Pembedahan merupakan cara medis untuk menangani kondisi yang sulit apabila hanya dengan menggunakan obat-obatan yang sederhana (Potter & Perry,2010). Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (Sjamsuhidajat R, 2011). Pembedahan merupakan serangkaian peristiwa kompleks yang menegangkan yang dilakukan di ruang operasi rumah sakit (Brunner & Suddarth, 2002). 1.2 Klasifikasi Pembedahan Jenis prosedur pembedahan dapat diklasifikasikan berdasarkan sesuai dengan keseriusan dan kegawatan (Potter & Perry 2010). Klasifikasi pembedahan dapat dibagi sebagai berikut : a. Berdasarkan tingkat keseriusan atau emergensi 1. Bedah Mayor (Operasi Besar) Bedah mayor merupakan pembedahan yang bersifat emergensi dan urgen yang menyebabkan adanya perubahan yang luas pada bagian tubuh, dan dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan. Tujuan dari pembedahan mayor ini adalah untuk menyelamatkan nyawa, mengangkat atau memperbaiki bagian tubuh, memperbaiki fungsi tubuh dan meningkatkan kesehatan. Pembedahan ini menggunakan anastesi umum, pembedahan ini lebih serius dibandingkan dengan pembedahan lainya dan seringkali menimbulkan respon psikologis (Long. C, 1996). 2. Bedah Minor Bedah minor merupakan operasi umum yang bersifat selektif, mengakibatkan perubahan yang kecil pada bagian tubuh, biasanya dilakukan untuk memperbaiki deformitas, dan resiko yang terjadi lebih rendah dibandingkan dengan bedah mayor (Potter & Perry, 2010). Bedah minor ini bertujuan untuk memperbaiki fungsi tubuh, mengangkat lesi pada kulit dan memperbaiki deformitas. Pembedahan yang sering dilakukan contohnya, pencabutan gigi, kuretase, pengangkatan kutil, pengangkatan tumor jinak atau kista. Anastesi yang sering digunakan pada pembedahan ini ialah anastesi lokal (Potter & Perry, 2010). b. Berdasarkan Tingkat Urgensi Menurut Potter & Perry, 2010 berdasarkan tingkat urgensi klasifikasi pembedahan dibagi menjadi : 1. Elektif Pembedahan ini dilakukan berdasarkan pilihan pasien, pembedahan ini tidak begitu penting dan tidak dibutuhkan untuk kesehatan. Pembedahan ini biasanya dilakukan pada operasi plastik atau wajah, dan rekonstruksi payudara atau vagina. 2. Gawat atau Urgent Pembedahan ini sangat diperlukan untuk kesehatan pasien, dapat mencegah terjadinya masalah lebih lanjut seperti destruksi jaringan atau fungsi organ yang terganggu. Pembedahan ini bersifat segera, indikasi pembedahan antara 24-30 jam. Pembedahan ini dilakukan pada kasus seperti eksisi tumor ganas, pengangkatan batu kandung empedu, pengangkatan batu ureter dan batu ginjal. 3. Darurat atau Emergency Pembedahan ini bersifat segera karena bila tidak dilakukan dengan segera dapat mengancam jiwa, indikasi pembedahan ini tidak dapat ditunda. Pembedahan harus segera dilakukan karena untuk menyelamatkan jiwa atau mempertahankan fungsi organ, misalnya dilakukan untuk memperbaiki perforasi appendik, memperbaiki amputasi traumatic, dan mengontrol perdarahan internal. 1.3 Persiapan Pembedahan Pada Pasien Pre Operasi Persiapan operasi dilakukan terhadap pasien dimulai sejak pasien masuk ke ruang perawatan sampai saat pasien berada di kamar operasi sebelum tindakan pembedahan dilakukan. Tahap-tahap yang dilakukan sebelum pembedahan adalah persiapan fisik, persiapan mental/psikis, latihan sebelum operasi (Preoperatif exercise), informed consent, dan pemberian obat-obatan pre-medikasi. Dukungan mental/psikis pasien dapat dilakukan dengan cara membantu pasien mengetahui tentang tindakan-tindakan yang dialami pasien sebelum operasi, memberikan informasi pada pasien tentang waktu operasi, hal-hal yang akan dialami oleh pasien selama proses operasi, menunjukkan tempat kamar operasi, dan sebagainya; memberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindakan persiapan operasi sesuai dengan tingkat perkembangan, gunakan bahasa yang sederhana. Dengan demikian, dengan adanya pemberian informasi yang lengkap, kecemasan yang dialami oleh pasien akan diturunkan dan mempersiapkan mental pasien dengan baik; memberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan tentang segala prosedur yang ada. Juga memberi kesempatan pada pasien dan keluarga untuk berdoa bersama-sama sebelum pasien diantar ke kamar operasi; mengoreksi pengertian yang salah tentang tindakan pembedahan dan hal-hal lain karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan pada pasien; kolaborasi dengan dokter, terkait dengan pemberian terapi pre medikasi, seperti valium dan diazepam sebelum pasien tidur untuk menurunkan kecemasan dan pasien dapat tidur sehingga kebutuhan istirahatnya terpenuhi. Persiapan mental yang kurang memadai dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pasien dan keluarganya (Majid dkk, 2011). 1.4 Pengaturan Diet Pasca Bedah dengan Kegawatan Pasien dalam kondisi kritis: diberikan makanan enteral dengan dengan pemberian secara Kontinyu (pemberian dengan tetesan scr terus menerus selama 24 jam). Apabila pasien belum flatus tidak masalah, tetap diberikan makanan enteral secara Kontinyu. Pasien dengan ventilator (di Ruang ICU) lambung tertekan, intra abdomen meningkat, perlu obat prokinetik yg mempercepat pengosongan lambung (paling cepat 2 jam), apbl pengosongan lambung terlambat akan menyebabkan kembung. Adanya peradangan (inflamasi) akan mengganggu peristaltik usus. Pada pasien dengan trauma saluran cerna, apbl secara klinis membaik, maka Leukosit akan menurun yang semula pasien diberikan diet cair dapat dapat ditingkatkan konsistensi makanannya dan ditambah obat prokinetik. Pada pasien dengan bedah Digestif, menunggu 6 jam baru diberikan TPN (Total Parenteral Nutrisi), setelah 24 jam pertama bisa diberikan Clear Fluid (D5%) utk merangsang peristaltik usus spy cepat flatus. Apbl Clear fluid tidak bermasalah, maka bisa dilanjutkan dengan Sonde (Makanan lewat pipa) DAFTAR PUSTAKA Kurniawan, A., Kurnia, E., & Triyoga, A. (2018). Pengetahuan Pasien Pre Operasi Dalam Persiapan Pembedahan. Jurnal Penelitian Keperawatan, 4(2). Malang, M. D. C. P. K. Pengaruh Jaw Relaxation terhadap Tingkat Nyeri. Sriharyanti, D. E., & Arif, S. (2016). Pengaruh Mobilisasi Dini Rom Pasif Terhadap Pemulihan Peristaltik Usus Pada Pasien Paska Pembedahan Dengan Anestesi Umum Di Smc Rs Telogorejo. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 2(5). Wijaya, D. A., Rahmawati, I., & J Pratiwi, C. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTURE OF FEMUR DENGAN MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAS DI RSAL SURABAYA (Doctoral dissertation, Perpustakaan Universitas Bina Sehat).
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis