posyandu
Besar Sampel Jumlah sasaran balita
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Setelah pelaksanaan kegiatan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Laporan dan Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program Gizi

2. Upaya Peningkatan Cakupan ASI Eksklusif


Judul Upaya peningkatan cakupan ASI eksklusif
Dasar Pemikiran Rendahnya cakupan ASI eklusif
Dimensi Mutu Meningkatnya cakupan ASI eksklusif
Tujuan Meningkatkan cakupan ASI eksklusif dengan
memberikan pengetahuan melalui penyuluhan dan
konseling ASI ekskusif kepada kelompok sasaran ibu
Pedoman Program Prioritas Nasional 43
hamil dan ibu menyusui
DO ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi
0-6 bulan tanpa makanan atau cairan lainnya kecuali
obat, vitamin dan mineral.
Edukasi (penyuluhan, konseling) serangkaian kegiatan
penyanpaian pesan-pesan gizi dan Kesehatan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan
dan meningkatkan pengertian, sikap dan prilaku
poositif sasaran dan lingkungannya terhadap upaya
perbaikan gizi dan Kesehatan.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase ASI Eksklusife
Numerator Jumlah ibu yang memberikan ASI secara eksklusif (0-6
bulan)
Denumerator Jumlah sasaran ibu bayi yang ada
Target Pencapaian 50% (2022), 55% (2023), 60% (2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah bayi diberi ASI-E : jumlah bayi yang ada x
100%
Desain Pengumpulan Format laporan ASI Eksklusif
Data
Sumber Data Laporan bulanan
Besar Sampel Jumlah sasaran yang ada
Frekwensi 2 x dalam setahun
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)
Data
Periode Analisa Data 6 bulan
Penyajian Data Minlok
Instrument Dokumentasi
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang program gizi

3. Upaya Peningkatan Cakupan Balita Ditimbang (D/S) Di Posyandu


Judul Upaya Peningkatan Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di
Posyandu
Dasar Pemikiran Cakupan penimbangan belum sesuai target
Dimensi Mutu Meningkatnya cakupan D/S
Tujuan Meningkatkan cakupan balita ditimbang di posyandu

Pedoman Program Prioritas Nasional 44


dengan melaksanakan pemantauan penimbangan
secara rutin dan melakukan penyuluhan Kadarzi
kepada ibu balita.
DO Pemantauan penimbangan (D/S) adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengidentifikasi balita ditimbang (D)
dari seluruh sasaran balita yang ada di wilayah kerja.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase D/S
Numerator Jumlah balita yang datang ditimbang di posyandu
Denumerator Jumlah sasaran balita yang ada
Target Pencapaian 75% (2022), 80% (2023), 85% (2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah balita ditimbang : jumlah balita yang ada x
100%
Desain Pengumpulan Format laporan penimbangan
Data
Sumber Data Laporan bulanan
Besar Sampel Jumlah sasaran yang ada
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok
Instrument Laporan dan Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang program gizi

4. Upaya Peningkatan Cakupan Balita Yang Datang Ditimbang Naik BBnya


(N/D)
Judul Upaya peningkatan cakupan balita yang datang
ditimbnag Naik BBnya (N/D)
Dasar Pemikiran Masih ada balita yang tidak naik BBnya dalam
penimbangan di posyandu
Dimensi Mutu Meningkatnya cakupan N/D
Tujuan Memberikan pengetahuan melalui konseling/
penyuluhan tentang Gizi seimbang Isi Piringku dan
PMBA
DO Balita naik berat badannya adalah balita dengan hasil

Pedoman Program Prioritas Nasional 45


penimbangan dengan grafik berat badan mengikuti
garis pertumbuhan atau sama dengan BBM atau lebih
yang dibandingkan dengan hasil penimbangan bulan
lalu.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase N/D
Numerator Jumlah balita yang Naik BBnya
Denumerator Jumlah balita yang datang ditimbang
Target Pencapaian 84% (2022), 86% (2023), 88% (2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah balita yang naik BBnya : jumlah balita yang
ditimbang x 100%
Desain Pengumpulan Format laporan bulanan
Data
Sumber Data Laporan bulanan
Besar Sampel Jumlah sasaran yang ada
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Setiap bulan
Penyajian Data Minlok
Instrument Dokumentasi
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang program gizi

5. Upaya Peningkatan Cakupan Balita Yang Dipantau Pertumbuhan Dan


Perkembangannya
Judul Upaya peningkatan cakupan balita yang dipantau
pertumbuhan dan perkembangannya
Dasar Pemikiran Cakupan balita yang dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya
Dimensi Mutu Meningkatnya cakupan balita yang dipantau
pertumbuhan dan perkembangannya
Tujuan Meningkatkan cakupan balita yang mendapatkan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangannya
dengan melaksanakan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan balita secara rutin.
DO Balita yang dipantau pertumbuhan dan

Pedoman Program Prioritas Nasional 46


perkembangannya yaitu anak umur 24-59 bulan yang
ditimbang sedikitnya 8x dalam setahun, diukur Tinggi
badannya sedikitnya 2x dalam setahun dan dipantau
perkembangannya (motoric kasar, motoric halus,
bicara-bahasa, sosialisasi dan kemandirian) sedikitnya
2x dalam setahun.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan balita
Numerator Jumlah balita yang dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya
Denumerator Jumlah sasaran balita yang ada
Target Pencapaian 70% (2022), 75% (2023), 80% (2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah balita dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya : jumlah balita yang ada x 100%
Desain Pengumpulan Format laporan pemantauan pertumbuhan dan
Data perkembangan
Sumber Data Laporan bulanan
Besar Sampel Jumlah sasaran yang ada
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok
Instrument Dokumentasi
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang program gizi dan SDIDTK

6. Upaya Peningkatan Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan


Judul Upaya peningkatan cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan
Dasar Pemikiran Adanya kasus Balita gizi buruk
Dimensi Mutu Meningkatnya cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan
Tujuan Untuk meningkatkan status gizi balita yang mengalami
gizi buruk dengan melakukan perawatan baik rawat
jalan atau rawat inap sesuai tata laksana gizi buruk.

Pedoman Program Prioritas Nasional 47


DO Balita gizi buruk adalah balita dengan tanda klinis gizi
buruk (indeks BB/PB dan atau BB/TB dengan nilai z-
score kurang dari -3 SD, atau berdasarkan pengukuran
LiLA <11,5 cm (usia 6-59 bulan).
Kasus gizi buruk yang mendapat perawatan adalah
balita gizi buruk rawat inap maupun rawat jalan di
fasilitas Kesehatan sesuai tata laksana gizi buruk.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase kasus gizi buruk mendapat perawatan
Numerator Jumlah kasus balita gizi buruk mendapat perawatan
Denumerator Jumlah kasus gizi buruk yang ada
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah kasus balita gizi buruk mendapat perawatan :
jumlah kasus balita gizi buruk yang ada x 100%
Desain Pengumpulan Format investigasi balita gizi buruk
Data
Sumber Data Laporan bulanan
Besar Sampel Jumlah sasaran yang ada
Frekwensi Setiap ada kasus
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap ada kasus
Data
Periode Analisa Data Setiap ada kasus
Penyajian Data Minlok
Instrument Dokumentasi
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang program gizi

7. Upaya Peningkatan cakupan balita gizi kurang dan ibu hamil KEK
mendapat PMT
Judul Upaya peningkatan cakupan balita gizi kurang dan ibu
hamil KEK mendapat PMT
Dasar Pemikiran Adanya kasus gizi kurang dan ibu hamil KEK
Dimensi Mutu Meningkatnya cakupan balita gizi kurang dan ibu hamil
KEK mendapat PMT
Tujuan Meningkatkan status gizi balita dan ibu hamil sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
DO Pemberian Makanan Tambahan adalah serangkaian

Pedoman Program Prioritas Nasional 48


kegiatan pemberian makanan tambahan untuk
meningkatkan status gizi sasaran.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase balita gizi kurang dan ibu hamil KEK
mendapatka PMT.
Numerator Jumlah balita gizi kurang dan ibu hamil KEK
mendapatkan PMT
Denumerator Jumlah balita gizi kurang dan ibu hamil KEK yang ada
Target Pencapaian 100% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah balita gizi kurang / ibu hamil KEK yang
mendapat PMT : jumlah balita gizi kurang / ibu hamil
KEK yang ada x 100%
Desain Pengumpulan Format laporan bulanan
Data
Sumber Data Laporan bulanan
Besar Sampel Jumlah sasaran yang ada
Frekwensi Sesuai kasus
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Selama kegiatan PMT berlangsung (90 hari)
Data
Periode Analisa Data Setelah kegiatan selesai
Penyajian Data Minlok
Instrument Dokumentasi
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang program gizi

8. Upaya Peningkatan Cakupan TTD Ibu Hamil Dan Remaja Putri


Judul Upaya peningkatan cakupan TTD ibu hamil dan remaja
putri
Dasar Pemikiran Adanya kasus anemia pada ibu hamil dan remaja putri
Dimensi Mutu Meningkatnya cakupan TTD ibu hamil dan remaja putri
Tujuan Meningkatkan cakupan ibu hamil mendapat TTD 90
tablet selama masa kehamilan dan remaja putri
mendapatkan TTD secara rutin setiap minggu 1 tablet
untuk mencegah terjadinya defesiensi zat besi (anemia
gizi besi) dengan mendistribusikan kepada sasaran ibu
hamil melalui bidan desa dan sasaran remaja putri ke
sekolah tingkat SMP dan SMA atau sederajat.

Pedoman Program Prioritas Nasional 49


DO TTD adalah tablet yang mengandung zat besi 60 mg
dan asam folat 0,4 mg.
Pendistribusian TTD ibu hamil dan remaja putri adalah
memberikan TTD kepada ibu hamil dan remaja putri
sesuai sasaran dan kebutuhan yang telah didata.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase TTD bumil dan remaja putri
Numerator Jumlah bumil dan remaja putri yang mendapat TTD
Denumerator Jumlah sasaran bumil dan remaja putri
Target Pencapaian 84%-85% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah bumil / rematri yang mendapat TTD : jumlah
sasaran bumil / rematri yang ada x 100%
Desain Pengumpulan Format laporan bulanan
Data
Sumber Data Laporan bulanan
Besar Sampel Jumlah sasaran yang ada
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok
Instrument Dokumentasi
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang program gizi

9. Upaya Penurunan Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)


Judul Upaya penurunan cakupan ibu hamil Kurang energi
Kkronis (KEK)
Dasar Pemikiran Masih adanya ibu hamil dengan KEK
Dimensi Mutu Menurunnya angka kejdian ibu hamil dengan KEK.
Tujuan Menurunkan cakupan ibu hamil KEK dengan upaya
Memberikan pengetahuan tentang masalah gizi,
pencegahan dan penanggulangannya kepada ibu
hamil melalui metode edukasi/penyuluhan, kunjungan
rumah dan konseling gizi serta Pemberian Makanan
Tambahan berbasis pangan lokal
DO Ibu hamil KEK adalah ibu hamil dengan hasil

Pedoman Program Prioritas Nasional 50


pengukuran LiLA < 23,5 cm
Edukasi / penyuluhan adalah kegiatan memberikan
pengetahuan, motivasi, menanamkan keyakinan dan
meningkatkan kemampuan serta menyadarkan dan
merubah perilakuyarakat tentang masalah gizi ke arah
yang lebih baik
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase ibu hamil KEK
Numerator Ibu hamil KEK
Denumerator Jumlah sasaran ibu hamil
Target Pencapaian 80%
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah kasus bumil KEK : jumlah bumil yang ada x
100%
Desain Pengumpulan Format laporan hasil pemantauan bumil
Data
Sumber Data Kohort ibu hamil
Besar Sampel Jumlah sasaran bumil
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program Gizi

8.2.2. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB)
1. Upaya Peningkatan Cakupan Kunjungan Bumil Dan Pelayanan Kesehatan
Bumil
Judul Upaya peningkatan cakupan kunjungan Bumil dan
Pelayanan Kesehatan Bumil
Dasar Pemikiran Cakupan kunjungan Bumil dan Pelayanan Kesehatan
Bumil harus mencapai target
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan kunjungan Bumil dan
Pelayanan Kesehatan Bumil
Tujuan Memberikan pengetahuan tentang pentingnya
memeriksakan kehamilan secara rutin setiap bulan
Pedoman Program Prioritas Nasional 51
melalui Kelas Ibu Hamil dan pemantauan ibu hamil
Resti agar dapat dilakukan pencegahan dan
penanggulangannya sejak dini.
DO Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar bagi para
calon ibu tentang Kesehatan bagi ibu hamil secara
keseluruhan dengan memberikan edukasi tentang
proses kehamilan dan persalinan lancer serta
pengetahuan dasar pemeliharaan bayi pada fase awal
kehidupannya.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase kunjungan ibu hamil pertama (K1) dan
kunjungan ibu hamil lengkap (K6)
Numerator Jumlah kunjungan ibu hamil (K1 dan K6)
Denumerator Jumlah sasaran ibu hamil yang ada
Target Pencapaian 100% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah K1 / K6 : jumlah sasaran bumil yang ada x
100%
Desain Pengumpulan Format laporan K1 dan K6
Data
Sumber Data Kohort ibu hamil
Besar Sampel Jumlah sasaran bumil
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program KIA

2. Upaya Peningkatan Cakupan Persalinan dan Pelayanan Nifas oleh Nakes


di Fasyankes
Judul Upaya Peningkatan Cakupan Persalinan dan
Pelayanan Nifas oleh Nakes di Fasyankes.
Dasar Pemikiran Cakupan Persalinan dan Pelayanan Nifas oleh Nakes
di Fasyankes harus mencapai target yang telah
ditetapkan.

Pedoman Program Prioritas Nasional 52


Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan pelayanan persalinan dan
pelayanan nifas oleh Nakes di fasyankes
Tujuan Untuk mencegah dan menanggulangi sejak dini
adanya komplikasi persalinan dan masa nifas serta
kematian noenatus dengan melengkapi sarana dan
prasaranapersalinan dan pelatihan perawatan pasca
persalinan/nifas bagi nakes di puskesmas
DO Ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan
sesuai standar di fasyankes yang dilakukan oleh
tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase pelayanan persalinan dan pelayanan nifas
oleh Nakes di fasyankes
Numerator Jumlah persalinan dan pelayanan nifas oleh Nakes
Denumerator Jumlah sasaran persalinan / nifas
Target Pencapaian 100% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah persalinan dan pelayanan nifas : jumlah
sasaran persalinan / nifas yang ada x 100%
Desain Pengumpulan Format laporan ibu nifas
Data
Sumber Data Kohort ibu nifas
Besar Sampel Jumlah sasaran bumil
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program KIA

3. Upaya Peningkatan Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus Pertama


(KN1) dan Pelayanan neonatus 0-28 hari (KN lengkap)
Judul Upaya Peningkatan Cakupan Pelayanan Kesehatan
Neonatus Pertama (KN1) dan Pelayanan neonates 0-
28 hari (KN lengkap)
Dasar Pemikiran Cakupan Kunjungan Neonatus Pertama (KN1) dan
Pedoman Program Prioritas Nasional 53
Pelayanan Neonatus 0-28 hari (KN lengkap) harus
mencapai target.
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan Kunjungan Neonatus Pertama
(KN1) dan Pelayanan Neonatus 0-28 hari (KN lengkap).
Tujuan Untuk memantau kesehatan neonatus termasuk
neonatus resti guna mencegah dan menanggulangi
sejak dini kasus kematian neonatus.
DO Neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar melalui kegiatan pemantauan pada
kunjungan neonatus (home visit).
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase pelayanan Kesehatan neonatus KN1 dan
KN lengkap.
Numerator Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan
Kesehatan (KN1 dan KN lengkap)
Denumerator Jumlah sasaran neonatus yang ada
Target Pencapaian 100% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan
kesehatan : jumlah sasaran neonatus yang ada x
100%
Desain Pengumpulan Format laporan neonatus
Data
Sumber Data Laporan neonatus KN1 dan KN lengkap
Kohort Bayi
Besar Sampel Jumlah sasaran neonatus
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program KIA

4. Upaya Peningkatan Penanganan Komplikasi Neonatus


Judul Upaya Peningkatan Penanganan Komplikasi Neonatus
Dasar Pemikiran Cakupan penanganan komplikasi neonatus harus

Pedoman Program Prioritas Nasional 54


mencapai target.
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan penanganan Neonatus..
Tujuan Untuk menurunkan resiko kecacatan atau kematian
yang disebabkan oleh kejadian komplikasi pada
neonatus (asfiksia, BBLR, icterus, hipotermia, tetanus
neonatorum, infeksi/sepsis, trauma dan kelainan
kongenital melalui pelayanan sesuai standar.
DO Neonatus yang mengalami komplikasi mendapatkan
penanganan sesuai standar oleh Nakes terlatih baik di
rumah, sarana pelayanan Kesehatan dasar atu
rujukan.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase penanganan komplikasi neonatus.
Numerator Jumlah kasus komplikasi neonatus yang mendapatkan
penanganan
Denumerator Jumlah sasaran kasus komplikasi neonatus yang ada
Target Pencapaian 100% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah kasus komplikasi neonatus : jumlah sasaran
kasus komplikasi neonatus yang ada x 100%
Desain Pengumpulan Format laporan kasus komplikasi neonatus
Data
Sumber Data Laporan kasus komplikasi neonatus
Kohort Bayi
Besar Sampel Jumlah kasus komplikasiS neonatus
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program KIA

8.2.3. Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi


2. Upaya Peningkatan Cakupan Bayi 0-11 Bulan Mendapatkan Imunisasi
Dasar Lengkap
Judul Upaya Peningkatan Cakupan Bayi 0-11 Bulan
Pedoman Program Prioritas Nasional 55
Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
Dasar Pemikiran Cakupan Bayi 0-11 Bulan Mendapatkan Imunisasi
Dasar Lengkap harus mencapai target.
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan Bayi 0-11 Bulan Mendapatkan
Imunisasi Dasar Lengkap
Tujuan Untuk mencegah penyebaran penyakit yang
disebabkan oleh bakteri atau virus dengan membentuk
daya tahan tubuh dari vaksin yang disuntikkan
DO Imunisasi dasar lengkap adalah imunisasi yang
diberikan kepada bayi usia 0-11 bulan yang diberikan
secara bertahap sesuai usia bayi (usia 1 bulan : vaksin
BCG, Polio1; usia 2 bulan: vaksin DPT-HB-Hib1,
Polio2; usia 3 bulan : vaksin DPT-HB-Hib2, Polio3; usia
4 bulan : vaksin DPT-HB-Hib3, Polio4; usia 9
bulan :vaksin Campak dengan cara disuntikan sesuai
prosedur.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase bayi 0-11 bulan mendapatkan imunisasi
dasar lengkap.
Numerator Jumlah bayi 0-11 bulan mendapatkan imunisasi dasar
lengkap
Denumerator Jumlah sasaran bayi 0-11 bulan yang ada
Target Pencapaian 90% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah bayi 0-11 bulan mendapatkan imunisasi dasar
lengkap : jumlah sasaran bayi 0-11 bulan yang ada x
100%
Desain Pengumpulan Format laporan imunisasi
Data Aplikasi
Sumber Data Laporan hasil kegiatan imunisasi di posyandu
Besar Sampel Jumlah sasaran bayi 0-11 bulan
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program imunisasi
Pedoman Program Prioritas Nasional 56
3. Upaya Peningkatan Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap pada Anak usia
12-24 Bulan
Judul Upaya Peningkatan Cakupan Imunisasi Dasar
Lengkap pada Anak 12-24 Bulan
Dasar Pemikiran Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap pada anak usia
12-23 bulan harus mencapai target.
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
pada Anak 12-24 Bulan
Tujuan Untuk mencegah penyebaran penyakit yang
disebabkan oleh bakteri atau virus dengan membentuk
daya tahan tubuh dari vaksin yang disuntikkan
DO Imunisasi dasar lengkap pada anak 12-23 bulan
adalah pemberian vaksin DPT-HB-Hib dan
Campak/MR lanjutan.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase imunisasi dasar lengkap pada usia 12-23
bulan
Numerator Jumlah anak 12-23 bulan mendapatkan imunisasi
dasar lengkap
Denumerator Jumlah sasaran anak 12-23 bulan yang ada
Target Pencapaian 90% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah anak 12-23 bulan mendapatkan imunisasi
dasar lengkap lanjutan : jumlah sasaran anak 12-23
bulan yang ada x 100%
Desain Pengumpulan Format laporan imunisasi
Data Aplikasi
Sumber Data Laporan hasil kegiatan imunisasi di posyandu
Besar Sampel Jumlah sasaran anak 12-23 bulan
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data

Pedoman Program Prioritas Nasional 57


Penanggung Jawab Pemegang Program imunisasi

4. Upaya Peningkatan Cakupan Anak yang mendapat Imunisasi Lanjutan


Lengkap Usia Sekolah Dasar
Judul Upaya Peningkatan Cakupan Anak yang mendapat
Imunisasi Lanjutan Lengkap usia Sekolah Dasar.
Dasar Pemikiran Cakupan anak yang mendapat Imunisasi Lanjutan
Lengkap usia Sekolah Dasar harus mencapai target.
Dimensi Mutu Meningkatnya CakupanAnak mendapat Imunisasi
Lanjutan Lengkap usia Sekolah Dasar.
Tujuan Untuk mencegah penyebaran penyakit yang
disebabkan oleh bakteri atau virus dengan membentuk
daya tahan tubuh dari vaksin yang disuntikkan
DO Imunisasi lanjutan lengkap usia Sekolah Dasar adalah
pemberian vaksin DT dan Campak/MR pada kelas 1,
vaksin TD pada kelas 2 dan 5 yang dilakukan sesuai
jadwal BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase anak usia sekolah dasar yang mendapat
imunisasi lanjutan lengkap kelas 1,2 dan 5.
Numerator Jumlah anak usia sekolah kelas 1,2 dan 5
mendapatkan imunisasi lanjutan lengkap
Denumerator Jumlah sasaran anak kelas 1,2 dan 5 usia sekolah
dasar yang ada
Target Pencapaian 90% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah anak usia sekolah dasar kelas 1,2 dan 5
mendapatkan imunisasi lanjutan lengkap : jumlah
sasaran anak usia sekolah kelas 1,2 dan 5 yang ada x
100%
Desain Pengumpulan Format laporan imunisasi
Data Aplikasi
Sumber Data Laporan hasil kegiatan imunisasi di posyandu
Besar Sampel Jumlah sasaran anak 12-23 bulan
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Pedoman Program Prioritas Nasional 58
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program imunisasi

8.2.4. Program Penanggulangan Tuberkulosis


2. Upaya Peningkatan Cakupan Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis
Judul Upaya Peningkatan Cakupan Penemuan dan
Pengobatan Tuberkulosis
Dasar Pemikiran Cakupan penemuan dan pengobatan tuberculosis
harus mencapai target
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan penemuan dan pengobatan
tuberkulosis
Tujuan Menemukan kasus tuberculosis melalui penjaringan
dan pemeriksaan suspek tuberculosis di wilayah kerja
puskesmas dan memberikan pengobatan kepada
suspek yang positif tuberkulosisi dari hasil penapisan
tersebut.
DO Penjaringan/penapisan tuberculosis adalah prosedur
yang digunakan spesialis medis untuk mengidentifikasi
atau menditeksi dini adanya infeksi tuberculosis pada
suspek yang diperiksa. Pengobatan tuberculosis
adalah memberikan obat anti tuberculosis (OAT)
sesuai prosedur pada pasien positif tuberculosis.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase penemuan dan pengobatan tuberkulosis
Numerator Jumlah penemuan dan pengobatan tuberkulosis
Denumerator Jumlah sasaran / suspek yang diperiksa
Target Pencapaian 85% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah penemuan dan pengobatan TB : jumlah
sasaran/suspek yang diperiksa x 100%
Desain Pengumpulan Format laporan TB
Data Aplikasi
Sumber Data Register TB
Besar Sampel Jumlah sasaran / suspek TB
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan

Pedoman Program Prioritas Nasional 59


Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program Tuberkulosis

3. Upaya Peningkatan Cakupan Pasien DM yang diskrining Tuberkulosis


Judul Upaya Peningkatan Cakupan Pasien DM yang
diskrining Tuberkulosis
Dasar Pemikiran Cakupan pasien DM yang diskrining tuberculosis harus
mencapai target
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan pasien DM yang diskrining
tuberculosis.
Tujuan Menemukan kasus tuberculosis pada pasien penderita
Diabetes Mellitus melalui penjaringan/skrining dengan
pemeriksaan tuberculosis di wilayah kerja puskesmas.
DO Penjaringan/penapisan/skrining tuberculosis pada
pasien DM adalah prosedur yang digunakan spesialis
medis untuk mengidentifikasi atau menditeksi dini
adanya infeksi tuberculosis pada pasien penderita DM.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase pasien DM yang diskrining TB
Numerator Jumlah penemuan tuberculosis pada pasien DM
Denumerator Jumlah sasaran pasien DM yang ada
Target Pencapaian 85% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah pasien DM yang diskrining : jumlah
sasaran/pasien DM yang ada x 100%
Desain Pengumpulan Format laporan TB dan DM
Data Aplikasi
Sumber Data Register TB dan DM
Besar Sampel Jumlah sasaran / pasien DM
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan

Pedoman Program Prioritas Nasional 60


Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program Tuberkulosis

4. Upaya Peningkatan Cakupan Pemberian Terapi pencegahan Tuberkulosis (TPT)


pada kontak serumah
Judul Upaya Peningkatan Cakupan Pemberian Terapi
pencegahan Tuberkulosis (TPT) pada kontak serumah.
Dasar Pemikiran Cakupan Pemberian Terapi pencegahan Tuberkulosis
(TPT) pada kontak serumah harus mencapai target
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan Pemberian Terapi pencegahan
Tuberkulosis (TPT) pada kontak serumah.
Tujuan Pemberian terapi pencegahan tuberculosis (TPT) pada
kontak serumah dengan melakukan pelacakan dan
pemeriksaan pada kontak TB serumah serta
memberikan konseling pada keluarganya.
DO TPT adalah merupakan salah satu Langkah untuk
mencegah orang Infeksi Laten Tuberkulosis (kontak
serumah) yang berkembang menjadi sakit TBC positif
melalui pemeriksaan, pemberian obat sesuai panduan
TPT serta konseling pada keluarganya.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase Pemberian Terapi Pencegahan TB (TPT)
pada kontak serumah.
Numerator Jumlah pemberian Terapi Pencegahan TB pada kontak
serumah
Denumerator Jumlah sasaran / suspek yang ada
Target Pencapaian 85% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah pemberian Terapi Pencegahan TB : jumlah
sasaran/suspek yang ada x 100%
Desain Pengumpulan Format laporan TB
Data Aplikasi
Sumber Data Register TB
Besar Sampel Jumlah sasaran / suspek TB
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Pedoman Program Prioritas Nasional 61
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program Tuberkulosis

8.2.5. Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Faktor Resikonya


1. Upaya Peningkatan Cakupan Desa yang Melakukan Posbindu PTM
Judul Upaya Peningkatan Cakupan Desa yang Melakukan
Posbindu PTM .
Dasar Pemikiran Cakupan Desa yang Melakukan Posbindu PTM . harus
mencapai target
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan Desa yang Melakukan Posbindu
PTM
Tujuan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pencegahan dan penemuan dini faktor resiko PTM.
DO Posbindu PTM merupakan kegiatan yang melibatkan
peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi dini
dan pemantauan faktor resiko PTM Utama (DM,
kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD),
penyakit paru obstruktif kronia (PPOK) dan gangguan
akibat kecelakaan dan tindak kekerasan) yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase Desa yang Melakukan Posbindu PTM
Numerator Jumlah desa yang melakukan posbindu PTM rutin
Denumerator Jumlah desa yang ada di wilayah kerja puskesmas
Target Pencapaian 100% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah Desa yang Melakukan Posbindu PTM: jumlah
desa yang ada di wilayah kerja puskesmas x 100%
Desain Pengumpulan Format laporan posbindu PTM
Data
Sumber Data Laporan kegiatan Posbindu PTM
Besar Sampel Jumlah desa di wilayah kerja
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Pedoman Program Prioritas Nasional 62
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program PTM

2. Upaya Peningkatan Cakupan Penduduk yang Mendapatkan Pelayanan


Pemeriksaan Tekanan Darah
Judul Upaya Peningkatan Cakupan Penduduk yang
Mendapatkan Pelayanan Pemeriksaan Tekanan Darah
Dasar Pemikiran Cakupan Penduduk yang Mendapatkan Pelayanan
Pemeriksaan Tekanan Darah. harus mencapai target
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan Penduduk yang Mendapatkan
Pelayanan Pemeriksaan Tekanan Darah
Tujuan Untuk mendeteksi secara dini penyakit hipertensi
sebagai upaya pencegahan sekunder sehingga
terhindar dari mengalami kondisi kesehatan lebih
lanjut.
DO Pelayanan Kesehatan sesuai standar bagi semua
warga masyarakat penderita tekanan darah tinggi usia
> 15 tahun melalui pengukuran tekanan darah, edukasi
perubahan gaya hidup (diet seimbang dan aktifitas
fisik) dan kepatuhan minum obat, pemberian terapi
farmakologi jika hasil pemeriksaan TDS > 140 mmHg.
Diberikan rujukan ke faskes tk. Lanjut pada penderita
hipertensi komplikasi.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase Penduduk yang Mendapatkan Pelayanan
Pemeriksaan Tekanan Darah
Numerator Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Pelayanan
Pemeriksaan Tekanan Darah
Denumerator Jumlah penduduk/sasaran yang ada di wilayah kerja
puskesmas
Target Pencapaian 100% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Pelayanan
Pemeriksaan Tekanan Darah: jumlah
penduduk/sasaran yang ada di wilayah kerja
puskesmas x 100%
Desain Pengumpulan Format Laporan hasil kegiatan
Pedoman Program Prioritas Nasional 63
Data

Sumber Data Register rawat jalan, register posbindu


Besar Sampel Jumlah penduduk/sasaran
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program PTM

3. Upaya Peningkatan Cakupan Penduduk yang Mendapatkan Pelayanan


Pemeriksaan Gula Darah
Judul Upaya Peningkatan Cakupan Penduduk yang
Mendapatkan Pelayanan Pemeriksaan Gula Darah
Dasar Pemikiran Cakupan Penduduk yang Mendapatkan Pelayanan
Pemeriksaan Gula Darah. harus mencapai target
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan Penduduk yang Mendapatkan
Pelayanan Pemeriksaan Gula Darah
Tujuan Untuk mendeteksi secara dini penyakit diabetes
melitus sebagai upaya pencegahan sekunder sehingga
terhindar dari mengalami kondisi kesehatan lebih
lanjut.
DO Pelayanan Kesehatan sesuai standar bagi semua
warga masyarakat penderita diabetes melitus usia >
15 tahun melalui pengukuran gula darah sewaktu
(GDS) , edukasi perubahan gaya hidup (diet seimbang
dan aktifitas fisik) dan kepatuhan minum obat,
pemberian terapi farmakologi jika hasil pemeriksaan
GDS > 200 mm/dl. Diberikan rujukan ke faskes tk.
Lanjut pada penderita hipertensi komplikasi.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase Penduduk yang Mendapatkan Pelayanan
Pemeriksaan Gula Darah
Numerator Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Pelayanan
Pemeriksaan Gula Darah
Denumerator Jumlah penduduk/sasaran yang ada di wilayah kerja
Pedoman Program Prioritas Nasional 64
puskesmas
Target Pencapaian 100% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Pelayanan
Pemeriksaan Gula Darah: jumlah penduduk/sasaran
yang ada di wilayah kerja puskesmas x 100%
Desain Pengumpulan Format Laporan hasil kegiatan
Data
Sumber Data Register rawat jalan, register posbindu
Besar Sampel Jumlah penduduk/sasaran
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program PTM

4. Upaya Peningkatan Cakupan Jumlah Penduduk Perempuan 30-45 tahun yang


Melakukan Pemeriksaan IVA
Judul Upaya Peningkatan Cakupan Penduduk Perempuan
30-45 tahun yang Melakukan Pemeriksaan IVA
Dasar Pemikiran Cakupan Penduduk Perempuan 30-45 tahun yang
Melakukan Pemeriksaan IVA
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan Perempuan 30-45 tahun yang
Melakukan Pemeriksaan IVA
Tujuan Untuk mendeteksi secara dini penyakit kanker
payudara dan kanker leher rahim sebagai upaya
pencegahan sekunder sehingga terhindar dari
mengalami kondisi Kesehatan lebih lanjut
DO Pelayanan Kesehatan bagi semua penduduk wanita
usia 30-45 tahun melalui pelayanan pemeriksaan IVA,
edukasi perubahan gaya hidup (diet seimbang dan
aktifitas fisik) jika hasil pemeriksaan reaktif diberikan
rujukan ke faskes tk. lanjut.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan

Pedoman Program Prioritas Nasional 65


Satuan Pengukuran Persentase Penduduk Perempuan 30-45 tahun yang
Melakukan Pemeriksaan IVA
Numerator Jumlah Penduduk Perempuan 30-45 tahun yang
Melakukan Pemeriksaan IVA
Denumerator Jumlah Perempuan 30-45 tahun yang ada di wilayah
kerja puskesmas
Target Pencapaian 100% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah Penduduk Perempuan 30-45 tahun yang
Melakukan Pemeriksaan IVA : jumlah
penduduk/sasaran Perempuan 30-45 tahun yang ada
di wilayah kerja puskesmas x 100%
Desain Pengumpulan Format Laporan hasil kegiatan
Data
Sumber Data Register rawat jalan, register posbindu
Besar Sampel Jumlah penduduk/sasaran
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program PTM

5. Upaya Peningkatan Cakupan Kasus Hipertensi yang mendapatkan Pengobatan


berstandar
Judul Upaya Peningkatan Cakupan Kasus Hipertensi yang
mendapatkan Pengobatan berstandar
Dasar Pemikiran Cakupan Kasus Hipertensi yang mendapatkan
Pengobatan berstandar harus mencapai target
Dimensi Mutu Meningkatnya Cakupan Kasus Hipertensi yang
mendapatkan Pengobatan berstandar
Tujuan Memberikan pelayanan Kesehatan sesuai standar
pada kasus hipertensi agar dapat menurunkan factor
resiko terjadinya komplikasi atau kondisi Kesehatan
lebih lanjut.
DO Pelayanan Kesehatan sesuai standar bagi semua
penderita hipertensi usia > 15 tahun melalui
Pedoman Program Prioritas Nasional 66
pengukuran tekanan darah, edukasi perubahan gaya
hidup (diet seimbang dan aktifitas fisik) dan kepatuhan
minum obat, pemberian terapi farmakologi jika hasil
pemeriksaan TDS > 140 mmHg. Diberikan rujukan ke
faskes tk. Lanjut pada penderita hipertensi komplikasi.
Tipe Indikator Indikator mutu pelayanan
Satuan Pengukuran Persentase Kasus Hipertensi yang mendapatkan
Pengobatan berstandar
Numerator Jumlah Kasus Hipertensi yang mendapatkan
Pengobatan berstandar
Denumerator Jumlah seluruh penderita Hipertensi yang ada di
wilayah kerja.
Target Pencapaian 100% (2022-2024)
Kriteria Inklusife
Formula Jumlah Kasus Hipertensi yang mendapatkan
Pengobatan berstandar : jumlah penderita hipertensi
yang ada di wilayah kerja puskesmas x 100%
Desain Pengumpulan Format Laporan hasil kegiatan
Data
Sumber Data Register rawat jalan, register posbindu
Besar Sampel Jumlah penduduk/sasaran penderita hipertensi
Frekwensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Pengumpulan Setiap bulan
Data
Periode Analisa Data Tri bulan
Penyajian Data Minlok bulanan
Instrument Dokumentasi kegiatan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Pemegang Program PTM

Pedoman Program Prioritas Nasional 67


BAB IX

PENUTUP

Pedoman Program Prioritas Nasional 68


Pedoman Program Prioritas Nasional Puskesmas telah dilakukan melalui
serangkaian kegiatan dan melibatkan lintas sektor dan lintas program terkait.
Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi Tim Program
Prioritas Nasional, Penanggungjawab dan Pelaksana Program terkait di
Puskesmas dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk
meningkatkan efektifitas pemanfaatan pedoman ini, hendaknya Koordinator,
Penanggungjawab dan Pelaksana Program di Puskesmas dapat
menjabarkannya dalam protap ( prosedur tetap) yang berisi langkah-langkah dari
setiap kegiatan sesuai kondisi Puskesmas.

Koordinator Program Prioritas Nasional Puskesmas

Pedoman Program Prioritas Nasional 69

Anda mungkin juga menyukai